Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT SHALAWATAN DAN PERAYAAN MAULID NABI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tauhid

Dosen Pengampu : Bu Nurul Fadlillah, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1 Khoiru Millati Azka 33030230038


.
2 Muhammad Haikal Fikri 33030230039
.
3 Nindya Ajrun Adhim 33030230040
.

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA

i
2023

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kita menyelesaikan tugas makalah yang
bertemakan “Hakikat Shalawatan dan Perayaan Maulid Nabi” dengan tepat
waktu dan tidak ada suatu halangan apapun.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada

1. Bu Nurul Fadlillah, M.Pd.I selaku dosen pengampu pada mata kuliah


Tauhid
2. Semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan atau bantuan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan


baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami
susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, … Oktober 2023

(Kelompok …)

i
DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sholawat dan Perayaan Maulid Nabi......................................3


2.2 Hakikat Sholawat.......................................................................................5
2.3 Perayaan Maulid Nabi...............................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shalawat adalah praktik penting dalam agama Islam yang
melibatkan pengucapan pujian dan berkat kepada Nabi Muhammad SAW.
Istilah "Shalawat" berasal dari bahasa Arab, yang berarti "berdoa untuk"
atau "mengucapkan salam kepada." Shalawat adalah cara bagi umat Islam
untuk mengungkapkan rasa cinta, rasa hormat, dan penghormatan mereka
kepada Nabi Muhammad. Ini adalah salah satu tindakan ibadah yang
sangat dianjurkan dalam Islam, dan melakukannya dianggap sebagai cara
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Perayaan Maulid Nabi adalah perayaan yang dirayakan oleh umat
Islam untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini
diadakan pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Islam. Maulid
Nabi adalah saat untuk merenungkan ajaran-ajaran, tindakan, dan
kehidupan Nabi Muhammad sebagai contoh bagi umat Islam. Selama
perayaan Maulid, berbagai acara diadakan, termasuk pengajian agama,
ceramah, khotbah, serta pembacaan syair-syair dan shalawat khusus yang
didedikasikan kepada Nabi Muhammad. Selama perayaan Maulid, umat
Islam juga cenderung melakukan amal baik, seperti memberikan makanan
kepada yang membutuhkan, memberikan sumbangan, atau mengadakan
acara-acara sosial untuk merayakan hari tersebut. Ada berbagai tradisi
yang berbeda terkait dengan perayaan Maulid Nabi, dan praktik-praktik ini
dapat bervariasi dari satu negara atau budaya Islam ke yang lain.
Maulid Nabi memiliki tujuan untuk mengingatkan umat Islam
tentang pesan-pesan Nabi Muhammad, menghormati dan mencintai beliau,
serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, perayaan Maulid Nabi tidak selalu
diadakan dengan cara yang sama di seluruh dunia Muslim, dan pandangan
tentang perayaan ini bisa beragam di antara umat Islam. Beberapa

1
menganggapnya sebagai momen yang berharga untuk merayakan dan
menghormati Nabi, sementara yang lain mungkin merasa bahwa perayaan
ini kurang penting daripada praktik agama sehari-hari. Dalam keseluruhan,
baik Shalawat maupun perayaan Maulid Nabi adalah ekspresi penting dari
rasa cinta, penghormatan, dan kekaguman umat Islam terhadap Nabi
Muhammad serta cara untuk memperkuat ikatan keagamaan dan sosial
dalam komunitas Muslim.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat sholawatan sebagai praktik ibadah dalam Islam dan
apa makna serta tujuan utama dari maulid terhadap Nabi Muhammad?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hakikat sholawatan sebagai praktik ibadah dalam
islam dan mengetahui makna serta tujuan dari maulid terhadap Nabi
Muhammad.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sholawat dan Maulid Nabi


1. Pengertian Sholawat
Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi terakhir yang membawa
Islam untuk kemaslahatan umat. Nabi Muhammad SAW adalah
Rasulullah SAW yang menjadikan Islam sebagai agama terbaru untuk
melengkapi agama-agama sebelumnya. Nabi Muhammad adalah
utusan Allah SWT yang memberi syafaat atau menolong umatnya di
hari kiamat. Salah satu upaya umat Islam agar kelak mendapat syafaat
Nabi Muhammad SAW adalah dengan mengamalkan sholawat.
Kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah kewajibannya sebagai umat.
Sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, kita wajib mencontoh
perilaku dan akhlaknya untuk membuktikan rasa cinta kita kepadanya.
Salah satu bukti kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah
dengan membacakan doa. Membaca doa merupakan salah satu ibadah
yang dianjurkan bagi umat Islam.1
Allah juga memerintahkan umat Islam untuk selalu mengirimkan
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah ini tercantum dalam
ayat 56 Surat al-Ahzab sebagai berikut.
‫ِإَّن َهَّللا َوَم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.”2
Menurut Ibnu Katsir, pemahaman sebagian ulama tentang sholawat
Allah berarti pemberian rahmat dan kemuliaan. Kalau dari malaikat

https://www.gramedia.com/literasi/bacaan-sholawat/#Pengertian_Shalawat_Kepada_Nabi_Muham
mad_SAW
2
Al-Qur’an

