Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU SHALAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Ibadah
dan Qira’ah

Dosen Pengampu:
Iin Gunawan, S.Pd.I.

Disusun oleh:
Mutiara Tazkiyatun Nafsi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARQAM STAIDA


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (S-1)
2021/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Shalat”.
Makalah ini penulis buat dengan bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Fiqih.
Pada kesempatan ini juga saya ingin menyampaikan terima kasih yang
sebasar-besarnya kepada berbagai pihak yang memberikan motivasi, dan
bantuannya, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dengan
demikian, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah Swt. yang telah memberikan berkat kelancaran dalam pembuatan
makalah ini;
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun
materil dalam penulisan makalah ini;
3. Bapak Iin Gunawan, S.Pd.I selaku dosen mata Praktikum Ibadah dan Qira’ah
4. Semua kawan-kawan yang senantiasa memberi semangat dan motivasi dalam
proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
peningkatkan kualitas makalah ini.

Garut, 6 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3. Tujuan Masalah.............................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

2.3 Macam-macam Pelaksanaan Shalat...............................................................2

2.4. Tata Cara Shalat Yang Disunnahkan.............................................................3

BAB III....................................................................................................................6

PENUTUP................................................................................................................6

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................6

3.2 Saran...............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang
kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukan.
Dalam istilah lain, shalat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang di
wujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di sertai ucapan-
ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula. Istilah shalat ini tidak
jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh bahasa di atas, karena di dalamnya
mengandung do’a-do’a, baik yang berupa permohonan, rahmat, ampunan dan
lain sebagainya.
Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi
maha sempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalam
menempuh perjalanan hidupnya yang sangat komplek itu, ia tidak akan luput
dari kesulitan dan problema. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa itu
sholat, dan syarat rukunya.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun
sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Shalat Wajib dan Shalat Sunah?


2. Apa Saja Macam-Macam Shalat?
3. Bagaimana Pelaksanaanya?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Shalat Wajib dan Sunah.


2. Untuk mengetahui Macam-Macam Shalat .
3. Untuk mengetahui Pelaksanaan Shalat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam Pelaksanaan Shalat

1. Macam-macam shalat

Dilihat hukum melaksanakanya, pada garis besarnya shalat di bagi


menjadi dua, yaitu shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat fardu
juga di bagi menjadi dua, yaitu fardu ain dan fardu kifayah. Demikian pula
shalat sunah, juga di bagi menjadi dua, yaitu sunnah muakkad dan ghoiru
muakkad.
a. Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di
kerjakan mendapatkan pahala, kalau di tinggal mendapatkan dosa.
Shalat fardu ada 3 yaitu:
 Shalat Fardu Ain adalah shalat yang wajib di lakukan setiap
manusia. shalat ini di laksanakan sehari semalam dalam lima waktu
(isya’, subuh, dhuhur, asar, magrib) dan juga shalat Jum’at.
 Shalat Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada
sekelompok muslim, dan apabila salah satu dari mereka sudah ada
yang mengerjakan maka gugurlah kewajiban dari kelompok tersebut.
Contoh: shalat jenazah.
 Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada
orang-orang yang berjanji kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa
syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah di terimanya.
b. Shalat Sunnah
Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila di kerjakan mendapatkan
pahala dan apabila tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat
sunah di sebut juga dengan Shalat tatawu’, nawafil, manduh, dan
mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk di kerjakan. Shalat
sunnah juga di bagi 2 yaitu:
 Shalat Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang sealalu dikerjakan

