SHOLAT
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fikih Ibadah
Dosen Pengampu: Dra.Maskufa,M.A / Drs.H.Zaenal arifin,M.Pd.I.
Disusun Oleh
Ima Qimatul Maflahah (11180453000003)
Shelma Lydia Ardana W (11180453000010)
Ade Megalia Utami (111880453000011)
Vina Nurul Apriani (11180453000020)
Siti Maulani (11180453000025)
Siti Firda (11180453000027)
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Makalah................................................................................2
E. Sholat Berjamaah.......................................................................................10
G. Shalat Jama’...................................................................................14
H. Shalat
Qoshor..............................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................1
7
Daftar Pustaka....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam hal beribadah tentu setiap agama memiliki cara yang berbeda beda
dalam mengagungkan Tuhannya.Dalam agama Isam sendiri ada banyak cara
untuk mengagungkan Tuhannya,salahsatunya adalah Sholat.
C.Tujuan
D.Manfaat
A.Untuk Pembaca
B.Untuk Penulis
LANDASAN TEORI
Sebagai umat muslim tentunya kita tahu tentang Rukun Islam. Tidak
hanya cukup mengetahuinya tapi kita juga perlu untuk memahaminya dan juga
mengamalkannya dengan baik. Karena tidaklah sempurna keislaman kita tanpa
menjalankan salah satu saja dari rukun islam tersebut. Rukun islam ada lima
perkara yaitu, mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat 5 waktu,
membayar zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan haji(bagi yang mampu).
Pada bab kali ini akan dibahas mengenai salah satu rukun islam yaitu
shalat. Karena sebagaimana kia tahu shalat sebagai tiang agama adalah sarana
yang sangat penting untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat mulai
diwajibkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih
berada di Makkah. Lebih tepatnya yaitu ketika Baginda Rasulullah SAW
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Pada Awalnya Allah SWT memerintahkan
Rasulullah SAW untuk mengerjkan shalat sebanyak 50 kali dalam sehari
semalam. Akan tetapi karena beliau tahu bahwa umatnya tidak akan mampu
menjalankannya maka Beliau meminta keringanan kepada Allah, sehingga Allah
memberi keringanan untuk menjalankan shalat sebanyak 5 kali saja dalam sehari.
BAB III
PEMBAHASAN
Shalat secara bahasa berarti “doa untuk kebaikan”. Allah SWT berfirman
ۗ صل ل صعلصميههمم
صو ص
Shalat secara istilah berarti perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat-syarat tertentu. Ibadah ini
dinamakan “shalat” karena ia memuat doa. Penamaan tersebut masuk kategori
majaz ithlaaqul juz wa iraadatul kull (menyebutkan sebagian namun yang
dimaksudkeseluruhan).1Kewajiban shalat ditetapkan pada malam isra, sekitar lima
tahun sebelum hijriyah. Shalat hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang
telah mukallaf(baligh dan berakal) dan suci.
صللةة
سللةم لولعةموُةدهة ال ص لرسأ ة
س اللسملر الل س
1 Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar (Jakarta,Penerbit Almahira, 2010)
halaman 213
”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya)
adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2825. ). Maka dari itu apabla kita mengaku
sebagai muslim hendaknya kita tidak meninggalkan sholat yang menjadi tiang
agama kita. Perintah mengerjakan shalat banyak kita temukan dalam ayat Al-
Qur’an seperti yang tertera dalam surahdal Qs Al Baqoroh 02 : 34 dan 110.
عن ندد
دوهه عج ه
ر تد عخي ن ر
ن د م ن م ع سك ه نف ع موا عل دن ن ه ما ت ه د
قد د ه و د
كاةد د صدلةد د
وآهتوا الزز د موا ال ز وأ د ع
قي ه د
صيرر مهلو د
ن بد ع ع د
ما ت د ن ن الل ز د
ه بع د الل ز ع
ه ۗ إع ز
"Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat. dan kebaikan apa saja
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah. sesungguhnya Allah maha melihat
apa-apa yang kamu kerjakan"
2. RUKUN SHOLAT
a) Niat
a. Niat yang paling utama adalah diucapkan dalam hati, dan
disunnahkan diucapkan pada lisan . Niat ada tiga derajat, yaitu:
Jika sholat yang dikerjakan fardhu, diwajibkanlah
niat qadul fi’li (niat mengerjakan sholat tersebut),
ta’yin(nama sholat yang dikerjakan) dan fardhiyah
(kefardhuannya).
Jika sholat yang dikerjakan sunnah yang
mempunyai waktu atau sebab, diwajibkanlahniat
mengerjakan sholat tersebut dan nama sholat yang
dikerjakan seperti sunnah rowatib (sholat yang
dilaksanakan sebelum atau sesudah sholat fardhu).
