Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Agama ini dengan baik dan tepat waktu. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok serta pihak-pihak lain yang
telah memberikan kontribusi dalam tugas ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik tanpa
suatu kendala apapun.
Kami memohon maaf jika makalah kami masih terdapat kesalahan maupun
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan kami. Kami harap adanya kritik dan saran yang
dapat membangun dari pembaca maupun dari Bapak Deraman selaku Dosen Mata Kuliah
Agama Universitas Teknologi Yogyakarta demi kesempurnaan makalah kami.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Yang sekarang kita ketahui bahwa , kebanyakan umat muslim banyak yang hanya
mengetahui apa yang menyebabkan batalnya puasa , apa penyebab batalnya wudhu , dan
apa penyebab batalnya sholat. Padahal di dalam islam itu juga ada penyebab batalnya
syahadat. Karena sekarang sudah jarang sekali umat manusia mengetahui apa penyebab
batalnya syahadat , banyak umat muslim yang melaksanakan kegiatan yang bisa
menyebabkan syahadat.
Padahal syahadat adalah rukun islam pertama , dan Kalimat syahadat juga merupakan
tanda bahwa kita adalah umat muslim , dan kita siap untuk mengikuti ajarannya. Kalimat
syahadat menjadi jembatan kita di akhirat nanti selain menjadi umat muslim yang sholeh
sholehah dan kebaikan-kebaikan kita saat di dunia.
Dengan lafadz Laa ilaaha illalla ditegakkan timbangan keadilan dan catatan amal.
Termasuk ke dalam cakupan utama amalan yang akan ditanyakan dan yang akan di hisab,
meliputi asas agama . Hal tersebut merupakan hak Allah atas hamba-Nya dalam
agama Islam dan kunci dari keselamatan, dan penentu Surga dan Neraka kelak.
Namun, masih banyak diantara mereka yang lalai dengan beberapa hal tersebut.
Mereka belum mampu mencerna dengan padat dan jelas mengenai beberapa perkara yang
mampu membatalkan syahadat, Bahwa di dalam kalimat Laa ilaaha illallah terdapat
syarat dan rukun yang harus kita penuhi, konsekuensi-konsekuensi yang harus kita
laksanakan, ada juga pembatal-pembatal yang harus kita tingggalkan dan jauhi.
1
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengertian Syahadat
2. Mengetahui Fungsi dari Syahadat
3. Mengetahui dan paham dengan hal yang dapat membatalkan Syahadat
4. Mengetahui akibat batal Syahadat
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhananya, arti syahadat adalah kesaksian dan pengakuan bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Dalam
arti syahadat ini, ada pemaknaan yang perlu diketahui umat Islam. Syahadat adalah
kalimat tauhid yang menjadi pondasi pertama seseorang menjadi Muslim.
Maka dari itu syahadat digunakan sebagai syarat masuknya seseorang ke agama Islam
(mualaf). Setiap orang yang masuk agama Islam atau berpindah agama ke Islam yang
pertama diucapkan adalah kalimat syahadat.
ِأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّم ًدا َرس ُْو ُل هللا
Artinya : “Aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Pernyataan kalimat Syahadat dengan lisan paling tidak diucapkan satu kali seumur
hidup sebagai pernyataan hati secara resmi, sebagai pernyataan awal sebagai pemeluk
Agama Islam. Sebagai konsekuensinya, setiap muslim dikenai kewajiban berikutnya yang
masing-masing mempunyai ketentuan yang khusus bagi setiap macam ibadah yang harus
dilaksanakan. Sementara itu dalam kenyataan seorang muslim yang baik tidak hanya
mengucapkan sekali saja lafadz Syahadat, sebab setiap menunaikan shalat pun akan
diulang berkali-kali bacaan tersebut.
3
4
Keimanan dari seorang muslim bergantung pada pemahaman dan pengamalan kalimat
syahadat.
Syirik dalam ibadah yaitu memalingkan suatu jenis ibadah kepada selain Allah ‘Azza
wa Jalla. Oleh karena itu, barangsiapa yang menyembelih, bernadzar, atau sujud
kepada selain Allah, begitu pula berdo’a dan menyeru kepada orang mati, meminta
tolong (istighotsah) kepada makhluk (baik hidup maupun mati) dalam hal-hal yang
hanya mampu dilakukan oleh Allah Ta’ala, atau memalingkan ibadah selain itu yang
seharusnya hanya ditujukan untuk Allah, maka dia telah melakukan syirik akbar yang
mengeluarkannya dari millah (agama).
Jenis perantara yang populer ialah orang-orang shalih yang telah mati. Mereka
bernadzar, menyembelih, bahkan thawaf di kuburan orang-orang shalih, dalam rangka
memohon syafa’at kepada Allah SWT.
Allah telah berfirman (yang artinya), “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan
Aku kabulkan.” (QS. Ghafir : 60), dan Allah tidaklah berfirman, “Berdoalah
kepadaKu melalui perantara Fulan, atau dengan perantara ini, itu!”. Sungguh,
inilah keyakinan kaum kafir Quraisy, yang Allah turunkan Rasul kepada mereka
dalam rangka membantah keyakinan sesat tersebut. Allah berfirman (yang artinya),
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah
dengan sedekat- dekatnya” (QS. Az Zumar : 3).
3. Tidak Mengkafirkan Kaum Musyrikin, atau Ragu dengan Kekafiran mereka, atau
bahkan Membenarkan Keyakinan Mereka.
Termasuk dalam hal ini ialah ragu dengan bathilnya agama-agama selain
Islam. Inilah propaganda yang kerap dilancarkan oleh pengusung paham pluralisme,
yang menghembuskan keragu-raguan dalam diri kaum muslimin. Berkedok jargon
bathil “Semua agama baik”, agenda taqrib (pendekatan) antar agama pun dilancarkan.
6. Mengolok-olok salah satu ajaran Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam, atau mengolok-
olok pahala atau adzabnya.
Beberapa ulama membagi perbuatan istihza’ (mengolok-olok) ke dalam dua
jenis (At Tanbihat Al Mukhtasharah, Syaikh Ibrahim Al Khuraishi). Pertama, Al
istihza’ as shariih, mengolok-olok dengan jelas, yaitu dengan lisan. Kedua, Al istihza’
ghairu shariih, jenis ini cakupannya lebih luas, seperti mengejek dengan menjulurkan
lidah, memberi isyarat dengan mata, dan sebagainya.
7. Sihir
Sihir adalah perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan ajaib
(gunaguna, mantra atau jampi) yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti
penangkal dan mencelakai orang lain.
Dalam Q.S Al-baqarah ayat 102 menjelaskan tentang sihir yang artinya
“Sedang keduanya (yaitu malaikat Harut dan Marut) tidak mengajarkan (sesuatu)
kepada seorangpun sebelum mengakatan “sesungguhnya kami hanyalah cobaan
(bagimu) , sebab itu janganlah kamu kafir”. (Q.S Al-Baqarah : 102) Karena itu sihir
bisa menimbulkan dampak beraneka ragam, seperti sakit, kematian, kebencian, gairah
syahwat dan penceraian serta perselingkuhan. Maka dari situ lah islam
mengharamkan melakukan sihir dan sihir menjadi salah 1 sebab membatalkannya
syahadat.
juga termasuk andil dalam menyebarkan propaganda mereka seperti pluralisme dan
liberalisme, atau ide-ide kufur lainnya.
9. Meyakini bahwa sebagian orang bisa keluar dari syariat Muhammad shallallaahu
‘alaihi wa sallam dengan leluasa.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah Ta’ala yang menyatakan bahwa
syariat telah sempurna, tidak ada lagi penambahan atau pengurangan.
contoh nyata perbuatan ini, adalah fenomena yang terjadi di sebagian aliran sesat,
yang beranggapan apabila seorang muslim telah mencapai derajat makrifat, telah
lepas baginya kewajiban-kewajiban seperti shalat, puasa, zakat, dan kewajiban lain
yang menurut mereka hanyalah untuk orang-orang yang baru derajat syariat saja.
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya
Mempelajari agama Islam terbagi menjadi dua, yaitu yang hukumnya fardhu
‘ain dan fardhu kifayah. Fardhu ‘ain yaitu kita dituntut untuk mempelajari pokok-
pokok agama, aqidah yang benar, rincian rukun Islam seperti shalat, zakat, puasa.
Larangan ini didasarkan pada firman Allah SWT pada Surat Al-Maidah ayat
57: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu,
orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu)
diantara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang
kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman." (QS. Al-Maidah: 57).
12. Tidak beriman dengan seluruh sumber-sumber hukum dari Al-Qur'an dan
Sunnah.
Salah satu bukti islam nya seseorang ialah beriman kepada Al-Qur'an dan As-
Sunnah. Karena ini yang merupakan penuntun jalan kita agar selamat di yaumul akhir
kelak.
9
13. Merasa benci atau menantang salah satu kandungan ajaran Islam, atau
membenci seluruh ajaran Islam.
Jaman sekarang ini banyak yang menentang atau membenci hukum syariah
politik islam, muamalat, sistem perekonomian Islam.
"Dan orang-orang yang tidak percaya, maka kecelakaanlah bagi mereka, dan
Dia tidak anggap amal-amal mereka. Yang demikian karena mereka benci kepada
apa-apa yang diturunkan oleh Allah; lantaran itu, Allah gugurkan amal-amal
mereka." (QS. Muhammad: 8-9)
15. Memalingkan salah satu dari macam-macam ibadah kepada selain Allah.
1. Allah SWT akan menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.
2. Semua amalan yang dilakukannya selama menjadi muslim akan sia-sia dan tidak
terhitung.
3. Termasuk orang orang kafir
4. Membatalkan keislaman mereka
5. Tergolong orang-orang yang merugi.
6. Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka
7. Menjadi orang orang yang tersesat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
13. Merasa benci atau menantang salah satu kandungan ajaran Islam, atau membenci
seluruh ajaran Islam.
14. Membuat undang-undang menurut kemauan manusia, Bukan menurut
kehendak dan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah.
10
11