Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum SKI
Disusun Oleh :
Nama :
Kelas :
NIS :
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Sejarah Syekh Ronggo Kusumo – Ngemplak Pati”
telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui Oleh :
……………………… ………………………
Mengetahui,
Kepala MAN 2 Pati
Drs. H. Sutarmo
NIP. 19590706 198603 1 003
ii
iii
ABSTRAK
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas karya tulis ilmiah yang berjudul “Sejarah Syekh Ronggo Kusumo –
Ngemplak Pati”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
praktikum SKI.
Saya menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan, baik dari isi ataupun cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
karya tulis ilmiah ini.
Mudah – mudahan karya tulis ilmiah ini bermanfaat, khususnya bagi saya
umumnya bagi pembaca.
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ziarah ................................................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 6
3.2 Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 6
3.3 Tehnik Pengolahan Data .................................................................... 6
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Syekh Ronggo Kusumo ........................................................ 7
4.2 Perjalanan Hidup Syekh Ronggo Kusumo ........................................ 7
4.3 Penyebaran Agama Islam Oleh Syekh Ronggo Kusumo .................. 9
4.4 Prosesi Upacara Adat 10 Sapar di Makam Syekh Ronggo Kusumo . 9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 11
5.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
biasanya secara bersama-sama satu dusun atau satu desa maupun perorangan
dengan keluarga terdekat melakukan tradisi ziarah ke makam leluhur.
Kegiatan ziarah ini secara umum disebut nyadran. Kata nyadran berarti
slametan (sesaji) ing papan kang kramat.
Ziarah Sebagai Ungkapan Doa Bagi Arwah Leluhur. Secara umum ziarah
yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan bagi masyarakat Jawa mempunyai
maksud untuk mendoakan arwah leluhur mereka. Masyarakat biasanya secara
bersama-sama mengadakan kerja bakti membersihkan makam desa atau dusun
dengan segala tradisi dan adat kebiasaan yang berlaku secara turun temurun.
Ada juga yang dilengkapi dengan mengadakan kenduri bersama di makam,
atau di rumah kepala dusun mereka. Pada umumnya mereka mengadakan
sesaji dengan tidak lupa membuat kolak dan apem. Tradisi ini biasa disebut
ruwahan, sesuai dengan bulan diadakannya yaitu bulan Ruwah.
Bagi keluarga-keluarga tertentu biasanya telah diadakan kesepakatan
untuk nyadran pada hari ke berapa dalam bulan Ruwah tersebut. Mereka yang
berada jauh dari makam selalu menyempatkan diri untuk dapat bersama-sama
mengunjungi makam keluarga mereka. Pada waktu ziarah tidak lupa mereka
juga membawa bunga tabor untuk ditaburkan ke pusara makam keluarga
mereka. Setiap keluarga biasanya mengajak serta anggota keluarga supaya
mereka mengetahui dan mengenal para leluhur yang telah dimakamkan di situ.
Adanya tradisi nyadran ini menimbulkan berbagai aktivitas yang muncul
hanya pada saat tertentu yaitu hari-hari menjelang masyarakat melakukan
kegiatan nyadran.
Aktivitas yang dapat dikatakan insidental ini seperti misalnya penjualan
bunga tabur yang meningkat tajam pada hari-hari sejak pertengahan bulan
Ruwah. Hal ini dikarenakan masyarakat yang nyadran sudah dipastikan akan
memerlukan bunga tabor untuk nyekar di makam leluhur mereka.
Karenanya tidak aneh apabila pada saat-saat itu penjual bunga mulai
marak, baik penjual yang memang biasanya sehari-hari berjualan bunga
ataupun penjual bunga tiban, mereka hanya berjualan bunga pada saat-saat
hari ramai nyekar. Terkait dengan tradisi nyekar atau nyadran ini muncul pula
aktivitas lain berupa jasa tenaga membersihkan makam. Di berbagai makam
4
5
5
6
BAB III
METODE PENELITIAN
6
7
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
7
8
8
9
sudah ada firasat dari 1 minggu atau lebih dan sebelum itu beliau mengirim
surat yang diterima oleh Abdullah anak abdul qodir jailani kalau tidak salah.
Kemungkinan orang terdahulu memiliki firasat akan kematiannya akan tetapi
terhalang oleh kesibukan masing-masing dan hanya diberi arahan untuk
melakukan sesuatu dari takdir Allah yang tidak dapat berubah. Tapi, firasat-
firasat orang suci seperti halnya Mbah Ronggo pasti ada.
9
10
masjid Syeh Ronggo Kusumo. Dalam acara tersebut banyak pengunjung yang
datang ke masjid untuk ikut berpartisipasi dalam pengajian dan khotmil
qur’an. Pada tanggal 10 Sapar akan diadakan acara “lelang kain kafan (mori)”
yaitu melelang mori yang digunakan untuk menutupi kubur mbah Ronggo.
Karena dalam setiap tahun kain kafan yang digunakan untuk menutupi
kuburan mbah Ronggo harus diganti dengan yang baru. Bagi siapa yang
berani menawar dengan harga yang tinggi berarti itulah yang mendapatkanya.
Dalam lelang kain kafan bisa mencapai 17 juta lebih. Biasanya acara tersebut
diadakan pada tanggal 10 Sapar di pagi hari.
Selain acara tersebut juga dimeriahkan dengan karnaval desa “Drumband”
yang diikuti oleh beberapa RT yang ada di desa Ngemplak Kidul. Sekitar 23
Rt mengikuti acara tersebut, selain itu juga masih ada tontonan lain
diantaranya: Wayang, Pengajian, Ketoprak, Dangdutan, Barongan dll. Pada
hari peringatan tersebut, biyasanya makam mbah Ronggo banyak di kunjungi
oleh orang untuk berziarah kubur, mereka bukan untuk meminta-minta ke
mbah Ronggo melainkan mendoakan mbah Ronggo juga mendoakan saudara-
saudaranya yang juga telah meninggal dunia. Bukan hanya pada waktu khoul
saja makm mbah Ronggo ramai tetapi pada hari biasa atau hari kamis malam
jumat biasanya makam mbah Ronggo juga ramai dikunjungi para peziarah
untuk mendoakan saudar-saudarnya yang telah meninggal dunia. Hal tersebut
sudah melekat dan sulit untuk dihilangkan dari kehidupan masyarakat.
Para peziarah disini tidak mengharapkan berkah yang datang dari mbah
Ronggo tersebut melainkan mengharapkan berkah dari Allah SWT melalui
waliyullah yaitu Syeh Ronggo Kusumo. Jadi masyarakat di desa Ngemplak
tidak menganggap kalau hal tersebut syirik karena mereka tidak meminta-
minta kepada mbah Ronggo tetapi tetap meminta-minta kepada Allah dengan
perantara mbah Ronggo.
10
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perjalanan hidup Mbah Ronggo tujuan awal bertemu KH. Ahmad
Mutamakkin sekaligus pamannya hanya untuk menimba ilmu dan
berdakwah. Mbah Ronggo putra dari Abdullah Ki Ageng Mruwut yang
berasal dari tuban dan masih keturunan Raden patah Demak.
2. Penyebaran agama oleh Mbah Ronggo tidak luput dari bantuan para
qodim. Dalam menyebarkan agama islam Mbah Ronggo mendapat
beberapa hambatan yang salah satunya ialah menghadapi para orang-
orang yang memiliki sifat keras. Walaupun begitu beliau tetap sabar
karena untuk mewujudkan mimpinya. Peninggalan yang paling terkenal
adalah Masjid Jami’ dan belik sesucian tempat berwudhu dahulu yang
sekarang ditempati sekolah Cordova yang airnya masih dimanfaatkan.
3. Tradisi khoul yang dilakukan pengurus kegiatan dalam makam berupa
tahtimul quran, tahlil, tahlil umum, tahlil khoul, dan lelamg. Khoul
dilaksanakan pada 10 syafar dan banyak pengunjung dari luar untuk
berziarah ke makam mbah Ronggo. Ada juga acara yang diadakan oleh
masyarakat sekitar berupa karnaval, drumband, ketoprak, wayang,
barongan, dangdut dan lainnya. Menurut juru kunci makam dari pihak
makam tidak pernah mengadakan pesta seperti karnaval. Itu hanyalah
inisiatif masyarakat saja karena tidak etis kalau khoul berupa pesta.
Pembangunan makam dimulai dari jaman belanda dan sampai sekarang.
Dana yang digunakan berasal dari bantuan atau sumbangan daro orang
dan dari kas.
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
11
12
12
13
DAFTAR PUSTAKA
https://mistikus-sufi.blogspot.co.id/2013/07/syeikh-ronggo-kusumo.html
http://lathifulanam.blogspot.co.id/2015/12/makam-syeh-ronggo-kusuma-
ngemplak.html
http://amaliadesiroheni.blogspot.co.id/2013/12/khoul-syeh-ronggo-kusuma-
margoyoso-pati.html
13
14
LAMPIRAN – LAMPIRAN
14
15
15