Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SHOLAT
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu:
Firdaus Alahudin, MM

Disusun Oleh:

Luki Linardi 220411027


Sabrina Ababil 220411016
Heddy Setiadi 220411014
Sentanu 220411069
Ibrahim 220411018
Andi Nurfaizi 220411030

Kelas:
ID22K
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulisan makalah yang berjudul “ SHOLAT ” ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
dan diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat menambah wawasan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu,
segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka.

Cirebon, 8 Novembaer 2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………….................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B.Tujuan Penulisan………..………………………………………….. 1
C. Pokok Permasalahan………………………..................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat sholat…………………………........................................... 2
B. Mengapa Allah Mewajibakan Sholat.…………………………….. 2
C. Tujuan dan Fungsi Sholat.…………………………………….…... 4
D. Akhlak dalam Sholat……………………………………………… 4
E. Hikmah dalam Sholat……………………………………………... 5
F. Makna Spiritual Sholat……………………………………………. 6
G. Hukum Orang Yang Meninggalkan Sholat………………………. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……….……………………………………………… 10
B. Daftar Pustaka……………………………..................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do', Sedangkan secara Istilah/Syari'ah


(Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai
dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam.

Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang
lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. Sholat didirikan
sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi
manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan
dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang
satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (SWT).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :

o Hakikat Sholat
o Mengapa Allah Mewajibkan Sholat
o Tujuan dan Fungsi Sholat
o Akhlak Dalam Sholat
o Hikmah Sholat
o Makna Spiritual Shalat
o Hukum Orang yang Meninggalkan Shalat

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan juga agar para pembaca mengetahui dan memahami
pengertian sholat secara lebih luas.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Sholat

Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Sholat dengan makna doa dicontohkan di
dalam Al-Quran yang mempunyai arti :

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do'a) kamu
itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (QS. At-Taubah : 103). Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan
dalam makna syariat, melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun
makna menurut syariah, shalat didefinisikan sebagai : “serangkaian ucapan dan gerakan yang
tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual

B. Mengapa Allah Mewajibkan Sholat

Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As- Sunnah dan Ijma’ umat
Islamsepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-orang kafir atau
zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk semua
orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil sekalipun
diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul bila masih tidak
mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.

1. Dalil dari Al-Quran

Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an Al-kariem :

 ”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka

2
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5)
 “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS.
An-Nisa : 103)
 Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku".
(QS. Al-Baqarah : 43)

Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat Islam melalukan
shalat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz “aqiimush-shalata” yang
bermakna "dirikanlah shalat" dengan fi`il Amr (kata perintah) dengan perintah kepada orang
banyak (khithabul jam`i). Yaitu pada surat :

 Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110


 Surat An-Nisa ayat 177 dan 103
 Surat Al-An`am ayat 72
 Surat Yunus ayat 87
 Surat Al-Hajj : 78
 Surat An-Nuur ayat 56
 Surat Luqman ayat 31
 Surat Al-Mujadalah ayat 13
 Surat Al-Muzzammil ayat 20

2. Dalil dari As-Sunnah

Di dalam sunnah Raulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada banyak sekali perintah shalat
sebagai dalil yang kuat dan qath`I tentang kewajiban shalat. Diantaranya adalah hadits-hadits
berikut ini:

3
Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam
bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, pelaksanaan zakat, puasa di bulan Ramadhan
dan haji ke Baitullah bila mampu". (HR. Bukhari dan Muslim)

C. Tujuan dan Fungsi Sholat

Tujuan dan fungsi sholat ialah Memberikan ketentraman dan mendamaikan serta menjadikan
seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang tidak akan ia dapati serta salah satu sarana yang
paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Menjauhkan dan mencegah
dari perbuatan keji dan mungkar. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman : “Bacalah Kitab (Al-
Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya
salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat)
itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan”

D. Akhlak Dalam Sholat

Shalat adalah melakukan sesuatu yang suci. Maka, sebelum shalat harus melakukan bersuci
dahulu dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuh kita, hadas kecil ataupun besar. Ini
menunjukkan bahwa shalat benar- benar tindakan yang suci. Tujuan utama shalat adalah
membuka kepekaan hati manusia yang menjalankannya. Orang yang shalatnya baik, maka akan
memiliki kepekaan hati untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
akan memberikan manfaat dan mana yang akanmemberikan madharat.

Adapun cara untuk memperoleh potensi yang baik yaitu diantaranya Ketika mengucapkan takbir
hatinya benar-benar mengakui keagungan dan kemuliaan Allah SWT serta menafikan seluruh
sekutu atas-Nya serta :

1. Merasa rendah diri dan hina dihadapannya ketika melaksanakan shalat.


2. Menghadirkan hati yaitu mengosongkan hati dari segala sesuatu demi menyibukkan diri
pada perbuatan yang tengah ia kerjakan. Sehingga ia tau apa yang ia ucapkan dan apa yang
ia lakukan.

4
3. Menghadirkan rasa kekhusyu’an dalam shalat yakni tenang dalam hati dan perbuatan.
4. Memahami makna-makna yang terkandung didalam shalat baik itu berupa gerakan maupun
ucapan-ucapan dalam shalat.
5. Adanya rasa keikhlasan ketika menjalankan ibadah shalat.

E. Hikmah Sholat

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ketakwaan adalah sikap hati yang selalu taat dan patuh kepada perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Dengan melaksanakan shalat wajib secara rutin dan khusyuk, kita akan semakin
menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, serta kehinaan dan kelemahan diri kita sebagai
makhluk-Nya. Hal ini akan membuat kita lebih takut kepada Allah SWT daripada kepada selain-
Nya, dan lebih mengharapkan rahmat dan ridha-Nya daripada pujian dan sanjungan manusia.

2. Memberikan ketenangan dalam diri baik lahir maupun batin.

Shalat wajib adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, sang Pencipta dan Pengatur
segala sesuatu. Dengan shalat wajib, kita dapat mengadukan segala persoalan dan kesulitan yang
kita hadapi kepada Allah SWT, serta memohon pertolongan dan petunjuk-Nya. Dengan
demikian, kita akan merasa lebih tenang dan yakin bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkan
kita sendirian dalam menghadapi ujian hidup12. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat
28: Yang artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

3. Mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT.

Shalat wajib adalah salah satu bentuk ibadah mahabbah atau ibadah cinta kepada Allah SWT.
Dengan shalat wajib, kita menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada Allah SWT atas
segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Dengan shalat wajib, kita juga
mengekspresikan rasa cinta dan rindu kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Pengasih
dan Penyayang. Rasulullah SAW bersabda: yang artinya:
“Barangsiapa yang mencintai untuk bertemu dengan Allah, maka Allah pun mencintainya. Dan
barangsiapa yang benci untuk bertemu dengan Allah, maka Allah pun membencinya.” (HR
Muslim)

4. Mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Shalat wajib adalah salah satu cara untuk menjaga diri dari godaan syaitan dan hawa nafsu yang
mengajak kepada perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah perbuatan
yang bertentangan dengan syariat Allah SWT, seperti berzina, mencuri, membunuh, berbohong,
dan sebagainya. Dengan shalat wajib, kita akan selalu ingat bahwa Allah SWT selalu melihat dan

5
mendengar apa yang kita lakukan. Hal ini akan membuat kita malu dan takut untuk melakukan
dosa dan maksiat.

F. Makna Spiritual Sholat

Dalam setiap ucapan dan gerakan shalat memiliki makna spiritual yang sangat dalam. apa
yang dimaksud dengan ‘spiritual’ di sini? Secara etimologi kata ‘spirit’ berasal dari kata
‘spiritus’ (Latin) yang diantaranya berarti ruh, jiwa, sukma, kesadaran diri, nafas hidup dan lebih
luas lagi. Sementara itu Allama Mirsa Ali Al-Qadhi dikutip dalam bukunya Dr. H.M. Ruslan,
M.A. mengatakan bahwa spiritualitas adalah tahapan perjalanan batin seorang manusia untuk
mencari dunia yang lebih tinggi dengan bantuan riyadhat dan berbagai amalan pengekangan diri
sehingga perhatiannya tidak berpaling dari Allah semata-mata untuk mencapai kebahagiaan
abadi. Sehingga dapat diartikan bahwa spiritual sebagai sesuatu yang mengacu pada apa yang
terkait dengan dunia ruh atau jiwa, dekat dengan Illahi. Maka jika kita berbicara spiritual shalat
maka dapat dipastikan kita akan menemukan makna spiritual shalat itu dalam setiap ucapan dan
gerakan yang ada dalam shalat. Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung
dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan
lapang di dada, Selain itu setiap gerakan shalat juga memiliki makna spiritual yang luar biasa. Dimulai
dari takbiratul ihram dan diakhiri salam semuanya memiliki nilai spiritualitas yang tinggi.

1. Takbiratul Ihram (Awal)


Pengawalan segala sesuatu, seperti hidup diawali dengan kelahiran dan sesuatu yang ada
pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semua berawal dari Allah. Dengan
takbir kita kembalikan segala aktivitas, rutinitas kita hanya kepada Allah. Takbiratul ihram
menjadi titik awal shalat, menjadi simbol awal perjalanan hidup yang memiliki makna
spiritual sebagai penyerahan totalitas kepada Yang Maha Awal bahwa karena-Nya ada dan
karena-Nya kita melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri merupakan lambang siap berjalan menjalani kehidupan, karena kalua duduk tidak
mungkin bisa berjalan. Tegak memiliki arti bahwa kehidupan harus ditegakkan pada ruang
waktu. Iman, akhlaq, amalan pribadi dan amalan social juga harus ditegakkan. Shalat adalah
tiang agama jadi agama didirikan/ditegakkan oleh shalat. Dalam tegak berdiri posisi kepala
tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hokum dan
kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua tangan memegang ulu hati simbol
bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup. Ini merupakan simbol
kewaspadaan yang wajib dimiliki oleh setiap manusia. Untuk melihat sesuatu secara sadar
dan dengan pertimbangan yang matang dari untung dan rugi.
3. Ruku’ (Penghormatan)
Ruku’ adalah sebuah ajaran kembali Sang Pencipta. Segala sesuatu tidak pernah kita
miliki secara pribadi. Semua yang berasal dari Sang Pencipta akan kembali kepada Sang
Pencipta. Semua yang dimiliki manusia hanya ujian. Itu tandanya bahwa Sang Penciptalah
yang menjadi dasar acuan hidup kita dan kita benar-benar mengembalikan urusan akhir

6
kepada Sang Pencipta. Sedang penghormatan yang dimaksud adalah sebagai ungkapan
terima kasih kita bahwa kita telah dikenalkan Allah melalui Nabi, Rasul dan Malaikat.
4. I’tidal (Puja –puji kepada Allah)
Pada gerakan I’tidal kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja
dan puji kepada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan
ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan
kecintaan kepada Allah maka akan muncul rasa cinta dan ikhlas menjalani hidup sesuai
perintah dan kehendak Allah. Ini dimaksudkan agar kita menjaga tauhid dan tidak akan
berpindah kepada ajaran yang menyesatkan.
5. Sujud (Penyatuan Diri Dengan Kehendak Allah)
Sujud adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dengan sujud hati dan fikiran kita
direndahkan serendah-rendahnya sebagai tanda ketundukan total terhadap segala kehendak
Allah. Menyatukan kehendak Allah dengan kehendak kita.Sujud adalah penyerahan total
kepada Sang Pencipta tanpa syarat. Sujud adalah simbol kepasarahan yang sangat total.
Dengan menempatkan kepala, tangan , kaki dan hati kita rata dengan bumi di mana bumi
adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita lahir, menjalani kehidupan,
berladang ilmu dan di bumi pula kita mati. Maka sujud merupakan klimaks dari seluruh
rangkaian gerakan shalat.Kepasrahan total ini membuat kita akan selalu berpikir rendah hati.
Sehingga kita mengharapkan akan kembali kepada Allah dalam keadaan suci sama dengan
seperti saat kita dilahirkan, sehingga bisa bertemu Allah.
6. Duduk Antara Dua Sujud (Permohonan)
Gerakan ini memiliki makna sebagai pengungkapan berbagai permohonan kepada Allah
untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju
pertemuan dengan Allah, serta permohonan perlindungan jasmani dan rohani agar tetap
berada pada jalan Allah. Dalam keadaan bersimpuh ini menjadi simbol di mana kita akan
dimintai pertanggung jawaban kepada Sang Maha Kuasa.
7. Attahiyat (Pernyataan Ikrar)
Ini merupakan tahap pemantapan. Karena fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa maka
perlu pemantapan yang direfresh dan diulangulang agar semakin kokoh. Yaitu Ikrar
syahadat, dengan symbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Dalam ikrar ini kita juga
memberikan penghormatan kepada utusan-utusan Allah dan para Auliya karena melalui
merekalah kita mengenal Allah dan menjadikan mereka menjadi saksi ikrar kita. Bacaan
shalawat menjadi pernyataan kebersediaan kuta mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah
Muhammad SAW. Dan menempatkannya sebagai pemimpin perjalanan kita. Dan
penghormatan kepada Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajaran tauhid.
8. Salam (Penutup)
Salam merupakan ucapan yang mengakui bahwa manusia sebagai makhluk social yang
bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri, sehingga kita hendaknya selalu menebar salam
dan berkah kepada sesama untuk saling bahu-membahu menegakkan kehidupan yang
harmonis dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan di bumi Allah.

