Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Sholat”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

FIQH IBADAH

Dosen Pengampu :

Drs. Abu Manda Hat

Disusun Oleh

Kelompok 2

Hendri Wardana Pili NIM.20.23.906


M Ardiansyah NIM.20.23.916
M Hairu Dimas Suderajat NIM.20.23.931
M Rizky NIM.20.23.918
M Taufik Hidayat NIM.20.23.968

LOKAL 4C

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul " Sholat " ini dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW yang telah membimbing kita semua menuju jalan yang diridhoi
oleh Allah SWT. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Abu Manda Hat
selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh Ibadah yang sudah memberikan tugas
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat
serta menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua terutama dalam
belajar mata kuliah Fiqh Ibadah . Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat berterima kasih jika ada yang memberikan saran dan
kritiknya demi perbaikan makalah ini. Kami minta maaf bila ada kesalahan kata
dalam penulisan makalah ini, serta bila ada kalimat yang kurang berkenan di hati
pembaca.

Kuala Tungkal, 21 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat....................................................................................... 3

B. Macam-macam Sholat............................................................................... 3

C. Kedudukan Sholat Dalam Islam................................................................ 7

D. Dasar Hukum Disyariatkannya Sholat...................................................... 9

E. Rukun Sholat............................................................................................. 13

F. Syarat-syarat Sholat................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 15

B. Saran.......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang
kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukaan. Selain itu juga bagi
kaum fanatis yang tidak menghargai tentang arti khilafiyah, dan menganggap
yang berbeda itu yang salah. Oleh karena itu mari kita kaji bersama tentang arti
shalat,dan cara mengerjakannya serta beberapa unsur yang ada didalamnya.
Dalam pembahasan kali ini juga di paparkan sholat dan macam-macamnya. Shalat
merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan
harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas
lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan
shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan
shalat,maka ia meruntuhkan agama(Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari
satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan
wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang
sehat maupun sakit.Selain shalat wajib ada juga shalat–shalat sunah. Untuk
membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya
membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
a) Apa pengertian dari sholat?
b) Apa saja macam-macam sholat?
c) Bagaimana Kedudukan sholat dalam islam?
d) Bagaimana dasar hukum disyariatkanya shlolat?
e) Apa saja rukun sholat?
f) Apa saja syarat-syarat sholat?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a) Untuk mengetahui pengertian sholat.

1
b) Untuk mengetahui macam-macam sholat.
c) Untuk mengetahui kedudukan sholat dalam islam.
d) Untuk mengetahui dasar hukum disyariatkannya sholat.
e) Untuk mengetahui rukun sholat.
f) Untuk mengetahui syarat-syarat islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa
(Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa
ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan yang telah ditentukan (Sidi
Gazalba,88).
Adapun scara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua-duanya. (Hasbi AsySyidiqi, 59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara’.(Imam Bashari Assayuthi, 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang
telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin)
kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon rido-Nya. Sholat dalam agama
islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadat manapun
juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu.
B. Macam-macam Sholat
1. Sholat Wajib
a) Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang

3
malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar)yang diiringi dengan sholat
sunnah qobliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat isya.
b) Sholat Shubuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali
salam. Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul
04:10) yang hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja, sedang
ba'diyah dilarang.
c) Sholat Zhuhur yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan
sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, yang
diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua
raka'at-dua raka'at atau empat raka'at-empat raka'at dengan satu kali salam).
d) Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan
setelah matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan
mata) yang hanya diiringi oleh sholat sunnah qobliyah dengan dua raka'at
atau empat raka'at (satu kali salam).
e) Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan
setelah matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi oleh sholat sunnah
ba'diyah dua raka'at atau empat raka'at dengan satu kali salam, sedang sholat
sunnah qobliyah hanya dianjurkan saja bila mungkin : lakukan, tapi bila
tidak : jangan (karena akan kehabisan waktu).
2. Sholat Sunah
a) Shalat Tahajud, Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada
waktu tengah malam di antara shalat isya’ dan Shalat shubuh setelah bangun
tidur. Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak
terbatas. Saat hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al-
ikhlas, surat al-falaq dan surat an-nash.
b) Shalat Dhuha, Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi
hari antara pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at
4
shalat dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan
satu salam setiap dua roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya
dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat melakukan sholat
dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-
quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.
c) Shalat Istikharah, Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah
untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan
hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil
dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan
kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran
dan pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang.
Contoh:         
- memilih jodoh suami/istri     
- memilih pekerjaan    
- memutuskan suatu perkara  
- memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya           
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunah,
shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya.
d) Shalat Tasbih, Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk
memperbanyak memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat
bebas. Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat
dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam salam,
sedangkan jika malam hari dengan dua salam.
e) Shalat Taubat, Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi
orang yang ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah
dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi
perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan
puasa, shodaqoh dan sholat.
f) Shalat Hajat, Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya
dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan
5
ikhtiar atau usaha untuk mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat
dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal dua belas bisa kapan saja
dengan satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada
sepertiga terakhir waktu malam.
g) Shalat Safar, Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang
sebelum bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk
maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan
sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan,
keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.
h) Shalat Rawatib, Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat
fardhu. Yang sebelum Shalat Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang
setelah shalat fardhu di sebut shalat Ba'diyah. Keutamaannya adalah sebagai
pelengkap dan penambal shalat fardhu yang mungkin kurang khusu atau
tidak tumaninah.
i) Shalat Istisqho’, Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya
hujan. dilakukan secara berjamaah saat musim kemarau.
j) Shalat Witir, Shalat sunah witir dilakukan  setelah sampai sebelum fajar.
bagi yang yakin akan bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga
malam setelah shalat Tahajud. Shalat witir disebut juga shalat penutup.
biasa dilakukan sebanyak tiga rakaat dalam dua kali salam, dua rakaat
pertama salam dan dilanjutkan satu rakaat lagi.
k) Shalat Tahiyatul Masjid, Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk
menghormati masjid. Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang
masuk ke masjid, sebelum ia duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
l) Shalat Tarawih, Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan
hukumnya sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan,
boleh dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.
m)Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri), Sebagaimana telah
diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul fitri adalah tanggal 1 syawal
mulai dari terbit matahari sampai tergeincirnya. Akan tetapi, jika diketahui
6
sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari itu tanggal 1 syawal jadi waktu
shalat telah habis, maka hendaklah shalat di hari kedua atau tanggal 2 saja.
Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
n) Shalat Dua Gerhana, Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah
gerhana bulan. Shalat kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah
berdasarkan sabda Nabi saw. Yang artinya :
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena
kematian seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian
menyaksikan itu, hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada Allah Ta’ala.”
(H.R. Syaikhain).
o) Sholat Rawatib, Sholat rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan
sebelum dan sesudah dholat fardu. Seluruh dari sholat rawatib ini yaitu ada
22 rakaat, yaitu :
a. 2 rakaat sebelum sholat subuh (sesudah sholat subuh tidak ada sholat
sunah ba’diyah).
b. 2 rakaat sebelum sholat zuhur. 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur.
c. 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum sholat ashar, (sesudah sholat ashar
tidak ada sholat ba’diyah).
d. 2 rakaat sesudah sholat maghrib.
e. 2 rakaat sebelum sholat isya.
f. 2 rakaat sesudah sholat isya.
Sholat-sholat tersebut yang dikerjakan sebelum sholat fardhu, dinamakan
“qobliyah” dan sesudahnya disebut “ ba’diyah”.
C. Kedudukan Sholat dalam Islam
Shalat sebenarnya telah dipersintahkan Allah kepada umat terdahulu
sebelum umat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Allah Ta’ala
berfirman (artinya), “Wahai Bani Isra’il ingatlah nikmat yang telah Aku berikan
kepada kalian …… tegakkanlah shalat,keluarkanlah zakat dan ruku’lah bersama
orang-orang yang ruku. [Al Baqarah: 40-43].

7
Allah juga berfirman (artinya), “Dan tidaklah mereka (ahlul kitab dan
musyrikin) diperintah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah semata,
menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Demikianlah agama yang lurus.”
[Al Bayyinah: 5].
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Islam dibangun
atas lima (perkara): kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain
Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan.
Adapun kedudukan sholat dalam islam yaitu:
1. Shalat sebagai sebab seseorang ditolong oleh Allah. Hal ini karena Allah
sendiri berfirman (artinya), “ Wahai orang-orang yang beriman mintalah
pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan shalat” [Al Baqarah 153].
Shalat bila ditunaikan sebagaimana mestinya niscaya akan menyebabkan
seseorang ditolong oleh Allah dalam setiap urusannya.
2. Shalat merupakan sebab seseorang tercegah dari kekejian dan kemungkaran.
Allah berfirman (artinya), “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan
keji dan kemungkaran.” [Al Ankabuut 45]. Jika shalat dikerjakan dengan akan
mencegah pelakunya dari kekejian dan kemungkaran dengan ijin Allah.
3. Shalat merupakan salah satu rukun islam. [H.R Al bukhari 8 dan Muslim 16].
4. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab / dihitung di hari kiamat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya),
“Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari
kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka ia akan beruntung dan
selamat. Namun bila shalatnya jelek maka ia akan merugi dan celaka..” [H.R
At Tirmidzi 413 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani].
Yang dimaksud shalat merupakan amalan pertama kali yang dihisab di
hari kiamat adalah shalat wajib, sebagaimana sabda beliau Shallallahu ‘alaihi
Wasallam yang lain (artinya), “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari

8
seorang muslim pada hari kiamat adalah shalat wajib…” [H.R ibnu Majah
1425 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani].
Telah dimaklumi bahwa shalat yang diwajibkan kepada kita adalah shalat
waktu (Zhuhur, ‘Ashr, Maghib, Isya’ dan Subuh). Demikian pula shalat Jum’at
bagi pria. Inilah yang disepakati seluruh ulama.
5. Keutamaan shalat dapat dilihat dari awal perintah untuk mengerjakannya yaitu
diperintahkan langsung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tanpa
melalui perantara Jibril “alaihis Salaam, di tempat yang tertinggi yang pernah
dicapai manusia yaitu langit ketujuh, di malam yang paling utama bagi Nabi
Shallallahu ‘alaihi Wasallam yaitu malam Isra’ Mi’raj dan
diwajibkan disetiap hari sepanjang hidup seorang muslim.
D. Dasar Hukum Disyariatkannya Sholat
Menurut Betty (2014 : 75) Shalat, kalimat yang sangat akrab bagi umat
Islam. Shalat bukan hanya kewajiban bagi umat Islam tetapi juga kewajiban bagi
seluruh umat manusia, demikian firman Allah di: QS. Al Imran:39, “ Zakaria
melaksanakan shalat ‘’, QS. Maryam:31, “ perintah kepada Nabi Isa mendirikan
shalat “, QS. Luqman:17, “ Luqman berkata kepada anaknya untuk mendirikan
shalat”. Allah telah menentukan cara shalat bagi masing-masing umat dan
makhluk ciptaan-Nya, Allah berfirman : “...Allah : kepada-Nya bertasbih apa
yang di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui cara shalat dan tasbihnya...”. QS. An Nur:41.
Untuk itu marilah kita melihat dan memutuskan perkara tentang shalat tersebut
berdasarkan petunjuk Allah di dalam Al Qur’an, sesuai perintah Nya di QS. Al
Baqarah:2 “ Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi
mereka yang bertakwa “ ; dan dipertegas di dalam QS. Al Maidah:48,
“Dan kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yang kita-kitab dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu...”
9
Firman-firman Allah yang memerintahkan umat Islam untuk mendirikan
shalat antara lain :
1. QS. Al Baqarah:2,3 “...mereka bertaqwa”. “ yaitu mereka yang beriman
kepada yang gaib, yang mendirikan shalat ...”.
2. QS. Taha:14 “ Sesungguhnya aku ini adalah Allah tidak ada Tuhan selain aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku “.
Dasar perintah shalat adalah juga dasar perintah ibadah pada umumnya,
yaitu firman Allah “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Al-Dzariyat : 56)
Rasulullah saw bersabda :
Artinya : “Allah SWT, telah mewajibkan atas umatku pada malam isra’
lima puluh shalat. Maka saya kembali ke Hadirat Ilahi dan saya meminta
keringanan sehingga dijadikan menjadi lima kali dalam sehari semalam”.
(Muttafiqun ‘ Alaih)
Menurut Balian (2008:1-3) hukum sholat ada tujuh macam yaitu asal fardhu
sholat, awal sholat yang di fardhukan, bilangan sholat lima waktu, pada siapa
yang di wajibkan sholat, sholat orang yang mabuk dan terganggu akalnya,
gangguan atau kerusakan akal bukan maksiat, dan sholat bagi orang yang murtad.
Asal sholat fardhu menurut Imam Syafii dalam buku Balian yang berjudul Fiqhul
islam adalah bahwa sesungguhnya Allah Swt telah berfirman dalam surat annisa
ayat 103
“Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang di tentukan waktunya untuk
orang-orang yang beriman”(QS. Annisa:103)
Menurut Balian (2008:1-3) Maksud dari fardhu yang di tentukan waktu.
Zaid bin aslam berkata lafadz mauquutan adalah menunaikanya pada waktu yang
nampak atau jelas. Dan menurut pengertian secara ahli bahasa di fardhukan itu
bagi waktu dengan ketentuanya, lalu dikatakan akan waktunya ialah mauquutan .
Firman Allah dal surat Al-Bayinnah ayat 5

10
“Allah Taala berfirman:dan mereka tidak di perintahkan kecuali supaya
beribadah kepada Allah dengan ikhlas beragama untuk Allah semata”(QS. Al-
Bayinnah : 5)
“Rosullulah Saw Bersabda serta jumlah asal dalam Al qur”an menyebutkan
perihal fardhu sholat, dan Rosullulah Saw di tanya sahabat tentang islam, lalu
beliau menjawab: lima sholat sehari semalam. Kemudian sahabat bertanya lagi:
apakah ada lagi atasku yang lainya? Lalu beliau menjawab:tidak, kecuali engkau
mengerjakan yang sunat-sunat”.
Awal sholat yang di fardhukan menurut Imam Syafii dalam buku Balian
(2008:11-12) Imam Syafii berkata: aku mendengar orang-orang yang di percayai
tentang berita dan ilmunya. Yang menyebutkan: bahwa Allah telah menurunkan
fardhu pada sholat, kemudian Allah batalkan dengan faedhu yang lain, kemudian
di batalkannya yang ke dua dengan sholat ima waktu. Imam syafii berkata:
seakan-akan ia maksudkan firman Allah Azza wajalla dalam surat Al Muzzamil
ayat 1-4 yang artinya Hai orang-orang yang meletakan pakaian, berdirilah
mengerjakan sholat malam, melainkan dari sedikit waktu sepeduanya atau kurang
dari pada sedikit. Kemudian di batalkan pad surat yang bersamaan dengan firman
Allah yang Maha agung pujianya. Sesungguhnya tuhan engkau mengetahui,
bahwa engkau mendirikan sholat kkurang dari dua pertiga malam, seperdua
malam dan sepertiga malam. Hingga pada firman Allah Taala: bacalah Al Qur”an
mana yang mudah bagimu. (QS:Al Muzzamil: 20).
“Dirikanlah sholat ketika matahari condong (tergelincirnya) sampai gelap
malam dan bacaan subuh. Sesungguhnya bacaan subuh itu di peselisihkan, dan
sebagian malam hendaklah meninggalkan tidur sebagai tambahan untuk
engkau”. (QS Al Isro:78-79)
Pada ayat ini mencakup lima waktu sholat yang wajib dan yang sunnah
yaitu sholat Dzuhur, sholat Azar, sholat Magrib, sholat Isya, sholat subuh dan
sholat sunat malam.
Bilangan waktu sholat menurut Imam Syafii dalam buku Balian (2008:19)
berkata: Allah Taala telah menetapkan hukum fardhu sholat dalam kitabnya, maka
11
selanjutnya di terangkan dan di sampaikan mellalui lisan utusanya yaitu Nabi
Muhammad Saw tentang bilangan sholat itu. Imam syafii mengatakan sholat
dzuhur ada empat rakaat, tidak di baca dengan suara yang keras (jahar) dari
sesuatu bacaan itu. Sholat azar ada empaat rakaat, tidak di keraskan (di jaharkan)
pula bacaanya. Sholat magrib ada tiga rakaat yang bacaanya di baca dengan suara
keras pada rakaat yang pertama dan rakaat yang kedua, tetapi rakaat yang ketiga
terakhir bacaanya di baca tidak dengan suara yang keras (tsir). Sholat isya ada
empat rokaat, dikeraskan bacaanya pada dua rakaat awal, dan dua rokaat akhir
tidak keras (tidak jahar). Sholat shubuh ada dua rokaat yang bacaanya dibaca
keras pada kedua rokaatnya itu.
Pada siapa diwajibkan sholat menurut Imam Syafii dalam buku Balian
(2008:37) dalam surat Annur ayat 59 yang artinya “Dan apabila anak-anak kamu
sudah cukup umur atau dewas, hendaklah mereka itu meminta izin masuk
ketempatmu. Imam syfii berkata: sesungguhnya Allah Taala mewajibkan untuk
berjihad, maka Rosululloh SAW menjelaskan wajib jihad pada orang sudah
sempurna umurnya 15 tahun. Dalam surat Annisa ayat 6 “Dan urusilah anak-
anak yatim itu sampai mereka kawin, jika mereka itu sudah kamu anggap dewasa,
maka serahkanlah harta mereka”. Imam syafii berkata lagi: dan apabila anak
laki-laki sudah sampai waktu bermimpi basah, dan anak perempuan sudah sampai
haid, keduanya tidak terganggu akalnya. Maka niscaya diwajibkan mengerjakan
sholat dan semua ibadah yang difardhukan, dan sekalipun anak-anak itu kurang
usianya 15 tahun dan diwajibkan pula mengerjakan sholat apabila sudah berakal
atau mengerti.
Sholat orang yang mabuk dan terganggu akalnya menurut Imam Syafii
dalam buku Balian (2008:44) adapun orang-orang yang mabuk hingga akalnya
rusak orang-orang tersebut tidak wajib sholat berdasarkan firman Allah Taala QS.
Annisa ayat 43 yang artinya “Janganlah kamu menghampiri sholat ketika kamu
sedang mabuk sehingga kamu mengetahui apa yang akamu katakan itu”.
Gangguan atau kerusakan akal bukan maksiat menurut Imam Syafii dalam
buku Balian (2008:57) apabila seseorang terganggu akalnya atau karena sakit
12
apapun, niscaya dia tidak wajib mengerjakan sholat selama sakit itu masih
menghilangkan akalnya, ia dilarang untuk menerjakan sholat sehingga ia berakal
dan dapat mengetahui apa-apa yang telah diucapkannya itu. Kecuali ia sembuh
pada waktu sholat itu, maka ia boleh mengerjakan pada waktu itu.“Dari Annas
dari nabi SAW. Bersabda: barang sipa yang lupa sholat, maka hendaklah ia
sholat ketika ia ingat. Tidak ada tebusannya (kifarat) kecuali sholat itu, firman
Allah: Dirikanlah sholat untuk mengingat aku” (HR. Al Bukhori)
Sholat bagi orang murtad menurut Imam Syafii dalam buku Balian
(2008:61) firman Allah dalam surat Al Anfal:38 “Katakanlah Muhaamad bagi
orang orang yang kafir itu, kalau mereka berhenti menentang kebenaran Allah
niscaya diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. Imam syafii berkata: apabila
murtad atau keluar dari islam seorang laki-laki, kemudian masuk islam pula.
Niscaya ia wajib atas menqodho semua sholat yang ia tinggalkan dalam masa
murtad, dan setiap zakat wajib atasnya harus dibayarkannya. Dan jika hilang
akalnya dalam masa murtad karena sakit atau lainnya niscaya ia wajib
menqodho sholat pada hari-hari ilang akalnya seperti ia menqodh pada hari-hari
ia berakal”.
E. Rukun Sholat
Ada 13 rukun sholat menurut Rifai (2010:33) yaitu
1. pertama, niat,
2. kedua takbiratul ikram,
3. ketiga berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika sholat fardhu. Boleh sambil
duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
4. Kempat membaca surat Alfatihah pada tiap-tiap rokaat,
5. kelima ruku dengan tumakninah,
6. keenam Itidal dengan tumakninah,
