Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Fiqh Ibadah
Disusun Oleh :
RAHMAD RITONGA
DHENIS INDRAWAN
KELOMPOK 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................12
B. Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi
Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada
Allah juga mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang mengerjakan sholat
sunnah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak
mendapatkan dosa. Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status
hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih,
istisqa, kusuf dan khusuf.
2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid (sendiri-sendiri). Status
hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada
pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.1
Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah yang dikerjakan
secara bersama-sama. Terdiri dari imam dan makmum. Macam-macam shalat
sunnah yang dilakukan dengan berjamaah :
1
Ahmad bin Yahya, Ringkasan Fikih Sunah, terj: Abdul Majid, Umar Mujtahid, Arif Mahmudi,
Jakarta: Ummul Qura, 2013.
2
Kata idain berarti dua hari raya, yaitu hari raya idul fitri dan hari raya
idul adha. Shalat idain adalah shalat sunnah yang dilakukan karena datangnya
hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di laksanakan pada tanggal 1
syawal, sedangkan shalat idul adha di laksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah.
Shalat idain disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Dan dianjurkan
dilaksanakan di lapangan dan berjama’ah.
ك َواحْنَْر ِ َف
َ ِّص ِّل لَرب
َ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad)
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah” (QS. al-Kautsar (108): 1-2).
Kedua shalat hari raya tersebut pada prinsipnya sama dalam hal tata
caranya, kecuali niat dan waktunya yang berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga
sama, yaitu dua rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit
matahari sampai tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih baik
diakhirkan sedikit daripada shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.2
Setelah selesai melakukan shalat ‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi
dan para shahabatnya melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah seperti yang
dijelaskan oleh Ibnu ‘Umar:
2
Al-Qardlawy, Yusuf. (1985). Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam. Al-Dar al_Baidla’: Dar al-
Ma’rifah.
3
صلى اهلل عليه وسلّم و أبو بكر وعمر يصلّون العيدين قبل اخلطبة (رواه
ّ كان رسول اهلل
)اجلماعة.
Artinya: Adalah Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar melakukan shalat
‘Idain sebelum khutbah (HR. Jama’ah ahli hadits).
Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang
dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum
melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.Waktu
Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai
selesai atau tertutupnya
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu
baik dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut
shalat qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah (sesudah). Dari beberapa macam
sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah yang ada, ada beberapa yang termasuk
dalam sholat sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang dianjurkan oleh
Rasulullah saw.
2. Shalat Tahajjud
4
Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
malam hari setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada malam
hari. Waktu melaksanakan sholat tahajut adalah:
3. Shalat Istikharah
Shalat sunnah hajat adalah shalat yang dilakukan dengan tujuan karena
mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah swt. Jumlah rakaatnya
minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Waktu shalat hajat adalah bebas
dilakukan kapan saja tapi dianjurkan ketika malam hari bersamaan dengan shalat
tahajut
5. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni
ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari
tergelincir yaitu menjelang waktu dhuhur. Hukum mengerjakan shalat dhuha
adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya
sehingga rasulullah menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum muslim untuk
melaksanakannya. Bilangan rakaat shalat dhuha. Shalat dhuha dikerjakan
sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat.
5
sholat sunnah wudhu adalah sholat yang dikerjakan setelah berwudhu.
Sekarang perhatikan Hadist-Hadist yang menerangkan fadhilah atau keutamaan-
keutamaan Shalat Sunnat Wudhu :
7. Shalat sunnahTasbih
6
Artinya: “Apabila salah seorang diantara kamu masuk masjid, hendaklah ia
shalat dua rakaat sebelum duduk. “(HR.Abu Dawud dari Abi Qatadah : 395)
Melakukan sholat tahiyatul masjid saat setelah masuk masjid dan belum
sampai duduk. Dilakukan sendiri-sendiri tidak berjama’ah, sebagaimana berikut
akan dijelaskan bagaimana tata cara dalam melakukan shalat tahiyatul masjid.
Tujuan dari pelaksanaan shalat dua rakaat ini adalah untuk menghormati
masjid. Karena masjid memiliki kehormatan dan kedudukan mulia yang harus
dijaga oleh orang yang memasukinya. Yaitu dengan tidak duduk sehingga
melaksanakan shalat tahiyatul masjid ini. Karena pentingnya shalat ini, Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap memerintahkan seorang sahabatnya – Sulaik
al-Ghaathafani – yang langsung duduk shalat memasuki masjid untuk
mendengarkan khutbah dari lisannya. Ya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
tidak membiarkannya duduk walaupun untuk mendengarkan khutbah dari
lisannya, maka selayaknya kita memperhatikan shalat ini.
Shalat sunnah muthlaq adalah shalat sunnah yang boleh dikerjakan pada
waktu kapan saja, shalat muthlaq yakni shalat sunnah yang tak bersebab
ِ ِ ِ ِ
ًت لَهُ تَ َّامة ْ َص َها فَِإ ْن َكان
ْ َت تَ َّامةً ُكتب َ صالَة َعْبدى َأمَتََّها َْأم َن َق ْ ل َمالَِئ َكتِ ِه َو ُه َو
َ َأعلَ ُم انْظُُروا ىِف
7
ال َأمِت ُّوا
َ َال انْظُُروا َه ْل لِ َعْب ِدى ِم ْن تَطَُّو ٍع فَِإ ْن َكا َن لَهُ تَطَُّوعٌ ق
َ َص ِمْن َها َشْيًئا ق ِإ
َ َو ْن َكا َن ا ْنَت َق
ِ ِ
ال َعلَى َذا ُك ْم ْ يضتَهُ ِم ْن تَطَُّو ِع ِه مُثَّ ُتْؤ َخ ُذ
ُ اَألع َم َ » ل َعْبدى فَ ِر.
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat
nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-
lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya
sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya
pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan,
maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah.
Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah
kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.”
Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud no.
864, Ibnu Majah no. 1426 dan Ahmad 2: 425. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih)
8
ك هِبَا َّ ك اللَّهُ هِبَا َد َر َجةً َو َح ِ ِ ِ ُّ علَيك بِ َك ْثر ِة
َ ط َعْن َ َّك الَ تَ ْس ُج ُد للَّ ِه َس ْج َد ًة ِإالَّ َر َف َع
َ الس ُجود للَّ ِه فَِإن َ َ َْ
ًَخ ِطيَئة
)63( ين آَ َمنُوا َو َكانُوا َيَّت ُقو َن ِ َّ ِ ٌ َأاَل ِإ َّن َْأولِيَاء اللَّ ِه اَل َخو
َ ) الذ62( ف َعلَْيه ْم َواَل ُه ْم حَيَْزنُو َن ْ َ
3
Ad-Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi. (2002). Asbabul Wurud: Latar Belakang
Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul 1-3. Terj. oleh M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim. Cet. VI.
9
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman
dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Perlu diketahui bahwa wali Allah ada dua macam: (1) As Saabiquun Al
Muqorrobun(wali Allah terdepan) dan (2) Al Abror Ash-habul yamin(wali Allah
pertengahan). As saabiquun al muqorrobun adalah hamba Allah yang selalu
mendekatkan diri pada Allah dengan amalan sunnah di samping melakukan yang
wajib serta dia meninggalkan yang haram sekaligus yang makruh. Al Abror ash-
habul yamin adalah hamba Allah yang hanya mendekatkan diri pada Allah
dengan amalan yang wajib dan meninggalkan yang haram, ia tidak membebani
dirinya dengan amalan sunnah dan tidak menahan diri dari berlebihan dalam
yang mubah.
6. Keenam: Allah akan beri petunjuk pada pendengaran, penglihatan, kaki dan
tangannya, serta doanya pun mustajab
10
dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia
gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia
gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan
untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan
jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari
no. 2506)
4
Abdurrahman. (1992). Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo. Cet. I.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun semoga apa yang kita rumuskan, kita
pelajari mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita
semua. Dengan semangat belajar yang tinggi pula insyaallah dapat menegakkan
tiang agama dan mendapatkan tempat yang mulia kelak di hari akhir amin ya robbal
alamin.
12
DAFTAR PUSTAKA
13