Anda di halaman 1dari 15

SHALAT

Makalah

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Fikih Ibadah, Prodi Ekonomi Syariah 6 Semester 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam

Oleh :

ANDI SULIS

NIM.602022021187

Dosen Pemandu:

SABRI, S.Pd.I,. M.Pd.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa


Ta’ala berkat Ridho-Nya kami mampu merampungkan makalah ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa juga kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para
sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok


mata pelajaran Fikih Ibadah dengan tema “Shalat”. Yang mana di dalam makalah
ini kami menjelaskan mengenai “Waktu-waktu sholat fardu, sunnah-sunnah sholat
serta adzan dan keutamaannya.”

Namun, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran konstruktif demi penyempurnaan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu
memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

Watampone, 19 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

A. Waktu-waktu shalat fardu.................................................................... 3


B. Sunnat-sunnat shalat............................................................................. 4
C. Adzan dan keutamaannya..................................................................... 5

BAB II PENUTUP.......................................................................................... 11

A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kata Shalat secara Etimologis, berarti do'a. Adapun shalat secara
Terminologis, adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan
dengan beberapa syarat tertentu., dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam.
Pengertian Shalat ini mencakup segala bentuk salat yang diawali
dengan takbirt al-ihram dan diakhi dengan salam. Digunakan kata shalat
untuk ibadah ini, tidak jauh berbeda dengan pengertian Etimologisnya.
Sebab, di dalam shalat terkandung do'a-do'a berupa permohonan, minta
ampun, dan sebagainya.
Adapun yang menjadi landasan kefarduan shalat, diantaranya surat
Al-baqarah ayat 45 dan ayat 100: " .. dirikanlah Shalat dan tunaikanlah
zakat..'' ; " dan memohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat.."
Kewajiban Shalat dilandasi juga oleh Hadits Nabi yang secara Eksplisit,
menyatakan bahwa shalat termasuk rukun Islam.
"Islam dibangun diatas lima dasar ( rukun ) ; syahadat bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan Shalat,
menunaikan zakat, haji ke Bait Allah, dan puasa Ramadhan. ''
Dalam Islam, Shalat menempati kedudukan yang tidak dapat
ditandingi oleh ibadah lainnya. Selain termasuk rukun islam, yang berarti
tiang Agama, Shalat juga termasuk Ibadah yang pertama diwajibkan Allah
kepada Nabi Muhammad ketika Mi'raj.
Disamping itu, Shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga.
Tujuan Hakiki dari Shalat, sebagaimana dikatakan Al-jaziri, adalah tanda
hati dalam rangka mengagungkan Allah sebagai pencipta. Disamping itu
Shalat juga merupakan bukti takwa Manusia kepada Khaliknya. Dalam
salah satu ayat-Nya menyatakan bahwa Shalat bertujuan menjauhkan

1
orang dari keji dan munkar. (Materi Pendidikan Agama Islam. 2001: 23-
24)
Banyak hadits yang menyatakan tentang Hakikat shalat, misalnya:
"Sesungguhnya shalat itu adalah tiang Agama. Barangsiapa
menegakkannya, berarti Dia menegakkan Agama, dan barangsiapa
meninggalkannya, berarti dia merobohkannya". Akan tetapi,hakikat shalat
bukan hanya tindakan dan ucapan tertentu, tetapi juga harus disertai
dengan kesadaran hati. (Shalat dalam Persfektif Sufi. 2002: 77)
B. Rumusan masalah
1. Apa saja waktu-waktu sholat fardu?
2. Apa saja sunnah-sunnah sholat fardu?
3. Apa itu adzan dan apa saja keutamaan adzan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui waktu-waktu sholat fardu
2. Untuk mengetahui sunnah-sunnah sholat fardu
3. Untuk mengetahui apa itu adzan dan apa saja keutamaannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu-waktu Shalat Fardu


1. Shalat Shubuh

Awal waktu shalat shubuh ialah terbitnya fajar sidiq hingga


terbitnya matahari. Sebagaimana keterangan hadits riwayat Muslim
No. 612 yang artinya:

“Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Waktu shalat


shubuh ialah sejak terbitnya fajar hingga terbitnya matahari.”

2. Shalat Dhuhur

Shalat dluhur dimulai sejak tergelincirnya matahari di ufuk


barat hingga masuknya waktu ashar. Hal ini digambarkan dalam hadits
riwayat Muslim no. 612 yang artinya:

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


“Waktu dluhur ialah ketika matahari tergelincir, ... sampai datangnya
waktu ashar.”

3. Shalat Ashar

Waktu shalat ashar dimulai sejak bayangan benda sama


panjangnya dengan benda tersebut sampai terbenamnya matahari.
Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari No. 554 yang artinya:

“ ...Barangsiapa mendapati satu rakaat shalat ashar sebelum matahari


terbenam, maka ia telah mendapati waktu ashar.”

4. Shalat Maghrib
Waktu shalat maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari
hingga hilangnya awan berwarna merah dari cakrawala. Sebagaimana
hadits riwayat Imam Muslim no. 612 yang artinya:

3
“Waktu maghrib berakhir hingga hilangnya awan merah dari
cakrawala.”
5. Shalat Isya

Waktu shalat isya dimulai sejak selesainya waktu maghrib


hingga terbitnya waktu fajar sebagai pertanda waktu masuknya
sembahyang shubuh.

B. Sunnah-sunnah Shalat
Sunnah-sunnah shalat diantaranya adalah;
1. membaca do’a istiftah atau do’a iftitah,
2. meletakkan telapak tangan sebelah kanan di atas telapak tangan
sebelah kiri di atas dada ketika berdiri sebelum ruku’ dan setelahnya,
3. mengangkat kedua tangan dengan merapatkan jari-jari sampai sejajar
dengan bahu dan dua telinga ketika bertakbir, ketika ruku’, ketika
bangkit dari ruku’ dan ketika bangkit dari tasyahud,
4. membaca lebih dari satu kali tasbih ruku’ dan sujud,
5. membaca rabbanaa wa lakal hamdu ketika bangkit dari ruku’ dan
membaca lebih dari 1 kali ucapan robbighfirli ketika duduk diantara
dua sujud,
6. meluruskan antara kepala dan punggung ketika ruku’,
7. menjauhkan dua tangan dari 2 pinggang juga menjauhkan perut dari 2
paha dan 2 paha dari 2 lutut ketika sujud,
8. mengangkat dua lengan dari tangan ketika sujud,
9. duduk iftirash ketika duduk diantara dua sujud juga ketika tasyahud
awal, duduk tawaruk ketika tasyahud akhir,
10. ketika shalat empat rakaat dan 3 rakaat yaitu duduk di atas paha yang
sebelah atas dan menjadikan kaki yang kiri di bawah kaki yang kanan
dan menegakkan kaki yang kanan (duduk tawaruk),
11. menunjuk dengan jari telunjuk ketika tasyahud awal dan tasyahud
yang kedua ketika mulai duduk untuk tasyahud dan menggerak-
gerakkannya ketika berdo’a,

4
12. bershalawat dan mendo’akan keberkahan untuk Nabi Muhammad dan
keluarga Muhammad sebagaimana shalawat dan keberkahan untuk
Nabi Ibrahim dan keluarga Ibrahim ditasyahud yang pertama,
13. berdo’a ketika tasyahud akhir,
14. membesarkan suara atau menjaharkan suara ketika shalat fajar, shalat
jumat, shalat ‘Idul Fitri dan Idul Adha, ketika shalat istisqa’, dua rakaat
pertama dari shalat maghrib dan shalat ‘isya,
15. mensirrkan atau mengecilkan suara bacaan ketika shalat dzuhur dan
shalat ashar juga rakaat ketiga dari shalat maghrib dan 2 rakaat terakhir
dari shalat ‘isya,
16. membaca surat selain surat Al-Fatihah dari Al-Qur’an, juga
memperhatikan sunnah-sunnah yang lain selain apa yang telah kita
sebutkan yang di antaranya adalah do’a selain rabbanaa wa lakal
hamdu ketika bangkit dari ruku’ baik untuk imam untuk makmum dan
untuk orang yang shalat sendirian karena hal tersebut disunnahkan,
17. meletakkan 2 tangan di lutut ketika ruku’ dengan membentangkan jari-
jari ketika ruku
C. Adzan dan Keutamaannya
a. Pengertian Adzan
Kata Adzan berasal dari bahasa Arab yang bermakna
pemberitahuan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang artinya :
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba)
maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
[Al Baqarah:279].
Adapun menurut syariat, adzan adalah beribadah kepada
Allah dengan pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan dzikir
tertentu. Inilah yang dirajihkan Ibnu ‘Utsaimin, sebagaimana
pernyataan beliau: “Ini lebih tepat dari hanya (sekedar) pengertian

