Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KELOMPOK 2

SHOLAT
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fikih Ibadah
Dosen Pengampu: Dra.Maskufa,M.A / Drs.H.Zaenal arifin,M.Pd.I.

Disusun Oleh
Ima Qimatul Maflahah (11180453000003)
Shelma Lydia Ardana W (11180453000010)
Ade Megalia Utami (111880453000011)
Vina Nurul Apriani (11180453000020)
Siti Maulani (11180453000025)
Siti Firda (11180453000027)
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alloh SWT,kelompok 2 mengucapkan puji


beserta syukur kehadirat-Nya,kerena dengan karunia-Nya kelompok2 mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sholat”.Makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Fikih Ibadah.

Terimakasih kepada Dra.Maskufa,M.A / Drs.H.Zaenal arifin,M.Pd.I.


selaku dosen pengampu mata kuliah fikih Ibadah atas segala pengantar ilmu yang
diberikan .Terimakasih pula kepada orangtua yang senantiasa mendukung baik
moril maupun materil,kepada rekan-rekan serta kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.

Akhir kata,kelompok 2 berharap semoga makalah ini memberikan manfaat


bagi siapa saja yang membutuhkan dan dapat memberikan manfaat bagi kami
penulisnya.

Ciputat, september 2018

Kelompok 2
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................. i

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................2

C. Tujuan Makalah................................................................................2

BAB II. LANDASAN TEOR.............................................................................4

BAB III. PEMBAHASAN

A. Pengertian dan hukum Sholat


..........................................................................5

B. Rukun Sholat ..........................................................................................7

C. Syarat wajib sholat.......................................................................................8

D. Hal yang membatalkan sholat.................................................................8

E. Sholat Berjamaah.......................................................................................10

F. Syarat menjadi imam dan


makmum.........................................................................12

G. Shalat Jama’...................................................................................14

H. Shalat
Qoshor..............................................................................................16

BAB III. PENUTUP..........................................................................................17


A. Simpulan................................................................................................17

B. Saran.............................................................................................................1
7

Daftar Pustaka....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yag fluralistis,dimana terdapat banyak


perbedaan dimulai Bahasa,suku,Budaya, dan Agama.Indonesia juga merupakan
Negara berkembang yang dituntut untuk mengikuti dan mengimbangi arus
globalisasi dunia.Pesatnya perkembangan ilmu penngetahuan dan teknologi
menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia terutama di bidang sumber Daya
Manusia.

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di


Indonesia,pendidikan tentu saja mempunyai andil yang besar dalam proses
pembentukan karakter calon generasi penerus bangsa yang bisa kita sebut seorang
mahasiswa.Kegiatan ilmiah berupa penulisan,diskusi,penelitian,percobaan hingga
penemuan merupakan satu dari beberapa kegiatan yang dekat dengan aktivitas
mahasiswa.Selain mampu menghasilkan suatu karya,juga mampu membentuk
perilaku dan cara berfikir yang kritis serta sistematis.

Salah satu perbedaan yang terdapat di Negara Indonesia adalah


Keyakinan beragama,ada beberapa agama yang diakui secara hukum oleh
Indonesia yaitu : Islam,kristen,Budha,konghucu. Semua agama tentu memiliki
cara atau keyakinan masing masing tehadap Meneymbah Tuhannya.Salah satu
agama yang banyak dianut oleh rakya Indonesa adalah Agama Islam.

Dalam hal beribadah tentu setiap agama memiliki cara yang berbeda beda
dalam mengagungkan Tuhannya.Dalam agama Isam sendiri ada banyak cara
untuk mengagungkan Tuhannya,salahsatunya adalah Sholat.

Sholat merupakan salah satu ibadah yang diwajikan dalam agama


Islam,semua manusia yang menganut agama Islam diwajibkan untuk
melaksanakan sholat.Karena sholat merupakan kewajiban agi setiap umat muslim
di dunia,maka dalam melaksanakan sholatpun harus khusyu’.
B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sholat dan bagaimana dasar hukumnya ?

