Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FIKIH

SHOLAT SUNNAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fikih


Dosen Pengampuh
Dra Marlina M. Pd.I

OLEH
KELOMPOK IV

HARIANI/18010109031
NEHA AULIA SADI/2021010102033
TAUFIQ HIDAYAT/2021010102056

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan
maksimal. Sholawat dan salam kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Makalah ini berisi uraian mengenai sholat sunnah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih memiliki


banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun redaksinya. Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi dimasa yang
akan datang. Atas semua kesalahan dalam makalah ini, kami mengucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat berguna baik bagi
kami sebagai penulis maupun bagi pembaca.

Kendari, September 2021

Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap ummat muslim diwajibkan untuk mendirikan sholat, karena sholat
merupakan tiang agama. Tiang pemopang yang akan menentukan berdiri atau
tidaknya agama dalam diri masing-masing ummat muslim.
Sholat terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat yang
diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah
yakni sholat yang hukumnya sunnah.
Sholat sunnah dapat dikerjakan berjamaah maupun munfarid dan terbagi dalam
dua macam yakni sholat sunnah mu’akad dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya
dianjurkan, jadisholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat muslim
melaksanakannya, ada juga sholat sunnah yang tidak di anjurkan melaksanakannya,
tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak
apa-apa.
Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu ingin meningkatkan amalan
ibadah dan ketakwaan kita. Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat sunnah
tanpa melihat itu dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan diluar kewajiban
sholat lima waktu yaitu satu kebaikan dalam bentuk sholat yang bukan merupakan
keharusan tetapi bernilai ibadah, yang dilakukan dengan ikhlas dan kerelaan hati.
Dalam riwayat Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Rabi’ah bin Ka’ub
Al Aslamiy ra. Juga diterangkan bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda yang
artinya: “saya pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya mendatangi beliau
sambil berkata kepadaku,” Mohonlah saya berkata, “Saya memohon kepada engkau
untuk dapat menyertai engkau (ya Rasulullah) di surga”. Beliau bersabda, “Ada lagi
yang lain?” Saya menjawab, “cukup itu saja”. Sabdanya, “Tolonglah aku agar
permohonanmu terkabul dengan jalan kamu melakukan banyak sujud (sholat)”.
Sholat sunnah disyari’atkan untuk menyembpurnakan sholat fardhu. Kareana
sholat adalah amal ibadah penentu dari amal ibadah yang lain di hadapan Allah SWT
nanti, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“AWWALU MAA YUHAASABU ‘ALAIHIL ‘ABDU YAUMAL QIYAMAATI
ASH SHAALATU FA IN SHALUHAT SHALUHA SAAIRU ‘AMALIHI WA IN
FASADA SAAIRU ‘AMALIHII”
Artinya:
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah
sholat. Apabila sholatnya baik, seluruh amalannya pun baik. Apabila sholatnya
butuk, seluruh amalannya pun buruk.” (Hadist Riwayat Imam Thabrani)
Keutamaan sholat sunnah secara singkat adalah untuk menambah tabungan amal
nanti di akhirat serta menambah kebaikan bagi diri si pelakunya. Karena dengan
senantiasa mengerjakan ibadah-ibadah yang sunnah maka dengan sendirinya ibadah
yang fardhu pun akan terlaksana dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan sholat sunnah?
2. Apa dalil yang mendasari pelaksanaan sholat sunnah?
3. Apa sajakah yang termasuk dalam klasifikasi sholat sunnah berjamaah, beserta
karakteristiknya?
4. Apa sajakah yang termasuk kedalam klasifikasi sholat sunnah munfarid, beserta
karakteristiknya?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya ummat muslim dapat
mengetahui bagaimanakah atau apa yang dimaksud dengan sholat sunnah dan
apa saja kegunaan dari sholat sunnah tersebut, sehingga kita bisa mengetahui,
mengamalkan, serta membentuk pribadi muslim yang sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sholat Sunnah


Shalat sunnah atau sholat nawafil (jamak: nafilah) adalah sholat yang
dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa
bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta
penuh keikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT yang begitu
indah. Sholat sunnah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
 Muakad, adalah sholat sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hamper mendekati wajib), seperti sholat dua hari raya, sholat sunnah witir
dan sholat sunnah thawaf.
 Ghairu muakad, adalah sholat sunnah yang dianjurkan tanpa penekanan
yang kuat, seperti sholat sunnah rawatib dan sholat sunnah yang sifatnya
insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti sholat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).

