Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SHOLAT-SHOLAT WAJIB SUNNAT 1

DOSEN PENGAMPU :

SARBAINI, M.PDI

DISUSUN OLEH :

IKHWAN ZAKIR ( 2310201018 )

SARIYANTI ( 2310201025 )

KELAS 1A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas ke hadirat allah SWT yang telah memeberikan Rahmat ,
karunia dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah
tentang Sholat-sholat Wajib Sunnat 1 dapat terselesai. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad Saw beserta para pengikutnya
yang setia menemani hingga akhir zaman.

Makalah tentang konsep Sholat-sholat Wajib Sunnat 1 yang berbentuk


hasil kelompok dimana tugas ini adalah di buat dengan kerja sama
kelompok ,dalam penyelesaian tentang tugas ini, penulis banyak mengalami
kesulitan karena sedikit informasi di peroleh dan minim nya pengetahuan
kami tentang hal tersebut. Namun pada akhirnya makalah tentang Sholat-
sholat Wajib Sunnat 1 ini dapat di selesaikan meskipun masih terdapat bnyak
kekurangan .

Sungai penuh, 19 september 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Shalat Rawatib ...................................................................................3


B. Shalat Tahajjud...................................................................................4
C. Shalat Hajat.........................................................................................6
D. Shalat Tarawih....................................................................................7
E. Shalat Witir.........................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran ................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kita sebagai umat muslim diwajibkan mendirikan shalat, karena shalat itu
merupakan tiang agama. Shalat itu merupakan penopang yang akan menentukan
berdiri atau tidaknya agama dalam diri masing-masing umat muslim. Shalat
merupakan kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan bagi umat muslim yang
sudah mukallaf. Dalam syariat islam shalat terbagi dalam dua macam yaitu yang
pertama shalat wajib yakni shalat yang diwajibkan bagi umat muslim baik laki-
laki ataupun perempuan untuk mendirikannya. Shalat sunnah pun dibagi menjadi
dua macam yakni shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad.
Muakkad artinya dianjurkan, jadi shalat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk
dilaksanakan setiap muslim, ada juga shalat sunnah yang tidak dianjurkan untuk
melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala
dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa. Walaupun demikian kita sebagai umat
muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah dan ketakwaan. Hal tersebut
merupakan rahmat dari Allah Swt kepada para hambanya karena Allah
mensyariatkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis agar orang mukmin
bertambah imannya dengan melakukan perkara yang sunnah, dan
menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban
mungkin yang kurang.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah :

1. Shalat Rawatib
2. Shalat Thajjud
3. Shalat Hajat
4. Shalat Tarawih

1
5. Shalat Witir

3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang Shalat Rawatib

2. Mengetahui tentang Shalat Tahajjud

3. Mengetahui tentang Shalat Hajat

4. Mengetahui tentang Shalat Tarawih

5. Mengetahui tentang Shalat Witir

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Shalat Rawatib

Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat
fardhu. Jumlah shalat sunnah rawatib ada 22 rakaat, yang sepuluh rakaat muakkad
(sangat dianjurkan) dan yang 12 ghoiru muakkad (dianjurkan).

Sepuluh rakaat yang muakkad adalah :

a. Dua rakaat sebelum shalat fardhu shubuh


b. Dua rakaat sebelum shalat fardhu dzuhur atau jum’at
c. Dua rakaat setelah shalat fardhu dzuhur atau jum’at
d. Dua rakaat setelah shalat fardhu maghrib
e. Dua rakaat setelah shalat fardhu isya’
Hal tersebut sesuai dengan pendapat empat imam madzab dalam buku
Fiqih Empat Madzab karya Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Abdurrahman
Ad-Dimasyqi bahwa empat imam madzab sepakat shalat sunnah rawatib yang
mengiringi shalat fardhu adalah dua rakaat sebelum shalat subuh, dua rakaat
sebelum shalat dzuhur dan sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dan dua
rakaat setelah shalat fardhu isya. Hanafi berpendapat bahwa jika ia menghendaki,
boleh shalat sunnah empat rakaat sesudah shalat dzuhur dan boleh juga dua rakaat.
Sementara imam Syafi’i juga berpendapat membolehkan shalat sunnah empat
rakaat setelah shalat dzuhur.

Sedangkan dua belas yang ghairu muakkad adalah sebagai berikut :

a. Dua rakaat sebelum shalat dzuhur atau jum’ah

3
b. Dua rakaat seelah shalat fardu dzuhur atau jum’ah (sebagai tambahan yang
muakkad )
c. Empat rakaat sebelum shalat fardu ashar
d. Dua rakaat sebelum shalat maghrib
e. Dua rakaat sebelum fardu isya’

Tata cara pelaksanaan shalat rawatib adalah sebagai berikut :

a. Shalat dilakukan sebagaimana shalat fardu pada umumnya


b. Niatnya menurut macam shalat fardunya
c. Dikerjakan dengan munfarid (tidak berjamaah)
d. Bacaannya tidak dikeraskan
e. Jika lebih dari dua rakaat, maka tiap-tiap dua rakaatnya harus satu salam

B. Shalat Tahajjud

Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah pada malam hari yang dikerjakan
stelah tidur. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas.
Waktunya ialah mulai dari setelah shalat isya’ sampai terbit fajar, namun
dikerjakan di sepertiga malam terakhir lebih utama, dan mengerjakan shalat
tahajud di rumah lebih utama daripada di masjid. Keutamaan shalat tahajud sudah
termaktub dalam al-qur’an surat Al-Isra’ (17): 79:

‫ومن اليل فتهجد به نا فلة لك عسی أن يبعثك ربك مقام محمودا‬.

Artinya: “Dan daris ebagian itu gunakanlah untuk bertahajud sebagai shalat
sunnah bagimu, semoga tuhanmu akan membangkitkanmu pada kedudukan yang
terpuji”. QS. Al-Isra’ (17): 79.

Jumlah rakaat shalat tahajud adalah 2 dan kelipatanya, setiap dua rakaat
melakukan salam. Tata cara melaksanakan shalat tahajud sama seperti shalat
fardhu pada umumnya yang membedakan hanya niatnya. Adapun niat shalat
tahajud adalah sebagai berikut:

4
‫أصلی سنة التهجد رکعتین هلل تعا لی‬

Seseorang yang hendak melaksanakan shalat tahajjud disunnahkan untuk


melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Di waktu akan melakukan tidur, hendaklah berniat hendak bangun untuk


bersembahyang. Dari abu darda’ bahwa Nabi Saw bersabda:
‫من أتی فرا شه وەو ینوی أن یقوم فیصلی من الیل فغلبته عینه حتی یصبح کتب له ما نو و کان‬
‫ رواه النسائ وإبن ماجه بسند صحیح‬.‫نو مه صد قة علیه من ربه‬

Artinya: “Barang siapa yang akan tidur dan berniat hendak bangun
bersembahyang malam, kemudian terlanjur terus tidur hingga pagi, maka
dicatatlah niatnya itu sebagai satu pahala, sedang tidurnya, dianggap
sebagai karunia tuhan yang diberikan kepadanya”.

2. Sebaiknya, shalat malam dilakukan dimulai dengan mengerjakan dua


rakaat yang ringan dan selanjutnya bolehlah bersembayang sesuka hati.
Dari Aisyah r.a berkata
‫ رواه مسلیم‬.‫ل إدا قا م من الیل یصلی إفتتح صال ته برکع تین خففتین‬.‫کان رسول ەلل ص‬
Artinya: “Rasulullah Saw itu apabila bangun malam untuk
bersembahyang, beliau memulainya dengan dua rakaat yang ringan”.
3. Hendaklah menghentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat
mengantuk sampai hilang kantuknya.
‫ مسلیم‬٥‫ روا‬.‫إذا قامأحدکم من الیل فاستعجم القرأن علی لسانه فلم یدری مایقول فلیضطجع‬
Artinya: “Apabila dari kamu seseorang bangun malam untuk
bersembahyang, kemudian terasa berat membaca Al-qur’an hingga tidak
disadarinya apa yang dibacanya itu, maka baiknya tidur lagi”.
(HR.Muslim).
4. Hendaklah jangan memberatkan diri. Maksudnya ialah hendaknya
mengerjakanya dengan tekun dan jangan sampai meninggalkan kecuali
dalam keadaan yang sangat terpaksa. Dari Aisyah r.a
‫متفق علیه‬.‫م خدوا من األعما ل ما تطیقون فو ەللا ال يمل حتی تملو‬.‫قال رسول هللا ص‬

5
Artinya: “Rasulullah Saw. Bersabda: Kerjakanlah semua amal itu sekedar
kekuatanmu. Demi Allah Allah itu tidak akan jemu memberikan pahala
sampai engkau sekalian jemu beramal”. ( HR. Bukhari dan Muslim).

C. Shalat Hajat

Shalat hajat ialah shalat bagi seorang yang mempunyai keinginan, agar
keinginan tersebut diperkenankan oleh Allah swt. Ahmad meriwayatkan dengan
sanad shahih dari Abuddarda’ bahwa Nabi saw bersabda:

‫َم ْن تو ّض َأ فَأ ْس َبَغ الوضوء ثّم صّلي ركعتيِن يتُّم همَا أْع َطا ُه ُهللا ما َس َأَل معَّجًل أْو ُم َؤ َّخ رًا‬

Artinya: “Barangsiapa berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian


bersembahyang dua rakaat dengan sempurna, maka ia diberi Allah apa saja yang
diminta baik cepat ataupun lambat”.

Jumlah rakaat shalat hajat ialah yang termashur adalah dua rakaat sedangkan
dalam kitab Ihya’ Ulumuddin shalat hajat bisa dilakukan sampai 12 rakaat dengan
2 kali salam. Cara melaksanakan shalat hajat sama dengan cara pelaksanaan shalat
fardhu, baik bacaan dan gerakannya yang membedakan hanyalah niatnya. Tata
cara melaksanakan shalat hajat adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan shalat dua rakaat sebagaimana shalat-shalat lain. Dengan
niat sebagai berikut: ‫أصلي سنة الحا جة ركعتين هلل تعا ل‬
2. Di rakaat pertama, membaca surat Al-fatihah dan diteruskan dengan
membaca surat Al-kafirun sebanyak 10 kali.
3. Di rakaat kedua membaca surat Al-fatihah dan dilanjutkan dengan
membaca surat Al-ikhlas 10 kali.
4. Setelah salam kemudian membaca do’a
‫ الحمد ِهلل رّب العا لميَن َأْس َأ لَك مْو جبا‬. ‫ال الهَ اّال هللا الحِكْيُم الكرْيم سبحا نا هللا رّب العرِش العضيِم‬
‫ت رحَم تك وعَزا ِئَم مغِفَر ِتَك والَغنيَم َة مْن كِّل ِبٍر و الّس َال مَة ِم ن كّل ِاسٍم َال تدع ِلي ذنبًا اَّال غَفْر َتُه‬
‫َو َال همًا اَّال فَّرجَتُه وَال حَا جًةً اَّال هَي َلَك ِر ضًا ِاَّال َقَض ْيَتهَا يَا َاْر حَم الَّر ِحِم يَن‬

6
5. Setelah membaca doa kemudian melakukan sujud kembali dengan maksud
tadzallul (merendahkan diripada Allah), dan pada saat sujud membaca:
tasbih, tahmid, tahlil dan membaca doa sapu jagad.
6. Setelah selesai kemudian duduklah dan bertawassul.
7. Setelah bertawasul kemudian membaca surat Al-ikhlas dan mu’awidzatain
dan ayat kursi masing-masing tiga kali.
Waktu pelaksanaan shalat hajat ialah boleh kapanpun baik siang hari atau
malam hari, asal bukan waktu-waktu terlarang shalat. Akan tetapi waktu yang
paling utama adalah sepertiga malam terakhir atau setiap selesai shalat fardhu.

D. Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan
Ramadhan. Disebut shalat tarawih, karena tiap-tiap salam diselingi dengan
istirahat sebentar. Shalat tarawih itu hukum sunnah Mu’akkad lebih utama
dikerjakan dengan berjamaah, tetapi boleh juga dikerjakan sendiri. Adapun waktu
dalam melaksnakan shalat ini adalah sesudah shalat Isya hingga tebit fajar waktu
Subuh. Bilangan rakaatnya 11 rakaat, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
Rasulullah Saw yang berdasarkan hadist Riwayat Bukhari dan Muslim bersumber
dari Aisyah ra. “ Dari Aisyah katanya: Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw baik
pada bulan Ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat”. (HR. Bukhari
dan Muslim)

Hadis lain yang menjelaskan yaitu “Dari Jabir: Sesungguhnya Nabi Saw telah
sembahyang bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau sembayang
witir”.(HR. Ibnu Hibban)

Pada riwayat mengatakan mereka shalat berjamaah dimasjid, mereka shalat lagi
dirumah. Pada masa khalifah Umar bin Khattab beliau mengumpulkan orang
banyak dan shalat bersama-sama dengan mereka 20 rakaat, sedangkan yang ikut
dalam jama’ah Khalifah itu ada beberapa sahabat yang terkenal dan terkemuka di

7
masa itu. Mereka seseorangpun tidak ada yang membantah kepada beliau dan
masa Umar bin Abdul Aziz dijadikan 36 rakaat.

Adapun niatnya adalah sebagai berikut:

‫ا صلى سنة الترويح ر كعتين هلل تعلى‬

Artinya: Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Swt.

Tata cara mengerjakan shalat tarawih

Tiap-tiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Setelah selesai shalat tarawih
hendaknya diteruskan dengan shalat witir, sekurangnya satu rakaat. Tetapi
umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam dan boleh dikerjakan tiga
rakaat satu salam. Surat yang dibaca sesudah Al Fatihah pada tiap-tiap rakaat
boleh mana saja yang kita kehendaki. Sedangkan pada rakaat kedua setelah
membaca Al-Fatihah yang dibaca boleh sembarang surat, tetapi diutamakan surah
Al-Ikhlas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Shalat Tarawih adalah
Shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan yang dikerjakan
sebanyak 11 rakaat atau 23 rakaat.

E. Shalat Witir

Witr menurut bahasa berarti ganjil.Sedangkan menurut syara’ adalah shalat


sunnah muakkad dengan bilangan rakaat ganjil yang dikerjakan stelah shalat
isya’sebagai penutup rangkaian ibadah shalat hari itu. Mayoritas ulama selain Abu
Hanifah, berpendapat bahwa witr hukumnya adalah sunnah muakkad, bukan
wajib. Hal tersebut sesuai dengan hadist berikut yang diriwayatkan oleh Imam
lima dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah.

‫ رواه ألخمسة وصححه إبن خزيمة‬/ ‫يآ َاَم َل الةرآن َاْو ِتُروا فَا ان َهللا يحب الوتر‬

8
Artinya: “Hai para pecinta Al-Qur’an kerjakanlah shalat witir sebab tuhan itu
tunggal (Esa). Dia suka bilangan yang ganjil (witir)”.

Waktu pelaksanaan shalat witir adalah setelah shalat isya’ sampai terbitnya
fajar. Sekiranya seseorang berniat bangun tengah malam untuk shalat tahajjud,
sebaiknya iya mengundurkan witirnya sebagai penutup shalat malamnya.

Sedangkan jumlah bilangan rakaat shalat witir beberapa Imam Madzab


berbeda pendapat. Menurut Syafi’i dan Hambali jumlah minimal rakaat shalat
witir adalah satu rakaat, sedangkan maksimalnya adalah sebelas rakaat dan jumlah
rakaat yang sempurna adalah tiga rakaat. Sementara menurut Imam Hanafi shalat
witir itu terdiri dari tiga rakaat dengan satu salam, tidak boleh lebih dan tidak
boleh kurang. Menurut Imam Maliki shalat witir ialah satu rakaat, yang diawali
shalat genap yang terpisah.

Tata cara melaksanakan shalat witir adalah sama seperti shalat fardhu lainya
namun hanya jumlah rakaatnya yang berbeda. Contoh bacaan niat shalat witir
satu rakaat adalah sebagai berikut:

‫اصلي سنة الِو ْتِر ركعًة هلل تعال‬

Dalam melaksanakan shalat witir boleh mengerjakan dua rakaat dengan tasyahud
dan salam pada akhir setiap dua rakaat. Dan yang terakhir satu rakaat atau tiga
rakaat dengan tasyahud dan salam. Dan boleh mengerjakan sekaligus dengan satu
kali tasyahud dan salam pada rakaat terakhir. Bacaan pada shalat witir adalah, jika

dilakukan tiga rakaat, maka setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat
pertama membaca surat Al-A’la, pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun.
Dan pada bacaan rakaat ketiga ini para Imam berbeda pendapat, menurut Imam
Syafi’i dan Maliki surat yang dibaca setelah Al-Fatihah adalah surat Al-Iklas dan
surat Al-Mu’awwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas). Sementara menurut
Hanafi dan Hambali cukup Al-Ikhlas saja.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat
fardhu. Jumlah shalat sunnah rawatib ada 22 rakaat, yang sepuluh rakaat muakkad
(sangat dianjurkan) dan yang 12 ghoiru muakkad (dianjurkan). Shalat Tahajjud
adalah shalat sunnah pada malam hari yang dikerjakan stelah tidur. Jumlah
rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas. Waktunya ialah mulai
dari setelah shalat isya’ sampai terbit fajar, namun dikerjakan di sepertiga malam
terakhir lebih utama, dan mengerjakan shalat tahajud di rumah lebih utama
daripada di masjid. Shalat hajat ialah shalat bagi seorang yang mempunyai
keinginan, agar keinginan tersebut diperkenankan oleh Allah swt. Jumlah rakaat
shalat hajat ialah yang termashur adalah dua rakaat sedangkan dalam kitab Ihya’
Ulumuddin shalat hajat bisa dilakukan sampai 12 rakaat dengan 2 kali salam. Cara
melaksanakan shalat hajat sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu, baik
bacaan dan gerakannya yang membedakan hanyalah niatnya. Shalat tarawih
adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Disebut
shalat tarawih, karena tiap-tiap salam diselingi dengan istirahat sebentar. Shalat
tarawih itu hukum sunnah Mu’akkad lebih utama dikerjakan dengan berjamaah,
tetapi boleh juga dikerjakan sendiri. Adapun waktu dalam melaksnakan shalat ini
adalah sesudah shalat Isya hingga tebit fajar waktu Subuh. Bilangan rakaatnya 11
rakaat, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw yang
berdasarkan hadist Riwayat Bukhari dan Muslim bersumber dari Aisyah ra. “ Dari
Aisyah katanya: Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw baik pada bulan Ramadhan
atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat”. Witr menurut bahasa berarti
ganjil.Sedangkan menurut syara’ adalah shalat sunnah muakkad dengan bilangan
rakaat ganjil yang dikerjakan stelah shalat isya’sebagai penutup rangkaian ibadah

10
shalat hari itu. Mayoritas ulama selain Abu Hanifah, berpendapat bahwa witr
hukumnya adalah sunnah muakkad, bukan wajib.

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah
khazanah keilmua kita. Saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan
penyusunan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Isnatin Ulfah, Fiqh Ibadah, ( Ponorogo: STAIN po press, 2016), 96


A. Zainuddin Djazuli, Fiqih Ibadah, (Kediri: Lembaga Ta’lif Wannasyr Ponpes
Al-Falah), 123.
Isnatin Ulfah, Fiqh Ibadah, 96.
Ma’shum, Tuntunan Shalat Lengkap dan Do’a-Do’a, (tk: Bintang Pelajar, tt),
113.
A. Zainuddin Djazuli, Fiqih Ibadah, 131.

Teungku Muhammad Hasby Ash-Shiddiqiey, Mutiara Hadist 3 Shalat,


(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003), 374

12

Anda mungkin juga menyukai