Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Sholat-sholat Sunnah

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Fiqih

Dosen pengampu :
Muhammad Zaini, M.Pd.I.

Disusun oleh :

1. Jalu Akbar Wisanggeni 212210067

2. Muntamah

3. Berlian Melita Putri 211210185

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU
METRO - LAMPUNG 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “ SHALAT SUNNAH”

Makalah ini berisikan tentang Shalat Sunnah atau lebih khususnya membahas macam-macam Shalat
Sunnah. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Shalat
Sunnah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang sudah mukalaf.
Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu sholat fardhu dan sholat sunnah.
Sengaja disayriatkan sholat sunnah ialah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada
sholat-sholat fardhu, maka perlu disempurnakan dengan sholat sunnah. Selain itu juga karena sholat itu
mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali macam-macam
sholat sunnah yang disaryiatkan. Dengan demikan maka pada kesempatan kali ini saya akan
menguraikan dari macam-macam dari sholat sunnah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah?

2. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya?

3. Bagaimana Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-Macamnya?


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Sunnah

Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi Muhammad SAW mengerjakan
sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada Allah juga mengharapkan tambahan pahala.
Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun
ia juga tidak mendapatkan dosa.

Shalat sunnah terbagi dua yaitu:

1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya adalah
muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.

2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada yang muakkad
seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu
muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.

Contoh-contoh shalat sunah:

Shalat sunah yang di anjurkan secara berjamaah

v Shalat Id

v Shalat Istisqo

v Shalat Gerhana

v Shalat Tarawih

v Shalat Witir

Shalat sunnah yang dianjurkan secara munfarid :

v Shalat rawatib

v Shalat tahajud

v Shalat istikharah

v Shalat hajat

v Shalat dhuha

v Shalat Wudhu
v Shalat sunnah tasbih

v Shalat sunnah taubat

Pengertian shalat sunnah berjamaah

[2]Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah yang dikerjakan ecara bersama-sama.
Terdiri dari imam dan makmum.

1. Contoh shalat sunnah yang dilakukan dengan berjamaah :

a. Shalat Idul Fitri

Shalat Idul Fitri dilakukaan setiap tanggal 1 Syawal ,waktunya berlangsung sejak matahari terbit sampai
condong ke barat . Disunahan pelaksanaannya lebih akhir. Shalat Idul Fitri dilaksanakan di mesjid atau di
tempat lain yang memungkinkan untuk ditempati, seperti di lapangan atau di halaman yang luas. Shalat
Idul Fitri terdiri dari 2 rakaat. Hukumnya sunnah Mu akad (dianjurkan).

Niat Shalat Idul Fitri :

Ushalli sunnatal li, iidil fitri rak'ataini (imamam/makmumam) lillahi Taa'laa

artinya :

"Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah”

Syarat, rukun&sunnatnya sama seperti shalat yg lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai
berikut :

a. Berjamaah

b. Takbir 7 kali pada rakaat pertama & 5 kali pd rakat ke 2

c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada tiap takbir.

d. Setelah takbir yg ke 2 sampai takbir yang terakhir baca tasbih.

e. Membaca surat Qaf di rakaat pertama&surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.

f. Imam menyaringkan bacaannya

g. Khutbah 2 kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum'at


h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah & pd Idul Adha tentang hukum-hukum
Qurban.

i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.

j. Makan terlebih dahulu pd shalat Idul Fitri, pd Shalat Idul Adha sebaliknya.

Tata cara shalat Idul fitri

1) Rakaat pertama meliputi : takbiratul ikhram,takbir sebanyak tujuh kali (setiap takbir diselingi
membaca tasbih), membaca do’a iftitah, membaca Surah Al-Fatihah, membaca salah satu surah Al-
Qur’an, rukuk, i’tidal, sujud pertama, duduk diantara dua sujud, sujud kedua, bangkit dari sujud langsung
berdiri.

2) Rakaat kedua : Takbir sebanyak lima kali, membaca Surah Alfatihah, membaca salah satu surah Al-
Qur’an, dan seterusnya sampai salam. Selesai shalat Idul Fitri, khotib naik ke mimbar untuk berkhutbah.
Sementara itu para jamaah mendengarkan khotbah sampai selesai.

b. Shalat Idul Adha

[3]Cara shalat Idul Adha sama dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri,hanya waktu pelaksanaannya
yang berbeda.Shalat idul adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, sedangkan Idul Fitri tanggal 1
Syawal. Hukumnya sunnah Mu akad (dianjurkan).

"Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yg byk, sebab itu shalatlah
engkau&berqurbanlah krn Tuhanmu pd Idul Adha

(Q.S.AlKautsar.1-2)

Dari Ibnu Umar: "Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada 2 hari raya sebelum
berkhutbah." (H.R. Jama'ah).

Niat Shalat Idul Adha :

Ushalli sunnatal li'iidil Adha rak'ataini (imamam.makmumam) lillahita'aalaa

artinya : "Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah"
c. Shalat Tarawih

Shalat tarawih ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan ramadhan. Hukum nya
sunnah muakad, artinya sunnah yang sangat dianjurkan bagi laki-laki ataupun perempuan. Waktu shalat
tarawih adalah setelah shalat isya sampai terbit fajar.

Cara melaksanakan tarawih :

1. bagi yang mengerjakan 20 rakaat, setiap 2 rakaat salam. Bagi yang mengerjakan 8 rakaat boleh
dilakukan 2 kali salam boleh juga 4 kali salam.

2. Salat tarawih boleh dilakukan dengan cara sendirian (munfarid). Tetapi lebih utama dilakukan
dengan berjamaah.

3. Niat melakukan shalat tarawih Lafadz


niat shalat sunnah tarawih :

Ushollii sunatan Tarawehi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an (immaan/ma'muman ) lillaahi ta'aalaa.

Artinya :

"Niat aku sholat sunah tahajud dua raka'at ( imam/ ma'mum) menghadap qiblat karena Allah".

4. Sarat,rukun,bacaan,dan cara mengerjakan salat tarawih sama dengan salat fardhu (diawali dengan
takbiratul ikhrom,dan diakhiri dengan salam).

5. Setiap 2 rakaat, atau 4 rakaat selesai salam disunnahkan membaca dzikir dan do’a.

d. Shalat Witir

Shalat Witir adalah shalat sunnah yang biasanya mengiringi shalat tarawih. Bilangan rakaatnya

Adalah ganjil. Shalat witir disunnahkan untuk dilakukan setiap malam setelah shalat isya,bukan hanya
pada bulan ramadhan saja.

Cara melaksanakan shalat witir :

1. Jika shalat witir dikerjakan 3 rakaat,maka boleh 2 kali salam, yakni 2 rakaat kemudian diakhiri
dengan salam. Lalu berdiri lagi shalat satu rakaat kemudian tahiyat akhir diakhiri dengan salam.

Boleh langsung 3 rekaat 1 salam.


2. Jika shalat witir dikerjakan 5 rakaat , 7 rakaat , 9 rakaat , atau 11 rakaat maka boleh dikerjakan
setiap 2 rakaat salam dan yang terakhir 1 rakaat salam, atau yang terakhir langsung 3 rakaat salam
tanpa tahiyat awal.

3. Niat shalat witir,

Lafadz niat shalat witir : Ushollii sunatan witir rok'aataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.

Artinya :

"Niat aku sholat sunah witir dua raka'at menghadap qiblat karena Allah

pelaksanaan shalat witir sama seperti shalat fardhu.

4. Setelah selesai shalat witir disunnahkan berdzikir dan berdo’a

e. Shalat Dua Gerhana[4]

Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang dilakukan karena terjadi gerhana bulan
ataupun gerhana matahari.hukum melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.

Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai selesai atau
tertutupnya matahari .

Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai
akhir atau tertutupnya bulan tersebut.

Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di
laksanakan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengerjakan shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan sendiri-sendiri , tetapi lebih utama


dikerjakan secara berjamaah.

b. Berniat melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau bulan)

c. Membaca do’a iftitah(pembukaan).

d. Membaca surah alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang panjang, seperti surah albaqarah atau
surah lain yang hampir sama panjangnya dengan surah tersebut. Namun, jika dibaca surah yang pendek,
shalat ini pun sah.

e. Rukuk dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.


f. Berdiri dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan membaca surah yang lebih pendek dari surah
yang pertama.

g. Ruku dengan waktu menyamai waktu berdiri

h. Itidal

i. Sujud

j. Duduk diantara 2 sujud

k. Sujud

l. Kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua yang caranya sama dengan rakaat yang pertama,
hanya rakaat kedua lebih pendek dari rakaat yang pertama.

m. Membaca tasyahud dan shalawat nabi

n. Salam

Adapun bacaan takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat gerhana bulan dinyaringkan sedangkan
dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. Lafadz niat shalat gerhana :

Ushalli sunnatal khusuufi rak'ataini lillahita'aalaa

artinya : "Aku niat shalat gerhana bulan 2 rakaat karena Allah"

f. Shalat Istiqa',

shalat sunat yg dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.

Niatnya :

Ushalli sunnatal Istisqaa-i rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa

artinya :

"Aku niat shalat istisqaa 2rakaat (imam/makmum)

karena Allah"

Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :

a). 3hari sblmnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dgn berpusa&meninggalkan segala
kedzaliman serta menganjurkan beramal

shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki&datangnya murka Allah.
"Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-orang yg fasik,
sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-
hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).

b). Pd hari ke4 semua penduduk trmsk yg lemah dianjurkan pergi kelapangan dgn pakaian
sederana&tanpa wangi-wangian utk shalat Istisqa'

c). Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pd khutbah pertama hendaknya baca istigfar 9x dan pd khutbah
kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dgn khutbah lainnya, yaitu

a. Khatib disunatkan memakai selendang.

b. Isi khutbah menganjurkan byk beristigfar,berkeyakinan bhw Allah SWT akan mengabulkan permintaan
mereka.

c. Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.

d. Saat berdo'a pd khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.

niat shalat sesuai dengan sholat mana yang akan kita krjkan.

2 .Pengertian Salat Sunah Munfarid

Shalat sunnat munfarid adalah shalat sunnat yang dikerjakan secara sendirian. Contohnya:

a. Salat Tahiyatul Masjid

Salat tahiyatul masjid adalah salat yang dilakukan untuk menghormati masjid. Salat dilakukan sebelum
duduk. Jumlah rakaat nya sebanyak dua rakaat

[5]Cara melaksanakan salat tahiyatul masjid :

1) Niat salat tahiyatul masjid.

Niatnya :

Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak'ataini lillahi Ta'aalaa


Artinya : "aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid 2 rakaat karena Allah"2) Bacaan dan gerakan salat
tahiyatul masjid sama seperti salat fardu lima waktu.

b. Shalat Tahajud

Shalat tahjud adalah shalat sunah yang di kerjakan setelah tidur pada malam hari antara waktu solat isya
sampai dengan fajar sidiq (menjelang subuh). Waktu yang paling utama adalah dua per tiga
malam,sekitar pukul 02.00 dini hari. Jumlah rakaat paling sedikit dua rakaat dan paling banyak tidak
dibatasi.

Cara melaksanakan salat tahajud :

1) Niat shalat tahajud

Ushalli sunnatal tahajjudi rak'ataini lillahi Ta'aalaa

Artinya : "aku niat shalat sunnah tahajjud 2rakaat krn Allah"

2) Bacaan dan gerakan salat tahajud sama seperti salat fardlu lima waktu

3) Salam dan do’a

3. Salat Istikharah

Salat istikharah adalah salat sunah yang dilakukan untuk memohon petunjuk dari Allah SWT dalam
menentukan pilihan terbaik diantara dua pilihan atau lebih. Jumlah nya dua rakaat

Cara melaksanakan shalat istikharah :

1) Niat shalat istikharah:

Ushalli sunnatal Istikharah rak'ataini lillahi Ta'aalaa

Artinya :

"aku niat shalat sunnah Istikharah 2rakaat krn Allah”

2) Bacaan dan gerakan shalat istikharah sama seperti shalat fardlu lima waktu

3) Salam dan do’a


c. Shalat Dhuha

Shalat dluha adalah shalat sunah yang dilakukan pada waktu pagi hari,sekurang kurang nya dua rakaat
dan rakaat sebanyak banyak nya 12 rakaat. Adapun waktu lebih kurang dari pukul 07.00 pagi sampai
masuk waktu dzuhur .

Cara melaksanakan shalat dluha :

1) Niat shalat dluha

Niatnya :

Ushalli sunnatal Dhuha rak'ataini lillahi Ta'aalaa

Artinya : "aku niat shalat sunnah dhuha 2rakaat krn Allah”

2) Bacaan dan gerakan shalat duha sama seperti shalat fardu lima waktu.

3) Salam dan do’a

d. Shalat Sunnat Tasbih

Shalat sunnat tasbih ialah shalat yang sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. kepada mamaknya
Sayyidina Abbas Ibn Abdul Muthalib.

Shalat tasbih ini dianjurkan mengamalkannya, kalau bisa tiap-tiap malam, kalau tidak bisa tiap malam,
maka sekali seminggu, kalau tidak sanggup juga sekali seminggu, dapat juga dilakukan sebulan sekali
atau setahun sekali, dan kalau tidak bisa sekali setahun, setidak-tidaknya sekali seumur hidup.

Cara mengerjakannya

A). Niat : Ushalli sunnatan tasbihi raka'ataini lilllahi ta'aalaa. artinya :"aku niat shalat sunnah tasbih
2rakaat karena Allah"

B). Usai baca surat Al Fatehah, bc tasbih 15x.

C). Ruku', usai baca do'a ruku, baca tasbih 10x.

D). Itidal, usai membaca do'a 'itidal, baca tasbih 10x.

E). Sujud, usai baca doa sujud, baca tasbih 10x.


F). Usai baca do'a duduk diantara2sujud, baca tasbi 10x.

G). Usai baca doa sujud kedua, baca tasbih 10x.

Jmlh keseluruhan tasbih yg dibaca pd tiap rakaatnya sebnyk 75x.

Lafadz bacaan tasbih yg dmksd adalah sbg berikut :

Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar

artinya :

"Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala

puji bagi Allah, Dzat yang Maha Agung"

e. Shalat Sunnat Taubat

Shalat sunnat taubat adalah shalat yang disunnatkan. Shalat ini dilakukan setelah seseorang melakukan
dosa atau merasa berbuat dosa lalu bertaubat kepada Allah swt.

Lafadz niat shalat taubat: Ushalli sunnatal Taubati rak'ataini lillahi Ta'aalaa

Artinya:“Aku niat shalat sunnat taubat dua rakaat karena Allah ta’ala.”Allahu Akbar.

f. Shalat Sunnah Rawatib

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Salah satu pembahasan dari Tuntunan sholat sunah adalah sholat rawatib. Dari Ummu Habibah
radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ت أُ ُّم‬
ْ َ‫ قَال‬.‫ْت فِى ْال َجنَّ ِة‬ٌ ‫يض ٍة إِالَّ بَنَى هَّللا ُ لَهُ بَ ْيتًا فِى ْال َجنَّ ِة أَوْ ِإالَّ بُنِ َى لَهُ بَي‬
َ ‫صلِّى هَّلِل ِ ُك َّل يَوْ ٍم ثِ ْنت َْى َع ْش َرةَ َر ْك َعةً تَطَوُّ عًا َغي َْر فَ ِر‬
َ ُ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد ُم ْسلِ ٍم ي‬
ِّ
‫صلي ِه َّن بَ ْع ُد‬ َ ‫تأ‬ُ ُ ْ‫َحبِيبَةَ فَ َما بَ ِرح‬

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua
belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.”
(Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak
pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.”

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga Imam an-
Nawawi mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab: keutamaan shalat sunnah
rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima waktu), dalam kitab beliau Riyadhus
Shaalihiin.

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

Sholat sunnah Rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib lima
waktu.

Dalam riwayat lain hadits ini dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas rakaat” yang disebutkan dalam hadits di atas,
yaitu: empat rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Magrib, dua
rakaat sesudah Isya’ dan dua rakaat sebelum Subuh. Adapun riwayat yang menyebutkan: “…Dua rakaat
sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang lemah karena menyelisihi riwayat yang lebih kuat
yang kami sebutkan sebelumnya.

Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga shalat-shalat sunnah
rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu, sebagaimana yang dipahami dan dikerjakan oleh
Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, perawi hadits di atas dan demikian yang diterangkan oleh para
ulama.

Jika seseorang tidak bisa melakukan Shalat sunnah rawatib pada waktunya karena ada udzur (sempitnya
waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha (menggantinya) di waktu lain. Ini
ditunjukkan dalam banyak hadis shahih.

Dalam hadis ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah kepada Alah Ta’ala
semata-mata.Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah
amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.”Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam
memahami dan mengamalkan petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah yang
menjadikan mereka lebih utama dalam agama dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.

Dalam Tuntunan Sholat Sunah, Shalat Sunnah Rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat
fardhu. Shalat Sunnah Rawatib terdiri dari,

2 raka’at sebelum Shubuh

4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Dhuhur

4 raka’at atau 2 raka’at sesudah Dhuhur

4 raka’at atau 2 raka’at sebelum Ashar

2 raka’at sebelum Magrib

2 raka’at sesudah Magrib


2 raka’at sebelum Isya’

2 raka’at sesudah Isya’

Dari 22 raka’at rawatib tersebut terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena tidak pernah
ditinggalkan oleh Rosulullah SAW).Berlandaskan hadist sebagai berikut,

Dari Ibnu Umar bahwa Rosulullah SAW senantiasa menjaga(melakukan) 10 raka’at(rawatib) yaitu 2
raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya,2 raka’at sesudah magrib di rumah beliau,2 raka’at
sesudah Isya’ di rumah beliau SAW,dan 2 raka’at sebelum Shubuh (HR Imam Bukhari dan Muslim).

Adapun 12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu muakkad,berdasarkan hadist sebagai berikut:

1. Dari Ummu Habibah,bahwa Rosulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at sebelum Dhuhur dan 4 raka’at sesudahnya maka
Allah mengharamkan baginya api neraka”(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

2. Nabi SAW bersabda,

“Allah mengasihi orang yang melakukakn shalat emapat raka’at sebelum shalat Ashar (HR Imam
Ahmad,Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Huzaimah)

Shalat sunnah sebelum shalat ashar boleh juga dilakukan dua raka’at berdasarkan sabda Nabi SAW,

“Di antara dua adzan(adzan dan iqamah) terdapat shalat”(HR Imam Bazzar)

Nabi SAW bersabda,“Shalatlah kalian sebelum (shalat) Magrib,dua raka’at” (HR Imam Bukhari dan
Muslim)

Sahabat Nabi SAW Sayyidina Anas RA berkata,

“Di masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah terbenamnya matahari sebelum shalat
Magrib”(HR Imam Bukhari dan Muslim)

Ketentuan Shalat Sunnah Rowatib

1. Pengertian Shalat Sunnah Rowatib

Shalat Sunnah Rowatib adalah shalat sunah yang waktu pelaksanaannya mengiringi shalat fardu lima
waktu. Shalat tersebut dilakukan sebelum atau sesudah shlat fardu. Sholat Sunat Rawatib yang
dikerjakan sebelum sholat fardu disebut rawatib qobliyah, sedangkan Sholat Sunat Rawatib yang
dikerjakan sebelum sholat wajib disebut rawatib bakdiyah.

2. Hukum Sholat Sunat Rawatib.

Sholat Sunat Rawatib itu bila ditinjau dari segi hukumnya terbagi dua :
3. Sholat Sunat Rawatib Muakkad yaitu sholat sunah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan,
karena selalu dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw.

Sholat Sunat Rawatib Muakkad terdiri dari :

Dua rakaat sebelum sholat Subuh.

Dua rakaat sebelum sholat Zuhur.

Dua rakaat sesudah Shola Zuhur.

Dua rakaat sesudah sholat Magrib.

Dua rakaat sesudah sholat Isya

Dalil naqlinya yang menjelaskan tentang Sholat Sunat Rawatib Muakkad !

artinya:”Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Saya ingat dari Rasulullah Saw, dua rakaat

sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat

sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sholat Sunat Rawatib ghoiru Muakkad yaitu sholat sunah yang kurang dianjurkan untuk dilaksanakan,
karena Nabi Muhammad Saw tidak selalu melaksanakannya. Sholat sunah Rawatibghairu Muakkad
terdiri dari :

Dua rakaat sebelum Sholat Zuhur.

Dua rakaat sesudah Sholat Zuhur.

Empat rakaat sebelum Sholat Ashar.

Dua rakaat sebelum Sholat Magrib.

Dua rakaat sebelum Sholat Isya.

Mempraktek Sholat Sunat Rawatib

Cara melaksanakan Sholat Rawatib baik sebelum mapun sesudahnya (qobliyah dan ba’diyah dikerjakan
dua rakaat sama dengan sholat fardu baik gerakannya maupun bacaannya, tetapi yang berbeda
hanyalah niatnya.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan sholat sunah rawatib sbb:

Tidak didahului azan dan iqomah.

Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).


Bacaannya tidak dinyaringkan.

Jika lebih dari dua rakaat, maka setiap dua rakaan satu dalam.

Sebaiknya tempat mengerjakan sholat rawatib pindah sedikit dari tempat mengerjakan sholat fardu.

Diutamakan pada rakaat pertama membaca Surat Al Kafirun, dan pada rakaat kedua membaca Surat Al
Ikhlas.

Diawali dengan niat menurut macam sholatnya.

Niat melaksanakan sholat rawatib cukup dalam hati sesuai dengan macam sholat rawatib tersebut,
tetapi boleh diucapkan atau dilafalkan.

Adapun lafal niat sholat sunah rawatib sbb:

Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Subuh (sebelum sholat subuh)

‫ْح َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬ ِّ َ ُ‫ا‬


ِ ‫صلى ُسنَّةَ الصُّ ب‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Zuhur (sebelum sholat Zuhur)

ُّ َ‫صلِّى ُسنَّة‬
‫الظه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬

artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Zuhur (sesudah sholat Zuhur)

ُّ َ‫صلِّى ُسنَّة‬
‫الظه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع ِديَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬

artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Zuhur dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Asar (sebelum sholat Asar)

‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َعصْ ِر َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬


َ ُ‫ا‬

artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum asar dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat rawatib qobliyah Magrib (sebelum sholat Magrib)

ِ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َم ْغ ِر‬


‫ب َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬

artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Magrib dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Magrib (sesudah sholat Magrib)

ِ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال َم ْغ ِر‬


‫ب َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع ِديَّةً هللِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Magrib dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat rawatib qobliyah Isya’ (sebelum sholat Isya’)

‫ء َر ْك َعتَي ِْن قَ ْبلِيَّةً هللِ تَ َعالَى‬bِ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال ِعشَا‬


َ ُ‫ا‬

artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Isya’ dua rakaat karena Allah”

Niat Sholat rawatib ba’diyah Isya’ (sesudah sholat Isya’)

‫ء َر ْك َعتَي ِْن بَ ْع ِديَّةً هللِ تَ َعالَى‬bِ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْال ِعشَا‬


َ ُ‫ا‬

artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Isya’ dua rakaat karena Allah”

Fungsi Shalat Sunat Berjamaah dan Munfarid

Shalat sunat yang dikerjakan secara berjamaah atau pun sendirian memiliki beberapa fungsi ,
diantaranya adalah:

1. Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

3. Menambahkan amal ibadah kepada Allah SWT

4. Menambah nilai pahala

5. Mewujudkan sikap hormat dan menjunjung tinggi perintah Allah SWT

6. Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT

7. Pewujudan rasa cinta kepada Allah SWT.,dan 8. Meningkatkan rasa persaudaraan sesama
muslim serta menambah syiar islam (sholat sunat yang dikerjakan secara berjamaah).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat yang hukumnya
wajib. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyempurnakan sholat
fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar hajatnya dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat
serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.

Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh hadis dan
sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dalil tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para
ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara
pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis dan sunnah.

Sholat sunnah terbagi menjadi 2 yaitu :

Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib),
seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.

Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah
Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat
kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Dalam pengerjaannya, sholat sunnah dapat dilakukan secara berjamaah maupun munfarid, harus sesuai
dengan tata cara yang telah ditentukan serta pada waktu dan tempat yang afdhal.

Saran

Sholat sunnah akan mendapatkan pahala apabila di kerjakan, maka apabila kita ingin mendapatkan
pahala tambahan di samping sholat wajib dapat di laksanakan dengan melakukan sholat sunnah,
wallohu a’lam.

Daftar Pustaka

v http://nurhasanah.blog.com/2010/06/28/materi-salat-sunnah-berjamaah-dan-munfarid/[6]

v http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/02/shalat-sunah-berjamaah-dan-munfarid/
http://s1.isla
sunahmhouse.com/data/id/ih_articles/chain/Summary_of_the_Islamic_Fiqh_Tuwajre/03_Worship/02_
Salah/id_salat_16a.pdf

v http://orgawam.wordpress.com/2008/05/27/macam-macam-shalat-sunnah/

v http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_sunah

v http://abangdani.wordpress.com/2010/11/15/panduan-shalat-idain-shalat-pada-dua-hari-raya/

v http://el.ibbien.com/index.php/kajian-fiqh/215-tata-cara-shalat-hari-raya-idul-fitri-dan-idul-adha-

v http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tarawih

v http://www.alkhoirot.net/2012/07/shalat-tarawih.html

v http://lbm.mudimesra.com/2012/07/shalat-witir.html

v http://web.syarif.com/index.php?option=com_content&view=article&id=116:tuntunan-shalat-
sunnah-&catid=29:religi&Itemid=37
v http://www.dakwatuna.com/2012/09/23084/shalat-istisqo-definisi-hukum-dalil-adab-tata-cara-dan-
doanya/

v http://aa-udien.blogspot.com/2012/02/hukum-syarat-rukun-dan-cara-cara-shalat.html

v http://abahyit.wapka.mobi/site_70.xhtml

v http://kaahil.wordpress.com/2012/04/04/bagus-tatacara-niat-doa-panduan-sholat-gerhana-bulan-
matahari-kusufkhusufyang-benar-rukun-hukum-sholat-gerhana-waktu-sholat-gerhana-kaifiyatpanduan-
sholat-gerhana-s/

v http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Rawatibhttp://belajar-fiqih.blogspot.com/2012/10/niat-shalat-
rawatib.html

v http://www.alkhoirot.net/2012/04/shalat-sunnah-rawatib.html

v http://sugito78.wordpress.com/2012/03/12/shalat-tahiyatul-masjid/

v http://islamind.blogspot.com/2011/12/sholat-tahiyatul-masjid.html

v http://www.erabaca.com/2012/07/tata-cara-sholat-tahajjud-bacaan-niat.html

v http://adehumaidi.com/islam/kumpulan-doa/tata-cara-shalat-tahajud-2013-doa-dalil-dan-
keutamaannya

v http://berita-terhangat.blogspot.com/2012/07/tata-cara-sholat-dhuha-lengkap.html

v http://www.alkhoirot.net/2012/03/shalat-dhuha.html

v http://al-badar.net/shalat-istikharah-niat-doa-cara-melaksanakan/

v http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Hajat

v http://www.kabarislam.com/doa-doa/doa-dan-keutamaan-shalat-hajat

v http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_hajat.html

v http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tasbih

v http://www.anneahira.com/ibadah-shalat-sunnat-mutlaq.htm

v http://carasholat.com/tata-cara-niat-dalam-shalat-sesuai-sunnah-nabi/

v http://www.scribd.com/doc/72976811/15/SHALAT-SUNNAH-MUTLAK

v Ika Setyani. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Swadaya Murni

v Drs.H.Ali Rosyidi. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Tunas Melati


[1] Anjen Dianawati, Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah,Surabaya: Wahyu Media, 2010,hlm 5

[2] http://nurhasanah.blog.com/2010/06/28/materi-salat-sunnah-berjamaah-dan-munfarid/
http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/02/shalat-sunah-berjamaah-dan-munfarid
[3] http://abangdani.wordpress.com/2010/11/15/panduan-shalat-idain-shalat-pada-dua-hari-raya/

http://el.ibbien.com/index.php/kajian-fiqh/215-tata-cara-shalat-hari-raya-idul-fitri-dan-idul-adha-

http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Tarawih

http://www.alkhoirot.net/2012/07/shalat-witir.html

[4] http://kaahil.wordpress.com/2012/04/04/bagus-tatacara-niat-doa-panduan-sholat-gerhana-bulan-
matahari-kusufkhusufyang-benar-rukun-hukum-sholat-gerhana-waktu-sholat-gerhana-kaifiyatpanduan-
sholat-gerhana-s/

[5]Abdul Kadir Nuhuyanah, Pedoman& Tuntunan Sholat Lengkap,Jakarta:Gema insani, 2002, Hlm 6

Anda mungkin juga menyukai