Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

Yang berjudul :

“ Bentuk-bentuk Orgaanisasi atau Kepemilikan Bisnis ”

Dosen Pengampu :

Suprihatin Lestari, S.Kom I.,NN

Disusun Oleh

Kelompok 2

1. M.Rizky NIM.20.23.918

2. M.Taufik Hidayat NIM.20.23.968

LOKAL 2C

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

Jalan Kapten Pierre Tendean

Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul " Bentuk-bentuk Orgaanisasi atau Kepemilikan Bisnis " ini
dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita semua menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Kami juga
berterima kasih kepada Ibu Suprihatin Lestari, S.Kom I.,NN selaku dosen
pengampu mata kuliah PENGANTAR BISNIS yang sudah memberikan tugas
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat
serta menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua. Dalam pembuatan
makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih jika
ada yang memberikan saran dan kritiknya demi perbaikan makalah ini. Kami
minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta bila ada
kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca.

Kuala Tungkal, 29 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 1

C. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk Kepemilikan Bisnis........................................................ 2

B. Syirkah..................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 8

B. Saran........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi telah mendorong terbentuknya berbagai macam
kepemilikan bisnis. Dari berbagai unit usaha yang ada disekeliling kita dapat
diamati bahwa masing-masing unit usaha mempunyai karkateristik yang berbeda-
beda baik dari skala usaha, kepemilikan, permodalan, pembagian laba sampai
tanggung jawab. Berdasarkan karakteristik yang berbeda tersebut maka tiap unit
usaha memerlukan pengelolaan yang berbeda pula. Setiap organisasi bisnis yang
didirikan dapat memiliki berbagai macam bentuk, misalnya perusahaan
perseorangan, usaha dagang, firma, dan perseroan terbatas. Bentuk yang dipilih
mempengaruhi profitabilitas, risiko dan nilai dari perusahaan.
Keputusan kepemilikan bisnis akan menentukan bagaimana laba suatu
bisnis akan didistribusikan diantara para pemilik bisnis tersebut, tingkat kewajiban
dari masing-masing pemilik, tingkat kendali yang dimiliki oleh masing-masing
pemilik dalam menjalankan bisnisnya, serta potensi pengembalian dari bisnis dan
risikonya. Jenis-jenis keputusan ini mutlak diperlukan oleh setiap jenis bisnis.
Makalah ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk kepemilikan bisnis, uraian
beberapa keuntungan maupun kerugian dari masing-masing bentuk unit bisnis,
dan cara pengambilan keputusan mengenai kepemilikan bisnis yang dilakukan
dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk-bentuk kepemilikan bisnis?
2. Apakah keuntungan dan kerugian dari kepemilikan perseorangan, persekutuan,
dan firma ?
3. Apa itu syirkah Al-inan, syirkah al-mufawadah, syirkah 'amal, syirkah wujuh,
dan mudharabah ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan bentuk kepemilikan dan kerjasama pengembangan
bisnis.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk-bentuk Kepemilikan Bisnis
Pemilihan bentuk organisasi atau kepemilikan bisnis merupakan langkah
awal dalam menjalankan kegiatan. Sebab berhasil tidaknya usaha yang dijalankan
juga tergantung dari kebutuhan tersebut. Berikut ini akan dibahas bentuk-bentuk-
bentuk organisasi atau kepemilikan bisnis :
1. Perusahaan Perseorangan
Salah satu bentuk kepemilikan bisnis adalah badan usaha perseorangan (sole
proprietorship) yang kepemilikan dan pengelolaannya ditangani oleh satu orang.
Pemilik dari suatu perusahaan perseorangan disebut pemilik tunggal atau (sole
proprietor). Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak
terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian,
pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu. Jenis badan usaha ini
memiliki karakteristik seperti modal yang kecil, jumlah tenaga kerja yang sedikit,
terbatasnya keanekaragaman produk dan jasa yang dihasilkan dan penggunaan
teknologi yang masih sederhana. Badan usaha yang termasuk dalam golongan ini
adalah perusahaan dagang atau usaha dagang.
a. Keuntungan kepemilikan perseorangan :
1) Pemilik bebas dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan dapat
secara cepat dilaksanakan.
2) Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan
sepenuhnya.
3) Sifat kerahasiaan perusahaan dapat terjamin, baik dalam hal keuangan
maupun dalam masalah proses produksi.
4) Biasanya pemilik perusahaan lebih giat berusaha untuk mencapai tujuan
perusahaan yang menjadi miliknya.
5) Mendirikan suatu kepemilikan perseorangan relative mudah.
6) Pajak yang lebih rendah karena tidak dikenakan pajak berganda
b. Kerugian kepemilikan perseorangan :

2
1) Tanggung jawab pemilik perusahaan tidak terbatas. Disini seluruh harta
milik pribadi menjadi jaminan terhadap hutang perusahaan.
2) sumber keuangan perusahaan terbatas, sebab usaha-usaha untuk
memperoleh sumber dana sangat tergantung pada kemampuan pemilik
perusahaan saja.
3) Kelangsungan usaha perusahaan kurang terjamin, sebab jika seandainya
pemilik meninggal atau terkena ganjaran hukuman penjara, maka
perusahaan akan berhenti aktivitasnya.
4) Pengelolaan manajemennya lebih kompleks sebab semua aktivitas
manajemen dilakukan oleh pemilik perusahaan sendiri.
5) Pemilik tunggal menanggung seluruh kerugian.
6) Seorang pemilik tunggal memiliki kewajiban yang tidak terbatas
(unlimited liability).
2. Persekutuan
Bisnis yang dimiliki secara bersama oleh dua atau lebih orang disebut
sebagai persekutuan atau (partnership). Para pemilik dari pemilik dari bentuk
bisnis ini disebut sekutu atau (partner). Persekutuan terbatas terbagi menjadi dua
yaitu pesekutuan umum (general partnership) dan persekutuan terbatas (limited
partnership). Untuk membentuk persekutuan yang baik, perlu kesepakatan untuk
menyamakan visi dan tujuan pembentukan unit bisnis. Oleh karena itu, pengusaha
perseorngan hendaknya memilih partner yang dapat memenuhi komitmen
bersama.
a. Kelebihan Persekutuan :
1) Kemudahan dalam pembentukan. Ketika terjadi kesepakatan tentang
profit, tanggung jawab, keuangan dan berbagai prosedur, maka partnership
dapat segera beroperasi.
2) Penyatuan pengetahuan dan keterampilan. Partnership terdiri atas dua
orang atau lebih yang masing-masing memiliki kelebihan baik dalam
penngetahuan dan keterampilan. Tentu saja hal ini merupakan aset
berharga yang dapat menunjang keefektifan operasi perusahaan,
dibandingkan jika perusahaan itu hanya dijalankan oleh satu orang saja.

3
3) Sumberdaya lebih besar. Pembentukan persekutuan memungkinkan
terkumpulnya sumberdaya yang lebih besar. Modal dari masing-masing
anggota dikumpulkan menjadi satu untuk menambah skala usaha atau
meningkatkan kemampuan finansial.
4) Kemampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan
5) Keuntungan dari sisi pajak. Semua jenis pemasukan dijadika sebagai
pendapatan pribadi tanpa dikenai pajak.
b. Kekurangan Persekutuan :
1) Tanggung jawab tidak terbatas. Setiap partner umum (general partner)
memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas semua konsekuensi
dioperasikannya usaha. Utang usaha harus dibayar, bahkan jika tidak dapat
dicukupi dengan kekayaan perusahaan, harta pribadi harus digunakan.
2) Tenggang waktu operasi yang terbatas. Jika ada perubahan dalam
partnership maka secara formal bisnis ini harus dihentikan. Misalnya jika
salah satu anggota meninggal atau cacat, atau jika salah satu anggota
mengundurkan diri.
3) Perselisihan di antara partner. Selain uang, banyak faktor lain yang dapat
memicu konflik antarpartner, misalnya siapa yang harus bertanggung
jawab memgang keuangan dan siapa yang bertanggung jawab mengawasi
perusahaan.
4) Ada halangan membubarkan. Jika telah ada komitmen untuk berpartner,
maka tidak mudah untuk membubarkannya. Hal-hal seperti kesepakatan
pembagian harta harus disetujui bersama. Hal ini sering kali merupakan
bagian tersulit yang harus dipecahkan sebelum pembubaran betul-betul
dilakukan.
3. Firma
Persekutuan yang berbentuk firma dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan nama bersama untuk menjalankan suatu bisnis. Pembentukan firma
mengakibatkan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas.
Meskipun terdapat pemisahan anttara harta usaha dan harta pribadi, namun

4
anggota firma mempunyai keharusan melunasi kewajiban usaha sampai pada harta
pribadinya.
Ketentuan Firma :
a) Setiap anggota berhak menjadi pemimpin.
b) Dapat mempunyai nama bersama.
c) Seorang anggota tidak boleh memasukan orang lain untuk menjadi anggota
tanpa persetujuan anggota lain.
d) Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain selama
anggota tersebut masih hidup.
e) Apabila kekayaan tidak cukup untuk menutupi kewajiban usaha, maka
kekayaan pribadi anggota menjadi jaminan.
a. Kelebihan Firma :
1. Terdapat pembagian kerja di antara para anggota sehingga kemampuan
manajemennya lebih baik.
2. Pendiriannya relatif mudah kaarena tanpa akte pendirian.
3. Kebutuhan modal dapat tercukupi karena menghimpun dana dari beberapa
orang. Ada kemudahan untuk memperoleh kredit karena mempunyai
kemampuan finansial yang besar.
b. Kekurangan Firma :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas dan kepemilikan pribadi menjadi
jaminan bagi kewajiban perusahaan.
2. Kerugian yang disebabkan seorang anggota harus ditanggung bersama
oleh anggota lain.
3. Kelangsungan perusahaan tidak menentu. Jika salah orang anggota
membatalkan perjanjian, maka firma menjadi bubar.
B. Syirkah
Secara bahasa syirkah berarti al-ikhtilah atau pencampuran atau persekutuan
dua hal atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit dibedakan. Sedangkan
menurut KHES Buku II Bab I Pasal 20 ayat 3 adalah bentuk kerjasama antara dua
orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam

5
usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati
oleh pihak-pihak yang berserikat.
Dapat disimpulkan bahwa syirkah merupakan kerja sama antara dua orang
atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan sejumlah modal yang ditetapkan
berdasarkan perjanjian untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha dengan
pembagian keuntungan ataupun kerugian yang telah ditentukan.
1. Syirkah Al-inan
Kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dimana
modalnya ditentukan oleh kedua belah pihak, dengan maksud mendapat
keuntungan yang dibagi sama besar dan juga dapat berbentuk lain sesuai dengan
perjanjian yang telah dilakukan. Apabila diperhatikan dalam praktiknya di
Indonesia sama dengan PT, CV, Firma, Koperasi dan bentuk-bentuk lainnya.
2. Syirkah Al-mufawadah
Kerja sama untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau urusan, yang dalam
istilah sehari-hari sering digunakan istilah partner kerja atau grup. Dalam serikat
ini pada dasarnya bukan dalam bentuk permodalan, tetapi lebih ditekankan kepada
keahlian.
jenis yang satu ini memiliki syarat masing-masing memiliki modal,
wewenang dan agama yang sama, kemudian masing-masing menjadi penjamin
dan tidak dibenarkan salah satu diantaranya memiliki wewenang yang lebih dari
yang lain. Apabila syarat-syarat tersebut terpenuhi maka serikat yang dilakukan
dinyatakan sah.
3. Syirkah ‘amal
Syirkah ‘amal atau disebut juga syirkah abdan adalah kerja sama antara dua
orang atau lebih dalam memberikan kontribusi kerja tanpa kontribusi modal,
seperti kerja sama dokter di suatu klinik atau arsitek yang menggarap sebuah
proyek, dengan mereka memberikan kontribusi tersebut nantinya.
4 Syirkah Wujuh
Kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan pada kedudukan,
ketokohan atau keahlian(wujuh) seseorang ditengah masyarakat. Syirkah wujuh

6
adalah kerjasama antara dua pihak yang sama-sama memberikan kontribusi
kerja(amal) dengan pihak ketiga yang memberikan kontribusi modal(mal).
5. Mudharabah
Kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana pihak pertama sebagai
penyedia modal (sohibul maal), sedangkan pihak yang lainnya menjadi pengelola
(mudharib). Untuk keuntungan dibagi sesuai kesepakatan bersama dan untuk
kerugian yang dialami menjadi tanggungan pemilik modal.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis adalah suatu kegiatan atau organisasi yang menjual  barang atau
jasa kepada konsumen atau pembisnis lainnya untuk mendapatkan laba. Bisnis itu
memiliki beberapa bentuk kepemilikan. Diantaranya ada bentuk perusahaan
perseorangan, persekutuan, Firma dan Bentuk Perusahaan Lainnya. Dalam setiap
bentuk kepemilikan itu mempunyai dampak baik dan buruk. Namun bentuk
kepemilikan harus didukung oleh aspek pengembangan rencana bisnis. Untuk
menjalankan bisnis menjadi maju tergantung dengan cara pengelolahan
wirausahawan tersebut dalam menjalankan bisnisnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka kami menyarankan kepada para
mahasiswa atau wirahusahawan dan lainya, bahwa Wirusahawan harus membuat
keputusan bijak dalam memilih bentuk kepemilikan, dan harus
mempertimbangakan dampak baik dan buruknya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff, 2007, ‘Introduction To Business’, Salemba Empat, Jakarta.

Kismono, Gugup, 2011, ‘Bisnis Pengantar’, BPFE, Yogyakarta.

Kansil, CST & Kansil, CST 2004, Pokok-pokok hukum dagang Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta.

Sembiring, S 2008,Hukum dagang, Edisi Revisi (Cetakan Ketiga), PT Citra


Aditya Bakti, Bandung.

Steinhoff, D 1979, ‘The World of Business’, New York: McGraw-Hill,Inc.

Gitman, L.J. and McDaniel, C 1995, ‘The World of Business’, 2nd ed., Ohio:
South-Western College Publishing.

Ferrel, OC, Hirt, GA & Ferrel, L 2009, Business : a changing world, 7th edn,
McGraw-Hill, New York.

Straub, J. T. and Attner, R. F. 1994, ‘Introduction To Business’, 5th ed.,


California : Wadsworth Publishing Company.

Nickels, W. G. et al. 1996, ‘Understanding Business’, 4th ed., Chicago: Irwin.


Panji Anoraga, S.E.M., M.M, (2011). Pengantar bisnis, : Rinneka cipta
Griffin, R. W., & Ebert, R. J. (2007). Bisnis (Edisi Bahasa Indonesia Edisi
Kedelapan ed.). (S. Wardhani, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai