Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN

PENGOLAHAN INFORMASI DAN PERSEPSI KONSUMEN

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Rommy Wahyu Hidayat 220404010007

Bernadio Realino Kota 220404010007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “PERILAKU KONSUMEN”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PERILAKU KONSUMEN di
program studi Manajemen. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak
Yoan Santosa Putra, SE., M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah PERILAKU
KONSUMEN dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penyusunan makalah ini.

Akhirnya penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pemberi demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 27 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

2.1 Konsep dasar Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen................................3


2.2 Proses pengolahan informasi konsumen..................................................................4
2.3 Resiko apa saja yang dipresepsi konsumen dan cara mengatasinya........................8
2.4 Bagaimana Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap iklan.....................................9

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................10

3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................10


3.2 SARAN ...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam mengisi aktivitas keseharian, alat indera memiliki peranan yang sangat
penting.Karena melalui alat inderalah kita dapat merasakan semua hal yang terjadi pada
fisik kita. Sebagai contoh berkat indera kulit, kita merasakan kepanasan saat di luar
ruang atau udara sejuk didalam kantor. Yang lainnya seperti hidung yang mencium bau,
telinga yang mendengar suara, dan mata yang melihat obyek di sekitar kita.Apa yang
dicium oleh hidung, apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata, itulah
yang disebut dengan stimulus. Jika dilihat dari sisi konsumen, pengolahan informasi
pada diri konsumen terjadi ketika salah satu pancaindera konsumen menerima input
dalam bentuk stimulus (Soekidjo, Notoatmodjo. 2014).
Stimulus bisa berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, nama produsen.
Produsen harus memahami bagaimana konsumen mengolah informasi. Pengetahuan ini
penting bagi produsen agar ia bisa merancang proses komunikasi yang efektif bagi
konsumen. Terdapat lima tahap pengolahan informasi. Tahap pertama adalah pemaparan,
yaitu kegiatan yang dilakukan oleh para pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada
konsumen. Konsumen yang merasakan stimulus yang datang ke salah satu panca
inderanya disebut sebagai sensasi. Setiap konsumen akan memiliki tingkat sensasi yang
berbeda-beda. Sensasi dipengaruhi oleh ambang absolut dan perbedaan ambang. Titik
dimana seorang konsumen merasakan perbedaan “ada” dan “tidak ada” dari suatu
stimulus disebut ambang absolut stimulus. Sedangkan batas perbedaan terkecil yang
dapat dirasakan antara dua stimulus yang mirip disebut perbedaan ambang. Hukum
Weber menyatakan bahwa semakin besar intensitas dari stimulus awal maka semakin
besar jumlah perubahan stimulus yang dibutuhkan agar stimulus kedua dapat dirasakan
perbedaannya dengan stimulus awal. (Soekidjo, Notoatmodjo. 2014).
Dalam pemasaran sebuah produk seorang produsen berharap produknya bisa diterima
dan laku dalam pasaran maka dari itu produsenharus bisa mensugesti atau merangsang
konsumen agar tertarik dengan produknya. Seorang konsumen akan menemukan masalah
mengenaikebutuhan yang hanya dapat dipuaskan melalui pembelian produk,

1
makakonsumen tersebut akan memulai mencari informasi terhadap sesuatu
yangdibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.Konsumen akan tertarik
membeli atau tidaknya produk tersebuttergantung dari stimulus atau rangsangan yang
dipengaruhi dari iklan dansebagainya. Maka dari itu konsumen harus mencari informasi
untuk mendapatkan pemahaman tentang produk yang akan dibelinya.Dalam proses
mempengaruhi konsumen agar memiliki persepsi yang bagus, yaitu pandangan terhadap
produk. Maka pemasar harus memberikan informasi sebaik mungkin tentang produknya,
semisal harga produk yangmurah, kualitas bagus, ukuran produk yang baik. Dengan
adanyan informasiseperti itu persepsi konsumen akan menggerakkan atau menarik minat
konsumen untuk membeli produk tersebut.Sangat penting bagi pemasar untuk
mempelajari bagaimana caramenarik minatb seorang konsumen. Salah satunya dengan
cara membangun persepsi yang baik di mata konsumen. Maka dari itu kita akan
mempelajarinya dalam makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


2. Bagaimana Konsep dasar Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen?
3. Bagaimana proses pengolahan informasi konsumen?
4. Resiko apa saja yang dipresepsi konsumen dan cara mengatasinya?
5. Bagaimana Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap iklan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PENGOLAHAN INFORMASI


1. Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu panca indera
menerima input berupa stimulus. Stimulus (rangsangan)adalah segala sesuatu yang
kita dengar, yang kita lihat, dan yang terciumoleh hidung. Stimulus dapat berbentuk
produk, merk, iklan dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan konsumen stimulus
dirancang produsen untuk menarik perhatian konsumen agar produk yang dibuat
disukai dan dibelioleh konsumen.
Sedangkan, Konsumen sendiri yang memenuhi kebutuhan hidupnya,akan terdorong
untuk mencari informasi beserta alternative kebutuhan pilihan atas suatu produk yang
dapat memenuhi kebutuhannya. Pencarian informasi dibagi menjadi dua tingkat yaitu,
1) Pencarian internal: Situasi pencarian informasi yang lebih ringan(konsumen
tersebut hanya menjadi lebih peka terhadap informasisuatu produk).
2) Pencarian eksternal: yaitu konsumen mencari informasi secara aktif. Misalnya,
mencari bacaan, menelepon teman dan memngunjungitoko untuk mempelajari
suatu produk.Sumber informasi konsumen dapat digolongkan menjadi
empatkelompok, yaitu :
1) Sumber Pribadi, meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan, pasangan, dll
2) Sumber komersial, meliputi iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
di toko.
3) Sumber Publik, meliputi media massa, dan media sosial di dunia maya.
4) Sumber Pengalaman, meliputi penanganan, pengkajian, pemakaian produk
Sumber komersial yang didominasi oleh pemasar, tetapi sumber informasi
yang paling efektif adalah sumber pribadi. Setiap sumber informasi
mempunyai fungsi sendiri dalam mempengaruhi konsumenuntuk
mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Informasi
komersial biasanya menjalankan fungsi sebagai pemberi
infomasisedangkan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan
atauevaluasi.Dari sumber informasi di atas konsumen memutuskan apakah
jadimemebeli suatu produk tersebut atau tidak dengan melihat sejumlah
factor diantaranya yaitu :
1) Tingkat kepentingan produk
2) Pengalaman masa lalu
3) Pandangan konsumen mengenai resiko suatu produk
4) Pandangan atau pengalaman konsumen lainnya
5) Ketersediaan waktu
Jadi, pengolahan informasi ini sangat penting untuk konsumendalam
menentuka produk yang akan dibeli, sehingga konsumen benar- benar
mengerti atau paham detail produk tersebut.

3
2. Persepsi Konsumen
Menurut McShane dan Von Glinow persepsi adalah prosesmenerima informasi,
membuat pengertian tentang dunia di sekitar kita. Haltersebut memerlukan
pertimbangan informasi mana perlu diperhatikan, bagaimana mengkategorikan
informasi, dan bagaimana menginterpretasikannya dalam kerangka kerja pengetahuan
kita yang telah ada.
Mowen (1998) juga menyebutkan bahwa tahap pemaparan perhatian dan pemahaman
disebut sebagai persepsi. Persepsi ini munculkarena ada ketelibatan konsumen dan
memorinya akan mempengaruhi pengolahan informasi. Seorang konsumen disebut
memiliki persepsi jikamampu melihat realitas diluar dirinya atau dunia sekelilingnya.
Seringkalikonsumen memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan
persepsinyaterhadap produk tersebut, dan bukan hakikat dari produk itu sendiri. Maka,
penting bagi para pemasar dna produsen memahami persepsi konsumen.
Persepsi konsumen membahas pengetahuan tentang bagaimanakonsumen menerima
dan menggunakan informasi dari sumber internalmerupakan hal penting yang perlu
diketahui pemasar dalam merancangstrategi komunikasi pemasaran. Dalam hal ini
produsen dan pemasar perlu mengetahui hal hal sebagai berikut :
1) Bagaimana konsumen menerima dan merasakan adanya informasieksternal.
2) Bagaimana mereka memilih dan menanggapi berbagai sumber informasi.
3) Bagaimana informsai di interpretasikan dan diberi makna.

Persepsi terjadi melalui suatu proses, dimulai ketika doronganditerima melalui


pengertian kita. Proses yang menyertai pada beberapainformasi yang diterima atau di
abaikan oleh kita dianamakan selectiveattention, selective attention dipicu oleh sesuatu
ataun mungkin oleh oraglain yang diluar konteks, seperti mendengarkan seseorang
berbicara dengan aksen asing.

2.2 BAGAIMANA PROSES PENGELOLAHAN INFORMASI KONSUMEN


Menurut (Engel, Blackwell, dan Miniard. (1995) mengutip pendapat William McGuire
yang menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi, yaitu :
1. Pemaparan
Tahap pertama dari proses pengolahan informasi adalah pemaparan. Pemaparan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para pemasar untuk menyampaikan
stimulus kepada konsumen. Konsumen yang merasakan stimulus yang datang ke
salah satu pancaindranya berarti konsumen merasakan sensasi.
a) Pemaparan
Pemaparan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para pemasar untuk
menyampaikan stimulus kepada konsumen. Konsumen yang merasakan
stimulus yang datang ke salah satu pancaindranya berarti konsumen
merasakan sensasi.

4
b) Sensasi
Sensasi adalah respon langsung dan cepat dari pancaindra terhadap
stimulus yang datang (apakah berupa iklan, kemasan, maupun
merek).Sensasi yang dirasakan konsumen dipengaruhi oleh ambang absolut
(The Absolute Threshold) dan perbedaan ambang (Differential Threshold).
c) Ambang absolut
Ambang Absolut adalah jumlah minimum intensitas atau energi stimulus
yang diperlukan oleh seorang konsumen agar ia merasakan sensasi. Titik
dimana seorang konsumen merasakan perbedaan “ada” dan “tidak ada” dari
suatu stimulus, itulah yang disebut ambang absolut stimulus bagi konsumen
tersebut.
2. Perhatian
Perhatian adalah tahap kedua dari proses pengolahan informasi. Pada tahap
pertama, produsen memaparkan stimulus kepada konsumen. Tidak semua stimulus
yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut
dengan pengolahan stimulus tersebut. Keterbatasan sumber daya kognitif
konsumen untuk mengolah semua informasi yang diterimanya merupakan
penyebabnya. Konsumen menyeleksi stimulus atau informasi mana yangakan
diperhatikannya dan akan diproses lebih lanjut, yang dikenal dengan Perceptual
Selection. Produsen tentu menginginkan bahwa stimulus yang dipaparkan tersebut
diperhatikan oleh konsumen.Produsen harus berupaya merebut perhatian
konsumen agar konsumen membaca, melihat, dan mendengarkan hal
yangdikomunikasikan oleh para pemasarnya.
3. Pemahaman
Perhatian adalah tahap kedua dari proses pengolahan informasi. Pada tahap
pertama, produsen memaparkan stimulus kepada konsumen. Tidak semua stimulus
yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut
dengan pengolahan stimulus tersebut. Keterbatasan sumber daya kognitif
konsumen untuk mengolah semua informasi yang diterimanya merupakan
penyebabnya. Konsumen menyeleksi stimulus atau informasi mana yangakan
diperhatikannya dan akan diproses lebih lanjut, yang dikenal dengan Perceptual
Selection. Produsen tentu menginginkan bahwa stimulus yang dipaparkan tersebut
diperhatikan oleh konsumen.Produsen harus berupaya merebut perhatian
konsumen agar konsumen membaca, melihat, dan mendengarkan hal

5
yangdikomunikasikan oleh para pemasarnya. Faktor utama yang memengaruhi
perceptual selectionatau perhatian konsumen terhadap stimulus yangakan
diperhatikannya adalah :
a) Gambar dan Latar Belakang (Figure and Ground)
Objek atau stimulus yg ditempatkan dalam suatu latar belakang (ground)
disebut gambar (figure). Konsumen cenderung memisahkan mana objek
yang harus diperhatikan dan mana latar belakangnya.Gambar ini
merupakan stimulus bagi individu yg melihatnya.Kecenderungan pada diri
setiap individu adalah tidak melihat gambar yang tidak menarik
perhatiannya.Mereka cenderung untuk memisahkan gambar yang kurang
menarik bagi mereka dan hanya memperhatikan gambar yang menarik bagi
mereka saja. Gambar yg mereka lihat ini akan mereka persepsikan dgn latar
belakang yg terdapat di belakang gambar tersebut. Teori ini sering dipakai
oleh media periklanan yang memasang iklan mereka dalam bentuk gambar,
seperti media cetak dan media elektronik.
b) Pengelompokan (Grouping)
Konsumen biasanya mengelompokkan stimulus sehingga membentuk satu
kesatuan arti. Konsumen akan lebih mudah mengingat informasi dalam
bentuk kelompok atau berkaitan dgn sesuatu hal dibandingkan informasi
tersebut terpisah-pisah. Jika kita bertanya kepada seseorang utk
menyebutkan nomor teleponnya maka ia mungkin akan menyebut 08 648
489 atau 0864 84 89.
c) Closure
Objek yang sukar dipahami oleh konsumen akan terus diamati oleh
konsumen walaupun ada bagian dari objek yang hilang atau tidak lengkap.
Inilah prinsip closure. Apabila objek ada yang tidak lengkap dalam iklan,
konsumen akan berusaha melengkapi bagian yang hilang tersebut.
4. Penerimaan
Penerimaan adalah tahap keempat dari pengolahan informasi.Setelah konsumen
melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut maka
sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut.Inilah
yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek tersebut atau citra produk.
Persepsi konsumen merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap
stimulus. Di dalam konteks pemasaran, persepsi konsumen bisa berupa persepsi

6
produk, persepsi merek, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas
produk, persepsi toko, atau persepsi terhadap produsen.
5. Retensi
Tahap kelima dari proses pengolahan informasi adalah retensi merupakan proses
memindahkan informasi ke memori jangka panjang (long-term memory).
Informasi yang disimpan adalah interpretasi konsumen terhadap stimulus yang
diterimanya. Selanjutnya apa yang tersimpan di dalam memori konsumen akan
memengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang baru (exposure, attention, dan
comprehension). Mowen dan Minor (1998) membahas topik retensi dalam Bab
Memory& Cognitive Learning. Mereka mengemukakan bahwa memori
memengaruhi proses perhatian dengan mengarahkan sistem sensori, sehingga
konsumen dapat berkonsentrasi secara selektif kepada stimulus tertentu. Stimulus
tersebut akan memicu harapan dan asosiasi antar stimulus lainnya dalam memori
sehingga mempengaruhi harapan konsumen.
Memori terdiri atas tiga sistem penyimpanan :
1) Memori sensori : tempat penyimpanan informasi sementara dan
penyimpanannya berlangsung sangat singkat ( kurang dari satu detik ).
2) Memori jangka pendek : tempat penyimpan informasi untuk waktu yang
terbatas dan memiliki kapasitas terbatas, lamanya waktu penyimpanan
adalah kurang dari 30 detik.
3) Memori jangka panjang : tempat menyimpan informasi dalam jangka waktu
yang lama, memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan menyimpan semua
pengetahuan konsumen secara permanen.

Rehersal adalah kegiatan mental konsumen untuk mengingat-ingat informasi yang


diterimanya dan menghubungkan dengan informasi lainnya yang sudah tersimpan di
memorinya. Encoding adalah proses untuk menyeleksi sebuah kata atau gambar
untuk menyatakan suatu persepsi terhadap sebuah objek.

Contoh : penggunaan simbol atau logo untuk melambangkan merek produknya agar
mudah diingat konsumen.

7
2.3 RESIKO YANG DI PERSEPSI KONSUMEN DAN CARA MENGATASINYA
1. Risiko selalu mengikuti setiap pengambilan keputusan; demikian juga keputusan
beli. Ada atau tidaknya risiko itu seringkali tidak begitu obyektif, hanya saja orang.
Risiko yang dipersepsi adalah risiko yang mempengaruhi perilaku konsumen risiko
yang dipersepsi konsumen mencakup:
1) Function risk atau performance risk, yaitu risiko bila produk tidak dapat
memberikan kinerja seperti yang diharapkan.
2) Physical risk, yaitu risiko pada diri sendiri atau orang lain yang mungkin akan
diakibatkan oleh produk.
3) Financial risk, yaitu risiko bila produk tidak sesuai dengan harganya.
4) Social risk, yaitu risiko yang ditimbulkan bila ternyata produk yang dipilih
malah menimbulkan penghinaan dan menyebabkan perasaan malu.
5) Psychological risk, yaitu risiko bila produk malah melukai ego konsumen.
6) Time risk, yaitu risiko bila waktu yang dihabiskan untuk mendapatkan produk
akan sia-sia karena kinerja produk tidak seperti yang diharapkan.
7) Risiko legal, yaitu risiko terjadinya tuntutan hukum oleh pihak ketiga.
Persepsi tentang risiko ini tergantung pada banyak faktor.Pertama, persepsi tentang
risiko bias tegantung pada kategori produk. Kategori produk tentang risiko Kedua,
persepsi tentang risiko tergantung pada situasi waktu belanja. Ketiga, persepsi tentang
risiko tergantung pada kebudayaan (Ristiyani Prasetijo. 2004).
2. Cara mengatasi
Pengaruh dari risiko-risiko yang dipersepsi oleh konsumen itu tidak boleh
diabaikan pemasa. Risiko tersebut akan semakin besar pada produk-produk yang
harganya mahal, mudah dilihat orang lain, atau sangat menentukan status
seseorang. Persepsi tentang resiko hanya bisa diperkecil namun tidak dapat
dihilangkan. Konsumen yang mempersepsi risiko lebih besar cenderung (demi
kemudahan) mengelak dari produk yang ditawarkan. Bila motifasi untuk
mendapatkan produk cukup besar, untuk menghilangkan ketegangan (disharmoni)
yang dialami mereka akan berusaha meyakinkan diri bahwa risiko itu tidak
sedemikian besarnya dengan perilaku-perilaku berikut ini (Ristiyani Prasetijo.
2004):

8
1) Konsumen mencari informasi
Informasi - informasi yang didapat akan digunakan untuk
mempertimbangkan penentuan alternatif-alternatif dan akhirnya dalam
mengambil keputusan beli.
2) Brand loyalty
Konsumen memilih produk berdasarkan pengalaman penggunaan atau
konsumsi produk di waktu-waktu yang lalu, yang pernah memberikan
kepuasan.
3) Konsumen memilih berdasarkan brand-image atau citra produk/merek
Konsumen membeli model yang paling mahal. Konsumen mempersepsi
adanya korelasi positif antara harga dan kualitas.
Konsumen mencari jaminan, mencoba sebelum membeli, dan sebaliknya, perilaku
ini banyak digunakan oleh pemasar, terutama untuk produk-produk yang
dipersepsi mengandung risiko cukup tinggi.

2.4 PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP IKLAN


Persepsi konsumen memiliki pengaruh yang signifikat atau kuat terhadapkeputusan
pembelian, seperti contoh dalam pada barang dan jasa yang ditawarkan pada periklanan.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai.
Seperti pada contoh periklanan produk Pantene. Produk ini menawarkan berbagai manfaat
kepada konsumen dikalangan perempuan denganmempengaruhi konsumen untuk
membuat rambut kuat dan berkilau. Produk Pantene ini diiklankan oleh beberapa model
yang terkenal, salah satunya yaituaktris Maudy Ayunda. Faktor ini yang menyebabkan
konsumen tertarik dalam pembelian produk Pantene.Maka dari itu, pengaruh persepsi
konsumen terhadap keputusan pembelian inisangat mempengaruhi proses persepsi ini. Jika
diterapkan pada diri konsumenyaitu merangsang konsumen melalui indera penglihatan,
yang menarik perhatian konsumen dengan slogannya yaitu rambut kuat dan
berkilau.Setelah konsumen menafsirkan atau menangkap iklan tersebut,
kemudiankonsumen memberi tanggapan tentang produk Pantene apakah produk pantene
cocok untuk dirinya ataukah produk tersebut tidak sesuai dengandirinya. Kemudian
tahapan terakhir yaitu proses persepsi, konsumenmenyadari apa yang dilihat di iklan
televisi tersebut sehingga konsumen dapatmengambil keputusan dengan tepat

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu pancaindera
menerima input berupa stimulus. Stimulus (rangsangan) adalah segalasesuatu yang
kita dengar, yang kita lihat, dan yang tercium oleh hidungstimulus dirancang
produsen untuk menarik perhatian konsumen agar produk yang dibuat disukai dan
dibeli oleh konsumen.Persepsi adalah suatu proses yang memungkinkan kita
mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan
sekitarnya.Persepsi konsumen membahas pengetahuan tentang bagaimana
konsumenmenerima dan menggunakan informasi dari sumber internal. Proses
persepsi ,seleksi perseptual dan Organisasi Persepsi.Tahap-tahap pengolahan
informasi. Pemaparan,perhatian, pemahaman, penerimaan, retensi.
3.2 Saran
Makalah ini kami buat dengan sebaik mungkin, kami berharap parab pembaca
bisas memahami isi dari makalah ini dan apabila ada kekuranganmohon koreksi
dan sarannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prasetijo, Ristiyani. 2004. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset

Tambajong, J. (1995). Pengantar Psikologi Konsumen. Cetakan pertama. Jakarta:


Kawan pustaka.

Sumarwan, U. (2003). Perilaku Konsumen: Theory & Application in Marketing. Remaja


Redaskarya- Bandung.

https://www.academia.edu/42974793/
PENGOLAHAN_INFORMASI_DAN_PERSEPSI_KONSUMEN

https://www.scribd.com/document/396848688/Pengolahan-Informasi-Dan-Persepsi-
Konsumen-docx

11

Anda mungkin juga menyukai