Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSUMEN : PERSPEKTIF & SUDUT PANDANG

Di Susun Oleh :

KELOMPOK I

ARDIANI
DAHLIA
FITRIANTI
FITRIANA A MATAJO
MIRNAWATI

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDY MANAJEMEN
UNIVERSITAS ALKHAIRAT PALU
2016

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah konsumen : perspektif dan sudut pandang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang konsumen : perspektif
dan sudut pandang ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Palu, Juni 2016

Penyusun
Kelompok 1

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 4


1.2 Rumusan Masalah....... 4
1.3 Tujuan penulisan......................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perilkaku konsumen................................................. 5
2.2 Pikiran yang benar mengenai konsumen......... .......... 7
2.3 Meningkatkan keefektifan pasar................................................ 9
2.4 Perilaku konsumen sebagai bidang studi akademis.................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ... 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian terhadap motivasi dan perilaku konsumen mendapat arti dalam
masyarakat kontemporer diseluruh dunia. Dalam 30 tahun terakhir, bidang studi
yang besar dan semakin multidisipliner muncul. Kepentingan utama dari
perusahaan, ekonom konsumen, dan lain-lain adalah mendapatkan strategi yang
lebih efektif untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku itu. Sebagai
akibatanya, penelitian konsumen menjadi sangat penting didalam dunia terapan
ini.
Ada pula perspektif yang lebih menyeluruh dan memfokus upaya pada
studi konsumsi untuk mengerti bagaimana manusia berpikir dan berperilaku
didalam kegiatan hidup yang penting ini. Perspektif dari bidang pemasaran adalah
relevansi praktis dari prinsip dan temuan dengan strategi perusahaan. Semua yang
dilakukan oleh para pemasar dan mereka yang berusaha mempengaruhi perilaku
konsumen.

1.2 Rumusan Masalah


Pengertian perilaku konsumen ?
Pikiran yang benar mengenai konsumen ?
Meningkatkan keefektifan pasar ?
Perilaku konsumen sebagai bidang studi akademis ?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah perilaku konsumen.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termaksud
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Subjek ini dapat
dirancang dari beberapa perspektif, (1) pengaruh konsumen (consumer
influence); (2) menyeluruh (wholistic); (3) antarbudaya (intercultural).

1. Persepektif Pengaruh Konsumen


Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus, berhasrat
mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan dan perlindungan konsumen, serta
kebijakan umum. Pemasaran : Elemen kunci dalam definisi ini adalah
pertukaran antara pelanggan dan penyuplai. Masing-masing pihak memberikan
sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan memenuhi kebutuhan
mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang ditukar
dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua
yang dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi, dan distribusi
(bauran pemasaran atau marketing mix) diadaptasikan dengan permintaan
pasar. Pendidikan Dan Perlindungan Konsumen : Pihak lain pun ingin membentuk
dan mempengaruhi perilaku konsumen, tetapi melakukannya dalam upaya
membantu konsumen membeli secara bijaksana. Melalui pendidikan, konsumen
dapat diajarkan bagaimana mendeteksi adanya penipuan dan penyalahgunaan lain
serta dibuat sadar akan obat yang ada dan peluang untuk memperbaiki. Begitu
pula, siapa saja dapat mengambil manfaat dari wawasan yang lebih luas ke dalam
strategi penghematan uang. Program pendidikan juga harus didasarkan pada
penelitian terhadap motivasi dan perilaku bila program tersebut diharapkan
relevan dengan dunia rill kehidupan konsumen. Kebijakan Publik : pendidikan

5
saja tidak akan menjamin kesejahtraan konsumen. Dasar dari ekonomi usaha
bebas (free-enterprise economy) adalah hak konsumen manapun untuk membuat
pilihan yang terinformasi dan tidak terbatas dari suatu susunan alternatif. Bila hak
ini dikurangi karena penyalahgunaan bisnis, konsensus masyarakat menegaskan
bahwa pemerintah wajib mempengaruhi pilihan konsumen melalui pembatasan
dalam kekuatan monopoli dan melalui pengekangan kecurangan dan praktek
dagang lain yang tidak jujur.
Undang-undang dan peraturan perlindungan konsumen terlalu sering
didasarkan pada opini dari sekelompok kecil advokat. Hasilnya mungkin berupa
kegiatan yang tidak efektif atau bahkan kontraproduktif. Manajerial bila fokus
utama ditempatkan pada opini dari sekelompok kecil advokat. Hasilnya mungkin
berupa kegiatan yang tidak efektif atau bahkan kontraproduktif. Sekarang ada
kesadaran yang semakin berkembang bahwa kepercayaan yang lebih besar harus
diletakan pada penelitian konsumen bila perlindungan konsumen diharapkan
berfungsi seperti yang dimaksudkan.

2. Persepektif Yang Lebih Menyeluruh


Ranah (domain) penelitian konsumen berada jauh diluar persepektif
manajerial bila fokus utama ditempatkan pada konsumsi. Hirschman dan
Holbrook, antara lain menyongkong dengan kuat bahwa keputusan pembelian
hanyalah satu komponen kecil di dalam konstelasi kejadian-kejadian yang terlibat
di dalam pengalaman konsumsi. Holbrook berpendapat bahwa inilah waktunya
bagi para peneliti konsumen untuk mengambil konsumsi sebagai penekanan
sentral dan memeriksa semua segi dari nilai yang secara potensial diberikan
ketika beberapa organisme hidup mendapatkan, menggunakan, atau
menghabiskan produk apa pun yang dapat mencapai suatu tujuan, memenuhi
suatu kebutuhan, atau memuaskan suatu keinginan. Proses keputusan itu sendiri
menerima kepentingan sekunder.
Persepektif yang diperluas ini baru-baru ini direfleksikan di dalam literatur
mengenai penelitian terhadap kesenangan estetika yang diperoleh dari konsumsi
seni, musik, dan kegiatan nonmanfaat lain. Ini menjadi dikenal sebagai konsumsi

6
Hedonik yang dijalankan semata-mata untuk kesenangan. Penelitian kerap
memanfaatkan kuesioner maupun metode pengamatan manusia untuk mencapai
pengertian yang lebih luas mengenai dampak kejadian konsumsi (consumption
event).
Walaupun sebagian dari hasilnya mungkin juga memiliki makna
manajerial, pengertian yang menyeluruh adalah tujuannya. Persepektif
menyeluruh ini adalah perkembangan terbaru, dan baik jumlah yang menganut
sudut pandang ini maupun jumlah yang dihasilkan dari publikasinya masih relatif
kecil. Namun, hanya ada sedikit keraguan bahwa jumlahnya akan berkembang
karena pentingnya pengertian akan sifat perilaku manusia dan nilai-nilai di dalam
arena kegiatan hidup yang berarti ini, di samping perhatian pragmatis para
pemasar.

3. Persepektif Antarbudaya
Bila kita harus memeriksa literatur, akan lebih mudah untuk
mengasumsikan bahwa penelitian konsumen sangat penting hanya di Amerika
Utara, Eropa, dan Jepang. Hal ini jelas keliru. Di semua benua, ada perjuangan
menuju perkembangan ekonomi dan kemadirian yang lebih besar. Bahkan di
dalam negara sosialis seperti cina dan USSR, barang konsumen menjadi semakin
penting. Sementara muncul masyarakat yang berorientasi konsumen, suatu
menifestasi dini adalah kelas menegah dengan pendapatan sesudah pajak. Jika
pembatasan politik tidak dikenakan, standar hidup yang naik menjadi perhatian
yang dominan.
Inilah waktunya untuk meluaskan cakrawala di luar dunia barat dan
memandang penelitian konsumen sebagai kebutuhan universal. Ini adalah karena
kebutuhan dasar manusia bersifat universal, walaupun ada perbedaan budaya yang
dalam dan tidak dapat disangkal di dalam pengungkapannya.

2.2 Pemikiran Yang Benar Tentang Konsumen


Terdapat empat prinsip pengertian yang signifikan yaitu :

7
1. Konsumen Adalah Raja
Untuk mengenali bahwa konsumen adalah raja, ia bukan bidak yang tidak
dapat berpikir, yang dapat di mamipulasi semuanya oleh pembujuk komersial.
Perilaku konsumen, biasanya, penuh arti dan berorientasi tujuan. Produk dan jasa
diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang relevan
dengan kebutuhan dan gaya hidup. Individu sanggup sepenuhnya mengabaikan
semua yang dikatakan oleh pemasar.

2. Motivasi Dan Perilaku Konsumen Dapat Dimengerti Melalui Penelitian


Perilaku konsumen adalah suatu proses, dan pembelian hanyalah satu
tahap. Ada banyak pengaruh yang mendasari, berjajar dari motivasi internal
hingga pengaruh sosial dari berbagai jenis. Namun, motivasi dan perilaku dapat
dimengerti, walaupun secara tidak sempurna, melalui penelitian.

3. Perilaku Konsumen Dapat Dipengaruhi


Kedaulatan konsumen menyajikan tantangan yang berat, tetapi pemasaran
yang terampil dapat mempengaruhi baik motivasi maupun perilaku bila produk
atau jasa yang ditawarkan didesain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Keberhasilan penjualan terjadi karena permintaan memang sudah ada atau masih
laten dan menunggu aktivasi oleh tawaran pemasaran yang tepat.

4. Pengaruh Konsumen Sah Secara Sosial


Kebutuhan konsumen adalah rill, dan ada manfaat yang tidak dapat
disangkal dari produk atau jasa yang menawarkan kegunaan murni. Konsumen
mendapatkan keuntungan sementara pada saat yang sama system ekonomi diberi
tenaga. Ingat bahwa konsumen, bukan pemasar, yang menetapkan agenda untuk
keseluruhan proses.
Namun, tidak ada keraguan bahwa kecurangan, kekuatan monopoli, dan
bentuk lain manipulasi dapat dan kerap memutuskan manfaat yang diterima.
Kunci bagi legitimasi sosial adalah jaminan bahwa konsumen tetap memiliki
kebebasan lengkap dan tanpa rintangan sepanjang prosesnya. Kebebasan ini

8
diwujudkan ketika tidak ada sesuatu pun yang membujuk konsumen untuk
bertindak dengan cara-cara yang akan disesalkan dan bahkan dipungkiri sesudah
renungan yang lebih cermat.

2.3 Meningkatkan Keefektifan Pasar


Premis sentral yang mendasari hal ini adalah bahwa pemakaian yang tepat
dari penelitian konsumen secara signifikan menajamkan keefektifan usaha
pemasaran.

1. Pemangsaan Pasar (Market Segmentation)


Titik tolak di dalam perencanaan pemasaran adalah selalu dengan
konsumen. Siapakah calon pembelinya? Bagaimana tawaran kita dibandingkan
dengan pesaing? Kebutuhan dan motif apa yang masuk ke dalam keputusan?
Apakah lebih dari satu anggota keluarga yang terlibat? Informasi apa yang
digunakan di dalam keputusan? Pertanyaan-pertanyaan ini dan yang lain
memberikan masukan esensial demi pemangsaan yang berhasil.

2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Istilah bauran pemasaran mengacu pada strategi terpadu yang memadukan
produk, harga, promosi, dan distribusi. Masing-masing unsure dari bauran
tersebut memerlukan masukan dari penelitian konsumen. Penelitian menjadi
sangat kritis ketika pemasaran meluas melintasi batasan budaya ke latar
internasional.

Penetapan Posisi Produk; Kuncinya adalah selalu mendapatkan tempat


yang cocok yang mewakili hasrat konsumen yang tidak terpenuhi dan
memanfaatkan peluang itu secara agresif.
Keputusan Penetapan Harga; Keputusan penetapan harga tidak pernah
boleh dibiarkan dilakukan secara kebetulan. Penelitian yang ahli dapat
membuktikan kebenaran kepekaan harga konsumen.

9
Strategi Periklanan Dan Promosi; Tema iklan yang membangun
kegairahan konsumen bukan sekedar produk dari pikiran pengiklanan yang
berhasil. Lebih tepatnya, tema ini merefleksikan motivasi yang mendasari
dan manfaat yang diharapkan yang didapatkan melalui penelitian pasar .
Hasilnya berbicara sendiri.
Seleksi dan Saluran Distribusi; Bagaimana dan dimana konsumen lebih
suka membeli apa yang ditawarkan suatu perusahaan? Ini adalah
pertanyaan yang dapat dijawab dengan melalui penelitian konsumen,
sehingga meminimumkan risiko keputusan ditribusi yang keliru. Sebagai
contoh didapatkan bahwa suatu pangsa besar wanita lebih suka membeli
busana berkualitas desainer lewat pos, ketimbang melakukan investasi
waktu dalam berbelanja ke toko eceran. Melalui penelitian, perusahaan
tersebut memanfaatkan sikap ini melalui penawaran produknya maupun
periklanannya.
Pemasaran Internasional; Pemasaran luar negeri selalu memiliki daya tarik
istimewa karena peluangnya tampak tidak terbatas. Strategi termudah
adalah melibatkan diri di dalam pemasaran global, dimana pada dasarnya
strategi yang sama digunakan di dalam semua konteks budaya. Strategi
yang jauh lebih bijaksana dalam hampir semua kasus adalah melibatkan
diri dalam pemasaran terkontekstualisasi, suatu strategi yang dirancang
untuk memperhitungkan perbedaan budaya dalam motivasi dan perilaku
konsumen dengan mengadaptasi usaha pemasaran, dimana perlu sehingga
mereka dipandang relevan secara budaya.

3. Pengecer (Retailer)
Pengecer memiliki masalah pemasaran sendiri yang bermakna. Bauran
produk apa yang harus ditangani? Citra apa yang harus diproyeksikan? Apa yang
terjadi pada penjualan bila harga dinaikan? Apakah peragaan di tempat penjualan
sudah memadai, atau apakah diperlukan penjualan pribadi? Adakah hal yang biasa
untuk mendapatkan pemakaian terus menerus dari tes selera, survey kesadaran

10
dan citra took, evaluasi kepuasan, dan panel para pembelanja yang mengevaluasi
barang baru yang potensial.

4. Pemasar Nirlaba (The Not-For-Profit Marketer)


Konsep pemasaran telah digunakan dengan cepat oleh organisasi nirlaba
(non profit) yang didirikan untuk memberikan pelayanan umum dalam bentuk
seperti gagasan yang diubah (agama, kesehatan, praktek social, dsb) dan bantuan
langsung (pembebasan dari kelaparan, bantuan perumahan, dsb). Dalam banyak
hal, tantangan yang dihadai bahkan lebih besar daripada tantangan perusahaan
niaga, karena organosasi ini perlu menghadapi dua pasar, yaitu pasar untuk
pelayanan dan pasar donor.

5. Memanfaatkan Penelitian Konsumen


Bila peluang pemasaran diharapkan untuk dimanfaatkan sepenuhnya, ada
dua keharusan organisasional, yaitu komitmen untuk inovasi yang terus menerus
dan pandangan yang seimbang mengenai penelitian dalam pengambilan
keputusan.

2.4 Perilaku Konsumen Sebagai Bidang Studi Akademis


Penggunaan dan aplikasi penelitian penggunaan konsumen juga perlu
untuk mengevaluasi mengapa penelitian konsumen itu sendiri menjadi disiplin
akademik yang bermakna. Akar utama dalam bidang ini terletak dalam bidang
ilmu ekonomi. Perilaku konsumen muncul sebagai suatu bidang studi yang
berbeda selama tahun 1960-an melalui pengaruh dari penulis seperti Katona,
Ferber dan Howard. Secara tiba-tiba, ilmu perilaku menjadi populer di
sekolah-sekolah bisnis. Para pemasar pada khususnya meminjam agak tanpa
pandang bulu dari psikologis sosial, sosiologi, antropologi, atau bidang lain
apapun yang mungkin berhubungan dengan perilaku konsumen dalam satu cara,
tidak jadi soal betapun jauhnya.
Hasilnya adalah penelitian konsumen kini merupakan bidang yang penting
dari studi itu sendiri. Literatur berkembang dengan tajam, dengan Journal of

11
Cunsumer Research ( pertama diterbitkan pada tahun 1974 ) yang berdiri sebagai
sumber utama. Bidang ini bertumbuh dari taraf permulaan menjadi keadaan
kematangan yang sehat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian terhadap motivasi dan perilaku konsumen mendapat arti dalam
masyarakat kontemporer diseluruh dunia. Dalam 30 tahun terakhir, bidang studi
yang besar dan semakin multidisipliner muncul. Kepentingan utama dari
perusahaan, ekonom konsumen, dan lain-lain adalah mendapatkan strategi yang
lebih efektif untuk mempengaruhi dan membentuk perilaku itu. Sebagai
akibatanya, penelitian konsumen menjadi sangat penting didalam dunia terapan
ini.
Ada pula perspektif yang lebih menyeluruh dan memfokus upaya pada
studi konsumsi untuk mengerti bagaimana manusia berpikir dan berperilaku
didalam kegiatan hidup yang penting ini. Perspektif dari bidang pemasaran adalah
relevansi praktis dari prinsip dan temuan dengan strategi perusahaan. Semua yang
dilakukan oleh para pemasar dan mereka yang berusaha mempengaruhi perilaku
konsumen terletak pada empat premis yang esensial :
1. Konsumen adalah raja. Ia memiliki kemampuan penuh untuk
menyaringsemua upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil bahwa
semua yang dilakukakn oleh perusahaan niaga harus disesuaikan
dengan motivasi dan perilaku konsumen.
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
Prediksi yang sempurna tidak dimungkinkan, tetapi hasil strategis
sangat meningkat melalui penelitian yang dijalankan dan dimanfaatkan
dengan benar.
3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang
menanggapi konsumen secara serius sebagai pehak yang berkuasa
dengan maksud tertentu.
4. Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan
secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan moral berada
pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.

13
Bila keempat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif,
dan bila ditanggapai dan ditafsirkan dengan benar, memberikan masukan yang
esesialu untuk strategi pemasaran baik dalam organisasi yang mencari laba
maupun yang tidak mecari laba.

14
DAFTAR PUSTAKA

F. Engel James, dkk. Perilaku Konsumen, Edisi Keenam, Jilid 1. Binarupa


Aksara. Jakarta:1994

15

Anda mungkin juga menyukai