Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

        Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
dengan judul makalah tentang shalat. Telah menjadi tekad saya sejak awal untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, saya
mengerjakan makalah ini dengan sungguh-sungguh dan memberikan berbagai
informasi tentang maraton dan atletik yang saya ambil dari berbagai sumber.

        Makalah ini berjudul makalah tentang Hukum Sholat 5 Waktu dan Tata
Caranya di dalamnya membahas tentang Hukum Sholat 5 Waktu dan Tata
Caranya. Sebagai makhluk yang lemah dan tak sempurna, saya mengharapkan
kritik dan saran demi kemajuan makalah ini. Saya mohon maaf apabila terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan dalam menyelesaikan makalah ini.

 Binjai, Oktober 2018

     Penulis

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian shalat Lima waktu dan penjelasannya.......................... 3
2.2 Hukum Shalat lima waktu dan hikmahnya..................................... 5
2.3 Tata Cara Pelaksanaan Shalat Lima Waktu.................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kseimpulan..................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Salat (‫الة‬22‫)ص‬, merujuk kepada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut


syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara
Nabi Muhammad, sebagai figur pengejawantah perintah Allah. Umat muslim
diperintahkan untuk mendirikan salat, karena menurut Surah Al-'Ankabut dapat
mencegah perbuatan keji dan mungkar:

“ ...dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-


perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). (Al-
Ankabut: 45)

Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah , sholat menurut Bahasa


(Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada
Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan( SidiGazalba,88).
Adapun scara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua-duanya.(Hasbi Asy-Syidiqi, 59).

1
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di das lamnya merupakan amalan
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang
telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin)
kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon rido-Nya.
B.    Rumusan Masalah

1. Apakah pegertian shalat lima waktu dan penjelasannya?


2. Bagaimana hokum dan hikmah melaksanakan shalat lima waktu ?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat lima waktu?

C.     Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan pemahaman tentang :


1) Arti Sholat 
2) Bagaimana cara mengerjakan shalat seperti yang dianjurkan oleh Rosulullah
SAW.
3) Sebagai koreksi terhadap prilaku sholat kita 
4) Memahami lebih Arif berbagai khilafiyah yang ada
5) Lebih sempurna dalam mengerjakan sholat
6) Memperdalam pengetahuan tentang sholat, hokum, dan tata cara
pelaksanaannya.
7) Merubah pemikiran untuk lebih Universal
8) Lebih utama untuk meningkatkan keimanan sehingga menjadi insan yang
bertakwa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian shalat Lima waktu dan penjelasannya


Shalat lima waktu adalah salat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima
kali sehari. Sedangkan menurut istilah syar'i sholat adalah ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat-
syarat tertentu. Shalat limat waktu adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh
setiap orang islam baik yang laki-laki maupun yang perempuan, karena shalat
lima waktu itu hukumnya wajib dan memang diperintahkan oleh Allah
SWT. Sebagaimana firman Allah SWT yang tertuang dalam surat Al-Israa ayat
78,

yang artinya : Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap
malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).  Salat lima waktu merupakan salah satu dari
lima Rukun Islam. Allah menurunkan perintah salat ketika peristiwa Isra' Mi'raj.
Shalat lima waktu tersebut adalah:
         Subuh, terdiri dari 2 rakaat. Waktu Shubuh diawali dari munculnya fajar
shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir
ketika terbitnya Matahari.
         Zuhur, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah
tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.
         Asar, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang
benda melebihi panjang benda itu sendiri. Khusus untuk madzab Imam Hanafi,
waktu Ahsar dimulai jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi
panjang benda itu sendiri. Waktu Asar berakhir dengan terbenamnya Matahari.

3
         Magrib, terdiri dari 3 rakaat. Waktu Magrib diawali dengan terbenamnya
Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.
         Isya, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Isya diawali dengan hilangnya cahaya merah
(syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan
harinya. Menurut ImamSyi'ah, Salat Isya boleh dilakukan setelah mengerjakan
Salat Magrib.
Khusus pada hari Jumat, laki-laki muslim wajib melaksanakan salat
Jumat di masjid secara berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti Salat
Zhuhur. Salat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka
yang sedang dalam perjalanan (musafir).
Berdasarkan hadis, dari Abdullah bin Umar ra, Nabi Muhammad bersabda:
Waktu salat Zuhur jika Matahari telah tergelincir, dan dalam keadaan bayangan
dari seseorang sama panjangnya selama belum masuk waktu Asar. Dan waktu
Asar hingga Matahari belum berwarna kuning (terbenam). Dan waktu salat
Magrib selama belum terbenam mega merah. Dan waktu salat Isya hingga
pertengahan malam bagian separuhnya. Waktu salat Subuh dari terbit fajar hingga
sebelum terbit Matahari (Shahih Muslim)

4
2.1 Hukum Shalat lima waktu dan hikmahnya
Shalat itu wajib bagi semua umat Islam. Karena Allah Ta’ala telah
memerintahkannya pada beberapa ayat dalam Al-Quran:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“...Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu


adalah fardhu (wajib) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman,” (QS An-Nisa: 103).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berfirilah


untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk,” (QS Al-Baqarah: 238).
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjadikan shalat sebagai pondasi kedua
dari lima pondasi Islam.
S
Beliau bersabda:
“Islam itu didirikan atas lima perkara: (1) Bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang
berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; (2)
Mendirikan shalat; (3) Menunaikan Zakat; (4) Mengerjakan haji ke Baitullah;
dan (5) Berpuasa pada bulan Ramadhan,” (HR Al-Bukhari: 1/9, dan Muslim:
20, 21, Kitab Al-Iman). 

5
Hukum orang yang tidak mengerjakan shalat secara syar’i diancam hukuman
mati. Adapun orang yang meremehkannya, masuk dalam kategori fasik.

Hikmah Shalat

Sebagian hikmah disyariatkannya shalat adalah bahwa shalat itu dapat


membersihkan jiwa, dapat menyucikannya, dan menjadikan seorang hamba layak
bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dunia dan berada dekat
dengan-Nya di surga. Bahkan shalat juga dapat mencegah pelakunya dari
perbuatan keji dan mungkar. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“...Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-


perbuatan) keji dan mungkar...” (Al-Ankabut: 45).
Keutamaan Shalat 

Untuk mengetahui keutamaan dan keagungan shalat, cukuplah kita membaca


hadist-hadist Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam berikut:

1. Sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam:

“Pokok terpenting dari segala perkara adalah Islam, dan tiangnya adalah shalat,
serta puncak tertingginya adalah jihad di jalan Allah,” (HR Tirmidzi: 616).

6
2. Sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam:

“(Yang membedakan) antara seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan


shalat,” (HR Muslim: 134, Kitab Al-Iman).

3. Beliau Shalallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

“Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi


bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka
telah melakukannya, maka mereka telah menlindungi harta dan jiwanya dariku
kecuali karena hak Islam, dan hisab (perhitungan) amal mereka diserahkan
kepada Allah Azza Wa Jalla,” (HR Al-Bukhari: 1/13, 9/138).

4. Sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam ketika ditanya tentang amalan


apa yang paling utama, beliau menjawab:

“Mengerjakan shalat pada (awal) waktunya,” (HR Muslim: 36, Kitab Al-Iman).

5. Sabda beliau:

“Perumpamaan salat lima waktu ibarat sebuah sungai tawar yang deras yang
ada di dekat pintu rumah salah seorang dari kalian, yang ia mandi di dalamnya
sebanyak lima kali setiap hari, maka apakah kaliah melihat adanya kotoran yang
tersisa padanya?” Para sahabat berkata, “Tidak ada sedikitpun.” Beliau
melanjutkan, “Sesungguhnya shalat lima waktu itu dapat menghilangkan dosa-
dosa sebagaimana air dapat menghilangkan kotoran,” (HR Muslim: 284, Kitab
Al-Masajid).

7
6. Sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam:

“Tidaklah seorang muslim yang ketika tiba waktu shalat fardhu dia
membaguskan wudhunya dan kekhusyukannya serta rukuknya melainkan shalat
itu menjadi penghapus dosa-dosanya yang telah lewat, selama dia tidak berbuat
dosa besar, dan itu sepanjang masa,” (HR Muslim: 7, Kitab Ath-Thaharah,
dan Imam Ahmad: 5/260). Wallahu’alam bish shawwab.

2.3 Tata Cara Pelaksanaan Shalat Lima Waktu


1.Gerakan berdiri tegak untuk shalat
Berdiri tegak pada shalat fardu hukumnya wajib, berdiri tegak merupakan
rukun shalat. Cara melakukanya adalah sebagai berikut:
a. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
b. tangan rapat disamping badan.
c. kaki direnggangkan paling lebar seleebar bahu.
d. semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
e. pandangan lurus ke tempat sujud.
f. posisi badan menghadap kiblat.

2. Gerakan mengangkat kedua tangan


Tata caranya sebagai berikut:
a. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
b. ujung jari-jari sejajar dengan pucuk telinga.
c. ujung ibu jari sejajar dengan ujung baawah telinga.
d. jari-jaari direnggangkan
e. telapak tangan menghadap ke arah kiblat.
f. lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki).

8
3. Gerakan sedakap pada shalat

Caranya adalah sebagai berikut:


a. telapak tangan kanan di letakkan diatas pergelangan tangan kiri, tidak di
genggamkan
b. meletakkan tangan boleh didada, diatas pusar, boleh juga dibaawah pusar.

4. Gerakan rukuk dalam shalat

Rukuk artinya membungkukkan badan,Cara melakukanya adalah sebagai berikut:


a. angkat tangan sambil mengucapkan takbir.
b. turunkan badan ke posisi membungkuk.
c. kedua tangan menggenggam lutut.
d. punggung dan kepala sejajar.
e. kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
f. pinggang direnggangkan dari paha.
g. pandangan lurus ke tempat sujud

5. Gerakan iktidal dalam shalat


Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika
bangkit disunahkan mengangkat tanagn seperti ketika takbiratulikhram.

6. Gerakan sujud dalam shalat


Sujud artinya menempelkan kening pada lantai, ada tuju anggota badan
yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1.   Wajah (kening dan hidung)
2.   Dua telapak tangan
3.   Dua lutut
4.   Dua ujung telapak kaki

9
Tata cara sujud:
a.  Turunkan badan dari posisi iktidal
b.  Letakkan kedua lutut ke lantai
c.  Letakkan kedua telapak tangan ke lantai
d.  Letakkan kening dan hidung ke lantai
e.   Posisi pantat lebih tinggi darp pada wajah

7. Gerakan sujud antara dua sujud

Duduk antar dua sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:


a.  Bangkit dari sujud pertama sambil mengucap takbir
b.  Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki
c.  Telapak kaki kanan tegak
d.  Badan tegak lurus
e.   Siku ditekuk, tangan sejajar dengan paha
f.  Telapak tangan dibuka
g.  Telapak tangan diletakkan diatas paha, jari-jari sejajar dengan lutut
h.  Pandangan lurus ke tempat sujud
i.   Setelah tumakninah, baru membaca doa antara dua sujud

8. Gerakan tasyahud (tahiyat) awal

Duduk tasyahud awal adalah duduk iftirasy, sama seperti duduk antara dua sujud.
Ini pada shalat yanag lebih dari dua rakaat, yaitu pada shalat zuhur, asar magrib,
isya. Caranya adalah sebagai berikut:
a.  Bangkit dari sujud kedua, rakaat kedua sambil membaca takbir
b.  Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki
c.   Badan tegak lurus
d.  Siku ditekuk, tangan sejajar dengan paha
e.  Telapak tangan dibukak
f.  Telapak tangan dibukak, ujung jaari sejajar dengan lutut

10
g. Disunahkan memberi isyrat dengan telunjuk, telapak tangan kanan
digenggamkan, kemudian telunjuk diangkat (menunjuk), dalam posisi ini
kemudian membaca doa tasyahud.

9. Gerakan tasyahud akhir

Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk, caranya adalah:


a.  Bangkit dari sujud ke dua, pada rekaat terakhir pada shalat sambil membaca
takbir
b.   Telapak kaki kiri dimasukkan ke dalam kaki kanan, panggul duduk
menyentuh lantai.
c.  Telpak kaki kanan tegak, menghadap arah kiblat
d.   Badan tegak lurus
e.   Siku ditekuk tangan sejajar dengan paha
f.   Telapak tangan sejaajar dengan paaha, ujung jari sejajar dengan lutut
g.  Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, telapak tangan kanan
digenggamkan, kemudian telunjuk diangkaat (menunjuk), kemudian membaca
doa tasyahud, shalawat, dan doa setelah tasyahudakhir.

10. Gerakan salam

Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan. Menengok dilakukan


sampai kira-kir seaarah dengan bahu. Jika jadi imam dalam shalat beerjamaah
salam dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan
sambil membaca salam.

11
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasarpada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnyatersembunyi dalam hati karena hanya
Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada
juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin
tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan danpengkajiannya semuanya
bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis, hendaknya perbedaan tersebutmenjadi
hikmah keberagaman umat islam. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah,
ada juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya.

3.2. Saran
Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa mendirikan solat,
dan  menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai yang dicontohkan rosul.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://martinafirdayanti.blogspot.com/2017/06/makalah-sholat-lima-waktu.html
http://muhnoviyanto.blogspot.com/2013/11/makalah-tentang-shalat-lima-waktu-
hukum.html
http://edukasiislam.over-blog.com/2016/06/makalah-tentang-shalat.html

13

Anda mungkin juga menyukai