DISUSUN OLEH :
KELOPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Teori Perilaku Konsumen I.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro,dengan harapan
makalah ini bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi penulis dan segenap orang
membaca makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terima ksih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta
masih banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kamiharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu dengan
sebaik-baiknya. Amin yarabbal’alamin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................ 4
Rumusan Masalah …………………………………………………………... 4
Tujuan dan Manfaat Makalah ......................................................................... 5
Sistematika Makalah ………………………………………………………... 5
BAB II PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perilaku Konsumen …………………………………...... 6
Keseimbangan Konsumen.……………...….................................................. 7
Kurva Indiferensi ….……….......................................................................... 10
Peta Indiferensi ……..……...………............................................................. 15
Soal dan Pembahasan …………………………………….……………....... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH
Tujuan :
1. Memberikan gambaran umum mengenai perilaku konsumen.
2. Mendeskripsikan tentang keseimbangan konsumen.
3. Menjelaskan cara menghitung keseimbangan konsumen.
4. Menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai Kurva Indiferen.
5. Menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai Peta Indifercus.
Manfaat
Manfaat Akademis
Dapat mereferensi dan menambah wawasan mengenai prilaku konsumen khusunya di bagian
keseimbangan konsumen, kurva indeferen, dan peta indifercus.
Manfaat Praktis
Manfaat makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran maupun rujukan referensi
bagi para pembacanya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 KESEIMBANGAN KONSUMEN
Agar konsumen mendapatkan posisi yang optimum atau dikatakan konsumen
mencapai keseimbangan, maka secara rasional ia akan berusaha mencapai utilitas yang
maksimum di dalam mengkonsumsi suatu barang dalam jangka waktu tertentu. Untuk
menjelaskan keberadaan dari posisi keseimbangan ini, berikut ditunjukkan cara
menganalisisnya satu persatu dengan asumsi jumlah barang yang dikonsumsi:
Keseimbangan konsumen dengan konsumsi barang X.
Keseimbangan konsumen dengan konsumsi barang X – Y
1) Keseimbangan Konsumen – Barang X
Kondisi keseimbangan konsumen dalam mengkonsumsi satu jenis barang, misalnya
barang X, dapat ditunjukkan melalui kesamaan berikut:
UMx = Px
Hasil kesamaan ini menunjukkan agar konsumen mencapai keseimbangan. Maka
diperlukan suatu kesamaan dari harga barang X dengan utilitas marginal dari barang X.
Artinya bahwa konsumen membayar barang X seharga Px sesuai dengan perolehan tambahan
utilitas per unit barang X. Dengan menggunakan analisis matematika posisi konsumen dalam
mencapai kepuasan maksimum diperlukan syarat maksimumkan utiliti total
2) Keseimbangan Konsumen – Barang X Dan Y
Kondisi keseimbangan konsumen dalam mengkonsumsi dua jenis barang, misalnya
barang X dan barang Y, dapat ditunjukkan melalui kesamaan berikut:
7
Contoh keseimbangan Konsumen
Tabel Utilitas Marjinal dari Mengonsumsi Baju
Harga Baju Jumlah baju Uang yang Kegunaan Tambahan
per helai (Rp) yang dikeluarkan (Rp) Total atau TU Kegunaan atau
dikonsumsi (util) MU (util)
25.000 1 25.000 50.000 50.000
25.000 2 50.000 125.000 75.000
25.000 3 75.000 185.000 60.000
25.000 4 100.000 225.000 40.000
25.000 5 125.000 250.000 25.000
25.000 6 150.000 250.000 0
25.000 7 175.000 225.000 -25.000
25.000 8 200.000 100.000 -125.000
Misalnya Ahmad ingin membeli baju yang harga per helainya Rp. 25.000. Bagi
Ahmad, baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar disbanding uang yang dikeluarkan.
Hanya dengan Rp. 25.000 diperoleh kegunaan 50.000 util. Karenanya dia mau menambah
konsumsi bajunya. Baju yang kedua memberi tambahan kegunaan (MU) lebih besar
daripada yang pertama, yaitu 75.000 util, berarti kegunaan total (TU) menjadi 125.000. Dia
pun menambah konsumsi baju menjadi tiga yang memberi TU 185.000 util dan MU 60.000
util. Walaupun terjadi penurunan MU tetap lebih menguntungkan. Seandainya Ahmad terus
menambah konsumsi bajunya maka setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak
menambah TU bahkan dapat menurunkan TU karena MU sudah negatif.
8
Pergerakan angka-angka dapat dijelaskan dalam bentuk grafik.
Dari tabel diatas dapat diketahui kondisi keseimbangan konsumennya dalam mengonsumsi
satu jenis barang yang dapat ditunjukkan melalui kesamaan yaitu : UMx = Px.
Dimana UMx = Utilitas Marginal X dan Px = harga barang X
UMx = Px.
25.000 = 25.000
Dengan demikian keseimbangan konsumen dalam mengonsumsi baju tercapai pada saat
adanya kesamaan dari harga baju yaitu Rp. 25.000 dengan utilitas marginal dari baju
tersebut sebesar 25.000 util.
9
2.3 KURVA INDIFERENSI (INDIFFERENCE CURVE)
Kurva Indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua
macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Dengan mengonsumsi 12 baju dan 4 celana, atau 8 baju dan 7 celana, atau 5 baju dan 10
celana, atau kombinasi-kombinasi lainnya dalam mengonsumsi baju dan celana (selama berada
di satu kurva indiferensi) akan memberikan kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
10
b. Cembung ke Titik Origin (Convex to origin)
Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin langka,
harganay makin mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate Of Substitution
(MRS), yaitu berapa banyak barang Y harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X
demi menjaga tingkat kepuasan yang sama.
Ciri ini menggambarkan adanya kelangkaan yang menunjukkan kadar penggantian
marginal. Tingkat penggantian marjinal menggambarkan besarnya pengorbanan atas
konsumsi suatu barang untuk menambah konsumsi barang lainnya dengan tetap
mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh.
Ketika terdapat 12 baju dan 4 celana, maka ia bersedia mengorbankan 3 baju dan
menambah 1 celana untuk tetap berada pada kepuasan semula (jadi dalam hal ini 3 baju
mempunyai nilai utility yang sama dengan 1 celana). Namun, ketika terdapat 6 baju dan 9
celana, maka ia hanya mengorbankan 1 baju dan menambah 2 celana agar tingkat
kepuasannya tetap sama (jadi dalam hal ini 1 baju memiliki nilai utility sama dengan 2
celana). Intinya adalah jumlah barang yang sediikit mempunyai utility yang tinggi per
unitnya.
11
c. Kurva yang berada di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi
IC2 memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari IC1. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut. Mula-mula seorang konsumen mengonsumsi 7 baju dan 6 celana (berada
di IC1, yakni titik A). Bila jumlah celana yang dikonsumsi ditambah menjadi 8, sedangkan
bajunya tetap 7, tentu kepuasannya akan bertambah (berada di IC2, yakni titik B).
Kumpulan kurva-kurva indiferensi tersebut dinamakan Peta Indiferensi (Indifference Map).
Dari peta indiferensi ini dapat dinyatakan bahwa kurva yang semakin ke kanan atas,
maka tingkat kepuasannya semakin tinggi.
12
d. Kurva Indiferensi tidak saling berpotongan
Walaupun terdapat ribuan kurva indiferensi (peta indiferensi), namun kurva-kurva
tersebut tidak saling berpotongan.
Pada Diagram 4.5.a IC1 dan IC2 berpotongan di titik B, berarti IC1 = IC2. Di titik C,
IC2 > IC1, padahal di titik A, IC1 > IC2. Keadaan itu tidak sesuai dengan asumsi transitivitas
yang mengatakan: Bila A > B dan B > C, maka A > C. Asumsi transivitas hanya terpenuhi
bila: IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan (Diagram 4.5.b).
13
Contoh Kurva Indiferensi :
TABEL
MAKAN BAKSO DAN MAKAN SATE
YANG MEMBERIKAN KEPUASAN YANG SAMA BAGI SUTARNO
Makan Bakso (mangkok per bulan) Makan Sate (mangkok per bulan)
25 kali 4 porsi
20 kali 8 porsi
10 kali 10 porsi
5 kali 20 porsi
4 kali 25 porsi
14
2.4 PETA INDIFERCUS ATAU PETA INDIFERENSI
IC2 memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari IC1. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut. Mula-mula seorang konsumen mengonsumsi 7 baju dan 6 celana (berada di IC1,
yakni titik A). Bila jumlah celana yang dikonsumsi ditambah menjadi 8, sedangkan bajunya tetap
7, tentu kepuasannya akan bertambah (berada di IC2, yakni titik B). Dari peta indiferensi ini
dapat dinyatakan bahwa kurva yang semakin ke kanan atas, maka tingkat kepuasannya
semakin tinggi.
15
2.5 SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Jelaskan mengenai keseimbangan konsumen dalam mengonsumsi satu jenis barang !
Jawab :
Kondisi keseimbangan konsumen dalam mengonsumsi satu jenis barang dapat ditunjukkan
melalui kesamaan yaitu : UMx = Px.
Dengan demikian keseimbangan konsumen dalam mengonsumsi satu jenis barang tercapai
pada saat adanya kesamaan dari harga barang x dengan utilitas marginal dari barang x.
16
4. Mengapa kurva indiferensi memiliki sifat yaitu tidak pernah berpotongan ?
Jawab :
Kurva indiferensi tidak pernah berpotongan karena kurva yang berpotongan akan menyatakan
secara tidak langsung pilihan yang tidak konsisten atau tidak rasional di antara kedua produk
oleh konsumen.
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Agar konsumen mendapatkan posisi yang optimum atau dikatakan konsumen mencapai
keseimbangan, maka secara rasional ia akan berusaha mencapai utilitas yang maksimum di
dalam mengkonsumsi suatu barang dalam jangka waktu tertentu. Indiferensi adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Peta/Kurva Indiferensi adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi konsumen. Pada dasarnya, kita sebagai konsumen sering dihadapkan
pada ribuan kurva indiferensi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Langkah Sukses Menuju Olimpiade Ekonomi, Edisi Kedua, Jakarta: Bina Prestasi Insani,
2011
Rahardja, Pratama. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi).
Edisi Ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
e-journal.uajy.ac.id
19