Anda di halaman 1dari 190

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN
Terdiri dari

Pada Pada hewan


Pertumbuhan Faktor-faktor
tumbuhan
dan Terdiri dari terdiri dari terdiri dari
Perkembanga
Terdiri
n dari

Internal primer embrionik Metagenesis


pengertian

Eksternal Sekunder Pasca


Ciri- ciri
Terdiri dari embrionik

Gen Hormon
BAB I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume
sel pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversibel.
b. Perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan
yang bersifat kualitatif.

2. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Ciri-Ciri Pertumbuhan
1) Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dapat dinyatakan
dalam suatu bilangan)
2) Bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula)
3) Terdapat jaringan meristem pada tumbuhan
b. Ciri-Ciri Perkembangan
1) Bersifat Kualitatif (tidak dapat dihitung)
2) Terdapat pada alat perkembangbiakan atau reproduksi

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan
1. Faktor Dalam Tubuh Makhluk Hidup (Internal)
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan
dari induk kepada anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat
makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit,
warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang
berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang
nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
1) Hormon pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon.
Beberapa di antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin,
etilen, dan asam absisat.
a) Auksin,
Berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga, buah, dan mengaktifkan kambium
untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin,
Memacu membelahan sel serta mempercepat
pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin,
Merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta
merangsang perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu,
giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih
cepat dan tinggi tanaman melebihi tanaman normal.
d) Etilen,
Berperan untuk menghambat pemanjangan batang,
mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan
daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.
2) Hormon pada hewan
Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai
berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak
hormon ini merangsang dimulainya proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase
larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan
Invertebrata.
3) Hormon pada manusia
Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain
sebagai berikut :
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid.
Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan,
dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan
hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema yaitu
kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH), hormon ini
dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut
juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah
memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang
anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan
hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan
hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan
menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon
terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya
bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga.
Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ
reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder
pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan
organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita.

2. Faktor Luar Tubuh Makhluk Hidup (Eksternal)


Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan.
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi yang
digunakan untuk aktivitas, perumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Kualitas dan kuantitas makanan akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sedangkan bagi tumbuhan,
nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut
dalam air maupun yang diperoleh dari udara.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut
suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah
sekitar 37°C. Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga
dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah
pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak
menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan
cahaya matahari untuk fotosintesis.
d. Air
Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam
tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh tidak akan
terjadi sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri atas
pertumbuhan primer dan pertumbuhan skunder
1. Pertumbuhan Primer
Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin
betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium)
lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan atau benang sari
yang mengandung sel sperma dan akhirnya
membentuk lembaga
atau zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses
perkembangan yang ditandai dengan adanya periode perlambatan
pertumbuhan atau tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga
bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak mengalami
pertambahan ukuran panjang.
Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang
membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya
satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel
besar. Selanjutnya sel haploid itu menyusun atau mengumpulkan
energi dari zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan berikutnya
secara mitosis.
Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya
proses pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya periode
percepatan pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap
secara cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel,
delapan sel, enam belas sel dan seterusnya, sehingga terjadi
penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya membentuk
kumpulan atau kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan
meristem atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini
tumbuh dan berkembang menjadi kecambah hingga dewasa.
a. Pertumbuhan pada embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio pada tumbuhan sering disebut sebagai
perkecambahan. Perkecambahan merupakan
permulaan atau awal pertumbuhan embrio didalam
biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk planula
karena didalamnya mengandung embrio. Embrio atau
lembaga mempunyai tiga bagian, yaitu radikula (akar
lembaga), kotiledon (daun lembaga), kaulikalus
(batang lembaga).
Pada perkecambahan ada dua jenis :
1) Perkecambahan epigeal
Hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan
kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah,
sehingga kotiledon terdapat diatas tanah.
2) Perkecambahan hipogeal
Terjadinya pertumbuhan
memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula dan menembus
pada kulit bijinya yang nantinya akan
muncul diatas tanah, sedangkan
kotiledonya masih didalam tanah.

b. Pertumbuhan pada ujung akar


Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda
dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari
jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan
meristem primer ini terdapat pada ujung akar dan ujung batang
yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau panjangnya
tanaman.
Pada akar terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat
dibagian ujung. Sel-sel pada daerah ini aktif membelah dan
sifatnya tetap meristematik. Dibelakang daerah pembelahan
merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk
membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah
pemanjangan sel.
Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya
akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan
fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi
. kemudian sel-sel dibelakang titik tumbuh akan membentang dan
terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan akar yaitu epidermis,
korteks, endodermis dan silinder pusat.
c. Pertumbuhan pada ujung batang
Sama halnya dengan akar, pada ujung batang juga terdapat
titik tumbuh. Titik tumbuh batang dilindungi oleh balutan bakal
daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama halnya dengan
terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan
(meristematik), daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi.
Pada ujung batang di titik tumbuh (meristem apikal) terdapat
bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat
dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun
yang muda akan melengkung di atas titik tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar
dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak.
Pada daerah diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu
epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Setelah pertumbuhan tanaman muda sehingga mencapai
tanaman dewasa, proses pertumbuhan tanaman menjadi melambat
atau disebut periode perlambatan yang ditandai dengan
pertumbuhannya menjadi melambat atau bahkan sama sekali tidak
terjadi pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan
itu sedang memasuki masa perkembangannya menuju tanaman
dewasa yang ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang
atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada
kedewasaannya.
Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan dewasa yaitu ditandai
dengan terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat ala
kelamin betina berupa putik maupun ala kelamin jantan yaitu
benang sari yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan suatu
tumbuhan. Setelah terjadi persarian (penyerbukan), putik oleh
benang sari akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah yang
nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
2. Pertumbuhan Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan
primer, tumbuhan akan mengalami
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan
skunder hanya terjadi pada tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae.
Pada tumbuhan dikotil, selain
terdapat jaringan meristem primer juga terdapat jaringan sekunder.
Pertumbuhan skunder terdapat pada jaringan meristem sekunder
berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah
bagai perlindungan terhadap tumbuhan skunder yaitu pertumbuhan
organ tumbuhan menjadi bertambah besar ukurannya.
Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada
jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler
atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh ke arah yang
berlawanan, yaitu yang kearah luar akan menjadi xilem dan yang
tumbuh dalam akan menjadi floem. Selanjutnya pada pertumbuhan
sel jaringan parenkim yang berbeda di antara kambium intravaskuler
akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang di sebut
kambium itervaskuler.
Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan
tersambung dengan kambium intravaskuler. Yang membentuk suatu
lingkaran konsentrik, bentuk lingkaran konsentrik pada tumbuhan
dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun.
3. Metagenesis Pada Tumbuhan
Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi
generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda
morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat
dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku
memiliki generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi
vegetatif yang disebut sporofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi
gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk
memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat
merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat
dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca
embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio
yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya
janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan
antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote.
Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya
mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap
yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
a. Pembelahan (cleavage) dan Blastulasi
1) Pembelahan
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis,
yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel,
empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel
tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel
anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang
menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam
pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang
memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi
blastula disebut blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat)
akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu
dengan sel yang lain adalah rapat. Morula memiliki dua kutub,
yaitu: Kutub hewan (animal pole), Kutub tumbuhan (vegeta l
pole), yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
2) Blastulasi
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula
adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya
perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan dan membentuk rongga (blastosol), dan didalam
blastosol tersebut terdapat cairan sel.
b. Gasrtulasi
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang
pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai
lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada
beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan
hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding
tubuh embrionya.diantaranya yaitu:
1) Triploblastik
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan
dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua
Vertebrata.
Triploblastik di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Triploblastik aselomata : tak memiliki rongga tubuh
b) Triploblastik pseudoselomata : memiliki rongga tubuh
yang semu
c) Triploblastik selomata: memiliki rongga tubuh yang
sesungguhnya, yaitu basil pelipatan mesoderm
2) Diploblastik
Diploblatik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan
dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm.
Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan
Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula
akan menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut
gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk
menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar
(ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan
bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses
pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan
selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.
c. Organogenesis
Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh
atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan
sebagainya. Proses ortganogenesis ini memiliki tiga bagian,
yaitu:
1) Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit,
rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera.
2) Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot,
rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat
peredaran darah. Dan alat ekskresi.
3) Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat
pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan,
dan alat-alat pernapasan.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah
pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama
penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya
pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi
hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada
golongan hewan tersebut pertumbuhan dan perkembangan pasca
embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh dan
berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan
pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan
metamorfosis. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah
serangga dan katak.
a. Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami
oleh hewan dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa.
1) Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat,
nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering
hampir tidak ada kemiripan.
Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti
belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa)
mirip bentuk dewasa. Pada proses metamorfosis terjadi proses
fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Serangga
biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini
terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh
yang diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa
(imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga
sudah mampu untuk bereproduksi.
Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa,
metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak
sempurna.
a) Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur
hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang
mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari berbagai
stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah
sebagai berikut : Telur larva pupa (kepompong) imago
(dewasa). Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya
mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva
stadium satu hingga larva stadium empat. Contoh serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain :
kupu-kupu, Katak, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang.

b) Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)


Metamorfosis Tidak Sempurna
(hemimetabola). Pada metamorfosis
tidak sempurna, serangga mengalami
perubahan bentuk dari telur hingga
dewasa yang tidak mencolok dalam
daur hidupnya.

b. Regenerasi
Regenerasi adalah kemampuann memperbaiki sel, jaringan,
atau bagian tubuh yang rusak, hilang, atau mati. Regenasi pada
hewan ada dua macam yaitu:
1) Regenerasi untuk memperbaiki bagiak tubuh yang rusak.
Contohnya pada ekor cecak
2) Regenerasi untuk membentuk individu yang baru. Contohnya
pada cacing pipih.
3. Metagenesis Pada Hewan
Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan
metagenesis pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi,
yaitu fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara
bergantian. Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan
Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan
Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur
hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual
(generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif).
RANGKUMAN

1. Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel


pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversible dan
pengertian perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat
kedewasaan yang bersifat kualitatif.
2. Ciri-Ciri Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dapat
dinyatakan dalam suatu bilangan), Bersifat irreversible (tidak dapat
kembali ke bentuk semula), terdapat jaringan meristem pada
tumbuhan dan ciri-Ciri Perkembangan, Bersifat Kualitatif (tidak dapat
dihitung), Terdapat pada alat perkembangbiakan atau reproduksi
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan
makhluk hidup diantanya yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
4. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diantanya
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder yang dialami oleh
tumbuhan dan terjadinya metagenesis.
5. Pertumbuhan dan perkembangan pad hewan ada yang namanya masa
embrionik, pasca embrionik dan metagenesis pada hewan.
A. Pilihan Ganda

1. Rumusan masalah yangsesuai untuk permasalahan pengaruh cahaya


terhadap kecepatan tumbuh kecambah adalah . . .
a. Cahaya menghambat pertumbuhan kecambah
b. Cahaya berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah
c. Cahaya tidak berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah
d. Apakah cahaya berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah
e. Adakah cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah
2. Berikut nama-nama hormone dan bagian tumbuhan

1) Rizokalin
2) Filokalin
3) Kaulokalin
4) Antokalin
5) Bunga
6) Daun
7) Batang
8) Akar

Pasangan yang sesuai antara hormone dan bagian tumbuhan yang


dipengaruhi adalah nomor . . .
a. 4) dan 8)
b. 1) dan 6)
c. 2) dan 6)
d. 1) dan 7)
e. 2) dan 8)

3. Factor factor yang memengaruhi pertumbuhan adalah . . .


a. Suhu, cahaya, kelembapan, dan zat tumbuh
b. Suhu, tanah, kelembapan, dan zat tumbuh
c. Suhu, tanah, pupuk, kelembapan, dan jenis tanaman
d. Jenis tanaman, tanah, pupuk, dan zat tumbuh
e. Tanah, pupuk, kelembapan, dan jenis tanaman
4. Peran gen pada proses pertumbuhan tanaman adalah . . .
a. Merangsang pertumbuhan
b. Sebagai zat pengatur tumbuh
c. Mempercepat proses diferensiasi sel
d. Mempercepat proses pembelahan dan pemanjangan sel
e. Mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan
5. Berikut adalah beberapa fungsi hormone tumbuhan.
1) Merangsang pemanjangan sel batang
2) Merangsang pembelahan sel
3) Menghambat perpanjangan sel akar
4) Menghambat pembentukkan biji
Fungsi auksin adalah nomor . . .
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
e. 3) dan 4)
6. Cermati pernyataan-pernyataan berikut:
1) Bersifat kualitatif
2) Bersifat kuantitatif
3) Terjadi penambahan jumlah sel
4) Terjadi pematangan fungsi organ
5) Dapat dinyatakan dengan angka
Pernyataan yang benar tentang cirri-ciri pertumbuhan adalah nomor . .
.
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 1, 3, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 2, 3, dan 5
7. Cirri tumbuhan yang ditanam ditempat gelap adalah . . .
a. Memiliki daun yang sempit
b. Memiliki jaringan mesofil yang tebal
c. Kloroplas yang cukup
d. Tumbuh cepat, tetapi abnormal
e. Transpirasi yang tinggi
8. Kerja hormone tumbuhan ada yang sinergis maupun yang saling
berlawanan. Hormon berikut yang bekerja secara berlawanan yaitu . .
.
a. Giberelin dan asam absisat
b. Etilen dan giberelin
c. Giberelin dan auksin
d. Auksin dan sitokinin
e. Etilen dan auksin
9. Terbentuknya buah sebelum penyerbukan dan buah tanpa biji dapat
diusahakan dengan penambahan . . .
a. Asam indol asetat
b. Asam absisat
c. Gas etilen
d. Giberelin
e. Sitokinin
10. Pengertian dari suhu optimum pada proses pertumbuhan adalah . . .
a. Suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat hidup
b. Suhu tertinggi disuatu daerah dimana tumbuhan tak dapat hidup
c. Suhu yang dapat memengaruhi tumbuhnya tumbuhan sehingga
tumbuhan mudah layu
d. Suhu yang paling sesuai bagi pertumbuhan suatu jenis tumbuhan
e. Suhu terendah dimana tumbuhan masih dapat hidup

B. Essay

1. Jelaskan perbedaan antara pertumbuhan primer dan pertumbuhan


sekunder
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman?
3. Mengapa dahlia dikelompokkan dalam tumbuhan hari pendek,
sedangkan bayam dikelompokan dalam tumbuhan hari panjang?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan regenerasi!
5. Bagaimana kaitan transpirasi terhadap pertumbuhan tanaman?
PETA KONSEP

Sebagai katalisator
METABOLISME ENZIM
Tersusun atas
Terdiri atas

APOENZIM GUGUS
KATABOLISME ANABOLISME
PROTESTIK

diantaranya Terdiri dari

Respirasi Kemosintesis

Terdiri
dari
Fotosintesis
Fermentasi
Kompenen essensial

Respirasi Bahan baku,


Suhu, cahaya,
anaerob pigmen, molekul
carrier dan
enzim
Respirasi
aerob
BAB II
METABOLISME

A. PENGERTIAN METABOLISME
Metabolisme (dari bahasa yunani metabole, yang artinya
“berubah”). Metabolisme adalah suatu sifat baru dari kehidupan, yang
muncul dari interaksi spesifik antara molekul-molekul didalam
lingkungan sel yang teratur dengan baik (Cambell, 2005: hal 90). .
Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi agar
proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia
dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk energi
lain pada proses metabolisme Pada metabolisme karbohidrat (glukosa),
glikolisis dan daur Krebs merupakan jalur utama dalam pemecahan
glukosa menjadi energi. Seperti halnya glukosa, lemak dan protein juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dengan
menggunakan jalur metabolisme yang hampir sama. Melalui reaksi
hidrolisis, protein dalam sel akan dipecah menjadi asam amino-asam
amino. Monomer ini kemudian dapat diubah menjadi piruvat, Asetil
KoA atau zat-zat antara pada daur Krebs. Piruvat, Asetil KoA dan zat-zat
yang dihasilkan selama daur Krebs dapat disebut zat antara yang
nantinya dapat digunakan untuk menyusun senyawa-senyawa lain yang
dibutuhkan sel.

B. ANABOLISME
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan zat dari senyawa sederhana
menjadi senyawa lebih kompleks yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup. Penyusunan senyawa kimia umumnya memerlukan
energi, misalnya energi cahaya dalam fotosintesis dan energi kimia
dalam kemosintesis.
1. fotosintesis
Apa yang ada dalam
pikiran Anda tentang sebuah daun? Puji syukur
seharusnya kita panjatkan kepada Tuhan pencipta
alam semesta dengan segala isinya. Mengapa?
Dalam daun ini Tuhan menciptakan pengolah bahan
makanan pertama di dunia melalui proses
fotosintesis. Daun pisang seperti pada gambar di
samping dapat melakukan fotosintesis sehingga
menghasilkan karbohidrat yang disimpan di dalam
Gambarbuahnya.
Daun pisang
Buah pisang dapat menjadi bahan makanan bagi manusia.
dapat melakukan
fotosintesis
(Sudjino, 2009)
Sebuah bukti keagungan Tuhan yang telah menciptakan sistem yang
sempurna dalam tubuh makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Mudah-
mudahan uraian ini semakin menambah wawasan kita akan
keagungan Tuhan.
Fotosintesis merupakan peristiwa penyusunan senyawa karbon
organik dari senyawa karbon anorganik dengan bantuan energi cahaya.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh organisme fotoautotrof, seperti
tumbuhan hijau, ganggang dan beberapa jenis bakteri tertentu. Proses
fotosintesis juga terjadi di dalam kloroplas, kloroplas dapat dijumpai pada
daun, batang, atau kelopak bungan tumbuhan yang berwarna hijau.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang artinya cahaya dan sintesis
yang artinya penyusunan. Jadi, fotosintesis adalah proses penyusunan
bahan organik (karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi
cahaya. Proses ini hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya
matahari. Jadi, fotosintesis merupakan transformasi energi dari energi
cahaya matahari dikonversi menjadi energi kimia yang terikat dalam
molekul karbohidrat. Proses ini berlangsung melalui reaksi berikut.

Ingenhousz (1799) melakukan eksperimen untuk membuktikan


bahwa peristiwa fotosintesis melepaskan O2. Ingenhousz dalam
percobaannya menggunakan tanaman Hydrilla verticillata di dalam gelas
piala kemudian ditutup corong terbalik yang dihubungkan dengan tabung
reaksi yang telah diisi penuh dengan air. Perangkat percobaan tersebut
diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari. Setelah beberapa
saat akan terbentuk gelembung udara (O2) yang keluar dari tanaman
Hydrilla verticillata.
Menurut (Sudjino, 2009) Organela yang berperan dalam
fotosintesis ialah kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen klorofil dan
menyebabkan warna hijau pada daun. Kloroplas mempunyai membran
ganda (luar dan dalam) yang mengelilingi matriks fluida yang disebut
stroma. Stroma mengandung enzim yang berperan untuk menangkap
CO2 dan mereduksinya. Sistem membran di dalam stroma membentuk
kantung-kantung datar yang disebut tilakoid. Pada beberapa tempat
tilakoid bertumpuk membentuk grana. Klorofil dan pigmen lainnya
terdapat pada membran tilakoid. Pigmen yang terdapat pada kloroplas,
yaitu klorofil a (berwarna hijau), klorofil b (berwarna hijau tua), dan
karoten (berwarna kuning sampai jingga). Pigmen tersebut
mengelompok dalammembran tilakoid membentuk perangkat pigmen
yang penting dalam fotosintesis. Perhatikan gambar berikut.

Gambar. Organela yang terlibat


dalam fotosintesis (Sudjino, 2009)

a. Komponen-komponen essensial untuk reaksi fotosintesis


Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses
fotosintesis adalah bahan baku (CO2 dan H2O) energi berupa
cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu yang tepat.
Jika slah satu komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak
akan berlangsung, sehingga komponen tersebut disebut
dengan komponen essensial.
1). Bahan baku
CO2 dari udara masuk melalui stomata ke dalam
jaringan spons daun dan segera dipergunakan untuk proses
fotosintesis. Air (H2O) merupakan bahan baku lain yang
diperoleh dari lingkungan pada tumbuhan tinggi, H2O
diabsorbsi oleh akar dan di angkut ke daun melalui berbagai
sel dan jaringan.
2). Cahaya
Energi yang dipergunakan dalam fotosintesis adalah
energi cahaya. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa
energi dari cahaya matahari yang diperlukan untuk fotosintesis
hanya 2% saja.
3). Pigmen
Dengan adanya sistem pigmen Tumbuhan hijau dapat
mengabsorbsi energi cahaya dan menggunakan cahaya ini
untuk menghasilkan gula. Klorofil merupakan pigmen
terpenting dari tumbuhan yang melakukan fotosintesis.
Ada bermacam-macam klorofil, yaitu klorofil a, b, c
dan e. Klorofil a dan b terdapat pada kloroplas tumbuhan
tinggi sedangkan klorofil yang lain terdapat pada jenis alga
tertentu.
4). Suhu
Aktivitas fotosintesis dipengaruhi oleh suhu dan
lingkungan. Fotosintesis umumnya berlangsung pada suhu
antara 5-40 ᴼC.
5). Molekul Carrier dan Enzim
Pada kloroplas selain dari pigmen terdapat pula
berbagai molekul carrier yang berfungsi dalam transfer atom
hidrogen, elektron dan transfer energi. Selain itu pada
kloroplas pun terdapat macam-macam enzim untuk reaksi
kimia fotosintesis. (idun, 2009)
b. Tahap-tahap reaksi fotosintesis
Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi
terang (light-dependent reaction) dan reaksi gelap (light-
independent reaction)..
1). Reaksi Terang (Light-Dependent Reaction)
Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid yang di
dalamnya terdapat pigmen klorofil a, klorofil b, dan pigmen
tambahan yaitu karoten. Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya
ungu, biru, dan merah lebih baik daripada warna cahaya lain.
Reaksi terang merupakan reaksi penangkapan energi cahaya.
Energi cahaya yang diserap oleh membran tilakoid akan
menaikkan elektron berenergi rendah yang berasal dari H2O.
Elektron-elektron bergerak dari klorofil a menuju sistem
transpor elektron yang menghasilkan ATP (dari ADP + P).
Elektron-elektron berenergi ini juga ditangkap oleh NADP+.
Setelah menerima elektron, NADP+ segera berubah menjadi
NADPH. Molekul-molekul ini (ATP dan NADPH) menyimpan
energi untuk sementara waktu dalam bentuk elektron berenergi
yang akan digunakan untuk mereduksi CO2. Reaksi terang
melibatkan dua jenis fotosistem, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II.
Molekul klorofil dan pigmen asesori (tambahan)
membentuk satu kesatuan unit sistem yang dinamakan
fotosistem. Setiap fotosistem menangkap cahaya dan
memindahkan energi yang dihasilkan ke pusat reaksi, yaitu
suatu kompleks klorofil dan protein-protein yang berperan
langsung dalam fotosintesis. Fotosistem I terdiri atas klorofil a
dan pigmen tambahan yang menyerap kuat energi cahaya
dengan panjang gelombang 700 nm sehingga sering disebut
P700. Sementara itu, fotosistem II tersusun atas klorofil a yang
menyerap kuat energi cahaya dengan panjang gelombang 680
nm sehingga sering disebut P680.
2). Reaksi Gelap (Light-Independent Reaction)
Reaksi gelap merupakan reaksi tahap kedua dari
fotosintesis. Disebut reaksi gelap karena reaksi ini tidak
memerlukan cahaya. Reaksi gelap terjadi di dalam stroma
kloroplas. Reaksi gelap pertama kali ditemukan oleh Malvin
Calvin dan Andrew Benson. Oleh karena itu, reaksi gelap
fotosintesis sering disebut siklus Calvin-Benson atau siklus
Calvin. Siklus Calvin berlangsung dalam tiga tahap, yaitu fase
fiksasi, fase reduksi, dan fase regenerasi.
Reaksi ini dapat berlangsung baik ada cahaya maupun
tanpa ada cahaya. Reaksi ini terjadi di dalam bagian stroma.
Pada reaksi ini ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi
terang digunakan sebagai sumber energi untuk mereduksi
karbon dioksida menjadi glukosa.
Mula-mula karbon difiksasi oleh molekul akseptor karbon
dioksida, yaitu ribulosa 1,5-bifosfat (RuBP), suatu gula
berkarbon lima, menghasilkan dua molekul gliseraldehid 3-
fosfat (G3P) atau fosfo gliseral dehid. Reaksi ini dikatalisis
oleh enzim ribulosa bifosfat karboksilase, kemudian tiap
molekul G3P difosforilasi menggunakan ATP lalu direduksi
menggunakan NADPH membentuk dua molekul gliseraldehid
3-fosfat atau triosa fosfat.
Selanjutnya, dengan menggunakan ATP, triosa fosfat
digunakan untuk meregenerasi RuBP melalui serangkaian
reaksi guna menyediakan lebih banyak akseptor karbon
dioksida sehingga siklus dapat berlanjut.

2. Kemosintesis
Kemosintesis adalah reaksi biosintesis yang menggunakan energi
dari reaksi kimia. Kemosintesis dapat dilakukan oleh beberapa jenis
bakteri seperti bakteri belerang, bakteri besi dan bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrifikasi mengubah amonium menjadi nitrat. Pengubahan ini
terjadi atas dua tahap dan dilakukan oleh bakteri yang berbeda, yaitu
Nitrosomonas yang mengoksdasi amonium menjadi nitrit dan bakteri
nitrobacter yang mengubah nitrit menjadi nitrat.
Reaksi kimia tersebut menghasilkan energi yang digunakan untuk
sntesis karbohidrat dari sumber karbon anorganik. Sumber karbon
yang dapat digunakan berupa karbon dioksida, karbonat atau metan.
(idun, 2009)

C. KATABOLISME
katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian
senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana
(anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapatn dihasilkan energi
yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang
mengalami penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat
langsung digunakan oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk
senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang mengandung energi tinggi.
Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk membebaskan energi
yang terkandung di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin Trifosfat
(ATP). Reaksi penguraian energi pada katabolisme, secara umum
dikenal dengan proses respirasi.
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses pembebasan energi kimia dalam
tubuh organisme melalui reaksi oksidasi (penambahan oksigen) pada
molekul organik. Dari peristiwa tersebut akan dihasilkan energi dalam
bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) dan CO2 serta H2O (sebagai hasil
sisa).
Tahap-tahap respirasi aerob yang
dilalui molekul glukosa terdiri dari
Glikolisis, pembentukan asetil Koenzim
A, siklus Krebs dan Transpor elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis merupakan peristiwa
penguraian glukosa menjadi 2 asam
piruvat. Dan reaksi ini terjadi di dalam
sitoplasma sel. Secara jelas, reaksi
glikolisis dapat dipahami melalui gambar
di samping ini.
b. Pembentukan Asetil Koenzim A
Gambar reaksi glikolisis Molekul-molekul piruvat yang
terbentuk pada glikolisis memasuki
mitokondria dan diubah menjadi Asetil
Koenzim A (Asetil KoA). Dalam serangkaian reaksi
yang kompleks, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
c. Siklus Asam Sitrat
Siklus ini disebut juga dengan siklus krebs, sesuai dengan
penemunya yaitu Sir Hans Krebs (1937). Pada kondisi aerob,
glukosa yang telah diubah menjadi asam piruvat melalui
glikolisis akan dioksidasi secara sempurna menjadi air dan
karbondioksida melalui siklus asam sitrat. Reaksi siklus asam
sitrat terjadi di dalam matriks mitokondria. Untuk lebih
jelasnya
dapat dilihat
pada gambar
dibawah ini.

Widyabestari.wordpress.co
m

Pembentukan asetil KoA

Library.thinkquest.org

Siklus asam sitrat


d. Transpor Elektron
Transpor Elektron merupakan reaksi tahap akhir respirasi
sel. Transpor Elektron terjadi pada membran sebelah dalam
mitokondria. Pada reaksi ini, aliran elektron dari senyawa
organik menuju oksigen akan menghasilkan energi untuk
membuat ATP dari ADP dan fosfat. Pada siklus krebs
dihasilkan empat pasang atom hidrogen. Atom-atom hidrogen
tersebut kemudian akan memberikan elektronnya pada rantai
transpor elektron sehingga menjadi H+.
Elektron tersebut akan melintasi rantai transpor elektron
menuju pembawa elektron terakhir, yaitu suatu enzim yang
dinamakan sitokrom oksidase. Pada
saat tersebut elektron akan diterima
oksigen yang berfungsi sebagai
akseptor elektron terakhir. Saat atom
oksigen menerima 2 elektron
tersebut, 2 ion H+ yang dilepaskan
dari 2 atom hidrogen pada reaksi
diatas akan bergabung membentuk
H2O.
Elektron yang masuk ke dalam
Transpor Elektron transpor elektron memiliki energi
www.biologiane.us
yang tinggi. Pada saat elektron
tersebut melintasi rantai transpor
elektron, setahap demi setahap
energinya akan berkurang. Energi
tersebut digunakan untuk
membentuk ATP dari ADP dan
fosfat.dengan demikian energi yang
berkurang tersebut tersimpan dalam
bentuk ATP.
Pembentukan ATP ini terjadi
pada membran sebelah dalam
mitokondria. Melalui transpor
elektron ini, setiap NADH dari
glikolisis akan menghasilkan dua
ATP dan NADH, dari tahapan
respirasi selanjutnya yang berlangsung di mitokondria akan
membentuk tiga molekul ATP dari ADP. Peristiwa
pembentukan ATP pada reaksi transpor elektron ini terjadi
melalui fosforilasi oksidatif. (Sudjino, 2009)

2. Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses penguraian senyawa organik
untuk memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen sebagai
akseptor elektron terakhirnya. Sebagai pengganti oksigen, digunakan
senyawa perantara, seperti asam piruvat atau asetaldehid untuk
mengikat elektron terakhirnya. Dan fermentasi disebut juga dengan
respirasi anaerob. Macam-macam fermentasi biasanya didasari pada
hasil akhir dan substratnya. Dan fermentasi terbagi menjadi dua, yaitu
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. (idun, 2009)
a. Fermentasi Alkohol
Proses fermentasi Alkohol berlangsung dalam kondisi
anaerob, sehingga asam piruvat pada akhir glikolisis tidak
menjadi asetil KoA. Asam piruvat akan mengalami
dekarboksilasi menjadi asetaldehid dengan dikatalisis oleh
enzim piruvat dehidrogenase. Asetaldehid kemudian mengalami
reduksi menjadi alkohol dengan bantuan enzim alkohol
dehidrogenase.
Selama proses fermentasi dihasilkan energi
pengingat
dalam bentuk ATP, tetapi jumlahnya lebih
Reaksi katabolisme karbohidrat sedikit dibandingkan respirasi aerob, yaitu
meliputi respirasi dan fermentasi.
Respirasi merupakan peristiwa
hanya sebesar 2 ATP untuk setiap molekul
biologis yang menggunakan glukosa. Hal itu disebabkan karena NADH +
oksigen sebaga akseptor elektron H+ tidak masuk ke dalam mitokondria untuk
hingga terakhirnya. Fermentasi
merupakan proses penguraian fosforilasi oksidatif. Secara singkat, reaksi
senyawa organik yang fermentasi alkohol dapat dilihat dibawah.
menggunakan senyawa organik
sebagai donor dan akseptor
elektron terakhirnya.

e. MOLEKUL-MOLEKUL YANG TERKAIT DENGAN PROSES


METABOLISME
1. ATP
ATP (Adenin Trifosfat) adalah suatu nukleotida yang dalam
biokimia dikenal sebagai “satuan molekular” pertukaran energi
intraselular artinya ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan
mentranspor energi kimia dalam sel.
ATP sangat erat hubungannya dengan satu jenis nukleotida
yang ditemukan dalam asam nukleat. ATP memiliki basa nitrogen
adenin yang berikatan dengan ribosa, seperti pada nukleotida
adenin pada RNA. Akan tetapi pada RNA, satu gugus fosfat
berikatan dengan ribosa. ATP memiliki suatu rantai yang
mempunyai tiga gugus fosfat yang berikatan dengan ribosa. Ikatan
antara gugus-gugus fosfat pada ekor ATP dapat diputuskan melalui
hidrolisis (Campbel, 2009).

2. Enzim
Reaksi metabolisme dalam tubuh terjadi karena bantuan
enzim. Enzim merupakan biokatalisator, yakni mempercepat
reaksi-reaksi biologis tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
Kuhne, seorang ahli yang telah melakukan percobaan fermentasi
pada ragi mengemukakan bahwa enzim berasal dari kata in dan
zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Menurut Suhartomo dalam (Sudjadi, 2007), enzim adalah
golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan
mempunyai fungsi penting sebagai katalisator.
Enzim merupakan katalis yang memungkinkan terjadinya
suatu proes reaksi kimia di dalam tubuh agar berjalan dengan
baik. Enzim merupakan suatu protein molekul besar yang besar
berat molekulnya ribuan. Misalnya enzim katalase yang memiliki
berat molekul 248.000. Enzim tersusun atas bagian yang berupa
protein dan bukan protein. Bagian protein umumnya bersifat
termolabil atau tidak tahan panas, yang disebut apoenzim.
Bagian yang bukan protein adalah bagian aktif yang disebut gugus
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng, dan
bahan lainnya yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus
prostetik ini membentuk satu kesuatuan yang disebut holoenzim.
Enzim tersusun atas apoenzim dan gugus prostetik. Namun,
ada enzim yang bagian apoenzim dan gugus prostetiknya tidak
bersatu, yang disebut koenzim. Koenzim bersifat sebagai sisi
aktif sama seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim
misalnya vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin (Pratiwi dkk,
2007).

a. Cara Kerja Enzim


Enzim bekerja bolak-balik dan spesifik. Cara kerja enzim ada dua
macam, yakni dengan cara model kunci gembok, dan induksi pas
(Pratiwi, 2007).
1) Kunci Gembok (lock and
key)
Teori ini dikemukakan
oleh Fischer (1898).
Enzim diumpamakan
sebagai gembok yang
mempunyai bagian kecil
dan dapat mengikat
substrat. Bagian enzim
yang dapat berikatan
dengan substrat disebut
sisi aktif. Substrat Gambar Cara kerja enzim lock and key
diumpamakan kunci yang
dapat berikatan dengan sisi
aktif enzim. Teori ini
digambarkan seperti Gambar
4.1.
2). Induksi Pas (induced fit)
Sisi aktif enzim bersifat
fleksibel sehingga dapat
berubah bentuk
menyesuaikan bentuk
substrat. Cara ini
digambarkan sebagaimana yang tertera pada
Gambar CaraGambar 4.2.induced fit
kerja enzim
(http://www.dewisolichati.blogspot.com/)

b. Inhibitor
Kerja suatu enzim dapat terhalangi oleh zat asing yang disebut
inhibitor. Jika inhibitor ditambahkan ke dalam reaksi antara enzim
dan substrat, maka kecepatan reaksi akan berkurang. Cara kerja
inhibitor adalah berikatan dengan enzim sehingga membentuk
kompleks enzim-inhibitor sehingga enzim tidak mampu berikatan
(bereaksi) dengan substrat.
Terdapat dua jenis inhibitor yang mempengaruhi kerja enzim,
yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.

1) Inhibitor Kompetitif
Pada inhibitor ini, zat
penghambat (inhibitor)
mempunyai struktur yang mirip
dengan struktur substrat,

Gambar Cara kerja inhibitor kompetitif


(http://www.dewisolichati.blogspot.com/)
sehingga baik substrat maupun zat penghambat bersaing.
untuk dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Jika inhibitor
(zat penghambat) terlebih dahulu berikatan dengan enzim, maka
substrat tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.
Perhatikan gambar disamping.

2) Inhibitor Nonkompetitif
Pada inhibitor ini,
substrat tidak dapat berikatan
dengan sisi aktif enzim
dikarenakan sisi aktif enzim
berubah ketika ditempeli oleh
substrat. Pada hambatan
nonkompetitif ini tidak
dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi substrat.

Gambar Cara kerja inhibitor


nonkompetitif
(http://www.dewisolichati.blogspot.com/)
RANGKUMAN
 Metabolisme (dari bahasa yunani metabole, yang artinya “berubah”).
Metabolisme adalah suatu sifat baru dari kehidupan, yang muncul dari
interaksi spesifik antara molekul-molekul didalam lingkungan sel
yang teratur dengan baik (Cambell, 2005: hal 90).
 Anabolisme adalah peristiwa penyusunan zat dari senyawa sederhana
menjadi senyawa lebih kompleks yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup. Penyusunan senyawa kimia umumnya memerlukan
energi, misalnya energi cahaya dalam fotosintesis dan energi kimia
dalam kemosintesis.
 katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa
kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana
(anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapatn dihasilkan
energi yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia
yang mengalami penguraian.
 molekul-molekul yang mempengaruhi metabolisme yaitu ATP dan
Enzim. ATP (Adenin Trifosfat) adalah suatu nukleotida yang dalam
biokimia dikenal sebagai “satuan molekular” pertukaran energi
intraselular artinya ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan
mentranspor energi kimia dalam sel. Enzim merupakan biokatalisator,
yakni mempercepat reaksi-reaksi biologis tanpa mengalami perubahan
struktur kimia. Kuhne, seorang ahli yang telah melakukan percobaan
fermentasi pada ragi mengemukakan bahwa enzim berasal dari kata in
dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Uji Kompetensi.
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Metabolisme dibedakan menjadi dua berdasarkan kebutuhan energi
dan reaksinya, yaitu . . .
a. respirasi aerobik dan respirasi anaerobik
b. anabolisme dan katabolisme
c. fotosintesis dan respirasi
d. fotosintesis dan fermentasi
e. kemosintesis dan fotosintesis
2. Berikut adalah contoh anabolisme, yakni . . . .
a. glikolisis dan siklus Krebs
b. siklus Krebs dan siklus Calvin
c. respirasi aerobik dan respirasi anaerobik
d. fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat
e. fotosintesis dan kemosintesis
3. Penyusun sukrosa pada Gula ganda disakarida terdiri dari dua
molekul tunggal yaitu. .
a. maltosa dan laktosa
b. maltosa dan sugar
c. sugar dan sukrosa
d. terdisi dari 2 molekul glukosa
e. glukosa dan fruktosa
4. Penyusun lemak pada metabolisme lemak adalah sebagai berikut,
yaitu....
a. karbohidrat
b. koenzim
c. kofaktor
d. asam lemak, gliserol, dan pembentukan lemak
e. gugus prostetik
5. Di bawah ini yang bukan merupakan peranan protein bagi tubuh
mahluk hidup adalah...

a. zat pembangun
b. NAD+
c. enzim
d. pengatur asam basa dan darah
e. keseimbangan cairan tubuh
6. Protein di dalam sel tersusun atas . . . .
a. koenzim dan kofaktor
b. anabolisme dan katabolisme
c. asam amino dan peranan protein
d. gliserol
e. asam lemak
7. Glikoprotein adalah. . . .
a. gabungan antara glukosa dengan protein
b. gabungan antara lipid dengan glukosa
c. gabungan antara lipid dengan protein
d. gabungan antara lemak dan enzim
e. gabungan antara lipid dan enzim
8. Glikolipid adalah...
a. gabungan antara glukosa dengan protein
b. gabungan antara lipid dengan glukosa
c. gabungan antara lipid dengan protein
d. gabungan antara lemak dan enzim
e. gabungan antara lipid dan enzim
9. Komponen penting penyusun lemak disetiap sel yaitu...
a. C,H, dan O
b. aldolase
c. isomerase
d. fosfofruktokinase
e. triosafosfat dehidrogenase

10. Suatu molekul asam amino terdiri atas gugus-gugus yaitu...


a. gugus amino
b. gugus karboksil dan gugus amino
c. gugus karboksil
d. gugus protein
e. gugus amino dan gugus protein

B. Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme...


2. Apa yang anda ketahui mengenai anabolisme...
3. Apa perbedaan respirasi aerob dan anaerob...
4. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan inhibitor kompetitif dan
non kompetitif...
5. Diskripsikan keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan
metabolisme protein...
PETA KONSEP

SUBSTANSI GENETIKA

Ribonucleid Acid Kromosom


PENEMUAN AWAL
(RNA)

Deoxiribonecleid
Acid (DNA)
Hubungan antara gen,
DNA, dan Kromosom
dalam pewarisan sifat
makhluk hidup
Struktur DNA Fungsi DNA

Replikasi DNA

1. tRNA
2. mRNA
3. rRNA
BAB III
SUBSTANSI GENETIKA

A. Penemuan Awal
Era penemuan materi genetik dibuka oleh J.F. Miescher
dengan menggunakan mikroskop sederhana, ia menyatakan bahwa
bahan aktif yang ada di dalam nukleus disebut sebagai nuclein.
Peneliti pada saat ini belum bisa menentukan apakah nuclein ini
merupakan kromosom ataukah DNA. Kromosom merupakan struktur
seperti benang pada nukleus sel eukariot yang nampak pada saat sel
mulai membelah, ditemukan pada awal abad ke-19. Pada organisme
diploid, kromosom berjumlah diploid (2 set) pada setiap selnya.
Kromosom dapat dibedakan menjadi kromosom tersebut membawa
gen-gen yang berpasangan, kecuali pada kromosom Y.
Gen adalah unit hereditas suatu organisme hidup. Gen ini
dikode dalam materi genetis organisme yang kita kenal sebagai
molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus. Ekspresi gen
dipengaruhi oleh lingkungan internal atau eksternal seperti
perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu. Gen tersusun
atas urutan basa nukleotida, yang terdiri dari daerah yang mengkode
suatu informasi genetis (ekson), daerah yang tidak mengkode
informasi genetik (intron), serta bagian yang mengatur ekspresi gen
yaitu sekuens pengontrol ekspresi gen (regulatory sequence).

(Gb.1: Struktur Gen, Kromosom dan DNA)

Molekul DNA membawa informasi hereditas dari sel.


Komponen protein (molekul-molekul histon) dari kromosom
mempunyai fungsi penting dalam pengemasan dan pengontrolan
molekul DNA yang sangat panjang sehingga dapat muat di dalam
nukleus dan mudah diakses ketika dibutuhkan. Selama reproduksi,
jumlah kromosom yang haploid dan materi genetis DNA hanya
separuh dari masing-masing parental, dan ini disebut sebagai genom.
Pada tahun 1924 studi mikroskopis menunjukkan bahwa DNA
terdapat di dalam kromosom, yang waktu itu telah diketahui sebagai
organel pembawa gen (materi genetik). Akan tetapi, selain DNA di
dalam kromosom juga terdapat protein sehingga muncul perbedaan
pendapat mengenai hakekat materi genetik, DNA atau protein.
Dugaan DNA sebagai materi genetik secara tidak langsung
sebenarnya dapat dibuktikan dari kenyataan bahwa hampir semua sel
somatis pada spesies tertentu mempunyai kandungan DNA yang
selalu tetap, sedangkan kandungan RNA dan proteinnya berbeda-beda
antara satu sel dan sel yang lain. Di samping itu, nukleus hasil meiosis
baik pada hewan maupun tumbuhan mempunyai kandungan DNA,
separuh kandungan DNA di dalam nukleus sel somatisnya.
Meskipun demikian, dalam kurun waktu yang cukup lama
fakta semacam itu tidak cukup kuat untuk meyakinkan bahwa DNA
adalah materi genetik. Hal ini terutama karena dari hasil analisis
kimia secara kasar terlihat kurangnya variasi kimia pada molekul
DNA. Disisi lain, protein dengan variasi kimia yang tinggi sangat
memenuhi syarat sebagai materi genetik. Oleh karena itu, selama
bertahun-tahun protein lebih diyakini sebagai materi genetik,
sementara DNA hanya merupakan kerangka struktur kromosom.
Namun, pada pertengahan tahun 1940-an terbukti bahwa justru DNA-
lah yang merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme.
Perbedaan antara DNA dan RNA adalah sebagai berikut :

DNA RNA
Terdapat dalam nukleus, Terdapat dalam nukleus, sitoplasma,
mitokondria, dan kloroplas dan ribosom
Berupa rantai ganda yang panjang Berupa rantai tunggal yang pendek
Kadarnya dalam sel selalu tetap, Kadarnya dalam sel berubah-ubah,
tidak dipengaruhi kecepatan sintesis dipengaruhi kecepatan sintesis protein
protein
Gula penyusunnya berupa Gula penyusunnya berupa ribosa
deoksiribosa
Basa nitrogennya berupa adenine Posisi timin (T) digantikan oleh urasil
(A), timin (T), guanine (G), dan (U), sehingga dalam RNA adenine (A)
sitosin (S) akan berpasangan dengan urasil (U)

B. Deoxiribonukleat Acid (DNA)


DNA ((Deoxyribonucleic acid) merupakan tempat
penyimpanan informasi genetic dari semua makhluk hidup. DNA
tersusun atas rangkaian nukleotida yang berupa gula deoksiribosa,
gugus fosfat dan basa nitrogen. Basa nitrogen DNA terdiri dari
golongan purin, yaitu adenine dan guanine, serta golongan pirimidin
yaitu timin dan sitosin. DNA berkaitan dengan semua aktifitas
biologis dan merupakan pusat kajian di dalam sitologi, genetic,
biologi molekuler, mikrobiologi, perkembangan biologis, biokimia
dan evolusi.
Jadi, DNA adalah wadah dari semua informasi genetic dari
makhluk hidup. Informasi tersebut dapat berupa sifat, cirri khas,
warna kulit, warna rambut, mata dsb. DNA tidak hanya ada pada
manusia, akan tetapi pada hewan dan tumbuhan juga terdapat DNA.
Pada eukariota, DNA dapat ditemukan dalam nukleus,
mitokondria, dan kloroplas. DNA yang terdapat di nukleus disebut
dengan DNA inti sedangkan yang berada di luar nukleus disebut
DNA luar inti. Dalam keadaan sel yang tidak membelah, DNA
nampak sebagai benang-benang yang melilit protein sehingga nampak
seperti ronce-ronce. Pada saat sel sedang melakukan pembelahan
barulah DNA akan membentuk struktur kromosom.
1. Struktur DNA
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick telah
membuka wawasan baru tentang penemuan model struktur DNA.
Publikasi dari model DNA heliks ganda ini disusun berdasarkan
penemuan :
1) Struktur asam nukleat dari Pauling & Corey.
2) Pola difraksi DNA yang dianalisis dengan sinar X (single-
crystal X-ray analysis) dari Wilkins & Franklin.
3) Pola perbandingan jumlah A-T, G-C (1 : 1) dari Chargaff atau
dikenal sebagai Hukum Ekuivalen Chargaff :
 Jumlah purin sama dengan pirimidin
 Banyaknya adenin sama dengan timin, demikian pula
jumlah glisin sama dengan sitosin
DNA terbentuk dari empat tipe nukleotida yang berkaitan
secara kovalen membentuk rantai polinukleotida yang berikatan
secara kovalen membentuk rantai polinukleotida (rantai DNA
atau benang DNA) dengan rangka (tulang punggung) gula fosfat
tempat melekatnya baa-basa. Dua rantai polinukleotida saling
berikatan melalui ikatan hidrogen antara basa-basa nitrogen dari
rantai yang berbeda. Semua basa berada dalam bentuk heliks
ganda dan rangka (tulang punggung) gula fosfat berada dibagian
luar. Purin selalu berpasangan dengan pirimidin (A-T, G-C).
Perpasangan secara komplemen tersebut memungkinkan
pasangan basa dikemas dengan susunan yang paling sesuai. Hal
ini bisa terjadi bila kedua rantai polinukleotida tersusun secara
antiparalel.

(Gb. 2 Komponen Penyusun DNA)


Gula pentosa pada DNA adalah 2-deoksiribosa,
sedangkan pada RNA adalah ribosa. Menurut kebiasaan,
penomoran atom C pada gula pentosa dilakukan menggunakan
tanda aksen (') untuk membedakannya dengan penomoran atom C
pada basa nitrogen. Sementara itu, basa nitrogen ada dua macam,
yakni basa dengan cincin rangkap atau disebut purin dan basa
dengan cincin tunggal atau disebut pirimidin. Basa purin, baik
pada DNA maupun RNA, dapat berupa Adenin (A) atau guanin
(G), sedangkan basa pirimidin pada DNA dapat berupa sitosin
(C) atau timin (T). Pada RNA tidak terdapat basa timin, tetapi
diganti dengan urasil (U).
Biasanya DNA mempunyai struktur sebagai molekul
polinukleotida untai ganda, sedangkan RNA adalah
polinukleotida untai tunggal. Ini merupakan perbedaan lain di
antara kedua macam asam nukleat tersebut.
Gugus fosfat dan gula terletak di sebuah luar sumbu.
Nukleotida-nukleotida yang berurutan dihubungkan oleh ikatan
fosfodiester. Ikatan ini menghubungkan atom C nomor 3' dengan
atom C nomor 5' pada gula deoksiribosa. Di salah satu ujung
untai polinukleotida, atom C nomor 3' tidak lagi dihubungkan
oleh ikatan fosfodiester dengan nukleotida berikutnya, tetapi akan
mengikat gugus OH. Oleh karena itu, ujung ini dinamakan ujung
3' atau ujung OH. Di ujung lainnya atom C nomor 5' akan
mengikat gugus fosfat sehingga ujung ini dinamakan ujung 5'
atau ujung P. Kedudukan antiparalel di antara kedua untai
polinukleotida sebenarnya dilihat dari ujung-ujung ini, jika untai
yang satu mempunyai arah dari ujung 5' ke 3', maka untai
komplementernya mempunyai arah dari ujung 3' ke 5'.

2. Replikasi DNA

(Gb. 3 : Replikasi Sederhana Molekul DNA)


Ada tiga cara teoritis replikasi DNA yang pernah
diusulkan, yaitu konservatif, semikonservatif, dan dispersif. Pada
replikasi konservatif seluruh tangga berpilin DNA awal tetap
dipertahankan dan akan mengarahkan pembentukan tangga
berpilin baru. Pada replikasi semikonservatif tangga berpilin
mengalami pembukaan terlebih dahulu sehingga kedua untai
polinukleotida akan saling terpisah. Namun, masing-masing untai
ini tetap dipertahankan dan akan bertindak sebagai cetakan bagi
pembentukan untai polinukleotida baru. Sementara itu, pada
replikasi dispersif kedua untai polinukleotida mengalami
fragmentasi di sejumlah tempat. Kemudian, fragmen-fragmen
polinukleotida yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi fragmen
nukleotida baru sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai
berselang-seling di dalam tangga berpilin yang baru.
Di antara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan
tersebut hanya cara semikonservatif yang dapat dibuktikan
kebenarannya melalui percobaan yang dikenal dengan nama
sentrifugasi seimbang dalam ingatan kerapatan atau equilibrium
density-gradient centrifugation.
Replikasi DNA, melibatkan sejumlah reaksi kimia yang
diatur oleh beberapa enzim. Salah satu di antaranya adalah enzim
DNA polimerase,yang mengatur pembentukan ikatan fosfodiester
antara dua nukleotida yang berdekatan sehingga akan terjadi
pemanjangan untai DNA (polinukleotida).
Agar DNA polimerase dapat bekerja mengkatalisis reaksi
sintesis DNA, diperlukan tiga komponen reaksi, yaitu :
a. Deoksinukleosida trifosfat, yang terdiri atas deoksiadenosin
trifosfat (dATP), deoksiguanosin trifosfat (dGTP),
deoksisitidin trifosfat (dCTP), dan deoksitimidin (dTTP).
Keempat molekul ini berfungsi sebagai sumber basa
nukleotida.
b. Untai DNA yang akan digunakan sebagai cetakan.
c. Segmen asam nukleat pendek, dapat berupa DNA atau RNA,
yang mempunyai gugus 3'-OH bebas. Molekul yang
dinamakan polimer ini diperlukan karena tidak ada enzim
DNA polimerase yang diketahui mampu melakukan inisiasi
replikasi DNA.
Enzim lain yang berpartisipasi dalam replikasi yaitu ligase
DNA, menggabungkan segmen lain menjadi untai DNA secara
kontinu. Hanya ada 4 jenis nukleotida pada DNA tetapi urutan
susunan nukleotida tersebut sangat penting. Urutan nukleotida
ialah informasi genetik sel, sel anak harus mendapatkan
salinannya secara tepat atau pewarisan tersebut akan kacau.
Ketika polimerase DNA bergerak sepanjang satu untai DNA,
enzim tersebut menggunakan urutan basa sebagai cetakan atau
panduan untuk membentuk untai baru. Urutan basa pada untai
baru melengkapi cetakan tersebut karena polimerase DNA
mengikuti aturan pasangan basa.
3. Fungsi DNA
DNA mempunyai fungsi yaitu :
a. Pembawa sifat-sifat menurun
b. Mengatur sintesa protein
c. Pembawa informasi genetik, membentuk RNA
d. Mengontrol aktivitas sel
C. Ribonukleat Acid (RNA)
RNA merupakan polinukleotida tunggal dengan ukuran yang
relatif pendek dan tidak berpilin. Struktur RNA berbeda dengan
DNA. Perbedaannya yaitu, gula pentosa yang menyusun RNA adalah
gula ribosa, basa purinnya terdiri dari Adenin (A) dan Guanin (G),
sedangkan basa pirimidinnya terdiri dari Sitosin (C) dan Urasil (U).
RNA dibentuk oleh DNA di dalam inti sel dan kadarnya berubah-
ubah sesuai dengan aktivitas sel dalam melaksanakan sintesa protein.
RNA berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.
Transkripsi DNA menghasilkan molekul RNA yang kemudian
akan mengalami diferensiasi struktur sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Ada tiga macam RNA, yaitu :
1. RNA duta atau messenger RNA (mRNA)
Mempunyai struktur linear kecuali bagian ujung
terminasinya yang berbentuk batang dan kala.

(Gb. 4: Terminasi sintesa RNA menghasilkan ujung berbentuk batang dan


kala)
Molekul mRNA membawa urutan basa yang sebagian di
antaranya akan ditranslasi menjadi urutan asam amino. Urutan
basa yang dinamakan urutan penyandi (coding sequences) ini
dibaca tiga demi tiga. Artinya, tiap tiga basa akan menyandi
pembentukan suatu asam amino sehingga tiap tiga basa ini
dinamakan triplet kodon.
mRNA berperan dalam membawa pesan dari inti sel.
Kodon pada mRNA merupakan komplemen dari kodogen yaitu
urutan basa-basa nitrogen pada DNA yang dipakai sebagai pola
cetakan. Peristiwa pembentukan mRNA oleh DNA di dalam inti
sel disebut transkripsi.
Contoh :
- Kodogen (rantai sense) : AAA GAT TAS ATT ASA
- Kodon (triplet basa mRNA) : UUU SUA AUG UAA
UGU

2. RNA pemindah atau transfer RNA (tRNA)


Strukturnya mengalami modifikasi hingga berbentuk
seperti daun semanggi dengan empat ujung yang penting, yaitu :
1) Ujung pengenal kodon yang berupa triplet basa yang disebut
anti kodon.
2) Ujung perangkai asam amino yang berfungsi mengikat asam
amino.
3) Ujung pengenal enzim yang membantu mengikat asam amino.
4) Ujung pengenal ribosom.

(Gb. 5 Diagram Struktur tRNA)


Seperti halnya struktur ujung terminasi mRNA, struktur
seperti daun semanggi ini terjadi karena adanya urutan palindrom
yang diselingi oleh beberapa basa. tRNA merupakan RNA yang
terbentuk dalam inti sel hanya terdiri dari 3 buah nukleotida.
Urutan basa nitrogen pada tRNA ini disebut anti kodon. Fungsi
tRNA adalah untuk mengenali kodon dan menterjemahkan
dengan cara tRNA mengangkut asam amino menuju ke ribosom.
Pada tRNA ini dikenal sebagai peristiwa translasi
(penterjemahan).
Contoh : Apabila kodon pada mRNA mempunyai urutan UUU
SUA AUG UAA UGU maka anti kodon yang sesuai pada tRNA
adalah : AAA GAU UAS AUU ASA.
3. RNA ribosomal (rRNA)
Strukturnya merupakan bagian struktur ribosom. Lebih kurang
separuh struktur kimia ribosom berupa rRNA dan separuh lainnya
berupa protein. rRNA merupakan RNA yang paling banyak
ditemukan di dalam sel. rRNA ini dibentuk dalam inti sel yang
kemudian akan dikirim ke ribosom dalam sitoplasma. Fungsi
rRNA adalah sebagai tempat pembentukan protein. Ribosom
terdiri dari 2 sub unit yaitu :
a. Sub unit kecil yang berperan dalam mengikat mRNA
b. Sub unit besar berfungsi untuk mengikat tRNA yang sesuai
D. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam nukleus. Kromosom berfungsi
membawa sifat keturunan (membawa informasi genetika), karena di
dalam kromosom mengandung gen. Kromosom tersusun atas benang
kromatin, benang kromatin tersusun atas serabut-serabut protein,
DNA dan RNA. Kromosom tersusun dari sentomer dan lengan.
Berdasarkan kedudukan sentromer terhadap lengan, dikenal
macam-macam kromosom sebagai berikut :

(Gb. 6 Jenis Kromosom Berdasarkan Letak Sentromer)


1. Metasentris (meta =tengah), yaitu kromosom yang mempunyai
lengan yang sama panjang sehingga sentromer terletak di tengah.
2. Submetasentrik (submeta = agak tengah), yaitu kromosom yang
mempunyai 2 lengan yang hampir sama panjangnya dan
sentromer terletak diantara dua lengan yang tidak sama panjang.
3. Akrosentrik (akro = tidak sama), yaitu kromosom yang
mempunyai 2 lengan, di mana salah satu lengan sangat pendek
dan yang lainnya panjang, sentromer berada diantara dua lengan
yang tidak sama panjang.
4. Telosentrik (tele = ujung), yaitu kromosom yang satu lengan dan
sentromer terletak pada salah satu ujung dari lengan.
Pada setiap sel individu yang eukariotik, terdapat dua tipe
kromosom yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom seks
(gonosom). Kromosom tubuh yang berpasangan bersifat homolog.
Kromosom homolog adalah kromosom yang mempunyai bentuk,
ukuran dan fungsi yang sama. Pada manusia mempunyai 46
kromosom. Kromosom tubuh terdiri atas 22 pasang autosom (22AA).
Kromosom seks manusia terdiri atas 1 pasang gonosom, yang
menentukan jenis kelamin perempuan bersifat homolog (dinotasikan
dengan XX) dan yang menentukan jenis kelamin laki-laki bersifat non
homolog (dinotasikan dengan XY).
Berdasarkan tipe atau fungsinya, macam-macam kromosom
yaitu sebagai berikut :
1. Autosom / Kromosom Tubuh :
Yaitu kromosom yang terdapat pada organisme jantan dan
betina dengan jumlah dan susunan yang sama. Pada sel tubuh
berjumlah ( n -1 ) pasang, sedang pada sel kelamin berjumlah (n-
1) buah
2. Gonosom / Kromosom Kelamin :
Yaitu kromosom yang terdapat pada organisme jantan dan
betina dengan jumlah dan susunan yang berbeda , berperan
menentukan jenis kelamin. Pada sel tubuh berjumlah 1 pasang
yaitu XX untuk jenis kelamin betina dan XY untuk yang berjenis
kelamin jantan , sedang pada sel kelamin berjumlah 1buah yaitu X
atau Y.
E. Hubungan antara gen, DNA, dan kromosom dalam Penerapan
Prinsip Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup.
(Gb. 7 pasangan alel dalam kromosom)
Bagian utama sel terdiri dari Nukleus dan Sitoplasma. Dalam
nukleus terdapat benang halus disebut kromatin. Kromatin dipintal
membentuk kromosom. Gen adalah unit terkecil substansi hereditas
yang membawa informasi genetik yang terletak pada kromosom. Gen
merupakan polimer dari asam nukleat yang berantai ganda yaitu asam
deoksiribonukleat acid (DNA) yang dapat mengadakan replikasi
(duplikasi) sehingga gen dapat dikopi sejumlah sel yang akan
dibentuk.
Gen terletak berderet-deret secara teratur pada lengan-lengan
kromosom. Tempat kedudukan gen ini dikenal dengan nama lokus
gen. Pada lokus yang bersesuaian pada kromosom yang homolog
selalu ditemukan gen-gen yang mengatur sifat yang sama. Pasangan
gen ini disebut alel. Untuk memudahkan dalam pembahasan gen
ditulis dengan simbol-simbol huruf latin. Huruf tersebut dapat diambil
dari huruf terdepan sifat yang pembawa. Pada sel yang bersifat
diploid yang mempunyai kromosom berpasangan maka sel tersebut
juga mempunyai gen yang berpasangan.
Selain pembawa informasi genetik yang mengatur munculnya
sifat-sifat fisik, morfologi dan anatomi tubuh, gen juga berperan
dalam mengatur perkembangan dan metabolisme di dalam tubuh.
Kromosom merupakan substansi hereditas yang terdapat di dalam
nukleus dengan susunan yang halus berbentuk batang, panjang atau
pendek, lurus atau bengkok. Kromosom dapat diamati dengan jelas
pada saat sel membelah, namun pada saat interfase kromosom berupa
benang-benang yang lebih tipis dan halus. Pada sel-sel soma terdapat
kromosom yang berpasang-pasangan (diploid) sedangkan pada sel
gamet kromosomnya hanya terdiri dari satu pengikat (haploid).
RANGKUMAN

Gen adalah unit hereditas suatu organisme hidup. Gen ini


dikode dalam materi genetis organisme yang kita kenal sebagai
molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus. Gen tersusun atas
urutan basa nukleotida, yang terdiri dari daerah yang mengkode suatu
informasi genetis (ekson), daerah yang tidak mengkode informasi
genetik (intron), serta bagian yang mengatur ekspresi gen yaitu
sekuens pengontrol ekspresi gen (regulatory sequence).
DNA ((Deoxyribonucleic acid) merupakan tempat
penyimpanan informasi genetic dari semua makhluk hidup. DNA
tersusun atas rangkaian nukleotida yang berupa gula deoksiribosa,
gugus fosfat dan basa nitrogen. Ada tiga cara teoritis replikasi DNA
yang pernah diusulkan, yaitu konservatif, semikonservatif, dan
dispersif. RNA merupakan polinukleotida tunggal dengan ukuran
yang relatif pendek dan tidak berpilin. Struktur RNA berbeda dengan
DNA. Kromosom terdapat di dalam nukleus. Kromosom berfungsi
membawa sifat keturunan (membawa informasi genetika), karena di
dalam kromosom mengandung gen. Kromosom tersusun atas benang
kromatin, benang kromatin tersusun atas serabut-serabut protein,
DNA dan RNA. Kromosom tersusun dari sentomer dan lengan.
Pilihlah jawaban yang tepat dengan menyilang (X) pada huruf a, b, c, d
atau e !

1. Kromosom dibentuk dari benangbenang kromatin pada sel yang


siap membelah. Komposisi kromosom adalah....
a. Protein DNA
b. DNA dan RNA
c. Basa nitrogen dan asam fosfat
d. Nukleosom dan solenoid
e. Gugusan gula dan basa nitrogen
2. Berikut yang bukan basa nitrogen pembentuk DNA adalah....
a. Urasil d. Adenin
b. Sitosin e. Guanin
c. Timin
3. Pada makhluk hidup, gen diwariskan melalui......
a. Nukleolus d. Kromosom
b. Nukleus e. Nukleoplasma
c. Ribosom
4. Proses pembentukan RNA oleh DNA disebut.....
a. Translasi d. Transmisi
b. Translokasi e. Transformasi
c. Transkripsi
5. Tempat gen dalam kromosom disebut.....
a. Lokus d. Kromatin
b. Kromiol e. Kromonema
c. Kromomer
6. Dalam suatu DNA jumlah basa Adenin selalu sama dengan
jumlah basa...
a. Timin d. Purin
b. Guanin e. Pirimidin
c. Sitosin
7. Perbedaan RNA dengan DNA adalah...
a. RNA mempunyai gula deoksiribosa
b. RNA mempunyai basa timin dan guanin dari kelompok purin
c. RNA mempunyai basa pirimidin yaitu urasil dan sitosin
d. RNA berperan mengendalikan faktor menurun dari sintesa
protein
e. RNA merupakan polinukleotida tunggal yang sangat panjang
dan berpilin
8. Fungsi dari tRNA aalah....
a. Sintesa ribosom
b. Memindah kode genetik ke DNA
c. Memindah kode genetik ke RNA ribosom
d. Mengikat kelompok ribosom
e. Menyediakan sisi spesifik untuk berikatan bagi rangkaian
molekul tRNA khusus
9. tRNA dapat membaca kode genetik yang dicawa oleh....
a. DNA messenger d. DNA transfer
b. RNA ribosom e. RNA messenger
c. RNA transfer
10. Pada proses pembentukan protein, yang berperan mengangkut
asam amino adalah...
a. DNA d. DNA transfer
b. rRNA e. mRNA
c. tRNA

Jawablah pertanyaan berikut ini !


1. Bagimana struktur dari DNA ?
Jawab : ................................................................................................
2. Bila rantai sense pada DNA mempunyai urutan basa TAS GAT ASG
AGG GSG SAA, tentuka :
a. mRNA
b. Asam Nukleat
Jawab : ................................................................................................
3. Dimanakah berlangsungnya peristiwa transkripsi ? Siapakah yang
berperan dalam melaksanaka tahap transkripsi ?
Jawab : .................................................................................................
4. Bagimana perbedaan antara DNA dan RNA ?
Jawab : ..................................................................................................
5. Bagimana kaitan antara gen, kromosom dan DNA dalam pewarisan
sifat pad makhluk hidup ?
Jawab : ..................................................................................................
Pembelahan Sel

meliputi

Mitosis Meiosis Gametogenesis


Profase

Meiosis I
Metafase

Anafase

Telofase Meiosis II

terdiri atas

Hewan Tumbuhan

Spermatogenesis
Mikrosporogenesis

Oogenesis
Megasporagenesis
BAB IV
PEMBELAHAN SEL

A. Pengertian Pembelahan Sel


Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler
dibagi kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang
umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga
merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak
diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk
memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan
uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada
hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel
somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses
pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu
baru. Terdapat beberapa pembelahan sel yaitu pembelahan secara
mitosis dan meiosis.
Ketika sel bereproduksi, tiap sel anakan membawa informasi
yang terkode dalam DNA induknya dengan sitoplasma yang cukup
untuk memulai proses ini. DNA mengandung instruksi pembentukan
protein. Beberapa protein ialah materi struktur, yang lainnya ialah
enzim yang mempercepat pembentukan molekul organik. Jika satu sel
tidak mewarisi semua informasi yang dibutuhkan untuk membentuk
protein, sel ini tidak akan berkembang secara baik.
Sitoplasma sel induk mengandung semua enzim, organel, dan
mesin metabolik lain yang dibutuhkan untuk hidup. Sel anak yang
mewarisi sitoplasma memulai mesin metabolik yang akan berjalan
hingga sel tersebut dapat membentuknya sendiri.

B. Mitosis
Mitosis pertama kali dijelaskan oleh W.Flemming pada sel
hewan. Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa mitosis membutuhkan
waktu yang paling singkat di anatara semua tahapan daur sel. Mitosis
ialah mekanisme pembelahan nucleus yang terjadi di sel somatik dari
eukariota multisel. Mitosis dan pembelahan sitoplasma ialah dasar
peningkatan ukuran tubuh selama masa perkembangan dan
penggantian dari sel yang rusak atau mati. Banyak spesies hewan,
tumbuhan, fungi, dan protista bersel satu juga membuat salinan
dirinya atau bereproduksi aseksual secara mitosis.
Meskipun demikian, mitosis masih dapat dibagi-bagi lagi
menjadi beberapa tahap, yaitu profase, metaphase, anafase, dan
telofase. Biasanya, telofase dan profase berlangsung lama, sedangkan
metafase dan anafase berlangsung singkat. Tiap tahap mitosis ini
dicirikan oleh perilaku kromosom yang berbeda-beda.

Gambar 1.1 Skema daur sel

Indikasi awal mulanya mitosis, khususnya pada sel-sel hewan,


dapat dilihat di dalam sitoplasma ketika interfase hamper berakhir.
Suatu daerah di sitoplasma dinamakan sentrosom, yang terdiri atas
sepasang sentriol, mengalami pembelahan menjadi dua; mikrotubul,
yang terdapat di dalamnya, menonjol keluar membentuk struktur
aster, tempat asal mula munculnya bennag spindel. Pada sel
tumbuhan tidak terdapat sentriol, tetapi ada pusat pengendali spindel
yang disebut MTOCs (microtubule organizing centers). Namun
struktur MTCs tidak sejelas sentriol pada sel hewan.

Tahap-tahap mitosis
1. Profase awal
Pada tahap ini masing-masing anggota pasangan sentriol
bergerak memisah. Kromatid kembar yang semula tipis dan tidak
berpilin mulai Nampak berpilin, memendek, dan dapat dilihat lebih
jelas. Jumlah pilinan akan menurun sejalan dengan meningkatnya
diameter masing-masing pilinan. Nucleolus dan dinding nucleus
mulai menghilang.
2. Profase akhir
Kedua kromatid kembar pada masing-masing kromosom
mulai saling melekat pada daerah sentromir. Kompleks kinetokor dan
sentromir segera berfungsi sebagai tempat melekatnya mikrotubul
atau benang spindel yang keluar dari sentriol. Oleh karena masing-
masing sentriol telah bergerak ke kutub sel yang berlawanan, maka
bennag spindel menjadi penghubung kedua kutub sel tersebut menjadi
sentromir. Pada profase akhir ini nucleolus dan dinding nucleus telah
benar-benar hilang.
3. Metafase
Kromosom Nampak sangat kompak sebagai dua kromatid
kembar. Tahap metafase merupakan tahap mitosis dengan
kenampakan kromosom paling jelas, karena kromosom terlihat
menebal, memendek, dan menempati bidnag tengah sel. Pengamatan
dan analisis kromosom paling mudah dilakukan pada tahap ini.
4. Anafase
Pemendekan benang spindel menyebabkan kromatid kembar
pada masing-masing kromosom bergerak ke arah kutub sel yang
berlawanan. Tiap kromatid sekarang mempunyai sentromir sendiri
dan menjadi kromosom baru, yang mulai memanjang kembali.
5. Telofase
Benang spindel mulai menghilang, sebaliknya, nucleolus dan
dinding nucleus mulai muncul kembali. Terjadi penyempitan pada
sitoplasma dan pembelahan organel-organel sitoplasmik, yang
mengarah pada pembentukan dua sel hasil mitosis dengan kandungan
materi genetic yang ideal. Pada sel tumbuhan terajdi partisi di antara
kedua calon sel hasil mitosis. Setelah lamela tengah terbentuk,
dinding selulosa segera disintesis pada masing-masing sisi.
Gambar 1.2 Pembelahan Mitosis

C. Meiosis
Meiosis ialah mekanisme pembelahan nucleus yang
mendahului pembentukan sel gamet atau spora serta menjadi dasar
reproduksi seksual. Pada manusia dan mamalia lainnya, gamet disebut
sperma dan sel telur yang berkembang dari sel reproduksi yang belum
matang. Spora, yang melindungi dan menyebarkan generasi baru,
terbentuk dalam siklus fungi, tumbuhan, dan banyak jenis protista.
Bila dibandingkan dengan mitosis, meiosis membutuhkan
waktu yang lebih panjang dengan proses yang lebih rumit. Meiosis
dapat dibagi menjadi dua pembelahan nukleus (kariokinesis), yaitu
meiosis I dan meiosis II. Pada meiosis I terjadi pengurangan
kromosom menjadi setengah dari semula sehingga pembelahan ini
sering juga disebut pembelahan reduksi. Jika sel yang mengalami
meiosis adalah sebuah sel diploid, maka pada akhir meiosis II akan
didapatkan empat buah sel yang masing-masing haploid. Hal ini
karena kromosom hanya mangalami satu kali penggandaan, tetapi
kariokienensisnya terjadi dua kali.
Tahap-tahap Meiosis
Meiosis dapat dibagi menjadi meiosis I dan meiosis II. Maka
tahap-tahapnya terdiri atas profase I, metafase I, anafase I, telofase I,
profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Tahap-tahap
meiosis II (profase II hingga telofase II) sebenarnya menyerupai
tahap-tahap pada mitosis.

1. Profase I
Di anatara tahap-tahap meiosis, profase I membutuhkan waktu
paling panjang sehingga dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap,
yaitu leptonema, zigonema, pakinema, diplonema, dan diakinesis.
a. Laptonema (Laptoten)
Pada tahap meiosis yang paling awal ini tiap kromosom telah
mengalami penggandaan menjadi kromatid kembar. Namun,
kenampakan kromosom jika dilihat menggunakan mikroskop
cahaya masih seperti benang tunggal yang tipis memanjang. Di
sepanjang kromosom dijumpai sejumlah kromomir, berupa
butiran-butiran padat dengan interval yang tidak beraturan.
b. Zigonema (zigoten)
Tiap kromosom homolog berpasang-pasangan membentuk
struktur bivalen. Proses berpasang-pasangannya sendiri
dinamakan sinapsis. Oleh karena itu tiap kromosom telah
mengalami penggandaan menjadi dua kromatid kembar, maka
pada tiap bivalen terdapat empat kromatid kembar. Kompleks
empat kromatid ini disebut tetrad.
c. Pakinema (pakiten)
Pada pakinema kromosom untuk pertama kalinya dapat dilihat
sebagai struktur yang telah mengalami penggandaan (bivalen atau
tetrad). Peristiwa penting lainnya pada tahap ini adalah terjadinya
pindah silang (crossing over), yaitu pertukaran materi genetik
antara salah satu kromatid parental dan salah satu kromatid
maternal.
d. Diplonema (diploten)
Secara visual tempat terjadinya pindah silang dapat dilihat
sebagai struktur yang dinamakan kiasma (jamak = kiasmata).
Kecuali pada daerah-daerah kiasma ini, pasangan-pasangan
kromatid nampak mulai saling memisah.
e. Diakinesis
Kiasma bergeser ke ujung kromosom sehingga tempat ini
sekarang tidak harus merupakan tempat terjadinya pindah silang.
Tiap kromatid anggota tetrad makin memendek, menebal, dan
bergerak kea rah bidang tengah sel. Nucleolus dan dinding
nukleus menghilang. Mikrotubul atau benang spindel yang keluar
dari sentriol nampak kian memanjang dan akhirnya melekat pada
kinetokor.

Gambar 1.3 Pembelahan Meiosis


2. Metafase I
Struktur tetrad nampak makin jelas di bidang tengah sel. Di
sinilah konfigurasi kromosom meiosis paling mudah dibedakan
dengan kromosom metafase mitosis. Pada mitosis tidak dijumpai
adanya struktur tetrad, tetapi hanya ada dua bidang yang terdiri atas
dua kromatid kembar.
3. Anafase I
Anggota tiap pasangan kromosom homolog (masing-masing
terdiri atas dua kromatid kembar) bergerak kea rah kutub sel yang
berlawanan. Dalam hal ini sentromir belum membelah sehingga
kedua kromatid kembar masih terikat satu sama lain.
4. Telofase I
Anggota tiap pasangan kromosom homolog telah mencapai
kutub selatan yang berlawanan. Dinding nukleus mulai terbentuk
kembali. Kadang-kadang telofase I diikuti oleh sitokinesis dan
interfase singkat (tanpa penggandaan kromosom), tetapi sering kali
langsung diteruskan ke meiosis II.
Meiosis II
Pada meiosis II hanya ada satu dari masing-masing pasangan
kromosom homolog di dalam setiap nukleus. Jadi, di dalam tiap
nukleus hanya ada kromosom paternal saja atau kromosom maternal
saja untuk tiap nomor kromosom. Sebagai contoh, di dalam satu
nukleus mungkin terdapat kromosom paternal untuk kromosom
nomor 1, kromosom maternal untuk kromosom nomor 2, kromosom
maternal untuk kromosom 3, dan seterusnya. Nukleus lainnya akan
membawa kombinasi kromosom yang lain pula.
Telofase II akan diikuti oleh sitokinesis yang menghasilkan
empat sel haploid. Di dalam nukleus masing-masing sel ini terdapat
satu anggota untuk setiap pasangan kromosom homolog.

D. Gametogensis pada Hewan


Gametogenesis pada hewan yang dibagi menjadi dua, yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses
pembentukan gamet jantan (sperma). Sementara oogenesis adalah
proses pembentukan gamet betina (ovum atau sel telur).
Gametogenesis memegang peranan yang sangat penting dalam
perkembangbiakan hewan. Spermatogenesis dan Oogenesis termasuk
pembelahan meiosis, karena terjadi di jaringan organ reproduksi dan
menghasilkan 4 sel anak yang haploid.

Gambar 1.4 Gametogenis pada Hewan


1. Spermatogenesis
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut
tubulus seminiferus. Pada dinding sebelah dalam saluran inilah,
terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-sel
induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut
spermatogonium. Pembentukan sperma terjadi ketika
spermatogonium mengalami pembelahan mitosis menjadi
spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, sel
spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua spermatosit
sekunder yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel
spermatosit sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4
sel spermatid yang sama besar dan bersifat haploid. Mula-mula,
spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya semakin banyak
berkurang dan tumbuh menjadi sel spermatozoa. Setiap
spermatozoa mempunyai ekor (flagela) untuk membantu
pergerakan dan mengandung akrosom yang dapat menghasilkan
enzim proteinase dan hiakironidase yang berperan untuk
menembus lapisan pelindung sel telur. Satu spermatosit primer
menghasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4
sel spermatozoa (jamak = spermatozoon) yang masing-masing
bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
2. Oogenesis
Oogenesis terjadi di dalam ovarium, sel induk telur yang
disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum
membelah secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada
spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang
sama besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel
dengan komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan
1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder, sedangkan sel
yang kecil disebut badan.
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami
pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder menghasilkan dua
sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan
berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut
badan kutub. Sementara itu, badan kutub hasil meiosis I juga
membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil akhir
oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga
badan kutub yang mengalami degenerasi (mati).

E. Gametogenesis pada Tumbuhan


Gametogenesis pada tumbuhan berbiji meliputi
mikrosporogenesis dan makrosporogenesis. Mikrosporogenesis
merupakan proses pembentukan gamet jantan, sedangkan
makrosporogenesis (megasporogenesis) merupakan pembentukan
gamet betina.
1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis terjadi di dalam kepala sari atau antera. Di
dalam antera terdapat kantong serbuk sari yang di dalamnya berisi
sejumlah sel-sel induk serbuk sari atau sel induk mikrospora
(mikrosporosit) yang diploid.
Sel induk mikrospora (mikrosporosit) membelah meiosis I dan
menghasilkan sepasang sel haploid. Sepasang sel haploid
membelah meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang
berkelompok menjadi satu disebut tetrad. Setiap mikrospora
mengalami kariokinesis sehingga menghasilkan 2 inti haploid.
Satu inti disebut inti saluran serbuk sari (inti vegetatif), inti lain
dinamakan inti generatif. Inti generatif membelah secara mitosis
tanpa sitokinesis sehingga terbentuk dua inti sperma. Inti saluran
serbuk sari tidak membelah. Jadi, dalam sebutir serbuk sari masak
terdapat tiga inti haploid, yaitu sebuah inti saluran serbuk sari dan
dua inti sperma (inti generatif).

Gambar 1.5 Gametogensis pada Tumbuhan


2. Megasporagenesis
Megasporogenesis berlangsung dalam bakal buah atau
ovarium. Di dalam ovarium terdapat bakal biji atau ovulum yang
menempel pada dinding ovarium. Ovulum dilindungi oleh
integumen luar dan integumen dalam. Bakal biji berhubungan
dengan buluh serbuk melalui lubang mikrofil. Dalam bakal biji
terdapat sel induk megaspora.
Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam
ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan dua sel haploid.
Kedua sel haploid mengalami meiosis II dihasilkan 4 megaspora
haploid, tiga di antaranya mengalami degenerasi. Megaspora yang
masih hidup mengalami tiga kali kariokinesis tanpa sitokinesis
dan dihasilkan sel besar (kandung lembaga muda) dan delapan inti
haploid. Dalam megaspora empat inti berada pada sisi kalaza dan
mempat inti lainnya di dekat mikrofil. Satu inti dari tiap-tiap sisi
menuju ke pusat dan bersatu membentuk kandung lembaga
sekunder yang diploid. Tiga inti pada bagian kalaza dinamakan
inti antipoda, inti di bagian tengah yang dekat mikrofil dinamakan
ovum (sel telur), dan yang di samping kiri kanan dinamakan
sinergid.
Pada peristiwa pembuahan inti generatif membuahi sel telur
membentuk zigot diploid. Inti diploid hasil persatuan dua sel
kutub yang dibuahi inti generatif menghasilkan endosperm
bersifat triploid.

F. Pembelahan Sel pada Hewan


Sitoplasma sel biasanya membelah setelah mitosis. Proses
pembelahan sitoplasma ini disebut sitokinesis, bervariasi diantara
eukariota. Sel hewan umumnya membagi sitoplasmanya dengan
menariknya menjadi dua. Membran plasma mulai tenggelam sebagai
lekukan tipis antara kutub spindel awal. Lekukan pembelahan
sitoplasma, lekukan ini disebut merupakan tanda pertama yang
tampak dalam pembelahan sitoplasma. Lekukan mengembang hingga
meluas ke seluruh sel. Lekukan menjadi lebih dalam sepanjang garis
ekuator spindel awal (bagian tengah antara dua kutub).
Korteks sel, yang merupakan jarring elemen sitosekeletal di
bawah membrane plasma, meliputi pita filament aktin dan myosin
yang melekat di garis pembelahan ini. Hidrolisis ATP menyebabkan
filamen ini berinteraksi seperti dalam sel otot dan interaksi ini
menghasilkan kontraksi. Pita filament disebut cincin, melekat di
membran plasma. Ketika pita filament ini mengerut, pita membawa
membran plasma ke bagian dalam hingga sitoplasma terpisah menjadi
dua. Dua sel baru terbentuk dengan cara ini. Tiap sel baru memiliki
satu nukleus dan beberapa sitoplasma sel induk. Tiap sel dibungksus
oleh membran plasma masing-masing.

G. Pembelahan Sel Pada Tumbuhan


Pembelahan sel pada tumbuhan berhadapan dengan berbagai
tantangan. Tidak seperti kebanyakan sel hewan, sel tumbuhan tetap
berkaitan satu dengan yang lainnya dan terorganisasi dalam jaringan
selama perkembangan. Jadi, perkembangan tumbuhan terjadi
terutama dalam pembelahan sel dan orientasi pembelahan sel.
Tumbuhan memiliki tahap tambahan dalam sitokinesis.
Mikrotubulus di bawah membran plasma membantu untuk
mengorientasikan serat selulosa dalam dinding sel. Sebelum profase,
mikrotubulus ini memisah dan menyatu kembali dalam bentuk pita
padat di sekitar nukleus sepanjang pergerakan dan arah pembelahan
sel. Pita, yang mengandung filament akin, menghilang ketika kutub
spindel bipolar terbentuk. Tempat aktin menghilang, ditinggalkan.
Daerah membentuk garis yang akan menjadi tempat pembelahan
sitoplasma.
Mekanisme cincin kontraktil yang bekerja pada sel hewan
tidak terjadi di sel tumbuhan. Daya kontraktil mikrofilamen tidak
cukup kuat untuk memisahkan dinding sel tumbuhan yang dipenuhi
selulosa dan lignin.
Pada akhir anafase di sel tumbuhan, satu susunan
mikrotubulus terbentuk di tiap sisi garis pembelahan. Mikrotubulus
ini memandu vasikel yang berasal dari badan golgi dan permukaan sel
ke garis pembelahan. Di sana, vasikel dan komponen dinding sel
mulai bergabung menjadi bentuk lempeng yang disebut lempeng sel.
Lempeng ini berkembang keluar hingga tepinya mencapai
membran plasma. Lempeng ini berikatan dengan membran dan
membagi sitoplasma. Lempeng sel akan berkembang menjadi dinding
sel primer yang menyatu dengan sel induk. Jadi, pada akhir
pembelahan tiap sel anak akan terbungkus dnegan membrane plasma
dan dinding sel masing-masing.
RANGKUMAN
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi
kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari
satu sel tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses dimana
jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai
kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan.
Mitosis terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu profase, metaphase,
anafase, dan telofase. Biasanya, telofase dan profase berlangsung lama,
sedangkan metafase dan anafase berlangsung singkat. Tiap tahap mitosis ini
dicirikan oleh perilaku kromosom yang berbeda-beda.
Meiosis dapat dibagi menjadi dua pembelahan nukleus (kariokinesis),
yaitu meiosis I dan meiosis II. Pada meiosis I terjadi pengurangan kromosom
menjadi setengah dari semula sehingga pembelahan ini sering juga disebut
pembelahan reduksi. Jika sel yang mengalami meiosis adalah sebuah sel
diploid, maka pada akhir meiosis II akan didapatkan empat buah sel yang
masing-masing haploid.
Gametogenesis pada hewan yang dibagi menjadi dua, yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses
pembentukan gamet jantan (sperma). Sementara oogenesis adalah proses
pembentukan gamet betina (ovum atau sel telur). Gametogenesis pada
tumbuhan berbiji meliputi mikrosporogenesis dan makrosporogenesis.
Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan, sedangkan
makrosporogenesis (megasporogenesis) merupakan pembentukan gamet
betina.
Pembelahan sel pada hewan, sitoplasma sel biasanya membelah
setelah mitosis. Proses pembelahan sitoplasma ini disebut sitokinesis,
bervariasi diantara eukariota. Sel hewan umumnya membagi sitoplasmanya
dengan menariknya menjadi dua. Sedangkan pembelahan sel pada tumbuhan
yaitu tumbuhan memiliki tahap tambahan dalam sitokinesis. Mikrotubulus di
bawah membran plasma membantu untuk mengorientasikan serat selulosa
dalam dinding sel. Sebelum profase, mikrotubulus ini memisah dan menyatu
kembali dalam bentuk pita padat di sekitar nukleus sepanjang pergerakan dan
arah pembelahan sel.
Uji Kompetensi.

A. Pilihan Ganda
1. Mitosis dan pembelahan sitoplasma berfungsi dalam……
a. Reproduksi aseksual eukariota bersel tunggal
b. Pertumbuhan dan perbaikan jaringan pada spesies multisel
c. Pembentukan gamet pada prokariota
d. a dan b
2. Interfase ialah bagian siklus sel ketika…..
a. satu selberhenti berfungsi
b. satu sel membentuk spindel
c. satu sel tumbuh dan menduplikasi DNA
d. proses mitosis
3. Setelah mitosis, jumlah kromosom dari dua sel baru
bersifat…..dengan sel induk.
a. Sama dengan
b. Setengah
c. Disusun ulang dibandingkan
d. Berlipat ganda dibandingkan
4. Hanya…..bukan merupakan tahapan mitosis.
a. Profase
b. Interfase
c. Metafase
d. Anafase
5. Tahapan dari gametogenesis pada hewan ialah….
a. Spermatogenesis
b. Oogenesis
c. Spermatogenesis dan Oogenesis
d. Semua salah
6. Urutan tahapan meiosis I dalam profase I yang sesuai adalah….
a. Leptonema dan zigonema
b. Zigonema dan diaknesis
c. Liptonema,zigonema, dan diakineisis
d. Liptonema, zigonema, diakinesis dan pakinema
7. Tahap mitosis di mulai dari…..
a. Metafase
b. Anafase
c. Profase
d. Telofase
8. Struktur tetrad tidak dijumpai pada tahap……
a. Metafase mitosis
b. Profase
c. Anafase
d. Telofase
9. Kromosom terduplikasi memiliki….kromatid.
a. Satu
b. Dua
c. Tiga
d. Empat
10. Pada tahap telofase akhir dalam pembelahan sel secara mitosis
menghasilkan…..sel mitosis.
a. Empat
b. Tiga
c. Dua
d. Lima

B. Uraian
1. Sebutkan dan jelaskan tahapan dari pembelahan sel secara meiosis
!
2. Jelaskan tahapan dari gametogenesis pada tumbuhan secara
singkat !
3. Sebutkan perbedaan antara pembelahan sel secara mitosis dan
meiosis !
4. Mengapa pada pembelahan sel secara meiosis membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingangkan dengan pembelahan
mitosis ?
5. Uraikan tahapan pembelahan sel pada hewan !
PETA KONSEP

Hukum Mendel dan


Penyimpangan Semu
Hukum Mendel

Penemuan Mendel Testcross, Penyimpangan


tentang Prinsip Hukum Pewarisan
Backcross, Semu Hukum
Pewarisan Sifat Sifat
Penyilangan Mendel
Makhuk Hidup Resiprok
Testcross
Hukum
Mendel I
Sejarah Backcross
penelitian
Mendel Hukum
Penyilangan
Mendel II Resiprok

Istilah-istilah
dalam
Genetika
Modern

Interaksi Antaralel Interaksi Genetik

Atavisme
Kodominan

Epistasis-
Dominansi Hipostasis
Tidak
Sempurna

Polimeri
Alel Ganda

Kriptomer
i
Alel Letal
Komplementer
BAB V
HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGAN SEMU HUKUM
MENDEL

A. Penemuan Mendel tentang Prinsip Pewarisan Sifat Makhuk Hidup


Penemuan atau pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya
melalui gen disebut hereditas. Seorang bernama Gregor J. Mendel
menemukan prinsip dasar hereditas dengan membudidayakan kacang
ercis dalam suatu percobaan terencana dan teliti.
1. Sejarah penelitian Mendel
Orang yang pertama-tama mengadakan percobaan perkawinan
silang ialah Gregor Mendel, seorang biarawan Austria yang hidup
pada tahun 1822-1884, di sebuah biara Augustinian di Austria. Ia
datang di biara itu pada tahun 1843 dari sebuah pertanian kecil milik
orang tuanya tempat ia tinggal semasa kecil.
Tahun 1851 Mendel dikirim ke Universitas Wina untuk belajar
ilmu pengetahuan alam dimana ia belajar dari tahun 1851 hingga
1853. Pada tahun-tahun tersebut, ada dua orang profesor yang
memberikan pengaruh kepada Mendel dalam perkembangannya
sebagai seorang saintis. Profesor pertama bernama profesor Doppler,
seorang fisikawan dan Profesor kedua bernama Unger, seorang ahli
tumbuh-tumbuhan. Keduanya sama-sama memberikan pengaruh
pada percobaan kacang ercis yang dilakukan Mendel dikemudian
hari.
Pada tahun 1857, mulailah ia menanam beberapa jenis kacang
ercis (Pisum sativum) di kebun biara untuk dipelajari perbedannya
satu dengan lainnya dan melakukan perkawinan silang pada tanaman
ercis tersebut.

Gambar 1 dan 2 : Gregor J. Mendel


Mendel memilih kacang ercis untuk percobaannya, karena:
a. Tanaman ercis masa hidupnya tidak lama yaitu hanya berkisar
setahun, mudah tumbuh dan mudah disilangkan.
b. Mampu menghasilkan keturunan dalam jumlah yang banyak.
c. Memiliki bunga sempurna sehingga terjadi penyerbukan sendiri
yang jika berlangsung terus menerus dapat menghasilkan galur
murni (keturunan yang selalu memiliki sifat sama dengan
induknya.
d. Tanaman ini memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang
mencolok, seperti batang tinggi lawan kerdil, buah polong
berwarna hijau lawan kuning dan lain-lain.

Gambar 3 : Tabel perbandingan variasi sifat pada tujuh karakter tanaman


ercis
Dalam eksperimennya, Mendel melakukan penyerbukan
terhadap kepala putik kacang ercis berbunga ungu dengan serbuk
sari yang berasal dari kacang ercis berbunga putih. Persilangan
tersebut menghasilkan kturunan berupa biji-biji kacang ercis yang
jika ditanam akan menghasilkan bunga berwarna ungu. Sselanjutnya
tanaman hasil penyilangan pertama disilangkan dengan sesamanya.
Keturunan yang diperoleh dari penyilangan kedua adalah sebagian
besar tanaman berbunga warna ungu dan sebagian kecil berbunga
warna putih.
Mendel berjasa besar dalam memperkenalkan ilmu tentang
pewarisan sifat atau genetika. Berdasarkan percobaannya terhadap
tanaman ercis ini, Mendel berhasil merumuskan hukum pewarisan
sifat yang diperkenalkan sebagai Hukum Mendel I dan Hukum
Mendel II. Dari penemuannya inilah, Mendel dinyatakan sebagai
Bapak Genetika.

Gambar 4: Percobaan Mendel menyilangkan tumbuhan ercis

2. Istilah-istilah dalam Genetika Modern


Sesungguhnya, diwaktu Mendel hidup belum diketahui tentang
bentuk dan susunan sifat keturunan. Mendel menyebut faktor
keturunan itu faktor penentu dan sekarang lebih dikenal sebagai gen.
Selain itu, terdapat beberapa istilah lainnya dalam mempelajari pola-
pola hereditas yaitu sebagai berikut:
a. Parental (P) adalah orang tua atau induk yang disilangkan
(Parental = orang tua), misalnya P1 merupakan induk dalam
penyilangan pertama dan P2 merupakan induk dalam penyilngan
kedua.
b. Gamet (G) adalah sel kelamin jantan dan betina.
c. Filial (F) adalah hasil keturunan atau anak (Filial = keturunan),
misalnya F1 merupakan keturunan pertama dan F2 merupakan
keturunan kedua.
d. Hibrida atau hibridisasi adalah perkawinan atau penyilangan
dua varietas individu.
e. Gen adalah faktor pembawa sifat atau yang disebut oleh Mendel
sebagai faktor penentu. Gen dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu gen dominan (kuat) dan gen resesif (lemah). Sifat
dari gen dominan akan menutupi gen resesif jika kedua gen
tersebut berada bersama-sama.
Gen biasanya diberi simbol dengan huruf pertama dari suatu
sifat. Gen dominan dinyatakan dengan huruf besar, sedang yang
resesif oleh huruf kecil. Misalnya:
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi.
t = simbol untuk gen yang menentukan batang kerdil.
Oleh karena individu tersebut merupakan individu yang diploid,
maka simbol untuk gennya ditulis dengan huruf dobel.
Misalnya:
TT = simbol untuk tanaman berbatang tinggi.
tt = simbol untuk tanaman berbatang kerdil.
f. Alel merupakan anggota dari sepasang gen yang memiliki
pengaruh berlawanan. Misalnya T menentukan sifat tinggi pada
batang, sedangkan t menentukan batang kerdil. Maka T dan t
merupakan alel.
g. Genotip (tipe gen) adalah keadaan genetik dari suatu individu
atau populasi dan merupakan faktor pembawa sifat dari kedua
induknya (misalnya TT, tt dan Tt). Sedangkan fenotip adalah
sifat keturunan yang muncul atau dapat diamati dari suatu
organisme (struktural, fisiologis atau perilaku), misalnya warna
bunga, kulit hitam, rambut keriting, dan lain-lain. penampakan
sifat pada fenotip tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor dalam
(gen) dan faktor lingkungannya. Maka, dua genotip yang sama
dapat menunjukkan fenotip yang berlainan, apabila lingkungan
bagi kedua fenotip itu berlainan. Contohnya anak kembar satu-
telur tentunya akan memiliki genotip yang sama, tetapi jika
kedua anak itu dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka
akhirnya mereka masing-masing akan memiliki fenotip yang
berlainan.
h. Homozigot ialah individu yang genotipya terdiri dari sepasang
alel yang sama untuk sebuah karakter (misalnya BB, aa, dan
lain-lain). homozigot dapat dibedakan pula menjadi hhomozigot
dominan (BB), dan homozigot resesif (bb). Sedangkan
heterozigot adalah individu yang genotipnya terdiri dari
pasangan alel yang tidak sama (misalnya Bb, Aa, dan lain-lain).
Fenotip dua individu dapat sama tetapi genotipnya berbeda.
Misalnya tanaman berbatang tingi dapat mempunyai genotip TT
atau Tt.
i. Karakter merupakan istilah yang digunakan para ahli genetika
untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan, seperti warna
bunga, panjang tanaman dan bentuk biji. Setiap varian dari suatu
karakter disebut sifat (trait), contohnya warna bunga ungu dan
putih.

B. Hukum Pewarisan Sifat


1. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I atau Hukum Segregasi (pemisahan) adalah
sutu kaidah pemisahan pasangan alel secara bebas pada saat
pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet. Segregasi ini disertai
dengan penurunan jumlah kromosom diploid menjadi haploid.
Hukum Mendel I dapat dibuktikan pada penyilangan monohibrid.
Monohibrid adalah penyilangan dengan satu sifat beda yang
merupakan satu pasangan alel. Contoh diagram penyilangan
monohibrid seperti yang pada percobaan yang dilakukan Mendel
adalah sebagai berikut:
P1 = UU >< uu
Bunga ungu Bunga putih
G1 = U u
F1 = Uu
(100% bunga ungu)
P2 = Uu >< Uu
Bunga ungu Bunga ungu
G2 = U, u U, u
F2 =
Gamet U u
U UU Uu
Bunga ungu Bunga ungu

U Uu uu
Bunga ungu Bunga putih
Rasio genotip F2 = UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1
Rasio fenotip F2 = Bunga ungu : Bunga putih = 3 : 1
Peristiwa penyilangan monohibrid tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
 Bunga ungu bersifat dominan. Bunga ungu betina pada induk
pertama (P1) mempunyai fenotip homozigot UU sehingga pada
saat pembentukan gamet terjadi pemisahan pasangan alel UU dan
terbentuklah satu macam gamet U.
 Bunga putih bersifat resesif. Bunga putih jantan pada induk
pertama (P1) mempunyai genotip homozigot uu sehingga pada
saat pembentukan gamet terjadi pemisahan pasangan alel uu dan
terbentuklah satu macam gamet u.
 Jika terjadi fertilisasi antara gamet yang dihasilkan oleh kedua
induk betina dan jantan (U dan u) terjadi fertilisasi, akan
dihasilkan keturunan pertama (F1) dengan genotip heterozigot
Uu.
 F1 yang disilangkan dengan sesamanya sebagai parental II (P2)
bergenotip Uu. Saat pembentukan gamet, setiap pasangan alel Uu
berpisah sehingga terbentuklah 2 macam gamet jantan yang
mengandung alel U dan u serta 2 macam gamet betina yang
mengandung alel U dan u.
 Jika keempat gamet tersebut mengalami fertilisasi, akan terjadi
pertemuan silang antara keempat gamet. Hal tersebut
menyebabkan terbentuknya keturunan F2 yang mengandung
genotip UU, Uu dan uu. Genotip Uu dan Uu mempunyai fenotip
ungu, sedangkan genotip uu mempunyai feontip putih.
Perbandingan bunga ungu : bunga putih adalah 3 : 1 atau 75% :
25%.
2. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II atau hukum pemilahan independen atau
sering disebut pula hukum asortasi (berpasangan) secara bebas
adalah suatu kaidah yang menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang
alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan meiosis
pada waktu pembentukan gamet-gamet. Sehingga gen akan dikemas
ke dalam gamet dalam semua kemungkinan kombinasi alel, selama
setiap gamet mempunyai satu alel untuk setiap gen.
Hukum Mendel II dapat dijelaskan dengan penyilangan dihibrid.
Dihibrid yaitu penyilangan antara induk dalam dua sifat beda.
Misalnya dalam satu tanaman beda mengenai warna dan beda
mengenai bentuk. Hukum Mendel II ini hanya berlaku pada gen-gen
yang letaknya berjauhan sehingga dapat memisah secara bebas. Pada
gen yang letaknya berdekatan, cenderung akan terjadi tautan (tidak
dapat memisah secara bebas).
Diagram penyilangan dihibrid adalah sebagai berikut:
P1 : BBKK >< bbkk
(bulat, kuning) (keriput, hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
P2 : BbKk >< BbKk
G : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2 :
Gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bulat Bulat Bulat Bulat
kuning kuning kuning kuning
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bulat Bulat Bulat Bulat
kuning hijau kuning hijau
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bulat Bulat keriput keriput
kuning kuning kuning kuning
Bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
Bulat Bulat Bulat keriput
kuning hijau kuning hijau

Rasio genotip = BBKK : BBKk : BBkk : BbKk : bbKK : Bbkk : bbKk : bbkk
=1:2:2:1:4:1:2:2:1
Rasio fenotip = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1

Pembentukan gamet pada persilangan dihibrid terjadi dengan cara


pemisahan alel secara bebas dari dua pasang gen, yaitu sebagai
berikut:
 BB berpisah menjadi B dan B; Bb berpisah menjadi B dan b; dan
bb berpisah menjadi b dan b.
 KK berpisah menjadi K dan K; Kk berpisah menjadi K dan k; dan
kk berpisah menjadi k dan k.
Pembentukan gamet pada pernyilangan dihibrid terjadi melalui
penggabungan alel (berpasangan secara bebas) yaitu sebagai berikut:
 B berpasangan dengan K membentuk BK.
 B berpasangan dengan k membentuk Bk.
 b berpasangan dengan K membentuk bK.
 b berpasangan dengan k membentuk bk.

C. Testcross, Backcross dan penyilangan Resiprok


Dalam persilangan terdapat 3 jenis persilangan, yaitu :
1. Testcross
Testcross yaitu persilangan antara suatu individu yang tidak
diketahui genotipnya dengan induk yang genotipnya homozigot
resesif. Tujuan dari persilangan ini adalah untuk menguji
heterozigositas suatu persilangan.
Contoh persilangan:

2. Backcross (silang balik)


Backcross yaitu persilangan antara suatu individu dengan
salah satu induknya (atau dengan individu-individu yang bergenotip
identik dengan induknya). Tujuannya adalah untuk mendapatkan
kembali individu yang bergalur murni (yang bergenotip homozigot
atau heterozigot dominan). Karena penyilangan seperti ini
kemungkinan anak hasil dari persilangan itu hanya satu macam.
Contoh backcross dengan induk resesif dan induk dominan:

3. Persilangan Resiprok
Resiprok yaitu persilangan ulang dengan jenis kelamin yang
dipertukarkan. Persilangan resiprok ini tidak mempengaruhi rasio
hasil persilangan jika dilakukan terhadap gen-gen yang tidak terpaut
kromosom. Contohnya penyilangan resiprok dari penyilangan
monohibrid ercis betina berbiji kuninga dengan ercis jantan berbiji
hijau, adalah ercis jantan berbiji kuning disilangkan dengan ercis
betina berbiji hijau.

D. Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Berdasarkan hukum Mendel I dan II, persilangan monohibrid
dominan penuh memiliki perbandingan fenotip F2 sebesar 3 : 1.
Sementara persilangan dihibrid dominan penuh meniliki perbandingan
fenotip F2 sebesar 9 : 3 : 3 : 1. Namun pada kenyataannya, ketika
dilakukan persilangan, terkadang ditemukan angka perbandingan yang
tidak sama (menyimpang) dengan pola-pola hereditas menurut hukum
Mendel sehingga disebut penyimpangan semu hukum Mendel.
Adanya penyimpangan semu hukum Mendel ini dapat disebabkan
oleh interaksi –interaksi di dalam tubuh makhluk hidup. Ada 2 jenis
penyimpangan, yaitu penyimpangan karena interaksi alel dan
penyimpangan karena reaksi genetic (interaksi genetik).
1. Interaksi antaralel
Selain hubungan dominan dan resesif, interaksi antaralel juga
menunjukkan kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda dan
alel letal.
a. Kodominan
Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang diekspresikan
secara bersama-sama dan menghasilkan fenotip yang berbeda
pada individu bergenotip heterozigot. Alel-alel kodominan tidak
memiliki hubungan dominan dan resesif serta dituliskan dengan
menggunakan simbol dasar berhuruf besar dengan huruf-huruf
berbeda yang ditulis diatasnya.
Contoh alel kodominan lainnya adalah bulu ayam yang
berwarna hitam (B), semidominan terhadap bulu putih (b). Jika
ayam berbulu hitam dikawinkan dengan ayam berbulu putih,
anaknya akan berbulu biru (blue Andalusia). Jika ayam blue
Andalusia kawin dengan sesamanya, akan timbul lagi asal usul
warna bulu pada anaknya, yaitu hitam dan putih. Untuk lebih
jelasnya perhatikan diagram dibawah ini:
b. Dominansi tidak sempurna
Dominansi tidak sempurna terjadi ketika alel dominan tidak
dapat menutupi alel resesif sepenuhnya sehingga menghasilkan
fenotip “campuran” pada individu berfenotip heterozigot.
Akibatnya individu heterozigot bersifat setengah dominan dan
setengah resesif. Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1.
Contoh:
Disilangkan bunga snapdragon merah (MM) dengan bunga
snapdragon putih (mm), mnghasilkan F1 merah muda (Mm).
Tentukan perbandingan rasio fenotip keturunan F2!

