Skiripsi
Oleh :
Imam Ghozali
(18.01.00.022)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
ibadah yang diatur dengan syariah Islam, dan ibadah yang paling pokok
menjadi hal yang utama karena amal dari shalatlah yang akan menjadi
dihisab pertama kali oleh Allah SWT diakhirat nanti. Seperti disebutkan
1
2
َاَّو ُل َم ا ُيَح اَس ُب َعَلْيِه اْلَعْبُد َيْوَم اْلِق َياَم ِة الَّص َالُة َفِاْن َص ُلَح ْت َص ُلَح َلُه َس اِئُر َعَم ِلِه َو ِاْن
)َفَس َدْت َفَس َد َس اِئُر َعَم ِلِه (رواه الطبراني
“Amalan yang pertama dihisab (dinilai) dari seorang hamba pada hari
kiamat adalah ialah shalat. Jika ia baik, maka baiklah seluruh amalnya,
sebaliknya jika ia jelek, maka jeleklah amalnya”. (HR. Thabrani)1
yang sangat penting. Shalat merupakan tiang agama. Shalat adalah titik
antara Allah dan hamba-Nya. Jika shalatnya tidak baik, dalam arti
dan sebagainya.2
ibadah-ibadah yang lain, tetapi akan lebih utama lagi apabila shalat itu
1
Jalaluddin as-suyuti, Al-Jāmi’u as-soghīr, Al Maktabah as-Syamilah, juz 10, h. 291
2
Mahful M, Meninggalkan Shalat? Batas Hukum dan Sanksinya, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 2003), cet.IV, h. 27.
2
3
masjid.
3
4
bersabda:
. متفق عليه.َص الَة اْلَف ِّذ ِبَس ْبٍع َو ِع ْش ِرْيَن َد َرَج ًة
hidup tanpa adanya orang lain. Sehari saja jika tidak keluar rumah,
tidak bertemu teman terasa dunia ini sepi. Begitu pula dengan shalat,
yang baik, layak mendapat surga dan ridha Allah. Padahal, Rasulullah
rumah para sahabat yang enggan berjamaah. Kisah ini seharusnya dapat
Jelasnya, dengan hal ini seorang harus disiplin dalam shalatnya, bahwa
)۴۵: ِإَّن ٱلَّصَلوَٰة َتْنَه ىٰ َعِن ٱْلَف ْح َش اِء َو ٱْلُم نَك ِر (االنكبوت
utama dari shalat adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang
maha tinggi. Hal tersebut akan bisa tercapai bagi orang-orang yang
B. Masalah Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
Maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
a. Kurangnya Kedislipinan Siswa dalam melaksanakan aktifitas
sehari-hari
berjama’ah.
8
berjama’ah
2. Pembatasan Masalah
ajaran 2023-2024.
3. Perumusan Masalah
yaitu:
berjama’ah di Madrasah?
9
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini adalah:
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
agama Islam.
b. Manfaat Praktis
penting.
KAJIAN TEORITIS
A. Sikap Disiplin
1. Pengertian Sikap
menuliskan bahwa
5
Azizi Yahaya, dkk, Psikologi Sosial Alam Remaja, (Kuala Lumpur: Percetakan Zafar Sdn
Bhd, 2006), h. 72
6
W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Daitama, 2009), h. 158-159
12
bertindak.
2. Struktur Sikap
sikap, yakni:
7
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Penerbit Andi), h.
129-130.
13
3. Ciri-ciri Sikap
yakni :
8
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Eresco, 1972), h. 151-152,
14
1) Teori Rosenberg
Teori Rosenberg dikenal denga teori affective-cognitive
consistency atau terkadang disebut juga teori dua faktor.
Rosenberg memusatkan perhatiannya pada hubungan komponen
kognitif dan komponen afektif, namun hubungan kedduanya
belum dikaji oleh para ahli dan Rosenberg ingin melihat
hubungan ini. Menurut Rosenberg kedua komponen ini akan
selalu berhubungan dalam keadaan konsisten. Ini berarti bila
seseorang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek, maka
indeks kognitifnya akan tinggi, demikian juga sebaliknya.
Dalam rangka pengubahan sikap, Rosenberg mencoba
mengubah komponen afektif terlebih dahulu yang kemudian
akan diikuti dengan berubahnya komponen kognitif, yang pada
akhirnya akan berubah pula sikapnya.
2) Teori Festinger
Teori Festinger dikenal dengan teori disonansi kognitif
(the cognitive dissonance theory). Festinger mengaitkan sikap
dengan perilaku yang nyata, yang merupakan persoalan yang
9
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Penerbit Andi), h. 131-
132.
15
lain.
5. Pengertian Disiplin
10
Ibid, h. 135-144
16
B. Shalat Berjama’ah
1. Pengertian Shalat
11
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1993), h. 89.
12
Syaikh Zainudin Al Malibari, Fathul Mu’in (Semarang: Thoha Putra), h. 3.
13
Fuad Ifram al Bustani, Munjid Aththullahm, (Beirut: Darul Masyriq, 1956), h. 411.
17
shalat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang yang
fardu kifayah.
sebagai ijtima’ (berkumpul) adalah dua orang. Dan shalat jamaah itu
Jama’ah secara etimologi dari kata al-jam’u yaitu mengikat sesuatu yang
tercerai-berai dan menyatukan sesuatu dengan mendekatkan antara ujung
yang satu dengan ujung yang lain. 17Jama’ah adalah sekelompok manusia
yang disatukan oleh persamaan tujuan, juga digunakan untuk selain manusia.
Jama’ah secara terminologi syar’i para ahli fiqih menyatakan
orang atau lebih, dan salah seorang di antara mereka ada yang
َو ِإذا ُكْنَت ِفيِهْم َفَأَقْم َت َلُهُم الَّصالَة َفْلَتُقْم طاِئَفٌة ِم ْنُهْم َم َع َك
Firman Allah Swt:
16
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 357
17
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah,
1990), Cet. 8, h. 91
20
berjamaah di masjid.
yang paling utama adalah sholat yang dikerjakan tepat waktu dan
penampilan.
dari nash Asy- Syafi’I bahwasanya ini adalah fardhu kifayah dan
didirikan dalam jumlah atau syarat yang cukup gugur bagi yang
atau hanya sebagian dengan jumlah atau syarat yang tidak cukup,
kifayah.
berikut :
18
Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Shalat Berjamaah, Terj. dari Shalaatul Jamaah
Hukmuha Wa Ahkaamuha oleh Thariq Abd. Aziz at-Tamimi, (Jakarta: Pustaka as-sunnah,
2006), Cet. 1, h. 41-42
23
Hanya orang yang terhalang dari kebaikan dan celaka saja yang
benar.19
19
Ibid., h. 81
24
َص الُة: َع ِن اْبِن ُع َم َر أَّن َر ُسْو َل ِهللا صلى هللا عليه وسلم َقاَل
متفق.اْلَج َم اَع ِة َاْفَض ُل ِم ْن َص الَة اْلَفِّذ ِبَسْبٍع َو ِع ْش ِر ْيَن َد َر َج ًة
.عليه
“Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW. bersabda: Shalat berjama’ah
itu melebihi shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” (H.R. Bukhari
dan Muslim)
c. Sesungguhnya shalat berjamaah adalah fardhu „ain.
Hal ini di riwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan Abu Musa. Ini
Allah:
َو ِإذا ُكْنَت ِفيِهْم َفَأَقْم َت َلُهُم الَّصالَة َفْلَتُقْم طاِئَفٌة ِم ْنُهْم َم َع َك
20
Imam Abu Zakariya bin Yahya bin Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasyqi, Raudhatuth-
Thalibin, Terj. dari Raudhatuth-Thalibin, oleh Muhyiddin Mas Rida, dkk., (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007), Cet. 1, h. 688
26
kemuliaan Islam.
َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اْر َك ُعوا َو اْس ُج ُد وا َو اْع ُبُد وا َر َّب ُك ْم َو اْف َع ُلوا اْلَخ ْي َر َلَع َّلُك ْم
ُتْف ِلُحوَن
persaudaraan antara muslim yang satu dengan yang lain. Hal ini
miskin lalu disantuni, yang alim untuk ditanya, yang bodoh untuk
dibimbing.
a. Disiplin Kebersihan
yang sempurna.
b. Disiplin Waktu
c. Disiplin Kerja
shalat, setiap orang harus taat kepada aturan kerja shalat yang
d. Disiplin Berfikir
d. Disiplin Mental
e. Disiplin Moral
f. Disiplin Persatuan
antaranya:
Al-Ankabut: 45
tentang Shalat Berjama’ah. Dan Novelty dari peneliti ini adalah Disiplin
D. Hipotesis Penelitian
33
E. Kerangka Berfikir
serta amar ma`ruf dan nahi mungkar. Hal ini terlihat pada saat
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
bulan Juni sampai bulan Agustus 2023 tahun pelajaran 2023- 2024.
B. Metode Penelitian
2. Desain Penelitian
atau lebih variabel lain yang terjadi pada satu kelompok. Pada
1. Populasi
yaitu 30 siswa.
2. Sampel
sampel.
1) Observasi
23
Mahyudin dan Anis Masykur, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Jakarta: Pustaka Al
Hikmah, 2018), cet-3, h. 26
38
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
3) Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Keterangan :
Jika nilai r hitung > r tabel, maka petanyaan dalam kuesioner atau
valid apabila nilai signifikannya > 0.01. Jika nilai signifikannya <
2. Uji Reliabilitas
yaitu:
Keterangan:
3. Uji Normalitas
normal.
G. Hipotesis Statistik