PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
1. Apakah shalat itu?
2. Bagaimana sejarah perintah shalat?
3. Bagaimana shalat yang sebenarnya dalam Islam?
4. Apakah manfaat gerakan shalat?
3. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban
permasalahan.
4. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari:
latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika
penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari
Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
h. Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, bermanfaat
membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala serta menyempurnakan aliran darah di
kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah. Apabila kita
menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan
terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja,
manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi juga
harus diingat, bahwa shalat adalah ibadah agama bukan olahraga.[6]
i. Rahasia Pengulang-Ulangannya
Shalat memang dikerjakan berulang kali oleh setiap muslim sehari semalam. Allah
SWT. Telah mewajibkan shalat atas setiap mukmin, dalam waktu-waktu tertentu yang telah
di tetapkan. Mereka diperintah mengerjakanya pada sore dan pagi hari di samping siang
dan malam hari. Mereka mengulang-ulanginya sampailimakali dalam sehari semalam agar
shalat itu dapat menjadi tempat mandi bagi jiwa atau ruh dari setiap muslim guna
mensucikan hatinya dari noda-noda kelalaiannya dan juga kesalahannya.
Nabi Muhammad Saw. Telah memberi tamsil semacam itu, betapa besar peranan
shalat dalam membersihakan noda-noda dosa dan kesalahan. Allah SWT. Telah
menciptakan manusia sedemikian rupa dalam penciptaan yang begitu unik, pada dirinya
ada sifat kerohanian malaikat, kesyahwatan binatang di samping kebuasan serigala. Karena
itu amat banyak manusia dikalahkan oleh hawa nafsunya, dikuasai oleh emosi
kemarahannya, ditundukkan oleh daya tarik debu-debu duniawi, yang mereka ciptakan
daripadanya, sehingga mereka terperosok dalam lembah kelalaian dan kesalahan, bahkan
tidak sedikit yang justru berkubang di dalamnya. Dilihat dari sisi ini memang tidak
mengherankan kalau manusia lalu gampang sekali terlibat dalam kelalaian dan kesalahan.
Setiap bani adam berbuat kesalahan tapi yang tercela apabila ia tetap berlarut-larut dalam
kesalahan. Tetap bernapas dalam lumpur padahal ia menyadari hal itu sehingga
keadaannya bagaikan binatang atau lebih sesat dari itu. Maka dalam shalatlimawaktu itulah
orang yang telah terperosok dalam kesalahan mempunyai kesempatan untuk menyadarinya
membersihkan kesalahan dan dosanya, kembali bertobat kepada tuhannya. Benteng rohani
inilah yang sanggup melindungi dirinya dari gejolak kerakusannya, syahwatnya dan
kelalaiannya terhadap Allah dan kehidupan akhirat. Gejolak kerakusan dan syahwat adalah
bara api yang menyalakan yang menyambar keasadaran nurani dan menghancurkan hati
dan pikiran sedang shalat adalah penangkalnya yang dapat memadamkan keganasan api-
api tersebut mengusir asapnya serta kegelapan kabutnya dan mencuci bersih segenap
bekasnya dari anggota-anggota tubuh manusia. Rasulullah Saw menggambarkan kepada
para sahabatnya dengan segala cara yang dapat dipahami tentang peranan shalat dalam
menghapus kesalahan-kesalahan yang begitu mudah timbul pada diri manusia baik pagi
maupun sore harinya. Pengaruh shalat tidak hanya terbatas pada sektor mensucikan noda
dan menghilangkan kesalahan menghapus kejahatan saja akan tetapi, ia mempunyai
peranan yang lain. Sesungguhnya shalat itu merupakan lintasan segar penuh berkah. Pada
saat yanglimakali terjadi dalam sehari semalam itu manusia dapat melepaskan dirinya dari
keterikatan dunia, tanah dan lumpur yang busuk, dunia kebengisan, keganasan,
percekcokan dan pertarungan, baik pertarungan yang bersifat sementara ataupun
selamanya. Untuk berdiri menghadap kehadirat Allah. Lintasan perjumpaan dengan
atasannya yang penuh khusuk itu, dapat meringankan beban bagi pikiran dan jiwa dari
ketegangan dan persaingan hidup maupun gejolak nafsu rendah yang tak kunjung puas.
Dengan demikian shalat shalat dapat memberikan santapan rohani berupa imbalan
luhur Ilahi dalam keberadaan manusia, keberadaan ruh yang hidup diantara anggota-
anggota tubuh manusia tidak cukup hanya mendapat berupa ilmu pengetahuan,
kebudayaan atau filsafat. Akan tetapi perlu mendapat santapan berupa ma’rifah, mengenal
kepada Allah dan berhubungan derngannya. Shalat yang lima kali itulah meruapakan
santapan harian bagi ruh, sebagaimana halnya jasmani memerlukan santapan hariannya
maka munajat hamba dengan tuhannya di dalam shalatnya itu merupakan gizi rohani yang
menyegarkan hati, melapangkan dada, mengangkat dirinya dari bumi ke langit dan
memasukkanya ke hadapan Allah tanpa pintu serta menghadirkannya berdiri di hadapan-
Nya tanpa hijab. Lalu ia berbicara dengannya tanpa juru bahasa ia berbisik kepada-Nya
dengan bisikan yang dekat tanpa jarak, ia memohon kepadanya tanpa kerendahan, ia
meminta kepada yang maha kaya tanpa kebakhilan, sehingga seolah-olah ruhnya menjadi
halus dan jiwanya menjadi bersih.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah
sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat bagi
manusia. Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang
muslim dan setiap gerakan memberikan manfaat masing-masing. Sudut pandang ilmiah
menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang
diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan, tanpa disertai
kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang dikerjakan seseorang yang di
saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di saat rukuk bagaikan gagak menyambar
mangsanya, dan di saat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di
terima adalah shalat yang terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya
kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-
olah berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan juga
semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha tinggi, tuhan yang
telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah mengatur kadarnya, lalu
memimpinnya.
Ketika posisi berdiri tubuh kita membentuk sudut 180º, ketika posisi rukuk tubuh kita
membentuk sudut 90º, ketika posisi sujud tubuh kita membentuk sudut 45º. Tanpa disadari
ketika mengerjakan shalat kita memiliki energi kinetik sebanyak 40 megahertz (mhz)
kecepatannya sama dengan kecepatan bumi mengelilingi matahari didalam galaksi bima sakti
kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://open-mi.blogspot.com/Hikmah-Sholat-Dalam-Kehidupan-Manusia. Diakses tanggal 9
November 2014.
fatchur-alee.blogspot.com/2014/11/manfaat-dan-hikmah-gerakan-shalat.html. Diakses
tanggal 9 November 2014