Anda di halaman 1dari 20

i

KARYA TULIS ILMIAH

SEJARAH SYEKH RONGGO KUSUMO


NGEMPLAK – PATI

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum SKI

Disusun Oleh :
Nama :
Kelas :
NIS :

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 PATI


Jl. Ratu Kalinyamat Gang Melati II Tayu – Pati
2019

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Sejarah Syekh Ronggo Kusumo – Ngemplak Pati”
telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh :

Wali Kelas Pembimbing

……………………… ………………………

Mengetahui,
Kepala MAN 2 Pati

Drs. H. Sutarmo
NIP. 19590706 198603 1 003

ii
iii

ABSTRAK

Ziarah kubur merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh manusia


dengan cara membaca Al-Qur’an ataupun bacaan-bacaan dzikir di samping
kuburan. Pada hakikatnya, yang memegang peranan penting dalam ziarah kubur
itu adalah adanya keyakinan bahwa hanya kepada Allah manusia minta ampun
dan mohon pertolongan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan manusia itu
berorientasi hanya beribadah kepada-Nya, bukan kepada yang lain.
Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah; 1) Bagaimana sejarah
Syekh Ronggo Kusumo. 2) Bagaimana perjalanan hidup Syekh Ronggo Kusumo.
3) Bagaimana penyebaran ajaran agama Islam yang dilakukan Syekh Ronggo
Kusumo. 4) Bagaimana prosesi upacara adat 10 sapar di Makam Syekh Ronggo
Kusumo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang sejarah Syekh
Ronggo Kusumo di Ngemplak – Pati dan asal usul ziarah wali.
Dari hasil penelitian yang diuraikan diatas, ada hal-hal yang perlu
diketengahkan untuk menyempurnakan aktivitas ziarah para peziarah harus
dibekali dengan ajaran-ajaran keagamaan yang kuat sehingga tidak terjadi syirik

Kata kunci : Sejarah, Ziarah, Makam

iii
iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas karya tulis ilmiah yang berjudul “Sejarah Syekh Ronggo Kusumo –
Ngemplak Pati”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
praktikum SKI.
Saya menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan, baik dari isi ataupun cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
karya tulis ilmiah ini.
Mudah – mudahan karya tulis ilmiah ini bermanfaat, khususnya bagi saya
umumnya bagi pembaca.

Pati, 13 Juni 2019

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ziarah ................................................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 6
3.2 Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 6
3.3 Tehnik Pengolahan Data .................................................................... 6
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Syekh Ronggo Kusumo ........................................................ 7
4.2 Perjalanan Hidup Syekh Ronggo Kusumo ........................................ 7
4.3 Penyebaran Agama Islam Oleh Syekh Ronggo Kusumo .................. 9
4.4 Prosesi Upacara Adat 10 Sapar di Makam Syekh Ronggo Kusumo . 9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 11
5.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Wisata religi merupakan salah satu fenomena yang saat ini mulai
memasyarakat, hal itu dibuktikannya banyak aktifitas atau kegiatan yang
dikaitkan dengan wisata religi tidak terkecuali kegiatan dakwah. Di beberapa
kelompok masyarakat, wisata religi ini sering dijadikan sebagai kegiatan
rutinan baik bulanan, tahunan dan sebagainya. Hal itu dilakukan sebagai
pengisi agenda dari kegiatan atau rutinitas pengajian yang mereka ikuti.
Dalam menghadapi masyarakat atau objek dakwah yang kompleks wisata
religi juga dapat digunakan untuk berdakwah pada era modern saat ini, selain
mendapatkan kesenangan atau hiburan, juga akan mendapatkan pelajaran
tentang ajaran-ajaran Islam serta menambah pengetahuan dan wawasan seperti
pemahaman kesadaran rasa syukur akan kemahakuasaan Allah.
Oleh karena itu, bukan hanya kesehatan pikiran saja yang didapatkan
melalui wisata akan tetapi juga mendapatkan pahala dengan memaknai wisata
sebagai ibadah untuk meningkatkan atau mempertebal keimanan. Pada era
modernisasi ini secara disadarai atau tidak kehidupan manusia telah
dipengaruhi oleh nilai-nilai baru dan tentunya tidak sejalan bahkan
bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Hal tersebut mengundang keprihatinan
umat Islam akan kehampaan spiritual yang dapat merusak moral keimanan.
Oleh sebab itu solusi yang terbaik yaitu melaksanakan dakwah secara efektif
dan efisien serta berkesinambungan guna mencapai tujuan dakwah.
Saat ini wisata religi sangat diminati oleh banyak wisatawan. Hal ini dapat
diamati dengan melihat banyaknya masyarakat yang melakukan ziarah - ziarah
ke makam-makam wali, ulama dan kyai-kyai yang dianggap memiliki
karomah tertentu, seperti mengunjungi makam-makam bersejarah yang ada di
Daerah Pati.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah Syekh Ronggo Kusumo ?
2. Bagaimana perjalanan hidup Syekh Ronggo Kusumo ?
3. Bagaimana penyebaran ajaran agama Islam yang dilakukan Syekh Ronggo
Kusumo ?
4. Bagaimana prosesi upacara adat 10 sapar di Makam Syekh Ronggo
Kusumo ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi Tugas Praktikum SKI.
2. Mengetahui sejarah dari Syekh Ronggo Kusumo.
3. Mengetahui perjalanan hidup Syekh Ronggo Kusumo.
4. Mengetahui sejarah penyebaran ajaran agama Islam yang dilakukan oleh
Syekh Ronggo Kusumo.
5. Mengetahui bagaimana Prosesi Upacara Adat 10 Sapar di Makam Syekh
Ronggo Kusumo.

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan
media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut.
Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah.

2
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ziarah


Bagi masyarakat Jawa makam merupakan tempat yang dianggap suci dan
pantas dihormati. Makam sebagai tempat peristirahatan bagi arwah nenek
moyang dan keluarga yang telah meninggal. Keberadaan makam dari tokoh
tertentu menimbulkan daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas
ziarah dengan berbagai motivasi. Kunjungan ke makam pada dasarnya
merupakan tradisi agama Hindu yang pada masa lampau berupa pemujaan
terhadap roh leluhur. Candi pada awalnya adalah tempat abu jenazah raja raja
masa lampau dan para generasi penerus mengadakan pemujaan di tempat itu.
Makam, terutama makam tokoh sejarah, tokoh mitos, atau tokoh agama, juga
merupakan tujuan wisata rohani yang banyak dikunjungi wisatawan baik
dalam negeri maupun luar negeri.
Ziarah makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat Jawa. Berbagai maksud dan tujuan maupun
motivasi selalu menyertai aktivitas ziarah. Ziarah kubur yang dilakukan oleh
orang Jawa ke makam yang dianggap keramat sebenarnya akibat pengaruh
masa Jawa-Hindu. Pada masa itu, kedudukan raja masih dianggap sebagai
titising dewa sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan seorang raja
masih dianggap keramat termasuk makam, petilasan, maupun benda-benda
peninggalan lainnya.
Kepercayaan masyarakat pada masa Jawa-Hindu masih terbawa hingga
saat ini. Banyak orang beranggapan bahwa dengan berziarah ke makam
leluhur atau tokoh-tokoh magis tertentu dapat menimbulkan pengaruh tertentu.
Kisah keunggulan atau keistimewaan tokoh yang dimakamkan merupakan
daya tarik bagi masyarakat untuk mewujudkan keinginannya. Misalnya
dengan mengunjungi atau berziarah ke makam tokoh yang berpangkat tinggi,
maka akan mendapatkan berkah berupa pangkat yang tinggi pula.
Bagi masyarakat Jawa, ziarah secara umum dilakukan pada pertengahan
sampai akhir bulan Ruwah menjelang Ramadhan. Pada saat itu masyarakat