2. Apa saja Rukun sholat ?

3. Apa saja Syarat wajib Sholat ?

4. Apa saja Hal yang mampu membatalkan sholat ?

5. Apa yang dimaksud Sholat berjamaah ?

6. Bagaimana Syarat menjadi imam sholat ?

7. Apa yang dimaksud sholat Jamak ?

8. Apa yang dimaksud sholat Qasar ?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sholat dan dasar hukum sholat.

2. Untuk mengetahui apa saja rukun sholat

3. Untuk mengetahui Apa saja syarat wajib sholat.

4. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat membatalkan sholat.

5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sholat berjama’ah

6. Untuk mengetahui syarat apa saja untuk menjadi imam sholat.

7. Untuk mengetahui Apa iitu sholat Jamak.

8. Untu menegetahui apa itu sholat Qasar.

D.Manfaat
A.Untuk Pembaca

1) Pembaca mampu mengetahui pengertian sholat dan dasar


hukumnya.

2) Pembaca mampu mengetahui rukun sholat,syarat wajib


sholat,dan hal yang membatalkan sholat.

3) Pembaca mampu mengetahui apa yang dimaksud sholat


berjama’ah dan bagaimana syarat menjadi imam.

4) Pembaca dapat mengetahui apa uang dimaksud sholat


jamak dan Qasar.

B.Untuk Penulis

1) Penulis mampu mengetahui pengertian sholat dan dasar


hukumnya.

2) Penulis mampu mengetahui rukun sholat,syarat wajib


sholat,dan hal yang membatalkan sholat.

3) Penulis mampu mengetahui apa yang dimaksud sholat


berjama’ah dan bagaimana syarat menjadi imam.

4) Penukis mampu lebih mengetahui apa yang dimaksud


sholat jamak dan Qasar.
BAB II

LANDASAN TEORI

Sebagai umat muslim tentunya kita tahu tentang Rukun Islam. Tidak
hanya cukup mengetahuinya tapi kita juga perlu untuk memahaminya dan juga
mengamalkannya dengan baik. Karena tidaklah sempurna keislaman kita tanpa
menjalankan salah satu saja dari rukun islam tersebut. Rukun islam ada lima
perkara yaitu, mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat 5 waktu,
membayar zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan haji(bagi yang mampu).

Pada bab kali ini akan dibahas mengenai salah satu rukun islam yaitu
shalat. Karena sebagaimana kia tahu shalat sebagai tiang agama adalah sarana
yang sangat penting untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat mulai
diwajibkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih
berada di Makkah. Lebih tepatnya yaitu ketika Baginda Rasulullah SAW
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Pada Awalnya Allah SWT memerintahkan
Rasulullah SAW untuk mengerjkan shalat sebanyak 50 kali dalam sehari
semalam. Akan tetapi karena beliau tahu bahwa umatnya tidak akan mampu
menjalankannya maka Beliau meminta keringanan kepada Allah, sehingga Allah
memberi keringanan untuk menjalankan shalat sebanyak 5 kali saja dalam sehari.
BAB III

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SHOLAT DAN HUKUMNYA

Shalat secara bahasa berarti “doa untuk kebaikan”. Allah SWT berfirman

ۗ ‫صل ل صعلصميههمم‬
‫صو ص‬

Artinya “Berdoalah untuk mereka,” (QS. At-Taubah [9]: 103)

Shalat secara istilah berarti perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah ini
dinamakan “shalat” karena ia memuat doa. Penamaan tersebut masuk kategori
majaz ithlaaqul juz wa iraadatul kull (menyebutkan sebagian namun yang
dimaksudkeseluruhan).1Kewajiban shalat ditetapkan pada malam isra, sekitar lima
tahun sebelum hijriyah. Shalat hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang
telah mukallaf(baligh dan berakal) dan suci.

‫صللةة‬
‫سللةم لولعةموُةدهة ال ص‬ ‫لرسأ ة‬
‫س اللسملر الل س‬

1 Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar (Jakarta,Penerbit Almahira, 2010)
halaman 213
”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya)
adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2825. ). Maka dari itu apabla kita mengaku
sebagai muslim hendaknya kita tidak meninggalkan sholat yang menjadi tiang
agama kita. Perintah mengerjakan shalat banyak kita temukan dalam ayat Al-
Qur’an seperti yang tertera dalam surahdal Qs Al Baqoroh 02 : 34 dan 110.

‫صنلة ن نوآَت عوُاَّ اَّلرز ن‬ ‫ن‬


‫ن‬ ‫كاَة ن وناَّررك نععوُاَّ ن‬
‫معن اَّلرراَّك عععيِ ن‬ ‫موُاَّ اَّل ر‬
‫ونأعقيِ ع‬

"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah bersama


orang-orang yang ruku'

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan ummat islam untuk


mendirikan sholat. dalam ayat tersebut perintah sholat
berbarengan dengan perintah zakat. dalam banyak ayat Al Quran
tidak sedikit perintah sholat selalu digandengkan dengan
perintah zakat. poin ketiga dari ayat tersebut adalah perintah
ruku' bersama orang-orang yang ruku'. banyak penafsiran ahli
tafsir dalam menerangkan ayat tentang "rukuklah bersama
orang-orang yang rukuk' salah-satunya adalah penafsiran yang
menjelaskan perintah sholat berjamaah.

‫عن ندد‬
‫دوهه ع‬‫ج ه‬
‫ر تد ع‬‫خي ن ر‬
‫ن د‬ ‫م ن‬ ‫م ع‬ ‫سك ه ن‬‫ف ع‬ ‫موا عل دن ن ه‬ ‫ما ت ه د‬
‫قد د ه‬ ‫و د‬
‫كاةد د‬ ‫صدلةد د‬
‫وآهتوا الزز د‬ ‫موا ال ز‬ ‫وأ د ع‬
‫قي ه‬ ‫د‬
‫صيرر‬ ‫مهلو د‬
‫ن بد ع‬ ‫ع د‬
‫ما ت د ن‬ ‫ن الل ز د‬
‫ه بع د‬ ‫الل ز ع‬
‫ه ۗ إع ز‬

"Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat. dan kebaikan apa saja
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah. sesungguhnya Allah maha melihat
apa-apa yang kamu kerjakan"

Dari ayat kedua dari Qs Al Baqoroh 02 : 110 ini masih menggandengkan


perintah sholat dengan perintah zakat, namun dalam ayat ini poin selanjutnya
adalah penerangan tuhan bahwa kebaikan yang di usahakan oleh manusia,
pahalanya hanya ada disisi allah dan Allah maha melihat apa yang hamba-
hambanya kerjakan. Dalam ayat ini sangatlah jelas tetang perintah melaksanakan
Shalat,karena Shalat itu wajib. Maka dari itu kita sebagai umat muslim hendaknya
menjalankan perintah suci ini dengan ikhlas dan benar. Agar dapat melaksanakan
shalat dengan benar kita perlu mengetahui rukun shalat, syarat dan apa saja yang
membatalkan shalat.

2. RUKUN SHOLAT

Rukun sholat merupakan setiap perkataan atau perbuatan yang akan


membentuk hakikat sholat. Rukun sholat apabila salah satunya ditimggalkan maka
tidak sah sholatnya. Adapun rukun-rukun sholat sebagai berikut:

a) Niat
a. Niat yang paling utama adalah diucapkan dalam hati, dan
disunnahkan diucapkan pada lisan . Niat ada tiga derajat, yaitu:
 Jika sholat yang dikerjakan fardhu, diwajibkanlah
niat qadul fi’li (niat mengerjakan sholat tersebut),
ta’yin(nama sholat yang dikerjakan) dan fardhiyah
(kefardhuannya).
 Jika sholat yang dikerjakan sunnah yang
mempunyai waktu atau sebab, diwajibkanlahniat
mengerjakan sholat tersebut dan nama sholat yang
dikerjakan seperti sunnah rowatib (sholat yang
dilaksanakan sebelum atau sesudah sholat fardhu).
 Jika sunnah yang dikerjakan sunnah mutlaq (tanpa
sebab), diwajibkanlah niat mengerjakansholat
tersebut saja.
b) Takbiratul Ihram
Pada saat takbiratul ihram mengucapkan “allahuakbar” dan tangan
diangkat sejajar telinga
c) Berdiri (bagi yang mampu)
Kesepakatan yang disepakati para ulama tentang berdiri khususnya pada
sholat fardhu atau wajib adalah sebuah keharusan (Al- Majmu’:3/258) jika
kondisi masih memungkinkan untuk berdiri maka berdiri dalam sholat
hukumnya wajib, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Al- Baqarah :
238 yang artinya”… dan berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu dengan
khusyu)”. Namun, bagi mereka yang sudah berumur atau dalam keadaan
saki, maka tidak diwajibkan hukumnya, sehingga shalat fardhu tersebut
sah jika dilakukan dengan duduk atau berbaring. Hal ini sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Imran Bin
Husnain: “Imran Bin Husnain ra. Meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad
Saw bersabda: “sholatlah kamu dengan berdiri, jika kamu tidak mampu
sholatlah kamu dengan duduk, jika tidak mampu sholatlah kamu dengan
berbaring””.(HR.Bukhari).
d) Membaca Al-Fatihah
e) Rukuk
f) Tuma’ninah
g) I’tidal
h) Sujud
i) Tasyahud awal
j) Tasyahud akhir
k) Salam
l) Tertib

3. SAYARAT WAJIB SHALAT

a) Islam, bagi seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat


syahadat atau mengaku sebagai muslim maka diwajibkan begi dia
untuk melaksanakan shalat.
b) Baligh/dewasa, bagi anak perempuan dikatakan baligh ketika is
telah keluar darah haid dan laki-laki telah berusia 15 th atau telah
mengalami mimpi basah.
c) Berakal, yang berarti waras
d) Tidak dalam keadaan haid maupun nifas.
e) Telah sampai dakwah tentang shalat kepadanya.

4. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT

1. Berhadats : Yang dimaksud Berhadats disini adalah


ketika kita sedang melakukan Sholat tetapi kita tidak
bisa menahan kentut atau pipis atau buang air besar
maka sholat anda akan batal.
2. Terkena Najis yg tidak dimaafkan : Maksudnya adlh
ketika kita sd melakukan Sholat badan atau pakaian
kita terkena najis air besar hewan seperti cicak maka
Sholat kita sudah batal.
3. Berkata – Kata secara Sengaja : Maksudnya adlah
mengucapkan kata saat mengerjakan Shalat
walaupun dg satu huruf yg memberikan pengertian
secara sengaja
4. Terbuka Auratnya : Disini mempunyai maksud jika sd
melakukan Sholat, Aurat kita terbuka walaupun dlm
waktu sebentar saja.
5. Mengubah Niat : Maksudnya jika kita sedang
melakukan Sholat kita ingin memutuskan Sholat.
6. Makan dan Minum : Maksudnya adalah jika kita sd
melakukan Sholat tetapi kita makan atau minum
walaupun sedikit maka itu akan membatalkan suatu
sholat
7. Bergerak Berturut – turut : Bergerak berturut selama
3 kali seperti melangkah atau berjalan sekali yg
bersangatan walupun tidak disengaja maka Sholat itu
akan batal.
8. Membelakangi Kiblat
9. Menambah Rukun : Maksudnya menambah rukun
sendiri berupa perbuatan seperti ruku dan sujud
10. Tertawa : Yang dimaksud tertawa itu saat kita
melakukan Sholat kita sengaja tertawa walaupun
hanya senyuman saja atau tertawa terbahak bahak
11. Mendahului Imam : Jika kita melakukan Sholat
tetapi kita mendahului imam dua rukun atau gerakan
maka sholat kita akan batal.
12. Murtad Artinya keluar dari Agama Islam
13. Makan dan Minum; Makan dan minum adalah
salah satu perbuatan yang dapat membatalkan
shalat. Apabila seseorang makan atau pun minum
ketika melaksanakan shalat dengan sengaja, maka
shalatnya batal. Hal ini disebabkan karena akan
menghilangkan kemulian dalam shalat. perbuatan
makan dan minum dalam shalat ini, baik sedikit
ataupun banyak selama dilakukan dengan sengaja
tetap akan membatalkan shalatnya. Adapun jika
perbuatan makan dan minum dalam shalat ini
dilakukan tanpa disengaja, maka disyaratkan dalam
hal tersebut tidak lebih dari kadar humsah ‫اَّلحمصة‬
(tidak bisa dibakar ataupun di masak kembali), yaitu
kadar/batasan yang menjadi kebiasaan dalam
kehidupan. Maka shalatnya tidak batal. Dan apabila
di dalam mulut seseorang ada sisa gula atau sesuatu
yang bisa mencair atau pun meleleh ketika
melaksanakan shalat, maka jika ia menelannya akan
membatalkan shalatnya.

