Anda di halaman 1dari 16

BERBAGAI MACAM SHOLAT SUNNAH

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Fiqh Ibadah

Dosen Pengampu : AHMAD PERDANA KUSUMA, SH.MH

Disusun Oleh :

RAHMAD RITONGA
DHENIS INDRAWAN

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UIN SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.

Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon
kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Tebing Tinggi, 17 April 2023

KELOMPOK 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................2

A. Pengertian Solat Sunnah..............................................................2


B. Pengertian Solat Sunnah Berjamaah Dan Macamnya.............2
C. Pengertian Solat Sunah Munfarid Dan Macamnya..................4
D. Keutamaan Solat Sunnah............................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................12
B. Saran..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat


muslim yang sudah mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua
macam, yaitu sholat fardhu dan sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah
ialah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu,
maka perlu disempurnakan dengan sholat sunnah. Selain itu juga karena sholat itu
mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali
macam-macam sholat sunnah yang disaryiatkan. Dengan demikan maka pada
kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari macam-macam dari sholat sunnah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah?


2. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya?
3. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-Macamnya?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana pengertian sholat sunnah


2. Mengetahui bagaimana pengertian sholat sunnah berjamaah dan macam-
macamnya
3. Mengetahui bagaimana pengertian sholat sunnah munfarid dan macam-
macamnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Sunnah

Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi
Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada
Allah juga mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang mengerjakan sholat
sunnah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak
mendapatkan dosa. Shalat sunnah terbagi dua yaitu:

1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status
hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih,
istisqa, kusuf dan khusuf.
2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid (sendiri-sendiri). Status
hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada
pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.1

B. Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-macamnya

Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah yang dikerjakan
secara bersama-sama. Terdiri dari imam dan makmum. Macam-macam shalat
sunnah yang dilakukan dengan berjamaah :

1. Shalat Sunnah Idain

1
Ahmad bin Yahya, Ringkasan Fikih Sunah, terj: Abdul Majid, Umar Mujtahid, Arif Mahmudi,
Jakarta: Ummul Qura, 2013.

2
Kata idain berarti dua hari raya, yaitu hari raya idul fitri dan hari raya
idul adha. Shalat idain adalah shalat sunnah yang dilakukan karena datangnya
hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di laksanakan pada tanggal 1
syawal, sedangkan shalat idul adha di laksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah.
Shalat idain disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Dan dianjurkan
dilaksanakan di lapangan dan berjama’ah.

Hukum melaksanakan kedua shalat ‘Id ini sama, yakni sunnah


muakkadah (yang dikuatkan/penting sekali). Sejak disyariatkannya shalat ‘Id ini,
Rasulullah Saw. tidak pernah meninggalkannya. Allah berfirman dalam surat al-
Kautsar (108) ayat 1-2:

‫ك َواحْنَْر‬ ِ َ‫ف‬
َ ِّ‫ص ِّل لَرب‬
َ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad)
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah” (QS. al-Kautsar (108): 1-2).

Kedua shalat hari raya tersebut pada prinsipnya sama dalam hal tata
caranya, kecuali niat dan waktunya yang berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga
sama, yaitu dua rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit
matahari sampai tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih baik
diakhirkan sedikit daripada shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.2

Setelah selesai melakukan shalat ‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi
dan para shahabatnya melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah seperti yang
dijelaskan oleh Ibnu ‘Umar:

2
Al-Qardlawy, Yusuf. (1985). Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam. Al-Dar al_Baidla’: Dar al-
Ma’rifah.

3
‫صلى اهلل عليه وسلّم و أبو بكر وعمر يصلّون العيدين قبل اخلطبة (رواه‬
ّ ‫كان رسول اهلل‬
)‫اجلماعة‬.

Artinya: Adalah Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar melakukan shalat
‘Idain sebelum khutbah (HR. Jama’ah ahli hadits).

2. Shalat Dua Gerhana

Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang
dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum
melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.Waktu
Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai
selesai atau tertutupnya

C. Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-macamnya

Shalat sunnat munfarid adalah shalat sunnat yang dikerjakan secara


sendirian. Macam-macam shalatsunnah yang dilakukansecara sendirian sebagai
berikut :

1. Shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu
baik dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut
shalat qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah (sesudah). Dari beberapa macam
sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah yang ada, ada beberapa yang termasuk
dalam sholat sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang dianjurkan oleh
Rasulullah saw.

2. Shalat Tahajjud

4
Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
malam hari setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada malam
hari. Waktu melaksanakan sholat tahajut adalah:

3. Shalat Istikharah

Shalat Istikharah ialah shalat sunnah untuk memohon kepada allah


ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal yang belum dapat ditentukan
baik atau buruknya.Terdiri dari dua rakaat.

