Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur  kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat
dan kasih sayang-Nya yang tiada terhingga. Salawat dan salam semoga selalu tercurah atas
Baginda Rasulullah saw., beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya hingga akhir
zaman.
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah
shalat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi
manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami secara utuh perintah tersebut,
mulai arti sholat, latar belakang, tujuan sholat, unsur – unsur dalam sholat. Dengan demikian
materi makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Arif Billah selaku pembimbing kami dalam
pembelajaran mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD), juga kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca
adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah
dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Pekalongan, 14 september 2014

                                                                         Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................   i
Kata Pengantar ................................................................................................   ii
Daftar Isi .........................................................................................................   iii
Bab I Pendahuluan ..........................................................................................   1
A.    Latar Belakang Masalah.......................................................................   1    
B.     Rumusan Masalah ................................................................................   2
C.     Metode Pemecahan Masalah ...............................................................   2
D.    Sistematika Penulisan Makalah ...........................................................   2
Bab II Pembahasan ..........................................................................................   3
A.    Sejarah Solat 5 Waktu ........................................................................    3
B.     Penetapan Shalat ................................................................................    5
C.     Fungsi Konsentrasi dan Bacaan Shalat ..............................................    5
D.    Shalat Yang Dimaksud Oleh Islam ....................................................    5
E.     Manfaat Gerakan Shalat Bagi Kesehatan Tubuh ...............................    6
a.       Berdiri Tegak ................................................................................    7
b.      Takbirotul Ihrom ...........................................................................    7
c.       Rukuk ...........................................................................................    7
d.      I’tidal ............................................................................................    8
e.       Sujud ............................................................................................    8
f.       Duduk antara Dua Sujud & Duduk Iftirosy (Tasyahud awal) .....   10
g.      Duduk Tawarru’ (Tasyahud Akhir) ..............................................   10
h.      Salam ............................................................................................   11
i.        Rahasia Pengulang-Ulangannya ...................................................   11
Bab III Penutup ...............................................................................................  14
Kesimpulan ..........................................................................................  14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................  15

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah


Sebagai masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai religius, tentu berbagai
kewajiban agama seharusnya telah menyatu dalam kehidupan kita, yaitu shalat. Akan tetapi,
masih banyak nilai-nilai shalat yang belum dapat kita gali dan praktikkan dengan baik
sehingga kita belum dapat merasakan keagungan-Nya.
Memahami kewajiban agama ternyata bukan sekadar melaksanakan kewajiban,
melainkan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan kita baik dalam lingkup pribadi
maupun komunitas. Dengan begitu, masyarakat kita akan mempunyai daya saing yang tinggi
di tengah arus perubahanyang sangat cepat.
Shalat yang oleh orang muslim diyakini sebagai wujud ketaan seorang hamba kepada
Allah ternyata juga menyimpan daya spiritual yang luar biasa untuk kesehatan para
pelakunya. Maka harus kita ketahui bahwa Allah Swt., akan memberikan manfaat langsung
ibadah shalat kepada mereka yang menjalankannya sehingga semakin tinggi kesadaran untuk
melakukan kewajiban utama tersebut. Kesadaran inilah yang sangat diperlukan agar mampu
menghadapi dan menyikapi berbagai godaan dan ujian dalam kehidupan sehari-hari.
[1] Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka manusia akan memahami
sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat tersebut. Hal ini sangat penting, karena
dengan memahami hikmah atau manfaat sholat akan meningkatkan motivasi untuk
melaksanakan perintah sholat dan beribadah dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena
itu, disini akan dibahas mengenai hikmah dari sholat itu sendiri.[2]

2.      Rumusan Masalah
1.      Apakah shalat itu?
2.      Bagaimana sejarah perintah shalat?
3.      Bagaimana shalat yang sebenarnya dalam Islam?
4.      Apakah manfaat gerakan shalat?
3.      Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban
permasalahan.
4.      Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari:
latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika
penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari
Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sejarah Solat 5 Waktu


Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutuskan oleh Allah SWT
untuk membimbing manusia ke arah jalan kebenaran. Tidak seperti umat nabi-nabi yang lain,
umat nabi Muhammad telah diperintahkan untuk mengerjakan solat 5 waktu setiap hari. Ini
merupakan kelebihan dan anugerah Allah SWT terhadap umat nabi Muhammad dimana solat
tersebut akan memberikan perlindungan ketika di hari pembalasan kelak. Berikut diterangkan
asal-usul bagaimana setiap solat mula dikerjakan
a.    Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu ketika
baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah
kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi
Adam as. pun bersembahyang dua rakaat. Rakaat pertama: Tanda bersyukur kerana baginda
terlepas dari kegelapan malam. Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.
b.      Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. iaitu tatkala
Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail as. Seruan
itu datang pada waktu tergelincir matahari. Lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat
rakaat.
·         Rakaat pertama  : Tanda bersyukur bagi penebusan.
·         Rakaat kedua     : Tanda bersyukur kerana dibukakan duka citanya dan juga   anaknya.
·         Rakaat ketiga    : Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah SWT.
·         Rakaat keempat : Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
c.       Asar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda
dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus
di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu
bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4
kegelapan yaitu:
·         Rakaat pertama     : Kelam dengan kesalahan.
·         Rakaat kedua        : Kelam dengan air laut.
·         Rakaat ketiga        : Kelam dengan malam.
·         Rakaat keempat     : Kelam dengan perut ikan Nun.
d.      Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. iaitu ketika
baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu
itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahang tiga rakaat kerana
diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
·         Rakaat pertama  : Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
·         Rakaat kedua     : Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam
yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
·         Rakaat ketiga     : Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu hanya satu iaitu Allah
SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
e.       Isyak:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa as Pada ketika itu,
Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya
penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu
pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda
bersyukur.
·         Rakaat pertama  : Tanda dukacita terhadap isterinya.
·         Rakaat kedua     : Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
·         Rakaat ketiga     : Tanda dukacita terhadap Firaun.
·         Rakaat keempat : Tanda dukacita terhadap anak Firaun.
2.      Penetapan Shalat
Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, shalat adalah yang pertama
kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Nabi menerima perintah
dari Allah tentang sholat pada malam mi’raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara. Anas
berkata: “sholat diwajibkan kepada Nabi sebanyak 50 reka’at pada malam ketika beliau
diperjalankan (isra’-mi’raj), kemudian dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka’at
kemudian ada yang menyerunya: Wahai Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku
namun bagimu yang 5 roka’at itu setara dengan 50 roka’at.”  (Dikeluarkan oleh Imam
Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i). [3]
3.      Fungsi Konsentrasi dan Bacaan Sholat
Shalat yang dilakukan berulang-ulang dengan khusyuk dan penuh konsentrasi akan
melahirkan dampak psikologis yang positif bagi kejiwaan. Bacaan shalat yang dilisankan
dengan penjiwaan yang tinggi akan melatih daya pikir kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual (ESQ). Dengan shalat yang khusyuk, keseimbangan tubuh kita dpat benar-benar
terwujud serta berpengaruh terhadap tingkat  konsentrasi pikiran untuk mengerjakan seluruh 
aktivitas dalam kehiduan sehari-hari.[4]
4.      Shalat Yang Dimaksud Oleh Islam
Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang
diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan, tanpa disertai
kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang dikerjakan seseorang yang di
saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di saat rukuk bagaikan gagak menyambar
mangsanya, dan di saat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di
terima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya
kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-
olah berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan juga
semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha tinggi, tuhan yang
telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah mengatur kadarnya, lalu
memimpinnya. Di dalam al-Qur’an Allah berfiman “dan tegakkanlah shalat untuk
mengingatku”. Ayat tersebut menjelaskan betapa pentingnya kehadiran hati dalam
melaksanakan shalat. Dari latar belakang larangan melakukan shalat bagi orang mabuk,
terkandung imbauan tentang kehadiran akal dan kesadaran dalam melaksanakan shalat.
Sungguh betapa banyak orang yang melakukan shalat ia tidak mengerti apa yang di
katakannya dalam shalat. Karena ia telah dimabukkan oleh kebodohan, kelalaian, cinta dunia
dan memperturutkan nafsunya.[5]
5.      Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan Tubuh
Melaksanakan shalat sebagai salah satu rukun Islam bukan saja menjaga tegaknya
agama tetapi secara medis sholat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Gerakan sholat memberi dampak yang sangat positif bagi kesehatan dan obat
terhadap berbagai macam penyakit. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk
metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Setiap gerakan di dalam shalat mempunyai manfaat
masing-masing. Setiap gerakan shalat merupakan bagian dari olahraga otot-otot dan
persendian tubuh. Shalat dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh tetapi
dengan syarat semua gerakan shalat dilakukan dengan benar, perlahan dan tidak terburu-buru
serta istiqomah atau konsisten. Begitu banyak manfaat gerakan shalat bagi kesehatan tubuh
manusia. Semakin sering kita sholat dengan benar, semakin banyak manfaat yang kita
peroleh untuk kesehatan diri kita.

