Anda di halaman 1dari 113

A.

Pendahuluan
Sebagai seorang muslim dan muslimah tentunya kita sudah
mengetahui, bahwa salah satu kewajiban seorang muslim adalah
melaksanakan shalat lima waktu. Rukun islam yang kedua ini sebagai
bentuk penghambaan kepada sang pencipta yakni Allah SWT, yang telah
menciptakaan bumi, langit beserta isinya. Sebagai seorang muslim sudah
sepatutnya kita untuk senantiasa mematuhi segala perintahnya dan
larangannya karena dengan demikian kita akan menjadi manusia yang
akan mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun di akherat. Seorang
muslim yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim
maka ia di pertanyakan kemuslimannya karena seorang muslim yang
sesungguhnya ia akan taat kepada Allah dan rosulnya.
Islam adalah agama universal yang mengatur segala aspek di
dalam kehidupan ini, dari mulai kita bangun tidur sampai tidur lagi,
islam mengjarkan tatakrama dan do'anya hal ini tiada lain bertujuan
untuk kemaslahatan kaum muslimin itu sendiri. Islam itu mudah karena
tidak mengajarkan untuk memaksakan sesuatu kepada seseorang yang
tidak mampu untuk melaksanakanya, contohnya seseoarng muslim yang
sedang sakit maka ia boleh shalat smabil duduk atau kalau tidak bisa
duduk maka ia boleh sambil berbaring, contoh lain apabila seoarng
muslim sedang berpergian maka shalatnya boleh di jama atau di qosor,
hal ini membuktikan bahwa kewajiban shalat sangat penting tetapi
apabila kita tidak mampu untuk melaksanakan shalat sesuai dengan
syarat dan rukunya maka islam punya alternatifnya.
Shalat merupakan ibadah yang sangat penting bagi seorang
muslim karena shalat merupakan induk amal, apabila shalat kita baik
maka amal yang lain juga Insya Allah akan baik tetapi sebaliknya

1
apabila shalat kita kurang baik maka amal yang lain pun akan
mengikutinya karena shalat adalah tiang agama. Kalau tiangnya runtuh
maka ambruklah agma seseorang. Oleh karenanya seoarng muslim
hendaknya terus memperbaiki shalatnya, karena dengan shalat kita baik
maka kita akan senantiasa terjaga agama kita dan kita terjaga dari
perbuatan-perbuatan buruk.
Kehidupan dunia tidaklah abadi, oleh karenya manfaatkanlah
kehidupan di dunia ini dengan ibadah sebanyak-banyaknya kepada Allah
SWT supaya kita mendapat rahmat dan rhidonya. Ibadah yang pertama
kali di tanya oleh malaikat di yaumul ma'syar adalah mengenai
shalatnya kalau shalatnya baik dan benar maka Insya Allah ia termasuk
ahlujannah,begitupun sebaliknya. Jadi dapat kita ambil kesimpulan
bahwa shalat merupakan salahsatu kewajiban muslim yang hendak selali
kita jaga dan kikta perbaiki.

2
BAB 1
SHOLAT WAJIB
A. Sejarah Shalat Wajib 5 Waktu
Shalat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim. Shalat menjadi
tolak ukur kesalehan seseorang. Bahkan shalat merupakan amal kunci
bagi segala amal lainnya. Meski demikian jarang sekali orang mengerti
bahwa masing-masing waktu shalat yang lima itu mengandung hikmah
dan memiliki sejarah masing-masing. Shalat Subuh adalah shalat pertama
kali yang dilakukan oleh Nabi Adam as. Dua rakaat Subuh dijalankan
oleh Nabi Adam di bumi setelah diturunkan dari surga. Waktu itu pertama
kalinya Nabi Adam melihat kegelapan. Begitu gelapnya sehingga ia
merasakan ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu
secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah
terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua
rakaat Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan
pengharapan atas datangnya kecerahan.
Nabi Ibrahim as adalah orang pertama yang melaksanakan shalat
Dhuhur. Empat raka’at dhuhur dilaksanakan, ketika Allah menggantikan
Ismail yang rencananya disembelih sebagai kurban dengan seekor domba.
Ini terjadi tatkala siang, tatkala matahari bergeser sedikit dari titik
tengahnya. Empat raka’at itu menunjukkan beberapa perasaan Nabi
Ibrahim. Satu raka’at adalah penanda kesyukuran atas digantikannya
Ismail. Satu raka’at karena kegembiraan, satu raka’at untuk mencari
keridhaan Allah dan satu raka’at lagi sebagai rasa syukur atas domba
pemberian Allah swt.
Kemudian riwayat shalat Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus
as. ketika diselamatkan oleh Allah dari perut ikan Hut. Hut adalah nama
ikan yang menelan nabi Yunus mengarungi lautan. Dikisahkan, bahwa

3
bentuk ikan hut hampir menyerupai burung, namun tanpa sayap. Ketika di
dalam perut hut itu Nabi Yunus as. merasakan empat macam kegelapan,
gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air, gelap malam dan
gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus as. keluar ketika
matahari mulai condong ke barat dan shalatlah beliau empat raka’at
sebagai penanda terbebas dari empat macam kegelapan itu.
Sedangkan tiga raka’at shalat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri
yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa as. ketika berhasil keluar
dari kaumnya di penghujung senja. Tiga raka’at sangat bermakna bagi
Nabi Isa as. Satu rakaat menandai perjuangan beliau menegakkan tauhid
dan menafikan semua bentuk sesembahan kecuali Allah. Satu raka’at
untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang
melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa
ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna
satu rakaat yang terakhir.
Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa as. oleh
Allah swt. ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah
ditetapkannya shalat Isya empat rakaat. Tercatat empat kesedihan itu
berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Harun, anak-
anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir’aun. Dan ketika semua
kesedihan itu diangkat oleh Allah swt. di waktu malam, Nabi Musa pun
melaksanakan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.
Demikianlah semua hikmah yang melatar belakangi lima shalat fardhu
yang diwajibkan kepada semua orang muslim hingga kini sesuai dengan
tuntunan syariah. Dinukil dari kitab Sulamun Najah
B. Hadits tentang Shalat Wajib 5 Waktu
Jabir bin Abdullah ra. menceritakan bahwa pada suatu siang sebelum
Matahari benar benar di atas titik atas tertinggi, Rasulullah Muhammad

4
saw. kembali didatangi oleh malaikat Jibril as. seraya berkata kepadanya,
”Bangunlah Wahai Rasulullah dan lakukan shalat.” Mendengar panggilan
ini, Maka Nabi Muhammad pun segera melakukan shalat Dhuhur ketika
Matahari telah mulai tergelincir. Ketika bayang-bayang tampak telah
mulai lebih panjang dari sosok asli benda-benda, malaikat Jibril berkata,
”Bangun dan lakukan shalat lagi.” Demi mendengar perintah ini pun,
Rasulullah saw. kemudian segera melakukan shalat Ashar ketika panjang
bayangan segala benda melebihi panjang benda-benda. Kemudian waktu
Maghrib menjelang dan Jibril berkata, ”Bangun dan lakukan shalat.”
Maka beliau saw. melakukan shalat Maghrib ketika matahari terbenam."
Kemudian waktu Isya` menjelang dan Jibril berkata, ”Bangun dan
lakukan shalat.” Maka Rasulullah SAW pun segera melakukan shalat
Isya` ketika syafaq (mega senja merah) menghilang. Waktu sholat Isya’
ini menjadi waktu sholat terpanjang karena Jibril baru membangunkan
kembali nabi Muhammad ketika fajar kedua telah mulai menjelang.
Kemudian waktu Subuh menjelang dan Jibril berkata, ”Bangunlah
wahai Rasulullah dan lakukanlah shalat.” Maka Rasulullah saw.
melakukan shalat Subuh ketika waktu fajar menjelang. (HR. Ahmad,
Nasa’i dan Tirmidzi). Tentang waktu shalat Subuh ini Abu Hurairah ra.
meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. bersabda, ”Orang yang
mendapatkan satu rakaat dari shalat subuh sebelum terbit matahari,
maka dia termasuk orang yang mendapatkan shalat subuh. Dan orang
yang mendapatkan satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari terbenam,
maka dia termasuk mendapatkan shalat Ashar.” (HR. Muslim).

C. pengertian Shalat

5
Shalat secara bahasa berarti, doa. Sebagaimana allah swt berfirman .
“Dan berdoalah untuk mereka, karena sesungguhnya doamu itu akan
menjadiketentraman jiwa bagi mereka“. (At-Taubat :103). Secara istilah
berarti syariat, artinya semua perkataan dan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
D. Syarat Syarat Shalat
1. Mengetahui tentang masuknya waktu
2. Suci dari hadats kecil dan hadats besar
3. Suci badan pakaian dan tempat
4. Menutup aurat
5. Menghadap kiblat3
E. Rukun-Rukun Shalat
1. Niat
Niat merupakan tujuan untuk berbuat dengan motivasi
melaksanakan perintah Allah. Mengenai masalah niat itu
sendiri ulama mdzhab berbeda pendapat apakah niat itu harus di
nyatakan ia berniat atau tidak. Menurut kalangan Sunni. yaitu Ibnul
Qoyim. Ia menerengkan bahwa nabi Muhammad SAW tidak pernah
melafalkan niat sama sekali, dan beliau tidak mengucapkan "Ushali
pardza musatqbilalkiblati arba'a ra'akatin imaman ma'muman".
Menurut Ibnu Qoyim orang melafalkan niat tidak memiliki
argument yang kuat karena tidak ada hadis yang menjelaskan
mengenai hal tersebut baik hadist hasan maupun dha'if. Pendapat ini
di perkuat dengan tidak danya para tabi'in dan imam madzhab
empat yang menganjurkan mengenai hal tersebut.
Akan tetapi menurut Sayid Muhammad dalam bukunya
madarikhul Ahkam tentang mabhatsu al-niyya awwalu as-shalati".
(pembahasan tentang niat sebagai perbuatan pertama dalam

6
shalat)menerangkan bahwa kesimpulan di tarik dari dalil-dalil syara
tujuan di ucpakannya niat yakni untuk memudahkan seseorang
melakukan amalan tertentu dengan tujuan melaksanakan perintah
Allah SWT. Keterangan yang memperkuat hal ini adalah tidak
adanya penjelasan yang spesifik mengenai ibadah itu sendiri dan di
dalam hadispun demikian.
2. Takbiratul Ihram
Seseorang yang melakukan shalat tanpa takbiratul ihrom ia
shalatnya tidak akan sempurna, adapun lafal takbirotul ihram
menurut Imamiyah, maliki, dan Hambali yakni Allahu Akbar dan
tidak boleh di ganti. Akan tetapi menurut Mazhab syafi'i boleh
menggantinya dengan menambaih alif lam di lafal akbarnya yakni
"Allau Al-Akbar". Menurut Mazhab Hanafi boleh menggantinya
asalkan memilki arti yang sma seperti "Allahu Al-Ajall" dan "Allah
Al-A'dzam".
Semua Ulama Madzhab sepakat selain Imam Hanafi bahwa
mengucpakan takbiratul ihram itu harus memakai bahasa arab
meskipun orang ajam (selain arab). Adapun menurut
imam Hanafi boleh dengan bahasa apa saja.
3. Berdiri
Semua Ulama Madzhab sepakat, bahwa sala satu rukun shalat
itu berdiri dari takbirotul ihram sampai ruku, apabila tidak mampu
berdiri maka shalat smabil duduk kemudian apabila tidak mampu
duduk maka ia shalat smabil miring kekanan seperti orang yang di
kubur di liang lahat. Hal ini di sepakati oleh seluruh Ulama
Madzhab keculai Mazhab Hanafi.Mazhab Hanafi berpendpat siapa
yang tidak duduk maka ia harus shalat terlentang dan menghadap

7
kiblat dan kakinya yang mengisyaratkan baik dalam ruku maupun
sujud.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
Hukum membaca surat Al-fatihah Ulama Mazhab berbeda
pendapat.
a) Mazhab Hanafi : membaca Al-fatihah di dalam shlat itu tidak
wajib, pendapat ini didasarkan pada ayat al-quran surat
muzammil ayat 20: " bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-
qur'an". Membaca surat juga hanya wajib ketika dua rokaat awal
saja dan menurut Mazhab Hanafi membaca basmallah tidak
termasuk bagian dari surat dan boleh meningalkannnya
b) Mazhab Syafi'i : membaca Al-fatihah hukumnya wajib di tiap-
tiap rakaat dan membaca basmallah juga demikian karena
basmallah bagian dari Al-fatihah, hal ini di lakuakn baik shalat
wajib maupun shalat sunnah. Membaca surat hendaknya di baca
keras ketika shalat subuh dan di sunnahkan membaca qunut dan
membaca keras ketika dua rokaat solat maghrib dan Isya.
c) Mazhab Maliki : membaca Al-fatihah hukumnya wajib di tiap-
tiap rokaat dan membaca basmallah hukumnya lebih baik di
tinggalkan karena basmallah tidak bagian dari surat. Ketika
shalat subuh di sunahkan membaca qunut.
d) Mazhab Hambali : membaca Al-Fatihah hukumnya wajib di tiap-
tiap rokaat dan membaca basmallah hukumnya juga wajib akan
tetapi membacanya harus dengan pelan-pelan. Qunut hanya di
baca pada shalat witir.
e) Mazhab Imamiyah: membaca Al-Fatihah wajib di dua rakaat
tiap-tiap shalat, dan boleh membacanya di rakaat yang lainnya.

8
f) Basmallah wajib di baca karena basmallah bagian dari surat.
Imamiyah berpendapat membaca Amien adalah haram dan
shalatnya batal, baik ketika shalat sendiri maupun berjama'ah.
Namun Empat mazhab menyatakan sunah membaca amien, hal
ini di dasarkan pada hadis nabi, dai Abu hurairah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda: "Kalau ingin mengucapkan Ghairil
maghdzubi 'alaihim waladzallin, maka kalian harus
mengucapkan amien"
5. Ruku dan Itidal
Semua Ulama Mazhab sepakat bahwa ruku adalah wajib di
lakukan ketika shalat. Akan tetapi ulama madzhab berbeda pendapat
mengenai tu'maninah di dalam ruku yakni diam sebentar tidak
bergerak.
a) Mazhab Hanafi : thuma'nianh dalam ruku tidak wajib yang
wajib hanyalah membungkukan badan dengan lurus sampai
kedua telapak tangan orang tersebut menyentuh lututnya. Imam
Hanafi juga menyatakan bahwa I'tidal hukumnya tidak wajib,
boleh langsung sujud tapi hal tersebut hukumnya
makruh.adapun madzhab-madzhab yang lain menyatakan
bahwa thuma'ninah hukumnya wajib dan mengangkat kepala
untuk beri'tidal itu hukumnya wajib dan di sunahakn membaca
tasmi'yaitu mengucpakan
b) Mazhab Syafi'I, Hanafi dan, Maliki : tidak wajib berdzikir
ketika shalat hanya di sunahkan saja mengucapkan:
c) Mazhab Imamiyah dan Hambali : membaca tasbih ketika ruku
hukumnya wajib.
6. Sujud

9
Semua Ulama Mazhab sepakat bahwa sujud wajib dilakukan
dua kali tiap-tiap rakaat. Akan tetapi ulama berbeda pendapat
mengenai batasan muka yang harus menyentuh ketempat sujud.
a) Mazhab Maliki,Syafi'i, dan Hanafi : yang wajib menempel hnaya
dahi akan tetapi yang lainnya hanya sunnah.
b) Mazhab Imamiyah dan Hambali yang menempel yakni 7
anggota yaitu dahi, dua telapak tangan, dua lutut dan ibu jari dua
kaki dan Imam hambali menambahkan hidung, sehingga
berjunlah delapan.
7. Tahiyat
Tahiyyat di dalam shalat ada dua yakni tahiyat yang pertama
tidak di akhiri dengan salam dan tahiyat yang kedua di akhiri dengan
salam. Menurut Mazhab Imamiyah dan Hambalih : Tahiyyat pertama
itu hukumnya wajib. ulama madzhab yang lainnya: hanya sunnah,
bukan wajib. Sedangkan pada tahiyyah terakhir menurut Mazhab
Syafi'i, Imamiyah dan Hambali hukumnya wajib. Sedangkan
menurut Mazhab Maliki dan Hanafi hanya sunah, bukan wajib.
8. Mengucapkan Salam
a) Menurut Mazhab Syafi'i, Maliki dan Hambali: mengucapakan
salam adalah wajib.
b) Menurut Mazhab Hanafi: tidak wajib, dan
menurut Mazhab Imamiyahterbagi dua ada yang mengatakan
wajib dan ada yang mengatakan sunah.
c) Menurut Mazhab Hambali : wajib mengucapakan salam dua kali.
d) sedangkan ulama mazhab yang lainnya cukup satu kali yang
wajib.
9. Tertib

10
Di wajibkan seluruh rukun- rukun di dalam shalat di
laksanakan dengan tertib sesuai dengan urutannya.
10. Berturut-turut
Di wajibkan mengerjakan bagian-bagian shalat dengan
berturut-turut dan langsung, antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya. Setelah takbirotul ihram berarti membaca Al-Fatihah dst.

F. Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat


1. Bercakap-cakap, sekurang-kurangnya terdiri dari dari dua huruf,
walaupun tidak mempunyai arti.
2. Madzhab Hanafi dan Hambali: tidak membedakan menganai batalnya
shalat karena berbicara ini baik di sengaja maupun tidak di sengaja
keduanya tetap membatalkan shalat.
3. Madzhab Imamiyah, Syafi'I dan Maliki : Shalat tidak batal di
karenakan lupa, kalau hanya sedikit. Dan shalat seseorang tetap
terpelihara. Ketika seseorang berdehem di dalam shalat,
menurut Madzhab Iamamiyah dan Maliki hal tersebut tidak
membatalkan shalat meskipun tanpa maksud. Tetapi ualama
mazhab yang lainya menyatakan batal kalau tidak ada maksud, kalau
ada maksud seperti membaguskan makhrajul huruf maka di
perbolehkan.
4. Setiap perbuatan yang menghapuskan bentuk shalat, maka hal ini
hukumnya membatalkan shalat, sekiranya bila di lihat oleh orang lain
seperti orang yang tidak shalat. Para ulama mazhab menyepakatinya.
5. Makan dan Minum Ini telah di sepakati para ulama, akan
tetapi ulama madzhab berbeda pendapat menganai kadarnya.
a) Mazhab Imamiyah mengatakan : makan dan minum bisa
membatalakan shalat apabila hal tersebut menghilangkan bentuk

11
shalat itu atau menghilankan syarat atau rukun dalam shalat seperti
berkesinambungan.Mazhab Hanafi mengtakan: makan dan minum
di dalam shalat membatalkan shalat walaupun makanan tersebut
hanya sebiji kismis dan yang diminum tersebut seteguk air.
b) Menurut Mazhab syafi'i mengatakan: semua makanan dan
minuman yang masuk kedalam rongga perut itu membatalkan
shalat jiaka seseoarng tersebut melakukanya dengan sengaja dan
tau keharamanya akan tetapi kalau tidak tahu atau lupa maka hal
tersebut tidak membatalkan shalat. Sedangkan menurut Mazhab
Hambali mengatakan : kalau makanan dan minumannya banyak
maka membatalkan shalat baik di sengaja maupun tidak akan
tetapi kalau sedikit dan tidak di sengaja tidak membatalkan shalat.
6. Sesuatu yang membatalkan wudhu dan menyebabkan mandi
Seluruh ulama mazhab sepakat bahwa hal tersebut
membatalakan shalat, kecuali Mazhab Hanafi mereka mengatakan:
shalat batal jika jika perkara tersebut datang sebelum selesai
membaca tasahud akhir tetapi kalau perkara tersebut datang sebelum
salam (selesai membaca tasahud akhir) maka hal tersebut tidak
membatalkan shalat.
7. Tertawa terbahak-bahak
Seluruh ulama mazhab kecuali Mazhab Hanafi menyatakan
batal. Masing-masing ulama memilki pandangannya masing-masing
menganai batalnya shalat salah satu contoh yakni pendapat Mazhab
Syafi'i dan Mazhab Maliki adalah sebagai berikut.
G. Hal yang membatalkan sholat menurut beberapa mazhab
1. Mazhab syafi’i
a) karena hadas yang mewajibkan wudhu atau mandi
b) sengaja berbicara

12
c) menangis
d) merintih
e) banyak bergerak
f) ragu-ragu dalam niat
g) Bimbang dalam memutuskan shalat tapi terus melakukanya
h) menukar niat dalam shalat fardhu dengan fardhu yang lainnya
i) terbuak auratnya, sedangkan ia mampu menutupinya
j) telanjang, sedangkan ia memiliki pakaian untuk menutupinya
k) terkena najis
l) mengulang-ulang takbiratul ihram
m)meninggalkan rukun dengan di sengaja
n) mengikuti imam yang tidak patut diikuti karena kekufurannya atau
sebab yang lainnya.
o) menambah rukun dengan di sengaja
p) masuknya makanan ataupun minuman kedalam rongga mulut
q) berpaling dari kiblat dengan dadanya
r) mendahulukan rukun fili dari ayng lainnya.
H. Hikmah sholat 5 waktu

1. SUBUH

Shalat Subuh adalah shalat pertama kali yang dilakukan oleh


Nabi Adam As, dua raka'at Subuh dijalankan oleh Nabi Adam As di
bumi setelah diturunkan dari surga. Waktu itu pertama kalinya Nabi
Adam As melihat kegelapan, begitu gelapnya sehingga ia merasakan
ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu secara
lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah terang.
Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua

13
raka'at Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya
kegelapan pengharapan atas datangnya kecerahan.

2. DZUHUR

Nabi Ibrahim As adalah orang pertama yang melaksanakan


shalat Zhuhur, Empat rakaaO?at dhuhur dilaksanakan, ketika Allah
Swt menggantikan Nabi Ismail As yang rencananya disembelih
sebagai Qurban dengan seekor domba. Ini terjadi tatkala siang,
tatkala matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya. Empat rakaat
itu menunjukkan beberapa. perasaan Nabi Ibrahim, satu rakaaO?at
adalah penanda kesyukuran atas digantikannya Nabi Ismail As. Satu
rakaat karena kegembiraan, satu raka'at untuk mencari keridloan
Allah Swt dan satu rakaat lagi sebagai rasa syukur atas domba
pemberian Allah Swt.

3. ASHAR

Riwayat shalat 'Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus


As. ketika diselamatkan oleh Allah SWT. dari perut ikan Hut. Hut
adalah nama ikan yang menelan Nabi Yunus mengarungi lautan.
Dikisahkan, bahwa bentuk ikan hut hampir menyerupai burung,
namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hiu itu Nabi Yunus As
merasakan empat macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran
hasya, gelap di dalam air, gelap malam dan gelap di dalam perut ikan.
Demikianlah Nabi Yunus As keluar ketika matahari mulai condong ke
barat dan shalat lah beliau empat rakaat, sebagai penanda terbebas
dari empat macam kegelapan itu.

4. MAGHRIB

14
Sedangkan tiga rakaaat sholat Maghrib mempunyai
sejarahnya sendiri yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa As
ketika berhasil keluar dari kaumnya di penghujung senja. Tiga raka'at
sangat bermakna bagi Nabi Isa As. Satu raka'at menandai perjuangan
sholat beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk
sesembahan kecuali Allah. Satu raka'at untuk menafikan hinaan dan
tuduhan kaumnya atas ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah.
Dan ini sekaligus menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik
Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu rakaat yang
terakhir.

5. 'ISYAA

Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa


As oleh Allah Swt ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah
ditetapkannya sholat Isya empat rakaat. Tercatat empat kesedihan itu
berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Nabi Harun
As, anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir'aun. Dan
ketika semua kesedihan itu diangkat oleh Allah Swt di waktu malam,
Nabi Musa As pun melaksanakan shalat empat raka'at sebagai rasa
syukur atas segalanya.

I. Niat sholat wajib

1. Shalat Subuh: Jumlah Raka'at &Bacaan Niat Shalat Shubuh Shalat


subuh merupakan shalat yang jumlah raka'atnya paling sedikit yaitu
hanya ada 2 (dua) raka'at dalam shalat subuh, dengan mengeraskan
bacaannya dikedua raka'at tersebut dan duduk tasyahhud satu kali pada
raka'at terakhir.

15
Adapun niat shalat shubuh arab, latin dan artinya adalah sebagai
berikut:

َ‫ستلوقبللل اَولقلوبلللة اَللداَمء لمأومموومماَ للل تللعاَللى‬


‫ح لروكلعتلويلن مم و‬
‫صوب ل‬ ‫صللىَ فلور ل‬
‫ض اَل ص‬ ‫اَم ل‬
USHOLLII FARDHOSH SHUBHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL
QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'AALA.
Artinya : Aku berniat shalat fardu Shubuh dua raka'at menghadap
kiblat sebagai ma'mum karena Allah Ta'ala
2. Shalat Zhuhur: Jumlah Rakaat & Bacaan Niat Shalat Dzuhur Shalat
dzhuhur adalah shalat yang dilaksanakan pada saat tergelincirnya
matahari. Adapun jumlah rakaat shalat zhuhur adalah 4 (empat)
rakaat, dengan memelankan bacaannya dan dengan duduk tasyahhud
dua kali duduk tasyahhud. Dan berikut adalah bacaan niat shalat
dzuhur 4 rakaat bahasa arab, latin dan artinya lengkap.

َ‫ستلوقبللل اَولقلوبلللة اَللداَمء لمأومموومماَ للل تللعاَللى‬ ‫ض اَل ص‬


‫ظوهلراَلوربللع لرلكلعاَ ت‬
‫ت مم و‬ ‫صللىَ فلور ل‬
‫اَم ل‬

USHOLLII FARDHODL DHUHRI ARBA'A RAKA'AATIM


MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI
TA'AALA.
Artinya :
Aku berniat shalat fardu Dhuhur empat raka'at menghadap kiblat
sebagai ma'mum karena Allah Ta'ala

3. Shalat Ashar : Jumlah Rakaat & Bacaan Niat Shalat 'Ashar Jumlah
rakaat shalat asyar sama seperti shalat dzuhur yakni 4 (empat) rakaat,
dengan memelankan bacaannya dan dengan duduk tasyahhud dua
kali duduk tasyahhud. Berikut adalah lafadz niat shalat asyar 4 rakaat
dalam bahasa arab, latin lengkap artinya:

16
‫سععتلوقبللل اَولقلوبللععلة اَللداَمء لمأوممووممععاَ ل ل‬
َ‫لعع تللعععاَللى‬ ‫صععلراَلوربللع لرلكلعععاَ ت‬
‫ت مم و‬ ‫صععللىَ لفععور ل‬
‫ض اَوللع و‬ ‫اَم ل‬
USHOLLII FARDHOL 'ASHRI ARBA'A RAKA'AATIM
MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI
TA'AALA.

Artinya : Aku berniat shalat fardu 'Ashar empat raka'at menghadap


kiblat sebagai ma'mum karena Allah Ta'ala

4. Shalat Maghrib: Jumlah Raka'at & Bacaan Niat Shalat Maghrib Ada
3 (tiga) raka'at dalam shalat maghrib, dengan mengeraskan
bacaannya pada dua raka'at yang pertama dan memelankan
bacaannya pada raka'at ke tiga atau raka'at terakhir, serta duduk
tasyahud pada raka'at yang kedua dan ketiga. Dan berikut
adalah lafadz niat shalat maghrib lengkap bahasa arab, latin dan
artinya:
َ‫سععتلوقبللل اَولقلوبللععلة اَللداَمء لمأوممووممععاَ لللعع تللعععاَللى‬ ‫ب ثللل ل‬
‫ث لرلكلعععاَ ت‬
‫ت مم و‬ ‫صععللىَ فلععور ل‬
‫ض اَوللموغععلر ل‬ ‫اَم ل‬
USHOLLII FARDHOL MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'AATIM
MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI
TA'AALA.

Artinya : Aku berniat shalat fardu Maghrib tiga raka'at menghadap


kiblat sebagai ma'mum karena Allah Ta'ala.
5. Shalat Isya: Jumlah Raka'at & Bacaan Niat Shalat 'Isya Sama seperti
shalat dzuhur dan asyar, yakni jumlah raka'atnya ada 4 namun
berbeda bacaannya. Jika dalam shalat dzuhur dan asyar memelankan
bacaannya, maka pada shalat isya harus mengeraskan bacaannya
pada kedua raka'at yang pertama dan memelankan bacaannya pada
kedua raka'at yang lain (dua raka'at terakhir), serta duduk tasyahud

17
dua kali disetiap dua rakaat. Untuk bacaan niat shalat isya 4
raka'atadalah sebagai berikut lengkap dengan lafadz bahasa arab,
latin dan artinya:

َ‫سععتلوقبللل اَولقلوبللععلة اَللداَمء لمأوممووممععاَ لللعع تللعععاَللى‬ ‫شععاَلء اَلوربلععلع لرلكلعععاَ ت‬


‫ت مم و‬ ‫صععللىَ فلععور ل‬
‫ض اَوللع ل‬ ‫اَم ل‬
USHOLLII FARDHOL 'ISYAA'I ARBA'A RAKA'AATIM
MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI
TA'AALA.

Artinya :Aku berniat shalat fardu 'Isya empat raka'at menghadap


kiblat sebagai ma'mum karena Allah Ta'ala

18
BAB II

SHOLAT SUNNAH

Sholat adalah salah satu kewajiban bagi kaum muslim yang sudah
mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam
perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga
barang siapa mendirikan sholat ,maka ia mendirikan agama Iswlam, dan
barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama Islam.
Sholat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, dan
jumlahnya adalah 17 rakaat. Sholat merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik yang sedang sehat
maupun yang sedang sakit.

Selain shalat wajib, jg ada shalat sunnah. Macamnya ada 15 shalat,


yaitu :

1. Shalat Wudhu,

shalat sunnah 2 rakaat yang bisa dikerjakan tiap selesai wudhu,

niatnya : Ushalli sunnatal wudlu-i rak'ataini lillahi Ta'aalaa

artinya :"aku niat shalat sunnah wudhu 2 rakaat karena Allah"

2. Shalat Tahiyatul Masjid,

shalat sunnah 2rakaat yg dikrjkan ketika masuk masjid, sblm


duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda: "Apabila

19
seseorg diantara kamu msk masjid, maka jgnlah hendak duduk sblm
shalat 2 rakaat lebih dahulu" (H.R.Bukhari&Muslim).

Niatnya :

‫أس ة‬
َ‫صلليي سسننةة تاهياتولمسجد ةريكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬
Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak'ataini lillahi Ta'aalaa

Artinya : "aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid 2 rakaat karena


Allah"

3. Shalat Dhuha,
shalat sunnah yg dikrjkan ketika matahari br naik. Jumlah
rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dr Anas berkata Rasulullah:
"Barang siapa shalat Dhuha 12rakaat, Allah akan membuatkan utknya
istana disurga" (H.R.Tarmiji&Abu Majah).

Niatnya :

َ‫ضةحىَ ةريكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬ ‫أس ة‬


‫صلليي سسننةة ال ض‬
“Ushalli sunnatal Dhuha rak'ataini lillahi Ta'aalaa”

Artinya : "aku niat shalat sunnah dhuha 2rakaat krn Allah"

4. Shalat Rawatib,

shalat sunnah yg dikerjakan mengiringi shalat fardhu.

a) Qabliyah: adalah shalat sunnah rawatib yg dikrjkan sblm shalat


wajib. Wktnya: 2rakaat sblm shalat subuh, 2rakaat sblm shalat
Dzuhur, 2 atau 4rakaat sblm shalat Ashar, & 2 rakaat sblm shalat

20
Isya.

‫أس ة‬
‫صلليي سسننةة قوبليية ال ض‬
َ‫ظيهلرةريكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬
"Ushollii sunatan qobliyah ( dzuhri / asri / magribi / isyai / subhi )*
rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa"

Artinya :"Aku berniat shalat sunah qobliyah ( dzuhur / asyar / magrib


/ isya / subuh )* dua raka'at menghadap qiblat karena Allah ta'ala".
*) Pilih sesuai waktu pelaksanaan

b) Ba'diyyah: adalah shalat sunnah rawatib yg dikrjkan stlh shalat


fardhu. Wktnya: 2 atau 4rakaat sesdh shalat Dzuhur, 2rakaat sesdh
shalat Magrib & 2rakaat sesdh shalat Isya.

Niatnya:

‫أس ة‬
‫صلليي سسننةة البادية ال ض‬
َ‫ظيهلرةر يكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬

"Ushollii sunatan badiyah ( dzuhri / magribi / isya-i ) rak'aataini


mustaq bilall qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa"

Artinya : "Aku berniat shalat sunah badiyah ( dzuhur / magrib / isya )


dua raka'at menghadap qiblat karena Allah ta'ala".

Catatan: Untuk Shalat sunnah rawatib Bad'iyah Subuh dan ashar


tidak diperbolehkan karena telah masuk waktu-waktu yang di
haramkan untuk shalat (Dilarang untuk melakukan Shalat pada
Ba'da Subuh dan Ba'da Ashar )

21
*) Pilih sesuai waktu pelaksanaan

5. Shalat Tahajud

shalat sunnah pd wkt malam. Sebaiknya lwt tengah mlm&stlh


tidur. Minimal 2rakaat maksimal sebatas kemampuan kita.
Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur'an : "Dan pd
sebagian mlm hr bershalat tahajudlah kamu sbg suatu ibadah
tambahan bagimu. Mdh-mdhan Tuhanmu mengangkatmu ketmpt yg
terpuji" (Q.S.Al Isra:79).

Niatnya :

‫أس ة‬
َ‫صلليي سسننةة التنهةضجلد ةريكةعتةييلن لللل تةةعالةى‬
“Ushalli sunnatal tahajjudi rak'ataini lillahi Ta'aalaa”

Artinya : "aku niat shalat sunnah tahajjud 2rakaat krn Allah"

6. Shalat Istikharah

shalat sunnah 2 rakaat untuk meminta petunjuk yang baik,


bila kita menghadapi 2 pilihan/ragu dlm mengambil keputusan.
Sebaiknya dikrjkan pd 2/3 malam terakhir.

Niatnya :

‫أس ة‬
َ‫صلليي سسننةة إيستيخاراتي ةريكةعتةييلن لللل تةةعالةى‬
“Ushalli sunnatal Istikharah rak'ataini lillahi Ta'aalaa”

Artinya : "aku niat shalat sunnah Istikharah 2rakaat krn Allah"

22
7. Shalat Hajat,

shalat sunnah 2rakaat untuk memohon agar hajat kita


dikabulkan/diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat
maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.

Niatnya :

“Ushalli sunnatal Haajati rak'ataini lillahi Ta'aalaa”

Artinya : "aku niat shalat sunnah hajat 2 rakaat karena Allah"

8. Shalat Mutlaq,

shalat sunnah tanpa sebab & tidak ditentukan waktunya, juga


tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Shalat itu suatu perkara yg baik,
banyak/sedikit (AlHadis).

Niatnya :

“Ushalli sunnatal rak'ataini lillahi Ta'aalaa”

Artinya : "aku niat shalat sunnah 2rakaat karena Allah"

9. Shalat Taubat,

shalat sunnah yg dilakukan setelah merasa berbuat dosa


kepada Allah SWT, agar mndpt ampunanNya.

Niatnya :

“Ushalli sunnatal Taubati rak'ataini lillahi Ta'aalaa”

23
Artinya : "aku niat shalat sunnah taubat 2rakaat karena Allah"

10. Shalat Tasbih,

shalat sunnah yg dianjurkan dikerjakan tiap malam, jika tidak


bisa 1 minggu sekali/paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini
sebanyak 4 rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari
cukup dengan 1 salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan 2
salam.

Cara mengerjakannya

1) Niat : Ushalli sunnatan tasbihi raka'ataini lilllahi ta'aalaa.

‫ أةيربةةع ةرةكةعا ت‬/‫ح ةريكةعتةيين‬


َ‫ت لنلل تةةعاةلى‬ ‫أس ة‬
‫صللي سسننةة يالتنيسبليي ل‬
Artinya :"aku niat shalat sunnah tasbih 2rakaat karena Allah"
2) Usai baca surat Al Fatehah, baca tasbih 15x.
3) Ruku', usai baca do'a ruku, baca tasbih 10x.
4) Itidal, usai membaca do'a 'itidal, baca tasbih 10x.
5) Sujud, usai baca doa sujud, baca tasbih 10x
6) Usai baca do'a duduk diantara2sujud, baca tasbi 10x.
7) Usai baca doa sujud kedua, baca tasbih 10x.

Jumlah keseluruhan tasbih yg dibaca pada tiap rakaatnya sebanyak


75x. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut :

‫اس أةيكبةسر‬ ‫ال ةوايلةحيمسد لنلل ةوةل إلةهة إنل ن‬


‫اس ةو ة ن‬ ‫سسيبةحاةن ن‬
“Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar”

Artinya : "Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Allah,
Dzat yang Maha Agung"

24
11. Shalat Tarawih,

shalat sunnah sesudah shalat Isya, pd bln Ramadhan.


Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dlm hadis : "Yg dikrjkan
oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan/lainnya tdk lbh dr
11rakaat" (H.R.Bukhari). Dari Jabir :" Sesungguhnya Nabi saw telah
shalat brsm mereka 8rakaat, lalu beliau shalat witir." (H.R.Ibnu
Hiban)

Niat shalat tarawih :

‫أس ة‬
َ‫صلليي سسننةة تروي ةريكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬
“Ushalli sunnatan Taraawiihi rak'ataini (Imamam/makmuman) lillahi
ta'aallaa”

Artinya : "Aku niat shalat sunat tarawih 2rakaat (imamam/makmum)


karena Allah"

12. Shalat Witir

shalat sunnat Mu Akad (dianjurkan) yg biasanya dirangkaikan


dg shalat tarawih, Blngan shalat witir 1,3,5,7 smpai 11 rakaat. Dari
Abu Aiyub, berkata Rasulullah: "Witir itu hak, maka siapa yg suka
mengerjakan 5, krjkanlah. Siapa yg suka mengerjakan 3, krjkanlah.
Dan siapa yg suka 1, maka krjkanlah" (H.R.AbuDaud&Nasai).

Niat sholat witir :

‫أس ة‬
َ‫صلليي سسننةة ياللويتلر ةريكةعةة لنلل تةةعاةلى‬

25
“Ushalli sunnatal witri rak' atan lillahi ta'aalaa”

Artinya : "Aku niat shalat sunnat witir rakaat krn Allah"

13. Shalat Sunnah Gerhana Matahari

َ‫س ةريكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬ ‫أس ة‬


‫صلليي سسننةة للسكسسيو ل‬
‫ف النشم ل‬

"Usholli sunnatan kusufisy-syams Raka'ataini mustaqiblal' qiblati


adaa-an lillahi taala"

Artinya : "Aku Berniat shalat sunnah Gerhana Matahari dua raka'at


menghadap qiblat karena Allah ta'ala"

14. Shalat Sunnah Gerhana Bulan

َ‫ف ايلقةةملر ةريكةعتةييلن لنلل تةةعاةلى‬ ‫أس ة‬


‫صلليي سسننةة للسخسسيو ل‬
"Usholli sunnatan khusufil-qamar Raka'ataini mustaqiblall qiblati
ada-an lillahi taala".

Artinya: "Aku Berniat shalat Gerhana Bulan dua raka'at menghadap


qiblat karena Allah

15. Shalat Hari Raya,


Bacaan Niat Shalat Idul Fitri (imam)

26
‫صللىَ سسننةة لللعييلد الفل ي‬
َ‫طلر ةريكةعتةييلن الةماةما للل تةةعاةلى‬ ‫اس ة‬
Bagi yang lupa atau belum tahu tentang bagaimana sih bacaan
niat shalat id kali ini? Batumedia.com akan berbagi bacaan niat shalat
id berikut dengan lafadz bahasa Arab, bahasa Indonesia beserta
artinya. Langsung saja ya, sebagai imam shalat maka diwajibkan
untuk membaca niat seperti ini:

Bacaan niat shalat idul fitri (makmum)

َ‫طلر ةريكةعتةييلن ةمأيسميوةما للل تةةعاةلى‬


‫صللىَ سسننةة لللعييلد الفل ي‬
‫اس ة‬

Tulisan Latin:

“Ushalli sunnatal li’iidil fitri rak’ataini makmumam lillahita’aalaa”

Artinya: “Aku niat shalat idul fitri dua rakaat makmum karena Allah
Ta’ala”

Setelah membaca niat shalat ied, selanjutnya kita melakukan


takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama, nah pada masing-
masing setelah takbir disunnahkan untuk membaca tasbih.
Bagaimana bacaan tasbih yang dianjurkan? bisa lihat tulisan tasbih
berbahasa arab dibawah ini.

Bacaan takbir

‫اس أةيكبةسر‬ ‫ال ةوايلةحيمسد لنلل ةوةل إلةهة إنل ن‬


‫اس ةو ة ن‬ ‫سسيبةحاةن ن‬

Tulisan Latin:

27
"Subbahanllah Walhamdulillah Walaila Haillallah Wallahu Akbar"

Usai takbir ketujuh dan membaca tasbih, kita dianjurkan


untuk membaca doa iftitah, sedangkan imam bisa membaca doa
iftitah dan surat Al-fatihah dengan dilanjutkan membaca surat Qaf.
Sedangkan pada rakaat kedua, setelah imam membaca surat Al-
fatihah dianjurkan untuk membaca surat Al Qomar. Mungkin itu yang
bisa dibagikan oleh Batumedia.com pada kesempatan kali ini. Mari
kita kumandangkan takbir bersama-sama demi menyambut hari
kemenangan yang berbahagia ini. Bagi yang belum lupa atau belum
tahu bacaan takbir (takbiran) bisa melihat dibawah ini ya:

Bacaan Takbiran

‫ ا اكبر لاله الا وا اكبرا اكبر ول الحمد‬-‫ ا اكبر‬-‫ل اكبر‬

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..


Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd

Artinya : Allah maha besar (3X) , Tiada Tuhan selain Allah


Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah
Takbir yang lebih lengkap atau sempurna:

‫اس اةيكبةير ة ن‬
‫اس اةيكبةير‬ ‫اس ـ ة ن‬
‫اس اةيكبةير ـ لاللةهة اللن ن‬
‫اس اةيكةبر ة ن‬
‫اس اةيكبةير ة ن‬
‫ةن‬
‫ةولةلل ايلةحيمسد‬

‫اس اةيكبةير ةكبلييةرا ةوايلةحيمسد لنلل ةكثلييةرا ةوسسيبةحاةن ن‬


‫ال بسيكةرةة ةواة ل‬
‫صييلة ـ ل‬ ‫ةن‬
‫صييةن لةهس اللدييةن ةولةيوةكلرهة ايلةكافلسريوةن‬ ‫اللةهة اللن ن‬
‫اس ةولةنةيعبسسد اةلن النياهس سميخلل ل‬

28
‫صةرةعبلةدهس ةواةةعنز سجينةدهس ةوهةةزةم‬ ‫ق ةويعـةدهس ةونة ة‬
‫صةد ة‬‫اس ةويحةدهس ة‬‫لاللةهة اللن ن‬
‫اس اةيكبةير ةولةلل ايلةحيمسد‬
‫اس اةيكبةير ة ن‬‫ ة ن‬. ‫اس‬ ‫ايلةيحةزا ة‬
‫ب ةويحةدهس ل اللةهة اللن ن‬

Tulisan takbiran berbahasa latin:

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..

Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.

Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.....

Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...

wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa.

Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu

Mukhlishiina lahuddiin

Walau karihal - kaafiruun

Walau karihal munafiqun

Walau karihal musyriku

Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, -


wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah.

Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Artinya bacaan takbiran:

29
Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.

Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah


Maha besar. Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah Allah
Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah MahabesarAllah maha besar
dengan segala kebesaran. Segala puji bagi Allah sebanyak-
banyaknya, Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada
Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya
dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan
musyrik membencinya. Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-
Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala
tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya. Tiada
Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala
puji bagi Allah.

14. Shalat Istisqa

shalat sunat yg dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.

Niatnya :

Ushalli sunnatal Istisqaa-i rak'ataini (imamam/makmumam) l


illahita'aalaa

artinya : "Aku niat shalat istisqaa 2rakaat (imam/makmum) karena


Allah"

Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :

a. 3 hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat


dengan berpusa & meninggalkan segala kedzaliman serta

30
menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu
mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah.
"Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih
dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab
kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan)
negeri mereka sehancur-hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
b. Pada hari ke4 semua penduduk trmsk yg lemah dianjurkan pergi
kelapangan dgn pakaian sederana & tanpa wangi-wangian utk
shalat Istisqa.
c. Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pada khutbah pertama
hendaknya baca istigfar 9x dan pd khutbah kedua 7x. Pelaksanaan
khutbah istisqa berbeda dgn khutbah lainnya, yaitu :
d. Khatib disunatkan memakai selendang.
e. Isi khutbah menganjurkan banyk beristigfar, berkeyakinan bahwa
Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
f. Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
g. Saat berdo'a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap
kiblat membelakangi makmumnya.

BAB 111

SHOLAT JENAZAH

Tata Cara Shalat Jenazah:

1. Bacaan Niat:

31
Bacaan niat shalat jenazah untuk mayit laki-laki:

"Ushallii alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati


ma’muuman lillaahi ta’alaa"

Bacaan niat shalat jenazah untuk mayit perempuan:

"Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati


ma’muuman lillaahi ta’aalaa"

Artinya: Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah.

Setelah membaca niat

2. Takbir Pertama

Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan


“Allahu akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di
atas perut (sidekap), tanpa do’a iftitah kemudian langsung membaca
Al-Fatihah”

3. Takbir Kedua
Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat, kemudian
takbir "Allahumma shalli ‘alaa Muhammad"

Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad"

Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:

‫صــلنيي ة‬
‫ت ةعلــةىَ إليبةرالهييــةم‬ ‫صلل ةعلةــىَ سمةحنمــتد ةوةعلــةىَ آلل سمةحنمــتد ةكةمــا ة‬ ‫ةاللنهسضم ة‬
‫ٌ ةاللنهسنم ةبالريك ةعةلىَ سمةحنمــتد ةوةعلةــىَ آلل‬،‫ك ةحلمييدد ةملجييدد‬‫ةوةعلةىَ آلل إليبةرالهييةم إلنن ة‬
‫سمةحنمتد ةكةما ةباةريك ة‬
‫ت ةعةلىَ إليبةرالهييةم ةوةعةلىَ آلل إلبةةرالهييةم إلنن ة‬
‫ك ةحلمييدد ةملجييدد‬
Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali
Muhammadin. Kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim.
Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa

32
baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka
hamiidummajid.

Artinya:“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas


keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada
Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi
Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah
memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI
seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.”

4. Takbir Ketiga
Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:
Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu.

Artinya:

“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah


dia”.

Lebih sempurna lagi jika membaca doa:

‫ف ةعينهس ةوأةيكــلريم نسسزلةــهس ةوةولســيع سمــيدةخلةهس‬


‫لنهسنم ايغفلير لةهس ةوايرةحيمهس ةوةعافلله ةوايع س‬
‫ب‬‫ت الثنــيو ة‬ ‫ج ةوايلبةــةرلد ةونةقلــله لمــين ايلةخ ة‬
‫طايةــا ةكةمــا نةقنييــ ة‬ ‫ةوايغلسيلهس لبايلةمــالء ةوالثنيلــ ل‬
‫س ةوأةيبلديلهس ةداةرا ةخييةرا لمين ةدالرله ةوأةيهةل ةخييــةرا لمــين أةيهللــله‬ ‫ض لمين الندنة ل‬ ‫ايلةيبية ة‬
‫ب ايلقةيبــلر أةيو لمــين‬
‫ةوةزيوةجا ةخييةرا لمين ةزيولجله ةوأةيدلخيلهس ايلةجننةة ةوأةلعيذهس لمين ةعةذا ل‬
‫ب الننالر‬
‫ةعةذا ل‬
"Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii
(haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa)
wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-

33
baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-
tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min
daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan
min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri
wa ‘adabin nar"

Artinya:“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan


ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah
kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia
dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa
sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan
gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang
dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik
daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari
siksa kubur dan azab api neraka.” (HR. Muslim)

Keterangan:

1. Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa


2. Jika mayit anak-anak doanya adalah:
5. Takbir Keempat

Selesai takbir keempat, lalu membaca:

"Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir


lanaa wa lahu"

Artinya:“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai


kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya),
dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan
ampunilah kami dan dia.”

34
6.Kemudian salam membaca:

‫ةألنسلةسم ةعلةييسكيم ةوةريحةمةس ا‬


"As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh"

Artinya: "Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu


sekalian."

BAB IV
DOA SEHARI-HARI
Menurut bahasa do'a artinya memanggil. Sedangkan menurut
istilah syara' do'a berarti memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang
memudharatkan. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita selalu berdoa
sebelum dan setelah melakukan sesuatu atau ketika mempunyai hajat
kepada Allah SWT. Di laman ini saya ingin menuliskan doa sehari-hari
yang sering kita gunakan.

35
1. Do'a Ketika Akan Tidur

‫ت‬ ‫ك الللهسنم اةيحةيا ةولبايسلم ة‬


‫ك اةسميو س‬ ‫لبايسلم ة‬
BISMIKALLAHUMMA AHYA WA BISMIKA AMUUT

" Ya Allah dengan menyebut namaMu aku hidup dan dengan


menyebut namaMu aku mati "

2. Do'a Ketika Bangun Tidur

‫اةيلةحيمسد للل النلذىِ اةيحةياةنا بةيعةد ةما اةةماتةةنا ةو اللةييله‬


‫الضنسشيوسر‬
ALHAMDULILLAHIL LADZII AHYAANAA BA'DA MAA
AMAATANAA WA ILAIHIN NUSHUUR

" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami
dimatikan dan kepadaNya kami akan kembali "

3. Doa untuk kedua orang tua

‫ب ايغفلير لليي ةوللةواللةد ن‬


‫ي‬ ‫ةر ل‬
٢٨ : ‫سورة نوح‬

ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA
Ya Alloh ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku
(QS.Nuh 28)

‫صلغـييراة‬
‫ب ايرةحيمهسةما ةكةما ةربنةيانليي ة‬
‫ةر ل‬

36
٢٤ ‫سورة السراء‬

ROBBIR_HAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO


serta kasihilah mereka berdua seperti mereka mengasihiku sewaktu
kecil
(QS.Alisroq 24)

4. Doa kebaikan dunia -akhirat

‫ةربنةنا آتلةنا لفي الضدينةيا ةحةسنةةة‬,


ROBBANAA AATINAA FIDDUN-YAA _HASANAH
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia

‫ةولفي ياللخةرلة ةحةسنةةة‬,


WAFIL-AAKHIROTI _HASANAH
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di akhirat

‫ب الننالر‬
‫ةوقلةنا ةعةذا ة‬
WAQINAA ‘ADZAABANNAAR
dan peliharalah kami dari siksa neraka".

5. Do'a Ketika Masuk Kamar Mandi (WC)

‫ث ةو ايلةخةبائل ل‬
‫ث‬ ‫ك لمةن ايلسخبس ل‬
‫ةالللهسنم لانلىَ اةسعيوسذ بل ة‬
ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL
KHOBAAITSI

" Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan jantan


dan setan betina "

6. Do'a Ketika Keluar Kamar Mandi (WC)


37
‫ب ةعلنىَ يا ة‬
َ‫لذىِ ةوةعافةلنى‬ ‫اةيلةحيمسد للل النلذىِ اةيذهة ة‬
ALHAMDULILLAHIL LADZII ADZHABA ANNIL ADZA WA
'AAFANII

" Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dan telah
membuatku sehat "

7. Do'a Ketika Masuk Masjid

‫ةالللهسنم ايفتةيح للىَ اةيبةوا ة‬


‫ب ةريحةمتل ة‬
‫ك‬
ALLAHUMMAF TAHLII IBWAABA ROHMATIKA

" Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmatMu "

8. Do'a Ketika Keluar Masjid

‫ك‬
‫ضل ل ة‬ ‫ةالللهسنم لانلىَ اةيسأ ةلس ة‬
‫ك لمين فة ي‬
ALLAHUMMA INNII AS ALUKA MIN FADLLIKA

" Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerahMu "

9. Do'a Ketika Mengenakan Pakaian

‫ك لمين ةخييلرله ةوةخييلرةما هسةو لةهس ةو‬‫ةالللهسنم لانلىَ اةيسـأ ةلس ة‬


‫ك لمين ةشلرله ةوةشلرةما هسةو لةهس‬ ‫اةسعيوسذبل ة‬
ALLAHUMMA INNII AS'ALUKA MIN KHAIRIHI WA
KHAIRIMAA HUWA LAHU, WA A'UUDZU BIKA MIN

38
SYARRIHII WA SYARRI MAA HUWA LAHU

" Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu dari kebaikan


pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang ada padanya. Dan aku
berlindung kepadaMu dari keburukan pakaian ini dan keburukan
sesuatu yang ada padanya "

10. Do'a Ketika Melepas Pakaian

‫بليسلم ال النلذىِ ةللالهة اللن هسةو‬


BISMILLAHIL LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWA

"Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia "

11. Do'a Ketika Bercermin

َ‫ت ةخيللقىَ فةةحلسين سخلسلقى‬ ‫اةيلةحيمسد ل ل‬


‫ٌ ةالللهسنم ةكةما ةحةسين ة‬،‫ل‬
ALHAMDULILLAH, ALLAHUMMA KAMAA HASANTA
KHALQII FAHASSIN KHULUQII

" Segala Puji Bagi Allah, Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah


memperindah tubuhku maka perindahkanlah pula akhlaqku "

12. Do'a Ketika Menyisir Rambut

‫ةالللهسنم ةحلريم ةشيعلرىِ ةوبةةشلرىِ ةعلةىَ الننالر‬


ALLAHUMMA HARRIM SYA'RII WA BASYARII 'ALAN NAAR

" Ya Allah, halangilah rambut dan kulitku dari api neraka "

13. Do'a Sebelum Makan

39
‫ةالللهسنم ةبالريك لةةنا فلييةما ةرةزيقـتةةنا ةو قلةنا ةعةذا ة‬
‫ب الننالر‬
ALLAHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA RAZAQTANAA WA
QINAA 'ADZAABAN NAAR

" Ya Allah berkahilah kami dalam rizki yang telah Engkau berikan
kepada kami, dan periharalah kami dari siksa api neraka "

14. Bacaan Lupa Baca Do'a Makan

‫بليسلم ال اةنولسهس ةو الخسرهس‬


BISMILLAHI AWWALUHU WA AAKHIRUHU

" Dengan Menyebut nama Allah dari permulaan hingga


penghabisannya "

15. Do'a Sesudah Makan

‫اةيلةحيمسد للل النلذىِ اة ي‬


‫طةعةمةنا ةوةسةقاةنا ةوةجةعلةةنا سميسلللمييةن‬
ALHAMDULILLAHIL LADZII ATH'AMANAA WA SAQAANA
WA JA'ALANA MUSLIMIIN

" Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum
serta menjadikan kami seorang muslim "

16. Do'a Akan Keluar Rumah

‫بليسلم ال تةةونكيل س‬
‫ت ةعةلىَ ال ةولةةحيوةل ةولةقسنوةة‬
‫اللنلبالل‬
BISMILLAHI TAWAKKALTU 'ALALLAH, LAA HAULA WA
LAA QUWWATA ILLAA BILLAH

40
" Dengan menyebut nama Allah, aku berserah diri kepada Allah. Dan
tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah
semata "

17. Do'a Akan Masuk Rumah

‫بليسلم ال ةولةيجنا ة ةو بليسلم ال ةخةريجنا ة ةوةعةلىَ ةرلبنةـا‬


‫تةةونكيلنا ة‬
BISMILLAHI WALAJNA WA BISMILLAHI KHARAJNA WA
'ALAA RABBINA TAWAKKALNA

" Dengan menyebut nama Allah aku masuk rumah, dengan nama
Allah pula aku keluar dan kepada Allah pula aku berserah diri "

18. Do'a Ketika Bersin

Orang Yang Bersin

‫اةيلةحيمسد للل‬
ALHAMDULILLAH
" Segala puji bagi Allah "

Orang Yang Mendengar

‫سيةيرةحسم ة‬
‫كا‬
YARHAMUKALLAH
" Semoga Allah Merahmatimu "

Orang Yang Bersin Menjawab

41
‫يةيهلدييسكسم ا‬
YAHDIIKUMULLAH
" Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu "

BAB V
PUASA
A. PUASA WAJIB
1. Ketentuan Puasa Wajib
a. Pengertian Puasa
Secara bahasa Puasa artinya menahan diri dari segala
sesuatu, seperti manahan makan, minum, nafsu, menahan
berbicara yang tidak bermanfaat. Sedang menurut istilah puasa
ialah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari
lamanya sejak mulai terbit fajar sampai terbenam matahari dengan
niat dan beberapa syarat dan rukunnya.
2. Hukum Melaksanakan Puasa

Dalam Islam hukum melaksanakan puasa ada beberapa


macam seperti wajib, sunah, haram dan makruh. Puasa yang hukum

42
melaksanakannya wajib yaitu : puasa ramadhan, puasa kifarat dan
puasa nazar. Yang termasuk puasa sunah, seperti : puasa setiap hari
senin – kamis, puasa hari A’rafah, puasa ‘asyura dan sebagainya.
Yang termasuk puasa haram seperti : puasa pada hari raya idul fitri
dan idul adha dan puasa hari tasyri’.

3. Syarat Wajib Puasa

Syarat artinya sesuatu yang harus dipenuhi sebelum


melakukan sesuatu. Adapun syarat wajibnya puasa adalah :

a. Islam
b. Baligh
c. suci dari haid dan nifas (bagi wanita).
d. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa

4. Rukun Puasa

Rukun ialah sesuatu yang harus dipenuhi atau dikerjakan ketika


melaksanakan sesuatu. Sedang rukun puasa ialah sesuatu yang harus
dilaksanakan seseorang yang sedang melaksanakan puasa. Jika rukunnya
tidak dipenuhi puasanya tidah sah. Rukun puasa ada dua macam yaitu :

a. Niat berpuasa pada malam hari


Sabda Rasulullah SAW.

‫صــياسم قةيبــةل يالفةيجــلر فةلة ل‬


‫صــةياةم لةــهس )رواه‬ ‫ ةمــين لةــيم يسبةيلــ س‬.‫م‬.‫ةقاةل ةرسسيوسل ال ص‬
‫ت ال ل‬
‫ابوداود والترمذىِ والنساء‬

Artinya : “Barang siapa tidak berniat puasa malam hari sebelum terbit
fajar, maka tidak sah puasanya”.(H.R. Abu Dawud, Tirmidzi,
Nasai)

b. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit


fajar sampai terbenam matahari.
43
5. Hal-hal yang membatalkan Puasa
Adapun hal-hal yang membatalkan puasa sebagai berikut :
a. makan dan minum dengan sengaja
b. bersetubuh disiang hari
c. keluar mani (sperma) dengan sengaja
d. keluar haid atau nifas
e. muntah dengan sengaja

Rasulullah SAW bersabda.

‫ ةمين ةذةر ةعهس ايلقةييةئ ةو هســةو ة‬.‫م‬.‫ ةقاةل ةرسسيوسل ال ص‬: ‫ةعين ةابلىَ هسةرييةرةة‬
‫صــا‬
(‫ض )رواه الخمسة‬ ‫ضاةء ةو ال لن ايستةةقاةء فةيليةقة ل‬
‫س ةعلةييله قة ة‬
‫ئلدم فةلةيي ة‬
Artinya : “Dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
muntah tidak sengaja dalam keadaan berpuasa maka tidak wajib baginya
untuk mengganti puasanya (qadha), akan tetapi jika muntahnya disengaja
maka baginya wajib mengqadha”.

f. hilang akalnya sebab gila atau mabuk disiang hari


g. menurut para ulama’ masuknya sesuatu ke dalam tubuh lewat
lobang (hidung, mulut, telinga, dubur atau qubul) baik sengaja atau
tidak juga membatalkan puasa.
6. Macam - Macam Puasa Wajib
Puasa wajib artinya puasa yang harus dikerjakan mendapat
pahala, jika tidak dikerjakan maka berdosa. Adapun macam-macam
puasa wajib adalah :
a. Puasa Ramadhan
Puasa ramadhan ialah puasa yang dilaksanakan pada
bulan ramadhan. Hukum melaksanakan puasa ramadhan
adalah wajib bagi setiap orang yang telah memenuhi syarat
wajibnya.

44
Firman Allah Swt.

‫ب ةعلةــىَ النــلذييةن‬
‫صةياسم ةكةما سكتل ة‬ ‫ةيا أةضيةها النلذ ييةن ةءاةمنسيوا سكتل ة‬
‫ب ةعلةييسكسم ال ل‬
(183:‫لمين قةيبللسكيم لةةعلنسكيم تةتنقسيوةن )البقرة‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al Baqarah [2] : 183)

Puasa ramadhan mulai diwajibkan kepada umat Islam


pada tahun kedua hijriyah. Dalam puasa ramadhan niat
untuk berpuasa harus dilaksanakan malam hari sebelum
puasa. Sedang untuk puasa sunah boleh dilaksanakan siang
hari saat puasa sebelum matahari condong ke barat (masuk
waktu dhuhur) asal sejak terbit fajar belum makan atau
minum sama sekali.

Hal-hal yang disunahkan ketika berpuasa antara lain :

1) memperbanyak membaca Al Qur’an


2) Segera berbuka jika sudah waktunya tiba.
3) Ketika berbuka dengan makanan atau minuman yang
manis, lebih utama berbuka dengan kurma.
4) Berdoa lebih dahulu ketika akan berbuka.

Doanya sebagai berikut :

‫ك ةيا اةيرةحةم النرالحلمييةن‬ ‫ك اةيف ة‬


‫طير س‬
‫ت بلةريحةمتل ة‬ ‫ت ةوةعةلىَ لريز قل ة‬
‫ك آةمين س‬ ‫صيم س‬
‫ت ةوبل ة‬ ‫اللنهسنم لة ة‬
‫ك س‬

Artinya : “Ya Allah, untuk-Mu saya berpuasa, kepada-Mu


beriman dan dengan rizki-Mu saya berbuka.

45
Dengan rahmat-Mu ya Tuhan yang Maha
Pengasih.”

5). Mengakhirkan makan sahur kira-kira 15 menit sebelum


waktunya imsak (habis).

6). Memberi makan untuk berbuka atau sahur kepada orang


yang berpuasa.

7). Memperbanyak ibadah, sedekah dan infak.

b. Puasa Kifarat

Puasa kifarat yaitu puasa sebagai denda terhadap


orang yang bersetubuh pada saat berpuasa (pada siang hari )
bulan ramadhan. Adapun denda (kifarat) bagi yang bersetubuh
di siang hari bulan ramadhan yaitu :

1). puasa dua bulan berturut-turut, atau

2). memerdekakan seorang budak muslim, atau

3). memberi makan orang miskin sebanyak 60 (enam puluh)


orang.

c. Puasa Nazar

Puasa nazar ialah puasa yang dilakukan karena pernah


berjanji untuk berpuasa jika keinginannya tercapai. Misalnya
seorang siswa bernazar: “jika saya mendapat rangking
pertama maka saya akan puasa dua hari”. Jika keinginannya
tersebut tercapai maka puasa yang telah dijanjikan
(dinazarkannya) harus (wajib) dilaksanakan. Hukum nazar

46
sendiri adalah mubah tetapi pelaksanaan nazarnya jika hal
yang baik wajib dilaksanakan, tetapi jika nazarnya jelak tidak
boleh dilaksanakan, misalnya jika tercapai keinginannya tadi
akan memukul temannya maka memukul temannya tidak
boleh dilaksanakan.

7. Orang-Orang Yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa

Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa pada bulan ramadhan


adalah :

a. Orang yang sedang sakit. Wajib mengganti yang ditinggalkannya


ketika sembuh.

Firman Allah :

(184 : ‫ )البقرة‬.‫ضا أةيو ةعةلىَ ةسفةتر فةلعند ةد لمين أةنياتم أسةخةر‬


‫ةوةمين ةكا ةن ةملريي ة‬
Artinya : “Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang
lain.” (Q.S. Al Baqarah [2] : 184)

b. Orang yang sedang bepergian jauh (musafir) tidak bertujuan untuk


maksiat. Maka setelah selesai ramdhannya wajib mengganti
(mengqadha) sejumlah puasa yang telah ditinggalkannya.
c. Orang yang telah lanjut usia (pikun) atau sakit menahun

Yaitu orang yang sudah tua dan tidak mampu berpuasa serta
kemungkinan untuk mengqadha juga sudah tidak mungkin. Maka
sebagai pengganti puasanya ia wajib membayar fidyah yaitu memberi
makan seorang miskin setiap harinya selama tidak berpuasa . Ukuran

47
fidyah yaitu kurang lebih ¾ liter beras atau makanan yang bisa
membuat kenyang.

Firman Allah :

(184 : ‫ةوةعةلىَاللذ ييةن يسلطييسقونةهس فليد يةةد طةةعاسم لميسلكييييةن )البقرة‬


Artinya : “Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin.” (Q.S. Al Baqarah [2]:
184)

d. Orang yang sedang hamil atau menyusui

Orang yang sedang hamil atau menyusui jika tidak kuat maka
boleh tidak berpuasa tetapi wajib mengganti (mengqadaha) puasanya
pada kesempatan lain dan wajib membayar fidyah.

Hadis Rasulullah SAW .

‫ضةع ةعلن ايلسمةسا فلــلر‬


‫ النن اة ةعنز ةوةجنل ةو ة‬.‫م‬.‫س ةقاةل ةرسسيوسل ال ص‬ ‫ةعين اةنة ت‬
‫صــيو ةم )رواه‬ ‫صــلةةة ةو ةعــلن ايلسحيبلةــىَ ةوايلسمير ل‬
‫ضــلع ال ن‬ ‫صــيو ةم ةوةشــطةةر ال ن‬
‫ال ن‬
(‫الخمسه‬
Artinya: “Dari Anas Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberi (keringanan) puasa dan
(kemudahan) salat bagi musafir, dan keringanan puasa kepada
wanita hamil dan menyusui.” (H.R. lima ahli hadis).

8. Fungsi Puasa Wajib Dalam Kehidupan

48
a. Sebagai sarana untuk mencapai derajat ketakwaan kepada Allah.
Firman Allah :

‫ب ةعةلـىَ انلـلذييةن لمـين‬


‫صـةياسم ةكةمـا سكتلــ ة‬ ‫ةياأةضيةها النلذ ييةن ةءاةمسنوا سكتلــ ة‬
‫ب ةعلةييسكـسم ال ل‬
(183 : ‫قةيبللسكيم لةةعلنسكيم تةتنقسيوةن )البقرة‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 183).

b. Sebagai sarana pendidikan dan latihan yaitu latihan meningkatkan


disiplin, membiasakan bertindak benar, melatih sifat sabar,
menanamkan tekat yang kuat dalam menahan hawa nafsu.
c. Menumbuhkan sifat kasih sayang, peduli dan peka terhadap
kehidupan fakir miskin.
d. Menjauhkan diri dari sifat tamak, rakus, riya dan menuruti hawa
nafsu.
e. Menumbuhkan semangat bersyukur atas nikmat yang telah
diterimanya tanpa dapat dihitung jumlahnya. Firman Allah :

(34 : ‫ )ابراهيم‬.‫صيوةهاإلنن يالل ينةساةن لةظةلسيو دم ةكنفا در‬


‫ةوإلين تةسعضدوا نليعةمةة ال لة تسيح س‬

Artinya :“Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat


kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim
dan sangat mengingkari (ni`mat Allah).” (Q.S. Ibrahim: 34)

f. Puasa merupakan cara terbaik untuk menjaga keselarasan,


keindahan, dan kesehatan tubuh.

B. PUASA SUNAH
1. Pengertian puasa sunah

49
Puasa sunah adalah puasa yang boleh dikerjakan dan boleh
tidak, puasa sunah sering disebut dengan puasa Tathawu’ artinya
apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dilakukan tidak
berdosa.

2. Macam-macam puasa sunah

Ada beberapa macam puasa sunah yang waktu


pelaksanaannya berbeda-beda, antara lain;

a. Puasa Syawal, Yang dimaksud dengan puasa Syawal adalah puasa


enam hari di bulan Syawal setelah tanggal 1 di bulan Syawal,
yang pelaksanaannya boleh secara berturut-turut dan boleh
selang-seling yang penting sejumlah enam hari.
Nabi Muhammad saw. bersabda ;

‫صــنلىَ اســ‬‫ضةي اس ةعينهس أةنن ةرسسيوةل الــ ة‬ ‫ي ةر ل‬ ‫ب يالة ين ة‬


‫صالر ي‬ ‫ةعين اةلبي اةضييو ل‬
‫ضـاةن سثـنم أةتنبةةع هس لسـ لةتا لمـين ةش نواتل ةكـاةن‬ ‫ ةمين ة‬:‫ةعلةييله ةوةسلنةم ةقاةل‬
‫صـاةم ةرةم ة‬
(‫صةياسم الند يهلر )رواه مسلم‬
‫ةك ل‬
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al Anshari r.a. bahwa
Rasulullah SAW. pernah bersabda: Barang siapa berpuasa
Ramadhan, lalu disusul dengan berpuasa 6 (enam) hari di bulan
Syawal, maka ( pahalanya ) bagaikan puasa setahun penuh.” ( H.R
Muslim)

b. Puasa hari Arafah, Puasa sunah hari arafah adalah puasa sunah
yang pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 9 Dzuhijjah. Puasa
sunah hari arafah dapat menghapus dosa selama 2 (dua) tahun,
yakni setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

50
Nabi Muhammad saw. bersabda ;

‫ ل‬:‫صــنلىَ اســ ةعلةييــله ةوةســلنةم‬


:‫صــةياسم يةــيولم ةعةرفةــةة‬ ‫قةــاةل ةرسســيوسل الــ ة‬
. . ‫ب ةعةلىَ ال أةين يسةكفلةر النسنةةة النلتىَ قةيبلةهس ةوالنسنةةة النلتىَ بةيعــةدهس‬
‫أةيحتةلس س‬
(‫ )رواه مسلم‬.
Artinya :“ Puasa hari Arafah itu dihitung oleh Allah dapat
menghapus ( dosa ) dua tahun, satu tahun yang lalu dan satu tahun
yang akan datang.” (HR Muslim )

c. Puasa Asyura, Puasa sunah pada bulan Asyura, ada tiga tingkatan,
yaitu
berpuasa tiga hari yaitu:
1) tanggal 9, 10 dan 11 di bulan Syura atau Muharam
2) berpuasa dua hari yaitu, tanggal 9 dan 10 di bulan Syura atau
Muharam
3) berpuasa satu hari yaitu, tanggal 10 Syura atau Muharam

Bulan Syura adalah bulan kemenangan nabi Musa as dan Bani


Israil dari musuh, barang siapa berpuasa As Syura dihapus (dosanya)
satu tahun yang lalu

Nabi Muhammad saw. bersabda ;

‫ب ةعلةــىَ اــ أةين يسةكفلــةر النســنةلة النتلــىَ قةيبلةــهس‬


‫ أةةحتلســ ة‬:‫صةياسم يةــيوةم ةعاسشــيوةرالء‬
‫ل‬
(‫)رواه مسلم‬
Artinya : “ Puasa pada hari As Syura menghapus ( dosa ) selama
satu tahun yang lalu.” ( H.R. Muslim)

d. Puasa bulan Sya’ban


51
Puasa di bulan Sya’ban ini tidak ada ketentuan, apabila dalam
mengerjakan puasa di bulan Sya’ban lebih banyak daripada di
bulan lain adalah lebih baik.

Nabi Muhammad saw bersabda :

‫ ةكاةن ية س‬,‫صيوسم ةشيعةباةن سكلنسه‬


‫صيوسم ةشــيعةبالن اللن قةللييلة )أخرجــه‬ ‫كا ةةن ية س‬
(ِ‫البخارى‬
Artinya :“ Rasulullah pernah berpuasa penuh di bulan sya’ban, juga
pernah berpuasa di bulan sya’ban tidak penuh (dengan
tidak berpuasa pada hari-hari yang sedikit jumlahnya)”
(H.R. Bukhari)

e. Puasa Senin dan Kamis


Allah Swt pada setiap Senin dan kamis mengampuni dosa-
dosa setiap muslim, supaya kita diampuni dosanya oleh Allah,
maka berpuasalah.

Rasulullah saw. bersabda ;

‫ض يالة يعةمــالل سكــنل ايثنةييــلن ةو‬


‫ تسيعــةر س‬:‫صنلىَ اس ةعلةييله ةوةسلنةم‬‫ةقاةل ةرسسيوسل ال ة‬
(ِ‫صالئم )رواه أحمد والترمذى‬ ‫ض ةعةمللىَ ةواةةنا ة‬ ‫س فةأ ةةح ض‬
‫ب اةين يسيعةر ة‬ ‫ةخلميي ل‬
Artinya :“ Rasulullah saw. bersabda : Ditempatkan amal-amal
umatku pada hari Senin dan Kamis, dan aku senang amalku
ditempatkan, maka aku berpuasa.” (HR Ahmad dan
Tirmidzi ).

Hadis diriwayatkan dari Aisyah, Nabi SAW. bersabda:

52
‫صــنلىَ اســ ةعلةييــله ةوةســلنلم‬
‫ ةكاةن الننبلــضي ة‬:‫ت‬ ‫ضةي اس ةعينةها ةقالة ي‬
‫ةعين ةعائلةشةة ةر ل‬
(ِ‫س )رواه الترمذى‬ ‫صةياسم يالل يثنةييلن ةوايلةخلميي ل‬
‫يةتةةحنرىِ ل‬
Artinya : “Dari Aisyah ra. Ia berkata: Bahwasanya Nabi SAW selalu
memilih puasa hari senin dan hari kamis.” (H.R. Tirmidzi)

f. Puasa pada pertengahan bulan Qomariyah


Puasa pertengahan bulan ini dilakukan setiap tanggal 13, 14
dan 15 Qamariyah.

Sabda Rasulullah saw.

‫صاةم ثةلة ثةةة اةنياتم لمين سكلل ةشيهتر فةقةيد ة‬


‫صاةم الند يهةر‬ ‫ةعين اةلبىَ ةذرر ةمين ة‬
(ِ‫سكلنهس )اخرجه احمد والترمذى‬
Artinya :“ Dari Abu Dzar, : Barang siapa puasa tiga hari setiap
bulannya maka sungguh ia telah puasa selama satu
tahun penuh.” ( HR Ahmad dan Tirmidzi )

Hadis Abu Dzar yang lain menjelaskan:

‫ث ةعةشــةرةة ةواةيربةــةع ةعةشــةرةة‬ ‫ت لمةن النشيهلر ثلة ثةةة فة س‬


‫صنم ثةلة ة‬ ‫الةذا س‬
‫صيم س‬
(‫س ةعةشةرةة )اخرجه احمد والترمذىِ وابن حبان‬
‫ةوةخيم ة‬
Artinya : “Ketika kamu ingin puasa setiap bulan tiga hari maka
puasalah setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya.
(H.R. Ahmad,Tirmidzi dan Ibnu Hiban.

g. Puasa Daud

53
Puasa Daud yaitu puasa yang dilakukan dengan cara sehari
berpuasa sehari berbuka ( tidak berpuasa ).

Nabi SAW. bersabda :

‫صــةياسم‬‫اـ ل‬ ‫صةيالم الةلـىَ ل‬ ‫ب ال ل‬ ‫ النن أةةح ن‬:‫صنلىَ اس ةعلةييله ةوةسلنلم‬‫ةقاةل ةرسسيوسل ال ة‬


‫ ةكــاةن يةنةــاسم‬:‫صــلةةس ةداسوسد ةعلةييــله النســلةلم‬‫صــلةلة اللةــىَ الــ ة‬ ‫ ةوأةةحــ ن‬,‫ةداسوةد‬
‫ب ال ن‬
‫ ةوةكاةن ية س‬,‫ ةويةةناسم سسسدةسسه‬, ‫ ةويةقسيوسم ثةلةثةهس‬,‫ف اللنييلل‬
‫صيوسم يةيوةماةويسيفلطسر يةيوةما‬ ‫نل ي‬
‫ص ة‬
(ِ‫)اخرجه البخارى‬
Artinya : “Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya puasa (sunah)
yang paling disenangi oleh Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan
salat (sunah) yang paling disenangi oleh Allah adalah salat Nabi
Dawud, Nabi Dawud tidur separuh malam, lalu salat sepertiga
malam, kemudian tidur lagi seperenam malam, dan beliau berpuasa
sehari lalu berbuka sehari (selang-seling)” (H.R. Bukhari)

9. Waktu-waktu yang diperbolehkan dan diharamkan puasa


Waktu-waktu yang diperbolehkan puasa yaitu pada bulan
Ramdhan ( puasa wajib ) dan waktu-waktu seperti di atas karena
Allah Swt pada saat itu akan menurunkan rahmatNya kepada manusia.
Ada beberapa waktu yang dilarang untuk berpuasa, larangan tersebut
semata-mata untuk memberi kesempatan umat Islam agar dapat
mengambil manfaat di dalamnya.
Adapun hari yang dilarang untuk berpuasa dalam satu tahun
ada 5 hari, yaitu ;
a. dua hari raya yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul adha.
b. tiga hari tasyrik yaitu, tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Rasulullah saw bersabda :

54
‫صيولم ةخيمةســلة‬ ‫صنلىَ اس ةعلةييله ةوةسلنةم نةةهىَ ةعين ة‬ ‫س أةلن الننبلةي ة‬ ‫ةعين اةنة ت‬
‫ق‬ ‫ يةيوسم يالفل ي‬:‫اةنياتم لمةن النسنةلة‬
‫طــلر ةويةــيوسم الننيخــلرةوثةلة ةثـةس اةينــالم التنيشــلريي ل‬
(َ‫)رواه الدرقطنى‬
Artinya :“ Dari An Nas, bahwasannya nabi saw . telah melarang
berpuasa dalam lima hari setahun yaitu : a. hari raya Idul
Fitri ,

10. Hikmah puasa sunah


a. jiwa akan menjadi bersih
b. badan menjadi sehat
c. mendapatkan pahala
d. melatih displin, kejujuran dan kesabaran dalam melaksanakan
tugas
e. mendidik agar kita dapat mengendalikan nafsu
f. mendidik rasa kasih sayang terhadap fakir miskin
g. merupakan tanda syukur kepada Allah Swt atas segala
nikmatNya.

BAB VI

ZAKAT

A. Pengertian Zakat

55
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah
(Ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar’, adalah tanaman tumbuh dan
bertambah jika diberkati.[1] Kata ini juga sering dikemukakan untuk
makna thaharah (suci) Allah SWT. berfirman:
‫قةيد اةيفلةةح ةمين ةزنكةها‬

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa


itu.” (QS. Asy Syams [91]: 9).

Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah sebagian


harta benda yang wajib diberikan orang-orang yang tertentu dengan
beberapa syarat, atau kadar harta tertentu yang diberikan kepada orang-
orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula.

Adapun tentang zakat telah dijelaskan dalam al-Qur’an firman Allah


Surah at-Taubah ayat 103

Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu


kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka . . .” (QS. at-Taubah [9]: 103).

Maksud dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi
bersih dari kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta
benda atau zakat itu akan menyucikan orang yang mengeluarkannya dan
akan menumbuhkan pahalanya. Adapun dalan hadits diantaranya adalah:
‫ك‬‫ إلننـ ة‬:‫ضةىَ ا ةعينهس إلةلىَ اليةةملن ةقا ةل‬ ‫صنلىَ اس ةعلةييله ةوةسلنةم اةنما بةةعا ةذايبةن ةجبةتل ةر ل‬ ‫ىَ ة‬ ‫إلنن الننبل ن‬
‫ فةــإ لين هســيم‬. ‫ب ةفايدسعهسيم ألةلىَ ةشةهاةدلةأةين لةإللةهة إللناســ ةوأةنلــىَ ةرسســيوسل الــ‬‫تةأي لتىَ قةيوةمااةيهةل لكةتا ت‬
. ‫ت لفىَ يةيوتم ةولةييلةتة‬
‫صلةةوا ت‬ ‫ك ةفاةعلليمهسيم أةةن اة ةعةزةوةجنل اليفتةةر ة‬
‫ض ةعلةييلهيم ةخيم ة‬
‫س ة‬ ‫اة ة‬
‫طاسعيواللةذ لل ة‬
‫صةد قةةة لفىَ أةيمــةوالللهيم تةــيؤ ةخــسذ‬ ‫ك ةفايعلليمهسيم اةنن اة اليفتضةر ة‬
‫ض ةعلةييلهيم ة‬ ‫فةإ لين هسيم أة ة‬
‫طاسعيواللةذ لل ة‬
‫ ةواتةــ ل‬, ‫ك ةوةكــةرا ىَلــةم أةيمــةوالللهيم‬
‫ق‬ ‫ فةإ لين هسيم أة ة‬, ‫لمين أةيغنلةيا ىَللهيم ةوتسةرضد إلةلىَ فسقةةرا ىَللهيم‬
‫طاسعيوا للةذ للــ ة‬

56
‫س بةيينةهةــا ةوبةييــةن الــ لحةجــا د‬
(‫ب )رواه الجــاعه ابــن عبــاس‬ ‫ةديعــةوةة ايلةم ي‬
‫ظلســيولم فةــإ لنةهس لةييــ ة‬
Artinya: “Rasulullah sewaktu mengutus Sahabat Mu’adz bin Jabal ke
negeri Yaman (yang telah ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda:
Engkau datang kepada kaum ahli kitab ajaklah mereka kepada
syahadat, bersaksi, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah
dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka
telah taat untuk itu, beritahulah kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan mereka melakukan sholat lima waktu dalam sehari
semalam. Jika mereka telah taat untuk itu, beritahukanlah kepada
mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka menzakati kekayaan mereka.
Yang zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagi-bagikan kepada yang
fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah
(janganlah) yang mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu
bernilai tinggi, sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-
nilai itu) hindari do’anya orang yang madhlum (teraniaya) karena
diantara do’a itu dengan Allah tidak terdinding (pasti dikabulkan).”

Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak


pemahaman, diantaranya:

1. Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu


yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang
berhak.

2. Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan


pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.

3. Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Ta’rifat mendefinisikan


zakat sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah bagi
orang-orang Islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.

57
4. Wahbah Zuhaili dalam karyanya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu
mendefinisikan dari sudut empat mazhab, yaitu:

a). Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang


tertentu dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab
(batas jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak
menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai
haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.

b). Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari


harta tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh
pembuat syari’at senata-mata karena Allah SWT.

c). Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan
dari harta atau benda dengan cara-cara tertentu.

d). Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar


tertentu) yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk
golongan yang tertentu dalam waktu tertentu pula. Dari beberapa
pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah penyerahan atau
penunaian hak yang wajib yang terdapat di dalam harta untuk
diberikan kepada orang-orang yang berhak seperti tertulis dalam
Surat at-Taubah ayat 60 yaitu:

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-


orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-
taubah [9]: 60).[4]

B. Macam-Macam Zakat

58
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:

1. Zakat Fitrah,
Adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri
pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram
makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.

2. Zakat Maal (Zakat Harta )


Adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu
tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil
perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta
temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing
tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

C. Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya


Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :

1. Zakat Maal (Zakat Harta)

2. Emas, perak dan mata uang


Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman
Allah:
Artinya: ”Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (tidak
dikeluarkan zakatnya) dan tidak membelanjakanya di jalan Allah,
Maka beritakanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
’azab yang pedih.”(QS. at-Taubah [9]: 34 ).
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:

a. Milik orang Islam

b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka

c. Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )

d. Sampai nishabnya

59
e. Genap satu tahun

f. Nisab dan zakat emas Nishab emas bersih adalah 20 dinar


(mitsqal) = 12,5 pound sterling (96 gram ) zakatnya 2,5% atau
seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram
atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun
dimilikinya maka wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau
seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum dalam hadits yang
diterima dari Ali r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda :
,‫ك لعيشــسريوةن لدييةنـاةرا‬ ‫ك ةشىَدء – يةيعلنـىَ لفـىَ الـلذ ةهـ ل‬
‫ ةحنتـىَ يةسكـيوةن ةلـ ة‬,‫ب‬ ‫س ةعلةيي ة‬
‫لةيي ة‬
‫ فةةمــا‬.‫ف لديينةــاتر‬ ‫ك لعيشسريوةن لد ييةناةراةوةحا ةل ةعلةييةهاالةةحيوسل فةفلييهةــا نل ي‬
‫صــ س‬ ‫فةإ لةذاةكا نة ي‬
‫ت لة ة‬
‫ )رواه‬.‫س لفىَ ةما تل ةز ةكا ةد ةحنتىَ يسةحيوةل ةغلةييله ايلةحيوسل‬ ‫ك ةولةيي ة‬
‫ب ةذ لة ة‬
‫ةزا ةد فةبللحةسا ل‬
(‫أحمد وابودا ود والبيهقىَ و صحح البخاري وحسن الحا فظ‬.
Artinya: “Tak ada kewajibanmu- yakni mengenai emas
sampai kamu memiliki dua puluh dinar. Jika milikmu sudah
sampai dua puluh dinar, dan cukup masa satu tahun, maka
zakatnya setengah dinar. Dan kelebihannya diperhitungkan
seperti itu. Dan tidak wajib zakat pada suatu harta sampai
menjalani sampai satu tahun.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi,
dinyatakan sah oleh Bukhari dan sebagai hadits hasan oleh
Hafizh).

g. Nishab dan zakat perak


Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram),
zakatnya 2,5 % apabila telah dimiliki cukup satu tahun. Emas
dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh orang
perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan,
tidak wajib dikelurkan zakatnya. Beberapa pendapat tentang
emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:

60
 Pendapat imam Abu Hanifah : Berpendapat bahwa
emas dan perak yang telah dijadikan perhiasan
dikeluarkan zakatnya pula.

 Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan


perempuan untuk dipakai sendiri atau disewakan,atau
kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya,maka tidak
wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki
memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan
dimana perlu,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.

 Pendapat Imam Syafi’i : Tak ada zakat pada perhiasan


emas dan perak,menurut satu riwayat yang lain dari
padanya,wajib zakat perhiasan emas dan perak.

h. Nishab dan zakat uang peredaran uang pada dasarnya


berstandar emas, karena peredaran uang itu berdasar emas,
maka nishab dan zakatnya 2,5 % atau seperempat 2. Zakat
harta perniagaan. Barang (harta) perniagaan wajib
dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah, Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya.”(QS.al-baqarah 267)

Dan sabda Rasulullah saw:

61
‫صــنلىَ اســ ةعلةيــله ةو‬‫ ةكاةن ةرسســيوسل الــ ة‬:‫ب ةقا ةل‬ ‫ةعين ةسسملريبلن سجينسد ت‬
‫ )رواه‬.‫ي نسلعــسدهس لليلبةييــلع‬ ‫ أةين نسيخلرةج ال ن‬,‫سللةم يةأيسمسرةنا‬
‫صةد قةــةة لمــةن النــلذ ي‬
(‫ابـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــوداود‬.
Artinya: “Dari samurah bin Jundub, ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah Saw. memerintahkan kepada kami
agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk
dijual.”(HR.AbuDawud).
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:

 Yang memiilki orang Islam

 Milik orang yang merdeka

 Milik penuh

 Sampai nishabnya

 Genap setahun

 Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau


perhitungan harta benda dagangan.tahun perniagaan
di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan
hanya labanya saja tetapi seluruh barang yang
diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab,maka
wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas
yaitu 2,5 %. Harta dagangan yang mencapai jumlah
seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya
sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram
Rp 100,maka barang dagangan yang seharga 96x RP
100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% =

62
RP 240. Harta benda perdagangan perseroan, Firma,
CV atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya harta
benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi
satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.

3. Zakat binatang ternak dasar wajib mengeluarkan zakat binatang


ternak ialah: Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abu Dzarr,
bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai berikut:

‫ت يةيوسم ايلقلةيا‬ ‫ي ةزةكاتةةها إللن ةجاةء ي‬ ‫ب إلبلتل ةولة ةغنةتم لةتسيؤلد ي‬


‫صا لح ل‬ ‫ةمالمين ة‬
‫ ةوتةطةيؤهس بلأ ةةخفةــا‬. ‫ تةينلطسحهس بلقسسريو نلةها‬. ‫ ةوأةيسةمسن‬. ‫ت‬ ‫ةملة أةيعظةسم ةما ةكا نة ي‬
‫ ةحنتىَ يةيق ة‬, ‫ت ةعا ةييله أسيوةل ةها‬
َ‫ضــى‬ ‫ ةعاد ي‬, ‫ت أسيخةراةها‬
‫ سكلنةما نةفةلد ي‬, ‫فلةها‬

‫بةييةن الننا ل‬
‫س‬
Artinya: ”Tidaklah pemilik unta,sapi, dan kambing yang
tidak mengeluarkan zakatnya maka binatang –binatang itu nanti
pada hari Qiyamat akan datang dengan keadaan yang lebih besar
dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia, lalu hewan –hewan itu
menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap selesai
mengerjakan yang demikian, bintang- binatang itu kembali
mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula: dan demikianlah
terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para
manusia.”(HR. Abu Dzarr).

Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta,


lembu dan kerbau, kambing dan biri-biri. Syarat-syarat wajibnya
zakat binatang ternak sebagai berikut:

63
 Pemiliknya orang Islam

 Pemiliknya merdeka

 Miliknya sendiri

 Sampai senishab

 Cukup setahun

 Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput


belian

 Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan


dan sebagainya

4. Nishab dan zakat unta


Orang yang memilki unta 5 ekor keatas wajib dikeluarkan zakatnya.
Tentang pengeluaran zakat ini diatur sebagai berikut:

 5 ekor unta zakatnya 1ekor kambing

 10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing

 15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing

 20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing

 25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 1 tahun masuk


tahun kedua kalau tidak ada boleh dengan seekor unta jantan
berumur 2 tahun masuk tahun ketiga

 36 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 2 tahun masuk


tahun ketiga

 46 ekor unta zakatnya seekor unta betina umur 3 tahun masuk


tahun keempat

64
 61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 4 tahun masuk
tahun kelima

 76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk


tahun ketiga 91ekor unta sampai 121ekor zakatnya 2 ekor unta
betina umur 3 tahun masuk tahun keempat

 Tiap- tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina


umur dua tahun masuk tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor
unta, zakatnya seekor unta umur 3 tahun masuk keempat.

5. Nishab dan zakat lembu/kerbau orang yang memiliki lembu/kerbau


30 ekor keatas wajib mengeluarkan zakatnya sebagai berikut:

 30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau

 40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor sapi/kerbau betina yang


berumur 2tahun

 60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi/kerbau


(ta-’bi)

 70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau (ta’-bi)


dan 1ekor musinnah

 80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor musinah

 90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor ta-bi

 100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor ta-bi dan 1 ekor


musinnah
Zakat kerbau sama dengan zakat lembu, baik nishab maupun
zakatnya

6. Nishab dan zakat kambing orang yang memilki kambing 40 ekor


wajib mengeluarkan zakatnya sebagai berikut:

65
 40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1ekor

 121 sampai 200 ekor kambing zakatnya 2ekor

 201 sampai 300 ekor kambing zakatnya 3ekor

 301 sampai 400 ekor kambing zakatnya 4ekor

 401 sampai 500 ekor kambing zakatnya 5 ekor dan seterusnya

 tiap tiap 100 ekor kambing zakatnya 1ekor

7. Zakat hasil bumi hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu
yang dapat dijadikan makanan pokok seperti: padi, jagung, gandum,
dan sebagainya. Sedangkan buah- buahan yang wajib dikeluarkan
zakatnya ialah :gandum, Sya’r zabib dan kurma. Buah-buahan yang
wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw
sebagai berikut:

‫صـــةدقةةد ةحتنـــىَ تةيبلةـــةغ ةخيمةســـةة أةيوسســـ ت‬


( ‫ )رواه مســـلم‬. ‫ق‬ ‫ب ةوةلتةسمتر ة‬ ‫لةييـــ ة‬
‫س فلـــىَ ةحـــ ر‬
Artinya: ” Tidak ada sedekah(zakat ) pada biji dan kurma kecuali
apabila mencapai lima wasaq ( 700kg). ” (HR. Muslim).

Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:

 Pemiliknya orang Islam

 Pemiliknya orang Islam yang merdeka

 Milik sendiri

 Sampai senishab tidak disyaratkan setahun memilki tetapi wajib


dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap menuai/panen.
Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:

‫ فلييةما ةسقة ل‬: ‫صنلىَ اس ةعلةييله ةوةسلنةم ةقا ةل‬


‫ت ايلة ينهةــا‬ ‫ةعين ةجا بلترةعلن الننبللي ة‬

66
‫ )رواه احمــد‬. ‫ف ايلسعسشلر‬ ‫سرةوالةيغيةسم ايلسعسشيوسر فلييةما سسقلةي لبا لنسا نليةله نل ي‬
‫ص س‬
(َ‫ومسلم والناسى‬.
Artinya:“Dari Jabir dari Nabi saw.: Beliau berkata: Pada biji
yang dialiri dengan air sungai dan hujan, zakatnya
sepersepuluh, dan yang dialiri dengan kincir ditarik oleh
binatang, zakatnya seperdua puluh.” (HR. Ahmad Muslim dan
Nasa’i).

Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu


kira- kira 700 kg,sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq=
1400 kg Zakatnya 10% (sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan,
air sungai, siraman air yang tidak dengan pembelian (perongkosan ).
Jika diari dengan air yanng diperoleh dengan pembelian maka
zakatnya 5% (seperdua puluh ). Semua hasil bumi yang sudah masuk,
wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan untuk ongkos
menuai dan angkutan.

5. Zakat barang tambang dan barang temuan hasil tambang yang wajib
dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang diperoleh dari hasil
pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang –orang purbakala yang
berharga yang ditemukan oleh orang –orang pada masa
sekarang,wajib dikelurkan zakatnya. Barang rikaz itu umumnya
berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Sabda Rasulullah saw.:

‫ ةو‬: ‫صنلىَ اســ ةعلةييــله ةوةســلنةم قةــا ةل‬‫ةعين أةلبىَ هسةرييةرةة اةنن ةرسسيوةل ال ة‬
(‫س )رواه لبخاري و مسلم‬ ‫لفىَ اللرةكالزايلسخسم س‬

67
Artinya:“Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:
“Dan pada rikaz simpanan orang-orang zaman dahulu di dalam
bumi itu, zakatnya seperlima.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:

 Orang Islam

 Orang merdeka

 Milik Sendiri

 Sampai nishabnya tidak perlu persyaratan harus dimilki selama


1 tahun. Nishab zakat barang tambang dan barang temuan,
dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l = 96 gram
untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya
masing-masing 2,5% atau seperempat puluh

 Zakat fitrah zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang


membentuknya terdiri dari kata “zakat” dan “fitrah”. Zakat
secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama’
bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah
terhadap harta kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu
(nishab dan khaul) yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan
para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas nikmat Allah
swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk
membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain, zakat
merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang berkelebihan
rizki untuk menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan
kepada saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sabda Rasulullah saw,:

68
‫صلةلة فةهةةىَ ةز ةكا ةد ةميقبسيو لةةد ةوةمين أةند ةها بةيعةد ال ن‬
‫صلةلة‬ ‫ةمين اةندا ةها قةيبةل ال ن‬
‫ت‬ ‫صةد قةةد لكةن ال ن‬
‫صةد ةقا ل‬ ‫فةهةةىَ ة‬.
Artinya: “Barang siapa membayar fitrah sebelum shalat, maka
itu adalah zakat yang makbul, akan tetapi barang siapa
membayarnya sesudah shalat Id maka merupakan shadaqah
biasa.”

Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana


hadits Rasul “kullu mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam
terlahir dalam keadaan suci) dan bisa juga diartikan juga dengan
ciptaan atau asal kejadian manusia. Dari pengertian di atas dapat
ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama, zakat fitrah
adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk
mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang
tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab
ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan
kepada setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya
zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi.

Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari
raya fitrah. Seperti hadits Nabi saw.:

‫صا ىَللم لمةن اللنيغــلو‬


‫طلر طسيهةرةة للل ن‬‫صنلىَ اس ةعلةييله ةو ةسلةلمةم ةزةكا ةة ايلفل ي‬ ‫فةةر ة‬
‫ض ةرسسيوسل ال ة‬
‫ث ةوطسيعةمةة لليلةمةسا لكييلن‬‫ةوالنر فة ل‬

69
Artinya: “Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah guna
menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang
tidak baik dan guna makanan bagi para miskin.”

Yang wajib dizakati :

 Untuk dirinya sendiri; tua,muda,baik laki- laki maupun


perempuan

 Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya


”Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw:
Bayarlah zakat fithrah orang –orang yang menjadi
tanggunganmu.” (HR.Daruquthni dan Baihaqi).

Syarat-syarat wajib zakat fithrah :

 Islam

 Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi


seluruh keluarga pada waktu terbenam matahari dari penghabisan
bulan ramadhan

 Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam


pada akhir bulan Ramadhan

Zakat yang perlu dikeluarkan :

 Zakat fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan


menjadi 2,5 kg dari beras atau lainnya yang menjadi makanan
pokok bagi penduduk negeri.Lebih utama dikeluarkan sebelum
shalat ’Idul Fithri. Boleh juga dikeluarkan semenjak permulaan
bulan Ramadhan sebagai ta’jil Seperti yang tercantum dalam
hadits nabi yaitu: Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Saw
telah mewajibkan zakat fithrah dengan kurma satu sha atau
dengan sya’ir satu sha atas hamba sahaya, orang merdeka, laki-

70
laki,perempuan, anak-anak, orang tua, dari golongan kaum
muslimin dan beliau menyuruh zakat fithrah itu ditunaikan
sebelum orang-oranng keluar(selesai) shalat ’Ied Muttafaq ’alaih
Dan dalam riwayat Ibnu ’Ady dan Daraquthni dengan sanad
yang lemah: ” Cukuplah mereka (orang –orang miskin) jangan
sampai berkeliling (mencari nafkah) pada hari itu (hari raya).
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras
tidak boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung
termasuk makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah
dari pada beras. Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban
antara zakat fitrah dan zakat yang lain ada perbedaan yang sangat
mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang bersumber
pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat
selain zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena
keberadaan harta. Meskipun dalam hal pendistribusian zakat
fitrah terdapat perbedaan pendapat, yakni antara yang
memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf yang delapan
dan antara yang hanya memperbolehkan kepada fakir dan
miskin, akan tetapi apabila dilihat dari maqashid al syari’ah atau
berbagai pertimbangan logis disyariatkannya zakat fitrah, maka
tampak bahwa yang paling mendekati ke arah sana adalah
pendapat yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada fakir
dan miskin. Amil zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang
tidak bisa dikategorikan ke dalam amil zakat. Sebab, panitia
zakat fitrah hanya bersifat temporer, sementara amil bersifat
jangka panjang. Paniti zakat fitrah tidak bisa dijadikan sebagai
sumber mata pencaharian sementara amil diorientasikan sebagai

71
lapangan pekerjaan yang sekaligus menjadi mata pencaharian
bagi mereka yang berkecimpung di sana.

D. Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak


menerima

zakat Orang –orang yang berhak menerima zakat,telah


ditentukan oleh Allah, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an
sebagai berikut: Artinya:“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (QS. at-Taubah [9]: 60)

Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang


yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:

 Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha


yang dapat menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-
hari.

 Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang


dapat menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan
hidupnya tetapi tidak mencukupi.

 Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan


untukmengumpulkan dan membagi-bagikannya kepada yang
berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam .

72
 Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat
imannya dan jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat
imannya supaya dapat meneruskan imannya.

 Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan


dimerdekakan oleh tuan nya dengan jalan menebus dirinya.

 Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu


kepentingan yanng bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk
melunasinya.

 Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk


menegakkan agama Allah.

 Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam


perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu,
menyiarkan agama dan sebagainya.

Yang tidak berhak menerima zakat :

 Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil


sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang
mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).

 Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau


tanggungan dari tuannya.

 Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya


tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)."
(HR Muslim).

 Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak


dan istri.

 Orang kafir.

73
E. Hikmah Zakat adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut

1. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan


tangan para pendosa dan pencuri. Nabi saw bersabda:
‫ ةواةلعضديوالليلبةةللءالــــضدةعاةء‬, ‫صــــةد قةــــلة‬ ‫ ةوةداسويواةمير ة‬. ‫صــــنسيوا أةلةسكـــيم لبالنزةكــــالة‬
‫ضـــا سكــــيم لبالة ن‬ ‫ةح ل‬
Artinya:“Peliharalah harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah
orang-orang sakit kalian dengan sedekah. Dan persiapkanlah
doa untuk (menghadapi) malapetaka.”

2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-


orang yang sangat memerlukan bantuan. Dalam sebuah hadits
diriwayatkan sebagai berikut:

‫ض ةعةلىَ أةيغنلةيالءيألسميسلللمييةن فةــيي أةيمــةوالليهلم بلقةةدلرالةــلذ ي‬


, ‫ي يةةســسع فسقةةراةءهســيم‬ ‫إلنن اة فةةر ة‬
‫صــنةسع أةيغنليةــاسؤهسيم أةةلةوإلنن اةــ يسةحــا‬
‫ةولةين يةةجهةــةدالفسقةةراسءإلةذاةجاسعيواأةيوةعسريواإلنل بلةمــا ية ي‬
‫عـــــــــــــــةذاةباأةللييةما‬
‫لســـــــــــــــبسهسيم لحةساةباةشـــــــــــــــةدييةداةويسةعلذ بةهســـــــــــــــيم ة‬
Artinya:“Sesungguhnya Allah Swt. mewajibkan orang-orang
Muslim yangkaya untuk (menafkahkan) harta-harta mereka
dengan kadar yang mencukupi orang-orang Muslim yang fakir.
Sungguh, orang-orang fakir sekali-kali tidak akan lapar atau
bertelanjang kecuali karena perbuatan orang-orang yang kaya.
Ketahuilah. Sesungguhnya Allah wt. akan menghisab mereka
dengan hisab yang keras dan menyiksa mereka dengan siksaan
pedih.”

3. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.

4. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta


yang telah dititipkan kepada seseorang.

74
BAB VII

HAJI DAN UMRAH

75
A. Pengertian haji dan umrah

Asal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi)
adalah “al-qashdu” atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari
segi istilah (terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah
(ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang
tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-
syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.

Adapun umrah menurut bahasa bermakna ‘ziarah’. Sedangkan


menurut syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di
sekelilingnya, bersa’i antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau
menggunting rambut dengan cara tertentu dan dapat dilaksanakan setiap
waktu.

Allah SWT telah menjadikan baitullah suatu tempat yang dituju


manusia pada setiap tahun.
Allah SWT berfirman :

‫س ةوأةيمةنا ةواتنلخسذوا لمين ةمةقالم إليبةرالهيةم‬


‫ت ةمةثابةةة لللننا ل‬ ‫ةوإليذ ةجةعيلةنا ايلبةيي ة‬
‫طهلةرا بةييتلةي‬‫صةللىَ ةوةعلهيدةنا إللةىىَ إليبةرالهيةم ةوإليسةمالعيةل أةين ة‬ ‫سم ة‬
‫طائللفيةن ةوايلةعالكلفيةن ةوالضرنكلع الضسسجولد‬
‫للل ن‬
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan
jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i´tikaf, yang ruku´ dan yang sujud". (Al-
baqarah :125)

76
Baitullah adalah suatu tempat yang didatangi manusia pada
setiap tahun. Lazimnya mereka yang sudah pernah mengunjungi
Baitullah, timbul keinginannya untuk kembali lagi yang kedua kalinya.
Maka makna Hajjul baiti menurut syara’ ialah : mengunjungi baitullah
dengan sifat yang tertentu, di waktu yang tertentu, disertai dengan
perbuatan-perbuatan yang tertentu pula. Para ulama telah
mengkhususkan kalimat haji untuk mengunjungi ka’bah, untuk
menyelesaikan manasik haji. (Pedoman Haji. 1998 )

B. Tujuan haji dan umrah


Al-baqarah 189

‫س ايلبلضر بلأ ةين تةأيستوا‬


‫س ةوايلةحلج ِّ ةولةيي ة‬
‫ت لللننا ل‬ ‫ك ةعلن ايلةلهلنلة قسيل لهةي ةمةوالقي س‬ ‫يةيسأ ةسلونة ة‬
‫ت لمين أةيبةوابلةها ةواتنسقوا ن‬
‫اة‬ ‫ت لمين ظسسهولرةها ةو ىلةلكنن ايلبلنر ةملن اتنقةىىَ ِّ ةويأستوا ايلبسسيو ة‬ ‫ايلبسسيو ة‬
‫لةةعلنسكيم تسيفللسحوةن‬
Artinya:″Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit.
Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan
(bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari
belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang
bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung″. (Al-baqarah : 189)

‫س لحــضج‬‫ت ةمةقاسم إليبةرالهيةم ةوةمين ةدةخلةهس ةكاةن آلمةنا ِّ ةولنللــ ةعلةــىَ الننــا ل‬
‫ت بةيلةنا د‬
‫لفيله آةيا د‬
‫اة ةغنليي ةعلن ايلةعالةلميةن‬ ‫طاةع إللةييله ةسلبيةل ةوةمين ةكفةةر فةإ لنن ن‬ ‫ت ةملن ايستة ة‬ ‫ايلبةيي ل‬
"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa

77
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
(Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam". (Al-imran : 97)
C. Dasar hukum perintah haji dan umrah
Seperti di ketahui, dalam setiap aktivitas ibadah, ada hal-hal
yang bersifat fardhu, wajib, sunnah, dan makruh, di samping ada juga
mubah (boleh-boleh saja di kerjakan) dan haram. Dalam ibadah haji,
fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan sesuai
ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah ; seperti tidak melakukan
wukuf di ‘Arafah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika
diabaikan secara keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji
atau umrah tetap sah, tetapi orang yang bersangkutan harus
melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan. Misalnya, kewajiban
melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti dengan
membayar dam (denda). Sesuatu yang sunnah bila dilakukan, atau
sesuatu yang makruh, jika ditinggalkan dapat mendukung kesempurnaan
ibadah haji dan umrah. Sedang sesuatu yang mubah, tidak berdampak
apa pun terhadap ibadah. (Mizan. 2000)
D. Syarat,rukun dan hukum wajib haji dan umrah
1. Syarat-Syarat Melakukan Haji
Adapun syarat-syarat wajib melakukan ibadah haji dan umrah adalah:
a. Islam
Beragama Islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang
akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Karena itu orang-orang
kafir tidak mempunyai kewajiban haji dan umrah. Demikian pula
orang yang murtad.
b. Baligh (dewasa)

78
Anak kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana
dikatakan oleh nabi Muhammad SAW “Kalam dibebaskan dari
mencatat atas anak kecil sampai ia menjadi baligh, orang tidur
sampai ia bangun, dan orang yang gila sampai ia sembuh”.
c. Aqil (berakal sehat)
Orang yang tidak berakal, seperti orang gila, orang tolol juga
tidak wajib haji.
d. Merdeka
Budak tidak wajib melakukan ibadah haji karena ia bertugas
melakukan kewajiban yang dibebankan oleh tuannya. Padahal
menunaikan ibadah haji memerlukan waktu. Disamping itu budak itu
termasuk orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu dan lain-lain.
e. Mampu (Istitha’ah)
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal
kendaraan, bekal, pengongkosan, dan keamanan di dalam perjalanan.
Pengertian mampu itu ada 2 macam :
1) Mampu mengerjakan haji dengan sendirinya, dengan beberapa syarat
sebagai berikut :
 Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke mekah dan
kembalinya.
 Ada kendaraan yang pantas dengan keadaannya, baik kepunyaan
sendiri ataupun dengan jalan menyewa.
 Aman perjalanannya. Artinya dimasa itu biasanya orang-orang
yang melalui jalan itu selamat sentosa.
 Syarat wajib haji bagi perempuan, hendaklah ia berjalan
bersama-sama dengan mahramnya, bersama-sama dengan
suaminya, atau bersama-sama dengan perempuan yang
dipercayai. (Fiqih Islam. 2001)

79
Demikian pula kesehatan badan tentu saja bagi mereka yang
dekat dengan makkah dan tempat-tempat sekitarnya yang bersangkut
paut dengan ibadah haji dan umrah, masalah kendaraan tidak menjadi
soal. Dengan berjalan kaki pun bisa dilakukan. Pengertian mampu,
istitha’ah atau juga as-sabil (jalan, perjalanan), luas sekali, mencakup
juga kemampuan untuk duduk di atas kendaraan, adanya minyak atau
bahan bakar untuk kendaraan.
Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ad-Daru Quthni Anar ra.
Terdapat percakapan sebagai berikut: yang artinya Rasulullah SAW
ditanya: Apa yang dimaksud jalan (as-sabil, mampu melakukan
perjalanan) itu ya Rasulullah? Beliau menjawab : Yaitu bekal dan
kendaraan. Sedangkan yang dimaksud bekal dalam Fat-Hul Qorib
disebutkan : Dan diisyaratkan tentang bekal untuk pergi haji (sarana dan
prasarananya) hal mana telah tersebut di atas tadi, hendaklah sudah
(cukup) melebihi dari (untuk membayar) hutangnya, dan dari (anggaran)
pembiayaan orang-orang, dimana biaya hidupnya menjadi tanggung
jawab orang yang hendak pergi haji tersebut. Selama masa
keberangkatannya dan (hingga sampai) sekembalinya (di tanah airnya).
Dan juga diisyaratkan harus melebihi dari (biaya pengadaan) rumah
tempat tinggalnya yang layak buat dirinya, dan (juga) melebihi dari
(biaya pengadaan) seorang budak yang layak buat dirinya (baik rumah,
dan budak disini, apabila benar-benar dibuktikan oleh orang tersebut).
(Fath-Hul Qarib, 1991)

F. Rukun-rukun Ibadah Haji dan Umrah


Rukun haji dan umrah merupakan ketentuan-
ketentuan/perbuatan-perbuatan yang wajib dikerjakan dalam ibadah haji
apabila ditinggalkan, meskipun hanya salah satunya, ibadah haji atau

80
umrahnya itu tidak sah. Adapun rukun-rukun haji dan umrah itu adalah
sebagai berikut :
1. Ihram
Melaksanakan ihram disertai dengan niat ibadah haji dengan
memakai pakaian ihram.Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai
kain putih yang tak terjahit dan tidak bersambung semacam sarung.
Dipakai satu helai untuk selendang panjang serta satu helai lainnya
untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan
pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup
aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka dan
telapak tangan tetap terbuka.
2. Wukuf di Padang Arafah
Yakni menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (ke arah
Barat) jatuh pada hari ke-9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari
penyembelihan kurban yakni tanggal 10 dzulhijjah.
3. Thawaf
Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka’bah
sebayak tujuh kali, dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat
pada garis lantai yang berwarna coklat, dengan posisi ka’bah berada di
sebelah kiri dirinya (kebalikan arah jarum jam). (kumpulanmakalahpai
haji). Macam-macam Thawaf yaitu:
a. Thawaf Qudum : yakni thawaf yang dilaksanakan saat baru tiba di
Masjidil Haram dari negerinya.
b. Thawaf Tamattu’ : yakni thawaf yang dikerjakan untuk mencari
keutamaan (thawaf sunnah)
c. Thawaf Wada’ : yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan
meninggalkan Makkah menuju tempat tinggalnya.

81
d. Thawaf Ifadhah (thawaf rukun) : yakni thawaf yang dikerjakan
setelah kembali dari wukuf di Arafah. Thawaf Ifadhah merupakan
salah satu rukun dalam ibadah haji.
e. Thawaf nazar.
f. Thawaf sunnat. (Tawaf, wikipedia.org)
4. Sa’i antara Shafa dan Marwah
Sai adalah lari-lari kecil sebayak tujuh kali dimulai dari bukit
Shafa dan berakhir di bukit Marwah yang jaraknya sekitar 400
meter.Sai dilakukan untuk melestarikan pengalaman Hajar, ibunda
nabi Ismail yang mondar-mandir saat ia mencari air untuk dirinya dan
putranya, karena usaha dan tawakalnya kepada Allah, akhirnya Allah
memberinya nikmat berupa mengalirnya mata air zam-zam.
Dalam sa’i harus diperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
a. Sa’i mesti dilakukan setelah melakukan thawaf, sebagaimnana
yang dicontohkan Nabi.
b. Tartib, dimulai dari shafa. Jabir meriwayatkan bahwa Nabi
bersabda, ‟Kita mulai dari tempat yang Allah memulai dengan-
Nya, dan beliau memulai dari shafa hingga selesai dari sa’inya
di Marwah.”
c. Sa’i mesti dilakukan tujuh kali dengan ketentuan bahwa
perjalanan dari shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan
berikutnya dari Marwah ke shafa pun demikian. (Materi
Pendidikan Agama Islam, 2001)
5. Tahallul
Tahallul adalah menghalalkan pada dirinya apa yang
sebelumnya diharamkan bagi dirinya karena sedang ihram. Tahallul
ditandai dengan memotong rambut kepala beberapa helai atau
mencukurnya sampai habis (lebih afdol)

82
6. Tertib Berurutan
Sedangkan Rukun dalam umrah sama dengan haji yang
membedakan adalah dalam umrah tidak terdapat wukuf.

G. Wajib Haji dan Umrah


Wajib haji dan umrah adalah ketentuan-ketentuan yang wajib
dikerjakan dalam ibadah haji dan umrah tetapi jika tidak dikerjakan haji
dan umrah tetap sah namun harus mambayar dam atau denda.
1. Adapun Wajib-wajib haji adalah
a. Ihram dari miqat
Dalam melaksanakan ihram ada ketentuan kapan pakaian
ihram itu dikenakan dan dari tempat manakah ihram itu harus
dimulai. Persoalan yang membicarakan tentang kapan dan
dimana ihram tersebut dikenakan disebut miqat atau batas yaitu
batas-batas peribadatan bagi ibadah haji dan atau umrah.
Macam-macam miqat menurut Fah-hul Qarib
1). Miqat zamani (batas waktu)
pada konteks (yang berkaitan) untuk memulai niat
ibadah haji,adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah dan 10 malam
dari bulan dzilhijjah (hingga sampai malam hari raya qurban).
Adapun (miqat zamani) pada konteks untuk niat
melaksanakan “Umrah” maka sepanjang tahun itu, waktu
untuk melaksanakan ihram umrah.
2). Miqat makany (batas yang berkaitan dengan tempat)
untuk dimulainya niat haji bagi hak orang yang
bermukim (menetap) di negeri makkah, ialah kota makkah itu
sendiri. Baik orang itu penduduk asli makkah, atau orang

83
perantauan. Adapun bagi orang yang tidak menetap di negeri
makkah, maka :
 Orang yang (datang) dari arah kota Madinah as syarifah,
maka miqatnya ialah berada di (daerah) “Dzul Halifah”.
 Orang yang (datang) dari arah negeri Syam (syiria), Mesir
dan Maghribi, maka miqatnya ialah di (daerah) “Juhfah”.
 Orang yang (datang) dari arah Thihamatil Yaman, maka
miqatnya berada di daerah “Yulamlam”.
 Orang yang (datang) dari arah daerah dataran tinggi Hijaz
dan daerah dataran tinggi Yaman, maka miqatnya ialah
berada di bukit “Qaarn”.
 Orang yang (datang) dari arah negeri Masyrik, maka
miqatnya berada di desa “Dzatu “Irq”. (Fath-Hul Qarib,
1991)

Ketentuan tempat (tempat makani) :


 Makkah, miqat (tempat ihram) orang yang tinggal di
makkah, berarti orang yang tinggal di makkah hendaklah
ihram dari rumah masing-masing.
 Zul-hulaifah, miqat (tempat ihram) yang datang dari pihak
madinah dan negeri-negeri sejajar dengan madinah.
 Juhfah, miqat (tempat ihram) orang yang datang dari
sebelah syam, mesir, dan negeri-negeri yang sejajar dengan
negeri-negeri tersebut. Juhfah nama suatu kampung di
antara makkah dan madinah, kampung itu sekarang telah
rusak (roboh), kampung yang dekat kepadanya ialah :
‟Rabigh”.

84
 Yalamlam (nama suatu bukit dari beberapa bukit tuhamah).
Bukit ini, miqat orang yang datang dari sebelah yaman,
india, indonesia, dan negeri-negeri yang sejalan dengan
negeri-negeri tersebut.
 Qarnu (nama sebuah bukit, jauh dari makkah kira-kira
80,640 km). Bukit ini, miqat orang yang datang dari
sebelah Najdil-Yaman dan Najdil-hijaz dan orang-orang
yang datang dari negeri-negeri yang sejalan dengan itu.
 Zatu’irqain (nama kampung yang jauhnya dari makkah
kira-kira 80,640 km). Kampung ini, miqat orang yang
datang dari iraq dan negeri-negeri yang sejalan dengan itu.
 Adapun bagi penduduk negeri-negeri yang diantara
makkah dan miqat-miqat tersebut maka mikat mereka
negeri masing-masing. (Fiqih Islam, 1954 : 204-205)
b. Melempar Jumrah
Wajib haji yang ketiga adalah melempar jumrah
“Aqabah”, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah,
sesudah bermalam di Mudzalifah. Jumrah sendiri artinya bata
kecil atau kerikil, yaitu kerikil yang dipergunakan untuk
melempar tugu yang ada di daerah Mina. Tugu yang ada di Mina
itu ada tiga buah, yang dikenal dengan nama jamratul’Aqabah,
Al-Wustha, dan ash-Shughra (yang kecil). Ketiga tugu ini
menandai tepat berdirinya ‘Ifrit (iblis) ketika menggoda nabi
Ibrahim sewaktu akan melaksanakan perintah menyembeliih
putra tersayangnya Ismail a.s. di jabal-qurban semata-mata
karena mentaati perintah Allah SWT.
Di antara ketiga tugu tersebut maka tugu jumratul
‘Aqabah atau sering juga disebut sebagai jumratul-kubra adalah

85
tugu yang terbesar dan terpenting yang wajib untuk dilempari
dengan tujuh buah kerikil pada tanggal 10 Dzulhijjah.
c. Mabit di Mudzalifah
Wajib haji yang kedua adalah bermalam (mabit) di
mudzalifah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah
menjalankan wuquf di Arafah.
d. Mabid di Mina
Wajib haji keempat adalah bermalam (mabid) di mina pada
hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.
e. Thawaf Wada’
Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan
meninggalkan Makkah menuju tempat tinggalnya. (Bimbingan
Manasik Ziarah dan Perjalanan Haji, 1989)
2. Sedangkan wajib umrah adalah sebagai berikut:
a. Ihram dari tempat yang telah ditentukan (miqat makani). Sedang
miqat zamaninya tidak ditentukan karena ibadah umrah dapat
dikerjakan sepanjang tahun.
b. umrah atau haji.

E. Hikmah haji dan umrah


Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan haji
dan umrah, baik dari aspek waktu maupun pelaksanaannya. Di antara
hikmah-hikmahnya adalah sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan ihram, manusia dilatih untuk dapat
mengendalikan hawa nafsu, khususnya syahwat, perbuatan-perbuatan
dosa, dan hal-hal yang menyenangkan dirinya (hedonis).
2. Dalam pelaksanaan thawaf, ka’bah merupakan simbol monoteisme
(tauhid). Melakukan thawaf disekeliling ka’bah merupakan simbol

86
bahwa segala usaha kegiatan hidup manusia didunia ini tidak akan
pernah lepas dari pengawasan dan kekuasaan Allah. Dengan dzikir
ketika thawaf yang disertai penghayatan yang mendalam, diharapkan
akan tertanam dalam jiwa orang yang membacanya kesadaran bahwa
manusia itu sangat lemah. Di sini orang akan menganggap bahwa
manusia tidak layak berlaku sombong dan angkuh.
3. Ibadah sa’i antara Shafa dan Marwah mengingatkan sejarah
perjuangan Siti Hajar ketika mencari air. Ini mengisyaratkan bahwa
orang yang haji diharapkan memiliki etos kerja tinggi, tidak boleh
berpangku tangan, mengharap rezeki datang dari langit.
4. Wukuf diarafah bisa disebut sebagai malam perenungan. Arafah
sendiri berarti pengalaman. Maksudnya, orang yang melakukan haji
dan umrah diharapkan dapat mengenal jati dirinya, menyadari segala
kesalahannya dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
5. Melempar jumrah terkait erat dengan kisah ibrahim ketika melempar
setan. Hal ini dimaksudkan agar orang yang melakukan haji dan
umrah memiliki tekad dan semangat untuk tidak terbujuk rayuan
setan yang merusak dunia ini.
6. Bermalam di mina dan muzdalifah dan diistilahkan malam istirahat
dari rangkaian ibadah haji. Disini orang dapat memulihkan kondisi
yang sangat lelah. Ini sebagai isyarat bahwa manusia memerlukan
waktu istirahat dalam hidup ; tidak selamanya bekerja sampai tidak
ingat menjaga kondisi badan.
7. Dalam tahallul terkadang ajaran agar manusia mampu mengendalikan
sifat pembawaannya. Tahallul diibaratkan sebagai lampu hijau yang
mengisyaratkan kendaraan boleh berjalan kembali setelah untuk
sementara diharuskan berhenti.

87
8. Khusus untuk ibadah umrah, ibadah ini memberi kesempatan yang
sangat leluasa kepada kaum muslimin untuk mengunjungi ka’bah
karena waktunya tidak ditentukan. (Materi Pendidikan agama islam,
2001)
F. Sunnah, larangan dan DAM
1. Sunnah haji
a. Haji ifrad artinya : terpisah, yaitu cara melakukan ibadah haji
secara terpisah dari ibadah umrah dengan mendahulukan ibadah
haji.
b. Membaca talbiyah dengan suara yang keras bagi laki-laki,
sedangkan bagi wanita sekadar dapat didengar sendiri. Sunnah
membaca talbiyah selama ihram sampai melempar jumroh
aqabah pada hari nahar (hari raya).
Bacaan talbiyah :
‫ك لة ة‬
‫ك‬ ‫ك ةوايلسميل ة‬
‫ك لة ةشلريي ة‬ ‫ٌ إلنن ايلةحيمةد ةوالنليعةمةة لة ة‬،‫ك‬
‫ك لةبنيي ة‬
‫ك لة ة‬ ‫ك اللنهسنم لةبنيي ة‬
‫ٌ لة ةشلريي ة‬،‫ك‬ ‫لةبنيي ة‬
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang
memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu,
sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan milik-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu. (HR. Bukhari dan Muslim)
c. Berdo’a sesudah membaca talbiyah, meminta keridhoan Allah,
surga dan meminta perlindungan dari siksa neraka.
d. Membaca dzikir waktu thawaf.
e. Shalat dua rakaat setelah mengerjakan thawaf.
f. Memasuki ka’bah (rumah suci).
2. Larangan dalam haji
Beberapa larangan dalam haji yaitu :

88
a. Bersetubuh, bermesra-mesraan, berbuat maksiat, dan bertengkar
dalam haji.
b. Dilarang menikah dan menikahkan (menjadi wali).
c. Dilarang memakai pakaian yang di jahit, harum-haruman (minyak
wangi), memakai kain yang di celup, menutup kepala, memakai
sepatu yang menutup mata kaki. Adapun kaum wanita, mereka
boleh memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali
dan kedua telapak tangannya. Yang haram bagi mereka bagi
mereka hanya kaos tangan dan pakaina yang telah di celup
dengan celupan yang berbau harum.
d. Perempuan dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan.
e. Dilarang menghilangkan rambut dan bulu badan, memotong kuku
selama haji, kecuali sakit tetapi wajib membayar dam.
f. Dilarang berburu atau membunuh binatang liar yang halal di
makan.
3. Dam
Jenis-jenis Dam yaitu :
a. Dam (denda) karena memilih tamattu’ atau qiran. Dendanya ialah:
menyembelih seekor kambing (qurban), dan bila tidak dapat
menyembelih kurban, maka wajib puasa tiga hari pada masa haji
dan tujuh hari setelah pulang ke negerinya masing-masing.
b. Dam (denda) meninggalkan ihram dari miqatnya, tidak melempar
jumrah, tidak bermalam di muzdalifah dan mina, meninggalkan
tawaf wada’, terlambat wukuf di arafah, dendanya ialah
memotong seekor kambing kurban.
c. Dam (denda) karena bersetubuh sebelum tahallul pertama, yang
membatalkan haji dan umrah. Dendanya menurut sebagian ulama
ialah menyembelih seekor unta, kalau tidak sanggup maka seekor

89
sapi, kalau tidak sanggup juga, maka dengan makanan seharga
unta yang di sedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram, atau
puasa sehari untuk tiap-tiap seperempat gantang makanan dari
harga unta tersebut.
d. Dam (denda) karena mengerjakan hal-hal yang di larang selagi
ihram, yaitu bercukur, memotong kuku, berminyak, berpakaian
yang di jahit, bersetubuh setelah tahallul pertama. Dendanya
boleh memilih diantara tiga, yaitu menyembelih seekor kambing,
kerbau, puasa tiga hari atau sedekah makanan untuk 6 orang
miskin sebanyak 3 sha’ (kurang lenih 9,5 liter).
e. Orang yang membunuh binatang buruan wajib membayar denda
dengan ternak yang sama dengan ternak yang ia bunuh.
f. Dam sebab terlambat sehingga tidak bisa meneruskan ibadah haji
atau umrah, baik terhalang di tanah suci atau tanah halal, maka
bayarlah dam (denda) menyembelih seekor kambing dan
berniatlah tahallul (menghalalkan yang haram) dan bercukur di
tempat terlambat itu. (Fiqih Ibadah, 1998)

90
BAB VIII

MAWARIS NIKAH

A. Dzaw Al-Furudh dalam Al-Quran

Golongan Dzawil Furudh adalah golongan keluarga tertentu


yang ditetapkan menerima bagian tertentu dalam keadaan tertentu.
Kalangan fuqaha sependapat bahwa Dzawil Furdh secara mutlak telah
jelas bagian-bagiannya. Ketentuan yang mengatur masalah waris
terdapat dalam Al-Quran,Al-Hadits, Al-Ijma’ dan ijtihad. Sejumlah
ketentuan tentang fara’idh telah diatur secara jelas di dalam Al-Quran,
yaitu di dalam surat An-Nisa ayat 7, 11, 12, 176, dan surat-surat lainnya,
sejumlah ketentuan lainnya diatur didalam hadits, dan sejumlah
ketentuan lainnya diatur didalam ijma’ dan ijtihad para sahabat, para
imam madzhab, dan para mujtahid lainnya. Pencarian terhadap sumber-
sumber hukum waris di atas, dalam konteks hukum positif indonesia,
termuat dalam INPRES No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum
Islam, Buku II tentang Hukum Kewarisan.

Bagi umat Islam, melaksanakan syariat yang ditunjuk oleh nash-


nash yang sharih adalah keharusan. Oleh sebab itu, pelaksanaan waris
berdasarkan hukum waris Islam bersifat wajib. (Otje Salman dan
Musthafa Haffas, 2006). Pembagian waris yang telah ditetapkan Al-
Quran adalah al-furudh al-muqadarah. (Zainuddin bin Abdul ‘Aziz dan
Al-Malibari Al-Fannani 2003) mengatakan: “Bagian-bagian waris yang
telah dipastikan di dalam Kitabullah ada enam: (1) Dua Per tiga; (2)

91
setengah; (3) Sepeempat; (4) seperdelapan; (5) sepertiga; (6)
seperenam;”

Mengenai bagian-bagian yang telah dipastikan, yang pertama


berkaitan dengan kelompok Ashhab Al-Furudh, yaitu kelompok pertama
diberikan harta warisan. Mereka orang-orang yang telah ditentukan
bagiannya dalam Al-Quran, As-Sunnah, dan ijma’. Kedua, ashabah al-
nasabiyah, yaitu setiap kerabat (nasab) pewaris yang menerima sisa
harta warisan yang telah dibagikan. Jika tidak ada ahli waris lainnya, ia
berhak mengambil seluruh harta peninggalan. Misalnya, anak laki-laki
pewaris, cucu dari anak laki-laki pewaris, saudara kandung pewaris,
paman kandung dan seterusnya. Penambahan bagi ashhabul furudh
sesuai bagian (kecuali suami istri).

Apabila harta warisan yang telah dibagikan kepada semua ahli


warisnya masih juga tersisa, hendaknya diberikan kepada ashhabul
furudh masing-masing sesuai dengan bagian yang telah ditentukan.
Adapun suami atau istri tidak berhak menerima tambahan bagian dari
sisa harta yang ada. Sebab, hak waris bagi suami atau istri disebabkan
adanya ikatan pernikahan, sedangkan kekerabatan karena nasab lebih
utama mendapatkan tambahan dibandingkan lainnya. Yang dimaksud
kerabat adalah kerabat pewaris yang masih memiliki kaitan rahim dan
tidak termasuk ashhabul furudh dan juga ‘ashabah. Misalnya, paman
(saudara ibu), bibi (saudara ayah), cucu laki-laki dari anak perempuan,
dan cucu perempuan dari anakn perempuan. Bila pewaris tidak
mempunyai kerabat sebagai ashhabul furudh, tidak pula ‘ashbah, para
kerabat yang masih mempunyai ikatan rahim dengannya berhak untuk
mendapat warisan.

92
Tambahan hak waris bagi suami atau istri. Bila pewaris tidak
mempunyai ahli waris yang termasuk ashhabul furudh dan ‘ashhaba,
juga tidak ada kerabat yang memiliki ikatan rahim, harta warisan
seluruhnya menjadi milik suami atau istri. Misalnya, seorang suami
meninggal tanpa memiliki kerabat yang berhak untuk mewarisinya maka
istri mendapatkan bagian seperempat dari harta warisan yang
ditinggalkannya, sedangkan sisanya merupakan tambahan hak warisnya.
Dengan demikian, istri memiliki seluruh harta peninggalan suaminya.
Bagitu juga, sebaliknya suami terhadap harta peninggalan istri yang
meninggal.

Orang yang diberi wasiat lebih dari sepertiga harta pewaris. Yang
dimaksud disini adalah orang lain, artinya bukan salah seorang dari ahli
waris. Misalnya, seseorang meninggal dan mempunyai sepuluh anak.
Sebelum meninggal, ia terlebih dahulu memberi wasiat kepada semua
atau sebagian anaknya agar memberikan sejumlah hartanya kepada
seseorang yang bukan termasuk salah satu ahli warisnya. Madzhab
Hanafi dan Hambali berpendapat boleh memberikan seluruh harta
pewaris bila memang wasiatnya demikian.

Apabila seseorang yang meninggal tidak mempunyai ahli waris


ataupun kerabat, seluruh harta peninggalannya diserahkan kepada baitul
mal untuk kemaslahatan umum. (lihat Ash-Shabuni, Umu Basalamah
dalam Kylic Production, Penyaduran atas kitab Al-Mawarits fi Al-
Syari’ah Islamiyah). Untuk mengetahui bagian ashhab al-furudh, dapat
ditempuh dengan memakai dua jalan:

1. Jalan Tadalli, yaitu mengetahui bagian furudh (bagian waris yang


telah ditentukan) dengan menghitung seperdua dari seperdua, yaitu
seperempat, dan seperdua dari seperempat, yaitu seperdelapan.

93
Seperdua dari dua per tiga yaitu sepertiga dan seperdua dari sepertiga
yaitu seperenam.
2. Jalan Tarai, yaitu mengetahui bagian furudh dengan menghitung
kelipatan. Kelipatan dari seperdelapan adalah seperempat dan
kelipatan dari seperempat adalah setengah. Kelipatan dari seperenam
adalah sepertiga dan kelipatan dari sepertiga adalah dua per tiga.

Otje Salman dan Mustafa Haffas (2006) mengatakan bahwa


pengelompokan ahli waris digunakan untuk membedakan para ahli waris
berdasarkan keutamaan mewaris, sementara istilah penggolongan ahli
waris digunakan untuk membedakan para ahli waris berdasarkan
besarnya bagian waris dan cara penerimaannya.

Kerabat dalam hukum waris Islam dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu:

1. Leluhur perempuan adalah perempuan dari pihak ibu dalam satu garis
lurus keatas.
2. Leluhur laki-laki adalah leluhur laki-laki dari pihak bapak keaatas.
3. Keturunan perempuan adalah anak perempuan pewaris dan anak
perempuan dari keturunan laki-laki. Itu adalah anak perempuan dan
cucu perempuan pancar laki-laki.
4. Keturunan laki-laki adalah keturunan laki-laki dari anak laki-laki
dalam satu garis lurus kebawah (tidak terhalang oleh pihak
perempuan, seberpa pun rendahnya). Itu adalah anak laki-laki dan
cucu laki-laki pancar laki-laki.
5. Saudara seibu adalah saudara perempuan dan saudara laki-laki yang
hanya satu ibu dengan pewaris. Itu adalah saudara perempuan seibu
dan saudara laki-laki seibu.
6. Saudara sekandung/sebapak adalah keturunan laki-laki dari leluhur
laki-laki dalam satu garis lurus kebawah (tidak terhalang oleh pihak
perempuan). Itu adalah saudara laki-laki sekandung/sebapak dan
saudara perempuan sekandung/sebapak.

94
7. Kerabat lainnya, yaitu kerabat lain yang tidak termasuk kedalam
keenam kelompok diatas.

Ahli waris dalam hukum waris Islam didasarkan kepada tiga


sebab, yaitu sebab keturunan, perkawinan, dan memerdekakan budak.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ahli waris tersebut ada
sembilan, yaitu: (1) Janda; (2) Leluhur perempuan; (3) Leluhur laki-laki;
(4) Keturunan perempuan; (5) Keturunan laki-laki; (6) saudara seibu; (7)
Saudar sekandung/sebapak; (8) Kerabat lainnya; dan (9) Wala’.

Bagian-bagian hak warisnya masing-masing adalah:

Ahli waris yang menghabiskan semua harta atau semua sisa.


Sulaiman Rasyid (2003) menjelaskan bahwa sebagian ahli waris
mendapat bagian tertentu seperti sepertiga atau seperempat, tidak berhak
mendapatkan lebih dari itu, meskipun sisa harta lebih banyak. Akan
tetapi, ada sebagian yang lain yang berhak mengambil semua harta atau
semua sisa dari ketentuan yang ada. Orang yang berhak menghabiskan
harta atau semua sisa itu diatur menurut susunan sebagai berikut:

1. Anak laki-laki
2. Anak laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak
4. Bapak dari bapak (kakek dari pihak bapak)
5. Saudara laki-laki seibu sebapak
6. Saudara laki-laki yang sebapak
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang sebapak
9. Paman dari pihak bapak (saudara bapak) yang seibu sebapak
kemudian yang sebapak
10. Anak laki-laki dari paman bapak
11. Orang yang memerdekakan mayat
12. Laki-laki yang dapat menghabiskan harta atau sisa harta waris. Jika
anak laki-laki bersama-sama dengan anak perempuan, keduanya

95
bersama-sama mengambil semua harta atau semua sisa dari ketentuan
yang ada. Pembagian antara keduanya adalah bagian untuk setiap
laki-laki, yaitu dua kali bagian tiap-tiap perempuan. Allah SWT.
Berfirman yang artinya:

“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka


untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan (QS. An-Nisa: 11)”

Perempuan yang dapat menghabiskan semua harta atau semua


sisa. Selain laki-laki yang dapat menghabiskan semua harta atau sisa
harta, adapula peempuan yang ikut menghabiskan semua harta dan
sisa harta jika bersama-sama dengan saudaranya yang laki-laki.
Empat orang laki-laki dari kesepuluh ahli waris laki-laki dapat
menarik saudara perempuannya masing-masing untuk bersama-sama
mengambil semua harta atau semua sisa harta, yaitu :

1. Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan untuk


mengambil semua harta atau semua sisa harta dari ketentuan
yang ada. Berarti kalau tidak ada anak laki-laki, perempuan harus
mengambil dengan jalan ketentuan, dan dengan adanya anak
laki-laki, anak perempuan tidak boleh mengambil dengan
ketentuan, tetapi pasti mengikuti saudara laki-lakinya dengan
jalan menghabiskan harta atau sisanya.
2. Anak laki-laki dari anak laki-laki juga dapat menarik saudaranya
yang peempuan untuk turut mengambil semua harta atau semua
sisanya dari ketentuan yang ada.
3. Saudara laki-laki seibu sebapak dapat menarik saudaranya yang
perempuan untuk turut mengambil semua harta atau semua
sisanya.

96
4. Saudara laki-laki sebapak dapat membawa saudaranya yang
perempuan untuk bersama-sama mengambil semua harta atau
sisanya. Cara pembagian harta pusaka antara dua orang
bersaudara ini (laki-laki dan perempuan) hendaklah tiap laki-laki
mendapat dua kali dari bagian tiap-tiap perempuan. Umpamanya,
apabila anak perempuannya hanya seorang, harta warisan si
bapak ini hendaklah dibagi tiga bagian, dua bagian (2/3) untuk
anak laki-laki dan satu bagian (1/3) Untuk anak perempuan.
Kalau anak laki-laki hanya seorang dan anak perempuan ada dua
orang, harta warisan hendaknya dibagi empat, dua bagian (3/4)
untuk anak laki-laki, dan tiap perempuan mengambil satu bagian
(1.4). Sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT. Yang
artinya:

“Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri atas) saudara-saudara


laki-laki dan perempuan, bagian seorang saudara laki-laki sebanyak
dua orang saudara perempuan.(QS. An-Nisa: 176)”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada ahli waris


yang mendapat bagian tertentu, adapula yang dapat menghabiskan
semua harta atau semua sisa harta.

B. Bagian-Bagian Dzaw Al-Furudh menurut Al-Quran

Ketentuan pembagian harta yang telah ditetapkan oleh Al-Quran


(furudh al-muqaddarah) adalah sebagai berikut:

1. Ahli waris yang mendapat ½ Harta Waris

97
Ahli waris yang mendapat bagian setengah ada lima orang.
Seorang di antaranya laki-laki dan empat orang lainnya perempuan:

a. Suami
b. Anak perempuan
c. Cucu perempuan dari anak laki-laki (keturunan)
d. Saudara perempuan sekandung
e. Saudara perempuan seayah

Masing-masing ahli waris tersebut diatas diikat oleh syarat-


syarat berikut.

Seorang suami mendapatkan harta warisan seperdua dengan


satu syarat, yaitu apabila mawarits (dalam hal ini istri yang meninggal
dunia) tidak mempunyai ahli waris bunuriyah (anak dan turunannya
turun bawah), baik dari suami tersebut atau dari suami yang lain. Allah
SWT. Berfirman yang artinya: “Bagi kalian (para suami) adalah
seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istri kalian, apabila
istri-istri kalian tidak meninggalkan anak. (QS. An-Nisa: 117)”

Seorang anak perempuan mendapat bagian setengah, dengan


dua syarat, yaitu (1) tidak mewarisi bersama dengan saudaranya yang
mendapatkan ashabah, yaitu anak laki-laki dan anak perempuan itu
harus tunggal. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT. Yang artinya:

“Jika anak perempuan itu seorang saja, ia memperoleh


setengah harta. (QS. An-Nisa: 118)”

Alasan seorang anak perempuan tidak mendapat bagian


seperdua bila ada mu’ashib (golongan ashabah,yaitu anak laki-laki),
karena kalau anak perempuan mendapat setengah, bagian untuk anak
laki-laki akan sama besarnya dengan bagian anak perempuan, atau
suatu saat bagian anak perempuan akan lebih banyak daripada anak
98
laki-laki. Hal ini tidak diakui oleh syariat Islam. Cucu perempuan dari
anak laki-laki mendapat bagian seperdua dengan tiga syarat, yaitu:

1. cucu perempuan itu tidak bersama dengan saudaranya yang


mendapatkan ashabah, yaitu cucu laki-laki dari anak laki.
2. cucu perempuan itu hanya seorang diri.
3. harus tidak ada anak perempuan atau anak laki-laki
sekandung.Alasan kewarisan cucu perempuan dari anak laki-laki,
berdasarkan dalil kewarisan anak perempuan itu sendiri, karena
cucu perempuan dari anak laki-laki dapat menempati kedudukan
anak perempuan, jika anak perempuan itu tidak ada. Dikatakan
dalam syair bahwa anak laki-laki dan cucu dari anak laki-laki serta
anak perempuan kita (adalah keturunan kita) dan cucu-cucu dari
anak perempuan kita adalah keturunan orang lain. (Asy-Shabuni,
1995). Allah SWT. Menjelaskan dalam firman-Nya sebagai
berikut, yang artinya :

“Allah telah mensyariatkan bagi kalian tentang pembagian


pusaka untuk anak-anak kalian. (QS. An-Nisa: 11)”

Saudara perempuan seayah mendapat bagian setengah dengan


empat syarat, yaitu:

1. tidak mewarisi dengan saudara yang mendapatkan


ashabah, yaitu saudara laki-laki seayah
2. seorang diri
3. pewaris tidak mempunyai orang tua dan anak keturunan
4. pewaris tidak mempunyai saudara perempuan sekandung.

Dasar kewarisan saudara perempuan seayah sama dengan


dasar kewarisan saudara perempuan sekandung, menurut ijma’.

99
Sebagaimana dalam surah An-Nisa ayat 76, Allah menyatakan”Jika
orang yang mati itu meninggalkan saudara perempuan, saudara
perempuan itu mendapat bagian seperdua.” Kata ‘ukhtun’ di sini
meliputi saudara perempuan sekandung dan seayah. Adapun saudara
perempuan seibu, selamanya tidak dapat mewarisi seperdua, ia
hanyad apat mewarisi seperenam.

2. Ahli Waris yang Mendapat ¼ Harta Waris

Suami, apabila istrinya yang meninggal dunia itu meninggalkan


anak, baik anak laki-laki atau perempuan, atau meninggalkan anakn
dari anak laki-laki, baik laki-laki atau perempuan. Allah SWT.
Berfirman, yang artinya: “Mereka istri-istrimu itu mempunyai anak,
kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. QS. An-Nisa: 12)”

Istri, baik hanya satu orang ataupun lebih, jika suami tidak
meninggalkan anak (baik anak laki-laki maupun anak perempuan) dan
tidak pula anak dari anak laki-laki (baik laki-laki maupun perempuan).
Apabila istri itu lebih dari satu, seperempat itu dibagi rata antara
mereka. Allah SWT berfirman, yang artinya: “Para istri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. (QS. An-Nisa: 12)”

3. Ahli Waris yang Mendapat 1/8 Harta Waris

Ahli waris yang mendapat seperdelapan 1/8 harta waris, yaitu


istri, baik satu atau lebih, jika suaminya meninggal dunia
meninggalkan anak, baik anak laki-laki atau anak perempuan, atau
anak dari anak laki-laki, baik laki-laki atau perempuan. Allah SWT

100
berfirman, yang artinya: “Jika kamu mempunyai anak, para istri itu
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan. (QS. An-
Nisa: 12)”

4. Ahli Waris yang Mendapat 2/3 Harta Waris

Dua orang anak perempuan atau lebih apabila tidak ada anak
laki-laki. Berarti, bila anak perempuan lebih dari satu, sedangkan anak
lak-laki tidak ada, mereka mendapat dua bagian 2/3 dari harta yang
ditinggalkan bapaknya. Allah SWT. Berfirman, yang artinya: “Jika
anak itu semuanya perempuanlebih dari dua, bagi mereka dua per tiga
dari harta yang ditinggalkan, (QS. An-Nisa: 11)”

Dua anak perempuan atau lebih dari anak laki-laki. Apabila


anak perempuan tidak ada, berarti anak perempuan dari anak laki-laki
yang berbilang itu, mendapat pusaka dari kakek mereka sebanyak 2/3
dari harta. Hal itu beralasan pada analogi, yaitu dianalogikan kepada
anak perempuan karena hukum cucu (anak dari anak laki-laki) dalam
beberapa perkara, seperti hukum anak sejati. Saudara perempuan yang
seibu sebapak apabila berbilang (dua atau lebih). Allah SWT.
Berfirman, yang artinya: “Jika saudara perempuan itu dua orang,
bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang
meninggal. (QS. An-Nisa: 176)”

Yang dimaksud dengan dua orang yang disebut dalam ayat itu
adalah dua orang atau lebih, karena ayat tersebut ditafsirkan oleh hadits
dari Jabir yang berkata, “Saya telah mengadukan hal saya kepada
Rasulullah SAW. Karena saya mempunyai tujuh orang saudara
perempuan. Bagaimana harta saya kalau saya mati, berapakah masing-

101
masing sauara saya yang tujuh orang itu mendapat pusaka dari saya?”
Rasulullah SAW. Menjawab,

“Allah telah menurunkan hukum pusaka saudara perempuanmu


yang tujuh orang itu, dan Allah telah menerangkan bahwa mereka
mendapat dua per tiga dari hartami.” Dari hadits itu, dapat diambil
pemahaman bahwa yang dimaksud ‘dua orang’ dalam ayat itu adalah
berbilang, dua atau lebih. Saudara perempuan yang sebapak, dua orang
atau lebih. Dalam surat An-Nisa ayat 176, yang dimaksud dengan
saudara dalam ayat itu adalah saudara seibu sebapak atau saudara
sebapak saja apabila saudara perempuan yang seibu sebapak tidak ada.

5. Ahli Waris yang Mendapat 1/3 Harta Waris

Seorang ibu berhak mendapatkan bagian sepertiga, apabila


pewaris tidak mempunyai anak atau cucu laki-laki dari keturunan anak
laki-laki. Pewaris tidak mempunyai dua orang saudara atau lebih (laki-
laki maupun perempuan), baik saudara itu sekandung atau seayah atau
seibu. Firman Allah SWT. Yang artinya: “Jika orang yang meninggal
tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapaknya (saja),
ibunya mendapat sepertiga. (QS. An-Nisa: 11)”. Dua orang saudara
atau lebih dari saudara yang seibu, baik laki-laki maupun perempuan.
Allah SWT. Berfirman yang artinya: “Tetapi jika saudara-saudara
seibu itu lebih dari seorang, mereka bersekutu dalam sepertiga itu.
(QS. An-Nisa: 12)”

Yang dimaksud dengan kata fahum syuraka-u fial-tsuluts


(mereka bersekutu dalam sepertiga). Kata ‘bersekutu’ menunjukkan
kebersamaan, yakni mereka harus membagi sama rata diantara saudar
laki-laki dan perempuan seibu tanpa membedakan bahwa laki-laki

102
harus memperoleh bagian yang lebih besar daripada perempuan.
Kesimpulannya, bagian saudara laki-laki dan perempuan seibu bila
telah memenuhi syarat-syarat di atas adalah sepertiga, dan
pembagiannya sama rata, baik yang laki-laki maupun perempuan.
Pembagian mereka berbeda dengan bagian para saudara laki-laki atau
perempuan kandung dan seayah, yang dalam hal ini bagian saudara
laki-laki dua kali lipat bagian saudara perempuan.

6. Ahli Waris yang mendapat 1/6 Harta Waris

Ayah mendapat bagian seperenam bila pewaris mempunyai


anak, baik anak laki-laki atau anak perempuan. Allah SWT. Berfirman
yang artinya: “Dan untuk dua orang ibu bapak, bagi masing-
masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak. (QS. An-Nisa: 11)

Kakek Sahih (ayahnya ayah) dan terus keatas mendapat


seperenam apabila orang yang meninggal mempunyai anak atau cucu
dari anak laki-laki dan terus kebawah, dengan syarat tidak ada ayah
(dari orang yang meninggal). Dengan demikian, status kakek dapat
menempati kedudukan ayah, apabila ayah telah tiada, kecuali dengan
tiga masalah:

1. Pertama, saudara-saudara sekandung atau saudara-saudara seayah


tidak dapat menerima waris bersama dengan ayah (termasuk ijma).
Namun apabila dengan kakek, (menurut imam Syafi’i, Imam
ahmad, dan Imam malik), mereka mendpat waris. Menurut Abu
Hanifah, mereka (saudara-saudara) tetap tidak boleh mendapat
waris walaupun bersama kakek, sebagaimana saudara-saudara
bersama ayah, karen dalam bidang ashabah, jihat ubuwah (arah

103
bapal atau kebapakan atau turunan ke atas) didahulukan daripada
jihat ukhuwah (arah saudara atau peraudaraan atau hubungan
kesamping).
2. Kedua,dalam masalah gharawain,yaitu jika seorang perempuan
mati meninggalkan suami, ayah, dan ibu, ibu mendapat bagian
sepertiga dari sisa. Namun, apabila kedudukan ayah ditempati oleh
kakek (karena ayah telah terlebih dahulu mati), ibu tetap mendapat
bagian sepertiga dari seluruh harta, menurut ijma.
3. Ketiga,dalam masalah gharawain, yakni seorang suami meninggal
dunia dengan meninggalkan istri, ayah dan ibu, maka ibu
mendapat bagian sepertiga dari sisa. Namun, apabila kedudukan
ayah diganti oleh kakek (ayah terlebih dahulu mati), ibu tetap
mendapat bagian sepertiga dari seluruh harta, menurut ijma.

Ibu mengambil bagian seperenam dari harta yang ditinggalkan


pewaris, dengan dua syarat: Pertama, bila pewaris mempuyai anak
laki-laki atau perempuan atau cucu laki-laki keturunan anak laki-laki.
Kedua, bila pewaris mempunyai dua orang saudara atau lebih, baik
saudara laki-laki atau perempuan, baik sekandung, seayah, ataupun
seibu. Allah SWT. Berfirman yang artinya: “Apabila orang yang
meninggal itu mempunyai saudara-saudara, maka ibu mendapat
bagian seperenam. (QS. An-Nisa: 11)”

Cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki seorang atau


lebih akan mendapat bagian seperenam apabila yang meninggal
(pewaris) mempunyai satu anak perempuan. Dalam keadaan demikian,
anak perempuan mendapat bagian setengah, dan cucu perempuan dari
keturunan anak laki-laki pewaris mendapat seperenam, sebagai
pelengkap dua per tiga. Dalilnya adalah hadist yang diriwayatkan
Imam Bukhari dalam sahih-nya bahwa Abu Musa Al-Asy’ari r.a

104
ditanya tentang masalah warisan seseorang yang meninggalkan
seorang anak perempuan, cucu perempuan dari keturunan anak laki-
lakinya, dan saudara perempuan.

Abu Musa kemudian menjawab, “Bagi anak perempuan


mendapat bagian setengah, dan yang setengah sisanya menjadi bagian
saudara perempuan. Merasa kurang puas dengan jawaban dengan
jawaban Abu Musa, sang penanya pergi mendatangi Ibnu Mas’ud
berkata “Aku akan memutuskan seperti apa yang pernah diputuskan
Rasulullah SAW., “Bagi anak perempuan setengah harta peninggalan
pewaris, dan bagi cucu perempuan keturunan dari anak laki-laki
mendapat bagian seperenam sebagai pelengkap dua per tiga, dan
sisanya menjadi bagian saudara perempuan pewaris. (H.R. Bukhari)

Mendengar jawaban Ibnu Mas’ud, sang penanya kembali


menemui Abu Musa Al-Asy’ari dan memberi tahu permasalahannya.
Kemudian, Abu Musa berkata, “Janganlah sekali-kali kalian
menanyaiku selama sang alim berada di tengah-tengah kalian.”

Catatan:

Cucu perempuan dari anak laki-laki mendapata bagian


seperenam dengan syarat tidak ada anak laki-lak. Jika ada, anak laki-
laki menghijab hak sang cucu perempuan dari anak laki-laki. Selain
itu, pewaris juga tidak mempunyai anak perempuan lebih dari satu
orang sebab jika lebih dari satu orang, anakanak perempuan itu berhak
mendapat bagian dua per tiga, dan sekaligus menjadi penggugur
(penghalang) hak waris cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki
pewaris.

105
Saudara perempuan seayah satu orang atau lebih akan
mendapat bagian seperenam apabila pewaris mempunyai seorang
saudara kandung perempuan. Hal ini hukumnya sama dengan keadaan
jika cucu perempuan keturunan anak laki-laki bersamaan dengan
adanya anak perempuan. Jadi, bila seseorang meninggal dunia dan
meninggalkan saudara perempuan sekandung dan saudara perempuan
seayah atau lebih, saudara perempuan seayah mendapat bagian
seperenam sebagai penyempurna dari du per tiga. Sebab, ketika
saudara perempuan kandung memperoleh setengah bagian, maka tidak
ada sisa, kecuali seperenam yang memang merupakan hak saudara
perempuan seayah.

Saudara laki-laki atau perempuan seibu akan mendapat bagian


masing-masing seperenam bila mewarisi sendirian. Allah SWT.
Berfirman yang artinya : “Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan
anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau
seorang saudara perempuan (seibu), bagi masing-masing dari kedua
jenis saudar itu seperenam harta. (QS. An-Nisa: 12)”

Nenek sahih mendapatkan bagian seperenam ketika pewaris


tidak lagi mempunyai ibu. Ketentuan ini berlaku, baik nenek hanya
satu atau lebih (dari jalur ayah maupun ibu), seperenam itu dibagikan
secara rata kepada mereka. Hal ini berlandaskan pada apa yang telah
ditetapkan di dalam hadist sahih dan ijma’ seluruh sahabat. Ashhabus
Sunan meriwayatkan bahwa seorang nenek datang kepada Abu Bakar
Ash-shiddiq r.a. untuk menuntut hak warisnya. Abu Bakar mejawab,
“Saya tidak mendapati hakmu dalam Al-Quran maka pulanglah dulu,
dan tunggulah hingga aku menanyakannya kepada para sahabat

106
Rasulullah SAW.” Kemudian, Al-Mughirah bin Syu’bah mengatakan
kepada Abu Bakar, “Suatu ketika aku pernah menjumai Rasulullah
SAW. Memberikan hak seorang nenek seperenam.” Mendengar
pernyataan Al-Mughirah itu, Abu Bakar kemudian memanggil nenek
tadi dan memberinya seperenam. (Ash-Shabuni, Umu Basalamah,
Kylic Prodution, 2006).

Menurut Otje Salman dan Mustafa Haffas (2006), Ashhab al-


furudh dibagi dua, yaitu:

1. Ashhab al-furudh is-sababiyyah


2. Ashhab al-furudh in-nasabiyyah. Ashhab al-furudh is-sababiyyah
adalah golongan ahli waris sebagai akibat adanya ikatan
perkawinan dengan pewaris. Golongan ahli waris ini adalah janda
atau duda.

Ashhab al-furudh in-nasabiyyah adalah golongan ahli waris


sebagai akibat adanya hubungan darah dengan si pewaris. Yang
termasuk golongan ini adalah:

1. Leluhur perempuan ibu dan nenek


2. Leluhur laki-laki: bapak dan kakek
3. Keturunan perempuan:
a. anak perempuan dan cucu perempuan pancar laki-laki
4. Saudara sekandung: saudara perempuan seibu dan saudara laka-laki
seibu
5. Saudara sekandung/sebapak: saudara perempun sekandung dan
saudara perempuan sebapak.
6. Orang yang berhak mendapat bagian seperdelapan hanya bagi
seorang atau beberapa orang istri apabila suami (yang meniggal

107
dunia) mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki dan seterusnya,
baik keturunan itu dari istri tersebut atau dari istri yang lain.
7. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki, mendapat
bagian dua per tiga dengan syarat:
a. orang yang meninggal dunia tidak mempunyai anak, baik anak
laki-laki maupun anak perempuan
b. tidak bersama dengan dua orang anak perempuan
c. tidak ada mu’ashib (yang medapat ashabah), yaitu cucu laki-laki
dari anak laki-laki yang satu derajat dengan mereka.

Begitu juga, hukum waris cicit perempuandari cucu laki-laki


dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah (asal dihubungkan oleh
keturunan laki-laki). Hanya saja, cucu terhalang untuk mendapatkan
waris apabila terdapat anak laki-laki. Demikian juga, cicit terhalang
oleh cucu laki-laki. Kaidah mengatakan, “Barang siapa dikaitkan
dengan satu perantara, ia akan terhijab dengan adanya orang yang
menjadi perantara itu.” Kewarisan mereka (keturunan), berdasarkan
ijma’ bahwasanya cucu dari anak laki-laki dapat menduduki tempat
anak laki-laki, apabila anak laki-laki itu tidak ada. Dengan demikian,
pengertian firman Allah SWT yang artinya: “Meliuti pula cucu dari
anak laki-laki dan seterusnya ke bawah (asal dihubungkan oleh
keturunan laki-laki).

Dua orang saudara perempuan sekandung atau lebih mewarisi


dua per tiga dengan syarat:

1. tidak ada anak laki-laki atau anak perempuan, tidak ada ayah
atau kakek terus ke atas, yaitu pewaris tidak mempunyai orang
tua dan keturunan
2. tidak mempunyai saudara mu’ashib (golongn ashabah), yakni
saudara laki-laki sekandung

108
3. tidak ada anak perempuan atau perempuan dari anak laki-laki,
seorang atau lebih. Andaikata ada anak perempuan seorang, dua
orang cucu meskipun mendapat waris du per tiga, tetapi masih
kebagian, yakni seperenam. Akan tetapi, apabila ada dua orang
perempuan, dua orang cucu sama sekali tidak mendapat warisan.
Allah menegaskan bahwa “Apabila saudara perempuan itu dua
orang, mereka mendapat bagian dua per tiga.” (QS. An-Nisa:
11)

Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih mendapat


warisan dua per tiga dengan syarat:

1. Tidak ada anak laki-laki, ayah atau kakek (orang tua atau keturunan).
2. Tidak mempunyai saudara mu’ashib, yaitu saudara laki-laki seayah.
3. Tidak ada anak perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-laki,
atau saudara laki-laki sekandung dan saudara perempuan sekandung.

Dengan demikian, syarat-syaratnya sama dengan syarat –syarat


saudara perempuan sekandung ditambah dengan tidak adanya
saudara laki-laki sekandung dan saudara perempuan sekandung
sebagaimana yang telah dijelaskan. Dasar kewarisan mereka adalah
ijma’ulama, yakni dalam menafsirkan ayat yang menetapkan tentang
kewarisan saudara perempuan sekandung meliputi pula saudara
perempuan seayah, sedangkan saudara perempuan seibu tidak
tercakup dalam ayat tersebut.

109
BAB IX

DABAIH
Hadits ini memberikan peringatan keras kepada siapa pun agar
memperlakukan makhluk hidup, termasuk seekor kucing, dengan baik. Bisa
dikatakan, manusia harus “berperikehewanan” yang sama-sama makhluk
hidup ciptaan Allah SWT. Bahkan, menyembelih hewan pun harus dengan
cara yang baik pula. Rasulullah SAW bersabda:

110
‫ٌ فةــإ لةذا قةتةيلتســيم فةأ ةيحلســسنوا‬،‫ب يالليحةســاةن ةعلةــىَ سكــلل ةشــييتء‬
‫"إلنن اة ةكتةــ ة‬
‫ايلقليتلةةة ةوإلةذا ةذبةيحتسيم فةأ ةيحلسسنوا اللذيبةحةة ةويليسلحــند أةةحــسدسكيم شــفةيرتةهس ةويليســلريح‬
"‫ةذبلييةحتةسه‬
"Sesungguhnya Allah mewajibkan (kamu) untuk berbuat baik atas
segala sesuatu, apabila kamu hendak membunuh, maka lakukan
pembunuhan itu dengan baik dan apabila kamu hendak
menyembelih, maka lakukan penyembelihan itu dengan baik. Dan
hendaknya salah seorang di antara kalian menajamkan alat
pemotongnya dan menjadikan sembelihanya itu merasa nyaman”
(H.R. Muslim).
Penyembelihan hewan dengan cara Islami terlihat penuh darah dan
mengerikan. Beberapa mengatakan cara seperti ini tidak manusiawi dan
sadis. Tapi penelitian membuktikan, cara membunuh seperti ini justru yang
paling baik untuk hewan.
Dalam laporan hasil penelitian yang dilansir Islamweb.net,
disebutkan hewan tidak merasakan rasa sakit saat disembelih. Ketika urat
nadi yang terletak di bagian depan tenggorokan digorok, hewan akan segera
kehilangan kesadaran, sehingga tidak mungkin merasakan sakit.
Soal gerakan kejang-kejang yang umumnya terjadi saat hewan disembelih,
menurut studi, bukan wujud rasa sakit. Dijelaskan, saat pembuluh darah
putus, otak tidak lagi menerima aliran darah, tapi otak besar masih tetap
hidup, sistem saraf di belakang leher juga masih terkait dengan semua sistem
tubuh. Akibatnya, sistem saraf mengirimkan sinyal ke jantung, otot, usus dan
seluruh sel tubuh untuk mengirim darah ke otak besar. Pengiriman darah ke
otak besar inilah yang membuat pergerakan sporadis saat hewan disembelih.
Darah yang mengalir ke otak besar ke luar melalui lubang sembelihan
di leher. Hewan mati ketika darahnya habis. Seluruh rasa sakit tidak

111
dirasakan lagi, karena hewan hilang kesadaran ketika urat nadinya putus.
Berbeda dengan mematikan hewan dengan cara lain, misalnya dipukul atau
dicekik.
Saat dicekik hewan bisa mengalami kesakitan akibat pusing yang
hebat karena darah tidak bisa mencapai otak. Jika dipukul, hewan mati
dengan darah masih dalam tubuh. Hal ini menyebabkan membran yang
melapisi usus besar kehilangan kemampuan mempertahankan bakteri.
Dengan demikian, bakteri menembus tubuh hewan, berkembang dalam darah
dan menyebar ke seluruh daging.
Pengukuran Ilmiah Profesor Schultz dan rekannya, Dr Hazim, dari
Universitas Hanover, Jerman, juga memperkuat metode penyembelihan lebih
aman dibanding metode pemukulan, melalui eksperimen. Dua peneliti itu
menggunakan alat electroencephalograph (EEG) dan elektrokardiogram
(EKG) untuk menguji dua metode penjagalan hewan. caranya dengan
menanamkan beberapa elektroda di berbagai tengkorak hewan bahkan
sampai ke permukaan otak. Sepanjang uji coba dua alat itu merekam kondisi
otak dan jantung pada dua metode itu. Hasilnya, untuk metode
penyembelihan, tiga detik setelah disembelih, EEG tidak menunjukkan
perubahan grafik dari saat sebelum disembelih. Ini menunjukkan hewan
tidak merasakan sakit selama saat itu. Lantas, tiga detik berikutnya, EEG
mencatat hewan dalam kondisi tak sadarkan diri akibat darah yang terkuras.
Setelah enam detik, EEG mencatat level nol, penanda hewan tidak
merasakan sakit apapun. Sementara EEG turun ke level nol, jantung hewan
masih berdebar dan tubuh kejang-kejang bersamaan darah terkuras.
Karena darah terkuras, bakteri tak bisa berkembang dalam tubuh hewan.
Maka menurut pengukuran ini, hewan dengan metode penyembelihan sangat
sehat untuk dikonsumsi.

112
Bagaimana dengan pengukuran metode barat? Dengan
pemukulan, memang hewan jadi tak sadar. Namun pengukuran EEG
menunjukkan hewan mengalami sakit parah, jantung hewan berhenti
berdetak lebih awal dibandingkan hewan dengan metode penyembelihan.
Kondisi ini mengakibatkan pengendapan darah dalam daging,
konsekuensinya tidak sehat bagi konsumen.

113

Anda mungkin juga menyukai