Anda di halaman 1dari 5

Contoh kemudaratan:

Orang yang di landa bahaya kelaparan di perkenankan makan binatang tanpa di sembelih atau
makan binatang yang di haramkan, misalnya : babi dan anjing.
2. Diperbolehkan merusak gedung dan alat-alat perlengkapan perang milik musuh dalam suatu
pertempuran.
3. Diperbolehkan membongkar kuburan untuk memandikan atau menghadapkan kiblat mayat
yang berada di dalamnya yang ketika di kubur belum di mandikan atau belum di hadapkan
kiblat.
Dalil
Qaidah bersumber dari firman Allah SWT
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.1[6]
) (
Tidak boleh membuat kemudharatan dan membalas kemudharatan.(HR.Ibnu Majjah ra di
takhrijkan oleh Ibnu Majjah dari Ibnu Abbas)2[7]

Qaidah-qaidah cabang yang dapat ditarik daripadanya


Dari qaidah ini dapat ditarik beberapa qaidah, antara lain :
.1
a. Kemudharatan itu menghalalkan larangan-larangan.3[8]
Qaidah cabang ini semakna dengan qaidah yang berbunyi :

Tidak ada keharaman beserta darurat dan tidak ada kemakruhan bersama kebutuhan.4[9]

,)(
apabila aku memerintahkan kepadamu suatu perintah, kerjakanlah semampumu dan apabila aku
melarang kamu sesuatu perbuatan tinggalkanlah.5[12](HR.Bukhari dan Muslim)

#

Dikalangan ulama ushul, yang dimaksud dengan keadaan darurat yang membolehkan seseorang
melakukan yang dilarang adalah keadaan yang memenuhi syarat sebagai berikut.
Pertama : kondisi darurat itu mengancam jiwa atau anggota badan. Hal ini berdasarkan ayat al-quran
surat al-baqarah : 177, al-maidah : 105, al-anam : 145, artinya menjaga jiwa (hifzh al-nafs)
seperti boleh memukul orang yang akan merebut harta milik kita. Bahkan hadits nabi
mengatakan man mata duna malihi fahuwa syahidun barang siapa yang terbunuh karena
mempertahankan harta miliknya yang syah maka matinya adalah syahid.
Kedua : keadaan darurat hanya dilakukan sekedarnyadalam arti tidak melampaui batas.
Ketiga : tidak ada jalan lain yang halal kecuali dengan melakukan hal yang dilarang.

1. Kemudharatan itu membolehkan hal hal yang dilarang.



Dikalangan ulama ushul, yang dimaksud dengan keadaan darurat yang membolehkan seseorang
melakukan yang dilarang adalah keadaan yang memenuhi syarat sebagai berikut.
Pertama : kondisi darurat itu mengancam jiwa atau anggota badan. Hal ini berdasarkan ayat al-quran
surat al-baqarah : 177, al-maidah : 105, al-anam : 145, artinya menjaga jiwa (hifzh al-nafs)
seperti boleh memukul orang yang akan merebut harta milik kita. Bahkan hadits nabi
mengatakan man mata duna malihi fahuwa syahidun barang siapa yang terbunuh karena
mempertahankan harta miliknya yang syah maka matinya adalah syahid.
Kedua : keadaan darurat hanya dilakukan sekedarnyadalam arti tidak melampaui batas.
Ketiga : tidak ada jalan lain yang halal kecuali dengan melakukan hal yang dilarang.

2. Keadaan darurat ukurannya ditentukan menurut kadar kedaruratannya.



Apa yang dilakukan karena darurat diukur sekedar kedaruratannya.


Kedua kaidah diatas sesungguhnya membatasi manusia dalam melakukan yang dilarang karena
kondisi darurat. Seperti dijelaskan bahwa melakukan yang haram karena darurat tidak boleh
melampaui batas, hanya sekedarnya.
Contoh : seorang dokter dibolehkan melihat aurat wanita yang diobatinya sekedar yang
diperlukan untuk pengobatan, itupun kalau tidak ada dokter wanita.

3. Kemudharatan harus ditolak dalam batas-batas yang memungkinkan.



Tindakan abu bakar dalam mengumpulkan al-quran demi terpeliharanya al-quran, usaha damai
agar tidak terjadi perang, usaha kebijakan dalam ekonomi agar rakyat tidak kelaparanadalah
diantara contoh penerapan kaidah tersebut.

4. Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan kemudharatan lagi.



Kaidah ini semakna dengan kaidah :

Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan kemudharatan yang sebanding.
Maksud kaidah itu adalah kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan cara melakukan
kemudharatan lain yang sebanding keadaannya, misalnya, seorang debitor tidak mau membayar
uangnya padahal masa pembayarannya sudah habis. Maka hal ini tidak boleh kreditor mencuri
barang debitor sebagai pelunasan terhadap uangnya.

5. Kemudharatan yang khusus boleh dilaksanakan demi menolak kemudharatan yang


bersifat umum.



Contoh penerapan kaidah ini banyak sekali, diantaranya :

Boleh melarang tindakan hukum seorang yang membahayakan kepentingan umum.


Misalnya, mempailitkan suatu perusahaan demi menyelamatkan para nasabah.
Menjual barang barang debitor yang sudah ditahan demi untuk membayar utangnya
kepada kreditor.
Menjual barang-barang timbunan dengan cara paksa untuk kepentingan umum. dll

6. Kemudharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemudharatan yang lebih ringan.



Mengambil yang mudaratnya yang lebih ringan.



Dilaksanakannya kemudharatan yang lebih khusus untuk menolak kemudharatan yang umum.


Contohnya : apabila tidak ada yang mau mengajarkan agama, mengajarkan al-quran dan hadits
dan ilmu yang berdasarkan agama kecuali digaji, maka boleh menggajinya.

7. Kemudharatan itu tidak dapat dibiarkan karena dianggap telah lama terjadi.


Maksudnya adalah kemudahan itu harus dihilangkandan tidak boleh dibiarkan terus
berlangsungdengan alasan kemudharatan tersebut telah ada sejak dulu. Contohnya : air mengalir
ke jalan raya yang sudah lama terjadi, maka air tersebut harus dialirkan ketempat lain,
singkatnya, meskipun sudah lama terjadi, kemudharatan tetap harus dihilangkan.

8. Kedudukan kebutuhan itu menempati kedudukan darurat baik umum maupun khusus.



Al-hajah adalah suatu keadaan yang menghendaki agar seorang melakukan suatu perbuatan yang
tidak menurut hukum yang seharusnya berlaku, karena adanya kesukaran san kesulitan.

9. Setiap keringanan yang dibolehkan karena daruratatau karena al-hajah, tidak boleh
dilaksanakan sebelum terjadinya kondisi darurat atau al-hajah.



Contohnya memakan makanan yang haram, baru bisa dilaksanakan setelah terjadinya kondisi
darurat atau al-hajah, misalnya tidak ada makanan lain yang halal.

10. Setiap tindakan hukum yang membawa kemasfadatan atau menolak kemaslahatan adalah
dilarang.




Contohnya : menghambur-hamburkan harta tanpa ada manfaatnya, melakukan akad riba,
perjudian, pornografi, pornoaksi, kesepakatan untuk melakukan perampokan dan lainya.

Anda mungkin juga menyukai