Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TEORI KEPEMIMPINAN

GAYA KEPEMIMPINAN PRESIDEN (SBY)


SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Guru Pengampu : Bapak Ghozali Akhmad, S.Pd.T

Disusun Oleh :
Nama : Nandra Noviana Putu Pratama
NIT : 16.012.10386
Kelas : XII – B

SMK PELAYARAN TAYU


YAYASAN PENDIDIKAN MIFTAHUL HUDA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya


penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Teori Kepemimpinan yang
berjudul Gaya Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini
dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata pelajaran KKT.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait.

Tayu, 09 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................3
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kepemimpinan.......................................................................4
2.2 Masa Kepemimpinan Presiden SBY.................................................. 4
2.3 Keadaan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pendidikan, Pertahanan
dan Keamanan, dan Hubungan Internasional Masa Presiden SBY ....8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Masa Pemerintahan SBY .....................14
2.5 Presiden SBY Pemimpin Yang Berwibawa dan Bijaksana ..............15
2.6 Tipe Kepemimpinan SBY .................................................................15
2.7 Analisis Kepemimpinan SBY dalam Berbagai Teori .......................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................22
3.2 Saran .................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersama-
sama serta saling berhubungan satu sama lain dengan demikian maka perlu
adanya kepemimpinan. Seperti didunia bisnis dan didunia lain pendidikan.
Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin sangat menentukan dari
tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu membawa lembaga/ organisasi kepada sasaran dalam
jangka waktu yang ditentukan. Bahwasannya tidak hanya lingkungan yang
perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola
dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya
sendiri. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa kepemimpinan tidak harus
dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama birokrasi. Kepemimpinan bisa
terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya
mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, seorang pemimpin sangat
diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari seorang
bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Layaknya seorang
pemimpin, SBY banyak mendapatkan penilaian, kesan dan kritik publik.
Dalam berbagai media dan kesan banyak pengamat, SBY adalah sosok
pemimpin yang peragu, lamban dan tidak desisive. Oleh karena itu, menurut
mereka, SBY dianggap tidak cocok untuk meminpin negara yang masih
tertimpa krisis seperti Indonesia.
Disisi lain, setelah memenangkan pemilu secara langsung SBY tampil
sebagai presiden pertama dalam pemilihan yang dilakukan secara langsung.
Pada awal kepemimpinan SBY memprioritaskan pada pengentasan korupsi
yang semakin marak di Indonesia dengan berbagai gebrakannya salah satunya
salah dengan mendirikan lembaga super body untuk memberantas korupsi

iv
yakni, KPK. Dan dengan Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono atau yang
terkenal dengan sebutan SBY, telah membuat babak baru dalam perjalanan
sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden keenam Republik
Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yang
kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono.
Bersama dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk tetap
melaksanakan agenda reformasi. Program pertama pemerintahan SBY-JK
dikenal dengan program 100 hari. Program ini bertujuan memperbaiki sitem
ekonomi yang sangat memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja
pemerintahan dari unsur KKN, serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi
melalui kepolisian dan kejaksaan agung. Langkah tersebut disambut baik oleh
masyarakat. Secara umum SBY-JK melakukan pemeriksaan kepada pejabat
yang diduga korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diberi kebebasan
oleh presiden melakukan audit dan pemberantasan korupsi. Hasilnya telah
terjadi pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan sebanyak 31
orang selama 100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam
upaya pemberantasan korupsi.
Namun sisi lain, dalam konteks kepemimpinan nasional Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) tidak lepas dari label “pencitraan” pada setiap
langkah politik kepemimpinan beliau. Sebaliknya lawan politik beliau, seperti
Ibu Megawati Soekarno Putri menjadikan istilah “pencitraan” sebagai bahan
untuk mengkritisi gaya kepemimpinan SBY maupun institusi yang menjadi
bawahan pemerintah. Sebagaimana dilangsir di media, bahwa menurut
Megawati bahwa konflik KPK VS Polri adalah bentuk krisis pada
penyelenggaraan negara. Artinya, telah terjadi tidak maksimalnya
kepemimpinan nasional serta rendahnya kapasitas untuk memimpin bangsa
ini. Hal ini semakin diperburuk oleh fakta dengan gaya kepemimpinan
nasional yang cenderung mementingkan menjaga citra diri, sementara
sebenarnya bangsa berdaulat secara politik adalah bangsa yang mampu
menegakkan aturan hukum bangsanya.
Megawati Soekarno putri mengkritik keras pemimpin yang hanya
mementingkan untuk membangun citra. Seorang pemimpin seharusnya

v
bekerja untuk menyejahterakan rakyat. Hal itu itu berlaku bagi pemimpin di
daerah."Ada selisih yang sangat jauh antara citra dan realitas. Lebih lagi,
hamper setiap pemimpin berlomba membangun citra diri. "Lihatlah di televisi
dan di berbagai media, semakin banyak menteri dan kementerian yang lebih
sibuk mengiklankan diri, ketimbang bekerja untuk mensejahterakan rakyat.
Bung Karno mengajarkan adagium politik “satunya kata dengan perbuatan,
satunya mulut dengan tindakan”.
Mengingat pada masa jabatannya, SBY yang berkelahiran di Tremas
Pacitan, Jawa Timur dinilai cukup baik. Namun memasuki masa jabatan
kedua, kepemimpinan beliau semakin diperhatikan dan diperhitungkan.
Terlebih mulai bermunculan kasus-kasus yang membuat orang dalam partai
politiknya ini terlibat, khususnya pada kasus korupsi. Politik yang dikenal
sebagai panggung berdhramatughi, membuat orang-orang di dalamnya
memang sulit di prediksi termasuk SBY sendiri. Karena anggapan masyarakat
dunia politik lebih pada pencapaian kekuasaan agar mendapatkan keuntungan
sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono selama dua
periode masa pemerintahan?
2. Bagaimana tipe kepemimpinan SBY dan pendekatan dalam berbagai
perfektif teori?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan pernyataan masalah maka tujuan yang ingin dicapai oleh
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui mengenai kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
selama dua periode masa pemerintahan.
2. Untuk mengetahui mengenai tipe kepemimpinan SBY dan pendekatan
dalam berbagai perfektif teori.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kepemimpinan


Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” yang
artinya bimbing atau tuntun dan dari kata “pemimpin” yaitu orang yang
berfungsi memimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun.
Sedangkan kepemimpinan sendiri yaitu kemampuan seseorang dalam
mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah
suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa
untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Menurut Ralph M.
Stogdill dalam Ambar Teguh Sulistyani, “Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam
usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan. Menurut Joseph C,
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara
pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya. Selain pendapat para ahli diatas tentu
masih terdapat banyak pendapat lagi terkait dengan definisi kepemimpinan itu
sendiri. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain dalam
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.2 Masa Kepemimpinan Presiden SBY


Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua
masa, yaitu masa pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono.
a. Masa Pemerintahan Presiden SBY bersama Wakil Presiden JK
Pemerintahan SBY-JK berlangsung pada tahun 2004-2009. Dalam
pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama
wakilnya, Jusuf Kalla mencetuskan visi dan misi sebagai berikut:
 Visi :

vii
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
aman, bersatu, rukun dan damai.
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung
tinggi hukum, kesetaraan dan hak-hak asasi manusia.
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan
kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan
pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
 Misi :
1. Mewujudkan Indonesia yang aman damai
2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera
Politik Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan oleh SBY,
yaitu Partai Demokrat, meraih 7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004,
tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkann ya
sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf
Kalla. Dalam masa kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau
didukung oleh koalisi dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat
Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan
Bintang. Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk
Kabinet Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan
Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil
Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa
baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden
Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan
setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya,
Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007. Program
pertama pemerintahan SBY-JK dikenal dengan program 100 hari. Program
ini bertujuan memperbaiki sitem ekonomi yang sangat memberatkan
rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintahan dari unsur KKN,

viii
serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan
kejaksaan agung.
Langkah tersebut disambut baik oleh masyarakat. Secara umum SBY-
JK melakukan pemeriksaan kepada pejabat yang diduga korupsi. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) diberi kebebasan oleh presiden melakukan
audit dan pemberantasan korupsi. Hasilnya telah terjadi pemeriksaan
tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan sebanyak 31 orang selama
100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam upaya
pemberantasan korupsi. Namun demikian, masih banyak hal yang harus
dievaluasi. Munculnya kebijakan pembelian minyak dengan patokan harga
dunia membuat masyarakat semakin menderita. Fluktuasi harga minyak
yang berubah-ubah membawa ketidakpastian harga minyak bumi.
Dampaknya masyarakat diombang-ambingkan dengan harga minyak
yang tidak pasti. Patokan harga luar negeri yang relatif tinggi bagi
masyarakat Indonesia membuat beberapa sektor perekonomian mengalami
kenaikan harga. Pidato kenegaraan yang dibacakan di depan parlemen
banyak menerima kritik. Belum lagi kasus bencana alam yang terjadi
mulai dari Aceh, Yogyakarta, Pangandaran, Timika dan masih banyak lagi
yang membuat pemerintahan semakin kesulitan untuk merapatkan barisan
dalam memperkuat perekonomian negara. Kebijakan parsial dan spontan
sering datang dan hasilnya mengecewakan masyarakat. Misalnya
kedatangan Presiden AS George W. Bush pada tanggal 20 November 2006
yang dipersiapkan secara besar-besaran dan menghasilkan dana besar telah
mengundang banyak kecaman.
Masyarakat yang anti AS menuduh Indonesia tidak memiliki agenda
pemerintahan yang pasti. Belum lagi masalah Lumpur PT. Lapindo
Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah lumpur ini telah
menenggelamkan empat desa yang dihuni oleh ribuan warga. Selain itu
banyak perusahaan yang terendam lumpur, artinya negara dan masyarakat
dirugikandengan adanya masalah ini. Untuk mengatasi masalah ini,
pemerintah telah mengupayakan segala macam cara untuk menanganinya

ix
termasuk mendatangkan tim dari luar negeri dan pembentuk tim nasional
penanggulangan bencana lumpur.

b. Masa Pemerintahan Presiden SBY Bersama Wakil Presiden


Boediono
Pemerintahan SBY-Boediono berlangsung dari tahun 2009-2014.
Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama
wakilnya, Boediono mencetuskan visi dan misi sebagai berikut :
 Visi :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL,
DAN MAKMUR
1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
 Misi :
MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA,
AMAN DAN DAMAI DAN MELETAKKAN FONDASI YANG
LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN
DEMOKRATIS.
1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai
Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good
Corporate Governance.
3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang
cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan
memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain,
maka Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah pembangunan
yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.
Pada pemilu 2009, SBY kembali menjadi calon presiden bersama
pasangan barunya yaitu Boediono dan kembali terpilih sebagai presiden

x
Indonesia. Pada periode kepemimpinannya yang kedua, SBY
membentukKabinet Indonesia Bersatu II yang merupakan kabinet
pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan
partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang
mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB)
ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan
SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional.
Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY
pada 21 Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010,
Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal
18 Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet
Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke dalam kabinet dan
beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.

2.3 Keadaan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pendidikan, Pertahanan dan


Keamanan, dan Hubungan Internasional Masa Presiden SBY
a. Politik
a) Perkembangan Politik Masa SBY-JK
Pembentukan Kabinet Bersatu
1. Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk
kabinet Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan
Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet
Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa
baktinya berakhir pada tahun 2009.
2. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan
perombakan kabinet untuk pertama kalinya.
3. Pada 7 Mei 2007 Presiden Yudhoyono melakukan perombakan
kabinet untuk yang kedua kalinya
b) Perkembangan Politik Masa SBY-Boediono
1. Pembentukan Kabinet Bersatu jilid 2

xi
Merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden
Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik
pengusul pasangan SBY-Boediono pada pilpres 2009 yang
mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP,
dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya,
tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta
kalangan profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II
diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 200 dan
dilantik sehari setelahnya.
2. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian
Menteri Keuangan. Pergantian ini bertujuan untuk meningkatkan
kinerja para menteri keuangan.
3. Menganut konsep Trias Politika
Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini
banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep
dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh
dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan
harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda. Trias
Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan
kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan
Yudikatif.
b. Ekonomi
a) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-JK
1. Mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga
Bahan Bahan Minyak (BBM).
2. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan
tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat
atau masyarakat yang membutuhkan
3. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana
pendidikan yang ada di Negara Indonesia
b) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-Boediono

xii
1. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang
tinggi dan pengurangan utang Negara.
2. Meningkatkan peluang lapangan pekerjaan dan peningkatan
penyaluran modal usaha.
3. SBY Pro terhadap pemberantasan korupsi dengan dibentuknya
KPK dan juga secara konsisten memberantas Korupsi.
c. Sosial
a) Perkembangan Sosial Masa SBY-JK
1. Penurunan pengangguran terus menurun dari 9,9% pada tahun
2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008
2. Penurunan angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004
menjadi 15,4% pada tahun 2008
3. Memperbaiki keadaan Aceh setelah porak poranda diterjang
Tsunami pada tahun pada 26 Desember 2004.
4. Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon,
Sampit dan juga di Aceh.
b) Perkembangan Sosial Masa SBY-Boediono
1. SBY menunjukkan usaha secara signifikan penanggulangan
bencana baik melalui aspek hukum nasional maupun aspek
diplomasi dengan dunia internasional
2. SBY telah membuat undang-undang mengenai pornografi dan
pornoaksi.
3. Melaksanakan program-program pro-rakyat seperti : BLT, BOS,
Beasiswa, Jamkesmas, dan PNPM untuk dapat memperbaiki
perekonomian rakyat.
d. Budaya
Dalam hal pelestarian budaya, dimasa pemerintahan SBY terlihat
jelas kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli
Indonesia yang diklaim oleh pemerintah Negara lain. Contohnya sebagai
berikut :
1. Klaim Batik Jawa Oleh Adidas
2. Klaim Angklung oleh Pemerintah Malaysia