G. Hukum Orang yang Meninggalkan Shalat

7
Bila seseorang tidak shalat karena malas atau lalai, sementara dalam keyakinannya masih ada
pendirian bahwa shalat itu adalah ibadah yang wajib dilakukan, maka dia adalah fasik dan
pelaku maksiat. Demikian juga vonis kafir tidak bisa dijatuhkan kepada orang meninggalkan
shalat karena seseorang baru saja masuk Islam atau karena tidak sampai kepada mereka
dakwah Islam yang mengajarkan kewajiban shalat. Secara duniawi, hukuman seorang
muslim yang tidak mau mengerjakan shalat menurut para ulama antara lain :

1. Al-Hanafiyah

Menurut kalangan Al-Hanafiyah, orang muslim yang tidak mau mengerjakan shalat hukumannya
di dunia ini adalah dipenjara atau dipukul dengan keras hingga keluar darahnya. Hingga dia
merasa kapok dan mau mengerjakan shalat. Bila tidak mau juga, maka dibiarkan terus di dalam
penjara hingga mati. Namun dia tidak boleh dibunuh kecuali nyata-nyata mengingkari kewajiban
shalat. Seperti berkeyakinan secara sadar sepenuhnya bahwa di dalam Islam tidak ada perintah
shalat.

2. Ulama Lainnya

para ulama lainnya mengatakan bahwa bila ada seorang muslim yang malas tidak mau
mengerjakan shalat tanpa ‘udzur syar`i, maka dia dituntun untuk bertobat (yustatab) dengan
masa waktu tiga hari. Artinya bila selama tiga hari itu dia tidak bertaubat dan kembali
menjalankan shalat, maka halal darahnya dan boleh dibunuh.

3. Al-Malikiyah dan Asy-Syafi`iyah

Mereka mengatakan kebolehan untuk dibunuhnya itu karena dasar hudud (hukum dari Allah),
bukan karena pelakunya kafir. Sehingga orang itu tidak dianggap sebagai kafir yang keluar dari
Islam. Kondisinya sama dengan seorang muslim yang berzina, mencuri, membunuh dan
sejenisnya. Mereka ini wajib dihukum hudud mesk statusnya tetap muslim. Sehingga jasadnya
pun tetap harus dishalatkan dan dikuburkan di pekuburan Islam. Jumhur ulama sepakat bahwa
muslim yang tidak mengerjakan shalat bukan karena jahd (sengaja tidak mengakui kewajiban
shalat), tidak dianggap orang kafir. Dasarnya adalah firman Allah SWT :

8
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.(QS. An-Nisa : 48)

Sedangkan imam Ahmad mengatakan bahwa seorang muslim yang meninggalkan shalat harus
dibunuh atas dasar bahwa dirinya telah kafir. Pendapat itu didasarkan pada firman Allah SWT :

“Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu
dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah
ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi maha Penyayang”. (QS. At-Taubah : 5)

: Juga ada dalil dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam


“ Batas antara seorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat “
)HR.Jamaah kecuali Bukhari(

Namun pendapat yang rajih (lebih kuat) dalam masalah ini adalah pendapat jumhur ulama yang
mengatakan bahwa bila seorang tidak shalat hanya karena alasan malas, lalai atau baru masuk
Islam, maka tidak dianggap kafir. Barulah dikatakan kafir kalau dia secara tegas menolak atau
tidak menerima adanya kewajiban shalat dalam Islam.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Seseorang yang melakukan shalat berarti ia telah melakukan hubungan langsung dengan Allah.
Di dalam Islam shalat memiliki arti yang sangat penting dan kedudukan yang sangat istimewa,
antara lain :

 Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang
perintahnya langsung diterima Rasulullah SAW pada malam Isra mi’raj.
 Shalat merupakan tiang agama. Barang siapa melaksanakan shalat maka ia telah
mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan shalat maka ia telah
meruntuhkan agama (Islam).
 Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Syaikh B., 2016. Arti Shalat Bagi Seorang Muslim. https://almanhaj.or.id/5609-arti-
shalat-bagi-seorang-muslim.html, diakses pada tanggal 27 Oktober 2019, 20:10

Makna Spiritual Shalat (1): Rahasia Di Balik Shalat


https://republika.co.id/berita/ntsbod8/makna-spiritual-shalat-1-rahasia-dibalik-shalat, diakses
pada tanggal 27 Oktober 2019, 21:45

Ridwan, Mohammad S., 2015. Memahami Makna Spiritual Gerakan Shalat.


https://ridwansoleh.com/renungan/memahami-makna-spiritualgerakan-shalat/ , diakses pada
tanggal 27 Oktober 2019, 22:10

11
12

Anda mungkin juga menyukai