Sejarah Konservatisme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang koheren, merupakan respon dari
revolusi perancis, revolusi yang melawan tradisi, ancien rejime, kekuasaan yang telah
lama mapan. konservatisme berkembang di berbagai negara yaitu negara yang
mengalami revolusi dan yang terancam oleh revolusi terutama di negeri seperti jerman,
perancis dan inggris. Dalam, konservatisme terdapat istilah sayap kanan atau kelompok
kanan adalah istilah yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang berhubungan
dengan konservatisme, liberalisme, kelompok kanan agama, atau sekedar lawan dari
politik sayap kiri. Ciri menonjol yang membedakan kiri dan kanan adalah kebijakan
ekonomi. pihak kanan menganjurkan kapitalisme, sementara kiri menganjurkan
sosialisme (seringkali sosialisme demokrat) atau komunisme. Dan ciri dominan dari sayap
kanan adalah melestarikan nilai-nilai tradisional (sering berkaitan dengan agama).
Filsafat Konservatisme
Perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, perubahan sebaiknya
berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang suatu struktur politik dalam negara
atau masyarakat yang bersangkutan.Namun, biasanya ideologi ini, hanya diterapkan
sebagai dasar golongan tertentu, tidak sebagai dasar negara. Politik konservatif dinilai
cenderung “kolot” oleh para liberalis, karena konservatif selalu menjunjung tinggi nilai-
nilai tradisional tanpa satupun dilewatkan, akibatnya banyak ketidakseragamnya dengan
hukum di zaman sekarang, bagi kaum konservatif, konservatisme merupakan bentuk
skeptis dari kritik atas pemerintahan .