Jika sunnah yang dikerjakan sunnah mutlaq (tanpa
sebab), diwajibkanlah niat mengerjakansholat
tersebut saja.
b) Takbiratul Ihram
Pada saat takbiratul ihram mengucapkan “allahuakbar” dan tangan
diangkat sejajar telinga
c) Berdiri (bagi yang mampu)
Kesepakatan yang disepakati para ulama tentang berdiri khususnya pada
sholat fardhu atau wajib adalah sebuah keharusan (Al- Majmu’:3/258) jika
kondisi masih memungkinkan untuk berdiri maka berdiri dalam sholat
hukumnya wajib, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Al- Baqarah :
238 yang artinya”… dan berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu dengan
khusyu)”. Namun, bagi mereka yang sudah berumur atau dalam keadaan
saki, maka tidak diwajibkan hukumnya, sehingga shalat fardhu tersebut
sah jika dilakukan dengan duduk atau berbaring. Hal ini sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Imran Bin
Husnain: “Imran Bin Husnain ra. Meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad
Saw bersabda: “sholatlah kamu dengan berdiri, jika kamu tidak mampu
sholatlah kamu dengan duduk, jika tidak mampu sholatlah kamu dengan
berbaring””.(HR.Bukhari).
d) Membaca Al-Fatihah
e) Rukuk
f) Tuma’ninah
g) I’tidal
h) Sujud
i) Tasyahud awal
j) Tasyahud akhir
k) Salam
l) Tertib
Sholat berjamaah adalah sholat yang dikerjakan oleh dua atau lebih
orang secara bersama-ama dengan satu orang didepan sebagai imam dan yang
lainnya dibelakang sebagai makmum.
Sholat berjamaah minimal atau paling sedkitt dilakukan oleh dua orang,namun
semakin banyak orang yang ikut shoat berjama’ah tersebut jadi jauh ebih
baik.Sholat berjamaah memliki nilai 27 drajat lebih baik daripada sholat
sendiri.Oleh sebab itu kita diharapkan lebih mengutamakan shalat berjamaah
daripada sholat sendirian saja.
Dalilnya:
طاَلن فييعليأيلكأم إباَأليجيماَيعإة فيإ إننيماَ ييأألكلل
صيلةل إإنل قيأد اأستيأحيويذ يعليأيإهأم النشأي ي
يماَ إمأن ثييلثيوة إفيِ قيأرييوة يويل بيأدوو يل تليقاَلم إفيإهأم ال ن
ب األيقاَ إ
صييةي الذذأئ ل
“Tidaklah ada tiga orang dalam satu perkampungan atau pedalaman tidak
ditegakkan pada mereka shalat, kecuali Syaithan akan menguasainya.
Berjama’ahlah kalian, karena serigala hanya memangsa kambing yang sendirian.”
وأن ليعتقد وجوب، أن ليعلم بطلن صلة إماَمة بحدث أو غيرة:فصل( شروط القدوة أحد عشر
وأن، وأن يعلم انتقاَلتا إماَمة، وأن ليتقدم علية فيِ الموقف،َ وأن ل يكون مأموماَ ول أميا،قضاَئهاَ عليه
وأن،َ وأن يتوافق نظم صلتيهما، وأن ينوي القدوة أو الجماَعة،َيجتمعاَ فيِ مسجد أو فيِ ثلثماَئة ذراع تقريبا
وأن يتاَبعة،ل يخاَلفه فيِ سنة فاَحشة المخاَلفة
a) Harus tidak mengetahui bahwa shalatnya imam batal karena hadast atau
hal lainnya
b) Tidak boleh bertekad gahwa shalatnya harus diulang (karena tidak sah)
c) Imam tidak boleh menjadi makmum
g) Imam dan makmum harus berkumpul alam satu masjid atau kira-kira 300
hira’ (bila diluar masjid
5.Makmum Masbuk
Masbuk dalam istilah para ulama fikih adalah orang yang ketinggalan
imam dalam sebagian raka’at shalat atau seluruhnya atau mendapati imam setelah
satu rakaat atau lebih
7. SHALAT JAMA’
Shalat-shalat yang boleh dijama’ yaitu dzuhur dengan ashar dan maghrib
dengan isya’, sedangkan shalat subuh tetap dikerjakan hanya pada waktunya
saja.Shalat jama’ juga dibagi menjadi dua yaitu jama’ taqdim dan jama’ takhir.
Shalat jama’ taqdim berarti melakukan shalat jama’ diwaktu shalat yang pertama.
Dan shalat jama’ takhir yaitu melakukan shalat jama’ pada waktu shalat yang
kedua atau terakhir.
e. I’tidal
f. Sujud dengan tuma’ninah
h. Sujud kembali
k. Salam
8. SHALAT QASAR
PENUTUP
A.Simpulan
B.Saran
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, Jakarta Timur, Darul
Fikr Beirut, 2010