5
bahwa adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat, sebab
adzan itu ikut shalat. Oleh karena itu, jika diysariatkan ibrad dalam
shalat Dhuhur (memperlambat shalat Dhuhur sampai agak dingin),
maka disyariatkan mengakhirkan adzan”.
b. Adab azan

Adapun adab melaksanakan azan menurut jumhur ulama


adalah sebagai berikut:

a) Kriteria muazin
 Muslim dan berakal;
 Baik agamanya;
 Diutamakan orang dewasa, namun jika terpaksa anak
kecil tidak mengapa;
 Memiliki sifat amanah
 Tidak menerima upah azan;
 Suara muazin lantang dan merdu;

b) Ketentuan dan tata cara azan


 Muazin disunahkan suci dari hadas besar dan kecil;
 Berdiri;
 Muazin menghadap ke arah kiblat ketika
mengumandangkan azan;
 Melakukan azan ditempat tinggi, atau dengan pengeras
suara;
 Memperhatikan tajwid, memperlambat azan dan
mempercepat iqamah;
 Meletakkan jari-jari di telinga ketika azan;
 Menengok ke kanan dan ke kiri ketika haya’alatain;

c. Keutamaan Adzan

6
Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam ini adalah
memberi dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah
dengan menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula
adzan, banyak riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang menjelaskan tentang keutamaan adzan dan orang yang
menyerukan adzan (muadzin).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

”Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi


berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar adzan.
Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga
ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi …” (HR. Bukhari no. 608
dan Muslim no. 1267)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan


sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang


didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak 
dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela b
erundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan
Muslim no. 980)

Muawiyah radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah


mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

7
”Para muadzin adalah orang yang paling
panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 850)

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang
mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan a
kan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (H
R. Bukhari no. 609)

Ibnu ’Umar radhiallahu ‘anhu berkata,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan setiap
yang basah atau pun yang kering yang
mendengar adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (HR.
Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad hadits
ini shahih)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para


imam dan muadzin,

”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam


dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud no. 517 dan At-
Tirmidzi no. 207, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’
no. 217)

8
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Aku pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang


yang diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para
imam dan memaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam
Shahih-nya no.1669, dan hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib no.
239) (lihat Shahih Fiqih Sunnah, Bab Adzan)

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang


dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan.
Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di
dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau
melahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah
dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang
beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan
oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan pikiran,
dan keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab adalah
sholat.

B. Saran

Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang


mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah
kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang
beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam
kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan
benar dalam kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata dan
kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami sebagai manusia yang
memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi

10
segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala perintahnya,
meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

11
DAFTAR PUSTAKA

Posumah, Rizali. 2019. “Penjelasan Tentang Waktu-waktu Salat Wajib Beserta


Dalilnya”, https://manado.tribunnews.com/2019/12/03/penjelasan-tentang-waktu-
waktu-salat-wajib-beserta-dalilnya?page=2, diakses pada 19 Januari 2022 pukul
21.26

Radio Rodja. 2021. “Sunnah-Sunnah Shalat”, https://www.radiorodja.com/47132-


sunnah-sunnah-shalat/, diakses pada 19 Januari 2022 pukul 21.29

Almanhaj. “Adzan Dan Iqamah (1)”, https://almanhaj.or.id/3080-adzan-dan-


iqamah-1.html, diakses pada 19 Januari 2022 pukul 21.38

Wikipedia. 2021. “Azan”, https://id.wikipedia.org/wiki/Azan, diakses pada 19


Januari 2022 pkul 21.42

Habib, Arif Rahman. 2020. “Saudaraku, Inilah Keutamaan Adzan”,


https://muslim.or.id/7371-saudaraku-inilah-keutamaan-adzan.html, diakses pada
19 Januari 2022 pukul 21.43

12

Anda mungkin juga menyukai