7. ketujuh sujud dua kali dengan tumakninah,
8. kedelapan duduk diantara dua sujud dengan tumakninah,
9. kesembilan duduk tasyahud akhir denga tumakninah,
10. kesepuluh membaca tasyahud akhir,
13
11. kesebelas membaca sholawat nabi pada tasyahud akhir,
12. keduabelas membaca salam yang pertama, dan yang
13. ketigabelas tertib.
F. Syarat-syarat Sholat
Rifai (2010:33) berpendapat bahwa ada 8 syarat-syarat sholat yaitu
Pertama beragama islam, kedua sudah baligh dan berakal, ketiga suci dari hadats,
keempat suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat, kelima menutup aurat,
laki-laki auratnya antara pusat dan lutut, sedang wanita seluruh anggota badanya
kecuali muka dan dua belah tapak tangan, keenam masuk waktu yang telah
ditentukan untuk masing-masing sholat, ketujuh menghadap kiblat, dan kedelapan
mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah.
Menurut Betty (2014 : 85) Islam, baligh, berakal , suci dari hadas dan najis,
suci seluruh badan, suci pakaian, dan suci pula tempat yang dipergunakan untuk
shalat, telah masuk waktu untuk shalat wajib, menutup aurat (aurat lelaki antara
pusar sampai lutut dan aurat wanita seluruh anggota badan kecuali muka dan
kedua telapak tangan).

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsuryaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah
yang menyangkut perilaku berdasarpada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan
unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnyatersembunyi dalam hati karena hanya
Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada
juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin
tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan danpengkajiannya semuanya
bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis, hendaknya perbedaan tersebutmenjadi
hikmah keberagaman umat islam. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah,
ada juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya.
B. Saran
Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa mendirikan solat,
dan  menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai yang dicontohkan rosul.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al- Quranur Karim


Abu Masyhad, Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang : PT. MG, 1988)
Ali Imran, Fiqih, ( Bandung : Cita Pustaka Mdia Perintis , 2011)
Balian. 2008. Fiqhul Islam. Palembang:CV. Putra Penuntun
Betty, 2014. Fiqih (Cara Mudah Memahami fiqih secara Praktis dan Cepat).
Jakarta: Noer Fikri Ofsett
Moh, Rifa’I, Fiqh Islam Lengkap ( Semarang :Karya Toha Putra, 1978 )
Nursyamsudin. 2009. Fiqih. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama
RI
Rifai, Moh. 2010. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang:PT. Karya Toha
Putra
Sholikin, Muhammad. 2013. Panduan Sholat Sunah Terlengkap. Jakarta:
Erlangga

16

Anda mungkin juga menyukai