KEPUTUSAN PEMBELIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Pemasaran dengan materi “Keputusan Pembelian”. Kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan pembaca tentang Keputusan Pembelian .
Kami selaku penulis dan penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca terutama dari Bapak Abdul
Aziz, S.Pd.I, MM selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini, agar penulisan makalah
bisa menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
1.1 LATAR BELAKANG
Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal
ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang
akan dilakukan oleh perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian sangat didukung melalui upaya membangun
komunikasi dengan konsumen dengan strategi pemasaran, serta melakukan inovasi baru
pada suat produk.
iv
BAB II
ISI
Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah
berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan.
Menurut Fandy (2000;19) agar tujuan tercapai, maka setiap perusahaan harus berusaha
menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa. Dengan demikian setiap perusahaan
harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena
kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi
keputusan dan keinginan konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun
strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan
mengungguli pesaingnya. Perilaku konsumen disini mencakup proses keputusan
pembelian yang dialami oleh konsumen.
Perusahaan yang baik akan meneliti proses keputusan pembelian yang melibatkan
kategori produk mereka. Mereka akan menanyakan konsumen kapan pertama kali
mereka mengenal kategori produk dan merek perusahaan, seberapa jauh keterlibatan
merek dengan produknya, bagaimana mereka membuat pilihan tentang merek dan
seberapa puas mereka setelah pembelian.
Bagi perusahaan input diterjemahkan dalam bentuk strategi bauran pemasaran yang
terdiri dari strategi produk, strategi harga, promosi, dan tempat. Penelitian ini ingin
melihat seberapa jauh pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian konsumen. Oleh karena itu, marketing input yang dipilih adalah produk,
harga, promosi dan saluran distribusi.
2
3
mencari input tersebut untuk menjadi masukan baginya dalam memutuskan untuk
membeli produk yang mereka butuhkan. Oleh karena itu dalam model pengambilan
keputusan tersebut digunakan anak panah dua arah untuk menghubungkan antara input
dan proses.
1. Identifikasi Masalah
Dalam kajian pemasaran, kondisi ini menurut Zeithaml dan Bitner (1996:56),
ditandai dengan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) oleh
konsumen dengan kenyataan yang dirasakan (perceived) konsumen. Tahap pengenalan
kebutuhan konsumen ini dimulai dan dapat digerakkan Baik oleh adanya rangsangan
dari dalam maupun dari luar diri pembeli. Disinilah pihak perusahaan atau pemasar
harus dapat mengenali apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Dalam hal ini menurut Sutisna (2001:15), yang menyatakan bahwa
pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk
diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
4
2. Pencarian Informasi
Menurut Boyd, et.al (2000:124), konsumen setelah mengakui adanya masalah dan
mungkin dapat diatasi dengan membeli serta mengkonsumsi barang atau jasa, langkah
berikut yang diambil konsumen adalah mengacu pada informasi yang didapatkan dari
data masa lampau dan disimpan di dalam memori untuk digunakan bilamana
diperlukan. Dalam hal ini konsumen akan berusaha untuk mencari lebih banyak
informasi tentang produk, Baik jenis, ukuran, kualitas dan sebagainya. Oleh karena itu,
produk yang dibutuhkan konsumen dalam hal ini berupa, mereka akan melakukan
pencarian informasi aktif melalui Iklan di media cetak maupun elektronik, menelpon
teman, atau bahkan akan mendatangi langsung ke tempat penjualan. Kotler (2000:179),
menyatakan bahwa sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok:
Dengan banyaknya informasi yang masuk ke dalam diri konsumen, konsumen akan
mengetahui jenis, ukuran, tempat penjualan, kualitas, harga dan kemasan serta manfaat
suatu produk. Melalui tahap pencarian informasi, maka calon pembeli akan
menemukan beberapa alternatif keputusan yang dapat dievaluasi secara rasional,
sehingga dapat ditentukan alternatif Iklana yang paling menguntungkannya.
Dalam hal ini, menurut Assauri (1996:20), bahwa dalam penentuan kebutuhan,
pembelian dimulai dengan usaha pembeli menentukan macam kualitas atau mutu dan
jumlah barang yang dibutuhkan. Karena kualitas produk menunjukkan ukuran tahan
lamanya produk itu yang dapat dipercayainya (Assauri, 1996:192).
3. Evaluasi Alternatif
alternatif Iklan yang paling menguntungkan. Karena itu setelah tahap pencarian
informasi dilakukan, maka tahap berikutnya dalam rangkaian proses keputusan
pembelian konsumen untuk membeli adalah tahap evaluasi alternatif. Dalam tahap
evaluasi ini calon pembeli produk akan melakukan evaluasi atas kinerja sejumlah
alternatif yang telah ditemukannya. Hal ini menurut Zeithaml dan Bitner (1996:63)
adalah rangkaian yang menimbulkan alternatif yaitu kelompok produk yang
memungkinkan konsumen memilih kategori yang diberikan oleh produk sepertinya
lebih kecil jasa daripada barang-barang.
