Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bunga Lestari

Kelas : XI KP1

Kewirausahaan Pengusaha sukses


Djoko Susanto

Djoko Susanto adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah pemilik grup
Alfamart, bisnis ritel minimarket. Pada 2014, Forbes menempatkan ia pada urutan 10
dari 50 orang terkaya di Indonesia. Forbes mencatat harta kekayaannya per 2023
mencapai US$4,1 miliar atau setara Rp61,3 triliun.

Djoko Susanto lahir pada 9 Februari di Jakarta. Terlahir dari sebuah keluarga
pedagang warung kelontong pada tahun 1950.

Djoko yang sudah putus sekolah hingga kelas 1 SMA, akhirnya harus bekerja di
transmitter radio atau biasa disebut pemancar sembari membantu orang tua demi
keberlangsungan hidup mereka. Hingga akhirnya, pada tahun 1969 dia diminta untuk
melanjutkan bisnis warung milik orang tuanya.

Dari mengelola toko kelontong milik keluarga di kawasan Petojo, Jakarta Pusat pada
1967. Kemudian membangun warung kelontong sendiri bernama Sumber Bahagia, di
sana dia mengisi stok barang dagangan dengan menjual berbagai macam bahan-bahan
pokok dan menambahkan rokok ke dalam daftar produk yang dijual baik itu secara
eceran maupun grosiran.

Dia mengakui, dengan menjual rokok kretek yang dari berbagai merek. usahanya
dengan cepat tumbuh berkembang. Puncaknya, pada tahun 1970, 1975 hingga 1980
bisa dikatakan bisnis grosir rokoknya laris manis, penjualan sangat cepat dan
marginnya pun lumayan besar. Bahkan toko grosir rokoknya dikenal hingga ke
Medan dan luar pulau Jawa.

“Jadi, dulu saya itu dikenal bahkan dengan teman lama yaitu sebutannya Koh A
Kwie. Kala itu, saya punya omzet bisa dikatakan terbesar di dunia, ya karena kretek
hanya ada di Indonesia kan,” jelasnya.
Berkat kepiawaiannya dalam berdagang rokok, serta kredibilitas yang mampu
dipertahankan hingga bertahun-tahun membawanya bertemu dengan Putera
Sampoerna sembari membuka jalan untuk dia terjun ke dalam bisnis retail.

“Tahun 1990, dia mengajak saya. Kamu mau jadi Direktur HM Sampoerna dan
Presiden Direktur PT Panamas ya? Nah, waktu itu saya sempat menolak. Karena, saya
merasa hanya lulusan SMP,” katanya.

Meski begitu, nyatanya taipan rokok Putera Sampoerna tetap tertarik dengan
kemampuan berdagangnya. Saat itu, Putera Sampoena hanya berharap kepada Djoko
untuk bisa memperluas jaringan distribusi rokok.

Sebagai informasi, PT Panamas adalah perusahaan yang dimiliki oleh HM Sampoerna


untuk menjalankan distribusi produk-produk dan memegang kendali strategi distribusi
dan field marketing untuk seluruh wilayah Indonesia.

“Kala itu, saya cuma 2 menit langsung mengiyakan dan memutuskan bergabung.
Lalu, dalam 2 hari saya menyelesaikan semua utang piutang, stok barang, inventaris,
terus saya kasih ke Pak Putera Sampoerna, saya bilang ‘Pak ini modal saya sekian’,”
ujarnya.

Tak butuh waktu lama dia bersama Putera mendirikan Alfa Toko Gudang Rabat (Alfa
TGR), jaringan ritel berformat grosir. Toko pertama dibuka di gudang milik
Sampoerna di Jalan Lodan, Jakarta Pusat pada tanggal 27 Agustus 1989.
Pertumbuhan minimarket yang fantastis ini tak lepas dari peran Putera Sampoerna,
setelah sia memutuskan bergabung dengan Alfa Minimarket yang saat itu memiliki
141 gerai. PT HM Sampoerna mengambil saham 70 persen dan sisanya diambil
Djoko Susanto.

Namun pada 2005, kerja sama antara Djoko Susanto dan Putera Sampoerna berhenti
karena adanya pergeseran kepemilikan saham. Singkat cerita, Djoko pun memisahkan
bisnisnya dengan HM Samporena, meski begitu tapi ketajaman intuisi dalam
membaca peluang pasar seakan tak hilang. Buktinya sebelum menjual sebagian besar
saham Alfa TGR ke Carrefour Indonesia, Djoko telah mempersiapkan Alfamidi,
pelopor ritel dengan konsep medium market di Indonesia.

kini Alfamart yang berada di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk telah
berada di bawah pengawasan kedua anak Djoko yakni Feny Djoko Susanto sebagai
Presiden Komisaris, dan Budi Djoko Susanto sebagai Komisaris dan memiliki lebih
dari 18.000 toko di seluruh Indonesia. Selain bisnis supermarket, Djoko Susanto
masih memiliki lini bisnis lainnya, satu di antaranya properti. Divisi propertinya,
Alfaland juga mengoperasikan Omega Hotel Management di seluruh Indonesia. Tak
hanya itu, Djoko Susanto juga mendirikan Universitas Bunda Mulia di Jakarta pada
2003.

Anda mungkin juga menyukai