3
4

biasanya secara bersama-sama satu dusun atau satu desa maupun perorangan
dengan keluarga terdekat melakukan tradisi ziarah ke makam leluhur.
Kegiatan ziarah ini secara umum disebut nyadran. Kata nyadran berarti
slametan (sesaji) ing papan kang kramat.
Ziarah Sebagai Ungkapan Doa Bagi Arwah Leluhur. Secara umum ziarah
yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan bagi masyarakat Jawa mempunyai
maksud untuk mendoakan arwah leluhur mereka. Masyarakat biasanya secara
bersama-sama mengadakan kerja bakti membersihkan makam desa atau dusun
dengan segala tradisi dan adat kebiasaan yang berlaku secara turun temurun.
Ada juga yang dilengkapi dengan mengadakan kenduri bersama di makam,
atau di rumah kepala dusun mereka. Pada umumnya mereka mengadakan
sesaji dengan tidak lupa membuat kolak dan apem. Tradisi ini biasa disebut
ruwahan, sesuai dengan bulan diadakannya yaitu bulan Ruwah.
Bagi keluarga-keluarga tertentu biasanya telah diadakan kesepakatan
untuk nyadran pada hari ke berapa dalam bulan Ruwah tersebut. Mereka yang
berada jauh dari makam selalu menyempatkan diri untuk dapat bersama-sama
mengunjungi makam keluarga mereka. Pada waktu ziarah tidak lupa mereka
juga membawa bunga tabor untuk ditaburkan ke pusara makam keluarga
mereka. Setiap keluarga biasanya mengajak serta anggota keluarga supaya
mereka mengetahui dan mengenal para leluhur yang telah dimakamkan di situ.
Adanya tradisi nyadran ini menimbulkan berbagai aktivitas yang muncul
hanya pada saat tertentu yaitu hari-hari menjelang masyarakat melakukan
kegiatan nyadran.
Aktivitas yang dapat dikatakan insidental ini seperti misalnya penjualan
bunga tabur yang meningkat tajam pada hari-hari sejak pertengahan bulan
Ruwah. Hal ini dikarenakan masyarakat yang nyadran sudah dipastikan akan
memerlukan bunga tabor untuk nyekar di makam leluhur mereka.
Karenanya tidak aneh apabila pada saat-saat itu penjual bunga mulai
marak, baik penjual yang memang biasanya sehari-hari berjualan bunga
ataupun penjual bunga tiban, mereka hanya berjualan bunga pada saat-saat
hari ramai nyekar. Terkait dengan tradisi nyekar atau nyadran ini muncul pula
aktivitas lain berupa jasa tenaga membersihkan makam. Di berbagai makam

4
5

muncul para penyedia jasa untuk membersihkan makam keluarga tertentu


dengan sedikit imbalan. Mereka biasanya berada di sekitar makam dan
membersihkan makam bagi keluarga yang datang untuk ziarah.
Dalam hal ini tradisi ziarah mempunyai fungsi untuk mengingatkan kita
yang masih hidup bahwa suatu saat kematian akan kita alami. Selain itu juga
seperti telah disebutkan dalam uraian di atas, bahwa ziarah
makam akan menimbulkan ikatan batin antara yang masih hidup dengan
leluhur yang telah meninggal.

5
6

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan sebagaimana tercantum pada keterangan di bawah
ini :
Tempat : Di area makam Syekh Ronggo Kusumo
Desa Ngemplak Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
Hari :
Waktu :

3.2 Tehnik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi dan wawancara. Observasi ini kami lakukan langsung di
makam Syekh Ronggo Kusumo tepatnya di Desa Ngemplak Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati. Sedangkan wawancara ini kami lakukan langsung
dengan Juru Kunci Makam yaitu Bapak Edi Mudawam.

3.3 Tehnik Pengolahan Data


Cara penulis dalam mengolah data yang sudah didapat untuk dipergunakan
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini yaitu, pertama-tama memastikan
bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan
baik. Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami
menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan
landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya
tulis ini.

6
7

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Syekh Ronggo Kusumo


Desa Ngemplak kidul dibuka oleh Mbah Ronggo Kusumo beserta para
murid dan keluarganya. Mbah Ronggo Kusumo adalah salah satu wali lokal
yang menyebarkan agama Islam. Raden Ronggokusumo adalah putera Ki
Agung Meruwut yang masih keponakan KH. Ahmad Mutamakkin. Ia
diperintahkan untuk membuka tanah (menebang hutan) disebelah barat Desa
Kajen. Perintah beliau dilaksanakan penuh tanggungjawab sehingga dalam
waktu yang singkat (konon dalam waktu satu malam) tanah tersebut terlihat
emplak-emplak, sehingga oleh beliau dinamai desa Ngemplak. Raden
Ronggokusumo menetap di Desa tersebut dan berjasa besar dalam menyiarkan
Agama Islam. Masyarakat desa Ngemplak Kidul dan sekitarnya sangat
menghormati Mbah Ronggo Kusumo. Hari wafat beliau, 10 Sapar (Arab:
Safar) diperingati sebagai "Haul Syekh Ronggo Kusumo." Berbagai acara
dilakukan dalam bulan Sapar. Hari Ulang Tahun atau Haul yang selalu
dibanjiri oleh para zairin dari berbagai daerah. Diperingati dengan penuh
hidmat.
R. Ronggokusumo merupakan keturunan dari Sultan Demak, sebelum
Membuat Masjid dan mengajarkan agama islam beliau adalah kepala
perampok yang menjadi pengawasan dan buronan dari Sunan Mangkurat.
Setelah Beliau bertemu dengan K.H. Achmad Mutomakin kemudian disuruh
membuka hutan dan diajari temtang agama Islam sehingga tabiatnya berubah
menjadi baik.

4.2 Perjalanan Hidup Syekh Ronggo Kusumo


Mbah Ronggo Kusumo merupakan asli Tuban karena Ayahnya yang
bernama Abdullah Ki Ageng Mruwut merupakan penduduk asli Tuban. Beliau
diperintahkan Ayahnya untuk menemui pamannya yang bernama Ahmad
Mutamakkin di kajen untuk menuntut ilmu kepadanya. Mbah Ronggo datang
ke Kajen sekitar beranjak remaja atau dewasa karena tidak ada kepastian

7
8

mengenai kapan lahirnya Mbah Ronggo Kusumo. Dahulu beliau belajar


kepada KH.Ahamad Mutamakiin karena beliau terpandang diseluruh
Nusantara dan dulu didaerah Kajen menjadi daerah Istimewa seperti halnya
sekarang jogja yang menerapkan anti pajak didaerah Kajen. Ketika proses
belajarnya Mbah Ronggo tidak seperti halnya sekarang terdapat sekolah
formal, dulu Mbah Ronggo hanya lewat ngumpul-ngumpul bersama atau
belajar di rumah, bisa juga berkumpul di masjid, di mushola dalam arti
menerima fatwa-fatwa yang diajarkan kepadanya.
Menurut versi konon KH.Ahmad Mutamakkin memerintahkan Mbah
Ronggo Kesumo untuk membabat sebelah Barat Kajen seperti pohon-pohon
yang tinggi disana untuk dijadikan kedudukan sabda Mbah Ronggo yang
bernama empla-emplak yang kemudian disebut masyarakat Desa Ngemplak.
Disana beliau membagi atas 4 Rw , diantaranya dari selatan Ngemplak
bernama Sahwan, babetan dan lain-lain. Kehidupan Mbah Ronngo Kesumo
biasa-biasa saja tetapi, mempunyai i’tikad untuk membangun Masjid yang
diberi nama Jami’. Beliau memiliki istiqomah dalam beribadah dan
menyebarkan agama Islam. Dan di Masjid Jami’ keasliannya sudah tidak ada
lagi karena direnovasi dari tahun-ketahun. Berbeda dengan KH.Ahmad
Mutamakkin yang masih terjaga keasliannya.Ada beberapa orang yang
mengatakan bahwa dahulu Mbah Ronggo seorang perampok, Akan tetapi
tujuan sebenarnya bukanlah itu. Beliau melakukan hal tersebut untuk
kabaikan, seperti hal nya memaksa orang untuk berzakat dan untuk kegiatan
sosial untuk fakir miskin dan kesejahteraan mereka. Menurutnya fakir miskin
harus dipikirkan karena beliau sebagai figur seorang Ulama yang dituntut oleh
agamnya untuk berbuat kebaikan dan memikirkan umatnya. Mbah Ronggo
merupakan seorang sufi, seorang Tasawuf yang harus menjadikan umatnya
sejahtera dalam menjalani syariat Islam agar tidak ada kesenjangan sosial
dalam bermasyarakat.
Akhir hayat Mbah Ronggo Kesumo bisa dilihat dari khoul beliau, yang
tidak menutup kemungkinan pada 10 syafar. Sebab kematiannya masih
menjadi tanda tanya banyak orang apakah beliau meninggal karena sakit atau
hal yang lainnya. Konon, dulu sebelum kematian Mbah Ronggo Kesumo

8
9

sudah ada firasat dari 1 minggu atau lebih dan sebelum itu beliau mengirim
surat yang diterima oleh Abdullah anak abdul qodir jailani kalau tidak salah.
Kemungkinan orang terdahulu memiliki firasat akan kematiannya akan tetapi
terhalang oleh kesibukan masing-masing dan hanya diberi arahan untuk
melakukan sesuatu dari takdir Allah yang tidak dapat berubah. Tapi, firasat-
firasat orang suci seperti halnya Mbah Ronggo pasti ada.

4.3 Penyebaran Agama Islam Oleh Syekh Ronggo Kusumo


Penyebaran Agama Allah oleh Mbah Ronggo Kusumo pasti ada kendala-
kendala karena ada sifat-sifat orang yang keras dan hal itu tidak menutup
kemungkinan membutuhkan kesabaran yang besar dalam berdakwah. Walau
beliau dibenci atau disukai orang dalam berdakwah, Mbah Ronggo tetap sabar
menghadapi sifat-sifat keras mereka jika itu diterima atau tidak oleh mereka.
Ada pula yang memiliki sifat keras, akan tetapi mereka sadar dan mereka
memiliki ilmu yang tinggi dan tidak menyombongkan diri karena sifat seorang
Ulama yang diturunkan oleh Mbah Ronggo Kusumo yang tetap mempunyai
kelebihan atau kebaikan sebagai seorang Ulama. Peninggalanan yang masih
dimanfaatkan saati ini adalah Masjid Jami’ ( Mbah Ronggo Kusumo) dan
belik sesucian tempat dahulu berwudhu yang saat ini airnya masih digunakan
yang sekarang diduduki sekolah Cordova sehingga keasliannya tidak nampak.
Suatu dakwah memang membutuhkan teman, seseorang yang merupakan
kothil atau berupa qodim ghoib, qodim qodir yang digunakan Mbah Ronggo
untuk mewujudkan mimpinya menyebarkan agama Islam dan juga juga beliau
dibantu adiknya yang bernama Mbah Kyai Cilik (Bronto Kusumo) yang
makamnya ada di sebelah bangunan makam Mbah Ronggo. Dalam melakukan
dakwah berbentuk ajakan dalam arti menyebarkan, membutuhkan keikhlasan
dalam penyampaian karena sifat seseorang ada yang keras dan ada juga yang
mudah.

4.4 Prosesi Upacara Adat 10 Sapar di Makam Syekh Ronggo Kusumo


Haul Syeh Ronggo Kusuma diperingati pada tanggal 10 Sapar setiap
tahun. Sebelum acara inti biasanya diadakan pengajian dan khotmil qur’an di

9
10

masjid Syeh Ronggo Kusumo. Dalam acara tersebut banyak pengunjung yang
datang ke masjid untuk ikut berpartisipasi dalam pengajian dan khotmil
qur’an. Pada tanggal 10 Sapar akan diadakan acara “lelang kain kafan (mori)”
yaitu melelang mori yang digunakan untuk menutupi kubur mbah Ronggo.
Karena dalam setiap tahun kain kafan yang digunakan untuk menutupi
kuburan mbah Ronggo harus diganti dengan yang baru. Bagi siapa yang
berani menawar dengan harga yang tinggi berarti itulah yang mendapatkanya.
Dalam lelang kain kafan bisa mencapai 17 juta lebih. Biasanya acara tersebut
diadakan pada tanggal 10 Sapar di pagi hari.
Selain acara tersebut juga dimeriahkan dengan karnaval desa “Drumband”
yang diikuti oleh beberapa RT yang ada di desa Ngemplak Kidul. Sekitar 23
Rt mengikuti acara tersebut, selain itu juga masih ada tontonan lain
diantaranya: Wayang, Pengajian, Ketoprak, Dangdutan, Barongan dll. Pada
hari peringatan tersebut, biyasanya makam mbah Ronggo banyak di kunjungi
oleh orang untuk berziarah kubur, mereka bukan untuk meminta-minta ke
mbah Ronggo melainkan mendoakan mbah Ronggo juga mendoakan saudara-
saudaranya yang juga telah meninggal dunia. Bukan hanya pada waktu khoul
saja makm mbah Ronggo ramai tetapi pada hari biasa atau hari kamis malam
jumat biasanya makam mbah Ronggo juga ramai dikunjungi para peziarah
untuk mendoakan saudar-saudarnya yang telah meninggal dunia. Hal tersebut
sudah melekat dan sulit untuk dihilangkan dari kehidupan masyarakat.
Para peziarah disini tidak mengharapkan berkah yang datang dari mbah
Ronggo tersebut melainkan mengharapkan berkah dari Allah SWT melalui
waliyullah yaitu Syeh Ronggo Kusumo. Jadi masyarakat di desa Ngemplak
tidak menganggap kalau hal tersebut syirik karena mereka tidak meminta-
minta kepada mbah Ronggo tetapi tetap meminta-minta kepada Allah dengan
perantara mbah Ronggo.

10
11

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perjalanan hidup Mbah Ronggo tujuan awal bertemu KH. Ahmad
Mutamakkin sekaligus pamannya hanya untuk menimba ilmu dan
berdakwah. Mbah Ronggo putra dari Abdullah Ki Ageng Mruwut yang
berasal dari tuban dan masih keturunan Raden patah Demak.
2. Penyebaran agama oleh Mbah Ronggo tidak luput dari bantuan para
qodim. Dalam menyebarkan agama islam Mbah Ronggo mendapat
beberapa hambatan yang salah satunya ialah menghadapi para orang-
orang yang memiliki sifat keras. Walaupun begitu beliau tetap sabar
karena untuk mewujudkan mimpinya. Peninggalan yang paling terkenal
adalah Masjid Jami’ dan belik sesucian tempat berwudhu dahulu yang
sekarang ditempati sekolah Cordova yang airnya masih dimanfaatkan.
3. Tradisi khoul yang dilakukan pengurus kegiatan dalam makam berupa
tahtimul quran, tahlil, tahlil umum, tahlil khoul, dan lelamg. Khoul
dilaksanakan pada 10 syafar dan banyak pengunjung dari luar untuk
berziarah ke makam mbah Ronggo. Ada juga acara yang diadakan oleh
masyarakat sekitar berupa karnaval, drumband, ketoprak, wayang,
barongan, dangdut dan lainnya. Menurut juru kunci makam dari pihak
makam tidak pernah mengadakan pesta seperti karnaval. Itu hanyalah
inisiatif masyarakat saja karena tidak etis kalau khoul berupa pesta.
Pembangunan makam dimulai dari jaman belanda dan sampai sekarang.
Dana yang digunakan berasal dari bantuan atau sumbangan daro orang
dan dari kas.

5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di

11
12

atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak dapat di pertanggung


jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada
para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

https://mistikus-sufi.blogspot.co.id/2013/07/syeikh-ronggo-kusumo.html
http://lathifulanam.blogspot.co.id/2015/12/makam-syeh-ronggo-kusuma-
ngemplak.html
http://amaliadesiroheni.blogspot.co.id/2013/12/khoul-syeh-ronggo-kusuma-
margoyoso-pati.html

13
14

LAMPIRAN – LAMPIRAN

14
15

15

Anda mungkin juga menyukai