Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Konsumen Menengah dan Industri serta Daya Beli

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

MANAJEMEN PEMASARAN

Dosen Pengampu :

Suprihatin Lestari, S.Kom.I.,M.E.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Melli Eliza 20.23.923


M Rizky 20.23.918
M Taufik Hidayat 20.23.968

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH IVC

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

Tahun Ajaran 2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah
membimbing kita semua menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Kami juga
berterima kasih dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pemasaran yang
sudah memberikan tugas ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat
serta menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua. Dalam pembuatan
makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih jika
ada yang memberikan saran dan kritiknya demi perbaikan makalah ini. Kami
minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini, serta bila ada
kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca.

Kuala Tungkal, Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsumen Tingkat Menengah ................................................................... 2

B. Produsen adalah Konsumen yang Penting ................................................. 4

C. Metode Dasar Prilaku Pasar ....................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera. Ada rmanfaat bagi para
pedagang untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda,
dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen itu.
Pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah individual
yang membeli produk untuk digunakan. Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Jadi, tindakan individu
dalam membuat keputusan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka
terhadap barang dan jasa yang di tawarkan pasar merupakan pengertian prilaku
konsumen.
Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli barang atau
jasa. Teori yang mempelajari tentang berbagai faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli barang atau jasa inilah yang disebut sebagai model
perilaku konsumen. Karena itu manusia adalah mahluk sosial yang selalu menjadi
pengguna barang dan jasa. sehingga banyak sekali keadaan-keadaan yang
membuat manusia memilih terhadap suatu barang dari memproduksi
mengiklankan memasarkan dan mengkonsumsi barang.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa definisi konsumen tingkat menengah?
2. Apa maksud dari produsen adalah konsumen yang penting?
3. Bagaimana metode dasar prilaku pasar?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian konsumen tingkat menengah
2. Untuk mengetahui maksud dari produsen adalah konsumen yang penting
3. Untuk mengetahui bagaimana metode dasar prilaku pasar

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsumen Tingkat Menengah
Konsumen tingkat menengah sering kali didefinisikan sebagai kelompok
masyarakat yang sudah memiliki kehidupan mapan, menikmati pendidikan tinggi,
dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup, serta sedang beranjak untuk
menapaki kelompok konsumen kelas atas. Sederhananya, mereka adalah
kelompok masyarakat yang berada di antara kelas bawah dan kelas
atas(Pertengahan).
Konsumen tingkat menengah umumnya sebagai orang-orang yang memiliki
pendapatan menganggur atau discretionary income sekitar sepertiga dari
keseluruhan pendapatannya. Biasanya kebutuhan primer mereka sudah mulai
terlewati, sehingga selanjutnya mereka mulai mencari kebutuhan yang lebih
tinggi, seperti self esteem, status sosial, kebutuhan bersosialisasi, hiburan, dan
lainnya. Mereka adalah konsumen yang memburu gadget mahal, yang menjadikan
restoran tak lagi sekadar tempat makan, tapi juga gaya hidup, atau lebih selektif
dalam memilih lokasi berlibur.
Konsumen tingkat menengah ini memiliki buying power yang tinggi.
Namun, dengan tingkat pendidikan yang juga tinggi, mereka memilih barang atau
jasa yang lebih rasional dan sangat kritis dalam melakukan pembelian serta
menentukan produk yang ingin mereka konsumsi. Konsumen kelas menengah
biasanya sangat memperhatikan guna dan harga dari produk yang ditawarkan,
meski memiliki uang banyak, mereka adalah tipe konsumen yang memilih produk
dengan penawaran yang lebih banyak, namun tetap memiliki harga lebih murah.
Air Asia dan Ikea adalah beberapa contoh brand yang bisa memenuhi ekspektasi
konsumen tingkat menengah dalam membelanjakan uangnya. ”Dengan harga
murah, mereka bisa memberikan produk yang berkualitas.”
Sebuah penelitian yang dilakukan menemukan bahwa perilaku dan pola
konsumsi kelas menengah di Provinsi Jawa Timur secara umum masih belum pro
produk dalam negeri. Peluang pemasaran dan penggunaan produk dalam negeri di
kalangan generasi muda boleh dikata masih sangat kecil, karena belum diketahui
dan dirasakannya ”nilai lebih” produk dalam negeri bila dibandingkan produk-

2
produk import. Gaya hidup dan selera kelas menengah yang lebih banyak
terkontaminasi pengaruh perkembangan modernisasi, menyebabkan pilihan dan
pola konsumsi yang dikembangkan anak-anak muda di Provinsi Jawa Timur
cenderung lebih banyak berkiblat pada Negara Barat dan Hongkong Style.
Dari segi kepentingan bangsa dan negara, gaya hidup dan perilaku konsumsi
kelas menengah yang brand import seperti ini tentu kontra-produktif. Di tengah
keinginan pemerintah agar masyarakat Indonesia mencintai produk dalam negeri
dan untuk kepentingan mendorong kemajuan usaha-usaha domestik, perilaku
konsumsi yang lebih mengedepankan produk-produk import, tentu dinilai kurang
menguntungkan. Tetapi, berbagai upaya untuk membangun pandangan kelas
menengah pada produk-produk produk lokal dan upaya untuk menumbuhkan
kepedulian pada produk dalam negeri. Dalam proses perubahan sosial yang sangat
cepat di era globalisasi yang dalam batas-batas tertentu melahirkan budaya
dikalangan kelas menengah.
Dalam kajian Sosiologi-Ekonomi, telah banyak terbukti bahwa yang
namanya perilaku konsumsi masyarakat sering kali tidak sepenuhnya rasional, dan
bahkan tak jarang irrasional. Artinya, ketika konsumen membeli sebuah produk,
tidak selalu yang menjadi pertimbangan utama adalah kalkulasi untung-rugi dari
segi ekonomis. Seseorang ketika membeli sebuah produk, selain
mempertimbangkan kegunaan atau relevansi manfaat dari produk itu bagi
kepentingan dirinya, yang tak kalah penting pula yang menjadi bahan
pertimbangan adalah hal-hal di luar fungsi instrinsik produk itu, terutama dari
perspektif Cultural Studies disebut gengsi, citra, dan berbagai hal yang berkaitan
dengan gaya hidup.
Hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan bagi para pelaku dunia usaha
dalam negeri bahwa untuk dapat memasarkan produk yang dihasilkan kepada
kelas menengah Indonesia Bagi kalangan kelas menengah, perlu disadari bahwa
yang namanya produk industri sesungguhnya adalah sebuah ikon: sebuah
perlambang atau simbol yang merefleksikan kebanggan terhadap sesuatu hal.
Seorang anak muda yang membeli kaos tertentu, misalnya, ia bukanlah hanya
membeli sebuah produk untuk menutupi tubuhnya. Tetapi, bagi sebagian generasi
muda makna kaos adalah sebuah simbol yang mengekspresikan darimana mereka

3
berasal, di posisi mana mereka akan dinilai lingkungan sosialnya, dan kesan apa
yang akan terbangun jika mereka memakai kaos itu.
Hal yang sama juga terjadi ketika generasi muda membeli dan
mempergunakan berbagai produk industri lain. Bagi kelas menengah, sebagai
contoh memakai kaos dengan logo Dagadu Yogyakarta atau kaos I Love
Surabaya, tentu tidak akan sama rasanya bila dibandingkan dengan ketika mereka
memakai kaos dengan logo I Love Singapore, I Love Malaysia atau kaos yang
Hard Rock Hotel yang di bawahnya ada tulisan Tokyo, Paris atau Praha.
Untuk meningkatkan peluang dan prospek pemasaran produksi dalam negeri
di kalangan kelas menengah Indonesia, ada beberapa langkah taktis dan strategis
yang direkomendasikan untuk dikembangkan ke depan yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pemetaan dan menemukan serta kenali apa yang menjadi
keunggulan produk domestik, terutama apa yang menjadi ersatz (nilai pakai
kedua) dari produk-produk dalam negeri yang bisa ditawarkan kepada
konsumen, khususnya kelas menengah Indonesia. Perlu disadari bahwa
keputusan seseorang membeli atau mengkonsumsi sebuah produk tidaklah
semata hanya pada fungsi intrinsik atau fungsi pokok produk itu –seperti tas
untuk menaruh dompet, notes, kacamata, dan lain sebagainya–, melainkan
justru lebih didorong oleh “fungsi kedua” komoditi itu, yaitu nilai gengsi
yang terkandung dalam sebuah komoditi, nilai nostalgia atau romantisme atau
nilai historis yang terkandung dalam produk tersebut, dan lain sebagainya.
2. Untuk mendorong ketertarikan dan akumulasi konsumsi kelas menengah
terhadap produk dalam negeri, salah satu upaya yang perlu dikembangkan
adalah bagaimana mendorong diversifikasi produk domestik, dan mendorong
tumbuhnya kerjasama antar pelaku usaha domestik untuk menghasilkan
produk-produk yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Dalam hal
ini, produk-produk yang dikembangkan hendaknya mendorong munculnya
perilaku konsumsi yang sinergistik di kalangan konsumen kelas menengah
Indonesia, yaitu pola perilaku membeli atau mengkonsumsi barang yang
memiliki efek domino ke produk lain yang terkait.
B. Produsen adalah Konsumen yang Penting

4
Produsen adalah individu atau kelompok yang melakukan kegiatan
produksi, dan produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau
kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. Dalam bidang
ekonomi, peran produsen adalah sangat penting dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat atau konsumen. Meski begitu, produsen juga memerlukan
konsumen agar kegiatan produksinya bisa terus berjalan.
Produsen bisa berasal dari kalangan perseorangan, perusahaan, badan usaha
ataupun organisasi ekonomi sejenisnya. Barang atau jasa yang dihasilkan pun
akan mengalami perubahan nilai ekonomi setelah melalui proses produksi.
Kegiatan utama produsen adalah produksi barang atau jasa, yang mana
membutuhkan tenaga kerja serta modal. Contohnya untuk memproduksi pakaian,
produsen memerlukan modal berupa uang dan kain, serta tenaga kerja untuk
menjahit atau menjalankan mesin.
Produsen adalah bidang yang memiliki fungsi sangat penting dalam
kehidupan ekonomi. Fungsi ini didasarkan pada peran produsen dalam rumah
tangga ekonomi. fungsi utama produsen adalah membuat ataupun memproduksi
barang maupun jasa untuk kemudian dijual dan digunakan oleh konsumen.
Namun dalam menjalankan perannya tidaklah sesederhana itu. Selain
menjalankan perannya dalam sektor produksi, produsen juga berperan besar
dalam menyerap tenaga kerja. Mulai dari bidang produksi barang tersebut sampai
dengan pelayanan jasa. Contohnya perusahaan industri membutuhkan tenaga kerja
yang besar untuk menjalankan usahanya. Contoh lainnya penyedia jasa
transportasi membutuhkan sopir, pilot, masinis, penjual tiket, dan lain-lain dalam
keberlangsungan usahanya.
Tujuan Produsen
Salah satu tujuan adanya produsen dalam sektor ekonomi ialah untuk
memproduksi barang atau jasa. Namun, sebenarnya ada tujuan lain dari produsen,
yaitu:
1. Membuat atau mengubah serta meningkatkan nilai guna sebuah produk
Agar bahan atau barang bisa digunakan, perlu proses pembuatan atau
pengubahan nilai guna. Contohnya pembuatan kendaraan yang dirangkai dari

5
mesin. Contoh lainnya kain diubah nilai gunanya menjadi pakaian agar bisa
digunakan.
2. Memberi pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat
Pelayanan ini bisa diperjual belikan atau secara sukarela diberikan kepada
masyarakat. Contohnya pelayanan jasa transportasi atau potong rambut yang
keduanya sama-sama memerlukan biaya. Contoh lainnya pelayanan jasa
pembuatan SIM atau konsultasi pajak yang tidak perlu mengeluarkan biaya.
3. Memenuhi kebutuhan konsumen atau masyarakat
Konsumen memerlukan produsen agar bisa mendapat barang atau jasa yang
dibutuhkan. Namun, produsen juga memerlukan konsumen untuk mendapat
penghasilan sebagai modal proses produksi.
4. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan penghasilan negara
Masyarakat yang berperan menjadi produsen bisa meningkatkan taraf
hidupnya dengan mendapat penghasilan produksi. Negara juga mendapat
kenaikan pendapatan yang dihasilkan dari pembayaran pajak produsen serta
hasil ekspor produk.
5. Mendapat keuntungan atau laba semaksimal mungkin
Produsen membutuhkan penghasilan untuk melakukan proses produksi.
Selain itu, memperoleh laba atau keuntungan semaksimal mungkin menjadi
tujuan dasar seorang produsen.
Bentuk Produsen
Adapun bentuk produsen, produsen dibagi menjadi dua jenis atau bentuk, yaitu:
1. Produsen perseorangan
Aktivitas produksi dijalankan oleh individu atau perseorangan. Walau
dilakukan perseorangan, tetapi dalam proses produksinya tetap membutuhkan
tenaga kerja. Contohnya produksi makanan, kerajinan, dan lain-lain. Biasanya
aktivitas produksi ini masih dalam skala kecil.
2. Produsen badan usaha
Aktivitas produksi ini dijalankan oleh badan usaha, baik milik swasta ataupun
pemerintah. Hasil produksinya memiliki jangkauan yang lebih luas dibanding
produsen perseorangan. Contoh badan usaha milik swasta memproduksi

6
makanan atau peralatan elektronik. Contoh badan usaha pemerintah
memproduksi air minum, listrik, dan lain-lain.
C. Metode Dasar Prilaku Pasar
Pasar secara umum dan sering dikenal adalah temapat pertemuan pembeli
dan penjual. Pengertian tersebut adalah pengertian pasar tradisional. Pengertian
pasar menurut konsep pemasaran berbeda dengan pengertian pasar tradisional
sehari-hari. Pengertian pasar menurut pemasaran adalah kelompok individual
(perorangan maupun organisasi) yang mempunyai permintaan terhadap barang
tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut.
Secara keseluruhan, perilaku pasar bersifat (bermacam-macam). Sebagian
pasar berperilaku tertentu sedang bagian pasar yang lain berperilaku lain pula.
Pemasar memerlukan kelompok-kelompok pasar yang berperilaku lebih seragam.
Untuk tujuan tersebut, pasar dikelompok-kelompokan dalam beberapa bagian.
Atas dasar perilaku tujuan pembeliannya, pasar dibedakan menjadi dalam dua
kelompok :
1. Pasar konsumen akhir
Pasar konsumen akhir sering disebut sebagai pasar konsumen, meliputi
pribadi atau rumah tangga yang menggunakan barang-barang untuk keperluan
sendiri dan untuk rumah tangganya.
2. Pasar konsumen antara
Pasar konsumen antara sering dikenal sebagai pasar produsen, pasar industri
atau pasar organisasional yang mengkonsimsi barang untuk keperluan
(diproses atau dijual) pihak lain.
Prilaku Pasar
Perilaku pasar adalah pola kebiasaan pasar meliputi proses (mental)
pengambilan keputusan serta kegiatan individu atau organisasi terhadap produk
tertentu, konsisten selama periode waktu tertentu.
Pemahaman terhadap profil dan perilaku pasar akan menjelaskan tentang :
a) Siapa, Apa, Berapa, Kapan, Diamana pembelian dilakukan ?
b) Mengapa suatu produk dibeli (ditolak) ?
c) Bagaimana proses pembelian terjadi ?
Jawaban pertanyaan tersebut dapat dijelaskan melalui :

7
1. Informasi statistik
Informasi statistik mampu menjawab siapa, apa, berapa, kapan, dan dimana
pembelian dilakukan. Jani. Luas, dan peran individu dalam pasar (pasar
potensial, pasar tersedia, atau pasar dilayani) yang memerlukan produk
tertentu (jenis, jumlah, frekuensi, saat, tempat pembelian) sekarang maupun
masa mendatang.
2. Informasi psikolojik
Informasi psikolojik mampu menjelaskan mengapa seseorang membeli atau
menolak suatu produk. Meliputi peranan motivasi, persepsi, pemahaman,
sikap, kepercayaan, dan kepribadian seseorang yang menentukan tindakan
pengambilan keputusan atau tindakan melakukan kegiatan tertentu (membeli
atau tidak membeli).
3. Informasi dinamik
Informasi dinamik mampu menjelaskan bagaimana proses pembelian terjadi.
Proses pembelian merupakan proses individu untuk mengatasi masalah yang
dihadapi konsumen dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Model proses pembelian mendasarkan pada model pengambilan keputusan
(decision making process) atau model pemecahan masalah.
Pasar Konsumen
Pasar konsumen adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah-
tangga) yang membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan
pribadi maupun keluarganya, tidak untuk maksud lain.
Profil Pasar Konsumen
Informasi statistic mampu menjelaskan tentang profil pasar konsumen
dengan baik. Data konsumen dapat diperoleh dari laporan-laporan atau
penerbitan-penerbitan statistic yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pemerintah
misalnya BPS, BI, Pemda, dsb atau lembaga-lembaga swasta PDBI, PPM, dsb.
Akan tetapi informasi pasar konsumen yang lebih sesuai dengan kebutuhan
peneliti perlu dikumpulkan oleh peneliti yang bersangkutan secara langsung.
Melalui penelitian pasar (market research) secara khusus dapat dibangun
profil pasar yang lebih relevan dan informative. Informasi yang baik harus dapat

8
menjelaskan tidak hanya profil pasar saat sekarang tetapi juga profil pasar untuk
masa yang akan datang.
Model Prilaku Konsumen
Untuk menjelaskan perilaku pasar konsumen perlu dibangun model analisis
yang memadai. Keputusan pembelian konsumen untuk membeli atau tidak
membeli merupakan respons perilaku stimulant yang diterima konsumen. Modal
yang mendasarkan pada arus proses perilaku konsumen ini sering dikenal sebagai
model rangsang-tanggapan (stimulus respons model).
Model rangsang-tanggapan (S-R model) adalah sebagai berikut :

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsumen tingkat menengah ini memilih barang atau jasa yang lebih
rasional dan sangat kritis dalam melakukan pembelian serta menentukan produk
yang ingin mereka konsumsi. Konsumen kelas menengah biasanya sangat
memperhatikan guna dan harga dari produk yang ditawarkan, meski memiliki
uang banyak, mereka adalah tipe konsumen yang memilih produk dengan
penawaran yang lebih banyak, namun tetap memiliki harga lebih murah. Fungsi
utama produsen adalah membuat ataupun memproduksi barang maupun jasa
untuk kemudian dijual dan digunakan oleh konsumen. Adapun pasar secara umum
dan sering dikenal adalah temapat pertemuan pembeli dan penjual. perilaku pasar
bersifat (bermacam-macam). Sebagian pasar berperilaku tertentu sedang bagian
pasar yang lain berperilaku lain pula.

10
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah, Istijabatul. “Pemahaman konseptual pasar tradisional di perkotaan.”
Cakra Wisata 18.2 (2017).
Donald R. Cooper and Pamela Schindler, Business Research Methods, Mc
Graw-Hill, New York, 2008.
https://news.unair.ac.id/2020/05/27/gaya-hidup-dan-perilaku-konsumsi-kelas-
menengah-urban-di-jawa-timur/
Indriantoro dan Supomo, Metodologi Peneltian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Bisnis. BPFE Yogyakarta, 2002.
Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Penerbit Gramedia, Jakarta, 2009.
Mardia, Mardia, et al. Strategi Pemasaran. Yayasan Kita Menulis, 2021.
Setiadi, Nugroho J., and MM SE. Perilaku Konsumen: edisi revisi. Kencana,
2015.
Uma Sekaran and Roger Bougie, Research Methods for Business: A Skill-
Building Approach, John Wiley and Sons, New York, 2010
William C. Emory, Business Research Methods, Richard D.Irwin Inc., New
York, 2010
Yusnita, M. Pola Perilaku Konsumen dan Produsen. Alprin, 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai