Kelompok 3:
1. Haliatul Mufidah
2. Fadila Azahra
3. Faridatul Ummah
4. Ibnu Sholehuddin
I
KATA PENGANTAR
Penulis
kelompok 3
II
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................I
KATA PENGANTAR ...............................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN
Kesimpulan .........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat islam, bahkan sejak aga ma Islam disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW hingga se karang, meragi umat Islam, doa bersama bukan
sesuatu yang baru. Sejak belasan abad eka sudah terbiasa melakukannya, baik
setelah sha lat berjamaah maupun pada acara-acara tertentu.Di antara ketentuan
yang paling penting dalam berdoa adalah doa hanya dipanjatkan kepada Allah
SWT. Dengan demikian, di dalam doa sebenarnya terkandung juga unsur akidah,
yakni hal yang paling fundamental dalam agama.
Dalam Islam, tawasul adalah dilakukan melalui beberapa cara. Salah satunya
adalah melalui wasilah atau perantara yang dapat berupa orang yang hidup atau
yang telah meninggal dunia.Orang-orang yang dipandang sebagai perantara atau
wasilah ini sering kali memiliki kedekatan atau hubungan khusus dengan Allah,
seperti para nabi, rasul, atau orang-orang saleh.Tawasul juga dapat dilakukan
melalui amal ibadah atau amal shaleh yang dilakukan oleh seseorang, seperti
sedekah, shalat, puasa, dan lain sebagainya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pandangan islam tentang doa bersama?
2. Bagaimana pandangan islam tentang tawasul?
IV
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam al-Qur‟an, demikian juga Sunnah Nabi saw, ditemukan sekian banyak
doa yang menggunakan redaksi berbentuk jamak. Hal tersebut menunjukkan
dibenarkannya doa bersama. Bahkan bisa dikatakan semakin banyak yang terlibat
dalam doa, maka semakin besar harapan (atau kemungkinan) pengabulannya.
Firman-Nya dalam QS. Al-Fatihah (1): "Ihdina ash-shirath al-
Mustaqim (Antarlah kami menuju jalan lebar yang lurus)," diajarkan Allah SWT
sebagai doa yang hendaknya dipanjatkan dalam salat, walau shalat itu
dilaksanakan sendiri -- demikianlah sabda Rasul SAW. Maksudnya adalah
“rahmat (dan bantuan) Allah hadir bersama jamaah”, yakni orang banyak.
Namun bukan berarti doa bersama yang dimaksud adalah doa yang
dipanjatkan bersama oleh siapa pun tanpa memerhatikan syarat-syarat pengabulan
doa. Sebelum ini, penulis telah kemukakan syarat utama pengabulan doa yang
ditemukan dalam al-Qur‟an dan Sunnah, yakni keikhlasan berdoa dan beribadah
kepada-Nya. Keikhlasan tersebut, antara lain, tercermin dalam meng-esa-kan
Allah; tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu atau sesedikit apa pun.
Kendati umat agama lain boleh jadi memercayai dan mengakui keesaan Allah,
namun pengakuan dan kepercayaan itu dalam pandangan Islam tidaklah murni.
Oleh karenanya dinilai tidak dapat meraih tingkat keikhlasan yang ideal.
Suatu hal yang perlu selalu diingat bahwa ajaran Islam sangat memelihara
kemurnian akidah. Sepanjang periode Mekkah, yang berlangsung sekitar sepuluh
tahun lamanya, Nabi SAW mengajarkan hal tersebut kepada umat agar tidak
terjadi kerancuan sedikit pun menyangkut ke-esaan-Nya itu. Karena itu pula, ayat-
ayat al-Qur‟an yang berbicara tentang akidah sangat gamblang dan tegas, lagi
rinci, yang sedikit berbeda dengan ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Ini
karena kerancuan dalam akidah dapat mengakibatkan kemusyrikan yang tidak
ditoleransi oleh Islam.
2
Atas dasar terbukanya peluang bagi munculnya kerancuan akidah
menyangkut Allah SWT, serta untuk menutup segala kemungkinan yang tidak
diinginkan, maka para ulama sepakat menyatakan tidak dibenarkan seorang
Muslim mengaminkan doa yang dipanjatkan oleh non-Muslim, karena doa mereka
itu pada hakikatnya ditujukan kepada siapa yang tidak menyandang sifat-sifat
ketuhanan yang diajarkan Islam. Kendati boleh jadi mereka pun menamainya
Tuhan atau Allah dan menyatakan keesaan-Nya, namun keesaan yang mereka
maksud bukan seperti yang diajarkan Nabi SAW, yang antara lain tercermin
dalam QS. Al-Ikhlas (112):” Lam yalid wa lam yakun lahu kufwan ahad atau Dia
tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada satu pun yang setara
dengan Dia.”Terlibat secara langsung dan aktif dalam acara spiritual non-muslim,
seperti mengaminkan doa mereka, mengandung arti menyetujui doa itu, baik pada
permohonan yang dipanjatkan maupun pada siapa yang dipinta untuk
mengabulkannya.
3
Qur‟an untuk berbuat baik, memberi hadiah dan semacamnya kepada non-
muslim.
Dalam konteks ini Allah SWT berfirman: “Allah tiada melarang kamu
untuk berbuat baik dan berlaku adil (memberi sebagian dari harta kamu) terhadap
orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak (pula) mengusir
kamu dari negeri kamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil (QS. Al-Mumtahanah ayat 8).
Doa bersama, atau doa jama‟i, adalah berdoa dimana ada seorang yang memimpin
doa lalu orang-orang di belakang mengaminkannya. Maka dalam hal ini ada
perincian di dalamnya merangkum, ada dalil khusus yang menunjukkan
pelaksanaannya, seperti saat Qunut, doa istisqo (meminta hujan) dan lain-alin.
Ada pun berdoa berjamaah merupakan anjuran dari Rasulullah Saw sebagaimana
Hadits Riwayat Imam Thabrani sebagai berikut :
4
Dari Habib bin Maslamah Al-Fihri RA, ia adalah seorang yang dikabulkan
doanya dan berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda : Rasulullah
bersabda, "Tidaklah berkumpul suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdoa,
dan sebagian lainnyamengamininya,kecuali Alloh mengabulkan doa mereka.
.” (HR. al-Thabarani)
Doa bersama juga memberikan pahala yang lebih besar jika dibandingkan
dengan melakukan doa sendiri-sendiri. Hal ini dikarenakan doa bersama memiliki
kekuatan yang lebih besar karena dilakukan oleh beberapa orang.
5
Manfaat Doa Bersama
Selain keutamaan, doa bersama juga memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan kita sebagai muslim. Beberapa manfaat doa bersama di antaranya:
Dalam doa bersama, kita mengingatkan diri untuk selalu beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini dapat membantu kita untuk selalu
menjaga keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Dalam melakukan doa bersama, kita akan lebih mudah untuk fokus dan
konsentrasi dalam berdoa. Kita juga dapat lebih tenang dan terkonsentrasi
saat berdoa karena didukung oleh kekuatan doa bersama.
Doa bersama juga dapat membantu kita untuk menjaga solidaritas dalam
Islam. Dalam melakukan doa bersama, kita saling berdoa untuk kebaikan
sesama. Hal ini dapat membantu kita untuk saling menguatkan dan
menjaga persatuan dalam Islam.
Sebelum melakukan doa bersama, kita perlu memilih pemimpin doa yang
akan memimpin doa bersama. Pemimpin doa haruslah orang yang
memiliki bacaan yang benar dan fasih dalam membaca Al-Quran.
6
2. Menyediakan Tempat yang Tepat
Tempat yang digunakan untuk doa bersama haruslah bersih dan tenang.
Hal ini akan membantu kita untuk lebih khusyuk dalam berdoa. Selain itu,
kita juga perlu membiasakan diri untuk datang tepat waktu agar tidak
mengganggu ketertiban doa bersama.
Ketika pemimpin doa membaca doa, kita harus mengikuti bacaannya. Hal
ini akan membantu kita untuk lebih fokus dan khusyuk dalam berdoa. Kita
juga perlu memperhatikan pelafalan dan arti dari setiap ayat yang dibaca
oleh pemimpin doa.
D. Pengertian Tawasul
Secara bahasa, arti tawasul adalah al-wasilah yang artinya segala sesuatu
yang bisa menyampaikan dan mendekatkan diri kepada sesuatu hal.Sementara
menurut istilah, tawasul artinya hal yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri
pada Allah, salah satunya dengan melakukan amalan-amalan baik yang telah
disyariatkan.Secara makna, hal ini merupakan aktivitas yang dilakukan supaya
doa yang dipanjatkan dapat terkabul.
Dalam Islam, tawasul adalah dilakukan melalui beberapa cara. Salah satunya
adalah melalui wasilah atau perantara yang dapat berupa orang yang hidup atau
yang telah meninggal dunia.Orang-orang yang dipandang sebagai perantara atau
wasilah ini sering kali memiliki kedekatan atau hubungan khusus dengan Allah,
seperti para nabi, rasul, atau orang-orang saleh.Tawasul juga dapat dilakukan
melalui amal ibadah atau amal shaleh yang dilakukan oleh seseorang, seperti
sedekah, shalat, puasa, dan lain sebagainya.
7
E. Dasar Hukum Tawasul
Tawasul adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang
maha esa memperkuat hubungan batin dengan-Nya, melalui perantara atau
wasilah yang telah diberikan-Nya.
Perintah untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT telah tercantum
dalam ayat Al-Quran, yaitu surat Al-Maidah ayat 35:
َسبِي ِهِۦً نَعَهَّ ُك ْم ح ُ ْف ِهحُُن ۟ ٱَّللَ ََٱ ْبخَغُ َُٰٓ ۟ا إِنَ ْي ًِ ْٱن َُ ِسيهَتَ ََ َج ٍِذ
َ َُا فِى َّ ُا ۟ ُيََٰٓأَيُّ ٍَب ٱنَّزِيهَ َءا َمى
۟ ُُا ٱحَّق
Tetapi, lelaki itu bersikeras minta didoakan agar d Dalam Sapat melihat
kembali. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam kemudian
memerintahkannya untuk berwudhu dengan baik kemudian membaca
doa berikut:
8
kasih sayang. (Duhai Rasul) Sesungguhnya aku telah ber-tawajjuh
kepada Tuhanku dengan (bertawassul dengan)-mu agar hajatku ini
terkabul. Ya Allah, terimalah syafa’at beliau untukku“. (HR. Tirmidzi
dan Abu Dawud).
َ ْ ا َ ن ه َّ ٍُ مَّ إ ِ و َّ ب ك ُ ى َّ ب و َ خ ََُ س َّ ُم إ ِ ن َ ي
َ ْ ك ب ِ ى َ ب ِ ي ِ ّ ى َب ف َ خ َ سْ ق ِ ي َ ى َب ََ إ ِ و َّ ب و َ خ ََُ س َّ ُم إ ِ ن َ ي
ك ب ِ ع َ ِم ّ و َ ب ِ ي ِ ّ ى َب ف َ ب سْ ق ِ ى َب
Dalam tawassul, nabi atau orang shaleh hanyalah perantara, sedangkan yang
dituju dengan doa hanyalah Allah SWT semata. Dengan tawassul, ia tidak
menjadikan Nabi dan orang shaleh tersebut sebagai tuhan yang disembah.Namun,
sebagian orang yang mengaku mengikuti sunnah tidak memahami konsep
9
sederhana ini. Mereka menganggap tawassul jenis ini sebagai bentuk
menyekutukan Allah SWT.
Beliau mengatakan pada beberapa kitab tafsir, "Ada yang mengartikan wasilah itu
surga, ada yang mengartikan amalan-amalan yang bisa mendekatkan diri kepada
Allah SWT, dan ada pula yang mengartikan bahwa seseorang bisa menjadi
perantara, karena orang tersebut alim dan dekat kepada Allah, misalnya seorang
wali."
Tawasul ini merupakan yang paling tinggi. Ibnu Katsir berkata, tawasul adalah
perantara yang bisa menghantarkan seseorang pada maksud Salah satu contoh
tawasil adalah dengan menyerukan asma dan sifat Alloh Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam Surat Al-A‟raf ayat 180, yang berbunyi:
َ ًٖۗ ََ ِ هَّللِ ْاْلَ ْس َم ۤب ُء ْان ُحسْىى فَب ْدع ُُْيُ بِ ٍَ ۖب ََرَ ُسَا انَّ ِزيْهَ ي ُْه ِحذ َُْنَ ِف َْٰٓي ا َ ْس َم ۤب ِٕى
ۖ َسيُجْ ضَ َْنَ َمب كَبوُ ُْا يَ ْع َمهُ ُْن
10
tiba-tiba angin kencang datang dan meruntuhkan sebuah batu besar yang
menutupi pintu gua.Mereka mengalami kesulitan dan tidak makan selama
seminggu, serta berupaya memanggil bantuan tanpa mendapatkan respons. Pada
akhirnya, ketiganya melakukan introspeksi diri (muhasabah).Salah satu dari
mereka berdoa dan menggunakan tawassul melalui amal birrul walidain (berbuat
baik kepada orang tua).Akhirnya, batu tersebut terdorong oleh angin besar, dan
sinar matahari masuk ke dalam gua. Kemudian, yang lainnya berdoa dengan
mengandalkan amal unggulan yang telah mereka lakukan, sehingga batu tergeser
perlahan-lahan.
Tawassul kepada orang-orang shalih, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal. Dalam sebuah hadits, terdapat kisah seorang sahabat yang buta
dan ingin mendapatkan penglihatan.
Artinya: (Ya Allah, saya meminta dan menghadap kepada-Mu dengan perantara
Nabi dalam memenuhi kebutuhan saya ini...). Akhirnya, sahabat tersebut
diberikan penglihatan oleh Allah.Tawasul kepada orang yang telah meninggal,
dengan menghadap kepada Allah melalui perantaraanNabi, juga dapat
dilakukan.Para Nabi masih hidup dalam kuburan mereka, dan apa yang mereka
lakukan adalah mengerjakan shalat.
11
d. Tawasul dengan dzat (tawasul bi dzat)
"Sebagian besar ulama berpendapat bahwa tawassul dengan empat cara tersebut
tidak ada masalah, namun menurut Ibn Taimiyah, semua jenis tawassul dapat
diterima dalam syariat kecuali tawassul bi dzat," jelas Kyai Wazir Ali.
F. Bacaan Tawasul
2. Kalimat Syahadat
ُ أ َ ْش ٍَذُ أ َ ْن َْل ِإنًََ ِإ َّْل هللاُ ََأ َ ْش ٍَذُ أ َ َّن ُم َح َّمذًا َس
ِس ُْ ُل هللا
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
12
3. Pengantar
سهَّ َم ََا َ ِن ًِ ََا َ ْص ََا ِج ًِ ََا َ َْْلَ ِد ِي ََرُ ِ ّسيَّب حِ ًِ ْانفَخِ َح ْت َ ُصهَّى هللا
َ ََ ًِ عهَي َ طفَى ْ ي ِ ْان ُم
َ ص َ اِنَى َح
ّ ض َش ِة انىَّ ِب
Artinya :
"Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kepada yang
terhormat Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam yang terpilih,
kepadanya segenap keluarga para istri dan anak cucu beliau, bacaan al fatihah
kami tujukan untuk beliau…"
بء ْانعَب
ِ ص َحب بَ ِت ََ انخَّب ِب ِعيّهَ ََ ْانعُهَ َم
َّ صب ِن ِحيْهَ ََاَن
َّ اء ََاَن َّ ََاَن
ِ َش ٍَذ
. ْانفَب ِح َح ْت
Bacaan latin: Ilaa hadhorooti ikhwaanihi minal anbiyaa’I wal mursaliina wal
auliyaa’I wash syuhadaa’I wash shoolihiina wash shohaabati wat taabi’iina wal
ulamaa’il aamiliina walmushonni final mukh’lishina wa jamii’il malaa ikatil
muqorrobiina khusuushon sayyidinaa asy syaikhi’abdil qoodiril jailaani. Al
Fatihah. (Dilanjutkan dengan Al-Fatihah)
Artinya :"Kepada yang terhormat para handai taulan dari para nabi dan rasul, para
wali, para syuhada‟, orang orang saleh, para sahabat, para ulama yang
mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan kepada segenap malaikat
yang mendekatkan diri kepada Allah, terutama kepada penghulu kita syaikh
Abdul Qadir Jailani".
13
(Dilanjutkan dengan Al-Fatihah)
َص َحب بَ ِت ََ انخَّب ِب ِعيّهَّ صب ِن ِحيْهَ ََاَن َّ اء ََاَن ِ َس ِهيْهَ ََ ْاْلَ َْ ِني
َّ بء ََاَن
ِ َش ٍَذ َ بء ََ ْان ُم ْش
ِ َث ا ِْخ َُا ِو ًِ ِمهَ ْاْلَ ْو ِبي ِ ض َشا َ ث ُ َّم اِنَي َح
ع ْي ِذ ْانقَبد ِِسا ْن َجي ََْل
َ ِشيْخَّ سيِّ ِذوَب ان
َ صبً ُْ صُ صيْهَ ََ َج ِمي ِْع ْان َمهَئِ َك ِت ْان ُمقَ َّش بِيْهَ ُخ ِ ص ِىّ ِفيْهَ ْان ُم ْخ ِه
َ بء ْانعَب ِم ِهيْهَ ََ ْان ُم
ِ ََ ْانعُهَ َم
ْانفَبحِ َح ْت. وِى
Bacaan latin: Tsumma ilaa hadhorooti ikhwaanihi minal anbiyaa’I wal mursaliina
wal auliyaa’I wash syuhadaa’I wash shoolihiina wash shohaabati wat taabi’iina
wal ulamaa’il aamiliina walmushonni final mukh’lishina wa jamii’il malaa ikatil
muqorrobiina khusuushon sayyidinaa asy syaikhi’abdil qoodiril jailaani. Al
Fatihah.
Artinya: “Kemudian kepada yang terhormat para handai taulan dari para nabi dan
rasul, para wali, para syuhada‟, orang-orang saleh, para sahabat, para ulama yang
mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan kepada segenap malaikat
yang mendekatkan diri kepada Allah, terutama kepada penghulu kita syaikh
Abdul Qadir Jailani.”
Bacaan latin: Ilaa jamii’ii ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaati
walmu’miniina walmu’minaati min masyaariqil ardhi wa maghooribihaa
barrihaa wa bahrihaa khususon aabaa anaa wa umma haatinaa wa ajdaadanaa
wa jaddaatinaa wa masyaayikhonaa wa masyaayikho masyaayikhinaa wa
asaatidzatinaa wa khushuushoon ilarruhi (…) wa limini ijtama’naa haa hunaa bi
sababihi. Al-Fatihah. (dilanjutkan dengan al-Fatihah)
Artinya: “Kepada segenap ahli kubur kaum muslimin laki laki dan perempuan,
kaum mukminin laki laki dan perempuan dari timur dan barat, baik yang ada di
14
darat maupun di laut, terutama kepada para bapak dan ibu kami, para nenek laki
laki dan perempuan kami, kepada syaikh kami dan syaikhnya syaikh kami, kepada
gurunya guru kami, dan kepada orang yang menyebabkan kami sekalian
berkumpul di sini.”
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Doa bersama yang dimaksud adalah doa yang dipanjatkan bersama oleh
siapa pun tanpa memerhatikan syarat-syarat pengabulan doa. Sebelum ini, penulis
telah kemukakan syarat utama pengabulan doa yang ditemukan dalam al-Qur‟an
dan Sunnah, yakni keikhlasan berdoa dan beribadah kepada-Nya.
Secara bahasa, arti tawasul adalah al-wasilah yang artinya segala sesuatu
yang bisa menyampaikan dan mendekatkan diri kepada sesuatu hal.Sementara
menurut istilah, tawasul artinya hal yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri
pada Allah, salah satunya dengan melakukan amalan-amalan baik yang telah
disyariatkan.Secara makna, hal ini merupakan aktivitas yang dilakukan supaya
doa yang dipanjatkan dapat terkabul.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/pandangan-islam-tentang-doa-bersama-cKM5
https://www.pikiranmuslim.com/doa-bersama/
https://umroh.com/blog/dalil-tentang-doa-berjamaah/
https://parboaboa.com/bacaan-tawasul
17