3
berarti permohonan ampun, tapi kalau dari umatnya berarti doa agar
diberikan rahmat dan kemuliaan.
Menurut Imam Nawawi menjelaskan bahwa nikmat dari Allah
berarti bertambahnya kemuliaan. Lebih lanjut, sebagian ulama juga
menjelaskan bahwa Allah SWT memberkati Nabi Muhammad SAW
maksudnya adalah Allah SWT memujinya di hadapan para malaikat-
Nya.
2. Pengertian Maulid NabI
Maulid Nabi atau dalam bahasa Arab: ‫مولد النبي‬, Maulid an-Nabī,
adalah perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada
tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahun dalam penanggalan Hijriah yang
digunakan oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia. dunia
merayakannya, termasuk Indonesia. Kata Arab maulid atau milad
berarti ulang tahun. Perayaan Maulid Nabi berlangsung lama setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW dan menjadi tradisi yang
berkembang di masyarakat Islam. Perayaan Maulid Nabi bagi umat
Islam merupakan penghormatan dan pengingat akan kebesaran dan
keteladanan Nabi Muhammad SAW yang dicapai melalui berbagai
bentuk kegiatan keagamaan, ritual, dan budaya. Namun hingga saat ini
masih terdapat kontroversi mengenai perayaan Maulid Nabi, sebagian
ulama menganggapnya bid'ah dan bukan bid'ah.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad s.a.w. termasuk mereka
yang memuliakan dan mengagungkan keagungan-Nya. Bagi setiap
muslim yang menghormati dan mengingatnya, maka mereka akan
menikmati kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sesuai Firman Allah
Ta'ala Q.S. al-A'raf: 157
‫اَّلِذ يَن َيَّتِبُعوَن الَّرُسوَل الَّنِبَّي اُألِّمَّي اَّلِذ ي َيِج ُدوَنُه َم ْكُتوبًا ِع نَد ُهْم ِفي الَّتْو َر اِة َو اِإل ْنِج يِل َيْأُم ُرُهم‬
‫ِباْلَم ْعُروِف َو َيْنَهاُهْم َع ِن اْلُم نَك ِر َو ُيِح ُّل َلُهُم الَّطِّيَباِت َو ُيَح ِّر ُم َع َلْيِهُم اْلَخ َبآِئَث َو َيَض ُع َع ْنُهْم ِإْص َر ُهْم‬
‫َو اَألْغ َالَل اَّلِتي َكاَنْت َع َلْيِهْم َفاَّلِذ يَن آَم ُنوْا ِبِه َو َع َّز ُروُه َو َنَص ُروُه َو اَّتَبُعوْا الُّنوَر اَّلِذَي ُأنِزَل َم َع ُه ُأْو َلـِئَك ُهُم‬
‫اْلُم ْفِلُحوَن‬

4
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang
ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka
berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang
menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala
yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang
beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka
itulah orang-orang beruntung.”
2.2 Hakikat Sholawat
Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya al-Jami li Ahkamil Qur’an
menyebutkan hukum bershalawat kepada Rasulullah saw. Para ulama
bersepakat bahwa bershalawat hukumnya wajib. Sebab kata shalluu itu
berbetuk fi’il amar (perintah). Namun para ulama berbeda pendapat
tentang pengertian pewajibannya yakni:
1. Wajib bershalawat setiap mendengar dan membaca nama Rasulullah
saw.
2. Wajib bershalawat sekali dalam sebuah majlis meskipun nama
Rasulullah sering disebut seperti halnya sujud sajdah, menjawab orang
bersin, mengawali dan mengakhiri doa dengan bacaan shalawat
3. Wajib sekali dalam seumur seperti halnya pelaksanaan haji wajib
sekali seumur hidup.3
Hakikat sholawat dalam Islam merupakan ekspresi spiritual yang
memadukan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW dan ibadah
kepada Allah SWT. Sholawat adalah sarana utama bagi umat Islam untuk
mengungkapkan cinta, penghormatan, dan kasih sayang mereka kepada
Nabi sebagai utusan Allah yang membawa ajaran-ajaran Islam. Selain
sebagai bentuk penghormatan, sholawat juga adalah ibadah yang
dianjurkan dalam Islam, memungkinkan umat Islam untuk mendekatkan

3
https://sepiritualmtq.blogspot.com/2015/01/hakekat-shalawat.html

5
diri kepada Allah. Dalam praktik sholawat, umat Islam berharap
memperoleh ampunan dan berkat dari Allah, sekaligus mengikuti teladan
dan sunnah Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. Sholawat juga
menjadi wadah untuk mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran Nabi
sebagai rahmat bagi seluruh alam dan sebagai bentuk penghormatan
kepada Allah SWT. Dengan berbagai bentuk dan variasinya, sholawat
adalah bagian integral dari kehidupan spiritual umat Islam di seluruh
dunia, memperkuat hubungan mereka dengan Allah dan mengingatkan
mereka pada ajaran-ajaran luhur Nabi Muhammad SAW.
Hakikat sholawat dalam Islam mencakup beberapa aspek penting
yang mencerminkan makna dan tujuan dari praktek ini. Berikut adalah
beberapa pembahasan mengenai hakikat sholawat:
1. Penghormatan dan Cinta kepada Nabi Muhammad SAW
Sholawat adalah cara bagi umat Islam untuk menghormati dan
mengungkapkan cinta mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Ini
mencerminkan rasa kasih sayang dan penghormatan yang mendalam
terhadap Rasulullah sebagai utusan Allah yang membawa ajaran-ajaran
Islam kepada umat manusia.
2. Ibadah dan Ketaatan kepada Allah
Sholawat adalah bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam.
Ketika umat Islam mengucapkan sholawat, mereka mentadaburi dan
merenungkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad serta mengingat Allah
SWT. Ini adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya.
3. Permohonan Ampunan dan Berkat
Sholawat juga diucapkan sebagai cara untuk memohon ampunan
dan berkat dari Allah. Umat Islam percaya bahwa dengan
mengucapkan sholawat, mereka dapat mendapatkan rahmat dan berkat
dari Allah serta mendapatkan ampunan-Nya atas dosa-dosa mereka.
4. Teladan dan Sunnah

6
Sholawat membantu umat Islam untuk mengikuti teladan dan
sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam sholawat, seringkali diucapkan
pujian terhadap sifat-sifat mulia Nabi, seperti kebijaksanaan, kebaikan,
dan ketulusan hati. Ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk
mencoba meneladani karakter dan perbuatan baik Nabi dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Pengungkapan Rasa Syukur
Sholawat juga digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan
rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya berupa Rasulullah dan
petunjuk-Nya. Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah
rahmat bagi seluruh alam, dan sholawat adalah cara untuk merayakan
dan bersyukur atas kehadirannya.
2.3 Perayaan Maulid Nabi
Maulid Nabi Muhammad SAW layak diperingati oleh seluruh umat
Islam baik sebagai bentuk cinta rasul atau sebagai rasa syukur kepada
Allah. Umat Islam merayakan peringatan maulid Nabi dengan rasa
gembira dan penuh sukacita dikarenakan telah dilahirkannya seorang
pemimpin yang rahmatan lil alamin.Banyak kegiatan yang yang dapat
dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi SAW seperti ibadah, zikir,
shalawat, sedekah makanan, baca Al-Quran dan biasanya ceramah agama.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad sendiri juga memperingati
kelahirannya dengan berpuasa di hari Senin.4
Perayaan Maulid, yang merupakan perayaan kelahiran Nabi
Muhammad SAW, adalah topik yang telah memicu beragam pandangan
dan praktik di dunia Islam. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan
cendekiawan Islam tentang apakah maulid itu diperbolehkan atau tidak,
karena praktiknya tidak secara langsung terdokumentasikan dalam ajaran
utama Islam, seperti Al-Quran atau Hadis. Sebagian umat Islam
memandang perayaan Maulid sebagai cara yang sah untuk merayakan dan

4
https://www.detik.com/bali/berita/d-6941347/pengertian-maulid-nabi-muhammad-saw-sejarah-
tujuan-dan-dalilnya#google_vignette

7
mengenang kehidupan, ajaran, dan teladan Nabi Muhammad. Mereka
melihatnya sebagai momen penting untuk memperkuat rasa cinta dan
penghormatan kepada Rasulullah dan sebagai kesempatan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Dalam banyak komunitas, maulid diisi
dengan ceramah, pembacaan puisi, tahlil, dan sholawat, serta berbagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Di sisi lain, ada golongan yang
skeptis atau menolak praktik maulid, menganggapnya sebagai bid'ah atau
inovasi dalam agama yang tidak diakui oleh ajaran utama Islam. Mereka
berpendapat bahwa perayaan maulid dapat mengarah pada praktek-praktek
yang keluar dari norma Islam dan menimbulkan potensi penyimpangan
agama.
Tujuan perayaan Maulid Nabi, yang merupakan perayaan kelahiran
Nabi Muhammad SAW dalam tradisi Islam, bervariasi di antara berbagai
komunitas Muslim dan dapat mencakup beberapa aspek berikut:
1. Mengenang Kelahiran Nabi
Tujuan utama perayaan Maulid adalah untuk mengenang dan
merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini adalah momen
penting dalam sejarah Islam dan umat Islam memandangnya sebagai
acara yang memungkinkan mereka untuk merayakan anugerah
kelahiran Nabi.
2. Memperkuat Rasa Cinta dan Penghormatan
Maulid adalah kesempatan untuk memperkuat rasa cinta dan
penghormatan kepada Nabi Muhammad. Umat Islam menganggap
Nabi sebagai teladan yang sempurna dan perayaan Maulid adalah cara
untuk mengekspresikan rasa kasih sayang dan kekaguman
terhadapnya.
3. Pendidikan dan Penyuluhan
Dalam beberapa komunitas, perayaan Maulid digunakan sebagai
kesempatan untuk memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang
kehidupan, ajaran, dan teladan Nabi Muhammad. Ini membantu dalam

8
meningkatkan pemahaman umat Islam tentang Islam dan
meningkatkan pengetahuan mereka tentang Nabi.
4. Mendorong Amal Kebaikan
Maulid juga bisa digunakan sebagai momen untuk mendorong
amal kebaikan dan kepedulian sosial. Banyak komunitas Muslim
menggelar kegiatan sosial seperti pemberian makanan kepada yang
membutuhkan, sumbangan, atau kunjungan ke panti asuhan sebagai
bagian dari perayaan.
5. Mengingat Ajaran dan Sunnah Nabi
Perayaan Maulid dapat menjadi kesempatan untuk merenungkan
dan merayakan ajaran dan sunnah Nabi. Ini termasuk membaca
sholawat dan tahlil serta memahami lebih dalam prinsip-prinsip moral
dan etika yang diajarkan oleh Nabi.
6. Menghadirkan Kebersamaan dan Kedekatan dengan Sesama
Maulid sering kali menjadi acara sosial yang menghadirkan umat
Islam bersama-sama dalam semangat persaudaraan. Ini memperkuat
hubungan sosial dan kebersamaan di antara komunitas Muslim.
7. Penguatan Identitas Keislaman
Perayaan Maulid juga bisa menjadi sarana untuk memperkuat
identitas keislaman umat Islam dan menjaga tradisi keagamaan dalam
masyarakat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sholawat adalah praktik ibadah yang mendalam dalam Islam,
mencerminkan penghormatan dan rasa cinta kepada Nabi Muhammad
SAW, dan berfungsi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
serta memohon ampunan dan berkat-Nya. Sementara itu, maulid,
walaupun terdapat variasi pandangan dalam pelaksanaannya, memiliki
tujuan utama untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW,
mengenang ajaran-ajaran dan teladan beliau, serta memperkuat rasa cinta
dan penghormatan kepada Rasulullah dalam sebuah konteks perayaan.
Keduanya, baik sholawat maupun maulid, merupakan ekspresi spiritual
dalam Islam yang memperdalam hubungan antara umat Islam, Allah SWT,
dan Nabi Muhammad SAW serta memperkuat ikatan spiritual dan
ketaatan kepada ajaran agama.
3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini maka penulis memberikan saran-


saran sebagai beriku :

1. Kepada Mahasiswa Agar Dapat Mengambil sisi positif dari makalah


yang penulis buat.
2. Kepada Dosen pengampu agar bisa memberi saran dan masukan dalam
pembuatan makalah baik dari segi kepenulisan maupun penyusunan

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/bali/berita/d-6941347/pengertian-maulid-nabi-muhammad-saw-
sejarah-tujuan-dan-dalilnya#google_vignette

https://sepiritualmtq.blogspot.com/2015/01/hakekat-shalawat.html

https://www.gramedia.com/literasi/bacaan-sholawat/
#Pengertian_Shalawat_Kepada_Nabi_Muhammad_SAW

https://www.scribd.com/doc/288189517/hakikat-sholawat

https://id.wikipedia.org/wiki/Maulid_Nabi_Muhammad

Masruri, Ulin Niam. Jurnal Studi Hadis. Kudus: STAIN Kudus

11

Anda mungkin juga menyukai