xiii
3. Klaim Gamelan oleh Pemerintah Malaysia
4. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
Namun di masa ini, terdapat keberhasilan dengan pengakuan dari
UNESCO bahwa batik Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.
e. Pendidikan
a) Perkembangan Pendidikan Masa SBY-JK
1. Meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan
APBN.
2. Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung
sekolah yang sudah dimulai pada periode 2004-2009.
3. Membangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu
dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah.
4. Penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang
akan menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan
berkualitas.
b) Perkembangan Pendidikan Masa SBY-Boediono
1. Pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada
tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat SMA. Perbaikan secara
fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang
berkualitas agar makin mencerdaskan siswa dan membentuk
karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur,
dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras
2. Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar
menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu
menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan
kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan terus berkembang
kepada anak didiknya.
3. Program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan
ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru
termasuk program pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai

xiv
dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin bermutu
dalam memberikan pengajaran pada siswa.
4. Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja penyelenggaraan
pembangunan di bidang pendidikan.
f. Pertahanan dan Keamanan
Dalam masa pemerintahan SBY, pertahanan dan keamanan sudah
baik. Namun pada pemerintahannya, banyak sekali teroris yang masuk ke
Indonesia. Misal, Amrozi, Imam samudera. Namun, dengan kerja keras
dan bantuan dari pemerintah misal Densus 88, terorisme mampu dibasmi.
Peningkatan anggaran pertahanan Indonesia secara signifikan telah
ditunjukkan selama era kepemimpinan Presiden SBY. Ini patut diapresiasi
dan ditindaklanjuti secara cermat karena dengan peningkatan anggaran
pertahanan diharapkan semakin memperbaiki penyelenggaraan sistem
pertahanan negara. Kekayaan Angkatan Bersenjata RI sebagai kekuatan
sosial, bersama kekuatan sosial lainnya, memikul tugas dan tanggung
jawab perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dan
memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembinaan kemampuan ABRI sebagai kekuatan sosial diarahkan
agar Angkatan Bersenjata RI dalam kemanunggalannya dengan rakyat,
mampu secara aktif melaksanakan kegiatan pembangunan nasional, serta
dapat meningkatkan peranannya dalam memperkokoh ketahanan nasional.
Di samping itu, operasi Bakti ABRI merupakan peluang untuk
menyumbangkan sesuatu yang berharga kepada masyarakat.
 Kelebihan bidang pertahanan dan keamanan :
a. Pemberantasan Terorisme,dengan membentuk pasukan khusus
anti terorisme atau Detasemen khusus 88 Anti Terorisme
(Densus 88)
b. Anggaran pertahanan Indonesia ditingkatkan secara signifikan
 Kekurangan bidang pertahanan dan keamanan
Banyak teroris yang masuk ke Indonesia, seperti Amrozi dan Imam
Samudra

xv
g. Hubungan Internasional
Secara keseluruhan banyak pihak yang memberikan penilaian
pelaksanaan Hubungan Internasional Indonesia pada masa pemerintahan
SBY (2004-2014) mengalami peningkatan dan perkembangan cukup
signifikan. Hal ini antara lain ditandai dengan berbagai “prestasi” yang
dicapai dalam forum regional maupun global. Dalam sepuluh tahun masa
pemerintahannya, secara umum SBY menjalankan kebijakan Hubungan
Internasional dalam tiga program utama yaitu:
1. Pertama, pemanfaatan politik luar negeri dalam konteks optimalisasi
diplomasi.
2. Kedua, peningkatan kerjasama multilateral dalam rangka meraih
beragam peluang internasional.
3. Ketiga, penegasan komitmen perdamaian dunia dalam rangka turut
serta menjaga ketertiban dunia dalam berbagai persoalan keamanan
internasional.
Dalam konteks kerjasama regional. Misalnya pemerintah SBY
telah memperlihatkan komitmennya untuk senantiasa berkontribusi bagi
terwujudnya komunitas ASEAN 2013 dan memastikan kawasan Asia
Tenggara tetap dalam keadaan damai sesuai prinsip-prinsip yang
terkandung dalam Treaty Of Amity And Cooperation. Masih dalam
konteks kerjasama regional, Indonesia kembali memperlihatkan perannya
dalam pembahasan pembentukan tatanan kawasan (Regional Architecture
Building) dengan ASEAN sebagai penggerak utama dan dilakukannya
penambahan keanggotaan East Asia Summit dengan diterimanya Rusia
dan Amerika Serikat secara bersamaan.
Sedangkan dalam konteks kerjasama global, pelaksanaan
Hubungan Internasional Indonesia dilaksanakan untuk memastikan
pembangunan Global dan mendorong terjalinnya kemitraan strategis dan
situasi yang kondusif dalam mencapai pembangunan dan kesejahteraan
untuk semua. Dalam kaitan ini terlihat upaya Indonesia untuk secara

xvi
konsisten terus memperjuangkan kepentingan nasional, regional, dan
Internasional diberbagai forum multilateral. Sementara itu, SBY
melakukan kerjasama dalam Bali Democracy Forum dan kerjasama
pemberantasan kejahatan terorisme.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Masa Pemerintahan SBY


a. Kelebihan Pemerintahan SBY selama dua periode pemerintahan :
1. Dalam ketahanan dan keamanan, keberanian menyeret sebagian
koruptor-koruptor, baik pejabat pemerintah di daerah maupun di
pusat terhadap lembaga legislatif dan eksekutif telah dilakukan.
Sebagai satu contoh, Gubernur Aceh, Abdullah Puteh dihukum 10
tahun adalah bukti komitmen tersebut.
2. Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan
APBN.
3. Konversi minyak tanah ke gas.
4. Pemberantasan Terorisme,dengan membentuk pasukan khusus anti
terorisme atau Detasemen khusus 88 Anti Terorisme (Densus 88).
5. SBY menunjukkan usaha secara signifikan penanggulangan bencana
baik melalui aspek hukum nasional maupun aspek diplomasi dengan
dunia internasional
b. Kekurangan Pemerintahan SBY selama 2 periode
1. Pada pemerintahan SBY-Boediono banyakterjadi demonstrasi masa
untuk melengserkan SBY-Boediono karena naiknya harga BBM
2. Banyak kasus-kasus yang tiba-tiba menghilang dan belum
terselesaikan contohnya kasus Bank Century
3. Jumlah utang Negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapai
Rp1.667 triliun pada awal tahun 2009. Inilah pembengkakkan utang
terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
4. Pada pemerintahan SBY, banyak sekali teroris yang masuk ke
Indonesia. Misalnya Amrozi, Imam samudera.
5. Banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang diklaim oleh
pemerintah Negara lain.

xvii
2.5 Presiden SBY : Pemimpin Yang Berwibawa dan Bijaksana
Beliau ini presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu
dan bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan
stabilitas negara terlihat membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang
kuat di Parlemen. Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan karena
harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk
mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground parpol besar, beliau
keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya orang yang tepat
untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal oportunis
yang haus uang sogokan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam
lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak
formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap
penampilan dan apik pula berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan
citra SBY di mata masyarakat. SBY sebagai pemimpin yang mampu
mengambil keputusan kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun.
Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai
figur peragu, lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Sosok yang demokratis,
menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya
sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-
ubah dan membingungkan publik.

2.6 Tipe Kepemimpinan SBY


a. Tipe Militeristik
Dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang mengindikasikan
bahwa SBY memiliki gaya militeristik karena SBY merupakan lulusan
AKABRI terbaik dan mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun,
serta meraih pangkat Jendral TNI tahun 2000. Meskipun cukup lama di
dunia militer, SBY juga berkembang dalam pendidikan sipil seperti
memperoleh Master in Management dari Webster University, Amerika
Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian

xviii
Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian. Pada 2005, beliau
memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari
almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat
University di Thailand ilmu politik. Serta SBY dikenal aktif dalam
berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat sebagai Co-
Chairman of the Governing Board of the Partnership for the Governance
Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi
internasional untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia.
Meskipun SBY telah lama menyesuaikan diri dengan kepemimpinan
sipil yang egaliter dan demokratis tetapi budaya militer sebagai dasar
pembentukan karakter kepemimpinan SBY tidak bisa hilang begitu saja.
Hal ini dapat kita lihat dari beberapa contoh kasus gaya kepemimpinan
militeristik SBY yang masih melekat, seperti beberapa kali memarahi
menterinya didepan umum, memarahi para bupati dan walikota seluruh
Indonesia yang tidur “takalok ” ketika SBY sedang berpidato. Selain itu
gaya militeristik SBY tergambar dari tindakan-tindakannya SBY dalam
pelaksanaan administrai negara yang formalitas dan kaku. Ini merupakan
salah satu karakteristik dari gaya kepemimpinan militeriktik yaitu segala
sesuatu bersifat formal. Terlihat dari pelaksanaan pemerintahan SBY yang
berjalan dengan prinsip bahwa segala sesuatunya sesuai dengan peraturan
artinya setiap pikiran baru harus bersabar untuk menunggu sampai
peraturannya berubah dulu, terobosan menjadi barang langka.
b. Tipe Karismatik
Karisma adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin.
Semua pemimpin sebenarnya dengan mudah dapat mempunyai karisma,
tergantung caranya memimpin. SBY memiliki kharisma yang berkarakter.
Karakter seorang pemimpin masa depan yang mampu memimpin
rakyatnya dengan baik. Karisma beliau bukan hanya tebar pesona seperti
apa yang pernah disampaikan lawan politiknya. Karisma yang ada dalam
diri beliau adalah karisma yang telah menyatu karena memiliki
kepribadian yang unggul. Unggul dalam segala bidang. Baik bidang
ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.

xix
c. Tipe Demokratis
Kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratik mungkin
disebabkan karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang
semakin liberal. Dimana tipe pemimpin dengan gaya ini dalam mengambil
keputusan selalu mengajak beberapa perwakilan bawahan, namun
keputusan tetap berada di tangannya. Selain itu pemimpin yang demokratis
berusaha mendengar berbagai pendapat, menghimpun dan menganalisa
pendapat-pendapat tersebut untuk kemudian mengambil keputusan yang
tepat. Tidak jarang hal ini menimbulkan persepsi bahwa SBY seorang
yang lambat dalam mengambil keputusan dan tidak jarang mengurangi
tingkat determinasi dalam mengambil keputusan. Pemimpin ini kadang
tidak kokoh ketika melaksanakan keputusan karena ia kadang goyah
memperoleh begitu banyak masukan dalam proses implementasi
kebijakan.
Secara teoritis pemimpin tipe ini bisa menerima kritik, kritik dibalas
pula dengan kontra kritik. Bukan menjadi rahasia lagi bila seringkali kita
melihat dan mendengar bagaimana SBY melakukan kontra kritik terhadap
orang-orang yang mengkritiknya. SBY percaya bahwa kebenaran hanya
bisa diperoleh dari wacana publik yang melibatkan sebanyak mungkin
elemen masyarakat. Selain itu tipe pemimpin ini dalam mengambil
keputusan berorientasi pada orang, apresiasi tinggi pada staf dan
sumbangan pemikiran dari manapun.
Kesimpulannya adalah bahwa setiap pemimpin tentu mengharapkan
sesuatu yang terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Begitupun
dengan SBY yang mempunyai tipe kepemimpinan yang lebih dari satu dan
tidak hanya seperti yang sudah dijelaskan diatas tetapi lebih dari itu,
seperti tipe supportif, partisifatif, instrumental dan yang lainnya,
kesemuanya itu disesuaikan dengan situasi, dan perkembangan zaman
yang ada. Intinya setiap pemimpin selalu mengharapkan agar wilayah

xx
yang dipimpinnya tersebut dapat tercipta suasana yang aman, tentram dan
damai sesuai dengan tujuan bersama.

2.7 Analisis Kepemimpinan SBY dalam Berbagai Teori


a. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Persfektif Teori
Pendekatan Sifat
Pendekatan sifat keberhasilan seorang pemimpin ditandai oleh adanya
kecakapan atau ciri-ciri ideal yang harus dimiliki oleh pemimpin. Untuk
menjadi seorang pemimpin yang berhasil menurut teori ini haruslah
memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan antara seorang pemimpin dan
bukan pemimpin. Ciri-ciri tersebut dapat berupa ciri fisik, sifat-sifat
kepribadian maupun keterampilan tertentu yang diperlukan. Jadi selama
kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009 dan 2009-2015
lebih menggambarkan sifat yang demokratis dan tidak menunjukan sifat
otoriter meskipun beliau memiliki latar belakang seorang militer diman
biasanya gaya kepemimpinan seorang TNI seperti contoh pada
pemerintahan orde baru.
b. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Persfektif Teori
Pendekatan Perilaku
Berakhir sudah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
berlangsung sejak tahun 2004. Setelah 10 tahun yang panjang dan penuh
jatuh bangun menjadi orang nomor 1 di Indonesia, beliau menyerahkan
‘tongkat estafet’ kepemimpinan kepada Presiden yang baru. Menarik untuk
melihat hal-hal yang terjadi selama 10 tahun terakhir. Melihat Indonesia di
bawah kepemimpinan SBY (demikian beliau akrab disapa) sebagai bahan
pembelajaran untuk Indonesia yang lebih baik.
Ketika terpilih pada tahun 2004, SBY dengan Partai Demokrat-nya
membawa semangat demokrasi dan banyak janji kepada rakyat. Dapat
dipahami; rakyat menginginkan pemerintahan yang stabil dan
berkelanjutan, mengingat sejak berakhirnya era Soeharto bangsa ini seperti
kapal yang kehilangan arah. Hantaman keras krisis ekonomi ’98 dibarengi
dengan pemimpin yang terus berganti dalam beberapa tahun. Kala itu, ada

xxi
euforia, semangat, dan harapan yang besar bagi Presiden SBY untuk
mengarahkan bangsa ini untuk menjadi lebih baik; lebih aman, lebih
demokratis, dan lebih sejahtera.
Tak dapat dipungkiri bahwa dibandingkan masa pemerintahan Presiden
Soeharto, B. J. Habibie, Gus Dur, atau Megawati, Indonesia telah berubah
dan berkembang. Yang disayangkan adalah melihat potensi bangsa ini di
berbagai bidang yang tidak berkembang secara maksimal. Hal tersebut
berhubungan dengan kebijakan-kebijakan Presiden SBY selama 10 tahun
terakhir ini. Ketidakpuasan yang tercipta sesungguhnya bukan karena
situasi yang tidak berubah. Perubahan itu ada. Namun, arah perubahan itu
dan seberapa banyak perubahan yang terjadi dari kapasitas yang seharusnya
dicapai adalah yang kemudian menjadi sumber kekecewaan rakyat.
d. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Persfektif Teori
Pendekatan Situasional
Dalam teori pendekatan situasional, SBY sangat bijak dalam
mengantisipasi persoalan dalam situasi apapun. kepemimpinan yang efektif
adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mengetahui keadaan baik
kemampuan ataupun sifat dari anak buah yang di pimpinnya untuk
kemudian pemimpin dapat menentukan perintah atau sikap terhadap anak
buah sesuai dengan keadaan atau pun kemampuan anak buahnya.
Kepemimpinan dalam teori pendeketan SBY tidak lepas dari dari
situasional dalam pemerintahan yang beliau pimpin namun ada empat
macam yang menjadi tuntunan beliau dalam menjalankan tugasnya dapat
diklasifikasikan pada tingkat kematangan atau kemapuan anak buah ada
empat macam yaitu : intruksi, konsultasi, delegasi dan partisipasi.
Instruksi yaitu perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah
dukungan dirujuk sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan
komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya
dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana
melaksankana berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan

xxii
keputusan diumumkan, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh
pemimpin.
Konsultasi yaitu perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi
dukungan dirujuk sebagai konsultasi, karena dalam menggunakan gaya ini,
pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat
hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan
banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha
mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide
dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian
(control) atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.
Partisipasi yaitu perilaku pemimpin yang tinggi dukunagn dan rendah
pengarahan dirujuk sebagai partisipasi, karena posisi kontrol atas
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
Dengan penggunaan gaya 3 ini, pemimpin dan pengikut saling tukar
menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Komunikasi dua arah ditingkatkan, peran pemimpin adalah secara aktif
mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut. Hal ini sudah
sewajarnya karena pengikut memiliki kemampuan untuk melaksanakan
tugas.
Delegasi yaitu perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah
pengarahan dirujuk sebagai delegasi, karena pemimpin mendiskusikan
masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan
mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang bawahanlah
yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara
pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi
bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka
memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab
dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.
e. Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Persfektif Teori
Kepemimpinan Berprinsip

xxiii
Gaya kepemimpinan yang ia jalankan sekarang, menurut Presiden
merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi.
Presiden bahkan menegaskan, kalau dirinya cenderung untuk mengalah,
cenderung memilih melakukan berkompromi dan membuat konsensus,
karena ia tidak ingin kepemimpinan yang dijalankan menjadi otoriter.
Di depan para peserta Indonesia Future Leaders Forum di Jakarta,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara soal kepemimpinan.
Bukan hanya kepemimpinan dalam arti teoritis yang disampaikan Presiden,
tetapi juga praktik keseharian yang ia jalankan sepanjang tujuh tahun
pemerintahannya Presiden mengakui bahwa kepemimpinan yang ia
jalankan bukan gaya kepemimpinan yang bisa dipakai oleh pemimpin yang
lain. Setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinannya sendiri dan
itu sangat tergantung dari situasi dan tantangan yang dihadapi.
Presiden juga menguraikan bahwa dalam keyakinannya, tidak ada
kewenangan yang boleh didelegasikan. Oleh karena itu dirinya ikut turut
campur tangan langsung atas setiap kebijakan yang akan dikeluarkan
kementerian. Ia ingin tahu secara detil landasan dari kebijakan yang hendak
diambil.Dengan gaya kepemimpinan seperti itu tidak usah heran apabila
kebijakan yang bersifat teknis pun sekarang ini begitu lamban dilakukan
kementerian. Kalau Presiden ingin tahu secara detil dan bahkan terlibat
secara langsung, wajar apabila proses pengambilan keputusan menjadi
lebih panjang.

xxiv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi
banyak kemajuan di berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan
teknologi dan kebebasan berpendapat. Namun, terdapat beberapa
kemunduran juga. Kita tidak dapat melihat kesuksesan suatu
pemerintahan hanya dengan satu pandangan. Kita harus memandang dari
berbagai sisi. Jika dibandingkan dengan pemerintahan pada masa Orde
Baru, memang dalam beberapa bidang terlihat kemunduran. Tetapi bisa
saja hal ini dikarenakan pada masa Orde Baru kebebasan pers dikekang
sehingga bagian buruk pada Orde Baru tidak terlihat. Di masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat
diutamakan. Sehingga pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski
begitu, musyawarah mufakat ini dilakukan untuk kepentingan bersama.
Sehingga dapat dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono telah cukup berkembang dibandingkan masa-masa
sebelumnya dalam hal demokrasi.
2. Beberapa tipe kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu (1) Tipe
Militeristik, dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang
mengindikasikan bahwa SBY memiliki gaya militeristik karena SBY
merupakan lulusan AKABRI terbaik dan mengabdi sebagai perwira TNI
selama 27 tahun, serta meraih pangkat Jendral TNI tahun 2000. Meskipun
cukup lama di dunia militer, SBY juga berkembang dalam pendidikan
sipil seperti memperoleh Master in Management dari Webster University,
Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut

xxv
Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian. Pada
2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-
masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan
dari Thammasat University di Thailand ilmu politik. Serta SBY dikenal
aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat
sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the
Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-
organisasi internasional untuk meningkatkan tata kepemerintahan di
Indonesia. (2) Tipe Karismatik, Pak SBY jelas memiliki kharisma yang
berkarakter. Karakter seorang pemimpin masa depan yang mampu
memimpin rakyatnya dengan baik. Karisma yang ada dalam diri beliau
adalah karisma yang telah menyatu karena memiliki kepribadian yang
unggul. Unggul dalam segala bidang. Baik bidang ideologi, politik,
ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan. (3) Tipe Demokratis,
Kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratik mungkin
disebabkan karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang
semakin liberal. Dimana tipe pemimpin dengan gaya ini dalam
mengambil keputusan selalu mengajak beberapa perwakilan bawahan,
namun keputusan tetap berada di tangannya. Selain itu, dengan beberapa
pendekatan teori kepemimpinan SBY dapat diklasifikan, yaitu (1)
Pendekatan sifat keberhasilan seorang pemimpin ditandai oleh adanya
kecakapan atau ciri-ciri ideal yang harus dimiliki oleh
pemimpin.Kepemimpinan susilo bambang yudhoyono menggambarkan
sifat yang demokratis dan tidak menunjukan sifat otoriter meskipun beliau
memiliki latar belakang seorang militer. (2) Pendekatan perilaku yang
berwujud dalam masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
sangatlah sentralistik dimana dalam masa pemerintahan awalnya hanya
janji manis namun teori pendekatan perilaku ini mendukung peranan
kebijakan yang notabennya berwujud perilaku yang sangatlah indonesia
harapkan pada masa jabatan beliau. (3) Teori pendekatan situasional
Susilo Bambang Yudhoyono sangat bijak dalam mengantisipasi persoalan
dalam situasi apapun. kepemimpinan yang efektif adalah bagaimana

xxvi
seorang pemimpin dapat mengetahui keadaan baik kemampuan ataupun
sifat dari anak buah yang di pimpinnya untuk kemudian pemimpin dapat
menentukan perintah.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, terdapat beberapa saran agar makalah
selanjutnya dapat lebih sempurna. Adapun beberapa saran, yaitu:
1. Bahwasannya di Indonesia ini sangat diperlukan sekali jiwa
kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu
selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri. Jika saja Indonesia di seluruh elemen pemerintahan memiliki
pemimpin yang sangat tangguh berkualitas dan berbudaya tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak
bisa memimpin dengan baik, maka pengikut pun tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin
kita. Dimana Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
2. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya
sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Selain itu, pemimpin adalah
teladan. Untuk menjadi teladan, seorang pemimpin yang amanah perlu
jujur dalam berucap, sederhana dalam bertindak, tegas dalam bersikap,
adil dalam memutuskan perkara, dekat dengan semua orang (kawan
maupun lawan), bersih dari image negatif, cepat dan tepat dalam
mengambil keputusan, mampu merealisasikan apa yang
diucapkan/dijanjikan, jauh dari sifat egosentris dan yang tak kalah penting
adalah berjiwa besar terutama dalam hal mengakui kekurangan dan
kelemahan diri.

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-
pertama.html

http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Komunikasi-politik-SBY-
sangatamburadul

https://hasanthardiant.wordpress.com/2012/04/16/analisa-tipe-kepemimpinan-sby/

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2013/02/26/8787.html.com

https://www.academia.edu/36670356/Gaya_Kepemimpinan_Susilo_Bambang_Yu
dhoyono_Kepemimpinan_

xxviii

Anda mungkin juga menyukai