2.2 Dalil Yang Mendasari Pelaksanaan Sholat Sunnah


Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah
didasari oleh hadist dan sunnah nabi Muhammad SAW. Jadi itu bukan sholat
yang hanya dibuat-buat tapi sholat yang berdasarkan pada dalil-dalil naqli.
Dalil tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk
disampaikan pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara
pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis dan sunnah.
Sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah SWTdi dalam hadist
Qudsi-Nya yang artinya: “Hambaku senantiasa medekatkan diri kepada Ku
dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga Aku menyayangi dan
mencintainya. Karenanya Akulah yang menjadi pendengarannya yang
dengannya ia mendengar, Akulah yang menjadi penglihatannya dengan ia
melihat, Aku menjadi lidahnya dengannya iaberkatadan Aku menjadi akalnya
yang dengannya ia berfikir. Apabila ia meminta sesuatu kepada-Ku , niscaya
Aku menolongnya. Itulah yang dilakukannya kepada-Ku yang paling aku
senangi adalah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya untuk-Ku”.
(HR Imam Thabrani)
Diantara rahmat Allah SWT kepada hamba-Nya adalah bahwa Allah SWT
mensyari’atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis, agar orang mukmin
bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan
yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin ada yang
kurang. Anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah, antara lain berdasarkan
hadist dari Rabi’ah bin Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah
memerintahkan kepada saya, dengan sabdanya:
“bermohonlah, maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar saya
dapat menemanimu di surga”. Kemudian beliau bersabda. “Adakah selain itu?”
Saya menjawab: “Ya, hanya itu”. Beliau bersabda lagi: “Maka bantulah saya,
agar berhasil permohonan itu dengan membanyakkan sujud (sholat sunnah).
Dari ummu Aabibah RA istri nabi SAW beliau berkata, Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba muslim sholat sunnah
bukan fardhu untuk Allah setiap haridua belas rakaat, kecuali Allah
membangunkan baginya rumah di surga, atau kecuali dibangunkan baginya
rumah di surga.” (HR Muslim)
Dari Ibnu Umar RA berkata: “Aku sholat bersama Rasulullah SAW
sebelum dhuhur dua rakaat, dan setelahnya dua rakaat, setelah maghrib dua
rakaat, setelah sholat isya’ dua rakaat, setelah sholat jum’at dua rakaat, adapun
sholat maghrib, isya’, dan jum’at, makaaku sholat bersama nabi di rumahnya.”
(Mutafaq Alaih)

2.3 Macam-Macam Sholat Sunnah


1. Sholat Sunnah Berjamaah
Sholat sunnah berjamaah adalah sholat sunnah yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih secara bersama-sama. Salah satu bertindak sebagai imam dan
lainnya menjadi makmum. Adapun macam-macamnya yaitu:
 Sholat Id, adalah sholat yang dilakukan pada waktu hari raya,karena dalam
Islam terdapat dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha maka dalam
satu tahun terdapat dua sholat Id. Sholat hari raya berjumlah dua rakaat,
dan sunnah dengan berjamaah, sertadikerjakan sebelum khutbah. Akan
tetapi, bagi orang yang mengerjakan ibadah haji disunnahkan
mengerjakannya tanpa berjamaah. Bagi orang yang mengerjakannya tanpa
berjamaah tidak disunahkan melakukan khutbah setelahnya.
 Sholat Tarawih, adalah sholat sunnah yang dilakukan khusus hanya pada
bulan ramadhan. Fakta menarik sholat ini ialah bahwa Rasulullah hanya
pernah melakukannya secara berjamaah dalam 3 kali kesempatan.
Disebutkan bahwa Rasulullah kemudian tidak melanjutkan pada malam-
malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada
ummat muslim.
 Sholat Witir, secara bahasa berarti ganjil. Sehingga sholat witir adalah
sholat yang jumlah bilangan rakaatnya ganjil. Paling sedikit satu rakaat
dan paling banyak 11 rakaat. Sholat witir tidak hanya dilakukan setelah
sholat tarawih di bulan ramadhan. Namun, pada malam hari diluar bulan
ramadhan umat Islam pun dianjurkan melaksanakan sholat witir sebagai
penutup sholat-sholat sunnah malam hari.
 Sholat sunnah Gerhana (Matahari dan Bulan), adalah sholat sunnah yang
dilaksanakan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari (kusuf) ataupun
gerhana bulan (khusuf). Sholat sunnah gerhana termasuk sholat sunnah
muakkadah, sholat sunnah gerhana dilakukan dengan bilangan rakaat
seperti rakaat sebelum terjadi gerhana, jika gerhana itu terjadi setelah
dhuhur dan sebelum ashar, maka dikerjakan empat rakaat seperti dhuhur.
Dan apabila terjadi sebelum sholat maghrib maka sholat sunnah gerhana
dilakukan sebanyak empat rakaat mengikuti sholat ashar, begitu
seterusnya. Dalam sholat gerhana matahari yang terjadi pada waktu siang,
bacaan tersebut dengan suara perlahan, tetapi dalam sholat gerhana bulan
yang terjadi pada waktu malam, bacaan tersebut dengan suara keras dan
nyaring.
 Sholat sunnah Istisqo, secara bahasa meminta turub hujan. Secara istilah
yaitu meminta kepada Allah SWT agar meurunkan hujan dengan cara
tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya. Hukum sholat istisqo adalah
sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk
minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin
lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
 Sholat Jenazah, termasuk dari macam-macam sholat-sholat sunnah. Sholat
jenazah dilakukan umat islam jika ada seseorang (muslim) lainnya yang
meninggal dunia. Hukum sholat jenazah ialah “Fardhu Kifayah” artinya
jika tidak ada yang mesholati jenazah, maka yang masih hidup semuanya
berdosa.
2. Sholat Sunnah Munfarid
Sholat sunnah munfarid adalah sholat sunnah yang dilakukan sendirian,
tidak ada imam maupun makmum. Sholat sunnah munfarid sebenarnya bisa
dikerjakan secara berjamaah, tetapi lebih dianjurkan untuk dikerjakan sendiri.
 Sholat Rawatib, secara etimologis kata rawatib berasal dari bahasa Arab yang
merupakan bentuk jamak dari kata ratibah yang bermakna tetap atau abadi.
Secara terminology sholat sunnah rawatib adalah sholat yang dilakukan
beriringan dengan sholat fardhu dan dilakukan sebelum atau sesudah sholat
fardhu.
 Sholat Tahiyatul Masjid, secara bahasa tahiyatu masjid berarti menghormati
masjid. Sedangkan sholat tahiyatul masjid adalah sholat dua rakaat yang
dilaksanakan sesaat setelah kita memasuki masjid.
 Sholat Tahajud, adalah sholat sunnah yang sering dilakukan di malam hari
setelah sholat isya’ dan setelah tidur walau hanya sebentar. Jumlah sholatnya
paling sedikit dua rakaat, sedang banyaknya tidak ada batasan.
 Sholat Dhuha, adalah salah satu dari sekian macam sholat sunnah yang
dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk dilakukan selain sholat tahajud,
sholat witir, sunnah rawatib, dan lain-lain. Sholat dhuha dilakukan pada pagi
hari. Dari naiknya matahari sekitar sepenggalah sampai sebelum masuk
waktu dhuhur.
 Sholar Istikharoh, adalah sholat yang dilakukan untuk mencari
kebenaran/kebaikan dari dua urusan. Sholat istikharoh dianjurkan
melaksanakannya untuk segala urusan bersifat mubah seperti menikah,
perdagangan, dan perjalanan (safar). Sholat istikharoh umumnya
dilaksanakan pada sepertiga malam, namun pada dasarnya sholat istikharoh
dapat dilaksanakan pada waktu kapanpun jika sudah dihadapkan dengan
urusan yang mendesak. Adapun urusan yang bersifat wajib, bukan menjadi
domain sholat istikharoh karena ketentuan kewajiban sudah jelas dan bukan
pilihan. Demikian pula urusan yang diharamkan tidak diperkenankan
melaksanakan sholat istikharoh, karena terhalang oleh hukum syariat.
 Sholat Hajat, adalah sholat sunnah yang dilakukan karena ada suatu
hajat/keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi. Agar hajat
tersebut dikabulkan Allah, banyak cara yang dilakukan diantaranya adalah
berdoa dan sholat.sholat hajat merupakan cara yang lebih spesifik untuk
memohon kepada Allah agar di kabulkan segala hajat, karena arti sholat
secara bahasa adalah doa. Firman Allah: “Dan mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat” (Al Baqarah : 45)
 Sholat Tasbih, merupakan sholat sunnah yang didalamnya pelaku sholat akan
membaca kalimat tasbih (kalimat “subhanallah wal hamdulillahi walaa ilaaha
illallahu wallahu akbar”) sebanyak 300 kali (4 rakaat masing-masing 75 kali
tasbih). Sholat ini diajarkan Rasulullah SAW kepada pamannya yakni
sayyidina Abbasbin Abdul Muthalib. Namun beberapa ulama berbeda
pendapat tentang hal ini.
 Sholat Muthlaq, adalah sholat sunnah yang boleh dikerjakan pada waktu
kapan saja, kecuali waktu yang terlarang untuk mengerjakan sholat sunnah.
Jumlah rakaatnya tidak terbatas. Sholat sunnah muthlaq yakni sunnah yang
tidak bersebab, bukan karena masuk masjid, bukan karena sholat qabliyah
atau ba’diyah sholat fardhu, dan yang lainnya. Sholat ini semata-mata sholat
sunnah muthlaq, kapanpun dan di manapun dapat dikerjakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sholat sunnah adalah sholat yang dijarkan oleh Rasulullah SAW diluar
sholat yang hukumnya wajib. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri
kepada Allah SWT, menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT
agar hajatnta dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan
akal pikiran setiap pelakunya.
Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah
didasari oleh hadist dan sunnah nabi Muhammad SAW. Dalil tersebut yang
kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh
ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai
dengan hadis dan sunnah.
Sholat sunnah terbagi menjadi 2 yaitu:
 Muakad, adalah sholat sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hamper mendekati wajib), seperti sholat dua hari raya, sholat sunnah witir
dan sholat sunnah thawaf.
 Ghairu muakad, adalah sholat sunnah yang dianjurkan tanpa penekanan
yang kuat, seperti sholat sunnah rawatib dan sholat sunnah yang sifatnya
insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti sholat kusuf/khusuf hanya
dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Dalam pelaksanaannya, sholat sunnah dapat dilakukan secara berjamaah
maupun munfarid, harus sesuai tata cara yang telah ditentukan serta pada waktu
dan tempat yang afdhal.

3.2 Saran
Sholat sunnah akan mendapatkan pahala apabila dikerjakan, maka apabila
kita ingin mendapatkan pahala tambahan disamping sholat wajib dapat pula
melaksanakan sholat sunnah, wallohu a’lam.
DAFTAR PUSTAKA

http://nurhasanah.blog.com/2010/06/28/materi-salat-sunnah-berjamaah-dan-
munfarid/

http://orgawam.wordpress.com/2008/05/27/macam-macam-shalat-sunnah/

Anda mungkin juga menyukai