2
atau jarang sekali tidak dikerjakan oleh Rosulluloh SAW dan
pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan separti solat witir,
solat hari raya dan lain-lain
 Shalat Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak
selalu dikerjakan oleh Rosulluloh SAW,dan juga tidak di tekan kan
untuk di kerjakan.holat
Semua shalat, termasuk shalat sunah dilakukan adalah untuk mencari
keridhoan atau pahala dari Alloh swt. Namun shalat sunah jika dilihat
dari ada atau tidak adanya sebab-sebab dilakukannya, dapat dibedakan
manjadi dua macam, yaitu: shalat sunat yang bersebab dan shalat sunat
yang tidak bersebab.
 Shalat sunah yang bersebab, yaitu shalat sunah yang dilakukan
karena ada sebab-sebab tertentu, seperti shalat istisqa’ (meminta
hujan) dilakukan karena terjadi kemarau panjang, shalat kusuf
(gerhana) dilakukan karena terjadi gerhana matahari atau bulan, dan
lain sebagainya.

 Shalat sunah yang tek bersebab, yaitu shalat sunah yang dilakukan
tidak karena ada sebab-sebab tertentu. Sebagai contoh: shalat witir,
shalat dhuha dan lain sebagainya.
a. Shalat-Shalat Yang Disunnahkan
1. Idul Fitri Dan Idul Adha
2. Gerhana Matahari (Kusuf As Syamsi)
3. Gerhana Bulan (Khusuf Al Qamar)
4. Shalat Istisqa’ (Minta Hujan)
5. Shalat Sunnah Rawatib yang bersamaan dengan shalat fardhu
ada 17 (tujuh belas) rakaat. Yaitu dua rokaat sebelum shalat
subuh, empat rakaat sebelum dzuhur, dua rokaat setelah
dhuhur, empat rakaat sebelum ashar, dua rakaat setelah
maghrib dan tiga rokaat setelah isya’ dengan shalat witir
(ganjil) dengan satu rakaat terakhir. Ada 3 (tiga) shalat sunnah
mua’akkad yaitu shalat malam, shalat dhuha dan shalat
tarawih.

3
2. Pelaksanaan shalat

Shalat tidak boleh dilaksanak di sembarang waktu. Allah SWT. Dan


Rasulullah SAW. telah menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang
benar menurut syariat islam. Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surat
An- Nisa ayat 103 sebagai berikut:
۟ ‫ٱطمأْنَنتُ ْم فَأَقِي ُم‬ ۟
‫صلَ ٰوةَ ۚ إِ َّن‬
َّ ‫وا ٱل‬ َ ْ ‫صلَ ٰوةَ فَ ْٱذ ُكرُوا ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ُك ْم ۚ فَإ ِ َذا‬
َّ ‫ض ْيتُ ُم ٱل‬
َ َ‫فَإ ِ َذا ق‬
‫َت َعلَى ْٱل ُم ْؤ ِمنِينَ ِك ٰتَبًا َّموْ قُوتًا‬ ْ ‫صلَ ٰوةَ َكان‬َّ ‫ٱل‬
“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman”.
Ayat tersebut menetapkan bahwa shalat dilaksanakan sesuai dengan
waktu-waktu yang telah ditetapkan. Shalat yang lima waktu, memiliki lima
waktu yang tertentu. Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 114 menegaskan
sebagai berikut:
‫ت ۚ ٰ َذلِكَ ِذ ْك َر ٰى‬ ِ َ‫ار َو ُزلَفًا ِّمنَ ٱلَّ ْي ِل ۚ إِ َّن ْٱل َح َس ٰن‬
ِ ‫ت ي ُْذ ِه ْبنَ ٱل َّسئِّـََٔ{ا‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ٱل‬
ِ َ‫صلَ ٰوةَ طَ َرفَ ِى ٱلنَّه‬
َّ ٰ ِ‫ل‬
َ‫لذ ِك ِرين‬
“Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)
dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-
perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.

a. waktu-waktu shalat tersebut


1. Zuhur, shalat zuhur waktunya mulai matahari condong ke arah
barat dan berakhir sampai bayang-bayang suatu benda sama
panjang atau lebih sedikit dari benda tersebut. Hal ini idapat
dilihat kepada seseorang atau sebuah tiang yang berdiri, bilamana
bayang-bayangnya masih persis di tengah atau belum sampai,
menandakan waktu zuhur belum masuk. 