Beberapa manfaat gerakan sholat bagi tubuh:


a.      Berdiri tegak dalam sholat
Wajibnya shalat adalah berdiri bagi yang mampu, ternyata berdiri pada waktu sholat
mengandung hikmah yg luar biasa yaitu dapat melatih keseimbangan tubuh dan konsentrasi
pikiran. Berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada
otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal,
kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh
tubuh.
b.      Takbiratul Ihram
Takbir dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu dan
dilakukan ketika hendak rukuk dan bangkit dari rukuk. Pada saat kita mengangkat tangan
sejajar bahu, otomatis kita membuka dada, dan otot bahu meregang sehingga membuat aliran
darah menjadi lancar dan kaya akan oksigen. Darah yang kaya akan oksigen ini dialirkan ke
bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita sehingga
keseimbangan tubuh terjaga. Kedua tangan yang didekapkan di depan perut atau dada bagian
bawah adalah sikap untuk menghindarkan diri dari berbagai gangguan persendian, khususnya
pada tubuh bagian atas.
c.       Rukuk
Ruku’ yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurussehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung, air tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus
dengan tulang belakang.
Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan optimal bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan
posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat
saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat membungkuk tersebut menjadikan aliran
darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas
sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian
pula tulang leher, tengkuk dan saluran saraf, memori dapat terjaga kelenturannya dengan
rukuk. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga
ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemihsehingga gangguan prostate
dapat dicegah.
d.      I’tidal (Bangun dari Rukuk)
Saat berdiri dari rukuk dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke
bawah sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan
darahnya. Hal ini dapat menjaga sistem saraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah
terjadinya pingsan secara tiba-tiba. Gerakan ini  juga bermanfaat sebagai latihan yang baik
bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam
perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian.
e.       Sujud
Posisi sujud  yang menungging dengan meletakkan kedua tangan di lantai di sebelah
kanan dan kiri telinga, dengan lutut, ujung kaki, dan dahi juga di atas lantai berguna untuk
memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan
darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir
orang yang melakukan sholat. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan
tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini
menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun
sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan diri
serendah-rendahnya, Bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu
psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang
di dalami Prof. Dr. Muhammad Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat
setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh
darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi
jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak.
Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan
seseorang. Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara
normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang
sujud dalam sholat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja.
Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana
yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan
seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam
setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di
samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan
(stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah.
Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak
menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan. Sujud juga merupakan
latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas
ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada,
bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah
bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut
(rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta
pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut
untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena
di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang
mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara
alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat
mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
f.       Duduk antara Dua Sujud & Duduk Iftirosy (Tasyahud awal)
Setelah melakukan sujud, kita melakukan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis
duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut
berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu
liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus
Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering
menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Selain itu, gerakan ini dapat menjaga
kelenturan saraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki.
Kelenturan saraf ini dapat mencegah penyakit prostat, diabetes, sulit buang air kecil dan
hernia.
g.      Duduk Tawarru’ (Tasyahud Akhir)
Duduk tasyahud akhir atau tawaru’ adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita
syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa operasi.
Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini,
secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-
otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar
biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks. Bagi wanita posisi ini
bermanfaat untuk memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum. Variasi posisi telapak
kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan
kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.

h.      Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, bermanfaat
membantu  menguatkan otot-otot leher dan kepala serta menyempurnakan aliran darah di
kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah. Apabila kita
menjalankan sholat dengan benar.  Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan
terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja,
manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi juga
harus diingat, bahwa shalat adalah ibadah agama bukan olahraga.[6]
i.        Rahasia Pengulang-Ulangannya 
Shalat memang dikerjakan berulang kali oleh setiap muslim sehari semalam. Allah
SWT. Telah mewajibkan shalat atas setiap mukmin, dalam waktu-waktu tertentu yang telah
di tetapkan. Mereka diperintah mengerjakanya pada sore dan pagi hari di samping siang dan
malam hari. Mereka mengulang-ulanginya sampailimakali dalam sehari  semalam agar shalat
itu dapat menjadi tempat mandi bagi jiwa atau ruh dari setiap muslim guna mensucikan
hatinya dari noda-noda kelalaiannya dan juga kesalahannya.
Nabi Muhammad Saw. Telah memberi tamsil semacam itu, betapa besar peranan
shalat dalam membersihakan noda-noda dosa dan kesalahan. Allah SWT. Telah menciptakan
manusia sedemikian rupa  dalam penciptaan yang begitu unik, pada dirinya ada sifat
kerohanian malaikat, kesyahwatan binatang di samping kebuasan serigala. Karena itu amat
banyak manusia dikalahkan oleh hawa nafsunya, dikuasai oleh emosi kemarahannya,
ditundukkan oleh daya tarik debu-debu duniawi, yang mereka ciptakan daripadanya, sehingga
mereka terperosok dalam lembah kelalaian dan kesalahan, bahkan tidak sedikit yang justru
berkubang di dalamnya. Dilihat dari sisi ini memang tidak mengherankan kalau manusia lalu
gampang sekali terlibat dalam kelalaian dan kesalahan. Setiap bani adam  berbuat kesalahan
tapi yang tercela apabila ia tetap berlarut-larut dalam kesalahan. Tetap bernapas dalam
lumpur padahal ia menyadari hal itu sehingga keadaannya bagaikan binatang atau lebih sesat
dari itu. Maka dalam shalatlimawaktu itulah orang yang telah terperosok dalam kesalahan
mempunyai kesempatan untuk menyadarinya membersihkan kesalahan dan dosanya, kembali
bertobat kepada tuhannya. Benteng rohani inilah yang sanggup melindungi dirinya dari
gejolak kerakusannya, syahwatnya dan kelalaiannya terhadap Allah dan kehidupan akhirat.
Gejolak kerakusan  dan syahwat adalah bara api yang menyalakan yang menyambar
keasadaran nurani dan menghancurkan hati dan pikiran sedang shalat adalah penangkalnya
yang dapat memadamkan keganasan api-api tersebut mengusir asapnya serta kegelapan
kabutnya dan mencuci bersih segenap bekasnya dari anggota-anggota tubuh manusia.
Rasulullah Saw menggambarkan kepada para sahabatnya dengan segala cara yang dapat
dipahami tentang peranan shalat dalam menghapus kesalahan-kesalahan yang begitu mudah
timbul pada diri manusia baik pagi maupun sore harinya. Pengaruh shalat tidak hanya
terbatas pada sektor mensucikan noda dan menghilangkan kesalahan menghapus kejahatan
saja akan tetapi, ia mempunyai peranan yang lain. Sesungguhnya shalat itu merupakan
lintasan segar penuh berkah. Pada saat yanglimakali terjadi dalam sehari semalam itu
manusia dapat melepaskan dirinya dari keterikatan dunia, tanah dan lumpur yang busuk,
dunia kebengisan, keganasan, percekcokan dan pertarungan, baik pertarungan yang bersifat
sementara ataupun selamanya. Untuk berdiri menghadap kehadirat Allah. Lintasan
perjumpaan dengan atasannya yang penuh khusuk itu, dapat meringankan beban bagi pikiran
dan jiwa dari ketegangan dan persaingan hidup maupun gejolak nafsu rendah yang tak
kunjung puas.
Dengan demikian shalat shalat dapat memberikan santapan rohani berupa imbalan 
luhur Ilahi  dalam keberadaan manusia, keberadaan ruh yang hidup diantara anggota-anggota
tubuh manusia tidak cukup hanya mendapat berupa ilmu pengetahuan, kebudayaan atau
filsafat. Akan  tetapi perlu mendapat santapan berupa ma’rifah, mengenal kepada Allah dan
berhubungan derngannya. Shalat yang lima kali itulah meruapakan santapan harian bagi ruh,
sebagaimana halnya jasmani memerlukan santapan hariannya maka munajat hamba dengan
tuhannya di dalam shalatnya itu merupakan gizi rohani yang menyegarkan hati, melapangkan
dada, mengangkat dirinya dari bumi ke langit dan memasukkanya ke hadapan Allah tanpa
pintu serta menghadirkannya  berdiri di hadapan-Nya tanpa hijab. Lalu ia berbicara
dengannya tanpa juru bahasa ia berbisik kepada-Nya dengan bisikan yang dekat tanpa jarak,
ia memohon kepadanya tanpa kerendahan, ia meminta kepada yang maha kaya tanpa
kebakhilan, sehingga seolah-olah ruhnya menjadi halus dan jiwanya menjadi bersih.[7] 
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah
sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi
manusia. Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang
muslim dan setiap gerakan memberikan manfaat masing-masing. Sudut pandang ilmiah
menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
 Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang
diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan, tanpa disertai
kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang dikerjakan seseorang yang di
saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di saat rukuk bagaikan gagak menyambar
mangsanya, dan di saat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di
terima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya
kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-
olah berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan juga
semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha tinggi, tuhan yang
telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah mengatur kadarnya, lalu
memimpinnya.
Ketika posisi berdiri tubuh kita membentuk sudut 180º, ketika posisi rukuk tubuh kita
membentuk sudut 90º, ketika posisi sujud tubuh kita membentuk sudut 45º. Tanpa disadari
ketika mengerjakan shalat kita memiliki energi kinetik sebanyak 40 megahertz (mhz)
kecepatannya sama dengan kecepatan bumi mengelilingi matahari didalam galaksi bima sakti
kita.

DAFTAR PUSTAKA

Wratsongko, Madyo. 2008. Shalat Jadi Obat. Jakarta: Elex Media Komputindo


http://open-mi.blogspot.com/Hikmah-Sholat-Dalam-Kehidupan-Manusia. Diakses tanggal  9
November 2014.

http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014

fatchur-alee.blogspot.com/2014/11/manfaat-dan-hikmah-gerakan-shalat.html. Diakses
tanggal 9 November 2014

[1] Madyo Wratsongko, Shalat Jadi Obat,(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), Hlm.


xix-xxii
[2] http://open-mi.blogspot.com/Hikmah-Sholat-Dalam-Kehidupan-Manusia.
Diakses tanggal  9 November 2014.
[3] http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014
[4] Madyo Wratsongko, Op. cit, Hlm.5
[5] http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014
[6] fatchur-alee.blogspot.com/2014/11/manfaat-dan-hikmah-gerakan-shalat.html. Diakses
tanggal 9 November 2014

[7] http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014

SHARE THIS
Share on Facebook
Dari lima waktu salat yang diperintahkan untuk umat Islam, waktu subuh
merupakan waktu yang istimewa, sebagaimana tertera dalam surat Al Isra ayat 78.
"Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya Salat Subuh itu disaksikan (oleh
malaikat)," bunyi Surah Al-Isra' Ayat 78.

