Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat
dan kasih sayang-Nya yang tiada terhingga. Salawat dan salam semoga selalu tercurah atas
Baginda Rasulullah saw., beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya hingga akhir
zaman.
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah
shalat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi
manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami secara utuh perintah tersebut,
mulai arti sholat, latar belakang, tujuan sholat, unsur – unsur dalam sholat. Dengan demikian
materi makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Arif Billah selaku pembimbing kami dalam
pembelajaran mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD), juga kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca
adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah
dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Metode Pemecahan Masalah ............................................................... 2
D. Sistematika Penulisan Makalah ........................................................... 2
Bab II Pembahasan .......................................................................................... 3
A. Sejarah Solat 5 Waktu ........................................................................ 3
B. Penetapan Shalat ................................................................................ 5
C. Fungsi Konsentrasi dan Bacaan Shalat .............................................. 5
D. Shalat Yang Dimaksud Oleh Islam .................................................... 5
E. Manfaat Gerakan Shalat Bagi Kesehatan Tubuh ............................... 6
a. Berdiri Tegak ................................................................................ 7
b. Takbirotul Ihrom ........................................................................... 7
c. Rukuk ........................................................................................... 7
d. I’tidal ............................................................................................ 8
e. Sujud ............................................................................................ 8
f. Duduk antara Dua Sujud & Duduk Iftirosy (Tasyahud awal) ..... 10
g. Duduk Tawarru’ (Tasyahud Akhir) .............................................. 10
h. Salam ............................................................................................ 11
i. Rahasia Pengulang-Ulangannya ................................................... 11
Bab III Penutup ............................................................................................... 14
Kesimpulan .......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
1. Apakah shalat itu?
2. Bagaimana sejarah perintah shalat?
3. Bagaimana shalat yang sebenarnya dalam Islam?
4. Apakah manfaat gerakan shalat?
3. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban
permasalahan.
4. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari:
latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika
penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari
Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
h. Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, bermanfaat
membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala serta menyempurnakan aliran darah di
kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah. Apabila kita
menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan
terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja,
manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi juga
harus diingat, bahwa shalat adalah ibadah agama bukan olahraga.[6]
i. Rahasia Pengulang-Ulangannya
Shalat memang dikerjakan berulang kali oleh setiap muslim sehari semalam. Allah
SWT. Telah mewajibkan shalat atas setiap mukmin, dalam waktu-waktu tertentu yang telah
di tetapkan. Mereka diperintah mengerjakanya pada sore dan pagi hari di samping siang dan
malam hari. Mereka mengulang-ulanginya sampailimakali dalam sehari semalam agar shalat
itu dapat menjadi tempat mandi bagi jiwa atau ruh dari setiap muslim guna mensucikan
hatinya dari noda-noda kelalaiannya dan juga kesalahannya.
Nabi Muhammad Saw. Telah memberi tamsil semacam itu, betapa besar peranan
shalat dalam membersihakan noda-noda dosa dan kesalahan. Allah SWT. Telah menciptakan
manusia sedemikian rupa dalam penciptaan yang begitu unik, pada dirinya ada sifat
kerohanian malaikat, kesyahwatan binatang di samping kebuasan serigala. Karena itu amat
banyak manusia dikalahkan oleh hawa nafsunya, dikuasai oleh emosi kemarahannya,
ditundukkan oleh daya tarik debu-debu duniawi, yang mereka ciptakan daripadanya, sehingga
mereka terperosok dalam lembah kelalaian dan kesalahan, bahkan tidak sedikit yang justru
berkubang di dalamnya. Dilihat dari sisi ini memang tidak mengherankan kalau manusia lalu
gampang sekali terlibat dalam kelalaian dan kesalahan. Setiap bani adam berbuat kesalahan
tapi yang tercela apabila ia tetap berlarut-larut dalam kesalahan. Tetap bernapas dalam
lumpur padahal ia menyadari hal itu sehingga keadaannya bagaikan binatang atau lebih sesat
dari itu. Maka dalam shalatlimawaktu itulah orang yang telah terperosok dalam kesalahan
mempunyai kesempatan untuk menyadarinya membersihkan kesalahan dan dosanya, kembali
bertobat kepada tuhannya. Benteng rohani inilah yang sanggup melindungi dirinya dari
gejolak kerakusannya, syahwatnya dan kelalaiannya terhadap Allah dan kehidupan akhirat.
Gejolak kerakusan dan syahwat adalah bara api yang menyalakan yang menyambar
keasadaran nurani dan menghancurkan hati dan pikiran sedang shalat adalah penangkalnya
yang dapat memadamkan keganasan api-api tersebut mengusir asapnya serta kegelapan
kabutnya dan mencuci bersih segenap bekasnya dari anggota-anggota tubuh manusia.
Rasulullah Saw menggambarkan kepada para sahabatnya dengan segala cara yang dapat
dipahami tentang peranan shalat dalam menghapus kesalahan-kesalahan yang begitu mudah
timbul pada diri manusia baik pagi maupun sore harinya. Pengaruh shalat tidak hanya
terbatas pada sektor mensucikan noda dan menghilangkan kesalahan menghapus kejahatan
saja akan tetapi, ia mempunyai peranan yang lain. Sesungguhnya shalat itu merupakan
lintasan segar penuh berkah. Pada saat yanglimakali terjadi dalam sehari semalam itu
manusia dapat melepaskan dirinya dari keterikatan dunia, tanah dan lumpur yang busuk,
dunia kebengisan, keganasan, percekcokan dan pertarungan, baik pertarungan yang bersifat
sementara ataupun selamanya. Untuk berdiri menghadap kehadirat Allah. Lintasan
perjumpaan dengan atasannya yang penuh khusuk itu, dapat meringankan beban bagi pikiran
dan jiwa dari ketegangan dan persaingan hidup maupun gejolak nafsu rendah yang tak
kunjung puas.
Dengan demikian shalat shalat dapat memberikan santapan rohani berupa imbalan
luhur Ilahi dalam keberadaan manusia, keberadaan ruh yang hidup diantara anggota-anggota
tubuh manusia tidak cukup hanya mendapat berupa ilmu pengetahuan, kebudayaan atau
filsafat. Akan tetapi perlu mendapat santapan berupa ma’rifah, mengenal kepada Allah dan
berhubungan derngannya. Shalat yang lima kali itulah meruapakan santapan harian bagi ruh,
sebagaimana halnya jasmani memerlukan santapan hariannya maka munajat hamba dengan
tuhannya di dalam shalatnya itu merupakan gizi rohani yang menyegarkan hati, melapangkan
dada, mengangkat dirinya dari bumi ke langit dan memasukkanya ke hadapan Allah tanpa
pintu serta menghadirkannya berdiri di hadapan-Nya tanpa hijab. Lalu ia berbicara
dengannya tanpa juru bahasa ia berbisik kepada-Nya dengan bisikan yang dekat tanpa jarak,
ia memohon kepadanya tanpa kerendahan, ia meminta kepada yang maha kaya tanpa
kebakhilan, sehingga seolah-olah ruhnya menjadi halus dan jiwanya menjadi bersih.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah
sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi
manusia. Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang
muslim dan setiap gerakan memberikan manfaat masing-masing. Sudut pandang ilmiah
menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang
diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan, tanpa disertai
kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang dikerjakan seseorang yang di
saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di saat rukuk bagaikan gagak menyambar
mangsanya, dan di saat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di
terima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya
kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-
olah berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan juga
semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha tinggi, tuhan yang
telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah mengatur kadarnya, lalu
memimpinnya.
Ketika posisi berdiri tubuh kita membentuk sudut 180º, ketika posisi rukuk tubuh kita
membentuk sudut 90º, ketika posisi sujud tubuh kita membentuk sudut 45º. Tanpa disadari
ketika mengerjakan shalat kita memiliki energi kinetik sebanyak 40 megahertz (mhz)
kecepatannya sama dengan kecepatan bumi mengelilingi matahari didalam galaksi bima sakti
kita.
DAFTAR PUSTAKA
fatchur-alee.blogspot.com/2014/11/manfaat-dan-hikmah-gerakan-shalat.html. Diakses
tanggal 9 November 2014
SHARE THIS
Share on Facebook
Dari lima waktu salat yang diperintahkan untuk umat Islam, waktu subuh
merupakan waktu yang istimewa, sebagaimana tertera dalam surat Al Isra ayat 78.
"Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya Salat Subuh itu disaksikan (oleh
malaikat)," bunyi Surah Al-Isra' Ayat 78.
A. Teks Hadits
صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َ ُّ َهجَّ َر ال َّن ِبي: َقا َل، َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة رضي هللا عنه
،صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم َ ُّت ِإ َليَّ ال َّن ِبي ُ ْْت ُث َّم َج َلس
َ ت َف ْال َت َف ُ صلَّي َ ت َفُ َْو َسلَّ َم َف َهجَّ ر
، هللا ص لى هللا علي ه وس لم ِ ار ُس و َل َ َي، َن َع ْم: ت ُ ت د َِر َد ؟ قُ ْل ْ ا ِْش َك َم: َف َق ا َل
)(رواه إبن ماجه صالَ ِة شِ َفا ًء َّ ص ِّل َفِإنَّ فِي ال َ قُ ْم َف : َقا َل
B. Terjemah Hadits
Allah swt. berfirman,
ون َأ َّن ُه ْم ُماَل قُو َرب ِِّه ْم َوَأ َّن ُه ْم ِإلَ ْي ِه ُ ِين َي
َ ظ ُّن َ ير ٌة ِإاَّل َعلَى ْال َخاشِ ع
َ الَّذ . ِين َ صاَل ِة َوِإ َّن َها لَ َك ِب َّ َواسْ َتعِي ُنوا ِبال
َّ صب ِْر َوال
ُون
َ َرا ِجع
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (yaitu) orang-orang
yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb-nya. Dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya.” (Q.S..al-Baqarah [2]: 45-46).
Shalat semampunya.
ْ َما َفِإنْ ل
م ً ل َقاِئ
ِّ ص َ م ِريضِ َفقَا
َ ل َ صاَل ِة ا ْل
َ ن َ َّسل
ْ م َع ِ صلَّى الل َُّه َعلَ ْي
َ ه َو ِ َّل الل
َ ه َ سو
ُ ت َرُ سَأ ْل
َ لَ ن َقاٍ ص ْي
َ ح ُ ن ِ م َرانَ ْبْ ع
ِ نْ َع
ب
ٍ ج ْنَ ِع َف َعلَى
ْ س َتطْ َم تْ َع ًدا َفِإنْ لِ ِع َفقَا
ْ س َتطْ َت
Dari Imran bin Hushain. Ia berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam tentang shalat orang yang sakit, beliau lalu menjawab: “Shalatlah kamu dengan
berdiri, jika tidak mampu maka shalatlah dengan duduk, dan jika tidak mampu maka shalatlah
dengan berbaring.”
(HR. Tirmidzi no.339, Abu Daud no. 815, Bukhari no.1048)*