4
2. Asar, shalat asar waktunya mulai dari bayang-bayang suatu benda
lebih panjang dari bendanya hingga terbenam matahari.
Kebanyakan ulama berpendapat bahwa shalat ashar di waktu
menguningnya cahaya matahari sebelum terbenam hukumnya
makruh.
3. Magrib, shalat magrib waktunya mulai terbenam matahari dan
berakhir sampai hilangnya cahaya awan merah.
4. Isya, shalat isya waktunya mulai hilangnya cahaya awan merah
dan berakhir hingga terbit fajar.
5. Subuh, shalat subuh, waktunya dari mulai terbit fajar hingga terbit
matahari.

2.4. Tata Cara Shalat Yang Disunnahkan

Tata cara yang disunnahkan dalam shalat ada 15 (lima belas) yaitu:
1. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram
2. Mengangkat tangan saat ruku’
3. Mengangkat tangan saat bangun dari ruku’
4. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
5. Tawajjuh
6. Membaca audzubillah
7. Mengeraskan suara dan memelankan suara sesuai tempatnya
8. Membaca amin
9. Membaca surat setelah membaca Al-Fatihah
10. Membaca takbir saat naik atau turun
11. Mengakatan sami’a-Allahu liman hamidah robbana walakal hamdu dan
tasbih saat ruku’ dan sujud
12. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha saat duduk; membuka
tangan kiri sedang tangan kanan menggenggam kecuali jari telunjuk yang
menunjuk saat tahiyat
13. Duduk iftirasy pada setiap duduk.
14. Duduk tawarruk pada duduk yang akhir

5
15. Salam yang kedua.

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Shalat merupakan kewajiban setiap muslim,karena hal ini di syariatkan


oleh Allah SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal
ini tidak menjadi masalah karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat
yang menjelaskan secara terperinci mengenai praktek shalat. Tugas dari
seorang muslim hanyalah melaksnakan shalat dari mulai baligh sampai napas
terakhir, semua perbedaan mengenai praktek shalat semua pendapat bisa
dikatan benar karena masing-masing memilki dasar dan pendafaatnya
masing-masing dan tentunnya berdasarkan ijtihad yang panjang.
Setiap perintah Allah yang di berikan kepada kaum muslimin tentunya
memiliki paidah untuk kaum muslimin sendiri, seperti halnya umat islam di
perintahkan untuk melaksanakan shalat, salah satu paidahnya yakni supaya
umat islam selalu mengingat tuhannya dan bisa meminta karunianya dan
manfaat yang lainnya yakni bisa mendapkan ampunan dari Allah SWT.
Demikian paparan yang dapat kami persembahkan menganai “sholat”
dengan waktu yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua
baik di dunia maupun akherat kelak, kami memohon maaf apbila dalam
pemaparan yang kami sampaikan ini terdapat banyak kesalahan dalam
makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk makalah-makalah kami selanjutnya.
3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih


banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen mata
kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas
kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Penerjemah: Nor Hasanuddin, (Jakarta: Pena Pundi
Aksara, 2006)
Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam, (PT. Sirnar Baru Algensido 1954)
Dradjat ,Zakiah Prof.Dr. Ilmu Fiqh,Yogyakarta:PT Dana Bhakti Wakaf,1995
Abdul aziz,bin Zainudin,, Fathul mu’in bi sarkhil qurotal ain,Indonesia ; Daroyail
Kitabah
Macam-Macam dan Pelaksanaan Shalat
Silvana Liz Handayani
Ilmu Hadits, Fakultas Ushuluddin dan Adab Universitas Islam Negeri Sulthan
Maulana Hasanuddin Banten Silvanalizh885@gmail.com
https://fajri-makalahsholat.blogspot.com/
http://www.makalah.co.id/2015/11/makalah-sholat-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai