Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“PENGERTIAN,DASAR HUKUM SYARAT RUKUN DAN MACAM -MACAM


SHOALAT”
MATERI FIKIH I
DOSEN PENGAMPU : M. HAMDAN, S.Pd.,M.Pd.,I.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1.NUR AENI (21.11.2719)
2. TUTI NURJANAH (21.11.2763)
SEMESTER 2 (dua)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maa pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH swt yang telah memberikan rahmat,taufik hidayah
dan inayah kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tentang
“materi fikih”
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
“fikih” yaitu bapak M.Hamdan S.Pd.,I.M.Pd.I. yang telah memberikan kami Amanah untuk
Menyusun makalah yang sangat sederhana ini sehingga kai mampu mengasah dan menambah
wawasan kami.
Makalah ini telah kami susun yang maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah, semogga makalah ini membantu
kita semua untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan para pembaca
sekalian, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi maklah ini agar menjadi lebih
baik kedepan nya.
Kami mohon maaf apabila didalam makalah ini masih banyak kekurangan ,baik dari
segi materi,penyusunan dll. Oleh karena itu, kami harapkan untuk para pembaca dapat
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

April 2022, Kuala Tungkal

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 1
C. Tujuan penulisan……………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Solat…………………………………………………………………….. 2
B. Dasar hukum Solat………………………………………………………………….. 2
C. Syarat rukun dan macam-macam solat……………………………………………... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 5
B. Saran………………………………………………………………………………... 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sring kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita Mahlik yang paling
sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa
yang di lakukan.
Dalam istilah lain sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang di wujudkan
dengan melakukan perbuatan tentu di sertai ucapan -ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat
tertentu pula.istilah solat ini tidak jauh berbeda dari arti yang di gunakan oleh Bahasa di atas,
karna di dalam mengandung doa-doa baik yang berupa pemohonan, rahmaat apapun dan lain
sebagainya.
Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorang pun yang sempurna,melainkan seorang itu
serta terbatas,sehingga dalam menempuh perjalanan hidupnya yang sangat komplak itu,ia
tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Oleh karena itu kita perlu mengetahui ap aitu
sholat dan syarat rukun nya.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,berjumlah 17
rakaat. Shalat tersebut merupakan kewajiban yang harus di laksanakan tanpa terkecuali bagi
muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ad juga shalat-shalat
sunnah.
B. Rumusan masalah

1. Apa itu shalat?


2. Apa saja syarat dan rukun shalah?
3. Bagaiman macam-macam shalat?

C. Tujuan masalah

1. Untuk memenuhi tugas matakuliah fikih


2. Menambah wawasan penulis dan pembacanya mengenai shalat
3. Untuk memahami syarat rukun dan macam-macam sholat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat
Menurut Bahasa sholat artinya adalah berdoa,sedangkan menurut istilah shalat adalah
suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbr dan diakhiri dengan salam
sesuai dengan persyaratan yang ada.
Shalat adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbit dan di
akhiri dengan salam ,yang dengan kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan.adapun secara hakikinya ialah berhadapah hati (jiwa) kepada Allah
SWT, secara yang medatangkan takut kepada nya serta menumbuhkan didalam jiwa, rasa
kebesaran dan kesempurnaan kekuasaan nya, atau hajat dan keperluan kita kepada Allah
SWT yang kita sembah dengan perkataan dan perbuatan atau dengan kedua-dua nya.
B. Syarat-syarat dan Rukun shalat
Shalat di nilai sah dan sempurna apabila shalat tersebut di laksanakan dengan
memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun dan hal-hal yang disunahkan serta terlepas dari
hal-hal yang membatalkanya.
1. Syarat-syarat shalat
Syarat-syarat sholat adalah suatu hal yang harus di penuhi sebelum
melaksanakan sholat. Syarat shalat di bagi menjadi dua
a. Syarat wajib shalat adalah syarat yang wajib di penuhi sebelum kita
melaksanakan shalat seperti Islam berakal dan tamyiz atau balig. Suci dsri haid
dan nifas serta telah mendengar ajaran Islam.
b. Syarat sah shalat itu ada 8 yaitu :
- suci dari dua hadas
- suci dari hadas yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat.
- menutup aurat, aurat laki laki yaitu antara pusar dan lutut, sedangkan aurat
perempuan adalah semua anggota tubuh keuali wajah dan telapak tangan.
- menghadap kiblat
- masuknya waktu shalat
- mengetahui rukun-rukunnya
- menjauhi yang membbatalkan shalat seperti berbicara, makan, minum dan
bergerag dengan Gerakan yang bukan Gerakan shalat.
2. Rukun Shalat
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan
dan ketentuan nya, sehingga apabila tertinggal salah satu dari nya, maka hakikat
shalat tersebut tidak mungkin tercapai dan shalat itupun di anggap tidak sah menurut
syara’.
a. Niat
b. Takbiratul ihram
c. Berdiri pada saat mengerjakan shalat
d. Membbaca al-fatihah
e. Ruku’
f. Sujud dua kali disetiap raka’at
g. Duduk antara dua sujud

2
h. Membaca tasyahud akhir
i. Duduk pada tasyahud akhir
j. Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir
k. Duduk di waktu membaca shalawat
l. Membaca salam
m. Tertib
C. Macam-macam shalat
1. Macam-macam shalat
Dilihat hukum melaksanakan shalat pada garis besarnya shalat dibagi menjadi
dua, yaitu shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat fardu juga di bagi
menjadi dua yaitu fardu ‘ain dan fardu kifayah. Demikian pula shalat sunnah juga
dibagi menjadi dua yaitu sunnah mu’akad dan gairu mu’akad.
a. Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang hukum nya wajib, dan apabila di kerjakan
mendapat pahala,kalua di tinggalkan mendapat dosa. Contohnya shalat lima
waktu, shalat jenazah,dan shalat nazar. Shalat fardu ada dua yaitu:
 Fardu ain adalah shalat yang wajib dilakukan setiap manusia, shalat ini
dilaksanakan sehari semalam dalam lima waktu (isya’,subuh, zuhur, asar
magrib) dan juga shalat jum’at.
 Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok muslim dan
apabila salah satu dari mereka sudah ada yang mengerjakan maka gugurlah
kewajiban dari sekelompok orang tersebut contohnya sholat jenazah.
b. Shalat sunnah
Shalat sunnah adalah yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila
tidak di kerjakan mendapat dosa. Shalat sunnah disebut juga dengan shalat
tatawu’,nawafil dan mandubah,yaitu shalat yang di anjurkan untuk di kerjakan.
Shalat sunnah juga di bagi menjadi dua yaitu:
 Sunnah mu’akad adalah shalat sunnah yang selalu di kerjakan atau jarang
sekali tidak dierjakan oleh Rasulullah SAW dan pelaksanaanya sangat di
anjurkan dan di tekankan seperti shalat witir,solat hari raya dan lain-lain.
 Sunnah goiru mu’akad adalah adalah solat sunnaah yang tidak selalu di
kerjakan oleh Rasulullah dan juga tidak di tekan kan untuk di kerjakan.
Semua shalat termasuk shalat sunnat dilakukan adalah untuk mencari
keridoan atau pahala dari Allah SWT. Namun shalat sunnat jika dilihat dari
ada atau tidak adanya sebab-sebab dilakukannya dapat di bedakan menjadi
dua macam yaitu: shalat sunnah yang bersebab dan shalat sunnah yang tidak
bersebab.
 Shalat sunnah bersebab yaitu shalat yang dilakukan karena adanya sebab-
sebab tertentu, seperti shalat istisqo’(meminta hujan) dilakukan karena terjadi
kemarau Panjang, shalat khusuf (gerhana) dilakukan karena terjadi gerhana
matahari atau bulan dan lain sebagainya.
 Shalat yang tidak bersebab yaitu: shalat sunnat yang di lakukan tidak karena
adanya sebab-sebab tertentu sebai contohnya: shalat witir, shalat duha, dan
lain sebagainya.

3
2. Pelaksanaan shalat
Shalat tidak boleh dilakukakan sebbarangan waktu. Allah SWT dan Rasulullah
SAW. Telah menentukan waktu-waktu pelaksanaanyaa shalat yang benar menurut
syariat islam.
Agar lebih terperinci berikut di jelaskan mengenai waktu-waktu shalat tersebut:
a. Zuhur, shalat zuhur waktunya adalah mulai matahari condong kearah barat dan
berakhir sampai bayang-bayang suatu benda sama Panjang atu lebih sedikit dari
benda tersebut. Hal ini dapat dilihat kepada seseorang atau sebuah tiang yang
berdiri bilamana bayang-bayanganya masih persis di tengah atau belum sampai,
menandakan waktu zuur belum masuk.
b. Asar, shalat asar waktunya mulai dari bayang-bayang suatu benda lebih Panjang
dari bendanaya hingga terbenam matahari. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa
shalat asar di waktu menguningnya cahaya matahari sebelum terbenam hukumnya
makruh.
c. Magrib, shalat magrib waktunya mulai terbenam matahari dan berakhir sampai
hilangnya cahaya awan merah.
d. Isya, shalat isya waktunya mulai hilangnya cahaya awan merah dan berakhir
hingga terbit fajar shadiq.
e. Subuh, shalat subuh waktunya dari mulai terbit fajar shadiq hingga terbit
matahari.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Shalat, menurut Bahasa shalat artinya berdo’a sedangkan menurut istilah shalat ialah
suatu perbuatan serta perkataan yang di mulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam.
2. Syarat-syarat shalat dan Rukun shalat
Shalat dinillai sah dan sempurna apabila shalat tersebut dilaksanakan dengan
memenuhi syaratdan rukun-rukunya .
a. Syarat-syarat shalat
1) Suci dari dua hadas
2) Suci dari najis yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat
3) Menutup aurat
4) Menghadap kiblat
5) Mengerti kefarduan shalat
6) Masuknya waktu shalat
7) Mengetahui rukun-rukun shalat
8) Menjauhi hal hal yang membatalkan shalat
b. Rukun-rukun shalat
Shalat mempunyai rukun yang harus di lakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuanya,sehingga apabila tertinggal salah satu darinya maka shalat tersebut di
anggap tidak sah menurut syara’.
c. Macam-macam pelaksanaan Shalat
1) Shalat fardu
2) Shalat sunnah
d. Pelaksanaan shalat
Shalat tidak boleh di laksanakan sembarangan waktu allah dan Rasulullah telah
menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang benar menurut islam.
Setiap perintah Allah yang diberikan kepada kaum muslimin ternyata memiliki
faidah untuk kaum muslimin sendiri, seperti hal nya kaum muslimin di
perintahkan untuk melaksanakan shalat, salah satu faidahnya yaitu supaya umat
islam selalu mengingat tuhanya dan bisa meminta karunianya dan manfaat yang
lainya yakni bisa mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

B. Saran
Alhamdulillahirabil ‘alamin akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
berkat bimbingan dosen pemimbing serta dukungan teman-teman semuanya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penilus mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca, terutama pada dosen pengampu matakuliah ini agar dapat pembuatan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan Saranya, kami ucapkan terima
kasih.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hamid,Abdul. Beni HMd Saebani, fikih ibadah (Bandung: Pustaka setia, 2009) Sayid Sabiq,
fikih sunnah, penerjemah: Nur Hasanudin (Jakarta: pena pudi Aksara,2006) Rasyid Sulaiman,
fikih islam, (PT.Sinar Baru Algensido 1954) Drajat, Zajiyah Prof.Dr. ilmu fikih, Yokyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995 Abdul aziz,bin Zainudin,, fathul mu’in bin syarkhil qurotal ain
Indonesia ; Daroyail kitabah.

Anda mungkin juga menyukai