14. Banyak Gerakan dan Terus Menerus; Yang dimaksud

adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang


terus dan bukan merupakan gerakan yang terdapat
dalam shalat. Mazhab Imam Syafi’i memberikan
batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut
sehingga seseorang batal dari shalatnya.
5. SHOLAT BERJAMAAH

1.Pengertian sholat berjamaah

Sholat berjamaah adalah sholat yang dikerjakan oleh dua atau lebih
orang secara bersama-ama dengan satu orang didepan sebagai imam dan yang
lainnya dibelakang sebagai makmum.

Sholat berjamaah minimal atau paling sedkitt dilakukan oleh dua orang,namun
semakin banyak orang yang ikut shoat berjama’ah tersebut jadi jauh ebih
baik.Sholat berjamaah memliki nilai 27 drajat lebih baik daripada sholat
sendiri.Oleh sebab itu kita diharapkan lebih mengutamakan shalat berjamaah
daripada sholat sendirian saja.

Hukum Sholat berjamaah

HUKUM SHOLAT BERJAMA’AH


Shalat jama’ah disyari’atkan dalam Islam. Akan tetapi para ulama berselisih
pendapat tentang hukumnya. Terpilah menjadi empat pendapat.

Pertama : Hukumnya Fardhu Kifayah.


Demikian ini pendapat Imam Syafi’i, Abu Hanifah, jumhur ulama Syafi’iyah
mutaqaddimin (terdahulu, peny.), dan banyak ulama Hanafiyah maupun
Malikiyah.

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata,“Dzahir nash (perkataan) Syafi’i, shalat berjamaah


hukumnya fardhu kifayah. Inilah pendapat jumhur mutaqaddimin dari ulama
Syafi’iyah dan banyak ulama Hanafiyah serta Malikiyah.” [5]

Dalilnya:
‫طاَلن فييعليأيلكأم إباَأليجيماَيعإة فيإ إننيماَ ييأألكلل‬
‫صيلةل إإنل قيأد اأستيأحيويذ يعليأيإهأم النشأي ي‬
‫يماَ إمأن ثييلثيوة إفيِ قيأرييوة يويل بيأدوو يل تليقاَلم إفيإهأم ال ن‬
‫ب األيقاَ إ‬
‫صييةي‬ ‫الذذأئ ل‬

“Tidaklah ada tiga orang dalam satu perkampungan atau pedalaman tidak
ditegakkan pada mereka shalat, kecuali Syaithan akan menguasainya.
Berjama’ahlah kalian, karena serigala hanya memangsa kambing yang sendirian.”

Kedua Hukumnya syarat


tidak sah shalat tanpa berjama’ah, kecuali dengan udzur.
Demikian ini pendapat Dzahiriyah dan sebagian ulama hadits. Pendapat ini
didukung oleh sejumlah ulama, diantaranya: Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Ibnu
Aqil dan Ibnu Abi Musa.Dalilnya :
‫س إليِ يقاَئإدد ييلقولدإنيِ إإيلىَ األيمأسإجإد فييسأ ييل‬ ‫ال يعليأيإه يويسلنيم يرلجدل أيأعيمىَ فييقاَيل يياَ يرلسويل ن‬
‫اإ إإننهل ليأي ي‬ ‫صنلىَ ن‬‫يِ ي‬‫أييتىَ الننبإ ن‬
‫ص ليهل فيلينماَ يونلىَ يديعاَهل فييقاَيل هيأل تيأسيملع النذيدايء‬‫صلذييِ إفيِ بيأيتإإه فييرنخ ي‬ ‫ال يعليأيإه يويسلنيم أيأن يليرذخ ي‬
‫ص ليهل فييل ي‬ ‫صنلىَ ن‬‫اإ ي‬ ‫يرلسويل ن‬
‫صيلإة يقاَيل نييعأم يقاَيل فيأ يإج أ‬
‫ب‬ ‫إباَل ن‬

“Seorang buta mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,“Wahai


Rasulullah, aku tidak mempunyai seorang yang menuntunku ke masjid,” lalu dia
meminta keringanan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga
dibolehkan shalat di rumah. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan keringanan kepadanya. Ketika ia meninggalkan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, langsung Rasulullah memanggilnya dan bertanya,“Apakah
engkau mendengar panggilan adzan shalat?” Dia menjawab,“Ya.” Lalu Beliau
berkata,“Penuhilah!”.

Ketiga : Hukumnya Sunnah Muakkad.


Demikian ini pendapat madzhab Hanafiyah dan Malikiyah. Imam Ibnu Abdil Barr
menisbatkannya kepada kebanyakan ahli fiqih Iraq, Syam dan Hijaj.Dalilnya :
Hadits Pertama.
‫صيلةي األفيذذ بإيسأبوع يوإعأشإريين‬ ‫صيلةل األيجيماَيعإة تيأف ل‬
‫ضلل ي‬ ‫ال يعليأيإه يويسلنيم يقاَيل ي‬
‫صنلىَ ن‬ ‫اإ أبإن لعيمير أينن يرلسويل ن‬
‫اإ ي‬ ‫يعأن يعأبإد ن‬
‫يديريجةة‬
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah n bersabda,”Shalat berjama’ah mengungguli
shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.”
6. SYARAT MENJADI IMAM
Syarat menjadi imam disebutkan didalam beberapa kitab referensi ,seperti
Kitab Majmu’Safinatun Najah,Fathul Qorib adalah s
ebagai berikut :
a. Imam harus lebih faqih dalam keilmuannya

Imam harus mempunyai keilmuan lebih dari


makmum-makmumnya.Mengerti tata cara sholat
dengan baik dan dari segi keagamaan pula juga
harus baik.Dari keilmuan fiqihnya pun harus lebih
tau dan berilmu bahkan memahami dari setiap ilmu
yang dipelajarinya.

b. Imam lebih Aqro’

Imam mempunyai kebaikan dalam membaca Al-


Qur’an dan melantunkannya.Lebih diperjelas dalam
pembacaan Fatihahnya.Mulai dari makhorijul
hurupnya,madnya,semuanya jelas.Keilmuan
tajwidnya dalam melsntunkan al-qur’an tidak
dipertanyakan lagi.Misal :Kita tidak boleh
bermakmum dengan seseorang yang mempunyai
kesulitan atau tida fasih dalam makhroj .

c. Imam lebih Waro’

Berhati-hati dan menjaga budi pekertinya,tutur


katanya dan tingkah lakunya.
d. Jika imam itu tidak memenuhi syarat maka yang dipilih itu
adalah orang yang lebih tua umurnya.Lebih tua dikalangan
mereka.

e. Imam memiliki garis turunan yang baik.

f. Jika tidak ada pula syarat-syarat yang diatas maka yang


terakhir kita melihat dari kebagusannya.Baik dalam segi
wajah ataupun suaraya yang merdu.