Shalat istikharah dan dhalat hajjat waktunya lebih utama dikerjakan


seperti melakukan shalat tahajjud yakni dimalam hari.

4. Shalat sunnah hajat

Shalat sunnah hajat adalah shalat yang dilakukan dengan tujuan karena
mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah swt. Jumlah rakaatnya
minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Waktu shalat hajat adalah bebas
dilakukan kapan saja tapi dianjurkan ketika malam hari bersamaan dengan shalat
tahajut

5. Shalat Dhuha

Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni
ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari
tergelincir yaitu menjelang waktu dhuhur. Hukum mengerjakan shalat dhuha
adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya
sehingga rasulullah menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum muslim untuk
melaksanakannya. Bilangan rakaat shalat dhuha. Shalat dhuha dikerjakan
sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat.

6. Sholat sunnah wudhu

5
sholat sunnah wudhu adalah sholat yang dikerjakan setelah berwudhu.
Sekarang perhatikan Hadist-Hadist yang menerangkan fadhilah atau keutamaan-
keutamaan Shalat Sunnat Wudhu :

7. Shalat sunnahTasbih

Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang sebagaimana dianjurkan


oleh rasulullah saw kepada mamaknya sayyidina abbas bin abdul
munthallib.Shalat tasbih ini dianjurkan diamalkan, kalau tidak bisa tiap malam,
dapat dilakukan tiap minggu sekali, jika tidak bisa dapat dilakukan satu bulan
sekali, jika tetap tidak bisa dilakukan setahun sekali, setidak – tidakya seumur
hidup sekali.

8. Shalat sunnah at-taubah

Shalat sunnah at-taubah adalah shalat sunnah yang dilaksanakan untuk


memohon pengampunan atas dosa yang telah dilakukan. Waktu melaksanakan
shalat at-taubah adalah ketika seseorang telah menyadadari dosa yang telah
diperbuat dan ia telah menyesalinya dalam hati, maka ia diwajibkan bersegera
shalat at-taubah.Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat.

9. Shalat Tahiyatul Masjid

Tahiyatul masjid berarti penghormatan masjid, shalat tahiyatul masjid


berarti shalat yang dikerjakan untuk menghormati masjid. Masjid adalah tempat
manusia bersemabah sujud kepada Allah, semua kegiatan di masjid
menggunakan nama Allah oleh karena itu masjid disebut Baitullah. Demikian
mulianya sehingga islam mensyariatkan shalat tahiyatul masjid, Rasulullah
bersabda:

‫ ﺭﻮﺍﻩﺃﺑﻮ ﺪﺍﻮﺪ‬.‫ﺇﺬﺍ ﺟﺎﺀ ﺍﺤﺪﻜﻢ ﺍﻠﻤﺴﺟﺪ ﻓﻠﻴﺻﻞ ﺴﺟﺪﺗﻳﻥ ﻣﻥ ﻗﺑﻞ ﺍﻥ ﻴﺟﻟﺱ‬

6
Artinya: “Apabila salah seorang diantara kamu masuk masjid, hendaklah ia
shalat dua rakaat sebelum duduk. “(HR.Abu Dawud dari Abi Qatadah : 395)

Melakukan sholat tahiyatul masjid saat setelah masuk masjid dan belum
sampai duduk. Dilakukan sendiri-sendiri tidak berjama’ah, sebagaimana berikut
akan dijelaskan bagaimana tata cara dalam melakukan shalat tahiyatul masjid.

Tujuan dari pelaksanaan shalat dua rakaat ini adalah untuk menghormati
masjid. Karena masjid memiliki kehormatan dan kedudukan mulia yang harus
dijaga oleh orang yang memasukinya. Yaitu dengan tidak duduk sehingga
melaksanakan shalat tahiyatul masjid ini. Karena pentingnya shalat ini, Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap memerintahkan seorang sahabatnya – Sulaik
al-Ghaathafani – yang langsung duduk shalat memasuki masjid untuk
mendengarkan khutbah dari lisannya. Ya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
tidak membiarkannya duduk walaupun untuk mendengarkan khutbah dari
lisannya, maka selayaknya kita memperhatikan shalat ini.

10. Shalat sunnah muthlaq

Shalat sunnah muthlaq adalah shalat sunnah yang boleh dikerjakan pada
waktu kapan saja, shalat muthlaq yakni shalat sunnah yang tak bersebab

D. Keutamaan Solat Sunnah

1. Pertama: Akan Menutupi Kekurangan pada Shalat Wajib

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

« ‫ول َربُّنَا َج َّل َو َعَّز‬ َّ ‫َأع َماهِلِ ُم‬


ُ ‫ قَ َال َي ُق‬Cُ‫الصالَة‬ ِ
ْ ‫َّاس بِِه َي ْو َم الْقيَ َام ِة ِم ْن‬
ُ ‫ب الن‬ َ َ‫َّن ََّأو َل َما حُي‬
ُ ‫اس‬
‫ِإ‬

ِ ِ ِ ِ
ً‫ت لَهُ تَ َّامة‬ ْ َ‫ص َها فَِإ ْن َكان‬
ْ َ‫ت تَ َّامةً ُكتب‬ َ ‫صالَة َعْبدى َأمَتََّها َْأم َن َق‬ ْ ‫ل َمالَِئ َكتِ ِه َو ُه َو‬
َ ‫َأعلَ ُم انْظُُروا ىِف‬

7
‫ال َأمِت ُّوا‬
َ َ‫ال انْظُُروا َه ْل لِ َعْب ِدى ِم ْن تَطَُّو ٍع فَِإ ْن َكا َن لَهُ تَطَُّوعٌ ق‬
َ َ‫ص ِمْن َها َشْيًئا ق‬ ‫ِإ‬
َ ‫َو ْن َكا َن ا ْنَت َق‬
ِ ِ
‫ال َعلَى َذا ُك ْم‬ ْ ‫يضتَهُ ِم ْن تَطَُّو ِع ِه مُثَّ ُتْؤ َخ ُذ‬
ُ ‫اَألع َم‬ َ ‫» ل َعْبدى فَ ِر‬.

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat
nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-
lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya
sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya
pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan,
maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah.
Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah
kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.”
Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud no.
864, Ibnu Majah no. 1426 dan Ahmad 2: 425. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih)

2. Kedua: Dihapuskan dosa dan ditinggikan derajat

Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu


Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu aku
berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah
memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada
Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika
ditanya, Tsauban malah diam.

Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga


kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi
pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

8
‫ك هِبَا‬ َّ ‫ك اللَّهُ هِبَا َد َر َجةً َو َح‬ ِ ِ ِ ُّ ‫علَيك بِ َك ْثر ِة‬
َ ‫ط َعْن‬ َ ‫َّك الَ تَ ْس ُج ُد للَّ ِه َس ْج َد ًة ِإالَّ َر َف َع‬
َ ‫الس ُجود للَّ ِه فَِإن‬ َ َ َْ

ً‫َخ ِطيَئة‬

“Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah.


Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah
akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan
berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama.
Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban
padaku.” (HR. Muslim no. 488). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits
ini adalah dorongan untuk memperbanyak sujud dan yang dimaksud adalah
memperbanyak sujud dalam shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 205). Cara
memperbanyak sujud bisa dilakukan dengan memperbanyak shalat sunnah.

3. Ketiga: Akan dekat dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga


4. Keempat: Shalat adalah sebaik-baik amalan
5. Kelima: Menggapai wali Allah yang terdepan3

Orang yang rajin mengamalkan amalan sunnah secara umum, maka ia


akan menjadi wali Allah yang istimewa. Lalu apa yang dimaksud wali Allah?

Allah Ta’ala berfirman,

)63( ‫ين آَ َمنُوا َو َكانُوا َيَّت ُقو َن‬ ِ َّ ِ ٌ ‫َأاَل ِإ َّن َْأولِيَاء اللَّ ِه اَل َخو‬
َ ‫) الذ‬62( ‫ف َعلَْيه ْم َواَل ُه ْم حَيَْزنُو َن‬ ْ َ

3
Ad-Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi. (2002). Asbabul Wurud: Latar Belakang
Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul 1-3. Terj. oleh M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim. Cet. VI.

9
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman
dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)

Perlu diketahui bahwa wali Allah ada dua macam: (1) As Saabiquun Al
Muqorrobun(wali Allah terdepan) dan (2) Al Abror Ash-habul yamin(wali Allah
pertengahan). As saabiquun al muqorrobun adalah hamba Allah yang selalu
mendekatkan diri pada Allah dengan amalan sunnah di samping melakukan yang
wajib serta dia meninggalkan yang haram sekaligus yang makruh. Al Abror ash-
habul yamin adalah hamba Allah yang hanya mendekatkan diri pada Allah
dengan amalan yang wajib dan meninggalkan yang haram, ia tidak membebani
dirinya dengan amalan sunnah dan tidak menahan diri dari berlebihan dalam
yang mubah.

6. Keenam: Allah akan beri petunjuk pada pendengaran, penglihatan, kaki dan
tangannya, serta doanya pun mustajab

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب ِإىَلَّ مِم َّا‬


َّ ‫َأح‬ ٍ ِ ِ ‫ وما َت َقَّر ِإ‬، ‫ال من عادى ىِل ولِيًّا َف َق ْد آذَ ْنته بِاحْل ر ِب‬
َ ‫ب ىَلَّ َعْبدى ب َش ْىء‬
َ ََ َْ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َ‫ِإ َّن اللَّهَ ق‬
ِ ِ ِ ِ
ُ‫ت مَسْ َعه‬ ْ ‫ فَِإذَا‬، ُ‫ب ِإىَلَّ بِالن ََّواف ِل َحىَّت ُأحبَّه‬
ُ ‫َأحبَْبتُهُ ُكْن‬ ُ ‫ َو َما َيَز ُال َعْبدى َيَت َقَّر‬، ‫ت َعلَْيه‬
ُ‫ض‬ْ ‫ا ْفَتَر‬

‫ َوِإ ْن‬، ‫ش هِبَا َو ِر ْجلَهُ الَّىِت مَيْ ِشى هِبَا‬ ِ ِ ِ ِ ِ


ُ ُ‫ َويَ َدهُ الَّىِت َيْبط‬، ‫صَرهُ الَّذى يُْبص ُر بِه‬
َ َ‫ َوب‬، ‫الَّذى يَ ْس َم ُع بِه‬
ِ ‫ِئ‬ ِ ْ ‫سَألَىِن‬
ُ‫اسَت َعا َذىِن ُألعي َذنَّه‬
ْ ‫ َولَ ِن‬، ُ‫ُألعطَينَّه‬ َ

“Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku


akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan
amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku

10
dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia
gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia
gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan
untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan
jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari
no. 2506)

Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) di samping


melakukan amalan wajib, akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan
memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah
juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya do’a
(Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad,
hadits ke-38).4

4
Abdurrahman. (1992). Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo. Cet. I.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah dilakukan oleh


Rasulullah saw. ada sholat-sholat sunnah yang tergolong pada yang dianjurkan dan
yang tidak dianjurkan, ada pula yang dilaksanakan berjamaah ataupun secara
munfarid. Namun tetap dilaksanakan oleh Rasulullah sebagai tauladan bagi umat
Islam sedunia. Dari semua sholat sunnah pada intinya atau kesimpulannya Shalat
sunnah dilakukan untuk menambah atau menutupi kekurangan – kekurangan ibadah
wajib.

B. Saran

Demikian makalah yang kami susun semoga apa yang kita rumuskan, kita
pelajari mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita
semua. Dengan semangat belajar yang tinggi pula insyaallah dapat menegakkan
tiang agama dan mendapatkan tempat yang mulia kelak di hari akhir amin ya robbal
alamin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (1992). Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta:


Akademika Pressindo. Cet. I.
Abu Syuqqah, ‘Abd al-Halim. (1997). Tahrir al-Mar’ah fi ‘Ashr al-Risalah.
Alih bahasa oleh Chairul Halim dengan judul “Kebebasan
Wanita”. Jilid 5, Jakarta: Gema Insani Press. Cet. I.
Ad-Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi. (2002). Asbabul Wurud:
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul 1-3. Terj.
oleh M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim. Cet. VI.
Ahmad bin Yahya, Ringkasan Fikih Sunah, terj: Abdul Majid, Umar Mujtahid,
Arif Mahmudi, Jakarta: Ummul Qura, 2013.
Al-Qardlawy, Yusuf. (1985). Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam. Al-Dar
al_Baidla’: Dar al-Ma’rifah.
Busthami M. Said. (1992). Pembaharu dan Pembaharuan dalam Islam. Terj.
oleh Mahsun al-Mundzir. Ponorogo: Trimurti. Cet. I.
Iskandar Usman. (1994). Istihsan dan Pembaharuan Hukum Islam. Jakarta:
Rajawali Pers. Cer. I.
Khallaf, ‘Abdul Wahhab. (1978). ‘Ilm Ushul al-Fiqh. Kairo: Dar al-‘Ilm li
al_Thiba’ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi’. Cet. XII.
Mas‟ud, Ibnu & Abidin, Zainal S. 2000. fiqh mazhab syafi’i, Bandung Pustaka
Setia Rahman, Abd & Nugroho, Hery. 2019
Mu`alim Amir dan Yusnadi, Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam
Muchtar, Asmaji, Fatwa-fatwa Imam asy-Syafi`i Masalah Ibadah, Jakarta:
Amzah, 2015.
Yusuf Qaradhawi, Fikih Thaharah, cet.ke-1 Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.
Zuhaili, Wahbah, Fikih Islam Wa Adillatuhu, terj: Abdul Hayyie al-Kattani,
dkk,Jakarta: Gema Insani, 2010.

13

Anda mungkin juga menyukai