Pada tahap ini, Engel, et.al, (1994:570), mengemukakan adanya konsep perangkat
pertimbangan (evoked set concept) yang muncul sebelum tahap keputusan membeli
dilakukan oleh calon pembeli. Konsep ini memberi pemahaman, bahwa kecuali
konsumen atau calon pembeli harus memutuskan atribut-atribut (jenis produk, harga,
perusahaan dan lain-lain) yang akan digunakan dalam mengevaluasi beberapa
alternatif, maka calon pembeli juga harus menentukan sejumlah alternatif yang akan
masuk dalam perangkat pertimbangannya. Pada dasarnya perangkat pertimbangan
merupakan daftar atau himpunan yang berisi alternatif yang berhasil dihimpun oleh
calon pembeli setelah mereka melakukan aktivitas pencarian informasi. Hal ini
didukung oleh Kurtz dan Clow (1998:39) mengatakan bahwa promosi, harga dan
sistem distribusi merupakan elemen penting dalam proses evaluasi sebelum pembelian.
(a) intensitas pendirian negatif orang terhadap alternatif lain yang disukai konsumen
(b) motivasi konsumen untuk menurut keinginan orang lain.
Pada tahap ini konsumen menentukan pilihan mereka di antara beberapa merek,
berbagai jenis, ukuran dan kualitas maupun mutu dalam beberapa pilihan untuk
memenuhi kebutuhannya dengan cara memilih manfaat dari produk industri dengan
memandang setiap jenis, ukuran, kemasan, kualitas, dan harga produk industri tersebut
sebagai sekumpulan atribut yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan daya beli konsumen.
1. Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam proses.
2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau tahap proses.
8
Konsumen dalam hal ini merupakan komunitas yang heterogen yang berasal dari
berbagai latar belakang, sifat, kebiasaan, daerah, budaya, dan tingkat ekonomi. Pada
hakekatnya kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan
dengan perubahan Sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi dimana mereka hidup.
Perubahan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu dalam mengambil
keputusan pembelian atau penggunaan suatu produk barang perilaku konsumen
merupakan suatu proses pengambilan keputusan atau jasa.
Menurut Kotler (2000) yang memberikan peranan di dalam proses keputusan membeli
ada 5 yaitu:
Menurut Lamb, Hair, Daniel (2001), harga merupakan sesuatu diserahkan dalam
pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun jasa. Para konsumen tertarik
untuk mendapatkan suatu barang yang maupun jasa dengan harga yang pantas, harga
yang pantas yang sesungguhnya berarti nilai yang dipersiapkan pantas pada saat
transaksi dilakukan.
Pada prinsipnya para pemasar dan pihak-pihak yang berusaha mempengaruhi perilaku
konsumen terletak pada empat promis yang esensial, yaitu:
9
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian prediksi yang
sempurna tidak dimungkinkan, tetapi hasil strategis sangat meningkat melalui
penelitian yang dijalankan dan dimanfaatkan dengan benar.
Para konsumen akan melewati lima tahapan dalam melakukan pembelian yaitu:
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
perilaku pasca pembelian (Kotler, 2005) :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
Rangsangan ini akan berubah menjadi dorongan. Berdasarkan dorongan yang ada
pada diri konsumen maka konsumen akan mencari obyek yang diketahui untuk
dapat memuaskan dorongan tersebut.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang minatnya telah tergugah hanya akan ada dua
kemungkinan yaitu, mencari informasi secara aktif atau mencari informasi
kemudian hanya mengendapkannya dalam ingatan.
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh salah satu konsumen dalam semua situasi pembelian, itu
berarti setiap konsumen pasti memiliki beberapa alternatif sebelum akhirnya
menjatuhkan pilihan. Beberapa konsep dasar dari proses evaluasi konsumen:
Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan; Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk; Ketiga, konsumen memandang masing-masing
produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.
10
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk
niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun ada dua faktor yang dapat
berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian, pertama adalah sikap
orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai
seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: intensitas sikap negative orang lain
terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Kedua, faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat
muncul dan mengubah niat pembelian. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti
faktor pendapatan, keluarga, harga, dan keuntungan dari produk tersebut.
Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu:
identifikasi masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
evaluasi pasca pembelian. Pada tahap keputusan pembelian konsumen menentukan
pilihan mereka di antara beberapa merek, berbagai jenis, ukuran dan kualitas maupun
mutu dalam beberapa pilihan untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara memilih
manfaat dari produk industri dengan memandang setiap jenis, ukuran, kemasan, kualitas,
dan harga produk industri tersebut sebagai sekumpulan atribut yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan daya beli
konsumen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja dan Adiwinata. Pengaruh Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan Terhadap
Keputusan Pembelian. Surabaya,Indonesia
12