Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul tahapan dan media
ghazwul fikri ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
dosen pada mata kuliah agama . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang ghazwul fikri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Reza Noor Umboro, S.HI., M.M.Pd.I.,
M.E., selaku dosen mata kuliah agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Mataram,03-05-2020

Muhammad Azriel Satriaman


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

LANDASAN TEORI........................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................6

KESIMPULAN DAN PENUTUP...................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

2
PENDAHULUAN
Ghazwul fikri, yang bermakna perang pemikiran, merupakan strategi perang selain
perang fisik. Kenapa muncul strategi ini? Perang fisik tentu saja menguras SDM yang
tidak sedikit, belum taruhannya nyawa. Ongkos perang fisik juga sangat mahal,
disamping dampak kerusakannya yang luar biasa besar. Jadi kalau dikalkulasi perang
fisik cost-nya sangat besar. Berbeda dengan perang pemikiran, tidak ada korban nyawa
secara nyata, biaya juga bisa ditekan bahkan mungkin tanpa biaya hanya berdasarkan
kekuatan pengaruh, dan tidak terlalu merusak sumber daya alam/lingkungan.Tapi
ghazwul fikri, sasaran targetnya bisa dalam jumlah besar. Bahkan bisa mendunia kalau
tujuannya memang globalisasi dilakukan dengan cara yang masif pula.

LANDASAN TEORI
Secara Bahasa, ghazwul fikri terdiri dari dua suku kata yaitu ghazwah dan fikr.
Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan fikr berarti pemikiran. Jadi,
secara bahasa ghazwul fikri diartikan sebagai invansi pemikiran.

Sebagian orang menyebut ghazwul fikr dengan istilah perang ideologi, perang budaya,


perang urat syaraf, dan perang peradaban. Intinya, ia adalah peperangan dengan format
yang berbeda, yaitu penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, tulisan, ide-ide,
teori, argumentasi, propaganda, dialog dan perdebatan.

Konon, orang yang pertama kali menyadari pentingnya metode baru dalam
menaklukkan Islam adalah Raja Louis IX. Setelah ditawan oleh pasukan muslim di Al-
Manshuriyah Mesir pada perang salib ke VII, di dalam memoarnya ia menulis: “Setelah
melalui perjalanan panjang, segalanya menjadi jelas bagi kita. Kehancuran kaum
muslimin dengan jalan konvensional (perang fisik) adalah mustahil. Karena mereka
memiliki metode yang jelas dan tegas diatas konsep jihad fii sabilillah. Dengan metode
ini, mereka tidak pernah mengalami kekalahan militer.” Ia melanjutkan: “Barat harus

3
menempuh jalan lain (bukan militer). Yaitu jalan ideologi dengan mencabut akar ajaran
itu dan mengosongkannya dari kekuatan, kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain
adalah dengan menghancurkan konsep-konsep dasar Islam dengan berbagai penafsiran
dan keragu-raguan. Sebelum menyimpulkan pengertian ghazwul fikri, perlu kita ketahui
empat kata kunci dan target dari ghazwul fikri ini.

1. Ifsadul akhlak (merusak akhlak), yaitu memporak-porandakan etika dan moral


kaum muslimin sehingga tidak lagi berakhlak sesuai etika dan moral ajaran
Islam. Kaum muslimin diserbu dengan budaya permissivisme (paham serba
boleh), hedonisme (paham memburu kelezatan materi), gemar bersenang-
senang, melepaskan insting tanpa kendali, berlebih-lebihan dalam memuaskan
kesenangan perut, mencabut nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan rasa malu
dari kalangan pria maupun wanita.

2. Tahthimul fikrah (menghancurkan pemikiran), yaitu mengacaukan pemahaman


kaum muslimin dengan memunculkan berbagai macam isme-isme yang asing
dan bertentangan dengan ajaran Islam, seperti: atheisme, materialisme,
komunisme, liberalisme, dan lain-lain.

3. Idzabatus syakhshiyyah (melarutkan kepribadiaan), yaitu menggoyahkan sikap


hidup kaum muslimin sehingga enggan beramar ma’ruf nahi munkar dan bahkan
bersikap mujamalah (basa-basi), toleran atau ikut-ikutan kepada orang-orang
yang menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam. Misalnya dengan dalih HAM,
tidak sedikit kaum muslimin ikut-ikutan mentolerir, bahkan melegalkan hal-hal
yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Contoh: lesbian, gay, biseksual, dan
transgander (LGBT).

4. Ar-Riddah (murtad), yaitu melepaskan kewajiban agama, mengingkarinya,


bahkan keluar dari agama.

4
PEMBAHASAN
Tahapan ghazwul fikri dibagi menjadi tiga tahapan yaitu sebelum jatuhnya khilafah,
semasa jatuhnya khilafah dan setelah jatuhnya khilafah. Sebelum saya menjelaskan
lebih detail tentang tahapan ghazwul fikri pada masa itu, saya akan menjelaskan secara
garis besar dahulu, jadi Fase sebelum jatuhnya khilafah dengan berbagai aktivitas
seperti orientalis, kristenisasi, dan memutuskan hubungan negeri-negeri dengan
khilafah. Manakala pada fase jatuhnya khilafah aktivitas ghazwul fkri adalah
memisahkan agama dengan negara, menyebarkan fitnah nasionalisme, menjatuhkan
khilafah dan terakhir adalah fase sesudah jatuhnya khilafah musuh islam melakukan
beberapa serangan misalnya perubahan di dalam politik, masyarakat dan akhlak.

Diantara pelaku ghazwul fikri ini adalah orientalist, misionarist, atheis, kaumiyah dan
barat. Kerusakan yang didapati diawali dengan sekuler di bidang pengajaran,
penerangan, perundang-undangan, menegakkan nasionalisme dan pembebasan wanita.

“Akan tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang


memperebutkan makanannya.” Lalu seseorang bertanya: ”Apakah karena saat itu
jumlah kita sedikit, yaa Rasulullah?”. Lalu Rasulullah menjawab, ”Tidak. Bahkan
jumlah kalian banyak, namun kalian seperti buih di tengah lautan. Dan Allah telah
mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah
menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya : ”Ya
Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda :
”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745).

Hal tersebut di atas telah disampaikan oleh Rasulullah pada 14 abad yang lalu dan
terbukti bahwa kondisi umat Islam sekarang adalah seperti yang telah dikabarkan oleh
Rasulullah SAW saat itu, yaitu bagai buih di tengah lautan, terombang ambing kesana
kemari tergantung angin dan gelombang yang membawanya. Kondisi ini memang ada
yang menginginkannya terjadi sebagaimana firman Allah SWT: “Orang-orang Yahudi
dan Nashrani tidak akan senang’ kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka”
(QS. al-Baqarah: 120)

5
1. Fase sebelum jatuhnya khilafah

Khilafah islamiyah merupakan kerajaan islam di dunia yang mencakupi negara-negara


islam.  Khilafah islamiyah selama berabad-abad telah menguasai dunia dan menjadi
ustaziatu alam.  Pihak kafir dengan kekuatan barat (kristian) dan kekuatan Timur
(Majusi) di bawah kekuasaan islam dan islam telah menyebar keseluruh dunia termasuk
ke negeri cina.  Kejayaan ini kemudian hancur secara bertahap yang kemudian berakhir
pada tahun 1924 di bawah khilafah usmaniyah. 

Kejayaan ini hancur disebabkan pihak luar yang menyerang melalui ghazwul fikri
sehingga kekuatan dalam melemah dan kemudian jatuh dan hilang dari permukaan
bumi.  Cara yang mereka lakukan untuk menghacurkan islam adalah ghazwul fikri
sebagai alternatif dari kekalahan mereka melalui ghazwul askari/fisik (perang senjata). 
Di antara usaha ini adalah secara sistematik dan dirancang dengan baik meraka belajar
islam, ketimuran dan kemudian mereka dikenal dengan orientalist. 

Orientalist ini senantiasa menjelekkan islam dengan menggunakan islam sebagai dalil. 
Selain itu usaha kristenisasi digalakkan sehingga mereka yang sudah tidak percaya
islam akan berpindah agama, orang islam yang miskin, orang islam yang lemah ilmu
dan akidah dan sebagainya.  Usaha yang cukup berhasil dilakukan oleh pihak musuh
pada fase sebelum kejatuhan khilafah islamiyah adalah memutuskan negeri-negeri
dengan khilafah, sehingga ashobiyah yang ditimbulkan menjadi isu utama
pertembungan di antara negara-negara islam. Dari pertembungan ini semakin lemah
khilafah islamiyah dan kemudian satu persatu negara islam di bawah khilafh islamiyah
telah keluar dari kekehilafahan dan membentuk negara masing-masing.  Penjajahan oleh
pihak kafir pun dimulai beriringan dengan kejatuhan khilafh islamiyah.  Sejarah
membuktikan hampir semua negara islam dijajah oleh pihak kafir.

2. Fase semasa jatuhnya khilafah

Pada saat jatuhnya khilafah islamiyah diperlancar dengan cara rnenyebarkan faham
nasionalisme kepada setiap negara islam. Kekauman, kesukuan, kebangsaan
dimunculkan secara hebat sehinggan muncul kepentingan-kepentingan yang bersifat

6
ashobiyah. Usaha menghilangkan peranan khilafah islamiyah diperlancar dengan
memisahkan agama dan kerajaan. Kepercayaan semakin berkurang terhadap peranan
khilafah dan juga peranan khilafah tidak lagi kuat bahkan pemberontakan pun mulai
terjadi sebagai warna perjajalan sejarah khilafh islamiyah.

Sejarah khilafah islamiyah di sertau  juga adanya pertembungan yang menghasilkan


berbagai puak dan memisahkan diri dari khilafah islam dan banyak nama-nama yang
muncul sebagai saingan saingan khilafah islamiyah yang sedang berjalan, namun
demikian keadaan yang tidak terkendali berlaku pada saat menjelang jatuhnya khilafah
islamiyah. Keadaan menjelang jatuhnya khilafah islamiyah secara keseluruhan adalah
muncul nasionalisme negara di setiap negara islam, munculnya perpisahan dari agama
dari kerajaan, terjadinya huruhara di beberapa tempat dan yang tidak kalah pentingnya
adalah usahan pihak kafir yang memperlancar kejatuhan khilafah islamiyah ini.

3. Fase setelah jatuhnya khilafah

Pihak musuh islam tidak berhenti usahanya setelah jatuhnya khilafah  islamiyah tetapi ia
tetap memperlancar dan menggiatkan usahanya untuk menjauhkan umat islam dari
agamanya. Usaha-usaha ini beriringan dengan  penjajahan-penjajahna terhadap negara
islam.  Di antara usaha mereka adalah adalah menjadikan urusan dunia sebagai sesuatu
yang berasingan dengan urusan akhirat.

Beberapa aktivitas mereka adalah bertujuan untuk menjadikan sekuler di bidang


pengajaran, penerangan, perundang-undangan. Selain itu mereka berushan menegakkan
nasionalisme dan melakukan pembebasan wanita. Usaha ini masih sangat dirasakan
hingga saat ini, contoh Turki yang mengamalkan nasionalisme di bawah Kamal
Attaturk. tetap disokong oleh pengikutnya hingga saat inii dan mereka setia dan
bersedia mati-matian mempertahnkan sekuler dan faham nasionalisme  walaupun
terbukti tidak dapat membawa bangsa Turki ke depan bahkan masih selalu tertinggal.

Pembebasan wanita merupakan ancaman yang sangat besar terhadap kehidupan


keluarga, masyarakat dan negara bahkan melaui pembebasan wanita semakin
menjatuhkan kualitas umat islam misalnya munculnya kerusakan akhlak dan

7
kehancuran masyarakat.  Cara-cara yang dilakukan oleh pihak musuh islam tidaklah
kentara tetapi mereka senantiasa membawanya dengan hiasan yang menarik hati dan
dapat merangsang mereka mengikutinya.

