(Pemilik Alfamart)
A. Biografi
Djoko Susanto atau Kwok Kwie Fo, lahir pada 9 Februari 1950 di Jakarta. Pada
Agustus 2022, nama Djoko Susanto sendiri masuk dalam daftar orang terkaya ke-9 di
Indonesia. Forbes mencatat harta kekayaannya per Agustus 2022, kini kekayaannya mencapai
Djoko Susanto merupakan anak dari seorang keturunan Cina yang memiliki nama
asli Kwok Kwie Fo. Beliau sendiri harus putus sekolah ketika beliau duduk dibangku Sekolah
Dasar, karena kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak membolehkan siswa bernama Cina
bersekolah.
Setelah putus sekolah, beliau tidak putus asa. Pada usia 17 tahun, beliau mulai
merintis usaha dengan cara mengelola kios milik ayahnya yang terletak dikawasan Jakarta.
Pada awalnya beliau menjual barang-barang konsumsi, namun kemudian beliau melihat ada
kesempatan emas. Dengan sifat pekerja kerasnya yang diajarkan oleh kedua orang tuanya,
Djoko mampu mengetahui secara rinci bagian dari bisnis yang dijalankan sehingga beliau
menguasai setiap masalah yang muncul dan strategi dalam menghadapi masalah tersebut.
Masa kecilnya, Djoko dan keluarga dilalui dengan hidup yang hemat dan sederhana.
Mereka hampir setiap hari memakan bubur yang hanya berbumbu garam saja dan ditemani
air teh tanpa gula. Hanya sesekali mereka makan berlauk ikan asin peda, ayam, dan telur.
Saat imlek barulah mereka menyajikan hidangan yang enak, serta bila ada yang berulang
tahun barulah dibuatkan bakmi goreng dengan harapan panjang umur. Keluarga Djoko
mempunyai prinsip yang sangat hemat dan sederhana, bahkan jajan merupakan makanan
yang dilarang. Bila diberi uang seberapapun harus ditabung. Pernah sekali Djoko membeli es
Kegigihan Djoko dalam melewati proses mengelola kios milik ayahnya ini menarik
perhatian dari Putera Sampoerna, yang merupakan konglomerat rokok kretek. Dan pada tahun
1980 mereka mengadakan pertemuan yang kemudian pada tahun 1985 mereka melakukan
kesepakatan dengan membuat 15 kios yang bermodalkan Rp. 2 miliar, yang dibagi dengan
60% saham milik Putera dan sisanya 40% milik Djoko. Kios-kios tersebut tersebar di
Pada akhir tahun 1989, barang-barang konsumsi dan rokok oleh Djoko dan keluarga
nama menjadi Alfa Minimart pada tahun 1994, kios-kios yang dikelola Djoko tersebut
bernama Alfa Toko Gudang Rambat. PT. Alfa Minimart Utama diirikan pada tahun 1999
menggantikan Alfa Toko Gudang Rambat. Alfa Minimart berubah nama lagi menjadi
Alfamart. Yang dimana pada tahun 2005 memiliki gerai sebanyak 1.293 yang tersebar di
pulau Jawa.
Perjalan bisnis Djoko selama itu ternyata banyak rintangan, puncaknya yaitu pada
tahun 2006. Dimana pada tahun tersebut PT. HM Sampoerna Tbk menjual sebagian saham
mereka kepada Philip Morris Internasional. Saham yang dijual tersebut termasuk 70% saham
yang berada di Alfamart.Akibat dari itu struktur kepemilikan menjadi 60% oleh PT.
Sigmantara Alfindo dan 40% oleh PT. Cakrawala Mulia Prima. Philip sendiri tidak tertarik
dengan industri retail tersebut, hingga akhirnya menjual sahamnya kepada Djoko dan investor
yang lain.
Indonesia yang memiliki sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen Mutu. Jumlah
gerai pada saat itu ada 2000 toko dan sudah memasuki daerah luar Jawa, khususnya daerah
Lampung.Dan pada awal tahun 2009 sendiri perusahaan Alfamart ini terlihat di Bursa Efek
Indonesia telah memiliki gerai sebanyak 3000 dan juga telah memasuki daerah pasar Bali.
seorang pekerja keras serta sikapnya yang gigih dan ulet tersebut membuahkan hasil juga.
Djoko sendiri membuktikan bahwa beliau putus sekolah tidak membuatnya putus asa dalam
menjalani hidup.
Djoko sendiri terlahir dari keluarga keturunan Cina, yang dimana identik dengan
perdagangan. Keluarga Djoko menerpakan prinsip hemat dan sederhana, karena orang tuanya
mengerti bagaimana susahnya mencari uang. Ayah Djoko sendiri mempunyai sikap yang
sangat tegas dan disiplin, ayahnya menanamkan sikap ke anak-anaknya bahwa seberapa besar
uang yang ada harus ditabung, dan semua anak-anaknya tidak boleh bolos sekolah kecuali
sakit, serta tidak boleh terlambat tiba di rumah usai sekolah. Kalaupun ada yang terlambat
Ayah Djoko juga memiliki keahlian dalam membaca situasi pada pasar. Dalam
bertransaksi, ayahnya jarang berhutang dan merupakan figur yang dihormati oleh para
sempoa, supaya dapat menerapkannya dikemudia hari dalam menghitung di luar kepala.
Ayahnya selalu bernasehat kepada anak-anaknya bahwa yang terpenting dari bisnis eceran
ialah mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang yang mencintai toko kita dan berpikir untuk
datang lagi ke toko, bukan dengan membohongi pembeli dengan harga mahal yang akan
menguntungkan kita berlipat-lipat. Karena pembeli yang merasa terbohongi akan mengutuk
kita dan meninggalkan kita dengan cepat. Karena kejujuran merupakan harga mati dalam
bekerja. Jika kita sudah menjalankan cara-cara yang tidak jujur, maka kita akan
Sedangkan sosok mama Djoko yang sangat lembut. Mamanya juga yang
melindungi anak-anaknya saat sang ayah marah. Sikap mamanya selain lembut, ialah ulet
dalam bekerja.Ia mampu menjaga kios bahkan karena pembeli kadang datang pagi-pagi buta,
mamanya akan menginap di kios. Saat menginap di kios, Djoko cukup sering menemani
mamanya. Mama Djoko mengajari kesabaran, ketekunan, kerja keras tanpa imbalan, dan
kepawaian dalam mengenali karakter pembeli. Djoko belajar melayani pembeli dengan
cermat, secepat mungkin dan tanpa jarak, serta bertegur dengan sopan santun. Mamanya juga
bernasehat bahwa hubungan antar manusia itu penting. Anakanaknya diajarkan untuk
berkomunikasi baik dengan siapapun, sehingga jika membutuhkan bantuan mereka, maka
mereka tidak akan berpikir dua kali untuk membantu. Kedua orang tua Djoko, juga
mengajarkan kekreativan dalam membuat telur asin, menggoreng kacang tanah, serta kopi
yang dijual dicampur dengan gula sehingga tinggal diseduh saja seperti kopi instan sachet
sekarang. Ide kopi sachet ini lahir dari mamanya yang mengamati perilaku konsumen.
kehidupan Djoko. Beliau kemudia tumbuh menjadi seseorang yang kerja keras serta dapat
memahami secara rinci kondisi dalam pasar. Sikap beliau tersebut yang menghantarkan
beliau menjadi seseorang yang sukses seperti sekarang ini. Meski dalan hidupnya banyak
sekali masalah dan tantangan yang datang, beliau mampu membuktikan babhwa beliau
mampu sukses.
B. Karir Bisnis Djoko Susanto
Dalam perjalanan karirnya, Djoko awalnya hanya mengelola kios milik ayahnya pada
saat usia 17 tahun. Pada saat itu Djoko mempunyai ide dalam mengelola kios tersebut, beliau
berkonsentrasi dalam menjual rokok. Keputusan ini diambil berdasarkan perputaran barang
yang paling cepat diantar barang-barang yang dijual di kios ialah rokok. Awalnya semua
transaksi pembelian rokok harus dengan tunai, namun kemudian dapat dibayar secara kredit.
Semakin lama usahanya tersebut semakin berkembang luas, sehingga pada tahun 1984 beliau
Djoko saat itu sudah termasuk daftar dalam agen penting di Indonesia. Hubungan
bisnisnya tersebut terjadi sampai level agen-agen termuka di Indonesia. Staff Gudang Garam
dan Sampoerna sering menyambangi kiosnya untuk menanyakan tentang pericing produk
mereka dan kompetitor.Djoko juga belajar dari moto Sampoerna yang berbunyi
“Tiga Tangan”, dimana artinya bahwa pabrik, pedagang, dan konsumen harus untung. Pabrik
harus untung agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas, pedagang harus untung agar
dapat bersemangat dalam berjualan, serta konsumen harus untung juga dengan mendapat
produk yang bermutu dengan harga yang baik pula. Kalau ketiganya itu berjalan dengan baik
Namun, dipertengahan tahun 1976 pasar Arjuna terjadi kebakaran. Kebakaran itu
juga merenggut kios milik Djoko. Djoko yang menyaksikan kios miliknya terbakar, tak
berbentuk lagi. Beliau hanya berdiri terdiam bersama sang istri. Djoko dan istri terlalu syok
menyaksikan kebakaran yang merenggut kios miliknya tersebut. Saat dirumah mereka pun
tidak bisa tidur, mereka memikirkan kerugian akibat kebakaran tersebut. Hasil jerih payahnya
selama bertahun-tahun telah lenyap begitu saja. Keesokan harinya Djoko dan karyawan
mendatangi kios, tidak ada satupun tersisa. Mereka kemudia membereskan puing-puing yang
ada. Sekitar Rp. 500 juta kerugian yang dialami oleh Djoko. Sebagian besar kerugian itu
masih berstatus hutang. Namun, untungnya masih ada barang yang ditaruh dirumahnya yang
baru dibelinya. Jual beli kemudia dipindahkan di rumahnya. Menghadapi musibah ini,
istrinya berkata bahwa semakin kita membicarakan kesedihan maka semakin lama pula kita
akan bangkit. Dukungan moril dari istinya sangat membantu Djoko untuk tegar dan
menghidupkan semangat yang belipat-lipat. Seluruh tabungan Djoko ludes untuk membayar
hutang-hutang, itupun belum menutup seluruhnya. Beberapa agen merasa kasihan, mereka
memberikan waktu yang agak lama untuk Djoko melunasinya. Dengan keadaan seperti ini,
Djoko berjanji bahwa perdagangan yang beliau lakukan tidak akan berhenti sampai situ saja,
uang demi uang akan mengisi kantongnya lagi. Sikap konsisten dalam memperbaiki kadaan
tersebut yang dilakukan dengan displin ternyata terbukti dapat mengubah kondisi hari demi
Pada tahun 1998, Djoko sudah berhasil membangun Alfa Toko Gudang Rambat. Saat
Djoko dan istri sedang berada di Hong Kong, kondisi Jakarta kala itu sedang terjadi
demonstrasi dimana-mana. Tepatnya pada 14 Mei 1998, beliau tengah menyaksikan televisi,
terlihat gambaran yang sangat mengerikan. Di Jakarta terjadi kerusuhan yang sangat besar.
Pusat-pusat perdagangan dibakar masa. Kala itu toko miliknya tersebut juga ikut menjadi
sasaran masa. Kembalilah Djoko dan istri merasakan syok lagi, pikiran beliau berlari ke
Jakarta. Beliau ingin memastikan keadaan keluarga, karyawan, dan tokonya. Kemudian
Djoko memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Malam hari pada tanggal 14 Mei tersebut
Djoko kembali ke Indonesia dengan transit ke Singapura terlebih dahulu. Paginya tangga 15
Mei petugas bandara melarang untuk penerbangan menuju ke Jakarta karena kondisi Jakarta
yang tidak memungkinkan, sehingga beliau harus menginap lagi di Singapura. Pada tanggal
16 Mei, Djoko melihat bandara di Singapura dipadati oleh orangorang yang dari Indonesia.
Mereka menceritakan keadaan Jakarta kala itu. Mental Djoko sedikit terganggu mendengar
hal tersebut.
Saat Djoko tiba di Jakarta, tepatnya di toko miliknya. Para karyawan menyambutnya
toko, Djoko memberi semangat bahwa kita semua harus optimis. Djoko memberikan intruksi
kepada karyawannya bahwa mereka harus membenahi keadaan toko agar toko segera kembali
beroprasional. Keputusan ini sangat diangap kontraversial. Djoko melihat ada peluang kala
itu, ketika orang lain takut bergerak, Alfa harus membangun keberanian. Kurang dari 3
menantang resiko. Djoko berharap bahwa kerususan tersebut tidak akan ada susulan, harapan
itu menjadi kenyataan. Keadaan berangsur aman. Ketika toko yang lain belum buka, Alfa
sudah kembali dijelajahi oleh konsumen. Dua hal yang akhirnya menciptakan sebuah sikap
Dan pada tahun 2003, tokonya diberi nama Alfamart. Dimana sebuah toko yang lebih
modern. Saat menginjak tahun 2005, Alfamart telah memiliki gerai kurang lebih 1.293 yang
terletak di berbagai daerah di pulau Jawa. Serta pada tahun 2007, Alfamart menjadi Jaringan
C. Munculnya Alfamart
sendiri merupakan salah satu yang terdepan dalam usaha ritel, dengan melayani kurang lebih
dari 2,1 juta konsumen setiap harinya diberbagai gerainya yang tersebar di Indonesia.
Didukung oleh lebih dari 6.000 karyawan, menjadikan Alfamart sebagai salah satu pembuka
lapangan kerja terbesar di Indonesia. Alfamart juga sudah tersebar dikawasan pemukiman
pinggiran kota dan mudah dijumpai. Persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Hal ini
dirasakan para pelaku bisnis di bidang jasa perusahaan ritel seperti Alfamart.
Misalnya, Alfamart Karang Sentosa adalah salah satu gerai Alfamart yang ada di Bekasi.
pelanggannya.
Alfamart mengemban visi, misi, dan mempunyai filosofi untuk menjadi gerai
barang-barang kebutuhan sehari-hari maka dapat juga disebut sebagai minimarket, tempat
belanja ternyaman, serta lokasi yang strategis. Visinya ialah menjadi jaringan distribusi retail
termuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha
kecil, pemenuhan kebutuhan, dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global.
Misinya sendiri itu yang pertama ialah memberikan kepuasan kepada kosumen dengan
berfokus pada prodak dan pelayanan yang berkualitas. Yang kedua, selalu menjadi yang
terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu menegakan etika bisnis yang tinggi. Yang
organisasi globa yang terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi
konsumen, pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya. Disisi lain
berdirinya alfamart juga berpengaruh terhadap pedagang-pedagang eceran, karena harga yang
Maskot dari Alfamart ialah Albi. Albi merupakan lebah yang ramah merupakan
cerminan karakter karyawan Alfamart yang menyenangkan dan siap membantu siapa saja
yang membutuhkan bantuan. Albi juga mengedepankan kehidupan dan tujuan yang kolektif,
dengan harga yang cukup terjangkau serta pelayanan yang bersahabat, dengan merangkul
komunitas disekitarnya.
Nilai-nilai perusahaan yang dipakai oleh Alfamart ialah nilai-nilai 2I 3K, inovasi
untuk kemajuan yang lebih baik, kualitas dan produktivitas yang tinggi, kerja sama tim. Serta
yang mencakup kejujuran, kedisplinan, dan konsisten dalam bekerja berlandaskan etika serta
bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik mencakup
kekreativan dalam bekerja, berkomitmen untuk melakukan perbaikan cara kerja secara terus
menerus. Kualitas dan produktivitas yang tinggi merupakan kemampuan menjalankan tugas
serta fokus pada pencapaian hasil kerja yang lebih baik. Kerja sama tim itu sangat penting,
terlibat aktif serta mendorong terciptanya semangat dan kekompakan dalam tim.