Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SIRAH NABAWIYAH PROFESI”


Untuk Memenuhi Tugas Agama Islam VI

Dosen Pembimbing:

Oleh Kelompok
Dian Taufikul Khofid (21701051118)
Adib Lazwar (21701051119)
Afif Lazwar (21701051120)
Doni Setyawan (21701051128)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan begitu banyak nikmat yang telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik kesehatan dan pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat menyelesaikan


penulisan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan dengan topik Kertas
Kerja Konsolidasi. Penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Rahma Dianti Putri, S.E., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Agama
Islam serta semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam


mempelajari agama islam terutama pada bidang Sirah Nabawiyah. Walaupun
masih banyak kekurangan, namun penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.

Malang, 30 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Cover...................................................................................................... i

Kata Pengantar...................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

Latar Belakang....................................................................................... 1
Rumusan Masalah.................................................................................. 1
Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3

2.1 Pengertian Sirah Nabawiyah........................................................... 3


2.2 Macam-macam Sirah Nabawiyah.................................................... 4
2.3 Sirah Nabawiyah Profesi................................................................ 6
2.4 Tujuan Mempelajari Sirah Nabawiyah........................................... 9

BAB III PENUTUP.............................................................................. 12

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 12

3.2 Saran................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rasulullah SAW. Merupakan sosok yang paling mulia. Beliau
merupakan sosok yang sempurna sebagai utusan Allah SWT. Dalam
mengemban ajaran agama islam untuk umat manusia. Maka sangat pantas
beliau menjadi panutan dan suritauladan bagi umatnya.
Rasululla SAW. Datang di tengah-tengah kejahiliyahan umat pada
masa itu. Jahiliyah yang dimaksud adalah bukan bodoh dalam masalah
kecerdasan, melainkan bangsa arab jahiliyah dalam masalah aqidah dan
akhlak. Sehingga Rosulillah mendapatkan tugas yang cukup berat untuk
merombak atau merubah tatanan masyarakat yang sudah jauh dari ajaran
Allah SWT.
Dalam kehidupan manusia mengenal sebuah sejarah. Sirah
Nabawiyah adalah sejarah mengenai kehidupan nabi Muhammad SAW.
Mempelajari siroh nabi akan menghadirkan kecintaan kita terhdap nabi
Muhammad SAW. Dan sahabat-sahabatnya. Dan rasa cinta oitu akan
melahirkan sikap pengorbanan.
Dengan mempelajari siroh nabi kita akan mengetahui hukum yang
disebutkan oleh suatu ayat Al-Qur’an. Sebab setiap ayat memiliki asbabul
nuzul yang melatar belakangi turunnya ayat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Dari Sirah Nabawiyah?
2. Apa Saja Macam-Macam Dari Nabawiyah?
3. Apa Itu Sirah Nabawiyah Profesi?
4. Apa Tujuan Mempelajari Sirah Nabawiyah?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sirah nabawiyah
2. Menjelaskan Macam-Macam Dari Nabawiyah?
3. Menjelaskan Sirah Nabawiyah Profesi?
4. Menjelaskan Tujuan Mempelajari Sirah Nabawiyah?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sirah Nabawiyah


Sirah dari segi bahasa berarti jalan. Kata sirah secara bahasa
mempunyai banyak makna, antara lain reputasi, tingkah laku, cerita/kisah,
jalan atau cara, bentuk rupa, dan biografi. Kata sirah ini merupakan kata
yang popular digunakan dalam kajian riwayat hidup Nabi Muhammad
SAW. dan para sahabatnya yang dikenal dengan istilah sirah Nabawiyah
dan sirah shahabiyah.
Sedangkan menurut istilah, kata Sirah ini dikaitkan dengan
kumpulan berita-berita yang diriwayatkan untuk menceritakan tentang
kisah hidup Rasulullah SAW (as-Sirah an-Nabawiyah) yang meliputi
nasab, keadaan baginda semasa didalam kandungan ibunya, kelahirannya
dan lain-lain lagi keadaan yang berkaitan. Kumpulan berita-berita Sirah
Rasulullah SAW ini dikuatkan lagi dengan penyandaran kepada
berbagaiHadis yang diriwayatkan oleh para sahabat, tabi’in dan generasi
sesudahnya.
Sirah nabawiyah berasal dari bahasa arab saara-yasiiru yang
berarti perjalanan, dan kata nabawiyah yang berarti nabi. Sirah nabawiyah
berarti sejarah perjalanan Rasulillah SAW. Baik sebelum diangkat menjadi
rasul maupun setelah diangkat menjadi rasul, serta suatu kondisi yang
melingkupinya.
Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan arti As Sirah
menurut bahasa adalah kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku. Menurut
istilah umum, artinya adalah perincian hidup seseorang atau sejarah hidup
seseorang. Al-Qur’an telah banyak menceritakan kisah orang-orang
dahulu dari para nabi dan selain nabi, diantaranya mengenai kisah orang-
orang mukmin dan kisah orang-orang kafir. Al-Qur’an telah
membicarakan kisah-kisah yang disebutkannya. Ia menjelaskan hikmah
dari penyebutannya, manfaat apa yang dapat kita ambil darinya, episode-

