PERKEMBANGAN
Terdiri dari
Gen Hormon
BAB I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
b. Regenerasi
Regenerasi adalah kemampuann memperbaiki sel, jaringan,
atau bagian tubuh yang rusak, hilang, atau mati. Regenasi pada
hewan ada dua macam yaitu:
1) Regenerasi untuk memperbaiki bagiak tubuh yang rusak.
Contohnya pada ekor cecak
2) Regenerasi untuk membentuk individu yang baru. Contohnya
pada cacing pipih.
3. Metagenesis Pada Hewan
Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan
metagenesis pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi,
yaitu fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara
bergantian. Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan
Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan
Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur
hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual
(generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif).
RANGKUMAN
1) Rizokalin
2) Filokalin
3) Kaulokalin
4) Antokalin
5) Bunga
6) Daun
7) Batang
8) Akar
B. Essay
Sebagai katalisator
METABOLISME ENZIM
Tersusun atas
Terdiri atas
APOENZIM GUGUS
KATABOLISME ANABOLISME
PROTESTIK
Respirasi Kemosintesis
Terdiri
dari
Fotosintesis
Fermentasi
Kompenen essensial
A. PENGERTIAN METABOLISME
Metabolisme (dari bahasa yunani metabole, yang artinya
“berubah”). Metabolisme adalah suatu sifat baru dari kehidupan, yang
muncul dari interaksi spesifik antara molekul-molekul didalam
lingkungan sel yang teratur dengan baik (Cambell, 2005: hal 90). .
Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi agar
proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia
dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk energi
lain pada proses metabolisme Pada metabolisme karbohidrat (glukosa),
glikolisis dan daur Krebs merupakan jalur utama dalam pemecahan
glukosa menjadi energi. Seperti halnya glukosa, lemak dan protein juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dengan
menggunakan jalur metabolisme yang hampir sama. Melalui reaksi
hidrolisis, protein dalam sel akan dipecah menjadi asam amino-asam
amino. Monomer ini kemudian dapat diubah menjadi piruvat, Asetil
KoA atau zat-zat antara pada daur Krebs. Piruvat, Asetil KoA dan zat-zat
yang dihasilkan selama daur Krebs dapat disebut zat antara yang
nantinya dapat digunakan untuk menyusun senyawa-senyawa lain yang
dibutuhkan sel.
B. ANABOLISME
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan zat dari senyawa sederhana
menjadi senyawa lebih kompleks yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup. Penyusunan senyawa kimia umumnya memerlukan
energi, misalnya energi cahaya dalam fotosintesis dan energi kimia
dalam kemosintesis.
1. fotosintesis
Apa yang ada dalam
pikiran Anda tentang sebuah daun? Puji syukur
seharusnya kita panjatkan kepada Tuhan pencipta
alam semesta dengan segala isinya. Mengapa?
Dalam daun ini Tuhan menciptakan pengolah bahan
makanan pertama di dunia melalui proses
fotosintesis. Daun pisang seperti pada gambar di
samping dapat melakukan fotosintesis sehingga
menghasilkan karbohidrat yang disimpan di dalam
Gambarbuahnya.
Daun pisang
Buah pisang dapat menjadi bahan makanan bagi manusia.
dapat melakukan
fotosintesis
(Sudjino, 2009)
Sebuah bukti keagungan Tuhan yang telah menciptakan sistem yang
sempurna dalam tubuh makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Mudah-
mudahan uraian ini semakin menambah wawasan kita akan
keagungan Tuhan.
Fotosintesis merupakan peristiwa penyusunan senyawa karbon
organik dari senyawa karbon anorganik dengan bantuan energi cahaya.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh organisme fotoautotrof, seperti
tumbuhan hijau, ganggang dan beberapa jenis bakteri tertentu. Proses
fotosintesis juga terjadi di dalam kloroplas, kloroplas dapat dijumpai pada
daun, batang, atau kelopak bungan tumbuhan yang berwarna hijau.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang artinya cahaya dan sintesis
yang artinya penyusunan. Jadi, fotosintesis adalah proses penyusunan
bahan organik (karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi
cahaya. Proses ini hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai
klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya
matahari. Jadi, fotosintesis merupakan transformasi energi dari energi
cahaya matahari dikonversi menjadi energi kimia yang terikat dalam
molekul karbohidrat. Proses ini berlangsung melalui reaksi berikut.
2. Kemosintesis
Kemosintesis adalah reaksi biosintesis yang menggunakan energi
dari reaksi kimia. Kemosintesis dapat dilakukan oleh beberapa jenis
bakteri seperti bakteri belerang, bakteri besi dan bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrifikasi mengubah amonium menjadi nitrat. Pengubahan ini
terjadi atas dua tahap dan dilakukan oleh bakteri yang berbeda, yaitu
Nitrosomonas yang mengoksdasi amonium menjadi nitrit dan bakteri
nitrobacter yang mengubah nitrit menjadi nitrat.
Reaksi kimia tersebut menghasilkan energi yang digunakan untuk
sntesis karbohidrat dari sumber karbon anorganik. Sumber karbon
yang dapat digunakan berupa karbon dioksida, karbonat atau metan.
(idun, 2009)
C. KATABOLISME
katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian
senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana
(anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapatn dihasilkan energi
yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang
mengalami penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat
langsung digunakan oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk
senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang mengandung energi tinggi.
Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk membebaskan energi
yang terkandung di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin Trifosfat
(ATP). Reaksi penguraian energi pada katabolisme, secara umum
dikenal dengan proses respirasi.
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses pembebasan energi kimia dalam
tubuh organisme melalui reaksi oksidasi (penambahan oksigen) pada
molekul organik. Dari peristiwa tersebut akan dihasilkan energi dalam
bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) dan CO2 serta H2O (sebagai hasil
sisa).
Tahap-tahap respirasi aerob yang
dilalui molekul glukosa terdiri dari
Glikolisis, pembentukan asetil Koenzim
A, siklus Krebs dan Transpor elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis merupakan peristiwa
penguraian glukosa menjadi 2 asam
piruvat. Dan reaksi ini terjadi di dalam
sitoplasma sel. Secara jelas, reaksi
glikolisis dapat dipahami melalui gambar
di samping ini.
b. Pembentukan Asetil Koenzim A
Gambar reaksi glikolisis Molekul-molekul piruvat yang
terbentuk pada glikolisis memasuki
mitokondria dan diubah menjadi Asetil
Koenzim A (Asetil KoA). Dalam serangkaian reaksi
yang kompleks, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
c. Siklus Asam Sitrat
Siklus ini disebut juga dengan siklus krebs, sesuai dengan
penemunya yaitu Sir Hans Krebs (1937). Pada kondisi aerob,
glukosa yang telah diubah menjadi asam piruvat melalui
glikolisis akan dioksidasi secara sempurna menjadi air dan
karbondioksida melalui siklus asam sitrat. Reaksi siklus asam
sitrat terjadi di dalam matriks mitokondria. Untuk lebih
jelasnya
dapat dilihat
pada gambar
dibawah ini.
Widyabestari.wordpress.co
m
Library.thinkquest.org
2. Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses penguraian senyawa organik
untuk memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen sebagai
akseptor elektron terakhirnya. Sebagai pengganti oksigen, digunakan
senyawa perantara, seperti asam piruvat atau asetaldehid untuk
mengikat elektron terakhirnya. Dan fermentasi disebut juga dengan
respirasi anaerob. Macam-macam fermentasi biasanya didasari pada
hasil akhir dan substratnya. Dan fermentasi terbagi menjadi dua, yaitu
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. (idun, 2009)
a. Fermentasi Alkohol
Proses fermentasi Alkohol berlangsung dalam kondisi
anaerob, sehingga asam piruvat pada akhir glikolisis tidak
menjadi asetil KoA. Asam piruvat akan mengalami
dekarboksilasi menjadi asetaldehid dengan dikatalisis oleh
enzim piruvat dehidrogenase. Asetaldehid kemudian mengalami
reduksi menjadi alkohol dengan bantuan enzim alkohol
dehidrogenase.
Selama proses fermentasi dihasilkan energi
pengingat
dalam bentuk ATP, tetapi jumlahnya lebih
Reaksi katabolisme karbohidrat sedikit dibandingkan respirasi aerob, yaitu
meliputi respirasi dan fermentasi.
Respirasi merupakan peristiwa
hanya sebesar 2 ATP untuk setiap molekul
biologis yang menggunakan glukosa. Hal itu disebabkan karena NADH +
oksigen sebaga akseptor elektron H+ tidak masuk ke dalam mitokondria untuk
hingga terakhirnya. Fermentasi
merupakan proses penguraian fosforilasi oksidatif. Secara singkat, reaksi
senyawa organik yang fermentasi alkohol dapat dilihat dibawah.
menggunakan senyawa organik
sebagai donor dan akseptor
elektron terakhirnya.
2. Enzim
Reaksi metabolisme dalam tubuh terjadi karena bantuan
enzim. Enzim merupakan biokatalisator, yakni mempercepat
reaksi-reaksi biologis tanpa mengalami perubahan struktur kimia.
Kuhne, seorang ahli yang telah melakukan percobaan fermentasi
pada ragi mengemukakan bahwa enzim berasal dari kata in dan
zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Menurut Suhartomo dalam (Sudjadi, 2007), enzim adalah
golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan
mempunyai fungsi penting sebagai katalisator.
Enzim merupakan katalis yang memungkinkan terjadinya
suatu proes reaksi kimia di dalam tubuh agar berjalan dengan
baik. Enzim merupakan suatu protein molekul besar yang besar
berat molekulnya ribuan. Misalnya enzim katalase yang memiliki
berat molekul 248.000. Enzim tersusun atas bagian yang berupa
protein dan bukan protein. Bagian protein umumnya bersifat
termolabil atau tidak tahan panas, yang disebut apoenzim.
Bagian yang bukan protein adalah bagian aktif yang disebut gugus
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng, dan
bahan lainnya yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus
prostetik ini membentuk satu kesuatuan yang disebut holoenzim.
Enzim tersusun atas apoenzim dan gugus prostetik. Namun,
ada enzim yang bagian apoenzim dan gugus prostetiknya tidak
bersatu, yang disebut koenzim. Koenzim bersifat sebagai sisi
aktif sama seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim
misalnya vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin (Pratiwi dkk,
2007).
b. Inhibitor
Kerja suatu enzim dapat terhalangi oleh zat asing yang disebut
inhibitor. Jika inhibitor ditambahkan ke dalam reaksi antara enzim
dan substrat, maka kecepatan reaksi akan berkurang. Cara kerja
inhibitor adalah berikatan dengan enzim sehingga membentuk
kompleks enzim-inhibitor sehingga enzim tidak mampu berikatan
(bereaksi) dengan substrat.
Terdapat dua jenis inhibitor yang mempengaruhi kerja enzim,
yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
1) Inhibitor Kompetitif
Pada inhibitor ini, zat
penghambat (inhibitor)
mempunyai struktur yang mirip
dengan struktur substrat,
2) Inhibitor Nonkompetitif
Pada inhibitor ini,
substrat tidak dapat berikatan
dengan sisi aktif enzim
dikarenakan sisi aktif enzim
berubah ketika ditempeli oleh
substrat. Pada hambatan
nonkompetitif ini tidak
dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi substrat.
a. zat pembangun
b. NAD+
c. enzim
d. pengatur asam basa dan darah
e. keseimbangan cairan tubuh
6. Protein di dalam sel tersusun atas . . . .
a. koenzim dan kofaktor
b. anabolisme dan katabolisme
c. asam amino dan peranan protein
d. gliserol
e. asam lemak
7. Glikoprotein adalah. . . .
a. gabungan antara glukosa dengan protein
b. gabungan antara lipid dengan glukosa
c. gabungan antara lipid dengan protein
d. gabungan antara lemak dan enzim
e. gabungan antara lipid dan enzim
8. Glikolipid adalah...
a. gabungan antara glukosa dengan protein
b. gabungan antara lipid dengan glukosa
c. gabungan antara lipid dengan protein
d. gabungan antara lemak dan enzim
e. gabungan antara lipid dan enzim
9. Komponen penting penyusun lemak disetiap sel yaitu...
a. C,H, dan O
b. aldolase
c. isomerase
d. fosfofruktokinase
e. triosafosfat dehidrogenase
SUBSTANSI GENETIKA
Deoxiribonecleid
Acid (DNA)
Hubungan antara gen,
DNA, dan Kromosom
dalam pewarisan sifat
makhluk hidup
Struktur DNA Fungsi DNA
Replikasi DNA
1. tRNA
2. mRNA
3. rRNA
BAB III
SUBSTANSI GENETIKA
A. Penemuan Awal
Era penemuan materi genetik dibuka oleh J.F. Miescher
dengan menggunakan mikroskop sederhana, ia menyatakan bahwa
bahan aktif yang ada di dalam nukleus disebut sebagai nuclein.
Peneliti pada saat ini belum bisa menentukan apakah nuclein ini
merupakan kromosom ataukah DNA. Kromosom merupakan struktur
seperti benang pada nukleus sel eukariot yang nampak pada saat sel
mulai membelah, ditemukan pada awal abad ke-19. Pada organisme
diploid, kromosom berjumlah diploid (2 set) pada setiap selnya.
Kromosom dapat dibedakan menjadi kromosom tersebut membawa
gen-gen yang berpasangan, kecuali pada kromosom Y.
Gen adalah unit hereditas suatu organisme hidup. Gen ini
dikode dalam materi genetis organisme yang kita kenal sebagai
molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus. Ekspresi gen
dipengaruhi oleh lingkungan internal atau eksternal seperti
perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu. Gen tersusun
atas urutan basa nukleotida, yang terdiri dari daerah yang mengkode
suatu informasi genetis (ekson), daerah yang tidak mengkode
informasi genetik (intron), serta bagian yang mengatur ekspresi gen
yaitu sekuens pengontrol ekspresi gen (regulatory sequence).
DNA RNA
Terdapat dalam nukleus, Terdapat dalam nukleus, sitoplasma,
mitokondria, dan kloroplas dan ribosom
Berupa rantai ganda yang panjang Berupa rantai tunggal yang pendek
Kadarnya dalam sel selalu tetap, Kadarnya dalam sel berubah-ubah,
tidak dipengaruhi kecepatan sintesis dipengaruhi kecepatan sintesis protein
protein
Gula penyusunnya berupa Gula penyusunnya berupa ribosa
deoksiribosa
Basa nitrogennya berupa adenine Posisi timin (T) digantikan oleh urasil
(A), timin (T), guanine (G), dan (U), sehingga dalam RNA adenine (A)
sitosin (S) akan berpasangan dengan urasil (U)
2. Replikasi DNA
meliputi
Meiosis I
Metafase
Anafase
Telofase Meiosis II
terdiri atas
Hewan Tumbuhan
Spermatogenesis
Mikrosporogenesis
Oogenesis
Megasporagenesis
BAB IV
PEMBELAHAN SEL
B. Mitosis
Mitosis pertama kali dijelaskan oleh W.Flemming pada sel
hewan. Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa mitosis membutuhkan
waktu yang paling singkat di anatara semua tahapan daur sel. Mitosis
ialah mekanisme pembelahan nucleus yang terjadi di sel somatik dari
eukariota multisel. Mitosis dan pembelahan sitoplasma ialah dasar
peningkatan ukuran tubuh selama masa perkembangan dan
penggantian dari sel yang rusak atau mati. Banyak spesies hewan,
tumbuhan, fungi, dan protista bersel satu juga membuat salinan
dirinya atau bereproduksi aseksual secara mitosis.
Meskipun demikian, mitosis masih dapat dibagi-bagi lagi
menjadi beberapa tahap, yaitu profase, metaphase, anafase, dan
telofase. Biasanya, telofase dan profase berlangsung lama, sedangkan
metafase dan anafase berlangsung singkat. Tiap tahap mitosis ini
dicirikan oleh perilaku kromosom yang berbeda-beda.
Tahap-tahap mitosis
1. Profase awal
Pada tahap ini masing-masing anggota pasangan sentriol
bergerak memisah. Kromatid kembar yang semula tipis dan tidak
berpilin mulai Nampak berpilin, memendek, dan dapat dilihat lebih
jelas. Jumlah pilinan akan menurun sejalan dengan meningkatnya
diameter masing-masing pilinan. Nucleolus dan dinding nucleus
mulai menghilang.
2. Profase akhir
Kedua kromatid kembar pada masing-masing kromosom
mulai saling melekat pada daerah sentromir. Kompleks kinetokor dan
sentromir segera berfungsi sebagai tempat melekatnya mikrotubul
atau benang spindel yang keluar dari sentriol. Oleh karena masing-
masing sentriol telah bergerak ke kutub sel yang berlawanan, maka
bennag spindel menjadi penghubung kedua kutub sel tersebut menjadi
sentromir. Pada profase akhir ini nucleolus dan dinding nucleus telah
benar-benar hilang.
3. Metafase
Kromosom Nampak sangat kompak sebagai dua kromatid
kembar. Tahap metafase merupakan tahap mitosis dengan
kenampakan kromosom paling jelas, karena kromosom terlihat
menebal, memendek, dan menempati bidnag tengah sel. Pengamatan
dan analisis kromosom paling mudah dilakukan pada tahap ini.
4. Anafase
Pemendekan benang spindel menyebabkan kromatid kembar
pada masing-masing kromosom bergerak ke arah kutub sel yang
berlawanan. Tiap kromatid sekarang mempunyai sentromir sendiri
dan menjadi kromosom baru, yang mulai memanjang kembali.
5. Telofase
Benang spindel mulai menghilang, sebaliknya, nucleolus dan
dinding nucleus mulai muncul kembali. Terjadi penyempitan pada
sitoplasma dan pembelahan organel-organel sitoplasmik, yang
mengarah pada pembentukan dua sel hasil mitosis dengan kandungan
materi genetic yang ideal. Pada sel tumbuhan terajdi partisi di antara
kedua calon sel hasil mitosis. Setelah lamela tengah terbentuk,
dinding selulosa segera disintesis pada masing-masing sisi.
Gambar 1.2 Pembelahan Mitosis
C. Meiosis
Meiosis ialah mekanisme pembelahan nucleus yang
mendahului pembentukan sel gamet atau spora serta menjadi dasar
reproduksi seksual. Pada manusia dan mamalia lainnya, gamet disebut
sperma dan sel telur yang berkembang dari sel reproduksi yang belum
matang. Spora, yang melindungi dan menyebarkan generasi baru,
terbentuk dalam siklus fungi, tumbuhan, dan banyak jenis protista.
Bila dibandingkan dengan mitosis, meiosis membutuhkan
waktu yang lebih panjang dengan proses yang lebih rumit. Meiosis
dapat dibagi menjadi dua pembelahan nukleus (kariokinesis), yaitu
meiosis I dan meiosis II. Pada meiosis I terjadi pengurangan
kromosom menjadi setengah dari semula sehingga pembelahan ini
sering juga disebut pembelahan reduksi. Jika sel yang mengalami
meiosis adalah sebuah sel diploid, maka pada akhir meiosis II akan
didapatkan empat buah sel yang masing-masing haploid. Hal ini
karena kromosom hanya mangalami satu kali penggandaan, tetapi
kariokienensisnya terjadi dua kali.
Tahap-tahap Meiosis
Meiosis dapat dibagi menjadi meiosis I dan meiosis II. Maka
tahap-tahapnya terdiri atas profase I, metafase I, anafase I, telofase I,
profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Tahap-tahap
meiosis II (profase II hingga telofase II) sebenarnya menyerupai
tahap-tahap pada mitosis.
1. Profase I
Di anatara tahap-tahap meiosis, profase I membutuhkan waktu
paling panjang sehingga dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap,
yaitu leptonema, zigonema, pakinema, diplonema, dan diakinesis.
a. Laptonema (Laptoten)
Pada tahap meiosis yang paling awal ini tiap kromosom telah
mengalami penggandaan menjadi kromatid kembar. Namun,
kenampakan kromosom jika dilihat menggunakan mikroskop
cahaya masih seperti benang tunggal yang tipis memanjang. Di
sepanjang kromosom dijumpai sejumlah kromomir, berupa
butiran-butiran padat dengan interval yang tidak beraturan.
b. Zigonema (zigoten)
Tiap kromosom homolog berpasang-pasangan membentuk
struktur bivalen. Proses berpasang-pasangannya sendiri
dinamakan sinapsis. Oleh karena itu tiap kromosom telah
mengalami penggandaan menjadi dua kromatid kembar, maka
pada tiap bivalen terdapat empat kromatid kembar. Kompleks
empat kromatid ini disebut tetrad.
c. Pakinema (pakiten)
Pada pakinema kromosom untuk pertama kalinya dapat dilihat
sebagai struktur yang telah mengalami penggandaan (bivalen atau
tetrad). Peristiwa penting lainnya pada tahap ini adalah terjadinya
pindah silang (crossing over), yaitu pertukaran materi genetik
antara salah satu kromatid parental dan salah satu kromatid
maternal.
d. Diplonema (diploten)
Secara visual tempat terjadinya pindah silang dapat dilihat
sebagai struktur yang dinamakan kiasma (jamak = kiasmata).
Kecuali pada daerah-daerah kiasma ini, pasangan-pasangan
kromatid nampak mulai saling memisah.
e. Diakinesis
Kiasma bergeser ke ujung kromosom sehingga tempat ini
sekarang tidak harus merupakan tempat terjadinya pindah silang.
Tiap kromatid anggota tetrad makin memendek, menebal, dan
bergerak kea rah bidang tengah sel. Nucleolus dan dinding
nukleus menghilang. Mikrotubul atau benang spindel yang keluar
dari sentriol nampak kian memanjang dan akhirnya melekat pada
kinetokor.
A. Pilihan Ganda
1. Mitosis dan pembelahan sitoplasma berfungsi dalam……
a. Reproduksi aseksual eukariota bersel tunggal
b. Pertumbuhan dan perbaikan jaringan pada spesies multisel
c. Pembentukan gamet pada prokariota
d. a dan b
2. Interfase ialah bagian siklus sel ketika…..
a. satu selberhenti berfungsi
b. satu sel membentuk spindel
c. satu sel tumbuh dan menduplikasi DNA
d. proses mitosis
3. Setelah mitosis, jumlah kromosom dari dua sel baru
bersifat…..dengan sel induk.
a. Sama dengan
b. Setengah
c. Disusun ulang dibandingkan
d. Berlipat ganda dibandingkan
4. Hanya…..bukan merupakan tahapan mitosis.
a. Profase
b. Interfase
c. Metafase
d. Anafase
5. Tahapan dari gametogenesis pada hewan ialah….
a. Spermatogenesis
b. Oogenesis
c. Spermatogenesis dan Oogenesis
d. Semua salah
6. Urutan tahapan meiosis I dalam profase I yang sesuai adalah….
a. Leptonema dan zigonema
b. Zigonema dan diaknesis
c. Liptonema,zigonema, dan diakineisis
d. Liptonema, zigonema, diakinesis dan pakinema
7. Tahap mitosis di mulai dari…..
a. Metafase
b. Anafase
c. Profase
d. Telofase
8. Struktur tetrad tidak dijumpai pada tahap……
a. Metafase mitosis
b. Profase
c. Anafase
d. Telofase
9. Kromosom terduplikasi memiliki….kromatid.
a. Satu
b. Dua
c. Tiga
d. Empat
10. Pada tahap telofase akhir dalam pembelahan sel secara mitosis
menghasilkan…..sel mitosis.
a. Empat
b. Tiga
c. Dua
d. Lima
B. Uraian
1. Sebutkan dan jelaskan tahapan dari pembelahan sel secara meiosis
!
2. Jelaskan tahapan dari gametogenesis pada tumbuhan secara
singkat !
3. Sebutkan perbedaan antara pembelahan sel secara mitosis dan
meiosis !
4. Mengapa pada pembelahan sel secara meiosis membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingangkan dengan pembelahan
mitosis ?
5. Uraikan tahapan pembelahan sel pada hewan !
PETA KONSEP
Istilah-istilah
dalam
Genetika
Modern
Atavisme
Kodominan
Epistasis-
Dominansi Hipostasis
Tidak
Sempurna
Polimeri
Alel Ganda
Kriptomer
i
Alel Letal
Komplementer
BAB V
HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGAN SEMU HUKUM
MENDEL
U Uu uu
Bunga ungu Bunga putih
Rasio genotip F2 = UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1
Rasio fenotip F2 = Bunga ungu : Bunga putih = 3 : 1
Peristiwa penyilangan monohibrid tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Bunga ungu bersifat dominan. Bunga ungu betina pada induk
pertama (P1) mempunyai fenotip homozigot UU sehingga pada
saat pembentukan gamet terjadi pemisahan pasangan alel UU dan
terbentuklah satu macam gamet U.
Bunga putih bersifat resesif. Bunga putih jantan pada induk
pertama (P1) mempunyai genotip homozigot uu sehingga pada
saat pembentukan gamet terjadi pemisahan pasangan alel uu dan
terbentuklah satu macam gamet u.
Jika terjadi fertilisasi antara gamet yang dihasilkan oleh kedua
induk betina dan jantan (U dan u) terjadi fertilisasi, akan
dihasilkan keturunan pertama (F1) dengan genotip heterozigot
Uu.
F1 yang disilangkan dengan sesamanya sebagai parental II (P2)
bergenotip Uu. Saat pembentukan gamet, setiap pasangan alel Uu
berpisah sehingga terbentuklah 2 macam gamet jantan yang
mengandung alel U dan u serta 2 macam gamet betina yang
mengandung alel U dan u.
Jika keempat gamet tersebut mengalami fertilisasi, akan terjadi
pertemuan silang antara keempat gamet. Hal tersebut
menyebabkan terbentuknya keturunan F2 yang mengandung
genotip UU, Uu dan uu. Genotip Uu dan Uu mempunyai fenotip
ungu, sedangkan genotip uu mempunyai feontip putih.
Perbandingan bunga ungu : bunga putih adalah 3 : 1 atau 75% :
25%.
2. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II atau hukum pemilahan independen atau
sering disebut pula hukum asortasi (berpasangan) secara bebas
adalah suatu kaidah yang menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang
alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan meiosis
pada waktu pembentukan gamet-gamet. Sehingga gen akan dikemas
ke dalam gamet dalam semua kemungkinan kombinasi alel, selama
setiap gamet mempunyai satu alel untuk setiap gen.
Hukum Mendel II dapat dijelaskan dengan penyilangan dihibrid.
Dihibrid yaitu penyilangan antara induk dalam dua sifat beda.
Misalnya dalam satu tanaman beda mengenai warna dan beda
mengenai bentuk. Hukum Mendel II ini hanya berlaku pada gen-gen
yang letaknya berjauhan sehingga dapat memisah secara bebas. Pada
gen yang letaknya berdekatan, cenderung akan terjadi tautan (tidak
dapat memisah secara bebas).
Diagram penyilangan dihibrid adalah sebagai berikut:
P1 : BBKK >< bbkk
(bulat, kuning) (keriput, hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
P2 : BbKk >< BbKk
G : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2 :
Gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bulat Bulat Bulat Bulat
kuning kuning kuning kuning
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bulat Bulat Bulat Bulat
kuning hijau kuning hijau
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bulat Bulat keriput keriput
kuning kuning kuning kuning
Bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
Bulat Bulat Bulat keriput
kuning hijau kuning hijau
Rasio genotip = BBKK : BBKk : BBkk : BbKk : bbKK : Bbkk : bbKk : bbkk
=1:2:2:1:4:1:2:2:1
Rasio fenotip = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1
3. Persilangan Resiprok
Resiprok yaitu persilangan ulang dengan jenis kelamin yang
dipertukarkan. Persilangan resiprok ini tidak mempengaruhi rasio
hasil persilangan jika dilakukan terhadap gen-gen yang tidak terpaut
kromosom. Contohnya penyilangan resiprok dari penyilangan
monohibrid ercis betina berbiji kuninga dengan ercis jantan berbiji
hijau, adalah ercis jantan berbiji kuning disilangkan dengan ercis
betina berbiji hijau.
c. Alel ganda
Alel ganda merupakan suatu gen yang memiliki lebih dari dua
aklel. Alel ganda terjadi karena perubahan struktur DNA (mutasi)
yang diwariskan. Mutasi dapat menyebabkan banyak variasi alel.
Contoh alel ganda pada hewan misalnya pada gen yang
mengatur warna rambut kelinci. Gen warna rambut kelinci
memiliki empat alel, yaitu C, dan c. Alel-alel tersebut memiliki
urutan dominansi, yaitu C paling dominan, cfh lebih dominan
dari d1 dan c, d1 lebih dominan dari c, dan c paling resesif.
Kelinci yang memiliki alel C akan memiliki warna rambut abu-
abu tua, sementara kelinci dengan alel cc akan bersifat albino.
Kombinasi antara alel-alel cch, d1, dan c akan menghasilkan
kelinci dengan warna-warna intermediet, yaitu warna abu-abu
perak (jenis Chinchilla), warna abu-abu muda, dan warna putih
dengan warna hitam di bagian ujung-ujung kaki, telinga, hidung,
dan ekor (jenis Himalaya).
3) Alel subletal
Alel subletal adalah alel homozigot dominan atau
homozigot resesif yang menyebabkan kematian individu
pada usia anak-anak hingga dewasa. Contoh subletal
homozigot dominan adalah talasemia, sedangkan contoh
subletal resesif adalah hemofilia.
2. Interaksi genetik
Interaksi genetik adalah interaksi antar dua pasang gen nonaelik
atau lebih yang menimbulkan fenotip-fenotip dengan rasio yang
menyimpang secara semu terhadap hukum Mendel. Interaksi ini dapat
terjadi pada gen-gen itu sendiri, aksi dari produk-produk yang
dihasilkan pada kegiatan sitoplasma, atau merupakan interaksi sel-sel
atau organ-organ yang gen-gennya mengalami perubahan.
Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson
dan R.C. Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk
jengger ayam. Beberapa peristiwa akibat interaksi genetik antara lain:
a. Atavisme
Atavisme adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan
sifat baru. Atavisme terjadi pada bentuk jengger ayam ras
(negeri). Empat entuk jengger ayam ras, yaitu rose (mawar), pea
(biji), walnut (sumpel, seperti kacang walnut), dan single
(tunggal/bilah). Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1. Letak
penyimpangan adalah munculnya sifat baru akibat interaksi
beberapa gen. Dalam hal ini, interaksi antara dua macam gen
dominan menghasilkan bentuk jengger walnut, sedangkan
interaksi antara dua gen resesif menghasilkan bentuk jengger
single.
Gambar 6 : Empat macam pial ayam yang berbeda (a) Walnut (b) Pea, (c)
Rose, dan (d) Single
Contoh soal: Persilangan antara jengger ayam rose dan pea
menghasilkan walnut 100%. Tentukan rasio fenotip dari
persilangan F2 dengan sesamanya!
Rasio fenotip = walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1
b. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan Hipostasis yaitu bentuk interaksi ketika suatu
gen mengalahkan gen lainnya yang bukan sealel. Kedua gen
tersebut terletak dalam lokus yang berbeda. Gen yang menutupi
(menghalangi) kemunculam karakter disebut gen epistasis.
Sementara itu gen yang ditutupi (dihalangi) disebut gen
hipostasis. Epistasis dibedakan menjadi beberapa jenis, antara
lain:
1) Epistasis dominan
Epistasis dominan terjadi jika gen yang menutupi kerja
gen lainnya, bersifat dominan. Gen dominan ini dapat
menutupi gen dominan lainnya yang bukan sealel. Pada
peristiwa ini, akan didapatkan angka perbandingan pada F2
yaitu 12 : 3 : 1. Contohnya persilangan pada karakter warna
labu.
2) Epistasis resesif
Epistasis resesif terjadi jika gen yang menutupi gen
lainnya, bersifat homozigot resesif. Gen homozigot resesif
ini dapat menutupi gen lainnya yang bersifat dominan, baik
yang sealel maupun tidak sealel. Pada peristiwa ini akan
diperoleh angka perbandingan pada F2 yaitu 9 : 3 : 4.
Contohnya ditemukan pada karakter warna rambut tikus.
3) Epistasis gen dominan rangkap
Epistasis gen dominan rangkap terjadi jika dua gen
dominan atau lebih menghasilkan satu fenotip dominan yang
sama. Namun jika tidak ada gen dominan satupun, fenotip
resesif akan muncul. Hasil persilangan F2 akan diperoleh
angka perbandingan yaitu 15 : 1. Contohnya pada karakter
bentuk kapsul biji tanaman Capsella bursa-pastoris
(shepherd’s-purse/kantong gembala).
4) Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif
Epistasis gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi jika
kondisi dominan, baik homozigot maupun heterozigot, pada
salah satu lokus menghasilkan fenotip yang sama. Epistasis
gen rangkap dengan efek kumulatif terjadi pada karakter
warna biji gandum (barli, Hordeum vulgare).
c. Polimeri
Polimeri adalah interaksi dua gen atau lebih (gen ganda)
memengaruhi dan menguatkan suatu sifat yang sama (bersifat
kumulatif). Rasio fenotip F2 pada polimeri yaitu 15 : 1
(dihibrid). Contoh : percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum
Triticum sp., pigmentasi kulit, pigmentasi iris mata, berat buah-
buahan dan lalin-lain.
