Oleh Kelompok 2 :
1. M. Maftuh Amin 161622028150105 (Ketua)
2. Dwi Nur Saputra 161622018150831 (Sekretaris)
3. Anwar Rifa’i 161622018150830 (Anggota)
4. M. Roja Ariady Tama 161622018150225 (Anggota)
5. Deny Kurniawan 161622018150378 (Anggota)
6. Ivan Algarani 162622018250587 (Anggota)
7. M. Khadarisman Fanolong 162622018250590 (Anggota)
i
Daftar Isi
ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ibadah yang merupakan tujuan hidup manusia bukanlah semata-
mata menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah)
tetapi juga hubungan manusia dengan sesama manusia (hablum
minannas), bahkan juga hubungan manusia dengan semua makhluk
(mu’amalah ma’al khalqi). Ibadah merupakan kewajiban umat Islam untuk
beribadah kepada Allah SWT, bentuk ibadah bermacam-macam seperti
sholat, zakat, puasa, membaca Al-Qur’an, naik haji dan sebagainya.
Sholat merupakan salah satu ibadah kewajiban untuk kaum muslim
yang sudah baligh dan berakal sehat. Sholat wajib dilaksanakan bagi kaum
muslimin dalam keadaan bagaiamanapun.
Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua setelah
syahadat. Sholat merupakan tiang agama, maka barang siapa yang
melaksanakan sholat berarti telah mendirikan agama, sebaliknya jika
meninggalkan sholat, maka ia telah meruntuhkan agama (Tuhan). Sholat
yang wajib harus didirikan dalam sehari semalam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 raka’at. Sholat tersebut wajib dilaksanakan oleh muslim
baligh tanpa terkecuali baik dalam keadaan sehat mapun sakit, dalam
keadaan susah maupun senang, lapang ataupun sempit. Selain sholat wajib
yang lima ada juga sholat sunnah.
Tujuan dari penyusunan makalah ini, selain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama II, juga kami susun sebagai
bahan pembelajaran diskusi kami.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, penyusun mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan
masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
1
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi tim
penyusun dan pembaca pada umumnya.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sholat ?
b. Apa syarat-syarat dan rukun sholat fardhu ?
c. Apa saja macam-macam sholat sunnah ?
d. Apa hikmah sholat dalam kehidupan ?
3. Tujuan Pembahasan
a. Ingin memahami pentingnya sholat.
b. Ingin memahami pentingnya syarat-syarat dan rukun sholat.
c. Ingin memahami macam-macam sholat sunnah.
d. Ingin memahami hikmah sholat dalam kehidupan.
2
B. POKOK PEMBAHASAN
1. Pengertian Sholat
Menurut bahasa Arab ialah doa, tetapi yang dimaksud di sini adalah
ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat
yang ditentukan.1
Menurut bahasa, sholat artinya do’a, sedang menurut istilah berarti
suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan laku
perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, berdasar atas
syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Ia adalah fardhu ‘ain atas tiap-tiap
muslim yang baligh (dewasa).2
Menurut bahasa Salat (“shalat”) berarti : doa, yaitu doa kepada Allah,
orang yang salat berarti dia berdoa kepada Allah. Itulah sebabnya bacaan-
bacaan dalam salat banyak di antaranya berisi doa-doa.
Menurut para fuquha (ulama ahli fiqih), salat diartikan dengan :
“Beberapa ucapan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di
sudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah,
menurut syarat-syarat yang telah di tentukan.”
Di bandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain, sholat mempunyai
keistimewaan-keistimewaan yang cukup banyak, antara lain ialah :
1. Sholat adalah ibadah badaniyah yang pertama kali di wajibkan oleh Allah,
medahului semua ibadah badaniyah yang lain.
2. Diwahyukannya perintah sholat ialah di luar planet bumi yaitu di hadirat
Allah yang Maha Tinggi, langsung dari Allah tanpa perantaraan malaikat
Jibril, saat Nabi Muhammad SAW melakukan Israk Mikraj.
3. Sholat adalah tiang agama, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi,
1
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 53
2
Tim Dosen Agama Islam IKIP Malang (DRS. Humaidi Tatangpangarsa, dkk), Pendidikan Agama
Islam untuk Mahasiswa, PENERBIT IKIP Malang, Hal. 145
3
“Sholat itu tiang agama. Barang siapa mendirikannya, sungguh ia telah
mendirikan agama, dan barang siapa merusaknya, sungguh ia telah
merusakkan agama.“ (riwayat Baihaqi, dari Umar r.a).
4. Sholat adalah ibadah yang paling keras perintahnya, melebihi kerasnya
perintah untuk ibadah-ibadah yang lain.
5. Sholat meupakan amal manusia yang pertama-tama di perhitungkan
(dihisab) oleh Allah di akhirat nanti.
6. Sholat adalah wasiat akhir Nabi kepada umatnya. Dalam sebuah hadis
disebutkan, bahwa Nabi Muhammad di akhir hayat nya juga berwasiat
kepada umatnya.
ت أ ا ْي امانُ ُكم
ْ ص اَلة ا او اما املا اك
َّ ص اَلة ا ال
َّ ال
“Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW dengan susah payah berwasiat
(pada detik-detik dekat wafatnya) : Salat, Salat, Salat!” (riwayat ibnu
Jurair, dari Ummu Salamah).
7. Sholat adalah saat paling dekat antara hamba ( yang mengerjakan salat itu)
dengan Allah.
8. Sholat adalah media untuk memohon pertolongan kepada Allah yang di
tunjukkan langsung oleh Allah sendiri.
3
QS. Al-Baqarah (1) : 45
4
Tim Dosen Agama Islam IKIP Malang (DRS. Humaidi Tatapangsara, dkk), Pendidikan Agama
Islam untuk Mahasiswa, Penerbit IKIP Malang, Hal. 145-148
4
2. Sholat Fardhu
Sholat fardhu (sholat lima waktu) adalah sholat yang diwajibkan
bagi tiap-tiap orang dewasa dan berakal ialah lima kali dalam sehari
semalam. Sholat di nilai sah dan sempurna apabila sholat dilaksanakan
dengan memenuhi syarat-syarat wajib, syarat-syarat sah dan rukun-rukun
sholat, dan terlepas dari hal-hal yang membatalkan sholat.
5
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 53-56
5
Artinya: “Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang yang beriman.” (QS. An-Nisa (4): 103)6
Sholat fardhu atau wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap mukallaf (orang yang
telah baligh lagi berakal) ialah lima kali sehari semalam.
1. Sholat Dzhuhur. Awal waktunya adalah tergelincir matahari dari
pertengahan langit. Akhir waktunya apabila baying-bayang sesuatu telah
sama dengan panjangnya, selain dari bayang-bayang yang ketika matahari
menonggak (tepat di atas ubun-ubun).
2. Sholat Ashar. Waktunya mulai dari habisnya waktu dzhuhur; bayang-
bayang sesuatu lebih daripada panjangnya selain dari bayang-bayang yang
ketika matahari sedang menonggak, sampai matahari terbenam.
3. Sholat Maghrib. Waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam
syafaq (teja) merah.
4. Sholat Isya’. Waktunya mulai terbenamnya syafaq merah (sehabis waktu
maghrib) sampai terbit fajar kedua.
5. Sholat Shubuh. Waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbit
matahari.7
6
QS. An-Nisa (4): 103
7
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 61-62
6
Artinya : “Berada di dalam surga, mereka tanya-menanya tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, ‘Apakah yang memasukkan kamu
ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu termasuk
orang-orang yang tidak mengerjakan sholat, dan kami tidak (pula)
memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Muddatsir (74) : 40-44).
2. Suci dari haid (kotoran) nifas.
Sabda Rasulullah SAW :
Beliau berkata kepada Fatimah binti Abi Hubaisy, “ Apabila datang haid,
tinggalkanlah sholat.” (riwayat Bukhari)
Telah diterangkan bahwa nifas ialah kotoran yang berkumpul tertahan
sewaktu perempuan hamil.
3. Berakal
Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan untuk sholat.
4. Baligh (dewasa)
Umur dewasa itu dapat diketahui melalui salah satu tanda berikut:
a. Cukup berumur lima belas tahun
b. Keluar mani
c. Mimpi bersetubuh
d. Mulai keluar haid bagi perempuan
Sabda Rasulullah SAW:
“Yang terlepas dari hukum ada tiga macam; (1) kanak-kanak hingga
dewasa, (2) orang tidur hingga bangun, (3) orang gila hingga
sembuh.” (riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah. Hadits ini shahih)
5. Telah sampai dakwah (perintah Rasulullah SAW kepadanya).
Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum.
Firman Allah SWT:
7
Artinya: “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah
Allah sesudah di utus-Nya rasul-rasul.” (QS. An-Nisa (4): 165)8
6. Melihat atau mendengar
Melihat atau mendengar menjadi syarat wajib mengerjakan sholat,
walaupun pada suatu waktu untuk kesempatan mempelajari hukum-hukum
syara’. Orang yang buta dan tuli sejak dilahirkan tidak dituntut dengan
hukum karena tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syara’.
7. Jaga.
Maka orang yang tidur tidak diwajibkan sholat; begitu juga orang yang
lupa. Apabila seseorang meninggalkan sholat karena tidur atau lupa , maka
ia wajib sholat apabila ia bangun atau ingat, dan ia tidak berdosa.
2.4 Syarat-syarat Sah Sholat
Syarat sah sholat adalah sesuatu yang dilakukan sebelum sholat agar sholat
tersebut menjadi sah. Adapun syarat-syarat sah sholat, yaitu;
1. Suci dari hadas besar maupun kecil.
Hadas besar yaitu seperti junub, haid, nifas dan baru melahirkan.
Bersucinya dengan mandi. Sedangkan, hadas kecil yaitu tidak dalam
keadaan berwudhu.
2. Suci badan, pakaian, dan tempat.
8
QS. An-Nisa (4): 165
9
QS. Al-Muddatsir (74) : 4
8
Najis yang sedikit atau yang sukar memeliharanya (menjaganya)- seperti
nanah bisul, darah khitan, dan darah berpantik yang ada di tempatnya-
diberi keringanan untuk dibawa sholat.
3. Menutup aurat.
Aurat ditutup dengan sesuatu yang dapat mengahalangi terlihatnya warna
kulit. Aurat laki-laki antara pusar sampai lutut, aurat perempuan seluruh
badannya kecuali muka dan dua tapak tangan.
4. Mengetahui masuknya waktu sholat.
Diantara syarat sah sholat ialah mengetahui bahwa waktu sholat sudah
tiba. Keterangannya telah tersebut dalam pasal yang menerangkat waktu
salat.
5. Menghadap ke kiblat (ka’bah)
Selama dalam sholat, wajib menghadap ke kiblat. Kalau sholat berdiri atau
sholat duduk menghadapkan dada. Kalau sholat berbaring, mengahadap
dengan dada dan muka. Kalau sholat menelentang, hendaklah dua tapak
kaki dan mukannya menghadap ke kiblat; kalau mungkin , kepalanya
diangkat dengan bantal atau sesuatu yang lain.10
2.5 Rukun Sholat
Ada 13 rukun sholat yang harus diperhatikan yaitu:
1. Niat
Arti niat ada dua:
a. Makna dari niat ialah “menyengaja” suatu perbuatan. Perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja dinamakan ikhtijari (kemauan sendiri,bukan
dipaksa).
b. Niat pada syara’ (yang menjadi rukun sholat dan ibadah yang lain),
yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah
supaya diridhai-Nya.Inilah yang dinamakan dengan Ikhlas.
2. Berdiri bagi yang kuasa
Orang yang tidak kuasa berdiri, boleh sholat sambil duduk, kalau tidak
kuasa duduk, boleh berbaring, dan kalau tidak kuasa berbaring, boleh
10
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 64-70
9
menelantang, kalau tidak kuasa juga demikian, sholatlah sekuasanya
sekalipun dengan isyarat. Yang penting sholat tidak boleh ditinggalkan
selama iman masih ada.
3. Takbiratul Ihram (membaca “Allahu Akbar”)
Sabda Nabi Muhammad SAW, “Apabila engkau berdiri memulai sholat,
takbirlah! Sesudah itu bacalah mana yang engkau dapat membacanya
dari Al-Qur’an, kemudian rukuklah sehingga ada tuma’ninah (diam
sebentar) dalam rukuk itu, dan bangkitlah sampai engkau berdiri lurus.
Setelah itu sujudlah sampai engkau diam pula sejenak pada sujud itu,
Kemudian bangkitlah dari sujud sampai engkau diam pula sebentar dalam
duduk itu, setelah itu sujudlah kembali sampaia engkau diam pula
sebentar dalam sujud itu. Kerjakanlah seperti itu dalam setiap sholatmu.”
4. Membaca Surat Al-Fatihah
11
QS. Al-Fatihah (1) : 1-7
10
Apakah hukum membaca Al-Fatihah bagi makmum yang mendengar
bacaan imamnya? Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang timbul dari
cara mereka memahami Al-Qur”an dan hadits-hadits:
Sebagian ulama berpendapat bahwa membaca Al-Fatihah bagi makmum
yang mendengar bacaan imamnya termasuk rukun sholat. Sebagian ulama
yang lain berpendapat bahwa makmum yang mendengar bacaan imamnya
tidak wajib bahkan tidak boleh membaca Al-Fatihah. Pendapat – pendapat
itu sesuai pemahaman para ulama terhadap ayat.
Setiap orang mukalaf wajib belajar membaca surat Al-Fatihah sampai
hafal dengan bacaan yang fasih menurut makhraj huruf arab.
5. Rukuk serta tuma’ninah (diam sebentar|)
Rukuk yang baik ialah betul-betul menunduk sampai datar (lurus) tulang
punggung dengan lehernya (90 derajat) serta meletakkan dua tapak tangan
ke lutut. Rukuk untuk orang yang sholat duduk ialah yang baiknya sampai
muka sejajar dengan tempat sujud.
6. I’tidal serta tuma’ninah (diam sebentar)
Artinya berdiri tegak kembali seperti posisi membaca Al-Fatihah.
7. Sujud dua kali serta tuma’ninah (diam sebentar)
Sekurang – kurangnya sujud adalah meletakkan dahi ke tempat sujud.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud itu wajib dilakukan dengan
tujuh anggota tubuh yaitu dahi,dua tapak tangan, dua lutut, dan ujung jari
kedua kaki. Sujud hendaknya dengan posisi menungkit, berarti pinggul
lebih tinggi daripada kepala.
8. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah (diam sebentar)
Sabda Rasullullah SAW:
“Kemudian sujudlah engkau hingga diam untuk sujud, kemudian
bangkitlah engkau hingga diam untuk duduk, kemudian sujudlah engkau
hingga diam pula untuk sujud.” (riwayat Bukhari dan Muslim)
9. Duduk Akhir
11
Untuk tasyahud akhir, shalawat atas Nabi SAW dan atas keluarga beliau,
keterangan yaitu amal Rasullullah SAW (beliau selalu duduk ketika
membaca tasyahud dan salawat).
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca salawat atas Nabi Muhammad Saw
Waktu membacanya ialah ketika duduk akhir sesudah membaca tasyahud
akhir. Adapun salawat atas keluarga beliau menurut syafii tidak wajib
melainkan sunnah.
Sekurang – kurangnya membaca salawat yaitu:
12
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 75-87
12
3. Sengaja berbicara dengan kata-kata yang biasa ditujukan kepada manusia,
sekalipun kata-kata tersebut bersangkutan denga sholat, kecuali jika lupa.
4. Banyak bergerak. Melakukan sesuatu dengan tidak ada perlunya (hajat),
orang-orang yang dalam sholat itu hanya disuruh mengerjakan yang
berhubungan dengan sholat saja, sedangkan yang lain hendaklah
ditinggalkan.
5. Makan dan minum. Keterangan sebagaimana keterangan no.4. keadaan
makan dan minum itu sangat berlawanan dengan keadaan sholat.13
13
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 98-100
14
QS. An-Nisa (4) : 102
13
maka di rumah lebih baik. Bagi perempuan, salat di rumah lebih baik
karena hal itu lebih aman bagi mereka.
Sabda Rasulullah SAW :
“Hai manusia, salatlah kau di rumah kamu masing-masing, sesungguhnya
sebaik-baik salat ialah sholat seseorang di rumahnya, kecuali sholat lima
waktu (maka di masjid lebih baik).” (riwayat Bukhari dan Muslim).
14
Syarat-syarat Sah Mengikuti Imam
1. Makmum hendaklah berniat mengikuti imam
2. Makmum hendaklah mengikuti imam dalam segala pekerjaannya.
3. Mengetahui gerak-gerik perbuatan imam, umpamanya dari berdiri ke
rukuk, dari rukuk ke i’tidal, dari i’tidal kesujud, dan seterusnya baik
dengan melihat imam atau mendengarkan suara imam atau suara
mubalighnya.
4. Keduanya (imam dan makmum) berada dalam satu tempat, umpamanya
dalam suatu rumah.
5. Tempat berdiri makmum tidak boleh lebih depan dari pada imam.
6. Imam hendaklah jangan mengikuti yang lain.
7. Aturan sholat makmum dengan sholat imam hendaklah sama.
8. Laki-laki tidak sah mengikuti perempuan
9. Keadaan imam tidak ummi, sedangkan makmumnya qari.
10. Makmum janganlah berimam kepada orang yang ia ketahui tidak sah
(batal) salatnya.15
Halangan Berjamaah
Boleh meninggalkan sholat berjamaah karena beberapa halangan berikut :
1. Karena hujan yang menyusahkan perjalanan ke tempat berjamaah
2. Karena angin kencang.
3. Sakit yang menyusahkan berjalan ke tempat berjamaah.
4. Karena lapar dan haus, sedangkan makanan sudah tersedia. Begitu juga
ketika sangat ingin buang air besar atau buang air kecil
5. Karena baru memakan makanan yang berbau busuk, dan baunya sukar di
hilangkan.
6. Ada sesuatu yang membawa masyaqat (kesulitan) untuk menjalankan
sholat berjamaah.16
15
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 106-113
16
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 116-117
15
2.8 Sholat Jum’at
Ialah sholat dua rakaat sesudah khotbah pada waktu Dzhuhur pada
hari Jum’at.
Hukumnya, Sholat Jum’at itu fardhu’ain, artinya wajib atas setiap
laki-laki dewasa yang beragama Islam, merdeka, dan tetap dalam negeri.
Perempuan,kanak-kanak, hamba sahaya, dan orang yang sedang dalam
perjalanan tidak wajib sholat Jum’at. Firman Allah SWT:
3. Sholat Sunnah
Di samping sholat wajib terdapat pula sholat-sholat sunnah. Sholat
sunnah merupakan ibadah yang dianjurkan dalam rangka meningkatkan
dan menambah pengalaman agama dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT.19 Adapun sholat sunnah diantaranya :
3.1 Sholat Hari Raya
Hari Raya di dalam islam ada dua yaitu :
a. Hari raya idul fitri, yaitu pada setiap tanggal 1 bulan syawal
b. Hari raya haji, yaitu pada setiap tanggal 10 bulan Dzulhijah. Hukum
sholat hari raya adalah sunnah muakkad (sunnah yang lebih penting).
17
QS. Al-Jumuah (62): 9
18
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal. 123
19
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Direktoran Jenderal Agama Islam, Departemen
Agama RI, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Hal. 151
16
Tempat Sholat Hari Raya
Tempat yang lebih baik ialah di tanah lapang, kecuali kalau ada halangan
seperti hujan dan sebagainya.
1. Disunnahkan berjamaah
2. Takbir tujuh kali sesudah membaca doa iftitah dan sebelum nenbaca a’uzu
pada rakaat kedua lima kalau takbir sebelum membaca Fatihah selain dari
takbir berdiri.
3. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada tiap-tiap takbir.
4. Membaca tasbih di antara beberapa takbir.
5. Membaca surat Qaf sesudah fatihah pada rakaat pertama, dan surat Qamar
pada rakaat kedua. Atau surat Al-A’la pada rakaat pertama, dan Al-
Gasyiyah pada rakaat kedua.
6. Menyaringkan (mengeraskan) bacaan, kecuali makmum.
7. Khotbah dua kali sesudah sholat. Keadaaan khotbahnya seperti dua
khotbah Jum’at.
8. Khotbah pertama hendaklah di mulai dengan takbir sembilan kali.
9. Dalam khotbah Hari Raya Idul Fitri itu hendaklah diadakan penerangan
tentang zakat fitrah, dan pada Hari Raya Haji diadakan penerangan tentang
hukum-hukum kurban.
10. Pada hari raya di sunnahkan mandi dan berhias memakai pakaian yang
sebaik-baiknya.
11. Di sunnahkan makan sebelum pergi sholat pada Hari Raya Fitri sedangkan
pada Hari Raya Haji di sunnahkan tidak makan, kecuali sesudah sholat.
12. Ketika pergi sholat hendaklah melalui satu jalan, dan kembalinya melalui
jalan yang lain.
13. Pada dua hari raya di sunnahkan takbir di luar sholat. Waktunya pada Hari
Raya Fitri mulai dari terbenam matahari pada malam hari raya sampai
imam mulai sholat.
17
3.2 Sholat hari raya tanggal dua Syawal
Sebagaimana telah di terangkan, waktu sholat Hari Raya Fitri itu
adalah tanggal satu bulan Syawal, mulai dari terbit matahari sampai
tergelincirnya. Akan tetapi, jika sesudah tergelincir matahari di ketahui
bahwa hari itu adalah tanggal satu Syawal, jadi waktu sholat sudah habis,
maka hendaklah sholat pada hari kedua (tanggal dua) saja.
18
a. Sekurang-kurangnya berdoa saja, baik sendiri-snediri ataupun berjamaah.
Rasulullah SAW pernah meminta hujan hanya dengan doa. (riwaya Abu
Dawud).
b. Berdoa di dalam khotbah jumat. Ini juga pernah di lakukan oleh
Rasulullah SAW. (riwayat Bukhari dan Muslim).
c. Yang lebih sempurna hendaklah dengan sholat dua rakaat.20
20
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, Hal.133-141
21
Tim Dosen Agama Islam IKIP Malang (DRS. Humaidi Tatangpangsara, dkk), PENERBIT IKIP
Malang, Hal. 148-156
19
4.1 Sholat yang Diterima Oleh ALLAH
Memperhatikan keistimewaan dan hikmah ibadah sholat yang demikian
tinggi, seharusnya kita segera menaruh perhatian yang tinggi pula kepadanya.
Tidak asal kita melakukan sholat atau sekadar memenuhi kewajiban, tanpa
memperhatikan syarat dan rukun yang harus di penuhi dan tanpa berusaha
melakukan sholat dengan sebaik mungkin.
Kriteria sholat yang di terima oleh Allah, selain harung memenuhi syarat
dan rukun sholat seperti yang biasa diterangkan dalam buku-buku Fiqih,
haruslah memenuhi dua hal.
1. Khudhuk dan Khusyuk
Khuduk ialah patuh dan disiplin mengikuti contoh gerakan-gerakan
jasmani Rasullullah dalam sholat.
2. Membuahkan Amal Kebaikan.
Nilai sholat, selain terletak pada khudhuk dan khusyuk, juga terletak pada
sejauh mana sholat itu dapat membuahkan amal kebaikan dan menjauhkan
diri dari perbuatan tercela. Hanya dengan demikian, sholat insyaallah
mempunyai nilai ibadah yang diterima oleh Allah SWT., tidak hanya
sekedar kerangka ibadah formalitas belaka dengan gerak-gerik badan
tertentu.
4.2 Mencapai Khusyuk Dalam Sholat
Khusyuk dalam sholat adalah sesuatu yang tidak datang dengan sendiri,
tetapi sesuatu yang harus diusahakan, berikut adalah beberapa usaha yang
dapat dilakukan untuk mencapai khusyuk dalam sholat.
1. Dalam salat kita hendaknya merasakan sedang berhadapan dengan Allah
Yang Maha Kuasa.
2. Kita upayakan memahami dan memperhatikan arti bacaan dan dzikir-
dzikir yang kita baca dalam sholat.
3. Hendaklah kita memanjangan rukuk dan sujud, sebagaimana dikatakan
oleh Muhammad Al-Bakhry (Bahwasannya di antara pekerjaan yang
menghasilkan khusyuk, ialah memanjangkan rukuk sujud).
20
4. Tidak mempermain-mainkan anggota badan, seperti sering-sering
menggerakkan tangan dengan menggaruk-menggaruk kepala, berpaling-
paling dan sebagainya.
5. Hendaklah tetap memandang ke arah sujud, walaupun bagi orang yang
buta atau sholat di sisi ka’bah.
6. Hendaklah menjauhkan diri dari segala hal yang mengganggu
kekhusyukan hati, baik yang bersifat suara-suara, gambar-gambar dan
sebahgainya.
7. Mempersiapkan diri sebaik dan serapi mungkin sewaktu akan memulai
salat, seperti merapikan rambut, meakai songkok, bersajadah bahkan
memakai wangi-wangian.22
22
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Sholat, Bulan Bintang,1975: Jakarta, Hal. 90-91
21
C. ANALISIS DAN DISKUSI
1. Analisis
a. Pendapat kami tentang pengertian Sholat. Menurut bahasa Arab, sholat
artinya do’a, sedang menurut istilah berarti suatu sistem ibadah yang
tersusun dari beberapa perkataan dan laku perbuatan dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, berdasar atas syarat-syarat dan
rukun-rukun tertentu. Ia adalah fardhu ‘ain atas tiap-tiap muslim yang
baligh (dewasa).
b. Pendapat kami tentang Sholat Fardhu. Sholat fardhu (sholat lima
waktu) adalah sholat yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang dewasa dan
berakal ialah lima kali dalam sehari semalam. Sholat di nilai sah dan
sempurna apabila sholat dilaksanakan dengan memenuhi syarat-syarat
wajib, syarat-syarat sah dan rukun-rukun sholat, dan terlepas dari hal-
hal yang membatalkan sholat.
c. Pendapat kami tentang Sholat Sunnah. Selain sholat wajib terdapat
pula sholat-sholat sunnah. Sholat sunnah merupakan ibadah yang
dianjurkan dalam rangka meningkatkan dan menambah pengalaman
agama dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
d. Pendapat kami tentang Hikmah Sholat Dalam Kehidupan.
Mengungkapkan hikmah ajaran agama tidaklah mudah, mengingat
keterbatasan kemampuan akal manusia. Memperhatikan keistimewaan
dan hikmah ibadah sholat yang demikian tinggi, seharusnya kita segera
menaruh perhatian yang tinggi pula kepadanya. Tidak asal kita
melakukan sholat atau sekadar memenuhi kewajiban, tanpa
memperhatikan syarat dan rukun yang harus di penuhi dan tanpa
berusaha melakukan sholat dengan sebaik mungkin. Kriteria sholat
yang di terima oleh Allah, selain harung memenuhi syarat dan rukun
sholat seperti yang biasa diterangkan dalam buku-buku Fiqih, haruslah
memenuhi dua hal, yaitu Khuduk dan Khusyuk, dan membuahkan
amal kebaikan
22
2. Diskusi
23
D. KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Rasjid, Sulaiman, Haji.2013. FIQH ISLAM (hukum fiqh lengkap cetakan ke-
63):Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Tatangpangsara, Humaidi, dkk.1990. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM untuk
MAHASISWA:Malang:Penerbit IKIP Malang.
Razak, Nasruddin.1996. Dienul Islam:Bandung:Penerbit PT Alma’arif.
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam, Departemen Agama RI.2001. BUKU TEKS AGAMA ISLAM PADA
PERGURUAN TINGGI UMUM:Jakarta.
25