SHALAT SEBAGAI OBAT


(WAWASAN KESEHATAN)

A.    Teks Hadits

‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه‬ َ ُّ‫ َهجَّ َر ال َّن ِبي‬: ‫ َقا َل‬، ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة رضي هللا عنه‬
،‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ُّ‫ت ِإ َليَّ ال َّن ِبي‬ ُ ْ‫ْت ُث َّم َج َلس‬
َ ‫ت َف ْال َت َف‬ ُ ‫صلَّي‬ َ ‫ت َف‬ُ ْ‫َو َسلَّ َم َف َهجَّ ر‬
، ‫هللا ص لى هللا علي ه وس لم‬ ِ ‫ار ُس و َل‬ َ ‫ َي‬، ‫ َن َع ْم‬: ‫ت‬ ُ ‫ت د َِر َد ؟ قُ ْل‬ ْ ‫ ا ِْش َك َم‬: ‫َف َق ا َل‬
)‫(رواه إبن ماجه‬ ‫صالَ ِة شِ َفا ًء‬ َّ ‫ص ِّل َفِإنَّ فِي ال‬ َ ‫قُ ْم َف‬ : ‫َقا َل‬

B.     Terjemah Hadits

“Dari Abu Hurairah ra., dia berkata: ‘Nabi saw. berjalan-jalan, lalu saya


menemani (beliau). Kemudian saya shalat. Lalu saya duduk. Kemudian Nabi saw. menoleh
kepadaku. Nabi saw. bertanya: ‘Apakah kamu sakit perut?’. Saya menjawab: ‘Ya wahai
Rasulullah’. Nabi saw. bersabda: ‘Bangun dan shalatlah, karena sesungguhya di dalam
shalat itu terdapat obat’.” (H.R. Ibnu Majah).

Allah swt. berfirman,

‫ون َأ َّن ُه ْم ُماَل قُو َرب ِِّه ْم َوَأ َّن ُه ْم ِإلَ ْي ِه‬ ُ ‫ِين َي‬
َ ‫ظ ُّن‬ َ ‫ير ٌة ِإاَّل َعلَى ْال َخاشِ ع‬
َ ‫الَّذ‬ . ‫ِين‬ َ ‫صاَل ِة َوِإ َّن َها لَ َك ِب‬ َّ ‫َواسْ َتعِي ُنوا ِبال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
‫ُون‬
َ ‫َرا ِجع‬
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (yaitu) orang-orang
yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb-nya. Dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya.” (Q.S..al-Baqarah [2]: 45-46).

Shalat semampunya.
ْ َ‫ما َفِإنْ ل‬
‫م‬ ً ‫ل َقاِئ‬
ِّ ‫ص‬ َ ‫م ِريضِ َفقَا‬
َ ‫ل‬ َ ‫صاَل ِة ا ْل‬
َ ‫ن‬ َ َّ‫سل‬
ْ ‫م َع‬ ِ ‫صلَّى الل َُّه َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ ِ َّ‫ل الل‬
َ ‫ه‬ َ ‫سو‬
ُ ‫ت َر‬ُ ‫سَأ ْل‬
َ ‫ل‬َ ‫ن َقا‬ٍ ‫ص ْي‬
َ ‫ح‬ ُ ‫ن‬ ِ ‫م َرانَ ْب‬ْ ‫ع‬
ِ ‫ن‬ْ ‫َع‬
‫ب‬
ٍ ‫ج ْن‬َ ‫ِع َف َعلَى‬
ْ ‫س َتط‬ْ َ‫م ت‬ْ َ‫ع ًدا َفِإنْ ل‬ِ ‫ِع َفقَا‬
ْ ‫س َتط‬ْ َ‫ت‬

Dari Imran bin Hushain. Ia berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam tentang shalat orang yang sakit, beliau lalu menjawab: “Shalatlah kamu dengan
berdiri, jika tidak mampu maka shalatlah dengan duduk, dan jika tidak mampu maka shalatlah
dengan berbaring.”
(HR. Tirmidzi no.339, Abu Daud no. 815, Bukhari no.1048)*

Anda mungkin juga menyukai