DOSEN PENGAMPU :
SARBAINI, M.PDI
DISUSUN OLEH :
SARIYANTI ( 2310201025 )
KELAS 1A
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas ke hadirat allah SWT yang telah memeberikan Rahmat ,
karunia dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah
tentang Sholat-sholat Wajib Sunnat 1 dapat terselesai. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad Saw beserta para pengikutnya
yang setia menemani hingga akhir zaman.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran ................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kita sebagai umat muslim diwajibkan mendirikan shalat, karena shalat itu
merupakan tiang agama. Shalat itu merupakan penopang yang akan menentukan
berdiri atau tidaknya agama dalam diri masing-masing umat muslim. Shalat
merupakan kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan bagi umat muslim yang
sudah mukallaf. Dalam syariat islam shalat terbagi dalam dua macam yaitu yang
pertama shalat wajib yakni shalat yang diwajibkan bagi umat muslim baik laki-
laki ataupun perempuan untuk mendirikannya. Shalat sunnah pun dibagi menjadi
dua macam yakni shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad.
Muakkad artinya dianjurkan, jadi shalat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk
dilaksanakan setiap muslim, ada juga shalat sunnah yang tidak dianjurkan untuk
melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala
dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa. Walaupun demikian kita sebagai umat
muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah dan ketakwaan. Hal tersebut
merupakan rahmat dari Allah Swt kepada para hambanya karena Allah
mensyariatkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis agar orang mukmin
bertambah imannya dengan melakukan perkara yang sunnah, dan
menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban
mungkin yang kurang.
2. Rumusan Masalah
1. Shalat Rawatib
2. Shalat Thajjud
3. Shalat Hajat
4. Shalat Tarawih
1
5. Shalat Witir
3. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Shalat Rawatib
Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat
fardhu. Jumlah shalat sunnah rawatib ada 22 rakaat, yang sepuluh rakaat muakkad
(sangat dianjurkan) dan yang 12 ghoiru muakkad (dianjurkan).
3
b. Dua rakaat seelah shalat fardu dzuhur atau jum’ah (sebagai tambahan yang
muakkad )
c. Empat rakaat sebelum shalat fardu ashar
d. Dua rakaat sebelum shalat maghrib
e. Dua rakaat sebelum fardu isya’
B. Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah pada malam hari yang dikerjakan
stelah tidur. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas.
Waktunya ialah mulai dari setelah shalat isya’ sampai terbit fajar, namun
dikerjakan di sepertiga malam terakhir lebih utama, dan mengerjakan shalat
tahajud di rumah lebih utama daripada di masjid. Keutamaan shalat tahajud sudah
termaktub dalam al-qur’an surat Al-Isra’ (17): 79:
Artinya: “Dan daris ebagian itu gunakanlah untuk bertahajud sebagai shalat
sunnah bagimu, semoga tuhanmu akan membangkitkanmu pada kedudukan yang
terpuji”. QS. Al-Isra’ (17): 79.
Jumlah rakaat shalat tahajud adalah 2 dan kelipatanya, setiap dua rakaat
melakukan salam. Tata cara melaksanakan shalat tahajud sama seperti shalat
fardhu pada umumnya yang membedakan hanya niatnya. Adapun niat shalat
tahajud adalah sebagai berikut:
4
أصلی سنة التهجد رکعتین هلل تعا لی
Artinya: “Barang siapa yang akan tidur dan berniat hendak bangun
bersembahyang malam, kemudian terlanjur terus tidur hingga pagi, maka
dicatatlah niatnya itu sebagai satu pahala, sedang tidurnya, dianggap
sebagai karunia tuhan yang diberikan kepadanya”.
5
Artinya: “Rasulullah Saw. Bersabda: Kerjakanlah semua amal itu sekedar
kekuatanmu. Demi Allah Allah itu tidak akan jemu memberikan pahala
sampai engkau sekalian jemu beramal”. ( HR. Bukhari dan Muslim).
C. Shalat Hajat
Shalat hajat ialah shalat bagi seorang yang mempunyai keinginan, agar
keinginan tersebut diperkenankan oleh Allah swt. Ahmad meriwayatkan dengan
sanad shahih dari Abuddarda’ bahwa Nabi saw bersabda:
َم ْن تو ّض َأ فَأ ْس َبَغ الوضوء ثّم صّلي ركعتيِن يتُّم همَا أْع َطا ُه ُهللا ما َس َأَل معَّجًل أْو ُم َؤ َّخ رًا
Jumlah rakaat shalat hajat ialah yang termashur adalah dua rakaat sedangkan
dalam kitab Ihya’ Ulumuddin shalat hajat bisa dilakukan sampai 12 rakaat dengan
2 kali salam. Cara melaksanakan shalat hajat sama dengan cara pelaksanaan shalat
fardhu, baik bacaan dan gerakannya yang membedakan hanyalah niatnya. Tata
cara melaksanakan shalat hajat adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan shalat dua rakaat sebagaimana shalat-shalat lain. Dengan
niat sebagai berikut: أصلي سنة الحا جة ركعتين هلل تعا ل
2. Di rakaat pertama, membaca surat Al-fatihah dan diteruskan dengan
membaca surat Al-kafirun sebanyak 10 kali.
3. Di rakaat kedua membaca surat Al-fatihah dan dilanjutkan dengan
membaca surat Al-ikhlas 10 kali.
4. Setelah salam kemudian membaca do’a
الحمد ِهلل رّب العا لميَن َأْس َأ لَك مْو جبا. ال الهَ اّال هللا الحِكْيُم الكرْيم سبحا نا هللا رّب العرِش العضيِم
ت رحَم تك وعَزا ِئَم مغِفَر ِتَك والَغنيَم َة مْن كِّل ِبٍر و الّس َال مَة ِم ن كّل ِاسٍم َال تدع ِلي ذنبًا اَّال غَفْر َتُه
َو َال همًا اَّال فَّرجَتُه وَال حَا جًةً اَّال هَي َلَك ِر ضًا ِاَّال َقَض ْيَتهَا يَا َاْر حَم الَّر ِحِم يَن
6
5. Setelah membaca doa kemudian melakukan sujud kembali dengan maksud
tadzallul (merendahkan diripada Allah), dan pada saat sujud membaca:
tasbih, tahmid, tahlil dan membaca doa sapu jagad.
6. Setelah selesai kemudian duduklah dan bertawassul.
7. Setelah bertawasul kemudian membaca surat Al-ikhlas dan mu’awidzatain
dan ayat kursi masing-masing tiga kali.
Waktu pelaksanaan shalat hajat ialah boleh kapanpun baik siang hari atau
malam hari, asal bukan waktu-waktu terlarang shalat. Akan tetapi waktu yang
paling utama adalah sepertiga malam terakhir atau setiap selesai shalat fardhu.
D. Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan
Ramadhan. Disebut shalat tarawih, karena tiap-tiap salam diselingi dengan
istirahat sebentar. Shalat tarawih itu hukum sunnah Mu’akkad lebih utama
dikerjakan dengan berjamaah, tetapi boleh juga dikerjakan sendiri. Adapun waktu
dalam melaksnakan shalat ini adalah sesudah shalat Isya hingga tebit fajar waktu
Subuh. Bilangan rakaatnya 11 rakaat, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
Rasulullah Saw yang berdasarkan hadist Riwayat Bukhari dan Muslim bersumber
dari Aisyah ra. “ Dari Aisyah katanya: Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw baik
pada bulan Ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat”. (HR. Bukhari
dan Muslim)
Hadis lain yang menjelaskan yaitu “Dari Jabir: Sesungguhnya Nabi Saw telah
sembahyang bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau sembayang
witir”.(HR. Ibnu Hibban)
Pada riwayat mengatakan mereka shalat berjamaah dimasjid, mereka shalat lagi
dirumah. Pada masa khalifah Umar bin Khattab beliau mengumpulkan orang
banyak dan shalat bersama-sama dengan mereka 20 rakaat, sedangkan yang ikut
dalam jama’ah Khalifah itu ada beberapa sahabat yang terkenal dan terkemuka di
7
masa itu. Mereka seseorangpun tidak ada yang membantah kepada beliau dan
masa Umar bin Abdul Aziz dijadikan 36 rakaat.
Artinya: Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Swt.
Tiap-tiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Setelah selesai shalat tarawih
hendaknya diteruskan dengan shalat witir, sekurangnya satu rakaat. Tetapi
umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam dan boleh dikerjakan tiga
rakaat satu salam. Surat yang dibaca sesudah Al Fatihah pada tiap-tiap rakaat
boleh mana saja yang kita kehendaki. Sedangkan pada rakaat kedua setelah
membaca Al-Fatihah yang dibaca boleh sembarang surat, tetapi diutamakan surah
Al-Ikhlas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Shalat Tarawih adalah
Shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan yang dikerjakan
sebanyak 11 rakaat atau 23 rakaat.
E. Shalat Witir
رواه ألخمسة وصححه إبن خزيمة/ يآ َاَم َل الةرآن َاْو ِتُروا فَا ان َهللا يحب الوتر
8
Artinya: “Hai para pecinta Al-Qur’an kerjakanlah shalat witir sebab tuhan itu
tunggal (Esa). Dia suka bilangan yang ganjil (witir)”.
Waktu pelaksanaan shalat witir adalah setelah shalat isya’ sampai terbitnya
fajar. Sekiranya seseorang berniat bangun tengah malam untuk shalat tahajjud,
sebaiknya iya mengundurkan witirnya sebagai penutup shalat malamnya.
Tata cara melaksanakan shalat witir adalah sama seperti shalat fardhu lainya
namun hanya jumlah rakaatnya yang berbeda. Contoh bacaan niat shalat witir
satu rakaat adalah sebagai berikut:
Dalam melaksanakan shalat witir boleh mengerjakan dua rakaat dengan tasyahud
dan salam pada akhir setiap dua rakaat. Dan yang terakhir satu rakaat atau tiga
rakaat dengan tasyahud dan salam. Dan boleh mengerjakan sekaligus dengan satu
kali tasyahud dan salam pada rakaat terakhir. Bacaan pada shalat witir adalah, jika
dilakukan tiga rakaat, maka setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat
pertama membaca surat Al-A’la, pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun.
Dan pada bacaan rakaat ketiga ini para Imam berbeda pendapat, menurut Imam
Syafi’i dan Maliki surat yang dibaca setelah Al-Fatihah adalah surat Al-Iklas dan
surat Al-Mu’awwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas). Sementara menurut
Hanafi dan Hambali cukup Al-Ikhlas saja.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat
fardhu. Jumlah shalat sunnah rawatib ada 22 rakaat, yang sepuluh rakaat muakkad
(sangat dianjurkan) dan yang 12 ghoiru muakkad (dianjurkan). Shalat Tahajjud
adalah shalat sunnah pada malam hari yang dikerjakan stelah tidur. Jumlah
rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas. Waktunya ialah mulai
dari setelah shalat isya’ sampai terbit fajar, namun dikerjakan di sepertiga malam
terakhir lebih utama, dan mengerjakan shalat tahajud di rumah lebih utama
daripada di masjid. Shalat hajat ialah shalat bagi seorang yang mempunyai
keinginan, agar keinginan tersebut diperkenankan oleh Allah swt. Jumlah rakaat
shalat hajat ialah yang termashur adalah dua rakaat sedangkan dalam kitab Ihya’
Ulumuddin shalat hajat bisa dilakukan sampai 12 rakaat dengan 2 kali salam. Cara
melaksanakan shalat hajat sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu, baik
bacaan dan gerakannya yang membedakan hanyalah niatnya. Shalat tarawih
adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan. Disebut
shalat tarawih, karena tiap-tiap salam diselingi dengan istirahat sebentar. Shalat
tarawih itu hukum sunnah Mu’akkad lebih utama dikerjakan dengan berjamaah,
tetapi boleh juga dikerjakan sendiri. Adapun waktu dalam melaksnakan shalat ini
adalah sesudah shalat Isya hingga tebit fajar waktu Subuh. Bilangan rakaatnya 11
rakaat, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw yang
berdasarkan hadist Riwayat Bukhari dan Muslim bersumber dari Aisyah ra. “ Dari
Aisyah katanya: Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw baik pada bulan Ramadhan
atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat”. Witr menurut bahasa berarti
ganjil.Sedangkan menurut syara’ adalah shalat sunnah muakkad dengan bilangan
rakaat ganjil yang dikerjakan stelah shalat isya’sebagai penutup rangkaian ibadah
10
shalat hari itu. Mayoritas ulama selain Abu Hanifah, berpendapat bahwa witr
hukumnya adalah sunnah muakkad, bukan wajib.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah
khazanah keilmua kita. Saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan
penyusunan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12