Dan sekarang saya akan menjelaskan tentang media ghazwul fikri pada masa dahulu
dan sekarang tentu media ghazwul fikri berbeda karena banyaknya perubahan dalam
media-media informasi yang ada, maka saya akan menjelaskan media ghazwul fikri
yang digunakan pada masa sekarang. Jadi banyak media yang dapat digunakan untuk
ghazwul fikri karena pemikiran orang barat pasti banyak memiliki pemikiran-pemikiran
yang tidak terpikirkan oleh orang lain untuk melawan pikiran kita sendiri.

1. Pers dan media informasi, dalam dunia modern, pers menempati posisi yang
sangat penting, antara lain adalah dapat membentuk opini umat. Bahkan sering
dikatakan bahwa barangsiapa yang menguasai pers, berarti dapat juga menguasai
dunia. Kalau yang menguasai pers itu adalah orang mukmin, yang benar-benar
paham dengan dakwah dan memang merupakan Da'i, maka pers yang
diterbitkanya tentu tidak akan menurunkan tulisan-tulisan yang merugikan
islam, memojokkan kaum muslimin atau menyakiti umat Nabi Muhammad
SAW. Tetapi kenyataan yang membuktikan, di dunia ini tak sedikit pers yang
menurunkan aneka bentuk tulisan yang substansi isinya bukan hanya
memojokkan islam, menyakiti hati kaum mukmin, menghina Nabi serta
melecehkan Al-quran, tetapi lebih dari sekedar itu. Musuh-musuh islam telah
menggunakan media sebagai corong yang efektif untuk merontokkan keislaman
kita. Dan keadaan bisa bertambah buruk lagi, kalau para pemimpin umat islam
bukanya memihak islam, tapi justru memihak dan membela musuh-musuh Allah
SWT.

2. Pendidikan, melalui beasiswa pelajar di negeri barat, perlahan mereka


menyimpangkan pandangan kita terhadap islam. Hingga saat ini sudah banyak
mahasiswa yang diberi beasiswa kuliah di luar negeri dan ketika kembali sudah
menjadi calon tokoh-tokoh kaum liberal.

8
3. Hiburan & Olahraga, baik hiburan tradisional maupun modern, hingga reality
show sudah mereka manfaatkan. Tidak hanya mendirikan cafe, bioskop, club,
lokalisasi, namun juga memanfaatkan radio, televisi, Hp, internet, dan
sebagainya. Selain itu mereka juga menyebutkan prestasi olahraga sebagai
bentuk kepahlawanan yang pantas dibanggakan, padahal dibalik itu semua
banyak perbuatan keji yang ditularkan kepada umat islam. Seperti judi,
menuman keras, menampakkan aurat dan masih banyak lagi.

4. Yayasan & LSM, dibungkus dalam kemasan islamiseperti bantuan sosial,


padahal dibalik itu mereka menawarkan pertukaran harta dengan agama mereka
hingga akhirnya masyarakat-masyarakat lemah harta (mustad'afin) menjadi
korban pemurtadan.

KESIMPULAN DAN PENUTUP


Jadi ghazwul fikri tersebut merupakan perang pemikiran yang dapat mempengaruhi otak
kita meskipun kita telah taat menjadi umat islam, mengapa begitu karena perang
pemikiran ini dapat melemahkan kita secara pelan-pelan dari dalam diri kita bahkan kita
sendiri dapat tidak menyadarinya. Banyak cara bangsa barat menyerang kita dengan
perang pemikiran ini karena pada dasarnya tujuan mereka adalah untuk merusak kita
dari dalam karena dari awal pertempuran dengan umat islam mereka telah mengakui
bahwa tidak akan kuat dengan perang fisik dan memutuskan dengan perang pemikiran
ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dakwatuna. (2014,05 06). Dahsyatnya Ghazwul Fikri :


https://www.dakwatuna.com/2014/05/06/50846/dahsyatnya-ghazwul-
fikri/#axzz6LO4PFfbs
Tarbawiyah. (2018, 01 20). Tarif Ghazwul Fikri dan Pengertian Ghazwul Fikri:
https://tarbawiyah.com/2018/01/20/tarif-ghazwul-fikri-pengertian-ghazwul-fikri/
Minanews. (2018). Ghazwul Fikri dan Kelompok Penebar Permusuhan :
https://minanews.net/ghazwul-fikri-dan-kelompok-penebar-permusuhan/

10

Anda mungkin juga menyukai