Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Lembaga Keuangan Islam non Bank

KOPERASI

Dosen Pengampu: M. Saiful Rizal, S.H., M.E.

Di Susun Oleh:

Kelompok 4

1. Nurul Alifia Ramadhani (20.23.940)


2. Rini Aziza (20.23.946)

EKONOMI SYARIAH 5 B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH

KUALA TUNGKAL

Tahun Ajaran 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi adalah suatu bentuk organisasi bisnis yang tujuan utamanya


bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk mengejar kesejahteraan
anggotanya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kepentingan
bersama melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan
kebutuhan bersama.
Koperasi memegang peranan penting dalam penataan usaha bersama
masyarakat yang kemampuan ekonominya terbatas. Sebagai bagian dari upaya
untuk memperbaiki keadaan masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang
terbatas, pemerintah Indonesia memperhatikan tumbuh dan berkembangnya
koperasi.
Pemerintah sangat berkepentingan dengan koperasi, karena koperasi
dalam sistem ekonomi andalan para guru. Koperasi di Indonesia belum
memiliki kapasitas untuk menjalankan perannya secara efektif dan kuat. Hal
ini dikarenakan koperasi masih menghadapi kendala struktural dalam
pengendalian faktor produksi, terutama permodalan.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Koperasi ?


2. Bagaimanakah Sejarah Koperasi di Indonesia?
3. Bagaimanakah prinsip koperasi?
4. Apa Tujuan dan Fungsi Koperasi?
5. Bagaimanakah bentuk dan jenis koperasi?
6. Bagaimanakah Permodalan Koperasi?
7. Bagaimanakah Manajemen koperasi?
8. Apa kelebihan dan Kelemahan koperasi?
C. Tujuan Penulisan

1
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah koperasi di Indonesia
2. Untuk mengetahui pengertian koperasi
3. Untuk mengetahui prinsip Koperasi
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi koperasi
5. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dan jenis koperasi
6. Untuk mengetahui bagaimana permodalan pada koperasi
7. Untuk mengetahui bagaimana manajemen koperasi
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada koperasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi

Dari segi bahasa, koperasi pada umumnya berasal dari kata latin yaitu
Cum yang berarti bersama dan Aperari yang berarti bekerja. Dari kedua kata
tersebut dikenal istilah Co dan Operation dalam bahasa Inggris. yang dalam
bahasa Belanda disebut dengan istilah Cooperatieve Vereneging yang artinya
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.1
Menurut Sri-Edi Swasono, koperasi merupakan bentuk usaha yang
tidak hanya menampung tetapi juga melestarikan dan memperkuat jati diri
dan budaya bangsa Indonesia. Kepribadian bangsa, bekerja sama dan kolektif,
akan tumbuh subur dalam koperasi. Selain itu, koperasi itu sendiri akan lebih
dikembangkan dan diperkuat. Menurut dr. Cooperativa Fay adalah
perkumpulan yang bertujuan untuk melakukan usaha bersama, terdiri dari
orang-orang lemah dan selalu bekerja dengan semangat tidak memikirkan diri
sendiri, sehingga masing-masing dapat menjalankan tugasnya sebagai
anggota. dan mendapatkan imbalan berdasarkan penggunaan mereka terhadap
organisasi.2
Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan koperasi berawal
dari tiga lembaga dan jalur. Koperasi pada awalnya dipromosikan oleh
organisasi sosial dan politik. Kedua, koperasi berkembang didorong oleh
pemerintah dan ketiga, koperasi berkembang atas inisiatif seseorang atau
sekelompok orang.3

1
Sesraria Yuvanda, M. Rachmad. R, Ekonomi Koperasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jambi, 2021), hlm. 1.
2
Itang, Pemikiran Ekonomi Koperasi Mohammad Hatta: Relevansinya dengan Etika Ekonomi
Islam, (Serang: Penerbit Laksita Indonesia, 2016), hlm
3
Sesraria Yuvanda, M. Rachmad. R, Loc. Cit

3
B. Sejarah koperasi Indonesia
Gerakan koperasi timbul karena adanya inspirasi dari para pembaharu sosial
pada abad ke-14 di Eropa. Perkembangan koperasi mengalami tiga masa
periode, yaitu:
1. Periode penjajahan belanda
a. Masa tahun 1896-1908
Periode ini merupakan titik awal pengenalan koperasi di
Indonesia. Pada tahun 1896, seorang pejabat bernama r. Aria Wiria
Atmaja di Purwokerto mendirikan bank simpanan (hulp spaarbank)
dengan tujuan untuk membantu pejabat yang terlibat dalam riba.
Usahanya dibantu oleh seorang asisten yang berada di Belanda
yang bekerja di Purwokerto bernama e. Seiburg.Tindakan politik
pemerintah kolonial yang merintangi usaha r. Aria wiriaatmaja
waktu itu, bisa dibuktikan disini dengan di dirikannya bank
algemene nellescrediet, pegadaian, bank desa (sekarang BRI) dll.
b. Masa tahun 1908-1927
Bersama dengan lahirnya kebangkitan nasional, tepatnya
antara tahun 1908-1913, Boedi Oetomo mencoba memasukkan
koperasi-koperasi ruah tangga, koperasi toko yang kemudian yang
kemudian menjadi koperasi konsumsi yang di dalam
perkembangannya kemudian menjadi koperasi batik. Gerakan
Boedi Oetomo pada tahun 1908 dengan dibantu oleh serikat Islam
inilah yang melahirkan koperasi pertama kali di Indonesia,
bersama lahirnya gerakan kebangkitan nasional.
Pada tahun 1920 pemerintah belanda membentuk suatu
komisi atau panitia koperasi atas desakan keras dari para pemuka
rakyat. Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa koperasi di
Indonesia memang perlu di kembangkan. Akhirnya pada tahun
1927 RUU koperasi yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia
selesai dibuat dan di undangkan pada tahun itu juga. Maka

4
keluarlah undang-undang koperasi tahun 1927 yang disebut
regeling indlandsche cooperative verenegingen.
c. Masa tahun 1927-1942
Dengan keluarnya UU koperasi tahun 1927 yaitu regeling
indlandsche cooperative verenegingen. Koperasi di Indonesia
mulai bangkit lagi. Pada tahun 1935 jawatan koperasi di pindahkan
dari departemen dalam negeri ke departemen ekonomi, karena
banyaknya. Kegiatan dibidang ekonomi pada waktu itu dan
dirasakannya bahwa koperasi lebih sesuai berada di bawah
departemen ekonomi. Kemudian pada tahun 1937 dibentuklah
koperasi-koperasi simpan pinjam yang diberi bantuan modal
pemerintah dengan tujuan untuk memberantas hutang rakyat
terutama kaum tani, yang tidak terlepas dari kaum lintah darat.
Selanjutnya pada tahu 1939 jawatan koperasi yang berada
di bawah departemen ekonomi, diperluas ruang lingkupnya
menjadi jawatan koperasi dan perdagangan dalam negeri. Hal ini
disebabkan karena koperasi belum mampu mandiri pada waktu itu.
Sehingga perhatian yang di berikan oleh pemerintah penjajah
tersebut di maksudkan agar koperasi dapat bangkit dan
berkembang serta mampu mengatasi dirinya sendiri.
2. Periode pendudukan jepang 1942-1945
Sejak mendaratnya pasukan Jepang di Indonesia pada tahun
1942, peran koperasi kembali berubah. Karena koperasi pada saat itu
berubah sebagai sarana pendistribusian barang-barang kebutuhan
militer Jepang, maka koperasi yang ada kemudian diubah menjadi
kumiai, yang berfungsi sebagai pengumpul perlengkapan perang.
Pada masa ini, koperasi tidak mengalami perkembangan
bahkan semakin hancur. Hal ini dikarenakan peraturan pemerintah

5
Jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus mendapatkan izin
dari pemerintah daerah, dan biasanya izin tersebut sangat di persulit.4
3. Periode kemerdekaan
a. Masa tahun 1945-1958
Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 dan sehari setelah disahkannya UUD
1945, muncul semangat baru untuk menggerakkan koperasi.
Karena koperasi memiliki landasan hukum yang kokoh dalam
UUD 1945, yaitu pada pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta
penjelasannya. Pada tanggal 12 Juli 1947, gerakan koperasi
membuat keputusan penting pertamanya di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Dari beberapa keputusan penting yang diambil dalam
kongres tersebut, salah satunya adalah menetapkan bahwa tanggal
12 Juli sebagai hari koperasi, yang bermakna sebagai hari dimana
seluruh rakyat Indonesia bertekad untuk melakukan kegiatan
ekonomi melalui koperasi.
b. Masa tahun 1958-1965
Pada periode ini, Biro Koperasi bertanggung jawab
langsung terhadap perkembangan perkoperasian di Indonesia.
Semua kegiatan pemerintahan di bidang ekonomi dan koperasi, di
salurkan melalui jawatan koperasi baik dari pusat sampai ke
daerah. Pada periode ini juga banyak berdiri kud, yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Maka pemerintah mulai membina
secara khusus kud-kud tertentu, yang di tunjuk sebagai kud
percontohan5

C. Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-
ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman
4
Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Yudharta Pasuruan, Ekonomi Koperasi, (Fakultas Agama
Islam Universitas Yudharta Pasuruan, 2018), hlm. 9.
5
Ibid, hlm. 10.

6
kerja koperasi. Selanjutnya, prinsip-prinsip tersebut merupakan “rules of the
game” dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi
sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip
koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan
badan usaha lain. 6
Menurut dalam UU no. 25 tahun 1992 pada pasal 5 ayat 1 dan 2, koperasi
Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Koperasi bersifat terbuka untuk anggota di mana tidak membatasi dan
membedakan anggota. Siapa saja bisa menjadi anggota koperasi.
Perlakuan semua anggota koperasi adalah sama. Selain itu tidak ada
paksaan untuk menjadi anggota. Keikutsertaan menjadi anggota
koperasi merupakan keinginan sendiri.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Pengelolaan koperasi didasarkan pada keinginan bersama para
anggota, sebagaimana dijelaskan dalam rapat anggota. Pengurus
melakukan pengelolaan koperasi sesuai dengan keinginan anggota
untuk kesejahteraan bersama.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
Sesuai dengan tingkat kinerja usaha masing-masing anggota dalam
pembagian, hasil usaha yang tersisa dibagikan secara merata kepada
semua anggota. Besaran pembagian SHU akan memperhatikan
partisipasi anggota kepada koperasi. Jadi anggota yang aktif dalam
memberikan jasa kepada koperasi pastinya akan memperoleh SHU
yang besar dibandingkan anggota yang pasif.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Dalam pemberian balas jasa atas modal didasarkan pada transaksi
yang dilakukan anggota dengan bisnis koperasi dan tidak berdasarkan
suku bunga.

6
Akhmad Darmawan, Totok Haryanto, KOPERASI Perkembangan dan Perspektifnya dalam
Islam, (UM Purwokerto Press (Anggota APPTI), 2020), hlm 11.

7
5. Kemandirian
Koperasi mandiri dalam mengelola organisasi dan bisnis koperasi.
Dalam koperasi tidak boleh ada intervensi dari pihak luar terhadap
tata kelola koperasi.
6. Pendidikan perkoperasian
Pendidikan koperasi bagi anggota harus dilakukan secara berlanjut
sejak dari calon anggota hingga anggota penuh. Pendidikan
perkoperasian memberikan bekal kemampuan bekerja setelah mereka
terjun dalam masyarakat karena manusia di samping sebagai makhluk
sosial juga sebagai makhluk individu, dan melalui usaha-usaha
pendidikan perkoperasian dan partisipasi anggota sangat di hargai dan
dianjurkan dalam berkehidupan koperasi, selain itu juga melalui
pendidikan perkoperasian setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya
masing-masing.
7. Kerjasama antar koperasi
Koperasi diharapkan menjalin Kerjasama dengan koperasi lain dalam
usaha memajukan dan mengembangkan koperasi. Dengan adanya
hubungan kerja sama dengan koperasi lain maka koperasi akan
semakin kuat dalam menjalankan usahanya sehingga dapat
menciptakan kesejahteraan anggota.7
D. Tujuan Dan Fungsi Koperasi
Pada dasarnya tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan
anggotanya dan masyarakat tempat koperasi beroperasi. Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya dan ikut serta dalam pembangunan tatanan perekonomian nasional
dalam rangka membangun perekonomian masyarakat yang maju, adil dan
makmur. masyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan serupa
itu adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir koperasi di Indonesia.8
7
Sesraria Yuvanda, M. Rachmad. R, Op. Cit, hlm 6.
8
Juliana Lumbantobing., dkk, Ekonomi Koperasi, (Universitas HKBP NOMMENSEN Fakultas
Ekonomi, 2002), hlm. 24.

8
Setiap koperasi seyogianya dapat menjabarkan tujuan yang bersifat
umum tersebut sehingga operasional bagi masing-masing koperasi sebagai
badan usaha. Tujuan yang jelas dan operasional akan lebih memudahkan
pihak manajemen dalam mengelola koperasi. Paling tidak pihak manajemen
harus dapat mencapai tujuan-tujuan sementara koperasi yang dikelolanya.
Tujuan sementara tersebut biasanya berkaitan erat dengan jenis koperasi.
Tujuan sementara koperasi produksi adalah untuk memberikan jasa pada
anggota anggotanya dengan cara membeli komoditi yang dihasilkan oleh
anggota dengan harga yang sama atau bahkan, jika mungkin, lebih tinggi
dibandingkan dengan harga pasar. Berbeda dengan koperasi produksi, tujuan
koperasi konsumsi adalah berusaha memberi jasa kepada anggota-anggotanya
dengan menjual barang-barang kebutuhan dengan harga yang lebih rendah,
sedangkan koperasi kredit mempunyai tujuan memberikan kredit bagi
anggota-anggota koperasi bersangkutan dengan persyaratan yang relatif
mudah.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 UU No. 25 tahun 1992, yaitu
koperasi memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya, berarti program utama koperasi ialah meningkatkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat melalui pelayanan usaha. Koperasi harus
memberikan pelayanan yang terbaik tetapi tidak menambah biaya
operasionalnya. Dengan kata lain, koperasi harus memberikan pelayanan
yang terbaik dalam biaya yang paling efisien.
Kalau dikaji lebih jauh akan mudah dimengerti bahwa tujuan umum
tersebut bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif. Ukuran kesejahteraan
bagi orang yang satu dengan orang yang lain dapat berbeda karena
dipengaruhi oleh sikap manusia yang pada dasarnya tidak pernah merasa
puas. Manusia akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraannya, termasuk
anggota koperasi.
Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur apabila aktivitas ekonomi yang

9
dilakukan oleh anggota dijalankan melalui koperasi Dalam pengertian
ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya
pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau golongan masyarakat
meningkat dapat dikatakan bahwa kesejahteraan (dari sudut pandang
ekonomi) orang atau masyarakat bersangkutan meningkat pula. Sehubungan
dengan itu, apabila tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya berarti peningkatan pendapatan riil anggota menggambarkan
keberhasilan mencapai tujuannya. Dengan kata lain berhasil tidaknya
koperasi mencapai tujuannya dapat diukur dari pendapatan riil anggotanya.
Pendapatan riil adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang dapat dibeli dari
pendapatan nominalnya. Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat,
maka orang yang bersangkutan akan lebih mampu membeli barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhannya. itu berarti tingkat kesejahteraan orang yang
bersangkutan meningkat pula. 9
Selain tujuan koperasi. UU No. 25 tahun 1992 menyatakan juga
fungsi koperasi untuk Indonesia. Sebagaimana dituangkan dalam pasal 4,
fungsi koperasi adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya.
4. Berusaha Untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
E. Bentuk dan Jenis Koperasi

9
Ibid, hlm. 26.

10
Jenis koperasi terbagi menjadi 3, yaitu jenis koperasi menurut fungsinya,
berdasarkan tingkat dalam luas daerah kerja dan koperasi menurut status
keanggotaannya.
1. Jenis koperasi menurut fungsinya:
a. Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir.
Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau
konsumen bagi koperasinya.
b. Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menjalankan
tugas menyalurkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh
anggotanya kepada konsumen. Di sini para anggota bertindak
sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa bagi koperasi
mereka. Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan
barang dan jasa dimana para anggotanya bekerja sebagai pegawai
koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja
koperasi.
c. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyediakan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi,
transportasi, dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.
d. Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi
tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi
yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi
serba usaha (Multi purpose cooperative).
2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja:
a. Koperasi primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota
sebanyak 20 orang perseorangan.
b. Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan
badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang
luas dibandingkan dengan koperasi primer.

11
c. Koperasi pusat – adalah koperasi yang beranggotakan paling
sedikit 5 koperasi primer
Gabungan koperasi – adalah koperasi yang anggotanya minimal 3
koperasi pusat induk koperasi – adalah koperasi yang minimum
anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
3. Jenis koperasi menurut status keanggotaannya:
a. Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen
barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
b. Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para
konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para
pemasok di pasar.
c. Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah
satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokan
koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan
pengelompokan koperasi menurut fungsinya.10
F. Permodalan Koperasi
Modal merupakan salah satu faktor produksi berupa uang atau barang
yang digunakan untuk menjalankan usaha dan menghasilkan produksi.
Produksi yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa. Modal ini digunakan
untuk mendanai kegiatan komersial seperti pembelian bahan baku, izin
pengolahan dan bahkan membayar pekerja.11
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, Pasal 41 menyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal
sendiri dan modal hutang. Modal berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan sukarela, cadangan, hibah dari anggota atau masyarakat.
Sedangkan pinjaman modal dapat berasal dari anggota koperasi, koperasi
lain, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan sumber
lain yang sah. Selain modal yang tercantum dalam Pasal 41, Pasal 42 juga

10
Bambang Agus Sumantri, S., Erwin Putera Permana, MANAJEMEN KOPERASI DAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENEGAH (UMKM) (Perkembangan Teori, Praktik, dan Strategi), (Fakultas
Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2017), hlm. 3.
11
Sesraria Yuvanda, M. Rachmad. R, Op. Cit, hlm. 83.

12
menyebutkan bahwa koperasi dapat mendapatkan modal penyertaan. Syarat
penyertaan modal diatur dengan peraturan pemerintah. Modal koperasi yang
berasal dari sumber-sumber tersebut harus dikelola dengan baik dan memiliki
ketentuan sebagai berikut;
 Modal koperasi harus dimanfaatkan untuk usaha yang bermanfaat dan
meningkatkan kesejahteraan anggota.
 Balas jasa terhadap modal koperasi secara terbatas.
 Modal koperasi diperlukan untuk membiayai usaha koperasi secara
efisien.
 Usaha koperasi harus dapat membantu penambahan modal koperasi.
1. Modal Sendiri
Modal sendiri koperasi bersumber dari simpanan anggota, dana cadangan
dan hibah. Deskripsi sumber tersebut dijabarkan berikut ini;12
a. Simpanan Pokok
Jumlah uang yang sama harus dibayarkan oleh anggota pada saat
menjadi anggota koperasi, simpanan pokok hanya dibayarkan satu
kali selama menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil
kembali selama individu tersebut tetap menjadi anggota.
b. Simpanan Wajib
Jumlah simpanan yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu dengan jumlah
tertentu yang ditentukan oleh koperasi. Simpanan wajib ini
biasanya dibayarkan setiap bulan oleh anggota koperasi. Simpanan
tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi.
c. Simpanan Sukarela
Sejumlah uang yang dititipkan anggota kepada koperasi di mana
jumlah dan waktu tidak ditentukan. Simpanan sukarela ini
merupakan tabungan anggota. Simpanan ini dapat ditarik oleh
anggota kapan saja
12
Ibid, hlm. 84

13
d. Dana Cadangan
Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha
(SHU) untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan. Meskipun koperasi dibubarkan, dana ini
tidak boleh dibagikan kepada anggota. Jika koperasi dibubarkan,
dana tersebut akan digunakan untuk melunasi hutang, kerugian dan
biaya likuidasi. Secara teknis, dana cadangan ini digunakan oleh
koperasi untuk: Memenuhi kewajiban tertentu, seperti hutang
koperasi, Meningkatkan modal koperasi atau memperbaiki ratio
current assets: Current Liabilitas, Sebagai jaminan bila koperasi
mengalami dimasa datang, dan untuk perluasan usaha koperasi
Dana cadangan koperasi dapat terdiri atas 2 jenis cadangan yaitu;
1) adangan koperasi: cadangan yang tidak tertulis atas nama
anggota, dipotong dari SHU untuk cadangan.
2) Cadangan koperasi individual: cadangan yang dapat dibagi-
bagikan kepada anggota, jika koperasi tidak membutuhkan lagi
atau diminta anggota koperasi untuk dibagikan.
e. Hibah
Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa
hidupnya (bisa dari anggota maupun bukan anggota). Hibah
berbentuk benda baik bergerak maupun benda tetap.
2. Modal Pinjaman
Modal koperasi yang bersumber dari pinjaman adalah;13
a. Anggota
b. Koperasi lain
c. Bank lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lain yang sah

13
Ibid, hlm. 86.

14
Khusus untuk penerbitan obligasi koperasi maka harus memenuhi
persyaratan menerbitkan obligasi koperasi tersebut. Adapun
persyaratannya adalah:
a. Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut koperasi
harus memperoleh laba.
b. Laporan keuangan koperasi diperiksa oleh akuntan
publik/Negara untuk dua tahun terakhir secara berturut-turut
dengan pernyataan wajar tanpa syarat untuk tahun terakhir.
c. Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia tentang jumlah
obligasi yang dapat diterbitkan, jika koperasi bergerak dalam
usaha perbankan.
Di samping penerbitan obligasi koperasi dapat pula mendapatkan
permodalan dari modal ventura. Modal ventura memiliki ketentuan
teknis seperti berikut ini:
a. Bentuk penyertaan modal di mana setelah selang waktu yang
telah ditentukan (10 tahun), modal harus ditarik kembali oleh
pemilik modal.
b. Dalam koperasi, penyertaan modal pada dasarnya adalah
investasi dan pemiliknya harus diberi bukti bentuk saham.
c. Pemilik modal ventura tidak mempunyai hak suara, tetapi
jika koperasi bubar, berhak menerima dividen terlebih
dahulu.
d. Pemberian keleluasaan tanpa batas kepada modal penyertaan
bida membahayakan, dilain pihak kalu terlalu membatasi
akan memperkecil ruang masuknya modal penyertaan.
G. Manajemen Koperasi
Mengenai perkoperasian di Indonesia, struktur dan susunan
kepengurusan koperasi Indonesia dapat diketahui dari perangkat organisasi
koperasi, yaitu Rapat Anggota (RAT), Dewan Pengurus, Pengawas, dan
Pengelola. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak pada rapat anggota.

15
Rapat anggota mendelegasikan wewenang kepada dewan pengurus untuk
mengelola koperasi. Kemudian dalam menjalankan tugas-tugasnya.14
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan
antar komponen dan antar posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi
menunjukkan hierarki dan struktur wewenang serta memperlihatkan aliran
pelaporannya. Adanya struktur organisasi memberikan stabilitas dan
kelanjutan hidup organisasi walaupun sumber daya manusia di dalam
organisasi tersebut silih berganti.
pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola (manajer) yang
diserahi tanggung jawab mengelola koperasi. Manajer berwewenang untuk
mengangkat dan kalau perlu memberhentikan karyawan. Manajer adalah
orang luar dan mendapat gaji dari koperasi.
 Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam
menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan
dan ditetapkan dalam forum rapat anggota. Umumnya, rapat anggota
diadakan sekali setahun.
 Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan
demikian, pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa rapat
anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis
yang ditetapkan rapat anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah
kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
 Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pengurus. Pengawas
dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Oleh sebab itu, dalam
struktur organisasi koperasi posisi pengawas dan pengurus adalah
sama.
 Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk melaksanakan teknis operasional di bidang
usaha. Hubungan pengelola usaha (managing director) dengan
14
Juliana Lumbantobing., dkk. Op. Cit, hlm. 67.

16
pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam
bentuk perjanjian atau kontrak kerja.
Menurut A. H. Gophar manajemen koperasi pada dasarnya dapat
ditelaah dari tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses dan gaya. Dari sudut
pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga
unsur yaitu: anggota, pengurus dan karyawan. Unsur pengawas seperti yang
terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakikatnya adalah
merupakan perpanjangan tangan dari anggota untuk mendampingi pengurus
dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi
dan usaha koperasi. Selanjutnya disimpulkan bahwa keberhasilan koperasi
tergantung pada Kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam
mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. 15
Dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan
demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one
man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Karena itu
manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan
sangat mahal.
Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya manajemen (management
style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participatory
management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dari
manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.
H. Kelebihan dan Kelemahan Koperasi
Koperasi sebagai institusi bisnis maupun kelembagaan di mana
keanggotaannya memiliki prinsip identitas ganda yaitu anggota selaku
pemilik sekaligus juga pelanggan. Untuk itu koperasi memiliki kelebihan dan
kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan tersebut dijabarkan sebagai
berikut; 16
1. Kelebihan koperasi
15
Ibid, hlm. 77.
16
Sesraria Yuvanda, M. Rachmad. R, Op. Cit, hlm. 10.

17
a. Koperasi memprioritaskan kepentingan anggotanya. Koperasi
merupakan badan usaha berbasis orang, bukan modal. Tanpa
anggota tentu koperasi tidak dapat berjalan dan beroperasi.
b. Anggota koperasi berperan sebagai produsen sekaligus konsumen.
Partisipasi ganda anggota koperasi sangat diharapkan untuk
kelancaran aktivitasnya. Anggota diminta untuk rutin melakukan
pinjaman dan juga penyimpanan dana.
c. Koperasi berdasarkan pada prinsip sukarela dan terbuka. Orang
yang memutuskan untuk menjadi anggota koperasi pada prinsipnya
harus bergabung atas keinginan sendiri, tanpa paksaan dari pihak
mana pun. Tujuannya bergabung di koperasi adalah untuk
memperbaiki taraf hidup. Koperasi adalah badan usaha yang
terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung.
d. Prinsip pengelolaan bisnis koperasi adalah untuk mendapatkan laba
dan bertujuan untuk kepentingan anggotanya secara adil dan
merata.
e. Koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan prinsip dan
sikap bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki sikap
kekeluargaan serta gotong royong. Koperasi juga mengadopsi
sikap itu, sehingga cocok untuk diterapkan di Indonesia.
f. Koperasi melaksanakan demokrasi ekonomi kepada masyarakat
berpenghasilan rendah. Dasar koperasi untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Koperasi sangat cocok untuk masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah.
g. Setiap anggota memiliki suara yang sama. Koperasi menjunjung
kesetaraan hak suara dan meniadakan diskriminasi anggota.
h. Koperasi memudahkan anggotanya untuk mendapatkan modal
usaha. Sedangkan ketersediaan modal koperasi didapat dari pada
anggotanya.

18
i. Simpanan wajib dan simpanan pokok tidak boleh memberatkan
bagi anggotanya. Dan menyesuaikan dengan kemampuan finansial
masing-masing anggota.
j. Koperasi bertujuan guna meningkatkan kesejahteraan anggota,
bukan tempat untuk mencari keuntungan.
2. Kelemahan Koperasi
1. Kesadaran berkoperasi para anggota masih lemah. Tidak semua
anggotanya memiliki kesadaran yang penuh dan sama menjalankan
prinsip-prinsip dan kegiatan berkoperasi dengan baik.
2. Koperasi mempunyai daya saing yang lemah. Jika dibandingkan
dengan badan usaha lainnya, daya saing koperasi masih belum
kuat.
3. Modal koperasi terbatas dan didapati kendala dalam mendapatkan
modal. Koperasi yang baru berdiri cenderung memiliki modal yang
terbatas dan kesulitan untuk mendapatkan modal yang besar.
4. Koperasi kekurangan tenaga profesional dalam pengelolaannya.
Sumber daya manusia koperasi yang tersedia kurang kompeten
untuk dapat mengurus dan mengelola koperasi.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan koperasi berawal
dari tiga lembaga dan jalur. Koperasi pada awalnya dipromosikan oleh
organisasi sosial dan politik. Kedua, koperasi berkembang didorong oleh
pemerintah dan ketiga, koperasi berkembang atas inisiatif seseorang atau
sekelompok orang
Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
dan masyarakat tempat koperasi beroperasi. Pasal 3 Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
dan ikut serta dalam pembangunan tatanan perekonomian nasional dalam
rangka membangun perekonomian masyarakat yang maju, adil dan makmur.
masyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

20
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Akhmad., Totok Haryanto 2020. KOPERASI Perkembangan dan


Perspektifnya dalam Islam. UM Purwokerto Press (Anggota APPTI).

Itang. 2016. Pemikiran Ekonomi Koperasi Mohammad Hatta: Relevansinya


dengan Etika Ekonomi Islam. Serang: Penerbit Laksita Indonesia.

Lumbantobing, Juliana., dkk. 2002. Ekonomi Koperasi. Universitas HKBP


NOMMENSEN Fakultas Ekonomi.

Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Yudharta Pasuruan. 2018. Ekonomi


Koperasi. Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan.

Sumantri, Bambang A., S., Erwin Putera P. 2017. Manajemen Koperasi Dan
Usaha Mikro Kecil Dan Menegah (UMKM) (Perkembangan Teori, Praktik,
dan Strategi) . Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Yuvanda, Sesraria., M. Rachmad. R. 2021. Ekonomi Koperasi. Fakultas Ekonomi


dan Bisnis Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai