Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Hukum, Hikmah & Keutamaan Salat

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama Islam

Dosen pengampu:

Dr. Abdul Hamid, Lc., M.Kom.l

Disusun oleh:

Amirul Fadly

(2113261003)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT KESEHATAN INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu makalah yang berjudul “Hukum,hikmah
& keutamaan salat”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah
Agama Islam di Institut Kesehatan Indonesia.

Makalah ini memberikan wawasan dalam pembelajaran Agama Islam bagi


mahasiswa/i untuk memahami dan menambah wawasan tentang mata kuliah tersebut.

Kami menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah. Kami juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang Hukum,himah & keutamaan salat.

Jakarta, 29 April 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………...………………… 1

1A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..…… 1

1B. Rumusan Masalah .…...…………………………………………...…………………… 2

1C. Tujuan Pembahasan …….…………………………………….…………………………. 2

1D. Manfaat Penulisan ………………………………………………………….…………… 2

BAB II PEMBAHASAN…..………………………………………………………………….
3

2A. Pengertian Salat ….....……………...…………………………….………...…………… 3

2B. Dasar Hukum Salat ………………..….…………………………………………………. 4

2C. Hikmah Salat…………………. ……...………………………….……………………… 5

2D. Keutamaan Salat ………………………………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP…...……………………………….........…...…………………………… 8

3A Kesimpulan ……………………………………………….……………………………… 8

3B Saran ………...…………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA …………….……………………….………………………………… 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah kepada Allah SWT. merupakan suatu hal yang sangat penting, karena
Allah SWT adalah zat yang menciptakan manusia, bahkan dunia seisinya. Allah SWT
mewajibkan ibadah kepada umat manusia bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan
untuk kebaikan kita sendiri, agar kita mencapai derajat taqwa yang dapat menyucikan
kita dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga kita dapat keuntungan dengan
kerida’an Allah SWT dan surga-Nya serta dijauhkan dari api neraka dan adzab-Nya.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi Muhammad
Saw. untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia dimuka bumi ini. Dalam
ajaran Islam manusia diwajibkan melaksanakan ibadah yang diatur dengan syariah
Islam, dan ibadah yang paling pokok dalam ajaran Islam adalah melaksanakan salat.
Kewajiban salat ini menjadi hal yang utama karena amal dari salatlah yang
akan menjadi dihisab pertama kali oleh Allah SWT. diakhirat nanti. Seperti
disebutkan dalam sabda Rasulullah Saw. sebagai berikut yang artinya “Amalan yang
pertama dihisab (dinilai) dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika ia
baik, maka baiklah seluruh amalnya, sebaliknya jika ia jelek, maka jeleklah amalnya”.
(HR. Thabrani). Hadist tersebut menunjukkan bahwa ibadah salat adalah ibadah yang
sangat penting. Shalat mempunyai kedudukan yang paling utama diantara ibadah-
ibadah yang lain, tetapi akan lebih utama lagi apabila salat itu dilakukan dengan cara
berjamaah.
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan tentang hukum salat?
b. Apa saja hikmah dari salat?
c. Sebutkan apa saja keutamaan dari salat?

C. Tujuan Umum
Memahami tentang hukum,hikmah & keutamaan salat.

D. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan pengetahuan mengenai hukum,hikmah & keutamaan salat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Salat
Asal makna ṣalat menurut bahasa Arab adalah “doa”, sedangkan pengertian
secara lain yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang
telah ditentukan. Menurut isnatin ulfah ṣalat secara bahasa yaitu do’a sedangkan
secara istilah yaitu ucapan-ucapan (aqwal) dan gerakan-gerakan (af’al) yang dimulai
dengan takbirotul ihram dan di akhiri dengan salam.
Salat itu sebagai ibadah yang paling awal disyariatkan dan mempunyai
kedudukan yang paling penting dalam kehidupan seorang muslim dan menempati
urutan kedua dalam rukun Islam setelah syahadat. Pada hahikatnya ṣalat merupakan
perjalanan spiritual untuk berhubungan dan bertemu dengan Allah yang di lakukan
pada waktu tertentu.Ṣalat itu suatu perbuatan yang wajib di kerjakan bagi setiap umat
muslim baik laki-laki ataupun perempuan, selain itu juga ṣalat itu adalah kewajiban
setiap orang muslim untuk mengerjakannya dan hukumnya fardhu ain. Seseorang
yang melakukan ṣalat pada hakekatnya ia melepaskan diri dari segala kesibukan
duniawi dan berkonsentrasi sepenuhnya untuk bermunajat memohon petunjuk serta
memohon pertolongan dari Allah SWT.
Berikut dijabarkan mengenai syarat-syarat dan rukun dari salat.
a) Syarat Wajib Salat.
1) Beragama Islam.
2) Baligh.
3) Berakal sehat/tidak gila.
b) Syarat Sah Salat.
1) Menutup aurat.
2) Suci badan, pakaian, dan tempat.
3) Menghadap kiblat.
4) Sudah masuk waktu shalat.
c) Rukun-rukun Salat.
1) Niat, diiringi dengan mengucap takbirotul ihram.
2) Berdiri, bagi yang mampu melakukan dalam Ṣalat farḍu.
3) Takbirotul ihram.
4) Membaca Al-Fatihah.
5) Ruku’ dengan tumaninah.
6) I’tidal dengan tumaninah.
7) Sujud dua kali dengan tuma’ninah.
8) Duduk diantara dua sujud.
9) Duduk akhir.
10) Membaca tasyahud akhir.
11) Membaca shalat atas Nabi Muhammad SAW. dalam duduk
akhir.
12) Menertibkan semua yang menjadi rukunnya ṣalat.
13) Mengucapkan salam yang pertama.

Syarat sah Ṣalat itu ada empat yang mana syarat sah tersebut sudah mutlak untuk
orang muslim melaksanakan Ṣalat. Apabila salah satu syarat tersebut tidak
dilaksanakan maka Ṣalatnya orang tersebut dianggap tidak sah, yang pertama suci
pakaian, tempat dan badan, kedua sudah masuk waktunya ṣalat, yang ketiga
menghadap kiblat atau ka‟bah, dan yang keempat menutup aurat. Maka dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat sahnya Ṣalatitu melakukan Ṣalat
bagi setiap muslim itu ada empat, jika salah satu dari keempat tersebut tidak
dilaksanakan maka Ṣalat yang dikerjakan tidak sah atau batal.

B. Dasar Hukum Salat


Hukum salat adalah wajib ‘aini’ dalam arti kewajiban yang ditunjukan kepada
setiap orang yang telah dikenai beban humun (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban
seseorang dalam salat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan
ketentuannya dan tidak dapat diwakilkan pelaksanaanya.
Salat merupakan salah satu rukun islam yang wajib dan harus dilaksanakan
berdasarkan ketetapan Al-Qur’an dan sunnah. Kewajiban itu diterima NAbi
Muhammad SAW. Secara langsung yang diperintahkan oleh Allah di
‘sidratulmuntaha’ sewaktu isra’ dan mi’raj. Setahun sebelum hijrah ke madinah pada
waktu yang telah dikenal, yaitu Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh. Salat fardhu
pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah salat Dzuhur.
Firman-firman Allah yang memerintahkan untuk melaksanakan salat seperti
didalam Al-Qur’an surat Toha ayat 14 yang artinya “ sesungguhnya aku ini adalah
Allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
salat untuk mengingat Aku.” (QS. Toha: 14)
Dalam ayat lain Allah berfirman Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 yang
artinya “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Qur’an dan
dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adala lebih besar (keutamaannya
dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(QS. Al-Ankabut: 45)
Dalil-dalil diatas, semuanya berisi perintah untuk mengerjakan salat bagi umat
islam.

C. Hikmah Salat
Adapun hikmah yang dapat diambil diantaranya:
a) Adanya ketenangan batin, artinya dalam melaksanakan salat, manusia
berhadapan langsung dan mengadakan komunikasi kepada sang
pencipta, dengan menyebut nama-Nya, berzikir, berharap dan ber do’a.
b) Adanya pembentukan kepribadian, artinya dalam pelaksanaan salat
ditentukan waktunya dengan cara dan syarat-syarat tertentu, misalnya
sebelum salat harus berwudhu dahulu, mensucikan badan, pakaian dan
tempat salat dari najis, dan menghadap kiblat. Hal ini akan membentuk
pribadi manusia menjadi displin, tepat waktu, bekerja keras dan
berakhlakul karimah.
c) Dengan menjalankan salat, hilang semua kesusahan dan kegelisahan.
d) Salat merupakan banteng dan pencegah dari perbuatan keji dan
munkar, salat juga dapat merubah watak sesorang dari perbuatan jahat
ke watak yang baik.
D. Keutamaan Salat
Salat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Dia adalah tiang
agama juga batas pemisah antara keislaman dengan kekufuran dan kemunafikan. Oleh
karena itu, Rasulullah memberikan perhatian ekstra terhadap masalah salat.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh pelaksanaannya
secara detail, dari awal sampai akhir, dari takbir sampai salam. Ini semua
menunjukkan pentingnya salat dalam Islam. Harusnya ini sudah cukup sebagai
motivasi bagi kita, kaum Muslimin untuk selalu bersemangat dalam melaksanakan
salat. Terlebih jika kita memperhatikan berbagai keitimewaan salat, maka tidak ada
alasan lagi bagi kita untuk bermalas-malasan dalam melaksanakannya.
Berikut adalah beberapa keistimewaan tersebut.
1) Salat itu bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya “Bacalah apa yang telah
diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah
shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allâh (salat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allâh
mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [Al-Ankabût/29:45]
2) Salat merupakan amalan terbaik setelah dua kalimat syahadat.
Ini berdasarkan hadits dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu
yang mengatakan: Aku pernah bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam , “Apakah amalan yang paling afdhal (terbaik)?”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Salat pada
waktunya.” Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu mengatakan, “Lalu aku
bertanya lagi, “Lalu apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu anhu mengatakan lagi, “Lalu aku bertanya lagi, “Lalu
apa?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan
Allâh.
3) Shalat bisa membersihkan dosa-dosa.
Dari Jâbir Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Salat (fardhu) yang lima
waktu itu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir melimpah di
depan pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air
sungai itu setiap hari lima kali ”
4) Salat bisa menggugurkan dosa.
Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya
“Salat yang lima waktu, Jumat yang satu ke Jumat lainnya, Ramadhan
yang satu ke Ramadhan lainnya, itu bisa menjadi penghapus dosa di
antara keduanya selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar”.
5) Shalat adalah cahaya di dunia dan akhirat bagi orang yang
melakukannya.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma , diriwayatkan bahwa
suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan tentang
salat lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya
“Barangsiapa yang menjaga salat lima waktu, maka salat itu akan
menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan
barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan
cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari
kiamat, orang yang tidak menjaga shalatnya itu akan bersama Qarun,
Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.
6) Allâh mengangkat derajat dan menghapuskan dosa (kesalahan) dengan
sebab shalat.
Ini berdasarkan hadits Tsauban Radhiyallahu anhu, bekas budak
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam  dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada
Tsaubân Radhiyallahu anhu yang artinya “Hendaklah engkau
memperbanyak sujud! Karena engkau tidaklah sujud kepada Allâh
dengan sekali sujud melainkan Allâh akan meninggikan derajatmu dan
akan menghapuskan satu kesalahan dengan sebab sujud itu”.
7) Shalat termasuk faktor terbesar yang menyebabkan seseorang masuk
surga dengan menemani Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal makna ṣalat menurut bahasa Arab adalah “doa”, sedangkan pengertian secara
lain yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang telah
ditentukan. Hukum salat adalah wajib ‘aini’ dalam arti kewajiban yang ditunjukan
kepada setiap orang yang telah dikenai beban humun (mukallaf) dan tidak lepas
kewajiban seseorang dalam salat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan
ketentuannya dan tidak dapat diwakilkan pelaksanaanya. Salat memiliki kedudukan
yang sangat tinggi dalam Islam. Dia adalah tiang agama juga batas pemisah antara
keislaman dengan kekufuran dan kemunafikan. Oleh karena itu, Rasulullah
memberikan perhatian ekstra terhadap masalah salat.
B. Saran
Kepada umat islam terkhususnya agar berusaha untuk mengetahui dan memahami
ajaran islam secara utuh yaitu untuk lebih mendalami ilmu agama tentunya yang
terkusus tentang ibadah sholat lima waktu atau banyak bertanya kepada orang yang
mengerti atau banyak membaca buku, dan lain sebagainya mengenai yang berkaitan
ibadah sholat waktu karena sholat adalah tiang ibadah, dan sholat juga banyak sekali
manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Amanu, A. (2017). PENGARUH SHOLAT DHUHUR BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU


KEAGAMAAN SISWA DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 8 BENJENG–
GRESIK (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).

Sarwat, A. (2017). Seri Fiqih Kehidupan 3: Shalat (Vol. 3). Rumah Fiqih Publishing.

Mardiyah, U. (2021). Nilai-Nilai Pendidikan dalam Shalat Fardhu Menurut Kajian Kitab


Mabadi'ul Fiqhiyah (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).

http://eprints.radenfatah.ac.id/691/2/BAB%20II.pdf

https://almanhaj.or.id/9578-keutamaan-shalat.html

Anda mungkin juga menyukai