Contoh soal:
Jika gandung berbiji merah (M1M1M2M2) disilangkan
dengan gandum berbiji putih (m1m1m2m2) disilangkan, tentukan
perbandingan fenotip pada F2!
d. Kriptomeri
Kriptomeri (kriptos = tersembunyi) adalah sifat gen
dominan yang tersembunyi jika gen tersebut berdiri sendiri, tetapi
akan tampak pengaruhnya jika bertemu dengan gen dominan
lainnya yang bukan sealel. Kriptomeri yang terjadi pada F2 akan
menghasilkan angka perbandingan 9 : 3 : 4. Contohnya
persilangan pada bunga Linaria maroccana.
Gambar 7 : Bunga Linaria marocanna
Contoh soal:
Pada penyilangan bunga Linaria maroccana bungan merah
(Aabb) dengan bunga putih (aaBB) menghasilkan bunga ungu
(AaBb). Apabila F1 disilangkan dengan bungan merah (Aabb),
berapakah rasio fenotip F2nya antara ungu : putih : merah?
P1 = Aabb(merah) >< aaBB(putih)
G = Ab aB
F1 = AaBb (ungu)
P2 = AbBb(ungu) >< Aabb(merah)
G = AB,Ab,aB,ab Ab,ab
Gamet AB Ab aB Ab
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
(ungu) (merah) (ungu) (merah)
Ab AaBb Aabb aaBb aabb
(ungu) (merah) (putih) (putih)
F2 = ungu : putih : merah
3 2 3
e. Komplementer
Komplementer adalah interkasi antara gen-gen dominan yang
saling melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Pada
persilangan F2 akan diperoleh perbandingan 9 : 7. Contohnya
bunga Lathyrus odoratus.
RANGKUMAN
1. Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti aturan
tertentu. Gregor J. Mendel adalah orang yang menemukan prinsip
dasar hereditas dengan membudidayakan kacang ercis dalam suatu
percobaan.
2. Hukum Mendel I merupakan kaidah pemisahan alel secara bebas pada
saat pembelahan meiosis dalam pembentukan gamet yang dapat
dibuktikan dalam persilangan monohibrid dengan hasil rasio fenotip
F2 adalah 3 : 1.
3. Hukum Mendel II merupakan kaidah yang menyatakan bahwa setiap
alel berpasangan secara bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel
pada waktu pembentukan gamet. Hukum Mendel II dapat dibuktikan
dalam persilangan dihibrid dengan hasil rasio fenotip F2 sebesar 9 : 3
: 3 : 1.
4. Jenis persilangan terbagi menjadi tiga, yaitu testcross, backcross dan
penyilangan resiprok.
5. Angka perbandingan yang menyimpang dengan hukum Mendel
(penyimpangan semu hukum Mendel) merupakan akibat dari interaksi
alel (kodominan, dominansi tidak sempurna, alel ganda dan alel letal)
dan interaksi genetik (atavisme, epistasis-hipostasis, polimeri,
kriptomeri, dan komplementer).
Uji Kompetensi
B. Uraian
1. Jelaskan istilah : gen, alel, genotip dan fenotip
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara backcross
3. Tanaman gandum berbiji berwarna disilangkan dengan tanaman
gandum galur murni yang tidak berwarna dan menghasilkan F1 yang
semuanya berbiji berwarna. Pada F2, dihasilkan ¼ progeni biji tidak
berwarna. Berapa pasang gen yang mengatur warna biji gandum
tersebut? bagaimana tipe genotip parental dan F1!
4. Tanaman tomat bersifat besar dan asam (BBmm) disilangkan dengan
tanaman buah tomat bersifat kecil dan manis (bbMM). Bagaimana
rasio fenotip pada F2? Sebutkan genotip persentase individu yang
bersifat dominan?
5. Perkawinan antara tikus-tikus hitam bergenotip identik menghasilkan
keturuna 18 berwarna krem, 54 berwarna hitam dan 24 albino. Jika
albino diatur oleh salah satu genotip epistasis resesif, bagaimana
genotip induk dan keturunannya?
POLA-POLA HEREDITAS
Mencakup
Terdiri dari
mengalami
berupa
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang prinsip hereditas dan
pewarisan sifat. Dengan mempelajari materi ini pada bab ini,
diharapkan Anda mampu mendeskrip- sikan proses dan hasil
pewarisan sifat serta mengetahui penerapannya dalam kehidupan.
Kata kunci:
• genotipe
• fenotipe
• tautan
• gen
• dihibrid
• monohibrid
• alel
• homozigot
• heterozigot
A. Pautan/Tautan (Linkage)
Tautan (Linkage) adalah peristiwa 2 gen atau lebih yang terletak pada
kromosom yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas pada waktu
pembelahan meiosis. Gen-gen tersebut tidak dapat memisah secara bebas
atau dalam keadaan tertaut sehingga cenderung akan di turunkan
bersama-sama. Tautan sering terjadi pada gen-gen yang berbeda, tetapi
letaknya berdekatan. Menurut hukum mendel, peristiwa pautan
merupakan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan pada
keturunan. Pautan/Tautan yang terjadi pada kromosom tubuh maupun
kromosom seks. Tautan yang terjadi pada kromosom tubuh disebut
dengan tautan autosomal, sedangkan tautan yang terjadi pada
kromosom seks disebut dengan tautan seks.
1. Tautan Autosomal
Tautan autosomal adalah gen-gen yang terletak pada
kromosom tubuh yang sama dan tidak dapat memisah secara
bebas pada waktu pembelahan meiosis. Peristiwa tautan pertama
kali ditemukan pada tahun 1910 oleh Thomas Hunt Morgan.
Morgan memilih objek penelitian lalat buah (Drosophila
Melanogaster). Lalat buah dipilih sebagai objek penelitiannya
karena mudah dan cepat berkembang biak, jumlah kromosomnya
hanya 4 pasang (8 kromosom) sehingga kromosomnya mudah
diamati dan dihitung, serta mudah dibedakan antara lalat jantan
dan betina (lalat betina mempunyai ukuran tubuh lebih besar).
Morgan melakukan persilangan dihibrida pada lalat buah, yaitu
antara lalat buah betina (tubuh abu-abu dan sayap normal) dengan
lalat buah jantan (tubuh hitam dan sayap keriput). Dari
persilangan itu, Morgan mendapat persilangan F1 yang berwarna
tubuh kelabu dan bersayap panjang. Jika pada F1 individu jantan
ditestcross dengan induk resesif maka keturunannya hanya terdiri
atas 2 kelas, yakni kelabu-panjang dan hitam-pendek dengan rasio
fenotipe 1:1.
Jika b dan v atau B dan V merupakan alel yang terdapat pada
pasangan kromosom yang berbeda, perhatikan persilangan di
bawah ini!
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan
kromosom yang berbeda
P = Kelabu >< Hitam
Panjang Pendek
Gamet = BBVV bbvv
BV Bv bV bv
Keterangan:
BbVv = Drosophila kelabu-bersayap panjang
Bbvv = Drosophila kelabu-bersayap pendek
bbVv = Drosophila hitam-bersayap panjang
bbvv = Drosophila hitam-bersayap pendek
Jadi, seharusnya persilangan tersebut menghasilkan rasio
fenotipe 1:1:1:1. Hal ini disebabkan kromosom yang mengandung
alel B atau b dan alel V atau v yang pergi ke kutub atas atau
bawah pada meiosis sama besar. Oleh karena itu, rasio macam
gamet, baik kombinasi parental maupun rekombinannya sama.
Tetapi, hal itu tidak terlihat pada hasil penemuan Morgan sebab
BV dan bv tertaut dalam satu kromosom, sehingga saat meiosis
dihasilkan 2 variasi gamet BV dan bv. Turunan pertama atau F1
bergenotipe BbVv,berwarna kelabu-sayap panjang, terlihat seperti
pada persilangan berikut ini.
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan
kromosom yang berbeda
P = Kelabu Panjang >< Hitam Pendek
BBVV bbvv
Gamet = BV bv
Kelabu Panjang
BbVv
BV - - bv
bv BbVv - - bbvv
Keterangan :
2. Tautan Seks
Tautan seks adalah gen-gen yang yang terletak pada
kromosom seks yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas
pada waktu pembelahan meiosis. Morgan menemukan lalat buah
jantan bermata putih kemudian mengawinkannya dengan lalat
betina bermata merah. Seluruh keturunannya (F1) adalah lalat
bermata merah, baik yang berkelamin jantan maupun betina. Jika
antara F1 dikawinkan, ternyata di peroleh perbandingan fenotipe
F2 lalat bermata merah : lalat bermata putih sebesar 3:1. Hal yang
menarik adalah lalat bermata putih selalu berkelamin jantan.
Sehingga, tidak pernah ditemukan lalat betina yang berwarna
putih.
Morgan pada tahun 1910 melakukan penelitian terhadap lalat
buah dengan mengawinkan betina dengan warna mata merah dan
jantan dengan warna mata putih. Keturunan pertama dari
perkawinan tersebut menghasilkan anakan dengan warna mata
merah seluruhnya. Ketika keturunan tersebut dikawinkan dengan
sesamanya, muncullah lalat jantan dengan mata putih. Hal ini
membuktikan bahwa warna mata lalat buah merupakan sifat yang
terpaut pada kromosom X. Penelitian Morgan dapat dilihat dalam
bagan di bawah ini:
Contoh soal:
XX XXX XXY
(gagal berpisah) (betina super) (betina fertil)
O OX OY
Jantan steril Jantan mati
2. Pada Manusia
Gagal berpisah pada wanita mengakibatkan
terbentuknya gamet dengan kromosom XX DAN O.
Sedangkan apabila terjadi pada pria, gamet yang terbentuk
mengandung koromosom XY dan O. Perkawinan gamet-
gamettersebut akan menghasilkan keturunan sebagai berikut:
P = 46 >< 46
(44+XX) (44+XY)
Gagal berpisah normal
G = 22XX dan 22 22X dan 22Y
F 22 X 22 Y
1 =
22 XX 44XXX=47 4XXY=47
Wanita super Sindrom
klinefelter
22 44X= 45 44Y=45
Sindrom turner Letal
E. Gen Letal
Individu baru yang dihasilkan dari perkawinan induk tidak
selalu berada dalam keadaan hidup. Secara genetik, hal ini dapat
disebabkan oleh adanya gen letal, yaitu gen yang jika berada dalam
keadaan ho- mozigotik, ia dapat menyebabkan kematian individu.
Oleh karena itu, adanya gen letal menyebabkan perbandingan fenotip
keturunan yang dihasilkan akan menyimpang dari Hukum Mendel.
Dengan adanya gen letal, fungsi gen akan mengalami gangguan
dalam menumbuhkan sifat atau fenotip. Adanya gen letal ini dapat
disebabkan oleh mutasi (akan dibahas pada bab berikutnya). Gen le-
tal akan berpengaruh atau dapat menyebabkan kematian saat individu
masih berada dalam tahap embrio, pada saat kelahiran individu, atau
setelah individu berkembang dewasa.
Lalu, gen apa sajakah yang dapat menyebabkan kematian
terse- but? Gen letal dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gen
dominan letal dan gen resesif.
a. Gen dominan letal Gen dominan letal adalah gen dominan
yang dapat menyebabkan kematian jika bersifat homozigotik.
Contoh adanya gen dominan letal ini terdapat pada ayam
“Creeper” (ayam redep), tikus kuning, dan manusia. Jika ayam
redep (ayam yang bertubuh normal, tetapi kakinya pendek)
heterozigotik dikawinkan dengan sesamanya, maka akan di-
hasilkan keturunan ayam letal, ayam redep, dan ayam normal.
Gen C sebagai penentu ayam redep dan gen c sebagai penentu
ayam normal. Hal ini dapat dilihat pada persilangan berikut:
P = Cc X Cc
(ayam redep) (ayam redep)
Gamet = C dan c C dan c
F1 = CC = letal 1
Cc = redep
Cc = redep
cc = normal 1
meliputi
Laki-laki
(XY) Autosomal autosomal
resesif
Autosomal genosomal
dominan
Genosomal
resesif
Genosomal
dominan
BAB VII
POLA-POLA HEREDITAS PADA MANUSIA
A. Pengenalan Hereditas
Secara harfiah, orang tua anda tidak memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya kepada anak-anaknya. Orangtua melengkapi anaknya dengan
informasi yang terkode dalam bentuk unit-unit herediter yang dinamakan
gen. Puluhan ribu gen yang kita warisi dari ibu pada kita ini adalah penyusun
genom kita. Kedekatan genetik kita dengan orang tua kita menjelaskan
kemiripan keluarga. Gen kita memprogram sifat-sifat khusus yang muncul
saat kita berkembang dari telur yang telah dibuahi menjadi dewasa.
Sebenarnya sejak dahulu kala orang mengetahui bahwa kebanyakan anak
mirip dengan orang tua, baik wajah, tingkah lakunya maupun kesukaannya.
Orang belanda mengenal pepatah yang sangat terkenal “De appel valt niet ver
van de boom” (artinya: Buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya). Orang
yang berbahasa Inggris pun mengenal pepatah semacam itu, yaitu “Like
father like son”. Bangsa kita pun tak ketinggalan dengan pepatah serupa yang
berbunyi “Air cucuran jatuh ke pelimbahan juga”.
Penurunan sifat-sifat herediter memiliki basis molekuler yaitu replikasi
persis dari DNA, dan menghasilkan dan menghasilkan salinan-salinan gen
yang dapat diteruskan dari orang tua ke keturunannya. DNA dari suatu sel
eukariot dibagi lagi menjadi kromosom didalam nukleus tersebut. Setiap
spesies yang hidup mempunyai jumlah kromosomyang khas. Sebagai contoh,
manusia mempunyai 46 kromosom (terkecuali dalam sel reproduktifnya).
Setiap kromosom terdiri dari sebuah molekul DNA yang panjang, yang
tergulung secara rumit sehingga terikat dengan berbagai jenis protein. Sebuah
kromosom memiliki ratusan atau ribuan gen, masing-masing merupakan
bagian spesifik dari molekul DNA tersebut. Lokasi spesifik suatu gen
disepanjang suatu kromosom disebut lokus gen (jamak, loci) tersebut.
Keengkapan genetik kita terdiri gen apa saja yang terdapat dalam kromosom
yang diwariskan oleh orang tua kita.
A A Anti-B
B B Anti-A
AB A dan B -
Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B,
tetapi memiliki anti- A dan anti-B didalam serum atau plasma darah,
dimasukkan dalam golongan darah O. Adapun orang yana memiliki
antigen-A maupun antigen-B, tetapi tidak memiliki anti-A maupun
anti-B didalam serum atau plasma darah, dimasukkan dalam golongan
darah AB.
Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan
darah, Maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si pemberi
(donor) maupu n darah si penerima (resipien) harus di periksa terlebih
dahulu berdasarkan sistem ABO. Interaksi yang terjadi keika transfusi
darah anara berbagai macam antigen dalam eritrosit dengan zat anti
dalam serum atau plasma darah.
Yang menjadi pertanyaan ialah, bagaimanakah antigen-A dan
antigen-B itu diwariskan dari orang tua pada keturunannya?setelah
melalui banyak penyelidikan, akhirnya pada tahun 1925 F. Bernstein
mengaskan bahwa antigen – antigen itu di wariskan oieh tiga alel dari
sebuah gen. Gen ini disebut gen I, sedang alel – alelnya ialah I, IA dan
IB.alel adalah resesip terhadap IA dan IB.akan tetapi IA dan IB
merupakan alel kodominan, sehingga IA tidak dominan terhadap IB,
demikian pula sebaliknya IB tidak dominan terhadap IA.
Produk tertentu dari gen I ialah suatu molekul protein
(dinamakan isoagglutinin)yang terdapat pada permukaan sel darah
merah. Orang yang memiliki alel IA mampu membentuk antigen-A ,
sedang yang memiliki alel IB mampu membentuj antigen-B. Orang
yang tidak memiiki alel IA maupun IB, melainkan hanya alel i saja,
maka ia tidak akan memiliki antigen-A maupun antigen- B.
Tabel II Interaksi antara alel-alelIA,IB dan I menyebabkan
terjadinya 4 fenotip (golongan darah) O,A,B dan AB.
Golongan Antigen dalam Alel dalam genotif
darah eritrosit kromosom
(fenotip)
O - I II
A A IA IAIAatau IAI
B B IB IBIBatau IBI
M M LM LMLM
N N LN LNLN
Gambar 1. akondroplasia
a) Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu kelainan dimana darah
seseorang sulit untuk membeku. Penyakit ini disebabkan gen
resesif h, sedangkan sifat normal dikendalikan oleh gen H.
Seorang wanita normal memiliki dua gen H pada masing-
masing kromosom X. Bila salah satu kromosom X terdapat
gen h, wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa
sifat hemofili (carrier). Bila pada kedua kromosom X terdapat
gen h wanita tersebut menderita hemofili dan umumnya lethal.
Pria menderita hemofili bila pada kromosom X-nya terdapat
gen h, dan normal bila terdapat gen H. Seorang anak laki-laki
hemofili dapat lahir dari ibu carrier.
a) Hypertrichosis
Gen ht yang terdapat pada kromosom Y menyebabkan
tumbuhnya rambut di tepi daun telinga. Kelainan seperti ini
banyak dijumpai pada para pria Pakistan.
P : XYht x XX
F : XYht : laki-laki hypertrichosis
XYht : laki-laki hypertrichosi
b) Webbedtoes
Gambar 5. Webbedtoes
Uji kompetensi
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Berikut adalah jumlah kromosom pada manusia, yaitu. . .
a. 23 pasang
b. 46 pasang
c. 15 pasang
d. 24 pasang
2. Akondroplasia termasuk kelainan yang terjadi pada . . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
3. Yang termasuk salah satu contoh kelainan yang di sebabkan oleh gen
genosomal X, kecuali. . a. Hemofilia
b. buta warna
c. distrofi otot
d. webbed toes
4. Kelainan Webbed toes termasuk kelainan yang disebabkan oleh. . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
5. . . . . . menentukan jenis kelamin manusia.
a. Kromosom X
b. Gen Dll
c. Gen SYR
d. Golongan darah
6. buta warna disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada . . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
7. Golongan darah O, yaitu golongan darah yang. . .
a. Memiliki anti gen A
b. Memiliki anti gen B
c. Memiliki anti gen A dan B
d. Tidak memiliki anti gen
8. Jika seorang suami istri bergolongan darah AB, makan kemungkinan
anaknya tidak bergolongan darah. . .
a. A
b. B
c. AB
d. O
9. Seorang laki-laki normal menikah dengan wanita yang ayahnya
terkena hemofilia. Maka dari keseluruhan anaknya kemungkinan
memiliki anak laki-laki hemofilia yaitu. . .
a. 25%
b. 50%
c. 75%
d. Tidak ada yang hemofilia
10. Hemofilia termasuk kelainan yang disebabkan oleh . . .
a. Gen autosomal resesif
b. Gen autosomal dominan
c. Gen genosomal X
d. Gen autosomal Y
B. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jenis kelamin.
2. Pernyataan ini benar atau salah? Anak laki-laki dapat mewarisi sifat
alel resesif kromosom X dari ayahnya.
3. Jika seorang wanita bergolongan darah A heterozigot menikah dengan
laki-laki yang memiliki golongan darah B homozigot, bagaimana
kemungkinan golongan darah anak-anaknya?
4. Seorang laki-laki hemofilia menikah dengan wanita normal,
bagaimana perbandingan fenotif anak-anaknya?
5. Sebutkan kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gen genosomal X,
minimal 3!
BAB VIII
A. PENGERTIAN MUTASI
Mutasi adalah peristiwa perubahan informasi genetik (DNA) dari
suatu organisme yang bersifat menurun. Agen yang menyebabkan
mutasi disebut mutagen. Makhluk hidup yang mengalami mutasi
disebut mutan.
B. MACAM- MACAM MUTASI
1. Macam-macam mutasi berdasarkan tempat sel yang bermutasi
a. Mutasi somatik
yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (sel tubuh)
seperti zigot, sel-sel embrio, maupun sel dewasa. Mutasi ini
hanya diwariskan pada anak sel yang dihasilkan secara mitosis.
Contoh mutasi somatik pada orang dewasa adalah kanker kulit
(karsinoma) di sekitar mata. Sel-sel ini pembelahannya tidak
terkontrol sehingga sel terus membelah sehingga mengganggu
fungsi tubuh.
b. Mutasi gametik
yaitu mutasi yang terjadi pada sel gamet. Oleh karena
terjadi pada sel gamet dan sel gamet melakukan pembuahan,
hasil mutasi ini diwariskan kepada keturunannya. Gen-gen yang
mengalami mutasi di dalam gamet dapat berupa mutasi
autosomal (jika gen-gennya terdapat pada kromosom
autosomal) maupun mutasi gonosom (jika gen-gennya terdapat
pada kromosom kelamin). Adapun mutasi gen-gen gamet yang
terdapat pada kromosom kelamin dinamakan mutasi tertaut
kelamin.
2. Macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi.
a. Mutasi Gen atau Mutasi Titik atau Point Mutation
Mutasi ini dapat terjadi jika ada perubahan pada susunan
basa nitrogen. Mutasi gen ini merupakan mutasi titik. Jadi, jika
pada suatu lokus terjadi mutasi, maka lokus lain pada
kromosom tersebut tidak terpengaruh. Pengaruh dari mutasi ini
dapat terlihat ataupun tidak. Jika mutasi terjadi pada tempat
tepat, akan berpengaruh pada suatu sifat.
Berdasarkan mekanisme perubahannya, mutasi gen dapat
terjadi karena hal-hal berikut.
3) Inversi
Inversi yaitu peristiwa terputusnya kromoson di dua
tempat dan patahan tersebut dapat bergabung kembali
dengan urutan terbalik. Inversi dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu sebagai berikut:
a) Inversi parasenstris, yaitu i nversi yang terjadi
pada satu lengan kromosom.
b) Inversi perisentris, yaitu inversi yang terjadi pada
dua lengan kromosom. Jadi, peristiwa inversi pada
manusia tidak terlalu berbahaya karena pada
kejadian inversi, jumlah gen dalam kromosom
tetap dan kondisinya juga sama.
Homologi (Perbandingan
Struktur) Anatomi
variasi antar individu
dalam satu Kolam Macam Evolusi
gen seleksi alam mikro
Biogeorfari
Homologi Embriologi
Hukum Hardy-
Weinber
Perbandingan Fisiologi
Pngaruh Seleksi
Alam terhadap
Domestikasi Variasi
BAB XI
EVOLUSI
b. Evolusi Regresif:
Evolusi yang mengarah pada
kemungkinan terbentuknya spesies baru
yang tidak dapat bertahan hidup dan
akhirnya menuju kepunahan. Contohnya
evolusi dinosaurus.
3. Teori-teori Evolusi
Teori-teori evolusi mengalami
perkembangandariwaktukewaktu.Berbagaipendapatmunculdariparail
muwan.Mulaidarievolusi yang tidakberhubungan dengan biologis sampai
yang masuk dalam kajian biologi. Para Ilmuan yang menyumbangkan gagasannya
dalam masalah evolusi antara lain :
a. Teori-teori Evolusi Pra-Darwin
Teori evolusi yang dikemukakan para ahli sebelum
munculnya teori evolusi Darwin adalah teori kreasionisme, teori
katastropisme, teori gradualisme, teori uniformitarianisme, dan
Lamarck atau Teori Perolehan yang Terwariskan Secara Genetik.
1) Teori Kreasionisme
Teori kreasionisme merupakan teori tentang
penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan
sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tidak ada lagi evolusi
atau perubahan. Paham ini dianut berdasar pada keyakinan
agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles. Teori
kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya
banyak spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu
zaman.Misalnya masa hidup dinosaurus tidak bersamaan
dengan masa hidup manusia.
2) Teori Katastropisme
Teori katastropisme merupakan paham tentang
keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek
moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk
hidup disebabkan oleh adanya bencana alam. Teori ini
diperkenalkan oleh George Cuvier (1769 – 1832 ), seorang
ahli Paleontologi atau ilmu fosil. Alasan Cuvier adalah karena
ia mengamati setiap sedimen batuan kuno yang ia temukan
mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang
berbeda. Karena itu, ia berpikir bahwa setiap sedimen
mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang
mengandung jenis-jenis organisme yang berbeda tersebut
mewakili zaman dimana organisme hidup dan mati karena
bencana.
3) Teori Gradualisme
Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli Geologi
Swedia bernama James Hutton ( 1726 – 1797). Paham
tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung
pelan-pelan tetapi pasti.Tetapi teori gradualisme ini tidak
mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
4) Teori Uniformitarianisme
Teori uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles
Lyell ( 1797 – 1875 ). Paham ini menyatakan bahwa proses-
proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam,
sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang
dalam kurun waktu.Misalnya, terbentuknya gunung selalu
diimbangi dengan erosi gunung.Teori uniformitarianisme
memang menjelaskan kejadian evolusi geologis, tetapi dapat
menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
5) Teori evolusi menurut Jean Baptiste de Lamarck
Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk
hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan
hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk
hidup selalu atau sering digunakan, maka
bagian tersebut makin lama dapat berubah
sehingga sesuai untuk digunakan pada
lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh
Gambar 5. J.B. de Lamarck yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi
makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah
mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya
dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang
telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda
dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat
perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada
keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya
sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju
daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut
dikenal dengan ‘use and disuse’.
Gambar 6.
Pendapat Lamarck mengenai panjang leher
jerapah
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah.
Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada
suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga
jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-
daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun
dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama
makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher
panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga
jerapah sekarang berleher panjang.
b. Teori Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin adalah seorang naturalis berkebangsaan
Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi
berlangsung karena adanya proses seleksi
alam (natural selection). Yang dimaksud
seleksi alam adalah: proses pemilihan yang
dilakukan oleh alam terhadap variasi
makhluk hidup di dalamnya. Hanya
makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai
Gambar 7.
dengan lingkungan yang bisa bertahan Charles Darwin
hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang
bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-
sifat yang sesuai dengan lingkungan pada generasi
berikutnya.
Gambar 8. Pendapat Darwin mengenai penjang leher jerapah
Gambar 9. Charles
Darwin dan HMS
Beagle yang
membawanya
(1831) ke pulau
Galapagos
TEORI DARWIN
Gambar 11. Perbandingan proses evolusi jerapah menurut Lamarck dan Darwin
b. Teori Darwin Vs Teori Weismann
Sebenarnya, Weismann tidak menentang
pandanganDarwin, tetapi lebih menjelaskan pandangan
Darwin mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan
diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut
bagaimana pewarisan gengen melalui sel-sel kelamin, artinya
evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor
genetika. Sifat leher panjang atau pendek jerapah dikendalikan
oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan.
Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif. Karena
jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan, maka jerapah ini akan punah.
c. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup
beradaptasi terhadap lingkungannya melalui perubahan pada
organ tubuhnya. Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut
diwariskan kepada keturunannya.
Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan tidak
bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala, maka
tanduk tumbuh di kepala menjangan.
Teori Lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh
lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya.
Weismann membuktikan teorinya dengan
mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing ekornya
telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa
dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya.
Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Percobaan ini
dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.
Macam Fosil
· Fosil biologis : fosil tubuh makhluk
hidup, baik yang utuh maupun yang
tidak utuh.
Fosil sisa : (tanda adanya kehidupan)
contohnya jejak telapak kaki, alat,
dan perkakas.
Gambar 12. Contoh fosil
Kelemahan Fosil
Rekaman fosil selalu tidak lengkap. Bagian yang menjadi fosil
umumnya adalah bagian yang keras seperti tulang, cangkang, dan
gigi.
Urutan fosil tidak selalu menggambarkan urutan filogeni yang
utuh. Ada mata rantai yang hilang (missing link).
Contoh fosil yang dapat ditemukan secara lengkap sehingga dapat
menceritakan kembali urutan filogeni adalah :
a. Archaeptra, yaitu bentuk antara reptilia purba dengan
burung purba.
b. Seymoria, yaitu bentuk transisi antara amfibi purba
dengan reptilia purba
c. Fosil kuda yang menggambarkan bentuk-bentuk
transisi lengkap, sejak dari Hyracotherium,
Mesohippus, Pliohippus, dan Equus (kuda modern)
Penentuan Usia Fosil
a. Menaksir umur relatif
Ditentukan dengan cara penentuan usia sedimen
batuan dimana fosil ditemukan. Tumpukan sedimen secara
superposisi dapat memberi informasi urutan usia fosil. Umur
relatif dapat ditentukan pula dengan prinsip korelasi fosil,
yaitu dengan cara mempelajari kandungan fosil pada tiap
sedimen. Sedimen dengan kandngan fosil yang sama
pastinya memiliki usia geologis yang sama.
b. Umur absolut
Umur absolut dapat ditaksir berdasarkan waktu paruh
atom-atom radioaktif yang terdapat pada fosil tersebut.
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan agar
separuh atom-atom radioaktif berubah menjadi
isotopnya yang lebih stabil.
4. Homologi (Perbandingan Struktur) Anatomi
Homologi adalah perbandingan struktur yang sama meskipun
secara fungsional berbeda. Contohnya melalui perbandingan
tungkai, dapat diketahui ide mengenai adaptasi dan evolusi
vertebrata. Di antara tungkai tersebut ada tungkai yang
beradaptasi untuk tangan yang prehensil (dapat memegang)
seperti pada manusia dan primata, ada tungkai untuk berjalan
(pada kuda), ada tungkai untuk terbang (burung), dan ada tungkai
untuk berenang (paus, lumba-lumba). Macam-macam tungkai
tersebut dapat dibandingkan dengan hewan pada berbagai macam
zaman yang berbeda.
5. Homologi Molekul
Molekul-molekul tubuh makhluk hidup (DNA, RNA, dan
protein) bersifat universal dan berlaku umum pada setiap makhluk
hidup, namun beraneka ragam pada tiap-tiap kelompok makhluk
hidup. Molekul pembawa informasi genetik ini dapat dianggap
sebagai pembawa rekaman evolusi. Pada saat struktur molekul
suatu makhluk hidup dibandingkan dengan struktur molekul
makhluk hidup lain, maka kita dapat mengetahui hubungan
kekerabatan antara kedua makhluk hidup tersebut.
6. Homologi Embriologi
Perkembangan embrio berbagai macam makhluk hidup terdiri
dari proses yang sama yaitu dari zigot, morula, blastula, gastrula,
dan seterusnya. Perkembangan tersebut sama, yang berbeda
hanyalah tahap diferensiasi dan spesialisasi jaringan embrional
menjelang janin siap menetas atau lahir. Ini berarti semua
makhluk hidup memiliki asal usul ontogeni yang sama.
C. SPESIASI
Spesiasi atau pembentukan spesies pada dasarnya dapat
digunakan sebagai saksi hidup mengenai apa yang terjadi di masa
lalu, maka dari itu proses spesiasi dapat pula dianggap sebagai bukti
bahwa proses evolusi memang berlangsung.
a. Adanya perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan
evolusi. Contohnya, bencana alam dapat menyebabkan
timbulnya kepunahan massal di muka bumi.
b. Adanya relung (niche) yang kosong
Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu
organisme. Suatu spesies selalu menempati relung tertentu.
Suatu relung umumnya hanya dapat ditempati oleh satu jenis
spesies saja. Kepunahan massal akan menimbulkan relung-
relung kosong yang akan menyebabkan relung-relung baru
terisi kembali dalam jangka waktu yang panjang. Apabila
relung tersebut kosong (tidak ada organisme yang
menempatinya), maka akan ada banyak organisme yang
berusaha menempati relung tersebut.
c. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme
Selalu akan ada sejumlah organisme yang mencoba
mengisi relung yang kosong. Keberhasilan suatu organisme
mengisi relung ditentukan oleh seberapa besar kecocokan
organisme tersebut dibandingkan dengan persyaratan relung
yang kosong.
1. Proses Spesiasi
a. Isolasi Geografi
Isolasi geografi : batas alam. Apabila batas alam tidak
dapat dilewati, suatu populasi tidak akan pernah bertemu
dengan populasi lainnya.
1) Proses spesiasi simpatri : proses spesiasi yang terjadi
dalam area geografi yang sama dari suatu spesies yang
paling berkerabat. Spesiasi terjadi karena aspek genetik,
morfologi, tingkah laku, fisiologi, dan lain-lain. Contoh
: populasi mencit di Eropa Barat memiliki sejumlah
populasi kecil yang tidak interfertilisasi dengan
populasi di sebelahnya walaupun penyebarannya sangat
luas di Eropa Barat.
2) Spesiasi tidak simpatri : proses spesiasi yang terdapat
dalam area geografi yang berbeda dibandingkan dengan
area geografi suatu spesies yang paling berkerabat.
Dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Spesiasi alopatri : proses spesiasi yang terjadi
di daerah yang berjauhan atau berlainan dari
suatu spesies yang paling dekat hubungan
kekerabatannya. Sebagian dari populasi suatu
spesies terpisah dan hidup di daerah yang
berlainan. Karena adanya pemisahan,
keanekaragaman yang terbawa dari populasi
yang terpisah, berbeda dalam frekuensi alelnya.
Oleh karena kedua daerah memiliki perbedaan
dalam banyak hal, seleksi alam yang bekerja
pada masing-masing area akan berbeda pula.
Ketika kedua populasi tersebut bertemu di
kemudian hari, tidak ada lagi interaksi social di
antara kedua populasi tersebut. Contoh :
Macaca brunnescens dianggap jenis berbeda
dari Macaca ochreata karena terpisah secara
geografi.
b) Spesiasi parapatri : proses spesiasi yang terjadi
di daerah yang bersebelahan dengan daerah
dari suatu spesies yang paling dekat hubungan
kekerabatannya. Daerah penyebaran meliputi
lebih dari satu macam habitat dengan
persyaratan yang berbeda. Dengan berjalannya
waktu, terbentuklah suatu populasi yang tetap
bersebelahan tetapi kemampuan interfertilnya
secara gradual menurun, berbanding lurus
dengan jarak antara dua populasi. Akhirnya
pada suatu keadaan akan ada dua populasi yang
sudah tidak mampu berinteraksi secara
interfertil, sehingga harus dianggap sebagai
spesies tersendiri.
c) Spesiasi peripatri : proses spesiasi yang terjadi
di daerah pinggir dari daerah suatu spesies
yang paling dekat hubungan kekerabatannya.
Suatu organisme memiliki kisaran toleransi
tertentu, akibatnya jenis tersebut akan
menempati daerah tertentu. Semakin jauh dari
pusat penyebarannya, maka lingkungannya pun
makin berbeda. Dengan demikian spesies yang
menempati daerah tersebut akan semakin
berbeda dengan spesies yang menempati pusat.
Dengan demikian, interaksi antara populasi
tersebut dengan populasi satu spesiesnya
menjadi sangat terbatas.
b. Isolasi Reproduksi
Proses spesiasi yang ditinjau dari : keberhasilan terjadinya
pembuahan (kemungkinan pertemuan antara dua jenis sel gamet à
proses pra-kawin) dan keberhasilan suatu perkawinan (proses
pasca kawin). Spesiasi pra kawin meliputi :
1) Kromosomal : perbedaan jumlah, bentuk, urutan kromosom
berpengaruh dalam perubahan.
2) Musim : perbedaan musim kawin atau musim berbunga
menyebabkan individu hanya dapat saling membuahi
individu tertentu yang cocok.
3) Parthenogenesis : individu identik dengan induk yang
menghasilkannya.
4) Morfologi atau struktural : perbedaan struktur tubuh
(morfologi) menyebabkan pembuahan menjadi tidak
mungkin.
Spesiasi pasca kawin meliputi:
a) Letalitas : adanya embrio yang letal
b) Sterilitas : individu yang dilahirkan tidak dapat memiliki
keturunan.
c) Semi-letal : individu yang dihasilkan, meskipun hidup
normal dan dapat memiliki keturunan, memiliki vitalitas
yang sangat rendah.
D. MEKANISME EVOLUSI
1. Kolam Gen (‘Gene Pool’ Atau Anggun Gen)
Anggun gen atau gene pool adalah jumlah total alel di dalam
semua individu yang menyusun populasi. Frekuensi gen di dalam
populasi bersifat tetap dari waktu ke waktu. Keadaan tetap konstan ini
mentaati hukum Hardy-Weinberg. Rumus hukum Handy-Weinberg
adalah sebagai berikut :
a. Misal alel yang dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a.
b. Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan q secara berurutan;
freq(A) = p; freq(a) = q; p + q = 1.
c. Apabila populasi berada dalam kesetimbangan, maka
d. freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi,
e. freq(aa) = q2 untuk homozigot aa,
f. dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot.
Hardy-Weinberg
Faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan Hukum Hardy-
Weinberg adalah :
a. Perubahan anggun gen karena kebetulan
b.Terjadi arus gen secara tidak seimbang
c. Mutasi tidak seimbang
d.Perkawinan tidak acak.
Jadi, seleksi alam dapat digambarkan sebagai berikut :
Seleksi alam menghasilkan ketidakseimbangan genetik
menyebabkan perubahan adaptif menyebabkan evolusi
Empat faktor perubahan frekuensi gen di dalam populasi
(yang telah disebutkan di atas) disebut sebagai factor penyebab evolusi
mikro (faktor penyebab terjadinya penyimpangan Hukum Hardy-
Weinberg). Evolusi mikro adalah perubahan bertahap pada tingkat gen
yang menimbulkan perubahan fenotip (penampakan fisik) organisme.
Evolusi mikro merupakan bagian dari makroevolusi. Evolusi makro
adalah perubahan secara bertahap yang menyebabkan terbentuknya
suatu kelompok taksonomi seperti spesies baru, genus baru, dll.
Contoh evolusi mikro adalah perubahan frekuensi gen-gen pada Biston
betularia.
b. Teori BigBang.
Teori lain mengungkapkan
bahwa pada awalnya benda-
benda yang ada di angkasa
mengalami pemanasan dan
membentuk satu
vo lume. Gambar 18. Teori BigBang
Karena pemanasan tersebut disertai tekanan, maka
terjadi ledakan yang maha dahsyat. Ledakan tersebut
menghasilkan bintang yang berasal dari kondensasi gas dan
debu hasil ledakan. Bintang tersebut selanjutnya meledak lagi
dan terbentuklah planet planet termasuk bumi. Teori ni
dikenal dengan Teori BigBang.
Pada waktu pertama kali terbentuk, bumi masih dalam
keadaan sangat panas. Setelah mengalami berbagai proses,
akhirnya bumi mendingin dan terbentuklah lapisan-lapisan
bumi. Barulah kemudian samudera, sungai dan danau terisi
air. Dapatkah kalian membayangkan bagaimana kondisi bumi
pada waktu itu?Lalu kapankah kehidupan dimulai? Bagaimana
proses terbentuknya kehidupan tersebut? Simaklah uraian
mengenai teori asal usul kehidupan berikut ini
2. Asal-usul Kehidupan
Semua mahluk hidup tersusun atas sel. Berdasarkan bukti fosil
yang ditemukan, sel relah ada milyaran tahun yang lalu. Namun,
yang menjadi pertanyaan kapan dan bagaimana alaw kehidupan
dimulai?
Para ilmuan berusaha mencoba mencari jawaban mengenai
asal-usul kehidupan. Dari percobaan-percobaan yang mereka
lakukan, dihasilkan beberapa teori
a. Teori Abiogenesis Klasik
Teori abiogenesis (generatio spontanea) menerangkan bahwa
asal mula makhluk hidup adalah dari benda mati. Orang
menyusun teori itu berdasarkan fakta-fakta yang tidak terlalu
sulit ditemukan. Contohnya ikan dan katak berasal dari
lumpur, cacing berasal dari tanah, lalat berasal dari belatung
dan belatung dari daging yang busuk, serta kuman berasal dari
makanan basi.
Teori ini dianut oleh ilmuwan terdahulu (klasik), yaitu
antara lain Aristoteles (384-322 SM), kemudian diteguhkan
pula oleh seorang Belanda bernama Antony van
Leuwenhoek pada tahun 1677. Leuwenhoek didukung oleh
alat mikroskop temuannya yang dapat memperlihatkan
kuman, sel sperma, sel darah, dan lain-lain. Ia memperhatikan
majkhluk renik yang tumbuh berasal dari jerami yang
direndam, kuman berasal dari udara dan makanan basi.
Teori abiogenesis tersebut dianut selama lebih dari 20
abad tanpa ada sanggahan, sampai orang mulai kritis dengan
pertanyaan apa benar lalat muncul dari daging busuk begitu
saja tanpa ada peristiwa tertentu sebelumnya.
c. Teori Biogenesis
Teori abiogenesis klasik disanggah sejak abad ke-19.
Sanggahan utama dikemukakan oleh Louis Pasteur, Lazzaro
Spallanzani, dan Fransisco Redi. Pengamatan mereka yang
lebih terencana, teliti, dan sabar dalam eksperimen
membuktikan bahwa kuman yang tumbuh pada daging adalah
karena induk kuman sudah ada di daging busuk dan kalau
belatung lalat tumbuh dari daging busuk itu disebabkan oleh
induk lalat bertelur di daging tersebut
Tujuan: Tujuan:
Untuk membuktikan bahwa Untuk membuktikan bahwa kuman tidak
belatung yang tumbu dari tumbuh dari kaldu daging yang steril.
daging adalah karena unduk
lalat yang bertelur
menghasilkan belatung di
daging tersebut.
Hasil: Hasil:
Pada stoples A tidak tumbuh Setelah beberapa hari, pada labu yang
belatung sama sekali. Pada dibiarkan terbuka, kaldunya berubah
stoples B lalat hinggap di atas keruh yang berarti mengandung kuman
kasa dan banyak belatung yang berkembang pesat.
tumbuh di atas kasa serta ada
Pada labu yang steril dan dibiarkan
sedikit yang tumbuh di daging.
tertutup rapat, tidak ditumbuhi kuman dan
Pada stoples C lalat hinggap di
atas daging dan banyak kaldu tetap tampak jernih.
belatung tumbuh di daging.
Kesimpulan: Kesimpulan:
Belatung hanya tumbuh dari Kaldu keruh karena tidak steril, yang
daging yang disinggahi lalat menyebabkan adanya pertumbuhan
(untuk bertelur). kuman yang terbawa oleh udara.
d. Percobaan Louis
Pasteur (1822-1895) Pada dasarnya,
percobaan Pasteur menyempurnakan
percobaan Spallanzani. Ia menggunakan
labu yang berhubungan dengan pipa
bentuk leher angsa, yaitu melengkung
Gambar 22. Peracoban Paasteur yang
dua kali sehingga kalau ditegakkan akan
menyebabkan
menggunakan kaldu dan labu berpipa mikroorganisme dari udara tidak dapat
bentuk leher angsa mencapai kaldu meskipun udara dapat tetap masuk,
karena terperangkap di lengkungan pipa. Lalu labu itu
diisi kaldu daging dan dipanaskan hingga steril
kemudian dibiarkan beberapa hari. Ternyata kaldu
tetap jernih steril. Bila labu yang diberi pipa bentuk
leher angsa itu dimiringkan sampai kaldu keluar dari
ujung pipa, lalu dibiarkan tegak, ternyata kaldu
menjadi keruh yang berarti ada mikroorganisme dari
udara sewaktu labu miring.
Bukti-bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut
cukup kuat untuk menyanggah teori abiogenesis yang sudah
dianut sejak Aristoteles hidup. Sebaliknya, bukti tersebut
sekaligus membangun teori baru yang dinamakan teori
biogenesis.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup. Teori ini memiliki tiga semboyan,
yaitu:
omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk
hidup berasal dari telur;
omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal
dari makhluk hidup;
omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup.
e. Teori Abiogenesis Modern: Evolusi Kimia
Proses pembentukan kehidupan di permukaan bumi
terjadi secara perlahan-lahan menghasilkan adanya kehidupan
yang diterangkan menurut teori abiogenesis modern oleh
Oparin dan Haldane. Pada tahun 1920-an, dua orang ahli
(Oparin dari Rusia dan Haldane dari Inggris) membuat
postulat bahwa atmosfer bumi pada zaman purba memiliki
kecenderungan menyintesis senyawa organic dari molekul
anorganik purba, yaitu metana (CH4), ammonia (NH3),
hidrogen (H2), dan air (H2O). Namun, Oparin dan Haldane
hanya mengemukakan pstulat (hipotesis yang tidak didukung
dengan bukti-bukti). Alasannya karena sulit meniru kondisi
atmosfer purba.
Tahapan Evolusi Kimia
Evolusi kimia berlangsung sebelum evolusi biologi. Tahapan
yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut.
1) Pembentukan senyawa kimia organik sederhana dari zat-
zat anorganik dengan bantuan energi kosmis di atmosfer
purba.
2) Pembentukan senyawa kimia yang lebih kompleks: urea,
formaldehid, asetat, dan sebagainya asam amino, glukosa,
asam lemak, nukleotida.
3) Pembentukan senyawa kompleks dengan cara polimerasi
senyawa monomer organic:
a) asam amino polimer protein
b) glukosa polimer amilum, selulosa
c) asam lemak + gliserol lemak
d) nukleotida RNA
4) Beberapa molekul sederhana dan molekul polimer
berinteraksi menjadi agregat seluler. Beberapa molekul
berfungsi secara structural dan menjadi substrat reaksi
untuk menghasilkan energi bagi reaksi-reaksi sintesis.
5) Beberapa molekul (nukleotida) mengalami polimerasi
menjadi RNA yang mampu bertindak sebagai enzim
untuk sintesis, sekaligus mengarahkan jalannya reaksi-
reaksi dalam kompartemen (koaservat atau protobion).
6) RNA menjadi cukup stabil untuk bertindak sebagai
molekul pembawa informasi genetis.
7) Reaksi-reaksi kimia agregat cikal bakal seluler tersebut
tersekat atau terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) dan
ini menjadi cikal bakal sel.
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa ilmuwan
mengemukakan pendapat serta melakukan eksperimen. Di antaranya
adalah: Harold Urey dan Stanley Miller.
Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)
Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-
zatanorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada diatmosfer
berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen,dan uap air.
Semua zat ini bereaksi membentuk zat organikkarena energi
petir.Menurut Urey, proses terbentuknya makhluk hidup
dapatdijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:
Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air tersedia
sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap II : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat bereaksi
membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
Tahap III : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang memiliki
susunan kimia, seperti susunan kimia pada virus.
Tahap IV : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan
tahun menjadi organisme (makhluk hidup) yang lebih
kompleks.
Uji kompetensi
A Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Jerapah yang sekarang berleher panjang disebabkan karena
penyesuaiannya terhadap persediaan makanan. Pernyataan ini
dikemukakan oleh . . . .
a. Charles Darwin
b. Herbert
c. SpencerJ. B. Lamarck
d. Charles Lyell
e. Hardy Weinberg
2. Persamaan pandangan tentang evolusi antara Charles Darwin dan
J.B. Lamarck adalah . . . .
a. Adanya seleksi alam
b. Makhluk hidup mengalami perubahan dari waktu ke waktu
yang mengarah kepada kesempurnaan
c. Makhluk hidup harus beradaptasi agar dapat mempertahankan
eksistensi dirinya
d. Evolusi terjadi karena adanya peristiwa mutasi
e. Makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk
hidup pada masa lampau
3. Seleksi alam menurut Darwin adalah . . . .
a. Individu yang dapat bersaing dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya akan bertahan dan mampu berkembang biak
b. Munculnya individu baru dalam populasi yang berubah
frekuensi gennya
c. Perubahan frekuensi gen, alel atau kromosom secara spontan
d. Individu harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar
dapat bertahan
e. Ciri makhluk hidup yang ada sekarang merupakan pewarisan
dari nenek moyangnya
4. Weismann adalah seorang ahli yang menentang teori pewarisan
keturunan pada organisme yang mengalami perubahan secara
morfologi. Percobaan yang dilakukannya adalahdengan . . . .
a. Mengawinkan dua ekor lalat buah heterozigot
b. Mengawinkan dua ekor tikus yang tidak dipotong ekornya
c. Mengamati kupu-kupu Biston betularia pada masa revolusi
industri
d. Mengamati kadal pasir yang hidup digurun
e. Mengawinkan dua ekor tikus yang dipotongekornya
5. Pengaruh seleksi alam terhadap adanya evolusi adalah . . . .
a. Terjadinya rekombinasi genetik pada anggota populasi
b. Munculnya individu baru yang lebih tahan terhadap
lingkungan
c. Terjadinya perubahan lingkungan yang mengarahkan kepada
adaptasi
d. Adaptasi organisme yang tidak dapat bertahan dengan kondisi
lingkungan
e. Munculnya individu yang tidak sempurna
6. Konsep evolusi tentang use and disuse dikemukakan oleh . . . .
a. Charles Darwin
b. Herbert Spencer
c. Charles Lyell
d. Hardy Weinberg
e. J.B. Lamarck
7. Perbandingan struktur homologi organ merupakan salah satu bukti
evolusi. Contoh struktur homolog adalah . . . .
a. Struktur dasar lengan manusia, sayap burung dan sirip anjing
laut
b. Adanya lekuk brankial pada embrio manusia
c. Struktur tulang ekor pada manusia dengan tulang ekor pada
ikan paus
d. Kesamaan asam amino yang terdapat pada rantai hemoglobin
manusia dengan vertebrata lain
e. Sayap burung dan sayap kelelawar
8. Seorang ahli geologi yang berjasa bagi Darwin berkaitan dengan hasil
penelitiannya tentang lapisan-lapisan bumi yang berhubungan dengan
fosil tertua dan muda adalah . . . .
a. Herbert Spencer
b. Charles Darwin
c. Charles lyell
d. Weismann
e. J.B. Lamarck
9. Berikut ini bukti-bukti evolusi, kecuali . . . .
a. Bukti paleontologi
b. Bukti embriologi
c. Bukti anatomi
d. Struktur vestigial
e. Bukti morfologi
10. Perbedaan jumlah asam amino pada rantai hemoglobin manusia
dengan beberapa spesies lain adalah . . . .
a. Anjing
b. Monyet rhesus
c. Gorilla
d. Gibbon
Sumber : https://www.google.com
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan organisme
atau bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dan jasa. Dalam
perkembangan lebih lanjut, bioteknologi didefinisikan sebagai
pemanfaatan prinsip-prinsip dan rekayasa terhadap organisme, sistem
atau proses biologis untuk manghasilkan atau meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan
hidup manusia.
D. KLASIFIKASI BIOTEKNOLOGI
1. Bioteknologi Tradisional (Konvensional)
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana
yang menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yang terjadi
masih dalam tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional
menggunakan jasad hidup secara utuh. Proses biokimia dan proses
genetik terjadi secara alami. Manipulasi yang dilakukan dalam
bioteknologi ini hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan
media tumbuh serta tidak sampai pada tahap rekayasa genetika.
Seandainya ada, rekayasa yang berlangsung bersifat sederhana dan
perubahan yang terjadi tidak tepat sasaran.
Biotektologi konvensioanal tidak dipakai untuk pembuatan
produk secara mahal dan menggunakan biaya yang relatif rendah,
selain itu ilmu yang digunakan pun biasanya diwariskan secara
turun-temurun.
Aplikasi bioteknologi konvensional mencakup berbagai aspek
pada kehidupan manusia, seperti aspek pangan, pertanian,
perternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
a. Pangan
Beberapa contoh bioteknologi dibidang pangan, misalnya:
1) Tempe: dibuat dari kedelai dengan
menggunkan jamur Rhizopus.
2) Oncom: dibuat dari ampas kedelai dengan
menggunkan jamur Neurospora sitophila.
3) Tapai ketan: dibuat dari beras ketan
Sumber : dokumen penerbit
dengam menggunakan khamir
Saccharomyces cereviceae.
Gambar 1 : tempe
4) Kecap: dibuat dari kacang kedelai dengan
menggunakan jamur Aspergillus.
b. Pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian,
misalnya :
1) Hidroponik: cara bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai tempat
menanam tanaman.
2) Suatu tanaman jenis mustard alami yang
diseleksi oleh manusia menghasilkan
Sumber : dokumen penerbit tanaman brokoli, kubis, kembang kol.
Gambar 2 :
kolablori, brokoli,
kubis kembang kol.
c. Peternakan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional dibidang perternakan,
misalnya :
1) Domba ankon: domba berkaki pendek dan
bengkok, sebagi hasil mutasi alami.
2) Sapi jersey yang diseleksi oleh manusia
agar menghasilkan susu dengan kandungan
krim lebih banyak.
Gambar 3 : domba
ankon
d. Kesehatan dan Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan,
misalnya :
1) Antibiotik yang digunakan untuk
pengobatan, diisolasi dari bakteri dan
jamur.
2) Vaksin: merupakan mikroorganisme atau
Sumber : dokumen penerbit bagian mikroorganisme yang toksinnya
Gambar 4 : vaksin telah dimatikan, bermanfaat untuk
meningkatkan imunitas.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa
tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan
dengan baik. Teknik yang sering digunakan adalah dengan
melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara terarah
sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan.
Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah
teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses
biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam
tabung percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal
dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk
menghasilkan organism transgenik. Organisme transgenik adalah
organisme yang urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah
diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.
Aplikasi bioteknoloogi modern juga mencakup berbagai aspek
kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian,
perternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
a. Pangan
Beberapa bioteknologi modern pada bidang pangan, misalnya :
1) Buah tomat hasil manipulasi genetik
sehingga tahan lama, tidak cepat matang
serta membusuk.
2) Kentang yang telah mengalami mutasi
genetik sehingga kadar pati kentang
Sumber : dokumen penerbit
meningkat 20% dari kentang biasa.
Gambar 5 : Tomat
genetik
b. Pertanian
Beberapa bioteknologi modern pada bidang pertanian, misalnya :
1) Tanaman kedelai Tengger dan kedelai hijau
Camar yang berumur pendek dengan
produktivitas tinggi, diperoleh dari radiasi
seleksi biji – biji kedelai.
sumber :
2) Tanaman jagung dan kapas yang resisten
https;//www.google.com
terhadap serangan penyakit gen tertentu.
Gambar 6 :tanaman
jagung
c. Peternakan
Beberapa bioteknologi modern pada bidang perternakan, misalnya
1) Pembelahan embrio secara fisik mampu
menghasilkan kembar identik pada domba,
sapi, babi, kuda.
2) Ternak unggul hasil manipulasi genetik,
contohnya unggul pada daging dan
susunya.
sumber :
https;//www.google.com
Gambar 7 : domba
d. Kesehatan dan pengobatan
Beberapa bioteknologi modern pada bidang kesehatan dan
pengobatan, misalnya :
1) Hormon pertumbuhan somatotropin yang
dihasilkan Escherichia coli.
2) Manipulasi produksi vaksin dengan
menggunakan E. Coli agar lebih efisien.
Sumber : dokumen penerbit
Gambar 8 : vaksin
1. Pertumbuhannya cepat
2. Sel – selnya memiliki kandungan protein yang tinggi
3. Dapat menggunakan produk – produk sisa sebagai substratnya
4. Menghasilkan produk yang tidak toksik
5. Sebagai organisme hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim
organisme itu sendiri sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan
dari luar.
Gambar 9 : yeast
1. Mikroorganisme Pengubah dan Penghasil Makanan atau
Minuman
a. Mikroorganisme dapat mengubah nilai gizi makanan atau
minuman dalam proses fermentasi.
b. Proses fermentasi: perubahan enzimatik secara anaerob dari
senyawa organik menjadi produk organik yang lebih sederhana.
c. Mikroorganisme pada proses fermentasi menyebabkan perubahan
senyawa – senyawa kompleks pada makanan atau minuman
menjadi senyawa yang lebih sederhana dan peningkatan cita rasa
dan aroma makanan atau minuman.
Sumber : https://www.google.com
Gambar 11 : oncom
Sumber : https://www.google.com
Gambar 12 : penisilin
Sumber : https://www.google.com
Gambar 14 : pengolahan limbah
Sumber : https://www.google.com
Gambar 15 : pengolah limbah