Rasio fenotip = Merah : Merah muda : Putih = 1 : 2 : 1.

c. Alel ganda
Alel ganda merupakan suatu gen yang memiliki lebih dari dua
aklel. Alel ganda terjadi karena perubahan struktur DNA (mutasi)
yang diwariskan. Mutasi dapat menyebabkan banyak variasi alel.
Contoh alel ganda pada hewan misalnya pada gen yang
mengatur warna rambut kelinci. Gen warna rambut kelinci
memiliki empat alel, yaitu C, dan c. Alel-alel tersebut memiliki
urutan dominansi, yaitu C paling dominan, cfh lebih dominan
dari d1 dan c, d1 lebih dominan dari c, dan c paling resesif.
Kelinci yang memiliki alel C akan memiliki warna rambut abu-
abu tua, sementara kelinci dengan alel cc akan bersifat albino.
Kombinasi antara alel-alel cch, d1, dan c akan menghasilkan
kelinci dengan warna-warna intermediet, yaitu warna abu-abu
perak (jenis Chinchilla), warna abu-abu muda, dan warna putih
dengan warna hitam di bagian ujung-ujung kaki, telinga, hidung,
dan ekor (jenis Himalaya).

Gambar 5: Alel ganda pada kelinci yang mempengaruhi warna rambut


d. Alel letal
Alel letal adalah alel yang dapat menyebabkan kematian bagi
individu yang memilikinya. Kematian terjadi pada individu
tersebut karena tugas gen aslinya adalah untuk menumbuhkan
karakter atau bagian tubuh yang sangat penting. Adanya gen letal
akan membuat pertumbuhan karakter atau bagian tubuh vital
terganggu dan dapat menyebabkan individu mati.
Kematian karena alel letal dapat terjadi pada stadium embrio
awal atau sampai beberapa waktu setelah dilahirkan. Misalnya
alel subletal merupakan alel yang menyebabkan kematian pada
saat anak berumur beberapa tahun atau saat menjelang dewasa
(subletal). Alel letal terabagi menjadi tiga jenis, yaitu alel letal
dominan, alel letal rersesif dan alel subletal.
1) Alel letal dominan
Individu dengan alel letal dominan yang bergenotip
homozigot akan letal (mati sebelum lahir), sedangkan yang
bergenotip heterozigot akan mengalami subletal. Contoh
kasus letal dominan adalah ayam creeper (redep), tikus
kuning, penyakit Huntington (degeneratif sel saraf) dan
brachidactili (jari tangan pendek).
2) Alel letal resesif
Alel letal resesif hanya menyebabkan kematian pada
individu yang bergenotip homozigot resesif. Individu yang
bergenotip heterozigot dan homozigot dominan adalah
normal.
Contoh soal: Pada tanaman jagunag, alel dominan A
mengatur terbentuknya klorofil. Sementara itu alel a bersifat
letal. Bagaimana kemungkinan keturunannya yang dapat
hidup?

3) Alel subletal
Alel subletal adalah alel homozigot dominan atau
homozigot resesif yang menyebabkan kematian individu
pada usia anak-anak hingga dewasa. Contoh subletal
homozigot dominan adalah talasemia, sedangkan contoh
subletal resesif adalah hemofilia.
2. Interaksi genetik
Interaksi genetik adalah interaksi antar dua pasang gen nonaelik
atau lebih yang menimbulkan fenotip-fenotip dengan rasio yang
menyimpang secara semu terhadap hukum Mendel. Interaksi ini dapat
terjadi pada gen-gen itu sendiri, aksi dari produk-produk yang
dihasilkan pada kegiatan sitoplasma, atau merupakan interaksi sel-sel
atau organ-organ yang gen-gennya mengalami perubahan.
Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson
dan R.C. Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk
jengger ayam. Beberapa peristiwa akibat interaksi genetik antara lain:
a. Atavisme
Atavisme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan
sifat baru. Atavisme terjadi pada bentuk jengger ayam ras
(negeri). Empat entuk jengger ayam ras, yaitu rose (mawar), pea
(biji), walnut (sumpel, seperti kacang walnut), dan single
(tunggal/bilah). Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1. Letak
penyimpangan adalah munculnya sifat baru akibat interaksi
beberapa gen. Dalam hal ini, interaksi antara dua macam gen
dominan menghasilkan bentuk jengger walnut, sedangkan
interaksi antara dua gen resesif menghasilkan bentuk jengger
single.

Gambar 6 : Empat macam pial ayam yang berbeda (a) Walnut (b) Pea, (c)
Rose, dan (d) Single
Contoh soal: Persilangan antara jengger ayam rose dan pea
menghasilkan walnut 100%. Tentukan rasio fenotip dari
persilangan F2 dengan sesamanya!
Rasio fenotip = walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1
b. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan Hipostasis yaitu bentuk interaksi ketika suatu
gen mengalahkan gen lainnya yang bukan sealel. Kedua gen
tersebut terletak dalam lokus yang berbeda. Gen yang menutupi
(menghalangi) kemunculam karakter disebut gen epistasis.
Sementara itu gen yang ditutupi (dihalangi) disebut gen
hipostasis. Epistasis dibedakan menjadi beberapa jenis, antara
lain:
1) Epistasis dominan
Epistasis dominan terjadi jika gen yang menutupi kerja
gen lainnya, bersifat dominan. Gen dominan ini dapat
menutupi gen dominan lainnya yang bukan sealel. Pada
peristiwa ini, akan didapatkan angka perbandingan pada F2
yaitu 12 : 3 : 1. Contohnya persilangan pada karakter warna
labu.
2) Epistasis resesif
Epistasis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen
lainnya, bersifat homozigot resesif. Gen homozigot resesif
ini dapat menutupi gen lainnya yang bersifat dominan, baik
yang sealel maupun tidak sealel. Pada peristiwa ini akan
diperoleh angka perbandingan pada F2 yaitu 9 : 3 : 4.
Contohnya ditemukan pada karakter warna rambut tikus.
3) Epistasis gen dominan rangkap
Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen
dominan atau lebih menghasilkan satu fenotip dominan yang
sama. Namun jika tidak ada gen dominan satupun, fenotip
resesif akan muncul. Hasil persilangan F2 akan diperoleh
angka perbandingan yaitu 15 : 1. Contohnya pada karakter
bentuk kapsul biji tanaman Capsella bursa-pastoris
(shepherd’s-purse/kantong gembala).
4) Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif
Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika
kondisi dominan, baik homozigot maupun heterozigot, pada
salah satu lokus menghasilkan fenotip yang sama. Epistasis
gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi pada karakter
warna biji gandum (barli, Hordeum vulgare).
c. Polimeri
Polimeri adalah interaksi dua gen atau lebih (gen ganda)
memengaruhi dan menguatkan suatu sifat yang sama (bersifat
kumulatif). Rasio fenotip F2 pada polimeri yaitu 15 : 1
(dihibrid). Contoh : percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum
Triticum sp., pigmentasi kulit, pigmentasi iris mata, berat buah-
buahan dan lalin-lain.
Contoh soal:
Jika gandung berbiji merah (M1M1M2M2) disilangkan
dengan gandum berbiji putih (m1m1m2m2) disilangkan, tentukan
perbandingan fenotip pada F2!
d. Kriptomeri
Kriptomeri (kriptos = tersembunyi) adalah sifat gen
dominan yang tersembunyi jika gen tersebut berdiri sendiri, tetapi
akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan
lainnya yang bukan sealel. Kriptomeri yang terjadi pada F2 akan
menghasilkan angka perbandingan 9 : 3 : 4. Contohnya
persilangan pada bunga Linaria maroccana.
Gambar 7 : Bunga Linaria marocanna
Contoh soal:
Pada penyilangan bunga Linaria maroccana bungan merah
(Aabb) dengan bunga putih (aaBB) menghasilkan bunga ungu
(AaBb). Apabila F1 disilangkan dengan bungan merah (Aabb),
berapakah rasio fenotip F2nya antara ungu : putih : merah?
P1 = Aabb(merah) >< aaBB(putih)
G = Ab aB
F1 = AaBb (ungu)
P2 = AbBb(ungu) >< Aabb(merah)
G = AB,Ab,aB,ab Ab,ab
Gamet AB Ab aB Ab
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
(ungu) (merah) (ungu) (merah)
Ab AaBb Aabb aaBb aabb
(ungu) (merah) (putih) (putih)
F2 = ungu : putih : merah
3 2 3
e. Komplementer
Komplementer adalah interkasi antara gen-gen dominan yang
saling melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Pada
persilangan F2 akan diperoleh perbandingan 9 : 7. Contohnya
bunga Lathyrus odoratus.
RANGKUMAN
1. Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti aturan
tertentu. Gregor J. Mendel adalah orang yang menemukan prinsip
dasar hereditas dengan membudidayakan kacang ercis dalam suatu
percobaan.
2. Hukum Mendel I merupakan kaidah pemisahan alel secara bebas pada
saat pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet yang dapat
dibuktikan dalam persilangan monohibrid dengan hasil rasio fenotip
F2 adalah 3 : 1.
3. Hukum Mendel II merupakan kaidah yang menyatakan bahwa setiap
alel berpasangan secara bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel
pada waktu pembentukan gamet. Hukum Mendel II dapat dibuktikan
dalam persilangan dihibrid dengan hasil rasio fenotip F2 sebesar 9 : 3
: 3 : 1.
4. Jenis persilangan terbagi menjadi tiga, yaitu testcross, backcross dan
penyilangan resiprok.
5. Angka perbandingan yang menyimpang dengan hukum Mendel
(penyimpangan semu hukum Mendel) merupakan akibat dari interaksi
alel (kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda dan alel letal)
dan interaksi genetik (atavisme, epistasis-hipostasis, polimeri,
kriptomeri, dan komplementer).
Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.


1. Hal yang tidak menjadi alasan Gregor Mendel memilih tanaman
kacang ercis sebagai objek penelitian dengan alasan sebagai berikut
adalah..
A. Cepat menghasilkan biji
B. Banyak memiliki varietas sifat
C. Menghasilkan banyak keturunan
D. Mudah dikawinkan silang
E. Tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri
2. Jumlah jenis genotip pada keturunan dari persilangan monohibrid
Aa dan Aa adalah..
A. 1 jenis
B. 2 jenis
C. 3 jenis
D. 4 jenis
E. 5 jenis
3. Jumlah jenis fenotip pada keturunan dari persilagan dihibrid AABb
dan AaBb adalah...
A. 1 jenis
B. 2 jenis
C. 3 jenis
D. 4 jenis
E. 5 jenis
4. Pada peristiwa dominansi tidak sempurna, tanaman Mirabilis jalapa
berbunga warna merah disilangkan dengan tanaman berbunga warna
merah muda. Persilangan tersebut akan menghasilkan keturunan
dengan rasio fenotip..
A. 100% merah
B. 100% putih
C. 50% merah dan 50% merah muda
D. 25% putih dan 75% merah
E. 25% merah, 50% merah muda dan 25% putih.
5. Pembastaran antara bunga wrna kuning (K), berdaun bulat (B)
fengan bunga berwarna putih (k), berdaun lancip (b) menghasilkan
keturunan dengan fenotip kuning, bulat : putih, bulat : kuning lancip
: putih, lancip sebesar 1 : 1 : 1 : 1 genotip kedua induknya adalah...
A. KkBB ><kkbb
B. KKBB ><kkbb
C. KKBb >< kkbb
D. KkBb >< KKBB
E. KkBb >< kkbb
6. Persilangan antara gandum berkulit hitam homozigot dengan
gandum berkulit kuning homozigot menghasilkan F1 yang
semuanya berkulit hitam homozigot. Jika terjadi peristiwa epistasis
dominan, rasio fenotip pada F2 hitam : kuning : putih adalah..
A. 12 : 3 : 4
B. 12 : 3 : 1
C. 15 : 1
D. 9 : 3 : 3 : 1
E. 9 : 3 : 4
7. Jika terjadi kriptomeri pada persilangan bunga Linaria maroccana
berwarna ungu (AaBb) dengan putih (aaBb) akan menghasilkan
keturunan..
A. Ungu : merah = 3 : 1
B. Ungu : putih = 3 : 1
C. Merah : putih = 1 : 1
D. Ungu : merah : putih = 3 : 1 : 4
E. Ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
8. Seorang petani menyilangkan tanamanjeruk berbuah lebat, rasa
asam dengan tanaman jeruk yang berbuah sedikit, rasa manis. F1
yag dihasilkan semuanya berbuah lebat, rasa manis. Selanjutnyam
F1 dikawinkan dengan sesamanya. Jika jumlah F2 yang dihasilkan
sebanyak 640 tanaman, jumlah tanaman yang berbuah sedikit dan
rasa asam adalah... tanaman.
A. 10
B. 40
C. 120
D. 360
E. 640
9. Ayam berjengger walnut dikawinkan dengan rose menghasilkan
keturunan 4 ekor berjengger singel, 5 ekor pea, 12 ekor rose dan 13 ekor
walnut. Genotip kedua induknya adalah..
A. RRPP >< RRpp
B. RRPp >< rrPp
C. RrPp >< RRpp
D. Rrpp >< Rrpp
E. RrPp >< Rrpp
10. Testcross yang dilakukan terhadap bunga Lathyrus odonatus berbunga
ungu (CCPp) menghasilkan 480 tanaman berbunga ungu dan putih.
Jumlah tanaman berbunga ungu dan putih. Jumlah tanaman berbunga
ungu da putih yang dihasilkan berturut-turut adalah..
A. 480 dan 0
B. 300 dan 180
C. 240 dan 240
D. 180 dan 300
E. 120 dan 360

B. Uraian
1. Jelaskan istilah : gen, alel, genotip dan fenotip
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara backcross
3. Tanaman gandum berbiji berwarna disilangkan dengan tanaman
gandum galur murni yang tidak berwarna dan menghasilkan F1 yang
semuanya berbiji berwarna. Pada F2, dihasilkan ¼ progeni biji tidak
berwarna. Berapa pasang gen yang mengatur warna biji gandum
tersebut? bagaimana tipe genotip parental dan F1!
4. Tanaman tomat bersifat besar dan asam (BBmm) disilangkan dengan
tanaman buah tomat bersifat kecil dan manis (bbMM). Bagaimana
rasio fenotip pada F2? Sebutkan genotip persentase individu yang
bersifat dominan?
5. Perkawinan antara tikus-tikus hitam bergenotip identik menghasilkan
keturuna 18 berwarna krem, 54 berwarna hitam dan 24 albino. Jika
albino diatur oleh salah satu genotip epistasis resesif, bagaimana
genotip induk dan keturunannya?
POLA-POLA HEREDITAS

Mencakup

Hukum Pewarisan Sifat

Terdiri dari

Hukum mendel I Hukum mendel II

dapat dipelajari dapat dipelajari


dari dari

Persilangan monohibrid Persilangan dihibrid

mengalami

Penyimpangan Semu Hukum


Mendel

berupa

Interaksi Interaksi Tautan Pindah silang


alel genetik

berupa berupa berupa

1. Dominasi 1. Komplementer 1. Tautan seks


tidak 2. Kriptomeri 2. Tautan
sempurna 3. Polimetri autosomal
2. Kodomain 4. Epistatis
3. Alel ganda 5. hipostatis
BAB VI
POLA-POLA HEREDITAS

Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang prinsip hereditas dan
pewarisan sifat. Dengan mempelajari materi ini pada bab ini,
diharapkan Anda mampu mendeskrip- sikan proses dan hasil
pewarisan sifat serta mengetahui penerapannya dalam kehidupan.

Kata kunci:
• genotipe
• fenotipe
• tautan
• gen
• dihibrid
• monohibrid
• alel
• homozigot
• heterozigot

Dalam setiap keluarga biasanya terdapat kesamaan ciri-ciri fisik


anak dengan orang tuanya, misalnya bentuk rambut, hidung, warna kulit,
dan lain-lain. Tetapi ada juga persamaan dan perbedaan dari sifat-sifat
yang tidak tampak, misalnya kecerdasan, bakat, suara, kesabaran.
Pernahkan Anda berpikir dari manakah sifat-sifat diri kita sendiri itu
muncul? Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
karena dibekali akal budi sehingga mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan. Untuk itulah ditemukan suatu ilmu pengetahuan tentang
dasar-dasar yang menjadi landasan dalam pewarisan sifat pada makhluk
hidup. Anda akan mempelajarinya pada bab ini.
Pola-pola hereditas merupakan penjelasan bagaimana menerapkan
prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat yang dipelajari dalam
ilmu genetika. Suatu pewarisan sifat memilikipola-pola tertentu yang dapat
dibaca secara -genetika. Pola-pola hereditas tersebut antara lain meliputi
pautan dan pindah silang, determinasi seks, pautan seks, gagal berpisah dan
gen letal.

A. Pautan/Tautan (Linkage)
Tautan (Linkage) adalah peristiwa 2 gen atau lebih yang terletak pada
kromosom yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu
pembelahan meiosis. Gen-gen tersebut tidak dapat memisah secara bebas
atau dalam keadaan tertaut sehingga cenderung akan di turunkan
bersama-sama. Tautan sering terjadi pada gen-gen yang berbeda, tetapi
letaknya berdekatan. Menurut hukum mendel, peristiwa pautan
merupakan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan pada
keturunan. Pautan/Tautan yang terjadi pada kromosom tubuh maupun
kromosom seks. Tautan yang terjadi pada kromosom tubuh disebut
dengan tautan autosomal, sedangkan tautan yang terjadi pada
kromosom seks disebut dengan tautan seks.
1. Tautan Autosomal
Tautan autosomal adalah gen-gen yang terletak pada
kromosom tubuh yang sama dan tidak dapat memisah secara
bebas pada waktu pembelahan meiosis. Peristiwa tautan pertama
kali ditemukan pada tahun 1910 oleh Thomas Hunt Morgan.
Morgan memilih objek penelitian lalat buah (Drosophila
Melanogaster). Lalat buah dipilih sebagai objek penelitiannya
karena mudah dan cepat berkembang biak, jumlah kromosomnya
hanya 4 pasang (8 kromosom) sehingga kromosomnya mudah
diamati dan dihitung, serta mudah dibedakan antara lalat jantan
dan betina (lalat betina mempunyai ukuran tubuh lebih besar).
Morgan melakukan persilangan dihibrida pada lalat buah, yaitu
antara lalat buah betina (tubuh abu-abu dan sayap normal) dengan
lalat buah jantan (tubuh hitam dan sayap keriput). Dari
persilangan itu, Morgan mendapat persilangan F1 yang berwarna
tubuh kelabu dan bersayap panjang. Jika pada F1 individu jantan
ditestcross dengan induk resesif maka keturunannya hanya terdiri
atas 2 kelas, yakni kelabu-panjang dan hitam-pendek dengan rasio
fenotipe 1:1.
Jika b dan v atau B dan V merupakan alel yang terdapat pada
pasangan kromosom yang berbeda, perhatikan persilangan di
bawah ini!
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan
kromosom yang berbeda
P = Kelabu >< Hitam
Panjang Pendek
Gamet = BBVV bbvv

Kelabu Panjang Heterozigot


BbVv
F1 = Ditestcross dengan induk resesif
BbVv >< bbvv
Menghasilkan turunan:

BV Bv bV bv

bv BbVv Bbvv bbVv bbvv

Keterangan:
BbVv = Drosophila kelabu-bersayap panjang
Bbvv = Drosophila kelabu-bersayap pendek
bbVv = Drosophila hitam-bersayap panjang
bbvv = Drosophila hitam-bersayap pendek
Jadi, seharusnya persilangan tersebut menghasilkan rasio
fenotipe 1:1:1:1. Hal ini disebabkan kromosom yang mengandung
alel B atau b dan alel V atau v yang pergi ke kutub atas atau
bawah pada meiosis sama besar. Oleh karena itu, rasio macam
gamet, baik kombinasi parental maupun rekombinannya sama.
Tetapi, hal itu tidak terlihat pada hasil penemuan Morgan sebab
BV dan bv tertaut dalam satu kromosom, sehingga saat meiosis
dihasilkan 2 variasi gamet BV dan bv. Turunan pertama atau F1
bergenotipe BbVv,berwarna kelabu-sayap panjang, terlihat seperti
pada persilangan berikut ini.
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan
kromosom yang berbeda
P = Kelabu Panjang >< Hitam Pendek
BBVV bbvv
Gamet = BV bv

Kelabu Panjang
BbVv

F1 = Ditest cross dengan induk resesif


BbVv >< bbvv
Menghasilkan turunan:

BV - - bv

bv BbVv - - bbvv

Keterangan :

BbVv = Drosophila kelabu-bersayap panjang


bbvv = Drosophila hitam-bersayap pendek

Rasio fenotipe hasil testcross ialah kelabu-sayap panjang :


hitam-sayap pendek 1:1. Ini berarti macam gamet rekombinan
tidak muncul, sebab b bertaut V, b bertaut v, sehingga gamet
yang dihasilkan F1 hanya BV dengan bv. Karena rasio gamet
BV dengan bv 1:1 maka rasio fenotipe hasil testcross. Bbvv :
bbvv = lalat buah kelabu-sayap panjang : hitam-sayap pendek
= 1:1. Penemuan Morgan ini menunjukkan bahwa gen BV dan
bv bukan terletak pada kromosom berbeda, tetapi pada
kromosom yang sama, artinya bertaut.

Bentuk tautan gen dan persilangan pada lalat buah


tersebut dapat dilihat:
Gambar 1.1 peristiwa tautan gen pada lalat buat

Fertilisasi antara gamet jantan dan betina akan terjadi secara


acak. Pada persilangan lalat buah tersebut, terbentuk individu
keturunan den gan fenotip yang berbeda dengan fenotip dari kedua
induknya. Fenotip pada individu seperti ini disebut fenotip
rekombinan (abu-abu, keriput dan hitam, normal), sedangkan fenotip
individu keturunan yang sama dengan yang dimiliki induk disebut
fenotip induk (abu-abu, normal dan hitam, keriput). Individu-individu
yang dihasilkan tersebut mengalami variasi genetik yang disebabkan
adanya pindah silang. Peristiwa pembentukan keturunan melalui
kombinasi-kombinasi baru dari fenotip induknya ini disebut
rekombinasi genetik.

2. Tautan Seks
Tautan seks adalah gen-gen yang yang terletak pada
kromosom seks yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas
pada waktu pembelahan meiosis. Morgan menemukan lalat buah
jantan bermata putih kemudian mengawinkannya dengan lalat
betina bermata merah. Seluruh keturunannya (F1) adalah lalat
bermata merah, baik yang berkelamin jantan maupun betina. Jika
antara F1 dikawinkan, ternyata di peroleh perbandingan fenotipe
F2 lalat bermata merah : lalat bermata putih sebesar 3:1. Hal yang
menarik adalah lalat bermata putih selalu berkelamin jantan.
Sehingga, tidak pernah ditemukan lalat betina yang berwarna
putih.
Morgan pada tahun 1910 melakukan penelitian terhadap lalat
buah dengan mengawinkan betina dengan warna mata merah dan
jantan dengan warna mata putih. Keturunan pertama dari
perkawinan tersebut menghasilkan anakan dengan warna mata
merah seluruhnya. Ketika keturunan tersebut dikawinkan dengan
sesamanya, muncullah lalat jantan dengan mata putih. Hal ini
membuktikan bahwa warna mata lalat buah merupakan sifat yang
terpaut pada kromosom X. Penelitian Morgan dapat dilihat dalam
bagan di bawah ini:

B. Pindah Silang (Crossing Over)


Pindah silang adalah bertukarnya gen-gen yang terdapat dalam suatu
kromosom dengan gen-gen yang terletak pada kromosom lainnya yang
homolog maupun yang bukan sehomolog. Pertukaran gen-gen pada suatu
kromatid diikitu dengan patah dan melekatnya segmen kromatid tersebut
pada kromosom pasangannya sehingga gen berpisah ke segmen
kromosom pasangannya. Pindah silang terjadi pada gen-gen yang
terpaut, tetapi kekuatan tautannya lemah dan letaknya berjauhan.
Semakin berjauhan letaknya maka kekuatan tautannya semakin lemah.
Hal tersebut memungkinkan terjadinya pindah silang.
Salah satu contoh adalah individu bergenotipe AaBbCcDdEe
memiliki kekuatan tautan A-B atau a-b lebih kuat dibandingkan A-E atau
a-e sehingga kemungkinan terjadinya pindah silang antara A-E atau a-e
lebih besar dari pada A-B atau a-b. Kekuatan tautan A-B atau a-b empat
kali lebih erat dari pada A-E atau a-e.
1. Pindah silang tunggal
Pindah slang tunggal ialah pindah silang yang terjadi pada
satu tempat dan menyebabkan terbentuknya 4 macam gamet, yaitu
CF dan cf yang disebut tipe gamet tetua/tipe parental karena
memiliki gen seperti yang dimiliki induk/parentalnya dan Cf dan
cF yang disebut tipe gamet rekombinasi karena merupakan gamet
tipe baru sebagai hasil adalanya pindah silang. Gamet tipe
parental dibentuk dalam jumlah yang lebih banyak karena tidak
mengalami gangguan pindah silang sedangkan gamet tipe
rekombinasi dibentuk lebih sedikit.Akibatnya keturunan yang
mempunyai sifat seperti parental selalu berjumlah lebih banyak
dibandingkan dengan keturunan tipe rekombinasi

Gambar 1.2 proses pindah silang tunggal

2. Pindah Silang Ganda


Pindah silang ganda ialah pindah silang yang terjadi di dua
tempat (“double crossing over”). Biasanya terjadi pada 3 buah gen
yang berangkai pada satu kromosom. Terdapat beberapa
kemungkinan yang akan terjadi pada pindah silang ganda.
Kemungkinan pertama apabila terjadi hanya diantara dua gen
yang terangkai maka terjadinya pindah silang tidak akan tampak
pada fenotip. Kemungkinan kedua yaitu apabila pindah silang
terjadi pada tiga gen yang terangkai, misalnya terdapat gen C
selain A dan B maka akan terjadi perbedaan fenotip.
Gambar 1.3 proses pindah silang ganda

Pindah silang menyebabkan terjadinya rekombinan (RK).


Semakin banyak terjadi pindah silang, semakin banyak
rekombinan yang dihasilkan. Jika dalam suatu perkawinan banyak
dihasilkan rekombinan, gen pada pasangan individu tersebut
banyak yang mengalami pindah silang. Nilai pindah silang (Nps)
dapat diketahui dari perbandingan antara jumlah rekombinan
dengan jumlah seluruh keturunan yang dihasilkan. Rumus nilai
pindah silang adalah:

Contoh soal:

Pada penyilangan antara jagung yang berbiji licin dan


berwarna kuning dengan jagung berbiji kisut dan berwarna putih ,
didapatkan data hasil keturunan sebagai berikut:

fenotipe Licin,kuning Licin,putih Kisut,kuning Kisut,putih

jumlah 3.025 210 240 3.045

Berapa persentase KP,RK dan Nps pada hasil penyilangan


tersebut?
6070
KP = 6520 X 100% = 93,1 %
450
RK = 6520
X 100% = 6,9 %
450
Nps = X 100% = 6,9 %
6520
C. Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks)
Setiap jenis organisme yang sudah dapat dibedakan jenis
kelaminnya(jantan dan betina) memiliki pasangan kromosom seks dan
autosom di dalam sel-sel tubuhnya. Mislanya, kromosom lalat buah
memiliki 4 pasang kromosom yang terdiri dari 3 pasang autosom dan 1
pasang kromosom seks.
Kromosom seks mempengaruhi sifat-sifat kelamin suatu organisme.
Pada individu betina terdapat sepasang kromosom berbentuk batang
yang disebut kromosom X. Pada individu jantan, selain terdapat
kromosom X, juga terdapat pasangan kromosom tersebut yang memiliki
ujung bengkok disebut kromosom Y. Individu betina diberi simbol XX
dan laki-laki XY. Pada lalat buah jantan memiliki kromosom ZAA+XY
sedangkan lalat betina berkromosom ZAA+XX.
Berdasarkan tipe kelaminnya ada 3 kelompok makhluk hidup yaitu
sebagai berikut:
1. Tipe ZW=Abraksas
Tipe ini untuk unggas, kuou-kupu, ikan. Dengan ketentuan
ZW=untuk betina, dan untuk jantan=ZZ. Pada kelompok ini
hewan jantan bersifat homozigot dan betina heterozigot. Unggas
betina juga bersifat heterogametik, yaitu hanya mempunyai satu
kro- mosom X saja, sehingga tipenya adalah ZO atau XO. Unggas
jantan bersifat homogametik, sehingga tipenya adalah ZZ atau
XX.
2. Tipe X0=Protenor
Tipe ini untuk serangga dan belalang dengan ketentuan
X0=jantan dan XX=Betina. Pada peneglompokan tipe ini, hewan
ini bersifat heterosigot dan betina homozigot.
3. Tipe XY
Tipe ini ada pada manusia dan Drosophila Melanogaster.
Dengan ketentuan XX=untuk betina dan XY=untuk jantan.
Kromosom seks pada lalat betina mempunyai 2 kromosom X
(bentuknya batang lurus), sedang- kan pada lalat jantan terdiri dari
kromosom X dan kromosom Y (lebih pendek dari kromosom X
dan salah satu ujungnya membengkok). For- mula kromosom lalat
buah betina adalah 8,XX (3 pasang kromosom atau 6 buah
autosom + 1 pasang kromosom X), sedangkan lalat buah jantan
adalah 8,XY (3 pasang kromosom autosom + 1 kromosom X + 1
kromosom Y).
Untuk menentukan jenis kelamin manusia digunakan tipe XY.
Pria memiliki kromosom 22AA + XY. Sedangkan wanita
memiliki kromosom tubuh, yaitu untuk sel telur adalah 22A+X,
sedangkan untuk sperma adalah 22A+X atau 22A+Y.

D. Gagal Berpisah (Non-Disjunction)


Gagal berpisah (nondisjunction) adalah peristiwa di mana kromosom
tidak memisah pada waktu meiosis. Setelah meiosis selesai ada sel anak
yang kelebihan kromosom dan ada sel anak yang tidak kebagian
kromosom. Gagal berpisah bisa terjadi di peristiwa meiosis yakni pada
anafase I atau anafase II sehingga pasangan kromatid tidak bisa
memisahkan diri. Peristiwa ini dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan jumlah kromosom individu keturunannya (bisa bertambah
atau berkurang), baik pada autosom maupun kromosom seksnya.
1. Pada Drosophila Melanogaster
Pada percobaan lalat buah yang dilakukan oleh Calvin
Bridges, yang mengalami gagal berpisah adalah kromosm X pada
ovum (Betina). Persilangan yang diperoleh adalah :
P = XX >< XY
G = XX,O X dan Y
F1 =
X Y

XX XXX XXY
(gagal berpisah) (betina super) (betina fertil)

O OX OY
Jantan steril Jantan mati

Berdasarkan percobaan diatas, Bridges mengambil keputusan


sebagai berikut:
a. Kromosom Y bukan merupakan kromosom yang membawa
gen kenjantanan, buktinya XXY=betina, XO=Jantan.
b. Kromosom Y membawa gen kesuburan, buktinya
XXY=subur XO=Mandul (mati).
c. Kromosom X membawa gen kehidupan, buktinya OY = Mati
(letal).
Kelainan-kelainan lain yang terdapat pada Drosophila
melanogaster adalah :
a. Lalat interseks, yaitu lalat yang autosomnya
triploid sehinggs formulanya 3 AAAXXX.
Kelainan itu terjadi pada lalat jantan dan betina,
serta bersifat steril.
b. Lalat ginandomorf, yaitu lalat yang setengah
tubuhnya terdiri atas sel-sel jantan dan stengahnya
lagi sel-sel betina. Lalat. Ini juga steril.

2. Pada Manusia
Gagal berpisah pada wanita mengakibatkan
terbentuknya gamet dengan kromosom XX DAN O.
Sedangkan apabila terjadi pada pria, gamet yang terbentuk
mengandung koromosom XY dan O. Perkawinan gamet-
gamettersebut akan menghasilkan keturunan sebagai berikut:
P = 46 >< 46
(44+XX) (44+XY)
Gagal berpisah normal
G = 22XX dan 22 22X dan 22Y

F 22 X 22 Y
1 =
22 XX 44XXX=47 4XXY=47
Wanita super Sindrom
klinefelter

22 44X= 45 44Y=45
Sindrom turner Letal

Peristiwa gagal berpisah pada manusia, anatar lain


menyebabkan hal-hal berikut:

a. XXX (wanita super) dengan ciri: jumlah kromosom 47


(2n+1) atau disebut juga trisomatik, susunan kromosom
47 XXX, tubuh kurus dan lemah, kecerdasan lemah, dan
biasanya mandul.
b. X0 (Sindrom turner) dengan ciri: jumlah kromosom 45
(2n-1) atau juga disebut monosomik. Susunan kromosom
45 X.
c. XXY (Sindrom klinefer) dengan ciri: Jumlah kromosom
47 (2n+1) atau disebut trisomik. Susunan kromosom 47
XXY, Jenis kelamin laki-laki, lengan dan kaki pendek,
mental terbelakang, dan biasanya mandul.
d. 0Y adalah individu yang mati bersifat letal.
e. Syndrom Down (gagal berpisah pada autosomal) dengan
ciri: kromosom 47, kromosom nomor 23 ada 3 (trisomik),
lengan dan kaki pendek, mental mengalami reterdasi atau
sering disebut idiot.

E. Gen Letal
Individu baru yang dihasilkan dari perkawinan induk tidak
selalu berada dalam keadaan hidup. Secara genetik, hal ini dapat
disebabkan oleh adanya gen letal, yaitu gen yang jika berada dalam
keadaan ho- mozigotik, ia dapat menyebabkan kematian individu.
Oleh karena itu, adanya gen letal menyebabkan perbandingan fenotip
keturunan yang dihasilkan akan menyimpang dari Hukum Mendel.
Dengan adanya gen letal, fungsi gen akan mengalami gangguan
dalam menumbuhkan sifat atau fenotip. Adanya gen letal ini dapat
disebabkan oleh mutasi (akan dibahas pada bab berikutnya). Gen le-
tal akan berpengaruh atau dapat menyebabkan kematian saat individu
masih berada dalam tahap embrio, pada saat kelahiran individu, atau
setelah individu berkembang dewasa.
Lalu, gen apa sajakah yang dapat menyebabkan kematian
terse- but? Gen letal dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gen
dominan letal dan gen resesif.
a. Gen dominan letal Gen dominan letal adalah gen dominan
yang dapat menyebabkan kematian jika bersifat homozigotik.
Contoh adanya gen dominan letal ini terdapat pada ayam
“Creeper” (ayam redep), tikus kuning, dan manusia. Jika ayam
redep (ayam yang bertubuh normal, tetapi kakinya pendek)
heterozigotik dikawinkan dengan sesamanya, maka akan di-
hasilkan keturunan ayam letal, ayam redep, dan ayam normal.
Gen C sebagai penentu ayam redep dan gen c sebagai penentu
ayam normal. Hal ini dapat dilihat pada persilangan berikut:
P = Cc X Cc
(ayam redep) (ayam redep)
Gamet = C dan c C dan c
F1 = CC = letal 1
Cc = redep
Cc = redep
cc = normal 1

Berdasarkan Hukum Mendel, perbandingan fenotip


yang diharap- kan adalah 3 : 1. Dengan adanya gen letal yaitu
gen dominan C yang homozigotik (CC), maka terjadi
penyimpangan perbandingan fenotip menjadi 2 redep : 1
normal. Gen letal tersebut menyebabkan ayam mati dalam
keadaan embrio.

Pada manusia, gen dominan letal dapat menyebabkan


Th allase- mia, yaitu kelainan akibat rusak atau pecahnya
(hemolisis) eritrosit, dengan ciri-ciri: ukuran eritrosit kecil
berbentuk lonjong (tidak bulat bikonkaf), jumlahnya melebihi
normal, dan daya ikat terhadap oksi- gen rendah. Th allasemia
dibedakan menjadi dua, yakni:

a) Thallasemia Mayor Thallasemia mayor merupakan


thallasemia yang parah, sehingga menyebabkan
kematian saat bayi. Th allasemia mayor disebabkan
gen dominan homozigot (Th Th ). b).
b) Thallasemia Minor Pada thallasemia minor ini, terjadi
sedikit kerusakan pada eritrosit atau penderita hanya
mengalami anemia (kekurangan darah). Pende- rita
biasanya masih dapat hidup, meskipun mengalami
anemia. Thallasemia minor disebabkan oleh gen
heterozigot (Th th). Oleh karena itu, orang yang
normal mempunyai genotip resesif homozigot (thth).
b. Gen resesif letal
Gen resesif letal adalah gen resesif yang menyebabkan
kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen ini dijumpai
pada tanaman jagung, yaitu gen G sebagai pembentuk klorofi l
dan gen g yang menyebabkan tidak terbentuknya klorofi l jika
bersifat homozigotik.
Persilangan antara sesama tanaman jagung berdaun
hijau hetero- zigotik dapat dilihat sebagai berikut.
P = Gg X Gg
(hijau) (hijau)
Gamet = G dan g G dan g
F1 =
GG = hijau
Gg = hijau
Gg = hijau
gg = putih atau albino (letal)
Pada persilangan tanaman jagung tersebut, diketahui
perbandingan fenotip yang dihasilkan semula adalah 75%
berdaun hijau : 25% berdaun putih. Tanaman berdaun hijau
dapat menjalankan proses fotosintesis serta dapat menyerap
zat makanan dengan akarnya. Namun, tanaman berdaun putih
dengan akar yang belum sempurna hanya mampu bertahan
selama 14 hari saja, yaitu dengan menerima makanan dari
endospermnya (putih lembaga). Tanaman putih tidak dapat
berfo- tosintesis karena tidak memiliki klorofi l pada daunnya.
Setelah 14 hari, tanaman tersebut segera mati. Oleh karena itu,
persilangan dua tanam an monohibrida tersebut tidak
menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1, tetapi terjadi
penyimpangan yaitu menjadi 3 : 0.
Selain pada jagung, contoh gen resesif letal antara lain:
gen pe- nyebab perlekatan paru-paru sehingga bayi mati saat
dilahirkan, gen penyebab bentuk tulang rawan tidak normal
(salah), penyebab mencit berekor pendek, lalat buah bermata
bintang, dan gen penyebab kelainan darah (Sicklemia).
Sicklemia pada manusia atau sickle cell merupakan
keadaan pada seseorang yang mempunyai eritrosit berbentuk
bulan sabit. Hal ini menyebabkan terganggunya peredaran
darah. Gen penyebab sicklemia adalah gen resesif homozigot
yang bersifat letal (ss). Sementara itu, pada orang normal
dapat mempunyai genotip SS (dominan homozigot) atau
heterozigot (Ss).
RANGKUMAN

1. Genotipe adalah sifat yang ditentukan oleh gen, sebagai faktor


bakat/pembawaan. Genotipe bersifat menurun dan diwariskan kepada
keturunannya.
2. Gen merupakan sepenggal DNA yang berguna untuk mengen-
dalikan sintesa protein. Apabila gen berubah, maka sifat makhluk
hidup juga berubah.
3. Fenotipe merupakan sifat yang tampak dari luar sebagai akibat
interaksi antara faktor genotipe dengan lingkungannya.
4. Backcross dan testcross digunakan untuk mengetahui genotipe
induknya.
5. Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan penyilangan dihibrid
yang hasil perbandingannya tidak sesuai dengan Hukum Mendel
misalnya peristiwa epistasis-hipostasis, kriptomeri, polimeri, pindah
silang, tautan, gagal berpisah, dan pautan seks.
6. Gen letal merupakan gen yang dapat menyebabkan kematian.
7. Golongan darah manusia berdasarkan ada tidaknya antigen antibodi
dibedakan menjadi ABO, MN, dan Rhesus.
8. Tipe dari golongan darah yaitu tipe ZW, XY dan X0
Uji Kompetensi
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
1. Kromosom dapat terlihat pada ....
a. sel mati
b. sel sehat
c. sel yang sedang istirahat
d. sel yang sedang membelah
e. sel yang sedang tumbuh
2. Gen terletak di suatu tempat yang disebut ....
a. retikulum
b. sitoplasma
c. lokus
d. Plastida
e. Sentrome
3. Pernyataan berikut yang salah adalah ....
a. gen dalam nukleus bertugas mengendalikan kegiatan seluler tubuh
b. produk dari aktivitas gen dapat menembus membran inti
c. gen mempengaruhi pembuatan protein dalam sel
d. protein hasil aktivitas gen bukan merupakan komponen enzim
e. gen adalah bagian yang mengontrol pigmen rambut
4. Perhatikan hal berikut.
1) gugus gula
2) asam fosfat
3) zat besi
4) natrium
5) basa nitrogen
Komponen DNA meliputi ....
a. 1 dan 2 d. 4
b. 1, 2, dan 3 e. 1, 2, dan 5
c. 3 dan 5
5. Sifat – sifat poligen dapat juga di katakan sebagai sifat……….
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
c. Kualitatif – Kuantitati
d. Kuantitatif – Kualitatif
e. Normal
6. Dua symbol yang mempresentasikan kromosom- kromosom seks ayam
betina secara berturut- turut setara dengan kromosom-kromosom X dan
Y pada mamalia adalah…….
a. Z dan W
b. Z dan Q
c. W dan Q
d. Z, W dan Q
e. Q, W dan Z
7. Kromosom lain dalam sel, yang tidak menentukan jenis kelamin disebut
kromosom……
a. Autosom
b. Genosom
c. Saling bertaut
d. Kromosom
e. Kromosom kelamin
8. Nama lain dari mandul adalah . . .
a. Fertil
b. Steril
c. Mati
d. Fertil- Steril
e. Jawaban semua salah
10 Gen-gen yang terpaut kromosom seks X dan bersifat resesif antara lain...
1) Buta warna
2) Muscular distropy
3) Hemofilia
4) Ichtyosis
a. 1 dan 4
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 2 dan 3
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar

1. Bila keturunan kedua dari monohybrid mempunyai perbandingan


fenotip sama dengan genotipnya, maka hibridisasi itu bersifat …
2. Gen batang tinggi (T) dominan terhadap gen batang rendah (t). Jika
disilangkan antara tanaman batang tinggi homozigot dengan tanaman
batang rendah. F1 nya disilangkan dengan induk yang homozigot
resesif. Pola persilangan tersebut adalah …
3. Bila gen b adalah gen letal, berapa keturunannya yang hidup dari
hasil persilangan AaBb x aaBb?
4. Pada lalat buah gen warna mata terpaut kromosom seks. Lalat buah
jantan bermata putih disilangkan dengan lalat betina mata merah.
Bila F1 disilangkan dengan sesamanya, maka perbandingan lalat
bermata merah dengan lalat bermata putih pada F2 adalah …
5. Cacat genetik berupa jari yang tidak berkuku disebut …
PETA KONSEP

Hereditas Pada Manusia

meliputi

Penentuan jenis Penggolongan Pewarisan


kelamin darah penyakit menurun

Terdiri dari Dibedakan atas Terdiri dari

Perempuan Sistem Sistem Sistem


(XX) ABO MN Rhesus

Laki-laki
(XY) Autosomal autosomal
resesif

Autosomal genosomal
dominan

Genosomal
resesif

Genosomal
dominan
BAB VII
POLA-POLA HEREDITAS PADA MANUSIA
A. Pengenalan Hereditas
Secara harfiah, orang tua anda tidak memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya kepada anak-anaknya. Orangtua melengkapi anaknya dengan
informasi yang terkode dalam bentuk unit-unit herediter yang dinamakan
gen. Puluhan ribu gen yang kita warisi dari ibu pada kita ini adalah penyusun
genom kita. Kedekatan genetik kita dengan orang tua kita menjelaskan
kemiripan keluarga. Gen kita memprogram sifat-sifat khusus yang muncul
saat kita berkembang dari telur yang telah dibuahi menjadi dewasa.
Sebenarnya sejak dahulu kala orang mengetahui bahwa kebanyakan anak
mirip dengan orang tua, baik wajah, tingkah lakunya maupun kesukaannya.
Orang belanda mengenal pepatah yang sangat terkenal “De appel valt niet ver
van de boom” (artinya: Buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya). Orang
yang berbahasa Inggris pun mengenal pepatah semacam itu, yaitu “Like
father like son”. Bangsa kita pun tak ketinggalan dengan pepatah serupa yang
berbunyi “Air cucuran jatuh ke pelimbahan juga”.
Penurunan sifat-sifat herediter memiliki basis molekuler yaitu replikasi
persis dari DNA, dan menghasilkan dan menghasilkan salinan-salinan gen
yang dapat diteruskan dari orang tua ke keturunannya. DNA dari suatu sel
eukariot dibagi lagi menjadi kromosom didalam nukleus tersebut. Setiap
spesies yang hidup mempunyai jumlah kromosomyang khas. Sebagai contoh,
manusia mempunyai 46 kromosom (terkecuali dalam sel reproduktifnya).
Setiap kromosom terdiri dari sebuah molekul DNA yang panjang, yang
tergulung secara rumit sehingga terikat dengan berbagai jenis protein. Sebuah
kromosom memiliki ratusan atau ribuan gen, masing-masing merupakan
bagian spesifik dari molekul DNA tersebut. Lokasi spesifik suatu gen
disepanjang suatu kromosom disebut lokus gen (jamak, loci) tersebut.
Keengkapan genetik kita terdiri gen apa saja yang terdapat dalam kromosom
yang diwariskan oleh orang tua kita.

B. Pola-Pola Hereditas pada Manusia


Hereditas pada manusia mempelajari mengenai macam penurunan
sifat/kelainan pada manusia. Penurunan sifat pada manusia dibedakan
menjadi dua, yaitu sifat yang terpaut koromosom tubuh (autosomal), dan sifat
yang terpaut kromosom sex (gonosomal). Sifat yang autosomal
manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan sifat yang gonosomal manifestasinya dipengaruhi oleh jenis
kelamin, bisa hanya muncul pada anak laki-laki saja atau perempuan saja.
Kromosom seks pada manusia dinyatakan X dan Y. Sel tubuh wanita
mengandung dua kromosom X (XX). Sel tubuh pria mengandung satu
kromosom X dan satu lainnya Y (XY). Kromosom X dan Y berbeda dalam
panjang, bentuk, dan gen yang dibawanya tetapi berinteraksi sebagai
homolog selama profase I. XX betina dan XY jantan ialah aturan antara lalat
buah, mamalia, dan banyak hewan lain dengan pola masing-masing. Pada
kupu-kupu, ngengat, burung dan beberapa ikan, jantan memiliki dua
kromosom identik, bukan betina.

1. Penentuan Jenis Kelamin


Apabila kita berbicara tentang jenis kelamin atau seks dari suatu
makhluk tentu perhatian kita terutama pada adanya makhluk jantan dan
betina. Menurut Suryo (2012), perbedaan jenis kelamin umumnya
dipengaruhi oleh dua faktor:
a. Faktor lingkungan. Biasanya yang mengandung peranan disini
ialah keadaan fisiologis. Jika kadar hormon kelamin dalam tubuh
tidak seimbang penghasilan atau peredarannya, maka penyataan
penotif pada suatu makhluk mengenai kelaminnya dapat berubah.
Akibatnya watak kelaminnya pun mengalami perubahan.
b. Faktor genetik. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor
genetik lahyang menentukan jenis kelamin suatu makhluk. Oleh
karena bahan genetik terdapat didalam kromosom, maka
perbedaan jenis kelamin terletak dalam komposisi kromosom.
Pada manusia, satu individu baru mewariskan kombinasi
kromosom seks yang menentukan apakah akan menjadi pria atau wanita.
Semua sel telur yang di hasilkan wania memiliki satu kromosom X.
Setengah sel sperma yang di bentuk pria membawa kromosom X dan
setengahnta lagi membawa kromosom Y.jika sperma X membuahi sel
telur,maka zigot akan berkembang menjadi wanita. Jika sperma Y
membuahi sel telur X, maka zigot akan berkembang menjadi pria.
Kromosom Y manusia membawa hanya 307 gen tetapi dari gen
tersebut ialah gen SRY – gen utama untuk penentuan kelemin pria?
Ekspresi gen ini pada embrio XY menstimulasi pembentukan testes
(kelenjar kelamin pria). Beberapa sel pada organ reproduksi primer pria
membentuk testosteron-suatu hormon seks yang mengendalikan
timbulnya karakter seks sekunder pria seperti rambut pada wajah,
pertumbuhan otot, dan suatu yang berat. Bagaimana kita tahu SRY ialah
gen utama pria mutasi pada gen ini menyebabkan individu XY untuk
mengembangkan organ eksternal wanita.
Embrio XX tidak memiliki kromosom Y, tidak ada gen SRY.
Dan lebih sedikit testosteron sehingga organ reproduksi primer wanita
[ovarium] terbentuk, bukan testes. Ovarium membentuk estrogen dan
hormon seks lain yang akan mengembangkan karakter seks sekunder
wanita seperti pembesaran dan fungsi dada serta deposit lemak di
pinggang dan pinggul.
Kromosom X manusia membawa 1.336 gen. Beberapa gen ini
berhubungan dengan karakter seks seperti distribusi lemak tubuh dan
rambut. Bagaimanapun, kebanyakan gen pada kromosom X mengatur
karakter non seksual eperti penggumpalan darah dan persepsi warna.
Gen ini diekpresikan pada pria dan wanita. Pria hanya mewarisi suatu
kromosom X.
Inti sel tubuh manusia mengandung 46 buah kromosom, terdiri 44
(=22 pasang) autosom dan 2 (=1 pasang) kromosom kelamin,
Seorang perempuan memiliki 22 pasang autosom dan 1
pasang kromosom-X,sehingga formula kromosom untun orang
perempuan ialah 22AAXX. seorang laki- laki memiliki 22 pasang
autosom + 1 kromosom-X + 1 kromosom-Y, maka formula kromosom
untuk seorang laki – laki ialah 22AAXY.
Mengingat hal itu maka orang perempuan membentuk satu
macam sel telur (ovum) haploid yang mengandung 22 autosom dan
sebuah kromosom-X (22AX). Tetapi laki – laki membentuk dua macam
spermatozoa, yaitu;
1) Spermatozoa yang memiliki 22 autosom dan sebuah
kromosom-X (22AX) yang dinamakan ginospermium.
2) Spermatozoa yang memiliki 22 autosom dan sebuah
kromosom-Y (22 AY) yang dinamakan androspermium.
Androspermium lebih kecil daripada ginospermium. Apabila
sebuah sel telur di buahi oleh sebuah ginospermium,
terjadilah anak perempuan. Tetapi apabika di buahi oleh
andospermium, terjadilah anak laki – laki.
2. Penggolongan Darah
Golongan darah pada manusia itu herediter (keturunan) yang di
tentukan pula oleh alel ganda. Berhubung dengan itu golongan darah
seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Sampai saat ini telah di kenal cukup banyak sistem golongan
darah. Di sini akan diterangkan beberapa sistem saja yang dianggap
penting untuk diketahui sebagai dasar, yaitu;
a. Penggolongan darah sistem ABO
Pada permulaan abad ini (tahun 1900 1901) K. Landsteiner
menemukan bahwa penggumpalan darah (agglutinasi) kadang –
kadang terjadi apabila eritrosin (sel darah merah) seseorang dicampur
dengan serum merah orang lain. Akan tetapi pada orang lain,
campuran tidak tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Berdasarkan reaksi tadi, maka lendsteiner membagi orang menjadi 3
golongan. Ialah A, B dan O. Golongan yang ke empat jarang sekali di
jumpai, yaitu golongan darah AB, telah di temukan oleh dua orang
mahasiswa landsteiner dalam tahun 1902, ialah A.V.von decastello
dan A. Sturli.
Dikatakan bahwa antigen atau agglutinogen yang dibawa oleh
eritrosit orang tertentu dapat mengadakanreksi dalam zat anti atau
antibodi atau agglutinin yanga dibawa olehserum darah. Di kenal dua
macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B, sedangkan zat lainnya
dibedakan atas anti-A dan anti-B. Orang ada yang memiliki antigen-
A, lain lagi memiliki antigen- B. Ada juga yang memiliki kedua
antigen, yaitu antigen-A dan antigen-B, sedangkan ada pula yang
tidak memiliki antigen-A maupun antigen –B.
Orang yang memiliki antigen –A tidak memiliki anti –A,
melainkan anti-B didalam serum atau plasma darah . orang demikian
dimasukkan dalam golongan darah A. Orang dari golongan darah B
mempunyai antigen-B dan anti-A. Apabila antigen-A bertemu dengan
anti-A, begitu pula antigen-B dengan anti-B, maka darah
menggumpal da dapat mengakibatkan kematian pada orang yang
menerima darah. Darah tipe A tidak dapat ditransfusikan kepada
golongan demikian pula sebaliknya.
Tabel 1 Hubungan antara golongan darah (fenotip) seseorang
dengan macam anti gen dan zat anti yang dimiliki

Golongan darah Antigen daam Zat anti dalam


(fenotip) eritrosit serum/plasma darah

O - Anti-A dan anti-B

A A Anti-B

B B Anti-A

AB A dan B -
Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B,
tetapi memiliki anti- A dan anti-B didalam serum atau plasma darah,
dimasukkan dalam golongan darah O. Adapun orang yana memiliki
antigen-A maupun antigen-B, tetapi tidak memiliki anti-A maupun
anti-B didalam serum atau plasma darah, dimasukkan dalam golongan
darah AB.
Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan
darah, Maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si pemberi
(donor) maupu n darah si penerima (resipien) harus di periksa terlebih
dahulu berdasarkan sistem ABO. Interaksi yang terjadi keika transfusi
darah anara berbagai macam antigen dalam eritrosit dengan zat anti
dalam serum atau plasma darah.
Yang menjadi pertanyaan ialah, bagaimanakah antigen-A dan
antigen-B itu diwariskan dari orang tua pada keturunannya?setelah
melalui banyak penyelidikan, akhirnya pada tahun 1925 F. Bernstein
mengaskan bahwa antigen – antigen itu di wariskan oieh tiga alel dari
sebuah gen. Gen ini disebut gen I, sedang alel – alelnya ialah I, IA dan
IB.alel adalah resesip terhadap IA dan IB.akan tetapi IA dan IB
merupakan alel kodominan, sehingga IA tidak dominan terhadap IB,
demikian pula sebaliknya IB tidak dominan terhadap IA.
Produk tertentu dari gen I ialah suatu molekul protein
(dinamakan isoagglutinin)yang terdapat pada permukaan sel darah
merah. Orang yang memiliki alel IA mampu membentuk antigen-A ,
sedang yang memiliki alel IB mampu membentuj antigen-B. Orang
yang tidak memiiki alel IA maupun IB, melainkan hanya alel i saja,
maka ia tidak akan memiliki antigen-A maupun antigen- B.
Tabel II Interaksi antara alel-alelIA,IB dan I menyebabkan
terjadinya 4 fenotip (golongan darah) O,A,B dan AB.
Golongan Antigen dalam Alel dalam genotif
darah eritrosit kromosom
(fenotip)

O - I II

A A IA IAIAatau IAI

B B IB IBIBatau IBI

AB A dan B IA dan IB IAIB


Penggolongan darah ABO adalah suatu metode untuk
menentukan genotipe individu pada lokus gen ABO, sistem alel
multipel. Metode ini memeriksa membran glikolipid yang membantu
untuk memberikan identitas unik pada sel tubuh. Glikolipid terjadi
dalam bentuk yang agak berbeda. Bentk yang digunakan orang pada
gennya – ABO- yang mengodekan enzim. Ada tiga alel untuk gen ini.
Alel A dan B mengodekan versi berbeda dari enzim. Alel O memiliki
mutasi yang mencegah produk dari enzim menjadi aktif.
Alel A dan B bersifat kodominan ketika berpasangan. Jika
genotipe anda ialah AB, maka kamu akan memiliki kedua versi enzim
dan golongan darahmu AB. Alel O bersifat resesif ketika berpasangan
dengan A atau B. Jika anda memiliki AA atau AO, maka golongan
darah anda menjadi A. Jika anda memiliki BB atau BO,maka
golongan darah anda menjadi B. Jika kamu OO, maka golongan darah
menjadi O.
b. Penggolongan darah sistem MN
Dalam tahun 1927 K. Landsteiner dan P. Levine menemukan
antigen baru yang mereka sebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan
bahwa sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu atau
kedua antigen tersebut. Jika misalnya eritrosit seseorang yang
mengandung antigen-M disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, maka
darah kelinci akan membentuk zat anti-M dalam serum darah kelinci.
Apabila antiserum (disebut antiserum karena mengandung zat anti)
dari keinci ini dipisahkan dan digunakan untuk menguji darah oang
yang mengandung antigen-M, maka eritrosit darah orang ini akan
menggumpal. Dengan cara yang sama, eritrosit seseorang yang
mengandung antigen-N akan mendorong kelinci untuk membentuk
zat anti-N. Dengan menggunakan dua macam anti serum ini, tipe
darah seseorang dapat ditetapkan, yaitu apakah eritrosit seseorang
bereaksi dengan 1) Anti-M serum saja, 2) Anti-M serum saja atau 3)
Kedua- duanya anti-M dan anti-N serum. Dengan dasar inilah orang
dibedakan atas yang mempunyai golongan darah M,N atau MN.
Tabel III reaksi dari sel-sel darah merah dengan anti serum
pada golongan darah tipe MN
Jika reitrosit Reaksi dengan antiserum Golongan
mengandung darah
anti gen Anti-M Anti-N
Hanya M + - M K
et:
M dan N + + M dan N
+=
Hanya N - + N jika
terj
adi penggumpalan eritrosit
- = jika tidak terjadi penggumpala eritrosit

Berbeda dengan golongan darah ABO, maka pada golongan


darah sistem MN, serum atau plasma darah orang tidak mengandung
zat anti-M maupun anti-N. Berhubung dengan itu golongan darah
sistem MN tidak penting untuk keperluan transfusi darah, karen tidak
ada penggumpalan darah.

Landsteiner dan levine menyatakan bahwa kedua jenis


antigen-M dan N itu ditentukan oleh sebuah gen yang memiliki dua
alel. Alel LM menentukan adanya antigen-M dan eritrosit,sedang anti
gen-N ditentukan oleh elel LN.

Tabel IV kemungkinan genotif dan fenotif seseorang


dalam golongan darahh sistem MN

Golongan Antigen dalam Alel dalam Genotif


darah eritrosit kromosom
(fenotip)

M M LM LMLM

N N LN LNLN

MN M dan N LM Dan LN LMLN

c. Penggolongan darah sistem Rhesus


K. Landsteiner dan A.S. Wiener dalam tahun 1940 menemukan
anti gen baru lagi, yang dinamakan faktor Rh (singkatan dari kata
Rhesus). Rhesus ini memiliki dua kelomok, yakni:
1) Rh-positif ialah orang yang memiliki antigen-Rh didalam
eritrositnya, sehingga waktu darahnya di uji dengan antiserum
yang mengandung anti-Rh, maka eritrositnya menggumpal.
2) Rh-negatif ialah orang yang memiliki antigen-Rh didalam
eritrositnya, sehingga eritrosit tidak menggumpal pada waktu
diuji dengan antiserum anti-Rh.
3. Pewarisan Sifat Untuk Beberapa Kelainan Pada Manusia
a. Pada gen autosomal
1) Pewarisan autosomal dominan
Satu alel dominan pada satu autosom (alel dominan autosom)
diekspresikan pada homozigot dan heterozigot sehingga karakter
yang diekspresikannya cenderung tampak pada tiap generasi.
Ketika satu induk bersifat heterosigot, maka tiap anaknya memiliki
peluang 50% mewarisi alel dominan dan menampilkan karakter
yang berhubungan dengannya.
Salah satu contoh kelainan yang disebabkan oleh alel dominan
autosom yaitu akondroplasia. Akondroplasia merupakan suatu
gangguan genetik yang mempengaruhi 1 dari 10.000orang. rata-
rata orang dewasa heterozigot memiliki tinggi sekitar 4 kaki, 4 inci
serta engan kaki pendek terhadap bagian tubuh lainnya. Ketika
mereka masih dalam bentuk embrio, model kartilago dimana
skeleton terbentuk, tidak terjadi secara sempurna. Kebanyakan
orang homozigot meninggal tidak lama setelah kelahiran.

Gambar 1. akondroplasia

2) Pewarisan sifat autosom resesif


Karena alel resesif diekspresikan hanya dalam homozigot
karakteryang berhubungan dengannya mungkin tidak tampak pada
generasi. Heterozigot menjadi pembawa (carier). Mereka tidak
menampakan karakter ini. Anak dari dua pembawa memiliki
peluang 25% mewarisi alel dari keduanya dan menjadi homozigot
dengan memunculkan karakternya. Semua anak dari homozigot
akan bersifat homozigot.
Salah satu kelainan dari gen autosom resesif yaitu
Galaktosemia. Galaktosemia merupakan gangguan metabolik
genetik yang mempengaruhi 1 dari 50.000 bayi yang baru lahir,.
Kasus pewarisan autosom
resesif meliputi alel untuk
enzim yang membantu
untuk mencerna laktosa
dalam susu atau produk
susu. Tubuh secara normal
mengubah laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa.
Kemudian, kumpulan tiga
enzim mengubah galaktosa menjadi grukosa-6-fosfat. Produk
intermediat dapat memasuki glikolisis atau akan diubah menjadi
glikogen.

Penderita galaktosemia tidak membentuk satu dari tiga enzim


ini. Mereka bersifat homozigot resesif untuk alel termutasi.
Galaktosa 1-fosfat terakumulasi dengan kadar toksik dalam
tubuhnya dan dapat dideteksi pada urin. Kondisi ini akan mengarah
pada malnutrisi, diare, muntah, dan merusak mata, hati, serta otak.
Ketika mereka tidak ditangani, penderitanya akan meningga muda.
Ketika mereka diberikan pola diet yang menyingkirkan semua
produk susu, gejalanya tidak akan parah.

Gambar 2. Contoh bayi yang terkena


galaktosemia

b. Pada gen genosomal


1) Pola pewaridan sifat yang berhubungandengan kromosom
X
Kromosom X membawa sekitar 6% dari semua gen manusia.
Mutasi pada kromosom seks diketahui menyebabkan atau
berkontribusi pada 300 gangguan genetik.

Alel resesif pada kromosom X (alel resesif yang berhubungan


dengan kromosom X) meninggalkan beberapa petunjuk ketika alel
ini menyebabkan gangguan genetik. Pertama, lebih banyak pria
dari pada wanita yang dipengaruhi oleh gangguan kromosom X.
Hal ini disebabkan oleh perempuan heterozigot yang memiliki
kromosom X kedua yang membawa alel dominan yang menutupi
eek alel resesif. Kedua, ayah yang terinfeksi tidak dapat
menurunkan alel resesif pada kromosom X nya ke anak laki-laki
karena semua anak mewarisi kromosom X dari ayah akan berjenis
kelamin perempuan. Jadi perempuan heterozigot merupakan
jembatan antara pria terinfeksi dan cucu laki-lakinya yang
terinfeksi.

a) Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu kelainan dimana darah
seseorang sulit untuk membeku. Penyakit ini disebabkan gen
resesif h, sedangkan sifat normal dikendalikan oleh gen H.
Seorang wanita normal memiliki dua gen H pada masing-
masing kromosom X. Bila salah satu kromosom X terdapat
gen h, wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa
sifat hemofili (carrier). Bila pada kedua kromosom X terdapat
gen h wanita tersebut menderita hemofili dan umumnya lethal.
Pria menderita hemofili bila pada kromosom X-nya terdapat
gen h, dan normal bila terdapat gen H. Seorang anak laki-laki
hemofili dapat lahir dari ibu carrier.

Gambar 3. penderita thalassemia


b) Buta warna
Butawarna merupakan cacat menurun dimana seseorang
tidak bisa membedakan warna. Umumnya tidak bisa
membedakan warna merah dan hijau (dikromatis). Sedangkan
pada butawarna total orang tidak bisa melihat warna. Kelainan
ini juga disebabkan gen resesif c, sedangkan sifat normal
dikendalikan gen dominan C.

Gambar 4. Salah satu cara pendeteksi buta warna

2) Pola pewarisan sifat yang berhubungan dengan kromosom


Y
Gen-gen yang terpaut pada kromosom Y hanya diwariskan
pada anak laki-laki, oleh karena itu sering disebut sebagai gen
holandrik.Contoh dari cacat yang terpaut kromosom Y adalah:
hypertrichosis, hystrixgraviour, dan webbedtoes. Ketiganya
disebabkan oleh gen resesif.

a) Hypertrichosis
Gen ht yang terdapat pada kromosom Y menyebabkan
tumbuhnya rambut di tepi daun telinga. Kelainan seperti ini
banyak dijumpai pada para pria Pakistan.
P : XYht x XX
F : XYht : laki-laki hypertrichosis
XYht : laki-laki hypertrichosi
b) Webbedtoes

Merupakan kelainan dimana


pada jari terutama kaki tumbuh selaput
seperti kaki katak. Penyebabnya
adalah gen wt, sedangkan sifat normal
dikendalikan gen Wt.

Gambar 5. Webbedtoes

Uji kompetensi
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Berikut adalah jumlah kromosom pada manusia, yaitu. . .
a. 23 pasang
b. 46 pasang
c. 15 pasang
d. 24 pasang
2. Akondroplasia termasuk kelainan yang terjadi pada . . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
3. Yang termasuk salah satu contoh kelainan yang di sebabkan oleh gen
genosomal X, kecuali. . a. Hemofilia
b. buta warna
c. distrofi otot
d. webbed toes
4. Kelainan Webbed toes termasuk kelainan yang disebabkan oleh. . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
5. . . . . . menentukan jenis kelamin manusia.
a. Kromosom X
b. Gen Dll
c. Gen SYR
d. Golongan darah
6. buta warna disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada . . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
7. Golongan darah O, yaitu golongan darah yang. . .
a. Memiliki anti gen A
b. Memiliki anti gen B
c. Memiliki anti gen A dan B
d. Tidak memiliki anti gen
8. Jika seorang suami istri bergolongan darah AB, makan kemungkinan
anaknya tidak bergolongan darah. . .
a. A
b. B
c. AB
d. O
9. Seorang laki-laki normal menikah dengan wanita yang ayahnya
terkena hemofilia. Maka dari keseluruhan anaknya kemungkinan
memiliki anak laki-laki hemofilia yaitu. . .
a. 25%
b. 50%
c. 75%
d. Tidak ada yang hemofilia
10. Hemofilia termasuk kelainan yang disebabkan oleh . . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
B. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jenis kelamin.
2. Pernyataan ini benar atau salah? Anak laki-laki dapat mewarisi sifat
alel resesif kromosom X dari ayahnya.
3. Jika seorang wanita bergolongan darah A heterozigot menikah dengan
laki-laki yang memiliki golongan darah B homozigot, bagaimana
kemungkinan golongan darah anak-anaknya?
4. Seorang laki-laki hemofilia menikah dengan wanita normal,
bagaimana perbandingan fenotif anak-anaknya?
5. Sebutkan kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gen genosomal X,
minimal 3!
BAB VIII

PERISTIWA MUTASI PADA MAKHLUK HIDUP

A. PENGERTIAN MUTASI
Mutasi adalah peristiwa perubahan informasi genetik (DNA) dari
suatu organisme yang bersifat menurun. Agen yang menyebabkan
mutasi disebut mutagen. Makhluk hidup yang mengalami mutasi
disebut mutan.
B. MACAM- MACAM MUTASI
1. Macam-macam mutasi berdasarkan tempat sel yang bermutasi
a. Mutasi somatik
yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (sel tubuh)
seperti zigot, sel-sel embrio, maupun sel dewasa. Mutasi ini
hanya diwariskan pada anak sel yang dihasilkan secara mitosis.
Contoh mutasi somatik pada orang dewasa adalah kanker kulit
(karsinoma) di sekitar mata. Sel-sel ini pembelahannya tidak
terkontrol sehingga sel terus membelah sehingga mengganggu
fungsi tubuh.
b. Mutasi gametik
yaitu mutasi yang terjadi pada sel gamet. Oleh karena
terjadi pada sel gamet dan sel gamet melakukan pembuahan,
hasil mutasi ini diwariskan kepada keturunannya. Gen-gen yang
mengalami mutasi di dalam gamet dapat berupa mutasi
autosomal (jika gen-gennya terdapat pada kromosom
autosomal) maupun mutasi gonosom (jika gen-gennya terdapat
pada kromosom kelamin). Adapun mutasi gen-gen gamet yang
terdapat pada kromosom kelamin dinamakan mutasi tertaut
kelamin.
2. Macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi.
a. Mutasi Gen atau Mutasi Titik atau Point Mutation
Mutasi ini dapat terjadi jika ada perubahan pada susunan
basa nitrogen. Mutasi gen ini merupakan mutasi titik. Jadi, jika
pada suatu lokus terjadi mutasi, maka lokus lain pada
kromosom tersebut tidak terpengaruh. Pengaruh dari mutasi ini
dapat terlihat ataupun tidak. Jika mutasi terjadi pada tempat
tepat, akan berpengaruh pada suatu sifat.
Berdasarkan mekanisme perubahannya, mutasi gen dapat
terjadi karena hal-hal berikut.

1) Adanya Substansi (Penggantian) Basa Nitrogen


Mutasi gen dapat terjadi jika ada perubahan satu
nukleotida dalam gen. Pada kodon GGC basa nitrogen C
diganti dengan U sehingga kodon berubah menjadi GGU.
Akan tetapi, perubahan ini tidak akan membawa pengaruh
pada sintesis protein karena kodon GGC dan GGU
mengkode asam amino yang sama, yaitu glisin. Pada
sintesis protein, satu asam amino dapat dikodekan oleh
beberapa kodon. Seperti asam amino glisin dapat
dikodekan dengan GGU, GGA, GGC, dan GGG. Peristiwa
mutasi gen tidak memberikan perubahan pada sintesis
protein ini juga disebut mutasi diam (silent mutation).
Apabila suatu peristiwa substitusi dapat mengakibatkan
perubahan pada satu asam amino di dalam daerah penting
suatu protein, contoh pada sisi aktif suatu enzim,
perubahan tersebut dapat mengubah aktivitas protein.
Perubahan tersebut dapat mengarah pada perbaikan protein
ataupun dapat mengakibatkan mutasi yang bersifat
menggangu. Jika demikian, dapat menciptakan protein
ataupun dapat mengakibatkan mutasi yang bersifat
mengganggu. Jika demikian, dapat menciptakan protein
yang tidak bermanfaat atau protein kurang aktif yang
sifatnya merugikan.
Kondisi ini menyebabkan protein yang dibentuk
berubah. Perubahan tersebut kemungkinan besar juga
mengakibatkan perubahan fungsi protein. Peristiwa mutasi
seperti ini dikenal dengan nama mutasi salah arti
(missence mutation). Akan tetapi, jika mutasi titik
mengubah kodon untuk suatu asam amino menjadi kodon
stop, maka translasi akan dihentikan sebelum waktunya.
Oleh karena itu, rantai polipeptida yang dihasilkan akan
lebih pendek dibandingkan polipeptida yang dikode oleh
gen normal.
Kodon yaitu AAG mengalami mutasi menjadi UAG.
Semula kodon AAG mengkode pembentukan lisin setelah
basa A diganti dengan basa U menjadi UAG, maka kodon
ini tidak lagi mengkode lisin melainkan kodon yang
mengakhiri pembacaan gen (kode “stop”). Adanya kode
“stop” ini mengakibatkan kodon ketiga (UUU) dan
seterusnya tidak diterjemahkan. Perubahan yang
mengubah kodon asam amino menjadi kodon stop disebut
mutasi tanpa arti (nonsense mutation). Hampir semua
mutasi tanpa arti mengakibatkan protein yang dihasilkan
tidak fungsional.
2) Delesi dan Insersi Basa Nitrogen
Delesi yaitu penghapusan atau pengurangan basa
nitrogen pada gen. Delesi dan insersi dapat berpengaruh
terhadap sintesis protein. Mutasi gen karena delesi dan
insersi dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran
“pembacaan” pesan pada kode genetik. Peristiwa mutasi
seperti ini disebut sebagai mutasi pergeseran kerangka
(frameshift mutations). Mutasi ini juga dapat
menghasilkan protein yang tidak berguna atau rusak.
Sebagai contoh mutasi gen pada manusia yang
mengakibatkan kelainan sickle-cell anemia dijelaskan
dalam uraian berikut.
a) Molekul DNA mengalami mutasi berupa penggantian
basa timin dengan adenin pada rantai nukleotida. DNA
hemoglobin normal
b) mRNA menghasilkan triplet kodon GUA. DNA
hemoglobin mutan
c) Asam amino yang dihasilkan berupa valin.
d) Molekul hemoglobin yang tersusun dari rantai asam
amino abnormal dinamakan hemoglobin – S.
Hemoglobin ini menyebabkan sel darah berbentuk
bulat sabit sehingga tidak mampu mengangkut oksigen
secara efisien. Oleh karena sifatnya cepat rusak, mutasi
ini menyebabkan anemia berat.
b. Mutasi Kromosom/Mutasi Besar/Aberasi
Mutasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom
dan susunan gen dalam kromosom. Mutasi ini sering terjadi
karena adanya kesalahan saat meiosis. Mutasi kromosom
dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
1) Mutasi Karena Adanya Perubahan Struktur Kromosom
Mutasi ini melibatkan perubahan banyak gen dalam
kromosom. Oleh karena itu, mutasi ini dapat memicu
terjadinya kelainan pada individu. Perubahan struktur
kromosom dapat terjadi karena peristiwa berikut.
2) Delesi dan Duplikasi

Delesi dapat terjadi jika suatu alel yang hilang dari


kromosomnya. Jika alel yang hilang tersebut berpindah ke
kromosom homolognya, disebut duplikasi.
Peristiwa delesi dan duplikasi dapat mengakibatkan
perubahan gen. oleh karena itu, peristiwa ini dapat
mengakibatkan kelainan genetis. Contoh: sindrom Turner,
yaitu hilangnya satu kromosom X sehingga hanya
mempunyai 45 kromosom 22AAXO.

3) Inversi
Inversi yaitu peristiwa terputusnya kromoson di dua
tempat dan patahan tersebut dapat bergabung kembali
dengan urutan terbalik. Inversi dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu sebagai berikut:
a) Inversi parasenstris, yaitu i nversi yang terjadi
pada satu lengan kromosom.
b) Inversi perisentris, yaitu inversi yang terjadi pada
dua lengan kromosom. Jadi, peristiwa inversi pada
manusia tidak terlalu berbahaya karena pada
kejadian inversi, jumlah gen dalam kromosom
tetap dan kondisinya juga sama.

c) Translokasi terjadi jika bagian dari satu kromosom


menempel pada kromosom yang bukan
homolognya. Dari peristiwa translokasi ini akan
terbentuk kromosom baru. Jika translokasi terjadi
saat meiosis, beberapa gamet akan kekurangan
gen. peristiwa ini kadang dapat menimbulkan
bahaya terkadang juga tidak.
Contoh: seorang penderita sindrom Down.
Penderita ini mempunyai kromosom nomor 21
hanya sepertiga kromosom aslinya. Sementara itu,
bagian kromosom yang lain menempel pada
kromosom yang bukan homolognya. Selain itu,
kanker dan kemandulan juga bisa disebabkan oleh
peristiwa translokasi ini.
c. Mutasi Akibat Perubahan Jumlah Kromosom
Secara normal, jumlah set kromosom setiap makhluk
hidup selalu tetap. Contoh: set kromosom tubuh manusia
memiliki 46 buah kromosom, jagung 20 buah, dan kelinci 44
buah. Kromosom-kromosom tersebut berpasangan dengan
kromosom homolognya. Jumlah set kromosom homolog ini
disebut ploidi. Pada sel tubuh manusia (sel somatis), jumlah
set kromosom homolognya diploid (2n), sedangkan pada sel-
sel gamet jumlah set kromosom homolognya haploid (n).
Melalui fertilisasi, sel-sel gamet akan melebur membentuk
zigot dengan jumlah kromosom diploid (2n). jumlah set dasar
kromosom ini disebut genom.
Perubahan kromosom yang dapat mengakibatkan
mutasi dapat terjadi melalui dua cara berikut.
1) Perubahan jumlah set kromosom.
2) Perubahan jumlah kromosom.
Perubahan jumlah set kromosom di antaranya melalui
euploid. Pengertian euploid cukup sederhana. Individu dengan
genom tunggal disebut monoploid, yang bergenom dua
disebut diploid, bergenom empat disebut tetraploid. Tingkatan
euploidi yang lebih dari diploid biasanya dikelompokkan
dalam poliploidi.
Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki jumlah
kromosom lebih dari dua set. Saat pembentukan gamet,
terkadang nukleus sel tidak melanjutkan pembelahan
meiosis II. Jika hal ini terjadi, gamet yang terbentuk bukan
gamet haploid, melainkan gamet diploid (2n). gamet diploid
akan melakukan fertilisasi dengan gamet haploid (n)
mengasilkan zigot triploid (3n).
Berdasarkan prosesnya, poliploidi dibedakan menjadi
autopoliploidi dan allopoliploidi. Autopoliploid adalah
proses pembentukan poliploid menggunakan kromosom
yang berasal dari spesies yang sama. Allopoliploid pada
buah pisang (Musa paradisiaca) merupakan hibrid baru dari
Musa abuminata dan Musa balbisiana. Adapun perubahan
jumlah kromosom dalam satu sel disebut aneuploid adalah
perubahan jumlah kromosom dalam satu set kromosom.
Perubahan jumlah ini dapat berkurang atau bertambah.
Aneuploid terjadi karena peristiwa gagal berpisah
(nondisjunction), yaitu pada saat bagian-bagian dari
sepasang kromosom yang homolog tidak memisahkan diri
sebagaimana mestinya pada waktu meiosis I, atau pada saat
pasangan kromatid gagal berpisah selama meiosis II. Pada
peristiwa ini satu gamet menerima dua jenis kromosom
yang sama dan satu gamet lainnya tidak mendapat salinan
sama sekali. Sementara itu, kromosom-kromosom lainnya
akan terdistribusi secara normal. Jika salah satu gamet-
gamet yang menyimpang tersebut bersatu dengan gamet
normal, keturunannya akan memiliki jumlah kromosom
yang tidak normal.
Kromosom yang berpasangan normal yaitu 2n, disebut
disomi. Jika satu kromosom hilang sehingga sel memiliki
jumlah kromosom 2n-1, sel aneuploidinya disebut
monosomi, jika dua kromosom yang hilang disebut
nulisomi (2n-2). Jika kromosom yang hadir di dalam sel
telur yang sudah dibuahi dalam bentuk triplikat maka sel
aneuploidinya memiliki total kromosom 2n + 1 yang
disebut trisomi. Setelah itu, mitosis akan meneruskan
kelainan tersebut pada semua sel embrionik. Oleh karena
itu, organisme tersebut akan memperlihatkan gejala
keabnormalan jumlah gen tersebut.
Manusia dengan jumlah kromosom diploid (2n) 46
buah kromosom (44A + XX atau 44A + XY) jika
mengalami mutasi menghasilkan aneuploid trisomi,
kromosom individu tersebut akan bertambah satu menjadi
47 kromosom (2n+1). Pada manusia, mutasi karena
aneuploid ini dapat mengakibatkan kelainan atau penyakit.
Meskipun hal ini membahayakan individu penderita,
kelainan tersebut jarang dapat diturunkan, karena umumnya
penderita menjadi mandul dan tidak dapat menghasilkan
keturunan.
4. Macam Mutasi Berdasarkan Penyebabnya
Mutasi dapat disebabkan oleh banyak hal. Bahan atau zat
penyebab mutasi disebut mutagen. Berdasarkan cara terjadinya,
mutasi dibedakan menjadi dua yaitu mutasi alami atau spontan
dan mutasi induksi.
a. Mutasi Alami (spontan)
Mutasi alami atau spontan merupakan mutasi yang
terjadi secara spontan di alam tanpa campur tangan
manusia. Mutasi ini disebabkan oleh radiasi sinar kosmis,
radiasi radioaktif alam, sinar ultraviolet, dan kesalahan
genetik. Mutasi ini mengakibatkan kelainan atau penyakit
terhadap individu penderitanya. Selain itu, mutasi ini juga
mengakibatkan timbulnya variasi dalam populasi. Hasil
mutasi spontan biasanya bersifat resesif, steril, dan letal.
Jika mutan dapat bertahan hidup dan menghasilkan
keturunan, berarti mutan tersebut mampu beradaptasi
terhadap lingkungan.
b. Mutasi Induksi
Mutasi induksi adalah mutasi yang secara sengaja
dibuat oleh manusia. Mutasi ini juga disebut mutasi
buatan. Mutasi jenis ini sengaja dilakukan menggunakan
mutagen fisis atau fisikawi dan khemis atau kimiawi.
Mutagen khemis misalnya kolkisin, asam nitrat, gas
metan, dan senyawa alkil. Adapun mutagen fisis dapat
berupa radiasi ultraviolet, sinar X, radiasi gamma, radiasi
beta, radiasi neutron, dan radiasi elektron. Radiasi dapat
merusak meteri genetik dengan dua cara berikut.

1) Radiasi pengionisasi (sinar X) menghasilkan gugus


kimia reaktif yang disebut radikal bebas. Radikal
bebas ini dapat mengubag basa-basa nitrogen di
dalam DNA menjadi tidak dapat dikenali oleh
DNA polimerase. Radikal bebas tersebut juga
dapat memutus ikatan antara gula dan fosfat yang
menyebabkan abnormalitas kromosom.
2) Radiasi ultraviolet diserap oleh basa timin pada
DNA. Penyerapan ini menyebabkan timin
membentuk ikatan kovalen dengan nukleotida di
dekatnya, sehingga kondisi ini akan menghalangi
kelancaran replikasi DNA.

C. PENYAKIT ATAU KELAINAN MUTASI KROMOSOM


Contoh penyakit atau kelainan yang disebabkan oleh mutasi
kromosom aneuploid yaitu sindrom Down, sindrom Klinefelter, dan
sindrom Turner. Berikut dipaparkan beberapa kelainan akibat mutasi
kromosom.
1. Sindrom Turner
Sindrom Turner ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1939.
Ciri-ciri sindrom Turner sebagai berikut.

a. Kariotipe: 45 XO (44 autosom + satu kromosom X) diderita


oleh wanita.
b. Sindrom ini disebabkan sel telur yang tidak mengandung
kromosom X dibuahi sperma yang mengandung kromosom
X.
c. Tinggi badan cenderung pendek.
d. Perkembangan alat kelamin terlambat (infantil).
e. Sisi leher tumbuh tambahan daging.
f. Bentuk kaki X.
g. Kedua puting susu berjarak melebar.
h. Keterbelakangan mental.
2. Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter ditemukan oleh Klinefelter tahun 1942.
Ciri-ciri sindrom Klinefelter sebagai berikut.

a. Kariotipe: 47, XXY (kelebihan kromosom X) diderita oleh


pria.
b. Sindrom ini disebabkan oleh sel telur yang membawa
kromosom X dibuahi oleh sperma yang mengandung
kromosom XY, atau sel telur yang membawa kromosom XX
dibuahi sperma yang membawa kromosom Y.
c. Bulu badan tidak tumbuh.
d. Testis mengecil, mandul (steril).
e. Buah dada membesar.
f. Tinggi berlebih.
g. Jika kromosom X lebih dari dua mengalami keterbelakangan
mental.
3. Sindrom Jacob
Sindrom Jacob ditemukan oleh P. A. Jacobs tahun 1965.
Ciri-ciri sindrom Jacob sebagai berikut.

a. Kariotipe: 47, XYY (kelebihan kromosom Y) diderita oleh


pria.
b. Sindrom ini terjadi karena sel telur (X) dibuahi oleh sperma
YY (akibat gagal berpisah).
c. Berperawakan tinggi.
d. Bersifat antisosial, agresif.
e. Suka melawan hukum.
4. Sindrom Down
Sindrom Down ditemukan oleh J. L. Down tahun 1866.
Ciri-ciri sindrom Down sebagai berikut.

a. Kariotipe: 47 XX atau 47 XY.


b. Mongolisme, bertelapak tebal seperti telapak kera.
c. Mata sipit miring ke samping.
d. Bibir tebal, lidah menjulur, air liur selalu menetes, gigi
kecil-kecil dan jarang.
e. IQ rendah (+40).
5. Sindrom Edwards (Trisomi 18)
Ciri- cirri sindrom Edward (Trisomi 18) adalah sebagai
berikut.

a. Kariotipe: 45 A + 18 + XX atau 45 A + 18 + XY.


b. Sindrom ini terjadi akibat gagal berpisah pada autosom
nomor 18 ketika pembentukan sel telur.
c. Tulang tengkorak lonjong.
d. Dada pendek dan lebar.
e. Kedudukan telinga rendah dan tidak wajar.
f. Mulut kecil.
g. Mengalami keterbelakangan mental.
6. Sindrom Metafemale
Ciri-ciri umum Sindrom Metafemale diantaranya sebagai
berikut.
a. Kariotipe : 44 A + XXX diderita oleh wanita.
b. Sindrom ini terjadi karena sel telur yang mengandung
kromosom XX (akibat gagal berpisah) dibuahi oleh sperma
X.
c. Payudara tidak berkembang.
d. Menstruasi tidak teratur, steril.
e. Mengalami gangguan mental.
f. Pada umumnya tidak berusia panjang.
D. DAMPAK MUTASI
Mutasi dapat memberikan dampak menguntungkan ataupun
merugikan. Dampak mutasi yang menguntungkan di antaranya
poliploid pada tanaman. Poliploid pada tanaman dapat dapat
menghasilkan buah yang besar, tidak berbiji, dan produktivitasnya
tinggi. Sementara itu, poliploid pada hewan bersifat letal dan
membahayakan individu. Akan tetapi, mutasi pada hewan dapat
dimanfaatkan dalam penelitian-penelitian tentang kanker. Penelitian
ini untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit dan cara
pengobatannya.

Pada poliploid, mutagen yang sering digunakan yaitu kolkisin,


digitosin, dan sinar radioaktif. Mutasi secara genetis merupakan
salah satu penyebab terjadinya peningkatan variasi
(keanekaragaman) suatu organisme. Apabila mutasi pada suatu
organisme terus berlangsung, mutasi tersebut akan menambah
variasi pada organisme tersebut. Sementara itu, mutasi yang
merugikan dapat menimbulkan kelainan, penyakit, dan kemandulan.
Mutasi yang merugikan ini dapat diwariskan, tetapi ada pula yang
tidak diwariskan. Mutasi tersebut tidak diwariskan kepada
keturunannya jika mutasi terjadi pada suatu individu atau karena
individu yang mengalami mutasi tersebut mandul atau mati.
PETA KONSEP
EVOLUSI
meliputi

Teori-Teori Bukti-bukti Speciasi Kecwnderu


Evolusi adanya evolusi ngan baru
dibedakan evolusi
Teori Evolusi
Pra Darwin Mekanisme
evolusi
Teori Evolusi
Darwin
Asal-usul bumi
Pro dan Kontra dan kehidupan
Evolusi diantaranya meliputi
Asal-usul
Adanya variasi antar bumi
individu dalam satu
keturunan
Asal-usul
Adanya fosil/ kajian kehidupan
Paentologi meliputi

Homologi (Perbandingan
Struktur) Anatomi
variasi antar individu
dalam satu Kolam Macam Evolusi
gen seleksi alam mikro
Biogeorfari

Homologi Embriologi
Hukum Hardy-
Weinber
Perbandingan Fisiologi
Pngaruh Seleksi
Alam terhadap
Domestikasi Variasi
BAB XI
EVOLUSI

“Saat kalian melihat jerapah tentunya kalian membayangkan mengapa leher


jerapah yang panjang bukan? Jerapah yang kita jumpai mempunya ciri khas
berleher panjang dikarenakan mengalami evolusi.Dibalik semua itu ada
berbagai pendapat mengenai asal mula jerapah berleher panjang. Pendapat-
pendapat itulah yang kemudian menjadi suatu teori”

A. KONSEP DASAR EVOLUSI


Kata evolusi awalnya diungkapkan oleh seorang ahli dari
filsafat Inggris akan tetapi belum mengarah pada evolusi kehidupan.
Dalam perkembangannya, evolusi digunakan oleh seorang ahli
naturalis untuk menjelaskan fenomena kehidupan yang mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Berikut uraian konsep evolusi yang
diungkapkan oleh para ahli.
1. Pengertian Evolusi
Evolusi merupakan perubahan secara bertahap dalam waktu
yang lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu
individu atau spesies yang menghasilkan perkembangan spesies
baru. Proses satu arah dalam waktu yang tidak dapat di balikkan,
yang selama jalan yaitu menghasilkan sesuatu yang baru,
keanekaragaman dan taraf organisasi yang lebih tinggi.
2. Macam-acam evolusi
Macam-macam Evolusi berdasarkan akibat yang ditimbulkanya:
a. Evolusi Progresif: evolusi yang mengarah pada kemungkinan
terbentuknya suatu spesies baru yang dapat bertahan hidup
dan berkelanjutan. Contohnya evolusi burung Finch.
Gambar 1. Contoh
Evolusi progresif

b. Evolusi Regresif:
Evolusi yang mengarah pada
kemungkinan terbentuknya spesies baru
yang tidak dapat bertahan hidup dan
akhirnya menuju kepunahan. Contohnya
evolusi dinosaurus.

Gambar 2. Contoh Evolusi regresif

Macam-macam evolusi berdasarkan jumlah spesies yang


berevolusi dan yang dihasilkan:
a. Evolusi divergensi: evolusi yang
diawali dari satu spesies kemudian
menghasilkan banyak spesies yang
baru. Contohnya: evolusi burung
Finch di Kepulauan Galapagos.
b. Evolusi konvergensi: evolusi yang
diawali dari beberapa macam
spesies kemudian mengalami
penurunan jumlah macam spesies.
Contohnya evolusi reptil.
Gambar 3. Divergensi morfologi
pada tungkai depan vertebrata.
Gambar 4. Konvergensi
morfologi pada ikan hiu,
pinguin, dan lumba-lumba.

3. Teori-teori Evolusi
Teori-teori evolusi mengalami
perkembangandariwaktukewaktu.Berbagaipendapatmunculdariparail
muwan.Mulaidarievolusi yang tidakberhubungan dengan biologis sampai
yang masuk dalam kajian biologi. Para Ilmuan yang menyumbangkan gagasannya
dalam masalah evolusi antara lain :
a. Teori-teori Evolusi Pra-Darwin
Teori evolusi yang dikemukakan para ahli sebelum
munculnya teori evolusi Darwin adalah teori kreasionisme, teori
katastropisme, teori gradualisme, teori uniformitarianisme, dan
Lamarck atau Teori Perolehan yang Terwariskan Secara Genetik.
1) Teori Kreasionisme
Teori kreasionisme merupakan teori tentang
penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan
sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tidak ada lagi evolusi
atau perubahan. Paham ini dianut berdasar pada keyakinan
agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles. Teori
kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya
banyak spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu
zaman.Misalnya masa hidup dinosaurus tidak bersamaan
dengan masa hidup manusia.
2) Teori Katastropisme
Teori katastropisme merupakan paham tentang
keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek
moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk
hidup disebabkan oleh adanya bencana alam. Teori ini
diperkenalkan oleh George Cuvier (1769 – 1832 ), seorang
ahli Paleontologi atau ilmu fosil. Alasan Cuvier adalah karena
ia mengamati setiap sedimen batuan kuno yang ia temukan
mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang
berbeda. Karena itu, ia berpikir bahwa setiap sedimen
mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang
mengandung jenis-jenis organisme yang berbeda tersebut
mewakili zaman dimana organisme hidup dan mati karena
bencana.
3) Teori Gradualisme
Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli Geologi
Swedia bernama James Hutton ( 1726 – 1797). Paham
tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung
pelan-pelan tetapi pasti.Tetapi teori gradualisme ini tidak
mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
4) Teori Uniformitarianisme
Teori uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles
Lyell ( 1797 – 1875 ). Paham ini menyatakan bahwa proses-
proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam,
sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang
dalam kurun waktu.Misalnya, terbentuknya gunung selalu
diimbangi dengan erosi gunung.Teori uniformitarianisme
memang menjelaskan kejadian evolusi geologis, tetapi dapat
menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
5) Teori evolusi menurut Jean Baptiste de Lamarck
Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk
hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan
hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk
hidup selalu atau sering digunakan, maka
bagian tersebut makin lama dapat berubah
sehingga sesuai untuk digunakan pada
lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh
Gambar 5. J.B. de Lamarck yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi
makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah
mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya
dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang
telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda
dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat
perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada
keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya
sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju
daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut
dikenal dengan ‘use and disuse’.
Gambar 6.
Pendapat Lamarck mengenai panjang leher
jerapah
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah.
Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada
suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga
jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-
daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun
dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama
makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher
panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga
jerapah sekarang berleher panjang.
b. Teori Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin adalah seorang naturalis berkebangsaan
Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi
berlangsung karena adanya proses seleksi
alam (natural selection). Yang dimaksud
seleksi alam adalah: proses pemilihan yang
dilakukan oleh alam terhadap variasi
makhluk hidup di dalamnya. Hanya
makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai
Gambar 7.
dengan lingkungan yang bisa bertahan Charles Darwin
hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang
bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-
sifat yang sesuai dengan lingkungan pada generasi
berikutnya.
Gambar 8. Pendapat Darwin mengenai penjang leher jerapah

Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher


jerapah dapat dijelaskan dengan teori Darwin sebagai berikut. Nenek
moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana
kekeringan, lingkunganpun berubah dan, berlangsunglah proses
seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari makan
dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa bertahan
hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh
makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup.
Karena mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak
dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi
berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.
1) Penemuan Teori Evolusi Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) yang dikenal sebagai
Bapak Teori Evolusi lahir di daerah Inggris bagian barat. Teori
Evolusi Darwin tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan
hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos
dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu.
a) Pelayaran Darwin ke Kepulauan Galapagos
Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS
Beagle, Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831).
Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan
pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas. Pada
saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin
turun ke pantai, mengamati, dan mengoleksi ratusan spesimen
fauna dan flora Amerika Selatan yang beraneka ragam dan
endemik. Selain itu, saat kapal mengelilingi benua Amerika,
Darwin mengamati berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan
yang menempati hutan Brazil, bentangan padang rumput di
Argentina, daratan terpencil Tierra del Fuego dekat Argentina
dan pegunungan Andes.

Gambar 9. Charles
Darwin dan HMS
Beagle yang
membawanya
(1831) ke pulau
Galapagos

Setelah mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah


Amerika Selatan, Darwin menyimpulkan bahwa flora dan
fauna di Amerika Selatan mempunyai karakteristik khusus
yang sangat berbeda dengan flora dan fauna di Eropa.
Darwin juga mengatakan bahwa flora dan fauna di daerah
beriklim sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat
dengan spesies yang hidup di wilayah tropis benua tersebut,
dibandingkan spesies di daerah beriklim sedang di Eropa.
Fauna yang paling membingungkan Darwin ditemukan
Kepulauan Galapagos, yaitu kepulauan yang berada di
sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya,
spesies fauna di Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat
lain, meskipun ada kesamaan dengan hewan di Amerika
Selatan.
Setelah mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin
menemukan 14 jenis burung finch di Galapagos. Meskipun
jenisjenis tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies
yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung
Finch yang ada di Amerika Selatan.

Gambar 10. Jenis-jenis burung finch di Galapagos


Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran
paruhnya yang merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu.
Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah (Geospiza
magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi untuk
memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus)
yang menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat
untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok ketiga
adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang
menggunakan paruhnya untuk menangkap serangga.
2) Teori Evolusi Charles Darwin (Seleksi alam)
Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya secara lengkap
dalam buku yang berjudul On The Origin of Species byMeans of
Natural Selection (Asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi
alam) yang diterbitkan pada 24 November 1859. Dalam buku ini
dikemukakan dua teori pokok, yaitu:
a) Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies-spesies yang
hidup di masa silam.
b) Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Dua teori utama Darwin
merupakan hasil pengamatan
Darwin sebagai berikut:
Pengamatan ke-1, setiap spesies mempunyai potensial
fertilisasiyang besar sehingga ukuran populasinya akan meningkat
secaraeksponensial bila setiap individu yang dilahirkan
berhasilmelakukan percobaan.
Pengamatan ke-2, ukuran populasi cenderung menjadi
stabilkecuali fluktuasi musiman.
Pengamatan ke-3, sumber daya alam terbatas.
Pengamatan ke-4, individu-individu populasi sangat bervariasi
dalam hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar
benar sama.
Pengamatan ke-5, kebanyakan variasi diwariskan
padaketurunannya.
Setelah Darwin menyelesaikan perjalanannya dan kembalike
Inggris, ia banyak mempelajari geologi, terutama tentang fosil. Buku
yang berpengaruh besar terhadap Darwin adalah Principles of
Geology (Prinsip-Prinsip Geologi) karangan Charles Lyell.
Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin berkesimpulanbahwa:
a) Deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbedadengan
fosil pada batuan yang lebih tua.
b) Perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secaraperlahan-
lahan.
Darwin juga mempelajari buku mengenai hubunganekonomi
dan penduduk dunia di antaranya buku karangan Thomas R. Malthus
(1766-1834) yang berjudul An Essay on ThePrinciple of Population,
dimana Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah penduduk
cenderung lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh
karena itu, timbul masalah bagi manusia dalam menyelamatkan diri
dari bahaya kelaparan.
4. Pro dan Kontra Evolusi
a. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Darwin
Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:
1) Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan)
bagian tubuh yang digunakan secara intensif untuk
menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi besardan
kuat. Sementara itu, bagian tubuh yang jarang digunakan akan
mengalami kemunduran.
2) Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada
keturunannya.
Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck, nenek moyang jerapah sebenarnya berleher
pendek. Jerapah yang berleher pendek menjulurkan lehernya
untuk mencapai makanannya pada daun-daun cabang pohon yang
tinggi. Oleh karena itu, leher jerapah menjadi panjang. Sifat leher
jerapah yang panjang tersebut akan diwariskan pada
keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah berleher panjang.
Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui seleksi
alam dengan adanya adaptasi makhluk hidup. Darwin berpendapat
bahwa nenek moyang jerapah terdiri atas jerapah yang berleher
panjang dan jerapah berleher pendek. Karena makanan jerapah
adalah daun-daunan di pohon yang tinggi, maka hanya jerapah
berleher panjang yang dapat menjangkaunya. Jerapah berleher
pendek tidak dapat menjangkau daun-daun di pohon yang tinggi
tersebut sehingga kekurangan makanan dan akhirnya mati.
TEORI LAMARCK

TEORI DARWIN

Gambar 11. Perbandingan proses evolusi jerapah menurut Lamarck dan Darwin
b. Teori Darwin Vs Teori Weismann
Sebenarnya, Weismann tidak menentang
pandanganDarwin, tetapi lebih menjelaskan pandangan
Darwin mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan
diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut
bagaimana pewarisan gengen melalui sel-sel kelamin, artinya
evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor
genetika. Sifat leher panjang atau pendek jerapah dikendalikan
oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan.
Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif. Karena
jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan, maka jerapah ini akan punah.
c. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup
beradaptasi terhadap lingkungannya melalui perubahan pada
organ tubuhnya. Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut
diwariskan kepada keturunannya.
Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan tidak
bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala, maka
tanduk tumbuh di kepala menjangan.
Teori Lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh
lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya.
Weismann membuktikan teorinya dengan
mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing ekornya
telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa
dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya.
Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Percobaan ini
dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

B. BUKTI-BUKTI ADANYA EVOLUSI


Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis
dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi
itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang
telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa
lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa
evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi.
Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada.
1. Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang
identik sama, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu
perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan
lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat
variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat
antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena
pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan
habitat.
2. Kajian Biogeografi
Biogeografi : pengetahuan geografi makhluk hidup yang
mencoba menerangkan mengapa suatu jenis organisme (hewan
atau tumbuhan) berada dan hidup di suatu tempat tetapi tidak di
tempat lain. Contoh : mengapa badak bercula satu hanya ada di
Ujung Kulon. Tiap lingkungan geografis dengan iklim dan
topografinya memberi tekanan seleksi terhadap makhluk hidup
secara khas, sehingga setiap spesies yang hidup pada habitatnya
memiliki survival (kemampuan makhluk hidup untuk
melangsungkan hidupnya) yang berbeda disbanding spesies yang
sama yang hidup di tempat lainnya. Biogeografi hewan à
zoogeografi. Biogeografi tumbuhan à fitogeografi
3. Kajian Paleontologi
Paleontologi : ilmu tentang fosil. Fosil adalah sisa tubuh
makhluk hidup yang telah membatu karena proses-proses geologis
yang membentuknya. Proses geologis tersebut ialah :
a. Proses fisika akibat : bangkai mengalami pengawetan
secara fisik. Contoh: pembekuan bangkai oleh salju
abadi dan pengeringan bangkai akibat penimbunan
tanah.
b. Proses kimiawi. Contoh: adanya zat pengawet alami
sehingga bangkai tidak dapat didekomposisi oleh
mikroba.

Macam Fosil
· Fosil biologis : fosil tubuh makhluk
hidup, baik yang utuh maupun yang
tidak utuh.
Fosil sisa : (tanda adanya kehidupan)
contohnya jejak telapak kaki, alat,
dan perkakas.
Gambar 12. Contoh fosil
Kelemahan Fosil
Rekaman fosil selalu tidak lengkap. Bagian yang menjadi fosil
umumnya adalah bagian yang keras seperti tulang, cangkang, dan
gigi.
Urutan fosil tidak selalu menggambarkan urutan filogeni yang
utuh. Ada mata rantai yang hilang (missing link).
Contoh fosil yang dapat ditemukan secara lengkap sehingga dapat
menceritakan kembali urutan filogeni adalah :
a. Archaeptra, yaitu bentuk antara reptilia purba dengan
burung purba.
b. Seymoria, yaitu bentuk transisi antara amfibi purba
dengan reptilia purba
c. Fosil kuda yang menggambarkan bentuk-bentuk
transisi lengkap, sejak dari Hyracotherium,
Mesohippus, Pliohippus, dan Equus (kuda modern)
Penentuan Usia Fosil
a. Menaksir umur relatif
Ditentukan dengan cara penentuan usia sedimen
batuan dimana fosil ditemukan. Tumpukan sedimen secara
superposisi dapat memberi informasi urutan usia fosil. Umur
relatif dapat ditentukan pula dengan prinsip korelasi fosil,
yaitu dengan cara mempelajari kandungan fosil pada tiap
sedimen. Sedimen dengan kandngan fosil yang sama
pastinya memiliki usia geologis yang sama.
b. Umur absolut
Umur absolut dapat ditaksir berdasarkan waktu paruh
atom-atom radioaktif yang terdapat pada fosil tersebut.
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan agar
separuh atom-atom radioaktif berubah menjadi
isotopnya yang lebih stabil.
4. Homologi (Perbandingan Struktur) Anatomi
Homologi adalah perbandingan struktur yang sama meskipun
secara fungsional berbeda. Contohnya melalui perbandingan
tungkai, dapat diketahui ide mengenai adaptasi dan evolusi
vertebrata. Di antara tungkai tersebut ada tungkai yang
beradaptasi untuk tangan yang prehensil (dapat memegang)
seperti pada manusia dan primata, ada tungkai untuk berjalan
(pada kuda), ada tungkai untuk terbang (burung), dan ada tungkai
untuk berenang (paus, lumba-lumba). Macam-macam tungkai
tersebut dapat dibandingkan dengan hewan pada berbagai macam
zaman yang berbeda.

Gambar 13. homology

Adanya homologi organ ini menunjukkan perkembangan


evolusi konvergensi. Contohnya:
a) Sayap kupu-kupu analogi dengan sayap
burung, keduanyaberfungsi untuk terbang.
b) Sayap kelelawar analogi dengan sayap burung,
keduanyaberfungsi untuk terbang.

Gambar 14. Analogi pada sayap kupukupu,kelelawar, dan burung

5. Homologi Molekul
Molekul-molekul tubuh makhluk hidup (DNA, RNA, dan
protein) bersifat universal dan berlaku umum pada setiap makhluk
hidup, namun beraneka ragam pada tiap-tiap kelompok makhluk
hidup. Molekul pembawa informasi genetik ini dapat dianggap
sebagai pembawa rekaman evolusi. Pada saat struktur molekul
suatu makhluk hidup dibandingkan dengan struktur molekul
makhluk hidup lain, maka kita dapat mengetahui hubungan
kekerabatan antara kedua makhluk hidup tersebut.
6. Homologi Embriologi
Perkembangan embrio berbagai macam makhluk hidup terdiri
dari proses yang sama yaitu dari zigot, morula, blastula, gastrula,
dan seterusnya. Perkembangan tersebut sama, yang berbeda
hanyalah tahap diferensiasi dan spesialisasi jaringan embrional
menjelang janin siap menetas atau lahir. Ini berarti semua
makhluk hidup memiliki asal usul ontogeni yang sama.

Gambar 15. Perbandinganembrio vertebrata.

Ontogeni adalah perkembangan individu dari satu sel menjadi


individu dewasa. Filogeni adalah sejarah perkebangan makhluk
hidup dari makhluk yang hidup sebelumnya. Para ahli
berpendapat bahwa ontogeni (perkembangan individu) adalah
ulangan dari revolusi filogeni (perkembangan hubungan
kekerabatan organisme). Kaidah ini dianggap terlalu berlebihan
karea tidak benar bahwa vertebrata berevolusi dari bentuk ikan
menjadi bentuk reptil, kemudian menjadi bentuk berkaki empat.
7. Perbandingan Fisiologi
Makhluk hidup mulai dari terendah hingga yang palingtinggi
tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan morfologisetelah
dewasa berbeda-beda, namun fisiologi di dalam selnyamemiliki
kemiripan, seperti:
a. Metabolisme
b. Respirasi
c. sintesis protein
d. sintesis ATP dan penggunaannya dalam aktivitas
hidup
8. Domestikasi
Mengubahtanamandanhewan liar menjadi tanaman dan hewan
yang bermanfaat sesuai keinginan manusia

C. SPESIASI
Spesiasi atau pembentukan spesies pada dasarnya dapat
digunakan sebagai saksi hidup mengenai apa yang terjadi di masa
lalu, maka dari itu proses spesiasi dapat pula dianggap sebagai bukti
bahwa proses evolusi memang berlangsung.
a. Adanya perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan
evolusi. Contohnya, bencana alam dapat menyebabkan
timbulnya kepunahan massal di muka bumi.
b. Adanya relung (niche) yang kosong
Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu
organisme. Suatu spesies selalu menempati relung tertentu.
Suatu relung umumnya hanya dapat ditempati oleh satu jenis
spesies saja. Kepunahan massal akan menimbulkan relung-
relung kosong yang akan menyebabkan relung-relung baru
terisi kembali dalam jangka waktu yang panjang. Apabila
relung tersebut kosong (tidak ada organisme yang
menempatinya), maka akan ada banyak organisme yang
berusaha menempati relung tersebut.
c. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme
Selalu akan ada sejumlah organisme yang mencoba
mengisi relung yang kosong. Keberhasilan suatu organisme
mengisi relung ditentukan oleh seberapa besar kecocokan
organisme tersebut dibandingkan dengan persyaratan relung
yang kosong.
1. Proses Spesiasi
a. Isolasi Geografi
Isolasi geografi : batas alam. Apabila batas alam tidak
dapat dilewati, suatu populasi tidak akan pernah bertemu
dengan populasi lainnya.
1) Proses spesiasi simpatri : proses spesiasi yang terjadi
dalam area geografi yang sama dari suatu spesies yang
paling berkerabat. Spesiasi terjadi karena aspek genetik,
morfologi, tingkah laku, fisiologi, dan lain-lain. Contoh
: populasi mencit di Eropa Barat memiliki sejumlah
populasi kecil yang tidak interfertilisasi dengan
populasi di sebelahnya walaupun penyebarannya sangat
luas di Eropa Barat.
2) Spesiasi tidak simpatri : proses spesiasi yang terdapat
dalam area geografi yang berbeda dibandingkan dengan
area geografi suatu spesies yang paling berkerabat.
Dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Spesiasi alopatri : proses spesiasi yang terjadi
di daerah yang berjauhan atau berlainan dari
suatu spesies yang paling dekat hubungan
kekerabatannya. Sebagian dari populasi suatu
spesies terpisah dan hidup di daerah yang
berlainan. Karena adanya pemisahan,
keanekaragaman yang terbawa dari populasi
yang terpisah, berbeda dalam frekuensi alelnya.
Oleh karena kedua daerah memiliki perbedaan
dalam banyak hal, seleksi alam yang bekerja
pada masing-masing area akan berbeda pula.
Ketika kedua populasi tersebut bertemu di
kemudian hari, tidak ada lagi interaksi social di
antara kedua populasi tersebut. Contoh :
Macaca brunnescens dianggap jenis berbeda
dari Macaca ochreata karena terpisah secara
geografi.
b) Spesiasi parapatri : proses spesiasi yang terjadi
di daerah yang bersebelahan dengan daerah
dari suatu spesies yang paling dekat hubungan
kekerabatannya. Daerah penyebaran meliputi
lebih dari satu macam habitat dengan
persyaratan yang berbeda. Dengan berjalannya
waktu, terbentuklah suatu populasi yang tetap
bersebelahan tetapi kemampuan interfertilnya
secara gradual menurun, berbanding lurus
dengan jarak antara dua populasi. Akhirnya
pada suatu keadaan akan ada dua populasi yang
sudah tidak mampu berinteraksi secara
interfertil, sehingga harus dianggap sebagai
spesies tersendiri.
c) Spesiasi peripatri : proses spesiasi yang terjadi
di daerah pinggir dari daerah suatu spesies
yang paling dekat hubungan kekerabatannya.
Suatu organisme memiliki kisaran toleransi
tertentu, akibatnya jenis tersebut akan
menempati daerah tertentu. Semakin jauh dari
pusat penyebarannya, maka lingkungannya pun
makin berbeda. Dengan demikian spesies yang
menempati daerah tersebut akan semakin
berbeda dengan spesies yang menempati pusat.
Dengan demikian, interaksi antara populasi
tersebut dengan populasi satu spesiesnya
menjadi sangat terbatas.

b. Isolasi Reproduksi
Proses spesiasi yang ditinjau dari : keberhasilan terjadinya
pembuahan (kemungkinan pertemuan antara dua jenis sel gamet à
proses pra-kawin) dan keberhasilan suatu perkawinan (proses
pasca kawin). Spesiasi pra kawin meliputi :
1) Kromosomal : perbedaan jumlah, bentuk, urutan kromosom
berpengaruh dalam perubahan.
2) Musim : perbedaan musim kawin atau musim berbunga
menyebabkan individu hanya dapat saling membuahi
individu tertentu yang cocok.
3) Parthenogenesis : individu identik dengan induk yang
menghasilkannya.
4) Morfologi atau struktural : perbedaan struktur tubuh
(morfologi) menyebabkan pembuahan menjadi tidak
mungkin.
Spesiasi pasca kawin meliputi:
a) Letalitas : adanya embrio yang letal
b) Sterilitas : individu yang dilahirkan tidak dapat memiliki
keturunan.
c) Semi-letal : individu yang dihasilkan, meskipun hidup
normal dan dapat memiliki keturunan, memiliki vitalitas
yang sangat rendah.
D. MEKANISME EVOLUSI
1. Kolam Gen (‘Gene Pool’ Atau Anggun Gen)
Anggun gen atau gene pool adalah jumlah total alel di dalam
semua individu yang menyusun populasi. Frekuensi gen di dalam
populasi bersifat tetap dari waktu ke waktu. Keadaan tetap konstan ini
mentaati hukum Hardy-Weinberg. Rumus hukum Handy-Weinberg
adalah sebagai berikut :
a. Misal alel yang dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a.
b. Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan q secara berurutan;
freq(A) = p; freq(a) = q; p + q = 1.
c. Apabila populasi berada dalam kesetimbangan, maka
d. freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi,
e. freq(aa) = q2 untuk homozigot aa,
f. dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot.

2. Syarat Berlakunya Hukum Hardy-Weinberg


a. Ukuran populasi cukup besar
b. Populasi terisolasi
c. Jumlah mutasi gen dalam alel setimbang
d. Perkawinan acak
e. Kemampuan reproduksi antar individu sama

Hardy-Weinberg
Faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan Hukum Hardy-
Weinberg adalah :
a. Perubahan anggun gen karena kebetulan
b.Terjadi arus gen secara tidak seimbang
c. Mutasi tidak seimbang
d.Perkawinan tidak acak.
Jadi, seleksi alam dapat digambarkan sebagai berikut :
Seleksi alam menghasilkan ketidakseimbangan genetik
menyebabkan perubahan adaptif menyebabkan evolusi
Empat faktor perubahan frekuensi gen di dalam populasi
(yang telah disebutkan di atas) disebut sebagai factor penyebab evolusi
mikro (faktor penyebab terjadinya penyimpangan Hukum Hardy-
Weinberg). Evolusi mikro adalah perubahan bertahap pada tingkat gen
yang menimbulkan perubahan fenotip (penampakan fisik) organisme.
Evolusi mikro merupakan bagian dari makroevolusi. Evolusi makro
adalah perubahan secara bertahap yang menyebabkan terbentuknya
suatu kelompok taksonomi seperti spesies baru, genus baru, dll.
Contoh evolusi mikro adalah perubahan frekuensi gen-gen pada Biston
betularia.

Gambar 16. Biston betularia.


Bersyap gelap dan terang
3. Macam Seleksi Alam pada Evolusi Mikro
a. Seleksi alam yang menyeimbangkan alel rata-rata
b. Seleksi alam yang membagi atau memecah spesies menjadi dua
spesies dengan sifat ekstrim.
c. Seleksi alam yang mengarahkan.
4. Pengaruh Seleksi Alam terhadap Variasi
Variasi adalah keanekaragaman individu dalam suatu spesies.
Variasi disebabkan oleh variasi lingkungan dan variasi genetis.
Macam-macam variasi terdiri dari :
a. Poligeni : variasi kontinum yang disebabkan oleh banyak gen
memengaruhi satu fenotip
b. Polimorfisme : variasi yang disebabkan oleh aneka alel dalam
satu gen.
c. Cline : perubahan genetis disebabkan oleh karakter menurun
sepanjang perbedaan geografis yang berbeda secara kontinum
E. ASAL USUL BUMI DAN KEHIDUPAN
Hamparan pasir meluas, semburat jingga matahari yang
hampirtenggelam di batas horizon. Tuhan itu Mahaindah, dan Dia
mencintai keindahan. Maka, begitu banyak ciptaan-Nya yang indahluar
biasa.
1. Teori Asal Usul Bumi
a. Teori Kabut/Nebula.

Berdasarkan penanggalan batu yang


dibawa oleh misi Apollodari bulan, diketahui
bahwa bumi telah berusia 4,5 milyar tahun.
Sedangkanjagad raya telah berumurkurang
lebih 8-12 milyar tahun.Bagaimanakahawal
mula peristiwa terbentuknya bumi?
Gambar 17. Teori Kabut atau
Nebula.

Para pakar geologi dan astronomi berpendapat bahwa


bumiterbentuk dari bermilyar-milyar bintang yang tidak stabil.
Ketidakstabilantersebut menyebabkanbintang-bintang saling
bertabrakandanakhirnyaterjadi ledakan. Ledakan tersebut
menyebabkanterbentuknyagasdan debu hingga membentuk
kabut yang sangat tebal. Semakinlamakabut tersebut akan
mengalami kondensasi hingga akhirnyameledakdan
menghasilkan bintang-bintang dan planet-planet
termasukbumi. Teoriini dikenal dengan Teori Kabut atau
Nebula.

b. Teori BigBang.
Teori lain mengungkapkan
bahwa pada awalnya benda-
benda yang ada di angkasa
mengalami pemanasan dan
membentuk satu
vo lume. Gambar 18. Teori BigBang
Karena pemanasan tersebut disertai tekanan, maka
terjadi ledakan yang maha dahsyat. Ledakan tersebut
menghasilkan bintang yang berasal dari kondensasi gas dan
debu hasil ledakan. Bintang tersebut selanjutnya meledak lagi
dan terbentuklah planet planet termasuk bumi. Teori ni
dikenal dengan Teori BigBang.
Pada waktu pertama kali terbentuk, bumi masih dalam
keadaan sangat panas. Setelah mengalami berbagai proses,
akhirnya bumi mendingin dan terbentuklah lapisan-lapisan
bumi. Barulah kemudian samudera, sungai dan danau terisi
air. Dapatkah kalian membayangkan bagaimana kondisi bumi
pada waktu itu?Lalu kapankah kehidupan dimulai? Bagaimana
proses terbentuknya kehidupan tersebut? Simaklah uraian
mengenai teori asal usul kehidupan berikut ini
2. Asal-usul Kehidupan
Semua mahluk hidup tersusun atas sel. Berdasarkan bukti fosil
yang ditemukan, sel relah ada milyaran tahun yang lalu. Namun,
yang menjadi pertanyaan kapan dan bagaimana alaw kehidupan
dimulai?
Para ilmuan berusaha mencoba mencari jawaban mengenai
asal-usul kehidupan. Dari percobaan-percobaan yang mereka
lakukan, dihasilkan beberapa teori
a. Teori Abiogenesis Klasik
Teori abiogenesis (generatio spontanea) menerangkan bahwa
asal mula makhluk hidup adalah dari benda mati. Orang
menyusun teori itu berdasarkan fakta-fakta yang tidak terlalu
sulit ditemukan. Contohnya ikan dan katak berasal dari
lumpur, cacing berasal dari tanah, lalat berasal dari belatung
dan belatung dari daging yang busuk, serta kuman berasal dari
makanan basi.
Teori ini dianut oleh ilmuwan terdahulu (klasik), yaitu
antara lain Aristoteles (384-322 SM), kemudian diteguhkan
pula oleh seorang Belanda bernama Antony van
Leuwenhoek pada tahun 1677. Leuwenhoek didukung oleh
alat mikroskop temuannya yang dapat memperlihatkan
kuman, sel sperma, sel darah, dan lain-lain. Ia memperhatikan
majkhluk renik yang tumbuh berasal dari jerami yang
direndam, kuman berasal dari udara dan makanan basi.
Teori abiogenesis tersebut dianut selama lebih dari 20
abad tanpa ada sanggahan, sampai orang mulai kritis dengan
pertanyaan apa benar lalat muncul dari daging busuk begitu
saja tanpa ada peristiwa tertentu sebelumnya.
c. Teori Biogenesis
Teori abiogenesis klasik disanggah sejak abad ke-19.
Sanggahan utama dikemukakan oleh Louis Pasteur, Lazzaro
Spallanzani, dan Fransisco Redi. Pengamatan mereka yang
lebih terencana, teliti, dan sabar dalam eksperimen
membuktikan bahwa kuman yang tumbuh pada daging adalah
karena induk kuman sudah ada di daging busuk dan kalau
belatung lalat tumbuh dari daging busuk itu disebabkan oleh
induk lalat bertelur di daging tersebut

Percobaan Redi (1626-1697) Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-


1799)

Tujuan: Tujuan:
Untuk membuktikan bahwa Untuk membuktikan bahwa kuman tidak
belatung yang tumbu dari tumbuh dari kaldu daging yang steril.
daging adalah karena unduk
lalat yang bertelur
menghasilkan belatung di
daging tersebut.

Prosedur percobaan: Prosedur percobaan:


Digunakan tiga kelompok Digunakan dua kelompok labu.
stoples A, B, dan C. Stoples A
Kelompok satu berisi cairan kaldu daging
steril dari kuman, diisi sepotong
yang dipanaskan dan setelah dingin
daging dan ditutup kain rapat.
dibiarkan terbuka beberapa hari.
Stoples B diisi sepotong daging
lalu ditutup kain kasa. Stoples C Kelompok dua berisi cairan kaldu daging
diisi sepotong daging dan yang dipanaskan, kemudian ditutup rapat-
dibiarkan terbuka. rapat dan didinginkan serta dibiarkan
beberapa hari.
Ketiga kelompok stoples itu
dibiarkan beberapa hari.

Hasil: Hasil:
Pada stoples A tidak tumbuh Setelah beberapa hari, pada labu yang
belatung sama sekali. Pada dibiarkan terbuka, kaldunya berubah
stoples B lalat hinggap di atas keruh yang berarti mengandung kuman
kasa dan banyak belatung yang berkembang pesat.
tumbuh di atas kasa serta ada
Pada labu yang steril dan dibiarkan
sedikit yang tumbuh di daging.
tertutup rapat, tidak ditumbuhi kuman dan
Pada stoples C lalat hinggap di
atas daging dan banyak kaldu tetap tampak jernih.
belatung tumbuh di daging.

Kesimpulan: Kesimpulan:
Belatung hanya tumbuh dari Kaldu keruh karena tidak steril, yang
daging yang disinggahi lalat menyebabkan adanya pertumbuhan
(untuk bertelur). kuman yang terbawa oleh udara.

Gambar 20. Percobaan Redi

Gambar 21. percobaan Spallianzani dengan menggunakan kaldu daging

d. Percobaan Louis
Pasteur (1822-1895) Pada dasarnya,
percobaan Pasteur menyempurnakan
percobaan Spallanzani. Ia menggunakan
labu yang berhubungan dengan pipa
bentuk leher angsa, yaitu melengkung
Gambar 22. Peracoban Paasteur yang
dua kali sehingga kalau ditegakkan akan
menyebabkan
menggunakan kaldu dan labu berpipa mikroorganisme dari udara tidak dapat
bentuk leher angsa mencapai kaldu meskipun udara dapat tetap masuk,
karena terperangkap di lengkungan pipa. Lalu labu itu
diisi kaldu daging dan dipanaskan hingga steril
kemudian dibiarkan beberapa hari. Ternyata kaldu
tetap jernih steril. Bila labu yang diberi pipa bentuk
leher angsa itu dimiringkan sampai kaldu keluar dari
ujung pipa, lalu dibiarkan tegak, ternyata kaldu
menjadi keruh yang berarti ada mikroorganisme dari
udara sewaktu labu miring.
Bukti-bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut
cukup kuat untuk menyanggah teori abiogenesis yang sudah
dianut sejak Aristoteles hidup. Sebaliknya, bukti tersebut
sekaligus membangun teori baru yang dinamakan teori
biogenesis.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup. Teori ini memiliki tiga semboyan,
yaitu:
 omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk
hidup berasal dari telur;
 omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal
dari makhluk hidup;
 omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup.
e. Teori Abiogenesis Modern: Evolusi Kimia
Proses pembentukan kehidupan di permukaan bumi
terjadi secara perlahan-lahan menghasilkan adanya kehidupan
yang diterangkan menurut teori abiogenesis modern oleh
Oparin dan Haldane. Pada tahun 1920-an, dua orang ahli
(Oparin dari Rusia dan Haldane dari Inggris) membuat
postulat bahwa atmosfer bumi pada zaman purba memiliki
kecenderungan menyintesis senyawa organic dari molekul
anorganik purba, yaitu metana (CH4), ammonia (NH3),
hidrogen (H2), dan air (H2O). Namun, Oparin dan Haldane
hanya mengemukakan pstulat (hipotesis yang tidak didukung
dengan bukti-bukti). Alasannya karena sulit meniru kondisi
atmosfer purba.
Tahapan Evolusi Kimia
Evolusi kimia berlangsung sebelum evolusi biologi. Tahapan
yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut.
1) Pembentukan senyawa kimia organik sederhana dari zat-
zat anorganik dengan bantuan energi kosmis di atmosfer
purba.
2) Pembentukan senyawa kimia yang lebih kompleks: urea,
formaldehid, asetat, dan sebagainya asam amino, glukosa,
asam lemak, nukleotida.
3) Pembentukan senyawa kompleks dengan cara polimerasi
senyawa monomer organic:
a) asam amino polimer protein
b) glukosa polimer amilum, selulosa
c) asam lemak + gliserol lemak
d) nukleotida RNA
4) Beberapa molekul sederhana dan molekul polimer
berinteraksi menjadi agregat seluler. Beberapa molekul
berfungsi secara structural dan menjadi substrat reaksi
untuk menghasilkan energi bagi reaksi-reaksi sintesis.
5) Beberapa molekul (nukleotida) mengalami polimerasi
menjadi RNA yang mampu bertindak sebagai enzim
untuk sintesis, sekaligus mengarahkan jalannya reaksi-
reaksi dalam kompartemen (koaservat atau protobion).
6) RNA menjadi cukup stabil untuk bertindak sebagai
molekul pembawa informasi genetis.
7) Reaksi-reaksi kimia agregat cikal bakal seluler tersebut
tersekat atau terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) dan
ini menjadi cikal bakal sel.
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa ilmuwan
mengemukakan pendapat serta melakukan eksperimen. Di antaranya
adalah: Harold Urey dan Stanley Miller.
Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)
Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-
zatanorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada diatmosfer
berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen,dan uap air.
Semua zat ini bereaksi membentuk zat organikkarena energi
petir.Menurut Urey, proses terbentuknya makhluk hidup
dapatdijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:
Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air tersedia
sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap II : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat bereaksi
membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
Tahap III : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang memiliki
susunan kimia, seperti susunan kimia pada virus.
Tahap IV : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan
tahun menjadi organisme (makhluk hidup) yang lebih
kompleks.

Teori kimia menurut Stanley Miller


Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil
membuatmodel alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis
Urey.Miller memasukkan uap air, metana, amonia, gas hidrogen,
dankarbondioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung
tersebutkemudian dipanasi. Untuk mengganti energi listrik
halilintarke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan
listrikbertegangan tinggi sekitar 75.000 volt. Hal ini
dimaksudkanuntuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu
terjadipembentukan zat organik secara spontan.Dengan adanya energi
listrik, terjadilah reaksi-reaksi yangmembentuk zat baru. Zat-zat yang
terbentuk didinginkan dan ditampung. Hasil reaksi kemudian
dianalisis.Ternyata, di dalamnya terbentuk zat organiksederhana,
seperti asam amino, gula sederhanaseperti ribosa dan adenin.
Dengan demikian,Miller dapat membuktikan bahwa zat
organikdapat terbentuk dari zat anorganik secaraspontan.Sejak saat
itu, perkembangan ilmu evolusikimia makin maju dengan
ditemukannyasenyawa-senyawa penyusun unsur kehidupan.Salah
satu peneliti bernama Melvin Calvin yangmenemukan bahwa radiasi
sinar dapatmengubah metana, amonia, hidrogen, dan airmenjadi
molekul-molekul gula, asam amino,purin dan pirimidin yang
merupakan zat dasarpembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP.
Jadi, asal-usul kehidupan menurut TeoriEvolusi Kimia adalah
bahwa di dalam supprabiotik terkandung zat-zat organik, DNA, dan
RNA. RNAdapat melakukan sintesis protein atas perintah DNA.
Dengandemikian, di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah
itu,terbentuklah sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrofyang
mendapatkan makanan dari lingkungannya berupa zatzatorganik yang
melimpah. Sel tersebut mampu membelahdiri sehingga jumlahnya
makin banyak. Sejak saat ituberlangsunglahEvolusiBiologi.
f. Teori Abiotik yang Lain: Teori Panspermia
Teori ini menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organic
berasal dari meteorit dan komet yang masuk ke atmosfer bumi
sambil membawa zat-zat organic yang diperlukan bagi evolusi
makhluk hidup. Molekul organik itu telah terbentuk dari proses-
proses abiotik di luar angkasa. Beberapa material organik
(termasuk asam amino) memang telah ditemukan pada meteorit
yang masuk ke bumi. Teori Panspermia dan teori evolusi kimia
telah menerangkan bagaimana alam bumi pada awalnya
menyediakan material organik.
F. EVOLUSI BIOLOGI
Teori evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk hidup
pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi
kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel).
Berdasarkan hasil percobaan Oparin, Haldane, dan Urey, asal-usul
kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monomer organik pada
kondisi abiotik. Molekul dihasilkan secara abiotik disebut
protobion.Sel-sel hidup dapat berasal dari protobion. Protobion tidak
dapat melakukan reproduksi namun dapat mempertahankan
lingkungan kimia di dalamnya dari pengaruh lingkungan luar.
Protobio menunjukkan cirri-ciri hidup lainnya, yaitu mengalami
metabolisme.
Ada beberapa tipe protobion, yaitu koaservat, mikrosfir, dan liposom.
Koaservat
Koaservat merupakan tetesan stabil yang cenderung terbentuk
pada suspense makromolekul (polimer), misalnya polipeptida, asam
nukleat, dan polisakarida yang dikocok. Setiap koaservat merupakan
agregat makromolekul yang sangat hidrofobik (tidak suka air),
dikelilingi dan distabilkan oleh molekul air.
Jika pada koaservat ditambahkan enzim, enzim tersebut akan
diserap. Kemudian koaservat dapat menyerap substrat dari
sekelilingnya dan membebaskan produk dari hasil katalisis oleh
enzim.
Mikrosfir
Mikrosfir merupakan protobion yang terbentuk dengan
sendirinya menjadi tets-tetes kecil saat didinginkan. Mikrosfir
tersusun dari beberapa proteinoid. Mikrosfir dikelilingi membrane
dua lapis dan akan mengalami pembengkakan atau penciutan osmotik
saat ditempatkan dalam larutan garam dengan konsentrasi yang
berbeda.
Liposom
Liposom merupakan protobion yang langsung terbentuk
dengan sendirinya menjadi tetes-tetes kecil apabila komposisi
organiknya mengandung lipid tertentu. Lipid tersebut terorganisasi
menjadi dua lapisan molekul pada permukaan tetes tersebut, seperti
halnya dua lapis membran lipid pada membran plasma sel.
G. ASAL-USUL SEL PROKARIOTIK
Protobion dianggap sebagai bahan
dasar pembentuk sel purba
(progenot). Progenot merupakan
cikal bakal universal semmua
jenis sel yang ada sekarang.
Progenot berkembang menjadi
kelompok sel prokariotik purba,
seperti:

1. Archaebacteria Gambar 23. Sel Prokariot

Archaebacteria merupakan bakteri yang beradaptasi terhadap suhu


sekitar 100C, kadar garam tinggi, atau kadar asam tinggi. Bersifat
anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis
protein, memiliki pigmen fotosintetik berupa bakteriorodopsin,
dan mampu menghasilkan ATP sendiri.
2. Eubacteria.
Eubacteria merupakan bakteri yang hidup pada kondisi
lingkungan yang tidak seekstrim kondisi tempat hidup
Archaebacteria. Ada yang bersifat anaerob dan aerob, memiliki
dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan, memiliki pigmen
fotosintetik berupa bekterioklorofil, dna mampu menghasilkan
ATP secara lebih efisien karena sistem transport elektronnya lebih
berkembang.
Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur
lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Oleh karena
itu, para ahli menduga bahwa makhluk hidup yang pertama kali
muncul merupakan prokariot.
Bagaimana munculnya bakteri atau Cyanobacteria
tersebut? Seperti kita ketahui, kehidupan tidak muncul secara
spontan dari materi yang tidak hidup dan tidak berwujud seperti
yang ada sekarang ini. Namun, kondisi bumi sekarang sangat
berbeda dengan kondisi bumi saat baru berusia satu juta tahun.
Kondisi atmosfernya berbeda (misalnya kondisi oksigen yang
minimal), banyak petir, aktivitas gunung berapi, hantaman-
hantaman meteor, serta raidasi UV sangat tinggi dibandingkan
dengan keadaan bumi saat ini. Oleh karenanya, lingkungan pada
kondisi dulu memungkinkan bermulanya kehidupan ini. Namun,
masih banyak perdebatan mengenai asal-usul kehidupan di bumi.
H. ASAL-USUL SEL EUKARIOTIK
Sampai dengan
sekitar tahun 1970, diyakini
bahwa sel-sel eukariotik
berevolusi dari sel-sel
prokariotik melalui suatu
proses evolusi perlahan-
lahan, yaitu organel pada sel
prokariotik perlahan-lahan
berkembang menjadi lebih Gambar 24. Sel Eukariot
kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan Lynn Margulis dari
Universitas Boston. Margulis membuktikan teori yang sebelumnya
diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama
mitokondria dan kloroplas berasal dari prokariotik yang berukuran
kecil. Sel prokariotik tersebut menempati sitoplasma sel inang yang
berukuran lebih besar sehingga terbentuk sel eukariotik. Hipotesis ini
disebut sebagai teori endosimbiotik. Teori endosimbiotik bermakna
bahwa sel tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih sel
yang lebih sederhana, yang hidup simbiotik dengan sel inangnya.
Bagaimana sel eukariotik sederhana berevolusi menjadi tumbuhan
atau hewan? Berikut adalah tahapannya.
1. Evolusi Tumbuhan
Berdasarkan dugaan bergabungnya
endosimbion, terutama Cyanobacteria,
diperkirakan nenek moyang tumbuhan
merupakan konversi organism eukariot
heterotrof. Sel eukariotik yang bagian
flagelnya menghilang dan membentuk
kloroplas akan membentuk tumbuhan. Dari
Gambar 25. Alga diduga
sebagai endosimbion bentuk ini berkembang menjadi Algae.
Kebanyakan Algae (ganggang) merupakan organism perairan.
Beberapa ganggang bertalus dan berfilamen. Jenis ganggang
ini menutupi danau atau rawa. Pada awal periode Silurian,
ganggang secara periodic mengalami genangan dan
kekeringan. Pada saat kering yang panjang, ganggang rawa
atau laut dangkal mulai beradaptasi untuk melangsungkan
hidupnya di darat. Cara beradaptasi yang mungkin dilakukan
adalah dengan membentuk organ berkutikula tebal dan
bermanterl, untuk melindungi sel gamet dari kekeringan.
Diduga jenis-jenis ganggang ini berevolusi menjadi tumbuhan
lamut dan paku, dan pada evolusi tahap lanjut menjadi
tumbuhan berpembuluh.
2. Evolusi Hewan
Hewan berevolusi dari Protista
(kelompok ganggang) berflagel
menjadi organisme kelompok
Protozoa, seperti Trypanosoma
dan Protozoa bersilia.
Pada evolusi hewan, yang
terjadi selanjutnya adalah
perubahan hewan bersel satu
menjadi hewan bersel banyak
Gambar 26. Protozoa bersilia
(multiseluler). Hewan bersel
banyak ini diperkirakan pada mulanya berbentuk bola berongga
yang terdiri dari satu lapis sel (blastea).
Beberapa hewan invertebrate laut melakukan adaptasi untuk
dapat hidup di darat. Adaptasi yang dilakukan berupa
penyesuaian alat pernapasan untuk menghirup oksigen dari
udara, dan alat gerak agar dapat bergerak di darat.
I. KECENDERUNGAN BARU TEORI EVOLUSI
Konsep baru tentang evolusi yaitu teori netral, evolusi
netral, dan mutasi netral. Teori netral adalah teori yang
menerangkan bahwa pada level molekul, seleksi alam tidak selalu
bekerja. Bagian DNA atau protein yang bebas dari tekanan seleksi
alam akan mengalami evolusi netral. Evolusi netral adalah evolusi
yang menghasilkan keanekaragaman tanpa fungsi tertentu (contoh:
keanekaragaman isozim = kumpulan enzim yang bekerja sama untuk
menghasilkan suatu substrat). Mutasi netral adalah mutasi yang
menghasilkan sifat baru tanpa dibebani seleksi alam.
a. Pandangan Baru Teori Evolusi
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidangbiologi molekuler, Teori Evolusi pun berkembang
mengikuti perkembangan penelitian yang dilakukan para ahli
biologi molekuler. Perkembangan tersebut mengarahkan
kepercayaan para ilmuwan kepada Teori evolusi Biokimia
kehidupan. Masih ingatkah kalian mengeni Teori Evolusi Biokimia
yang telah dipelajari pada sub bab sebelumnya? Teori Evolusi
Biokimia menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan
anorganik yang mengalami peubahan menjadi bahan organik.
Perubahan-perubahan secara kimiawi terjadidari waktu ke waktu
hingga terbentuklah kehidupan yangpaling sederhana yaitu
protobion. Bentuk kehidupan pertama ditandaidengan adanya
senyawa kompleks yang menunjukkan ciri-ciri kehidupan. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya metabolisme, reproduksi serta
ketanggapan terhadap faktor lingkungan yang terjadi di dalam
tubuh senyawakompleks tersebut.
RANGKUMAN
1. Evolusi merupakan suatu proses perubahan makhluk hidup dari waktu
ke waktu menuju ke arah kesempurnaan.
2. Tokoh evolusi pertama yang gagasannya dapat diterima oleh kalangan
luas adalah Charles Darwin. Pokok-pokok evolusi menurut Darwin
adalah:
a. Spesies yang hidup pada masa ini berasal dari spesies yang hidup
pada masa lampau.
b. Evolusi terjadi melalui mekanisme seleksi alam.
3. Peristiwa evolusi dapat dibuktikan dengan hasil studi dari berbagai
bidang ilmu yang meliputi: anatomiperbandingan, embriologi,
paleontologi, perbandingan biokimia, biogeografi serta domestikasi.
4. Mekanisme evolusi dapat terjadi karena beberapa kondisi yang
mendukung yaitu: variasi genetik yang disebabkan oleh mutasi dan
rekombinasi serta peristiwa seleksi alam.
5. Menurut Hardy-Weinberg frekuensi gen dalam suatu populasi akan
selalu konstan dari generasi ke generasi berikutnya asalkan dipenuhi
beberapa persyaratan yaitu tidak terjadinya mutasi, seleksi alam dan
aliran gen (genetic flow), terjadi perkawinan acak, populasi besar dan
frekuensi antara gen jantan dan betina sama. Spesiasi merupakan
peristiwa terbentuknya spesies baru yang berbeda dari nenek
moyangnya.
6. Mekanisme isolasi reproduksi dapat terjadi melalui isolasi habitat,
isolasi musim, isolasi tingkah laku, isolasi mekanik, isolasi gamet,
terbentuknya bastar mandul dan terbentuknya bastar mati bujang.
7. Ada tiga teori asal usul kehidupan yang dikenal yaitu: Teori
Abiogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda
mati; Teori Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari kehidupan sebelumnya; dan Teori Evolusi Biokimia yang
menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan anorganik yang
mengalami perubahan-perubahan secara kimiawi sampai muncul
bentuk kehidupan yang pertama. Bentuk kehidupan pertama adalah
senyawa kompleks (protobion) yang dapat bermetabolisme,
bereplikasi dan terdapat unsur genetik RNA di dalamnya.
8. Stanley Miller dan Harold Urey berhasil membuktikan bahwa bahan
organik dapat terbentuk dari bahan anorganik dengan menciptakan
alat dan atmosfer yang hampir serupa dengan kondisi primitif bumi
9. Teori modern tentang asal usul kehidupan yang paling berkembang
adalah Teori Evolusi Biokimia.
10. Kelemahan Teori Evolusi Darwin disebabkan masih minimnya ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang biologi molekuler yang dapat
dijadikan sebagai penjelas Teori Evolusi Darwin.

Uji kompetensi
A Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Jerapah yang sekarang berleher panjang disebabkan karena
penyesuaiannya terhadap persediaan makanan. Pernyataan ini
dikemukakan oleh . . . .
a. Charles Darwin
b. Herbert
c. SpencerJ. B. Lamarck
d. Charles Lyell
e. Hardy Weinberg
2. Persamaan pandangan tentang evolusi antara Charles Darwin dan
J.B. Lamarck adalah . . . .
a. Adanya seleksi alam
b. Makhluk hidup mengalami perubahan dari waktu ke waktu
yang mengarah kepada kesempurnaan
c. Makhluk hidup harus beradaptasi agar dapat mempertahankan
eksistensi dirinya
d. Evolusi terjadi karena adanya peristiwa mutasi
e. Makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk
hidup pada masa lampau
3. Seleksi alam menurut Darwin adalah . . . .
a. Individu yang dapat bersaing dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya akan bertahan dan mampu berkembang biak
b. Munculnya individu baru dalam populasi yang berubah
frekuensi gennya
c. Perubahan frekuensi gen, alel atau kromosom secara spontan
d. Individu harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar
dapat bertahan
e. Ciri makhluk hidup yang ada sekarang merupakan pewarisan
dari nenek moyangnya
4. Weismann adalah seorang ahli yang menentang teori pewarisan
keturunan pada organisme yang mengalami perubahan secara
morfologi. Percobaan yang dilakukannya adalahdengan . . . .
a. Mengawinkan dua ekor lalat buah heterozigot
b. Mengawinkan dua ekor tikus yang tidak dipotong ekornya
c. Mengamati kupu-kupu Biston betularia pada masa revolusi
industri
d. Mengamati kadal pasir yang hidup digurun
e. Mengawinkan dua ekor tikus yang dipotongekornya
5. Pengaruh seleksi alam terhadap adanya evolusi adalah . . . .
a. Terjadinya rekombinasi genetik pada anggota populasi
b. Munculnya individu baru yang lebih tahan terhadap
lingkungan
c. Terjadinya perubahan lingkungan yang mengarahkan kepada
adaptasi
d. Adaptasi organisme yang tidak dapat bertahan dengan kondisi
lingkungan
e. Munculnya individu yang tidak sempurna
6. Konsep evolusi tentang use and disuse dikemukakan oleh . . . .
a. Charles Darwin
b. Herbert Spencer
c. Charles Lyell
d. Hardy Weinberg
e. J.B. Lamarck
7. Perbandingan struktur homologi organ merupakan salah satu bukti
evolusi. Contoh struktur homolog adalah . . . .
a. Struktur dasar lengan manusia, sayap burung dan sirip anjing
laut
b. Adanya lekuk brankial pada embrio manusia
c. Struktur tulang ekor pada manusia dengan tulang ekor pada
ikan paus
d. Kesamaan asam amino yang terdapat pada rantai hemoglobin
manusia dengan vertebrata lain
e. Sayap burung dan sayap kelelawar
8. Seorang ahli geologi yang berjasa bagi Darwin berkaitan dengan hasil
penelitiannya tentang lapisan-lapisan bumi yang berhubungan dengan
fosil tertua dan muda adalah . . . .
a. Herbert Spencer
b. Charles Darwin
c. Charles lyell
d. Weismann
e. J.B. Lamarck
9. Berikut ini bukti-bukti evolusi, kecuali . . . .
a. Bukti paleontologi
b. Bukti embriologi
c. Bukti anatomi
d. Struktur vestigial
e. Bukti morfologi
10. Perbedaan jumlah asam amino pada rantai hemoglobin manusia
dengan beberapa spesies lain adalah . . . .
a. Anjing
b. Monyet rhesus
c. Gorilla
d. Gibbon

B Kerjakan soal-soal berikut dengan benar.


1. Bagaimanakah pengalaman Darwin selama pelayarannya
telahmemengaruhi pandangannya terhadap spesies?
2. Bagaimanakah keturunan yang telah mengalami modifi kasi
menjelaskan keanekaragaman makhluk hidup?
3. Jelaskan bagaimana pembentukan fosil menggambarkan catatan
kehidupan masa lampau secara kronologis.
4. Bagaimanakah usaha yang dilakukan oleh para ahli dalam
membuktikan bahwa kehidupan berasal dari benda mati?
5. Sebutkan dan jelaskan percobaan yang dilakukan oleh para ahli dalam
membuktikan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya.
Bagaimanakah langkah-langkah percobaan yang dilakukan oleh
Miller dan Urey dalam membuktikan hipotesis Oparin tentang asal
usul kehidupan?
PETA KONSEP
BAB 10
BIOTEKNOLOGI
KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi dan penerapannya
sebagai upaya peningkaan kesejahteraan.

Sumber : https://www.google.com

Kalian tentu mengenal makanan-makanan pada gambar diatas,


bahkan mungkin sering memakannya. Tahukah kalian? Mengapa makan
tersebut disebut sebagai hasil dari bioteknologi? Apa perbedaannya dengan
jenis-jenis makanan lain yang bukan hasil bioteknologi ?
Fenomena hasil bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari akan kamu
pelajari pada bab ini. Pada bab ini kamu akan mempelajarai pengertian
bioteknologi dan penerapannya.
PENDAHULUAN
Pernakah kalian melihat cara pembuatan tempe? Pernakah pula kamu
membayangkan bagaimana cara petani mendapatkan tanaman yang tahan
terhadap serangan hama penyakit atau bagaimana cara seorang peternak
memiliki sapi yang banyak menghasilkan susu? Kamu tentu juga pernah
mendengar atau membaca tentang tanaman atau makanan hasil rekayasa
genetika (Genetically Modified Plants atau Genetically Modified Foods).
Tempe, tanaman yang tahan terhadap serangan hama penyakit, sapi yang
mampu menghasilkan banyak susu, tanaman dan makanan hasil rekayasa
genetika merupakan hasil dari bioteknologi.
Bioteknologi banyak membantu manusia dalam menjalakan
kehidupannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebenarnya,
bioteknologi telah dipraktekkan orang ribuan tahun yang lalu dengan cara-
cara yang masih sangat sederhana. Namun, sejalan dengan perkembangan
jaman, bioteknologi mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Bioteknologi pada beberapa tahun terakhir telah memacu perubahan
berbagai bidang, seperti bidang pertanian, perternakan dan kedokteran.

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan organisme
atau bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa. Dalam
perkembangan lebih lanjut, bioteknologi didefinisikan sebagai
pemanfaatan prinsip-prinsip dan rekayasa terhadap organisme, sistem
atau proses biologis untuk manghasilkan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan
hidup manusia.

B. ILMU-ILMU YANG DIGUNAKAN DALAM BIOTEKNOLOGI


1. Mikrobiologi: cabang biologi yang mempelajari mikroba atau jasad
renik.Contoh: mikroba berupa bakteri dapat tumbuh pada kisaran
suhu tertentu.
Psikrofil: tumbuh pada suhu 0°C hingga 30°C.
Mesofil: tumbuh pada suhu 25°C hingga 40°C.
Temofil: tumbuh pada suhu 50°C atau lebih
2. Genetika: cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat – sifat
genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pemahaman mengenai bentuk dan karakteristik materi pewaris sifat,
yaitu DNA (gen) akan membantu percepatan kemajuan bioteknologi.
3. Biokimia: cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari
aspek kimia.Biokimia menganggap hidup adalah kimia, gejala hidup
adalah gejala kimia, dan proses – proses hidup diselenggarakan atas
dasar reaksi dan peristiwa kimia. Dengan biokimia, ahli bioteknologi
memperlakukan makhluk hidup sebagai bahan kimia yan dapat
dipadukan dan direkayasa.

C. PRINSIP-PRINSIP DASAR BIOTEKNOLOGI


Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari bioteknologi,
yaitu fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur jaringan,
rekombinasi DNA, dan analisa DNA.
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah
salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu
bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh
mikroorganisme. Proses fermentasi ini merupakan bioteknologi
sederhana dan sudah dikenal sejak jaman dahulu. Contohnya
pembutan roti, minuman anggur, yoghurt, tuak dan sake.
2. Seleksi dan Persilangan
Proses seleksi dilakukan dengan memenipulasi DNA yang ada
pada mikroba, tanaman, atau hewan agar menjadi mikroba, tanaman,
atau hewan dengan sifat yang lebih baik sehingga apabila disilangkan
akan menjadi bibit unggul yang baik untuk masa depan. Contohnya,
ayam Leghorn, sapi ayrshire, padi Cisadane kedelai Muria, dan
jagung Metro.
3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari cirri atau sifat dan gen makhluk hidup
dari generasi ke generasi untuk mendapatkan sifat atau ciri yang
unggul serta interaksi antara gen dan lingkungan agr menghasilkan
keturunan yang baik.
4. Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik
pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan
(artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar
individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut
kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa
Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam
tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau material tembus
pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan
untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk
manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi
media tertentu.
Selain itu, kultur jaringan diartikan juga sebagai proses
menumbuhkan atau memperbanyak jaringan hewan dan tanaman dari
jaringan atau selnya di dalam laboratorium tanpa mendapat gangguan
dari organisme lain. Proses ini dimanfaatkan untuk perbanyakan,
produksi bahan-bahan kimia, dan riset di bidang pengobatan.
Contohnya kultur jaringan anggrek dan pisang.
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial
adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat
bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung
kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang
diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua
penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media
padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di
air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu
bergerak, tergantung kebutuhan.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini
mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak,
karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan adalahPembuatan media
a. Inisiasi
b. Sterilisasi
c. Multiplikasi
d. Pengakaran
e. Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan
jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan
biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat
pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik
jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur
jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada
tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga
harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang
akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk
kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan
harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan
terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di
laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang
telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti
berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan
bakteri).
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar
dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-
hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup
digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap
sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara
yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
5. Rekombinasi DNA
Proses transfer segmen DNA dari satu organisme ke DNA
organisme lain dinamakan rekombinasi DNA. Kedua organisme itu
dapat saja tidak memiliki hubungan atau kekerabatan. Contohnya,
penyisipan gen manusia pada bakteri Bacillus thuringiensis sehingga
bakteri tersebut dapat memproduksi insulin.
Rekombinasi merupakan hasil teknologi atau rekombinasi
DNA di laboratorium. Dengan teknologi DNA dapat
diproduksi atau dibuat fragmen DNA tertentu. Enzim digunakan
untuk memotong fragmen DNA dan menempelkan fragmen DNA ke
tempat yang diinginkan. Enzim restriksi digunakan untuk memotong
fragmen DNA menjadi fragmen-fragmen. Sementara enzim DNA
ligase menyambungkan antar fragmen DNA. Dengan pemotongan
dan penyambungan kembali bagian yang diinginkan dapat didesain
urutan DNA sesuai kode yang diinginkan atau gen yang diinginkan.
Gen dapat diklon dalam plasmid rekombinan, plasmid buatan
hasil rekombinasi. Plasmid adalah DNA sirkuler yang dimiliki
bakteri dapat bereplikasi dan diturunkan ketika sel bakteri
membelah. Plasmid diartikan juga sebagai salah satu vektor atau
pembawa rekombinan gen atau rekombinan DNA. Gen yang telah
diklon dapat disimpan dalam pustaka genom berupa plasmid
rekombinan atau virus DNA rekombinan. Enzim reverse
transcriptase dapat membuat DNA dari RNA dan kemudian DNA
hasilnya dapat diklon. Molekul probe atau molekul penanda dapat
digunakan untuk mengidentifikasi gen khusus yang dibawa suatu
DNA (gen) klon. Ada alat otomatik untuk membuat proses sintesa
DNA yang cepat dan mensekuens urutan DNA.
Metoda untuk menganalisa fragmen DNA hasil kerja enzim
restriksi dan mendeteksi perbedaan fragmen yang dihasilkan telah
ada Metode PCR dapat memperbanyak sampel DNA yang dituju.
Rekayasa genetika pada sel bakteria, yeast, tanaman, hewan
digunakan untuk menghasilkan produk gen secara massal. Kelebihan
teknologi DNA atau rekayasa genetika menjadi penyebab revolusi
pada industri farmasi dan pengobatan manusia, bidang pertanian,
dan rekayasa genetika sudah sangat akrab, hewan transgenik dan
pengembangan riset masa kini. Kekurangan teknologi DNA
membawa risiko, menimbulkan pertanyaan etika yang penting.
6. Analisis DNA
Proses reaksi rantai polymerase sehingga dapat membuat kopi
(salinan) dari DNA. Proses ini berguna untuk memetakan DNA
sehingga dapat diketahui dengan pasti DNA dari satu organisme
untuk menentukan genetik keturunannya. Teknik ini biasanya
digunakan untuk mendapatkan atau mengenali DNA dari korban –
korban kecelakaan yang sulit diidentifikasi oleh tim
forensik.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti
biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika,
kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Beberapa teknologi yang mendasari Bioteknologi adalah:
a. Teknologi Antibodi Monoklonal (TAM)
TAM menggunakan sel-sel sistem imunitas yang disebut
antibodi. Dengan mengetahui cara kerja antibodi, maka kita dapat
memanfaatkannya untuk keperluan deteksi, kuantitasi dan
lokalisasi. TAM saat ini telah digunakan untuk deteksi
kehamilan, alat diagnosis berbagai penyakit infeksi dan deteksi
sel-sel kanker.
b. Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses menggunakan sel-sel hidup atau
komponen mekanisme biokimia untuk mensintesis, menguraikan
atau membebaskan energi. Termasuk teknologi bioproses adalah
fermentasi dan biodegradasi.
c. Teknologi Sel dan Kultur Jaringan
Teknologi sel dan kultur jaringan adalah teknologi yang
memungkinkan kita menumbuhkan sel atau jaringan dalam
nutrien yang sesuai di laboratorium. Teknologi ini dapat
dilakukan pada tanaman maupun hewan.
d. Teknologi Biosensor
Teknologi biosensor merupakan gabungan antara biologi
molekuler dan mikroelektronika. Teknologi biosensor dapat
digunakan dalam berbagai bidang seperti pengukuran derajat
kesegaran suatu bahan pangan, memonitor suatu proses industri,
atau mendeteksi senyawa yang terdapat dalam jumlah kecil di
dalam darah.
e. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan
merupakan tulang punggung dan pemicu lahirnya bioteknologi
molekuler. DNA rekombinan dikonstruksi dengan
menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih sumber yang
berbeda atau melakukan perubahan secara terarah pada suatu
materi genetik tertentu. Rekayasa genetik merupakan usaha
manusia mencari varietas atau galur yang paling sesuai.
f. Teknologi Rekayasa Protein
Teknologi rekayasa protein sering digunakan bersamaan
dengan rekayasa genetika untuk meningkatkan profil atau kinerja
suatu protein dan untuk mengkonstruksi protein baru yang secara
alami tidak ada. Dengan teknologi rekayasa protein kita dapat
meningkatkan daya katalisis suatu enzim, sehingga dapat lebih
produktif pada kondisi proses-proses industri.

D. KLASIFIKASI BIOTEKNOLOGI
1. Bioteknologi Tradisional (Konvensional)
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana
yang menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yang terjadi
masih dalam tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional
menggunakan jasad hidup secara utuh. Proses biokimia dan proses
genetik terjadi secara alami. Manipulasi yang dilakukan dalam
bioteknologi ini hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan
media tumbuh serta tidak sampai pada tahap rekayasa genetika.
Seandainya ada, rekayasa yang berlangsung bersifat sederhana dan
perubahan yang terjadi tidak tepat sasaran.
Biotektologi konvensioanal tidak dipakai untuk pembuatan
produk secara mahal dan menggunakan biaya yang relatif rendah,
selain itu ilmu yang digunakan pun biasanya diwariskan secara
turun-temurun.
Aplikasi bioteknologi konvensional mencakup berbagai aspek
pada kehidupan manusia, seperti aspek pangan, pertanian,
perternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
a. Pangan
Beberapa contoh bioteknologi dibidang pangan, misalnya:
1) Tempe: dibuat dari kedelai dengan
menggunkan jamur Rhizopus.
2) Oncom: dibuat dari ampas kedelai dengan
menggunkan jamur Neurospora sitophila.
3) Tapai ketan: dibuat dari beras ketan
Sumber : dokumen penerbit
dengam menggunakan khamir
Saccharomyces cereviceae.
Gambar 1 : tempe
4) Kecap: dibuat dari kacang kedelai dengan
menggunakan jamur Aspergillus.
b. Pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian,
misalnya :
1) Hidroponik: cara bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat
menanam tanaman.
2) Suatu tanaman jenis mustard alami yang
diseleksi oleh manusia menghasilkan
Sumber : dokumen penerbit tanaman brokoli, kubis, kembang kol.
Gambar 2 :
kolablori, brokoli,
kubis kembang kol.

c. Peternakan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional dibidang perternakan,
misalnya :
1) Domba ankon: domba berkaki pendek dan
bengkok, sebagi hasil mutasi alami.
2) Sapi jersey yang diseleksi oleh manusia
agar menghasilkan susu dengan kandungan
krim lebih banyak.

Sumber : dokumen penerbit

Gambar 3 : domba
ankon
d. Kesehatan dan Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan,
misalnya :
1) Antibiotik yang digunakan untuk
pengobatan, diisolasi dari bakteri dan
jamur.
2) Vaksin: merupakan mikroorganisme atau
Sumber : dokumen penerbit bagian mikroorganisme yang toksinnya
Gambar 4 : vaksin telah dimatikan, bermanfaat untuk
meningkatkan imunitas.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa
tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan
dengan baik. Teknik yang sering digunakan adalah dengan
melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara terarah
sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan.
Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah
teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses
biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam
tabung percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal
dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk
menghasilkan organism transgenik. Organisme transgenik adalah
organisme yang urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah
diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.
Aplikasi bioteknoloogi modern juga mencakup berbagai aspek
kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian,
perternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
a. Pangan
Beberapa bioteknologi modern pada bidang pangan, misalnya :
1) Buah tomat hasil manipulasi genetik
sehingga tahan lama, tidak cepat matang
serta membusuk.
2) Kentang yang telah mengalami mutasi
genetik sehingga kadar pati kentang
Sumber : dokumen penerbit
meningkat 20% dari kentang biasa.

Gambar 5 : Tomat
genetik
b. Pertanian
Beberapa bioteknologi modern pada bidang pertanian, misalnya :
1) Tanaman kedelai Tengger dan kedelai hijau
Camar yang berumur pendek dengan
produktivitas tinggi, diperoleh dari radiasi
seleksi biji – biji kedelai.
sumber :
2) Tanaman jagung dan kapas yang resisten
https;//www.google.com
terhadap serangan penyakit gen tertentu.
Gambar 6 :tanaman
jagung

c. Peternakan
Beberapa bioteknologi modern pada bidang perternakan, misalnya
1) Pembelahan embrio secara fisik mampu
menghasilkan kembar identik pada domba,
sapi, babi, kuda.
2) Ternak unggul hasil manipulasi genetik,
contohnya unggul pada daging dan
susunya.
sumber :

https;//www.google.com

Gambar 7 : domba
d. Kesehatan dan pengobatan
Beberapa bioteknologi modern pada bidang kesehatan dan
pengobatan, misalnya :
1) Hormon pertumbuhan somatotropin yang
dihasilkan Escherichia coli.
2) Manipulasi produksi vaksin dengan
menggunakan E. Coli agar lebih efisien.
Sumber : dokumen penerbit

Gambar 8 : vaksin

E. Bioteknologi dengan Menggunakan Mikroorganisme


Bioteknologi umumnya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri,
khamir (yeast), dan kapang, karena:

1. Pertumbuhannya cepat
2. Sel – selnya memiliki kandungan protein yang tinggi
3. Dapat menggunakan produk – produk sisa sebagai substratnya
4. Menghasilkan produk yang tidak toksik
5. Sebagai organisme hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim
organisme itu sendiri sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan
dari luar.

Gambar 9 : yeast
1. Mikroorganisme Pengubah dan Penghasil Makanan atau
Minuman
a. Mikroorganisme dapat mengubah nilai gizi makanan atau
minuman dalam proses fermentasi.
b. Proses fermentasi: perubahan enzimatik secara anaerob dari
senyawa organik menjadi produk organik yang lebih sederhana.
c. Mikroorganisme pada proses fermentasi menyebabkan perubahan
senyawa – senyawa kompleks pada makanan atau minuman
menjadi senyawa yang lebih sederhana dan peningkatan cita rasa
dan aroma makanan atau minuman.

Gambar 10 : mikroorgansime pada


proses fermentasi

Sumber : https://www.google.com
Gambar 11 : oncom

Contoh : Oncom dibuat dari ampas tahu, singkong, kelapa,


atau kacang tanah, dengan penambahan mikroorganisme berupa
Neurospora. Neurospora mengeluarkan enzim amilase, lipase, dan
protease yang aktif selama proses fermentasi, juga menguraikan
bahan – bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, kelapa.
Fermentasi pada pembuatan oncom juga menyebabkan terbentuknya
sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap.

Mikroorganisme dapat dijadikan langsung sebagai sumber


makanan. Karena:
1. Massa mikroorganisme dapat tumbuh 2 kali lipat dalam waktu
satu jam.
2. Massa mikroba minimal mengandung 40% protein serta memiliki
kandungan vitamin dan mineral yang tinggi.
3. Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut protein sel
tunggal (single-cell protein). Protein sel tunggal merupakan
makanan kaya protein yang berasal dari mikroorganisme. Sampai
sengan saat ini mikroorganisme protein sel tunggal ditumbuhkan
di dalam sirup glukosa, ampas buah – buahan, dan sisa berbagai
produk pertanian.

 Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu jamur


Fusarium graminearum yang mengandung protein 45% dan
lemak 13%. Fusarium sangat bergizi seperti halnya daging.
Kelebihannya adalah memiliki kandungan serat tinggi dan bebas
kolesterol. Hifa jamur Fusarium (mikoprotein) makanan yang
sangat bergizi.

2. Mikroorganisme Penghasil Obat

Sumber : https://www.google.com
Gambar 12 : penisilin

a) Antibiotik: senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme


untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Empat
kelompok antibiotik,

 Penisilin: komponen utamanya berupa penisilin


 Sefalosporin: dihasilkan oleh jamur Cephalosporium.
 Tetrasiklin: dihasilkan oleh bakteri Streptomycin.
 Eritromisin: memiliki kisaran yang sama dengan penisilin.

b) Vaksin: mikroorganisme atau bagian mikroorganism yang telah


dilemahkan. Vaksin berasal dari,
 Mikroorganisme yang telah mati: digunakan untuk
menghasilkan vaksin batuk rejan dari bakteri penyebab batu
rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau
penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.
 Mikroorganisme yang telah dilemahkan: (vaksin atenuasi).
Vaksin yang melawan tuberkulosis dan poliomielitis.
Contohnya vaksin difteri dan tetanus yang dihasilkan dari
substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari bakteri.

3. Mikroorganisme Pembasmi Hama Tumbuhan


Bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) dapat ditemukan di tanah dan
tanaman. Bacillus thuringiensis merupakan spesies bakteri yang
dikembangkan menjadi insektisida mikrobial. Bakteri Bt menghasilkan
protein kristal yang dapat membunuh serangga maupun larva atau ulat
serangga. Berbagai macam Bt:

Sumber: dokumen penerbit


Gambar 13: Bacillus thuringiensis

 Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis menyerang kumbang


kentang colorado dan larva kumbang daun.
 Bacillus thuringiensis varietas kurstaki menyerang berbagai jenis
ulat tanaman pertanian.
 Bacillus thuringiensis varietas israelensis menyerang nyamuk dan
lalat hitam.
 Bacillus thuringiensis varietas aizawai menyerang larva ngengat
dan berbagai ulat, terutma ulat ngengat diamondback.

4. Mikroorganisme Pengolah Limbah


Mikroorganisme membantu pengolahan berbagai jenis limbah,
terutama dalam penguraian limbah organik. Tujuannya untuk
mengurangi kandungan BOD dan bahan padat tersuspensi. Pengolahan
limbah cair juga dibutuhkan untuk menghilangkan pupuk yang masuk
ke saluran air, bahan kimia beracun, dan padatan terlarut.
Pemrosesan limbah secara aerob terdiri dari 2 metode:

Sumber : https://www.google.com
Gambar 14 : pengolahan limbah

a. Pengolahan dengan Lumpur Aktif: pengolahan limbah cair dengan


membiakkan bakteri aerobik dalam satu tangki limbah yang diberi
aerasi dengan tujuan untuk menurunkan bahan organik yang
mengandung karbon atau nitrogen dalam limbah. Bakteri yang
berperan adalah bakteri heterotrof.
b. Pengolahan dengan Saringan Tetes: pengolahan limbah cair dengan
memanfaatkan teknologi biofilm. Biofilm merupakan lapisan
mikroorganisme yang menutupi hamparan saringan atau filter pada
dasar tangki limbah. Limbah yang berasal dari tangki sedimentasi
primer disemprotkan dari lengan – lengan penyemprot yang berputar
lambat di bagian atas tangki pengolahan saringan tetes ke hamparan
biofilm di dalam tangki. Mikroorganisme pada biofilm akan
menguraikannya.
c. Penguraian lumpur : penguraian lumpur yaitu proses penguraian
bahan padat yang terakumulasi dari pemerosesan aerob atau dari
endapan perlakuan fisik sebelumnya (misalnya perlakuan
pengendapan sebelum limbah cair diolah secara biologis). Lumpur
tersebut dibiarkan selama dua hingga tiga minggu didalam suatu
tangki atau bak yang tidak mengandung oksigen, pada suhu sekitar
30o hingga 40oC. Penguraian lumpur secara anaerob, mislanya
Methanobbacterium yang mengubah materi organic menjadi gas
metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan hydrogen (H2), termasuk
air serta mineral.

Sumber : https://www.google.com
Gambar 15 : pengolah limbah

5. Mkroorganisme Pemisah Logam dari Bijih Logam


Peranan mikroorganisme di dalam proses ekstraksi logam dari
bijihnya akan semakin penting karena:

 Deposit – deposit mineral yang lebih kaya sudah banyak


berkurang.
 Metode pengolahan bijih secara tradisional yaitu dengan
peleburan merupakan penyebab utama polusi udara dan kini
banak ditentang oleh kelompok pencinta lingkungan.
 Mikroorgnisme mampu memperbaiki kedua keadaan ini.
Contohnya beberrapa bakteri aerobik autotrofik, Thiobacillus
oxidans dan T. Ferrooxidans bila ditumbuhkan dalam
lingkungan yang mengandung bijih tembaga akan menghasilkan
asam dan mengoksidasi bijih tersebut disertai pemisahan logam
tembaganya.

F. Bioteknologi dengam Menggunakan Kultur Jaringan Tumbuhan

1. Kultur jaringan tumbuhan merupakan salah satu teknik klona


(kloning) tumbuhan. Suatu klon tumbuhan merupakan populasi
tumbuhan yang diproduksi secara aseksual dari satu nenek moyang.
Klon menghasilkan sejumlah besar tumbuhan yang identik secara
genetik. Klon tersebut ditumbuhkan dengan kultur jaringan pada
kondisi steril dengan mengontrol konsentrasi nutrien serta hormon.
2. Kultur jaringan tumbuhan (mikropropagasi): bentuk perbanyakan
tumbuhan secara vegetatif dengan memanipulasi jaringan somatik
tumbuhan di dalam kultur aseptik dengan lingkungan terkontrol.
Dengan kultur jaringan, tumbuhan utuh dapat dihasilkan dari bagian
akar, batang, atau daun, yang disebut eksplan. Eksplan dapat
membentuk tumbuhan yang utuh (planlet) karena adanya sifat
totipotensi. Totipotensi pada tumbuhan merupakan kemampuan sel
tumbuhan untuk berkembang menjadi tumbuhan utuh.
3. Potongan jaringan tumbuhan yang terdiri dari sejumlah kecil sel – sel
pada medium kultur yang sesuai dan dibiarkan tumbuh menjadi massa
sel yang belum terdiferensiasi disebut sebagai kalus. Medium kultur
membutuhkan gula, garam – garam anorganik, nitrogen organik, dan
unsur – unsur mikro.

Sumber : dokumen penerbit

Gambar 16 : kultur jaringan

G. Bioteknologi dengan Menggunakan Rekayasa Genetik


Rekayasa genetik: suatu kumpulan teknik – teknik eksperimental yang
memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan
melipatgandakan suatu fragmen DNA dalam bentuk murninya.
Tahapan Dasar Rekayasa Genetik:

1. Enzim restriksi memotong sekuen (urutan) basa spesifik pada molekul


DNA.
2. Enzim yang sama memotong sekuen yang sama pada plasmid DNA.
3. DNA dengan ujung yang sama dengan DNA plasmid.
4. DNA plasmid dengan ujung yang sama dengan DNA.
5. DNA asing, DNA plasmid, dan enzim – enzim modifikasi dicampur.
6. Sekumpulan plasmid rekombinan yang mengandung DNA asing
dimasukkan ke dalam sel inang.
7. Sel inang membelah dan memperbanyak plasmid rekombinan.

H. Manfaat Rekayasa Genetik


1. Manfaat Rekayasa Genetik di Bidang Kedokteran dan Farmasi:
a. Pembuatan insulin manusia oleh bakteri
b. Terapi gen manusia
c. Antibodi monoclonal
2. Manfaat Rekayasa Genetik di Bidang Peternakan dan Pertanian:
a. Organisme transgenik:
b. Transfer gen pada hewan
c. Klona embrio
d. Klona dengan transfer intiTanaman hasil rekayasa genetik
(transgenik)
I. Penanggulangan Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi telah menghasilkan produk-produk yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, perlu juga diperhatikan
dampak negatif dari perkembangan bioteknologi tersebut. Beberapa
dampak negatif yang mungkin timbul akibat perkembangan
bioteknologi diantaranya sebagai berikut .
 Alergi. Gen asing yang disisipkan pada organisme yang menjadi
makanan manusia dapat menyebabkan alergi terhadap individu
tertentu. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan pengujian dalam
jangka waktu yang lama untuk memastikan ada tidaknya efek
negatif tersebut terhadap konsumen. Selain itu, produk yang
mengandung organisme hasil rekayasa bioteknologi harus diberi
label dengan jelas guna member informasi kepada konsumen
mengenai produk yang dikonsumsi.
 Hilangnya plasma nuftah. Plasma nuftah atau keanekaragaman
makhluk hidup dapat musnah akibat budidaya hewan atau tumbuhan
yang unggul saja. Kepunahan plasma nuftah dapat diatasi dengan
melakukan pemeliharaan berbagai jenis hewan dan tumbuhan
disuatu situs konservasi tertentu.
 Rusaknya ekosistem. Gangguan terhadap kondisi normal lingkungan
dapat menyebabkan rusaknya ekosistem. Tanaman kapas Bt selain
menyebabkan matinya hama ulat yang memakannya, juga diduga
menyebabkan larva kupu-kupu lain ikut mati.
RANGKUMAN :
1. Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan organisme atau
bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa. Dalam
perkembangan lebih lanjut, bioteknologi didefinisikan sebagai
pemanfaatan prinsip-prinsip dan rekayasa terhadap organisme, sistem
atau proses biologis untuk manghasilkan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan
hidup manusia.
2. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana yang
menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yang terjadi masih dalam
tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional menggunakan jasad
hidup secara utuh. Proses biokimia dan proses genetik terjadi secara
alami.
3. Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi
dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik
yang sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi genetik
pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai
dengan yang diinginkan.
4. Aplikasi bioteknologi tradisional maupun modern dapat mencakup
bidang pangan, pertanian, perternakan, kesehatan dan pengobatan.
5. Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme mencakup :
 Mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau minuman
yaitu oncom , tempe, kecap, minuman anggur dan protein sel
tunggal.
 Mikroorganisme penghasil obat yaitu vaksin, dan antibiotik.
 Mikroorganisme pembasmi hama tanaman yaitu Kristal protein
bakteri Bacillus thuringiensis (Bt).
 Mikroorganisme pengolah limbah dengan proses lumpur aktif dan
proses saringan tetes.
 Mikroorganisme pemisah logam dari bijih logam dengan
menggunakan pencucuian microbial oleh Thiobacillus.
Uji kompetensi :
A. Pilihlah salah satu jawaban soal berikut deangan tepat dan benar.

1. Pemuliaan tanaman untuk


mendapatkan bibit unggul dengan 4. Salah satu cara pemanfaatan
cara memindahkan gen tertentu bioteknologi dalam bidang
dari suatu species lain dengan kedokteran adalah
perantaraan mikroorganisme menyambungkan .
dikenal sebagai … A. DNA bakteri ke dalam pancreas
A. Kultur jaringan manusia
B. Rekayasa genetic B. Kromosom bakteri ke dalam
C. Transplantasi DNA manusia
D. Radiasi induksi C. Gen yang memproduksi insulin
E. Mutasi buatan ke dalam DNA bakteri
D. DNA virus ke dalam DNA
2. Berikut ini merupakan bakteri
kelebihan pengawetan makanan E. Gen virus ke dalam gen bakteri
dengan menggunakan radiasi,
kecuali 5. Penerapan bioteknologi untuk
A. Kesegaran bahan pangan tidak mendapatkan varietas varietas
berubah unggul akan menjurus pada …
B. Tidak membusuk selamanya A. Meningkatnya jenis hama
C. Tidak menimbulkan polusi tanaman
lingkungan B. Meningkatnya keanekaragaman
D. Meningkatkan mutu dan genetic
hygiene bahan pangan C. Meningkatnya keanekaragaman
E. Tidak menimbulkan residu zat ekologi
kimia pada makanan D. Menurunkan kualitas produk
pertanian
3. Dampak negative yang E. Menurunkan kualitas
ditimbulkan oleh kemajuan ilmu lingkungan
dan teknologi terhadap sumber
daya manusia adalah .. 6. Pengaruh rekayasa genetic
A. Timbulnya pengangguran terhadap sumber daya protein
tenaga kerja pasar hewani adalah …
B. Menurunnya sumber plasma A. Meningkatnya biaya
nutfah pemeliharaan hewan
C. Produksi yang berlebihan B. Menurunkan variasi pada
menyebabkan turunnya harga hewan
D. Terjadinya perubahan sikap C. Meningkatnya daya tahan
social hewan terhadap virus
E. Lahan pertanian berkurang, D. Meningkatnya populasi hewan
produksi kecil E. Menurunnya jumlah makanan
yang dibutuhkan hewan E. Aspergillus oryzae
12. Teknik yang bisa digunakan
7. Berikut ini pemanfaatan untuk membantu penderita
rekayasa genetika untuk diabetes mellitus adalah…
meningkatkan kualitas kesehatan A. Terapi gen
manusia, kecuali … B. Plasmid
A. Insulin C. Retrovirus
B. Antibiotic D. Rekombinan DNA
C. Antibody monoclonal E. Mieioma
D. Interferon
E. Terapi gen sel sumsum tulang 13. Gen yang diberikan pada sapi
segar agar produksi susu sapi
8. Penerapan teknologi rekayasa meningkat adalah…..
genetika pada manusia pertama A. Somatotropin
kali adalah pada penderita … B. Tirotropin
A. Malaria C. Insulin
B. Diabetes D. Retrovirus
C. Asma E. Virulen
D. Ginjal
E. Jantung 14. Berikut ini merupakan cabang
ilmu biologi dan ilmu kimia yang
9. Berikut ini bahaya dari mendukung kemajuan dan
bioteknologi, kecuali .. perkembangan bioteknologi,
A. Digunakan untuk senjata kecuali……
biologis A. Fisiologi
B. Memunculkan organisme strain B. Biologi molekuler
jahat C. Inokulasi
C. Mengganggu keseimbangan D. Genetika
lingkungan E. Mikrobiologi
D. Menyalahi hukum dan nilai
masyarakat
E. Menambah keanekaragam 15. Manakah yang termasuk
hayati produk dari bioteknologi
konvensional?
10. Mikroorganisme yang A. Zat Glutamat
dimanfaatkan dalam pembuatan B. Kultur jaringan
asam sitrat adalah C. Autoklaf
A. Aspergillus niger D. Cloning
B. Aspergillus flavus E. Hibridoma
C. Aspergillus wentii
D. Aspergillus soyae
B. Jawablah Soal-Soal Berikut Dengan Tepat Dan Benar.
 Apa yang dimaksud bioteknologi
 Sebutkan mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan
produk makan berikut :
a. Keju
b. Roti
c. Kecap
d. Tape
 Apa yang dimaksud protein seri tunggal? Sebutkan
keunggulannya.
 Sebut dan jelaskan metode yang dapat diterapkan dalam
hidroponik
 Bagaimana dampak bioteknologi terhadap lingkungan ?

Anda mungkin juga menyukai