4.Syarat menjadi makmum

‫ وأن ليعتقد وجوب‬،‫ أن ليعلم بطلن صلة إماَمة بحدث أو غيرة‬:‫فصل( شروط القدوة أحد عشر‬
‫ وأن‬،‫ وأن يعلم انتقاَلتا إماَمة‬،‫ وأن ليتقدم علية فيِ الموقف‬،َ‫ وأن ل يكون مأموماَ ول أميا‬،‫قضاَئهاَ عليه‬
‫ وأن‬،َ‫ وأن يتوافق نظم صلتيهما‬،‫ وأن ينوي القدوة أو الجماَعة‬،َ‫يجتمعاَ فيِ مسجد أو فيِ ثلثماَئة ذراع تقريبا‬
‫ وأن يتاَبعة‬،‫ل يخاَلفه فيِ سنة فاَحشة المخاَلفة‬

Syuruthu Al-Qudwati Ahada ‘Asyaro: An laa Ya’lama Buthlaana Sholaati Imaaihi


Bihadastin Aw Ghoirihi, Wa An Laa Ya’taqida Wujuubu Qodloihaa ‘Alaihi, Wa An
Laa Yakuuna Ma’muuman Wa Laa Ummiyyan, Wa An Laa Yatqoddama Gholaihi
Fi Al-Muuqifi, Wa An ya’lamantiqoolati Imaamihi, Wa An Yajtami’aa Fii
Masjidin Aw Fii Tsalaatsimiati Diroo’in Taqriiban, Wa An Yanwiya Al-Qudwata
Awiljama’ati, Wa An Yatawafaqo Nadhmu Sholaatihimaa, Wa An Laa
Yuukholifahu Fii Sunnatin Faahisyati Al-Mukholafati, Wa An Yutaabi’ahu
Fasal 42 Syarat menjadi makmum :

a) Harus tidak mengetahui bahwa shalatnya imam batal karena hadast atau
hal lainnya

b) Tidak boleh bertekad gahwa shalatnya harus diulang (karena tidak sah)
c) Imam tidak boleh menjadi makmum

d) Tidak boleh seorang yang Ummiy (tidakbisa membaca dan menulis)

e) Makmum tidak boleh lebih depan (posisinya) dari imam

f) Harus mengetahui perpindahan imam (rangkaian shalat)

g) Imam dan makmum harus berkumpul alam satu masjid atau kira-kira 300
hira’ (bila diluar masjid

h) Makmum harus berniat mengikuti imam atau berjamaah

i) Shalat yang dikerjakan imam dan makmum harus sama urutannya

j) Makmum tidak boleh meninggalkan sunnah yang dikerjakan imam, yang


kelihatan buruk jika tidak mengikutinya

k) Harus mengikuti imam

5.Makmum Masbuk

Masbuk dalam istilah para ulama fikih adalah orang yang ketinggalan
imam dalam sebagian raka’at shalat atau seluruhnya atau mendapati imam setelah
satu rakaat atau lebih

7. SHALAT JAMA’

Shalat Jama’ berarti shalat yang dikumpulkan. Maksudnya Adalah


mengumpulkan dua shalat fardhu menjadi satu dan mengerjakannya dalam satu
waktu. Contohnya : Shalat maghrib dan shalat isya dikerjakan pada waktu shalat
maghrib ataupun shalat isya. Shalat jama’ boleh dilaksanakan apabila ada salah
satu penyebab berikut ini :

a) Karena bepergian dengan syarat :


 Bepergian yang dilakukan bukan untuk maksiat.

 Jarak bepergian sekurang-kurangnya 16 farsakh =


80.640 km (dibulatkan menjadi 81 km), ada yang
berpendapat ±138 km.

b) Karena dalam keadaan ketakutan atau rasa khawatir yang


sangat, misalnya : ada kekacauan, perang dsb.

Dalil naqli tentang shalat jama’ :


‫ن‬ ‫فت عنك ع ن‬
‫م فنل نيِ ر ن‬
‫س‬ ‫ح ع نل نيِ رك ع ر‬
‫جنناَ ح‬
‫ن ع‬
‫صعرواَّ أ ر‬
‫ق ع‬
‫ن تن ر‬ ‫صنلةع ع‬
‫م ن‬ ‫ن اَّل ر‬
‫م إع ر‬
‫فت ع ر‬
‫خ ر‬
‫ن ع‬
‫مأ ر‬‫ن ين ر ن ع‬ ‫فعرواَّ اَّل ر ع‬
‫ذي ن‬ ‫كن ن‬
َّ‫م ونإ عذ نا‬ ‫رن‬
‫ضنرب رت ع ر‬
‫ضف ن‬ ‫اَّلرر ع‬

“Artinya : Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah


mengapa kamu mengqashar salatmu, jika kamu takut di serang orang-
orang kafir”[An-Nisaa’/4: 101]

Shalat-shalat yang boleh dijama’ yaitu dzuhur dengan ashar dan maghrib
dengan isya’, sedangkan shalat subuh tetap dikerjakan hanya pada waktunya
saja.Shalat jama’ juga dibagi menjadi dua yaitu jama’ taqdim dan jama’ takhir.
Shalat jama’ taqdim berarti melakukan shalat jama’ diwaktu shalat yang pertama.
Dan shalat jama’ takhir yaitu melakukan shalat jama’ pada waktu shalat yang
kedua atau terakhir.

Praktik shalat jama’ taqdim dan takhir :

a. Shalat dhuzur dan ashar, apabila jama’ taqdim maka


dilakukan pada waktu shalat dzhuhur sedangkan jama’
takhir maka dilakukan pada shalat ashar.

b. Dimulai dengan niat.

c. Membaca Al-Fatihah dan surah pendek

d. Rukuk dengan tuma’ninah

e. I’tidal
f. Sujud dengan tuma’ninah

g. Duduk diantara dua sujud

h. Sujud kembali

i. Berdiri untuk melaksanakan rakaat 2,3 dan4 seperti rakaat


pertama.

j. Tahiyat awal pada rakaat kedua dan tahiyat akhir pada


rakaat ke 4.

k. Salam

l. Langsung berdiri kembali melaksanakan shalat ke dua

8. SHALAT QASAR

Shalat qashar berarti meringkas jumlah raka’at shalat yang raka’at


shalatnya empat, sementara jika yang berjumlah tiga maupun dua raka’at maka
dilakukan sesuai dengan jumlah biasa. Sebab dilakukannya shalat qashar sama
dengan syarat dibolehkannya shalat jama’.
BAB IV

PENUTUP

A.Simpulan

Sebagai umat muslim yang taat maka sebainya kita


menjalakan kewajiban-kewajiban yang telah di perintahakan
Allah SWT kepada umat islam, salah satunya yaitu shalat.
Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi mengenai pengertian
shalat, syarat shalat, hukum melaksanakannya, dan jenis jenis
shalat maka kita sebagai umat islam harus lebih giat dalam
melaksanakannya. Sekian makalah yang dapat kami sampaikan,
semoga menjadi bermanfaat bagi kami sebagai penyampai
makalah dan juga bagi pembaca.

B.Saran

Kami berharap teman-teman dapat menyampaikan saran


atas kekurangan makalah yang kami buat.
Daftar Pustaka

Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, Jakarta Timur, Darul
Fikr Beirut, 2010

Kitab Safinatunnaja karangan Syekh Salim bin Abdullah bin Saan


bin Sumair Al-Hadhrami

Asy-Syekh Muhammad Qosim Al-Ghazy,Terjemah Fathul


Qorib,Bandung: Husaini,2003

Hamid Ahmad At-Thahir,Buku Pintar Salat Lengkap dan


Mudah,Kartasura-Solo: Aqwam,2011

Anda mungkin juga menyukai