Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SHOLAT

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fiqih

Disusun Oleh :
Nama : Erfan Maulana
Kelas : X – IPA 2
NIS :

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 PATI


Jl. Ratu Kalinyamat Gang Melati II Tayu Pati
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Sholat” telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh :

Wali Kelas X – IPA 2 Pembimbing

………………………… …………………….

Mengetahui,
Kepala Madrasah

Drs. H. Sutarmo
NIP. 19590706 198603 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam
keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada
Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan
bagi ummat-Nya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai ”Sholat“
karena sebagai seorang umat Islam maka kita perlu mengetahui seluk beluk
Sholat.
Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan-Nya. Saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak,
begitu juga dengan manusia sendiri.

Tayu, 24 April 2019


Penulis

Erfan Maulana

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sholat.......................................................................... 3
2.2 Sejarah Sholat .............................................................................. 3
2.3 Macam – Macam Sholat ............................................................... 4
2.4 Sholatnya Orang Beriman Dan Orang Fasiq ................................ 5
2.5 Manfaat Sholat ............................................................................. 6
2.6 Bahaya Meninggalkan Sholat....................................................... 8
2.7 Waktu Yang Dilarang Untuk Sholat ............................................ 11
2.8 Syarat Wajib Sholat ...................................................................... 11
2.9 Dalil – Dalil Yang Mewajibkan Sholat ........................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan....................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti
sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan
mungkin untuk ditinggalkan.
Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati,
tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat),
mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu
ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim
yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi
bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati
menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari
prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan
yang ideal yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai
persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula
dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang
paripurna dan keteraturan yang indah.
Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus shalih sangat
memperhatikan masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat itu
sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar
kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika mereka ingin
mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka mereka
bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara shalatnya,

v
bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah
SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka
saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu
Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini :
” Sholat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”.
Begitupun dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan
Anas r.a.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang
melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat
semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai
salah satu penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar
melaksanakannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa defines/ pengertian sholat?
2. Bagaimana sejarah sholat?
3. Apasaja macam-macam sholat?
4. Apa dari manfaat sholat?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian sholat.
2. Untuk mengetahui sejarah sholat.
3. Untuk mengetahui macam-macam sholat.
4. Untuk mengetahui manfaat sholat.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang bisa didapat dalam makalah ini yaitu:

vi
1. Dapat mengetahui pengertian sholat.
2. Dapat mengetahui sejarah sholat.
3. Dapat mengetahui macam-macam sholat.
4. Dapat mengetahui manfaat sholat.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Sholat


Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah
pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh
salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran
Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka
serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Maha Tinggi-
Maha Mulia. Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan
memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah
barang tentu ia putus hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun
jasadnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan
dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan
waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-
bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari
sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat (mengucap salam) kepada
makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan yang diperuntukkan bagi
sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram,
Allahu Akbar dan berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’.

2.2 Sejarah Sholat

vii
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana
proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara
keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan
Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara
terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya, dan
yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka
shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat
menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti
mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.

2.3 Macam – Macam Sholat


Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Sholat Fardhu
Yaitu sholat yang diwajibkan Allah SWT kepada hamba-hamba-
Nya sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui
perintah maupun larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam
sehari semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai
panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya.
b. Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang
benda aslinya sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya
mendung merah dilangit.
d. Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai
munculnya fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya
matahari.
2. Sholat Tathowwu'
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.
a. Sholat Tathowwu' Muthlaq

viii
Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan
oleh syara'.
b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10
rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum
Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib
dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum
shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki
orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim: 729) Sholat lain yang
disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-sholat sunah seperti
sholat tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat istihoroh, sholat dhuha,
sholat taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan sholat tasbih.

2.4 Sholatnya Orang Beriman Dan Orang Fasiq


1. Sholatnya orang beriman
Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku
(bermakmum) dan agar kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-
Muslim)
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR.
Bukhari-Muslim)
Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan
dan ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan
pada esensi shalat yaitu terdapatnya kekhusuan.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).
2. Sholatnya orang fasiq
a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu
tentang shalat, yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara

ix
yang membatalkannya, tentang bersuci dari hadas, begitu juga
bacaannya sudah betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini
tidak mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia
mudah memalingkan mereka daripada menunaikan kewajiban kepada
Tuhannya seperti perintah shalat ini. Bila mereka sedang ada mood
maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila ada urusan pekerjaan,
maka mereka lupakan saja shalat dan mendahulukan apa saja tuntutan
pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan itu berdosa.
Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di dalam mengerjakan
perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq. Seperti
firman Allah di dalam Al Quran: “Barangsiapa yang tidak berhukum
dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-
orang yang fasiq”.
b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat
dan sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam
mengerjakannya. Yakni, jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan untuk
mengingati Allah dengan menghayati bacaan-bacaan dalam shalat.
Fikirannya melayang- layang memikirkan hal-hal lain di luar shalat,
seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi.
Golongan ini tidak menjiwai shalatnya, malah pekerjaannya di luar
shalat itu yang dijiwai sehingga mengganggu ibadah shalatnya. Mereka
diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya:
“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang
shalat, yaitu orang-orang yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al
Ma’un 4-5)
Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu
sendiri: “
Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah
membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya(dengan sholat) dihadapan
manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah melainkan dengan sedikit
sekali“(Qs. Annisa ayat 142).

x
2.5 Manfaat Sholat
1. Sholat dapat menghapuskan dosa
Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh
maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa,
maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu
membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat ‘asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian
kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka
shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika
kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya, kemudian
kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu
bangun.” (HR. Thabrani)
2. Manfaat sholat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk
kesehatan:
 Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari
sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
 Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat
pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari
tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung,
dengan begitu kita tidak mudah terserang penyakit, tulang belakang
juga akan lurus.
 Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya,
hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan
mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran
darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
 Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher
oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin
lancar bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan
dada lebih tinggi daripada leher.

xi
 Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah
wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan
getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran
kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah
sering lama dalam bersujud.
 Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat
karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah
terjadinya pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara
optimal menopang tubuh kita.
 Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan
memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga
kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah
bening di leher ke jantung.
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar…” (Qs. Al-Ankabut ayat 45).
Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki
iltizam terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya
terhadap keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah
kemaksiatan dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan
dalam ayat tadi.
4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan
jiwa dan melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan.
Shalat dengan dipersyaratkannya membaca Al Fatihah di dalamnya,
sementara Al Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna
telah memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu
pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya,
lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.

2.6 Bahaya Meninggalkan Sholat

xii
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan
tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan
orang yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan
Sholat fardhu.
Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah
SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka
pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia
kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti
melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril
menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat
fardhu” (Riwayat Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka
Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang
bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk
ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab:
“kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan
Sholat” Al-ayat.
Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang
yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan
waktu Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka
telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam
dengan Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan
hadist di atas “yaitu orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga
sampai kepada waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak
bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.
Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”. Berdasarkan hadist ini,
Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib
memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang
meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan sholat.
Bahkan, ada yang mengatakan haram mensholatkanya.
Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

xiii
1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan
tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan
membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata,
kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah
memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dhuhur,
kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib
ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik
matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut
bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena
meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib,
dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah
seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu:
Subuh, Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam
selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat = 1000 tahun didunia =
60,000 tahun).
 Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.
 Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.
 Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.
 Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang
meninggalkan sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal
dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan
dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :
 Di Dunia
o Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.
o Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada
(wajah) nya.
o Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
 Ketika Sakaratul Maut

xiv
o Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
o Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
o Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
o Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya
 Ketika di Alam Barzakh
o Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta
menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat
menakutkan.
o Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
o Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya
berkumpul (seperti jari bertemu jari).
o Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan
lipan.

2.7 Waktu Yang Dilarang Untuk Sholat


1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.
2. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh
dilaksanakannya shalat sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan
hadits- hadits berikut:
- Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh banyak orang yang
kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk
didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya Nabi melarang
melaksanakan shalat setelah Subuh hingga terbit matahari dan
setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“. (HR Bukhari 581
dan Muslim 826)
- Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak
ada pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari
meninggi, dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga matahari
terbenam.” (HR Bukhari 586 dan Muslim 727)
3. Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin
Amir, ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk
melaksanakan shalat atau mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit
dan bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari

xv
tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga tengelam“. (HR
Muslim 831)

2.8 Syarat Wajib Sholat


1. Islam
Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam
tidak wajib mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di
Akhirat.
2. Berakal
Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan
ALLAH maka manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan
menjalankan Shalat, orang-orang yang tidak berakal atau orang yang tidak
sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru mabuk ( walaupun orang
itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar
kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga
termasuk orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak
diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang tidak sadar.
3. Baligh (Dewasa)
Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut
adalah beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :
a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun.
b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki.
c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak
perempuan.
Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi
terbiasa untuk melaksanakan Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak
sudah berumur sekitar 7 tahun orang tua harus sudah menyuruh untuk
melaksanakan Shalat , apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum
mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk menyuruh dengan
lebih keras (maksudnya lebih disiplin) bahkan orang tua diwajibkan
memukulnya, semua itu dilakukan agar tertanam dalam diri anak itu agar
tidak meninggal kan shalat.

xvi
Telah sampainya dakwah kepadanya Orang yang belum pernah
mendapatkan dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan
dia tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat seruan disini
dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan orang
yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu agama itu
wajib.
4. Suci dari haid dan nifas
Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis melahirkan tidak
diwajibkan melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang tidak Suci.
5. Jaga
Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk
melaksanakan Shalat. ( tanpa disengaja ).

2.9 Dalil – Dalil Yang Mewajibkan Sholat


1. Al – Baqarah, ayat : 43

َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬


َ‫الرا ِك ِعين‬ ْ ‫الز َكاة َ َو‬ َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬
َّ ‫ص ََلة َ َوآتُوا‬
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'.
2. Al – Baqarah, ayat : 110
َّ ‫ََّللاََۗ ِإ َّن‬
َ‫ََّللا‬ ِ ‫واَِل ْنفُ ِس ُك ْم‬
ِ َّ ‫َم ْنَخي ٍْرَت ِجدُوهَُ ِع ْند‬ ِ ‫واَالزكاةََۚوماَتُق ِد ُم‬
َّ ُ ‫صَلةَوآت‬
ََّ ‫وأ ِقي ُمواَال‬
ِ ‫ِبماَت ْعملُونَب‬
َ‫صير‬
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada
sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.
3. Al – Ankabut, ayat : 45
ََۗ‫اءَو ْال ُم ْنك ِر‬ ْ ‫صَلةَت ْنه ٰىَع ِن‬
ِ ‫َالف ْحش‬ َّ ‫صَلةََۖ ِإ َّنَال‬
َّ ‫بَوأقِ ِمَال‬ ْ ‫َمن‬
ِ ‫َال ِكتا‬ ِ ُ ‫اتْلَُماَأ‬
ِ ‫وحيَ ِإليْك‬
َ‫صنعُون‬ َّ ‫َّللاَِأ ْكب ُرََۗو‬
ْ ‫َّللاَُي ْعل ُمَماَت‬ َّ َ‫ول ِذ ْك ُر‬
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat

xvii
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
4. An – Nur, ayat : 56
َ‫سولَلعلَّ ُك ْمَت ُ ْرح ُمون‬
ُ ‫واَالر‬
َّ َّ
ُ‫واَالزكاةَوأ ِطيع‬ُ ‫صَلةَوآت‬
َّ ‫وأقِي ُمواَال‬
Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat.
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat
dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan
“dirikanlah”.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah
sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka
masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain
mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila
shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

xviii
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan
secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat
sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai
dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga
mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan
manusia itu sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat
karena amal yang pertama dihisab adalah sholat.

3.2 Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan
kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan
kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang beriman dan orang yang
kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga dapat
difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita.
Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas
dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah

xix
berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan
segala perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16149334/MAKALAH_TENTANG_SHOLAT
https://www.academia.edu/36438114/Makalah_Sholat
http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-
shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yang-
meninggalkan-sholat/

xx

Anda mungkin juga menyukai