3
episode yang memuat pelajaran hidup, konsep memahaminya, dan
bagaimana cara berinteraksi dengannya.
Kita harus merenungi pembicaraan al-Qur’an tentang kisah-
kisahnya supaya renungan ini menjadi pengantar bagi pembicaraan kita
tentang kisah orang-orang dahulu dalam al-Qur’an dan sebagai pengantar
bagi interaksi kita dengan kisah-kisah itu. Menurut bahasa kisah artinya
cerita, berita atau keadaan. Sedangkan menurut istilah ialah kisah-kisah
dalam al-Qur’an tentang para Nabi dan Rasul, serta peristiwa yang terjadi
pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Disi dapat disimpulkan bahwa sirah nabawiyah yaitu sejarah
perjalanan seorang manusia sebelum dia dijadikan seseorang yang plaing
mulia yaitu seorang Nabi yang di jadikan panutan dan suritauladan bagi
umatnya, baik sebelum ia menjadi rasul ataupun sesudah menjadi rasul.

2.2 Macam-Macam Sirah Nabawiyah


Menurut Mannaal-Qattan,kisah Al Qur’andibagi kepada
tigayaitu:
1. Pertama, Kisah Anbiya’ yakni kisah yang mengandung dakwah
mereka kepada kaummnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat
dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-
tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang
diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang
mendustakan. Seperti kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, ‘Isa,
Muhammad dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
2. Kedua, Kisah yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan
kenabiannya. Seperti kisah Thalut dan Jalut, Habil dan Qabil, dua
orang putra Adam, Ashhab al-Kahfi, Zulkarnain, Karun, Ashab al-
Sabti, Maryam, Ashab al-Ukhdud, Ashab al-Fil, dan lain-lain.
3. Ketiga, kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada masa rasulullah. Seperti Perang Badar dan Uhud pada

4
surat Ali Imran, perang Hunain dan Tabuk pada surah Taubah,
perang Ahzab dalam surah al- Ahzab, hijrah nabi, Isra Mi’raj dan
lain-lain.
Maka dalam hal ini sirah yang di maksud tidak hanya pada sejarah
kehidupan nabi Muhammad SAW, ttetapi juga perjalanan hidup dari
nabi- nabi ,sahabat, dan pejuang Islam lainnya yang memiliki nilai-
nilai pendidikan karakter.

Adapun sirah di sini dibagi menjadi tiga:

a. Sejarah kehidupan Nabi-Nabi dan Rasulullah S.A.W


Sejarah yang dimaksud adalah sejarah kehidupan para nabi-
nabi dan rasul-rasul pilihan Allah sebanyak 25 Nabi. Namun
tidak semua Nabi yang di ajaran memiliki sirah nabawiyah,
tetapai hanya beberapa Nabi saja yang memiliki banyak rekam
jejaknya baik di Al Qur’an maupun dalam hadis, dengan
tujuan agar materi bisa lebih mendalam dan bisa menjadi
pelajaran yang bisa diteladani dengan baik oleh para siswa.
b. Sejarah kehidupan para sahabat Khulafaur Rasyidin dan para
sahabat terkemuka yang memiliki peranan penting dalam
perkembangan Islam.
Selain sejarah kehidupan para Nabi, sirah juga berisi
sejarah keidupan para sahabat Rasulullah yang tidak hanya
berisi tentang tanggal lahir dan wafat saja, tetapi sudah masuk
pada keseharian dan perjuangan dalam membela agama
Islam.Setiap orang Islam pasti sudah tidak meragukan lagi
bagaimanakah akhlak Rasulullah, sedikitpun tidak ada celah
yang buruk. Para sahabat Rasulullah terutama Khulafaur
Rasyidin juga sangat patut untuk di pelajari sejarah
kehidupannya untuk dijadikan sebagai pengetahuan dan
pelajaran mereka dalam memiliki sikap yang berakhlakul
karimah.

5
c. Sejarah kehidupan para ilmuan Islam yang ikut
memperjuangkan dan meninggikan agama Islam dengan
kedalaman berbagai ilmu pengetahuan.
Setelah Islam semakin berkembang dan kuat, kemudian di
iringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Siapa yang tidak kenal dengan ilmuan-ilmuan Islam seperti
Jabir bin Hayyan, Ibnu sina, Imam Ghazali dan lain-lain,
merupakan ilmuan Islam yang memiliki kepribadian sangat baik
dan patut untuk di tedani.

2.3 Sirah Nabawiyah Profesi


Pekerjaan atau profesi merupakan salah satu cara manusia untuk
bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam menjalani
suatu pekerjaan, seorang muslim juga harus mengetahui apakah
pekerjaannya termasuk dalam kategori halal dan mabrur.Sirah nabawiyah
dalam hal profesi ini dapat kita lihat dari Nabi Muhammad SAW.
Kehidupan Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul lebih
didominasi oleh perdagangan, walaupun ada pekerjan lain yang ia lakukan
sebagai manusia biasa. Nabi Muhammad telah memulai merintis karir
dagangnya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika
berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau
menerima wahyu (beliau berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikian
beliau telah berprofesi sebagai entrepreneur selama 25 tahun ketika beliau
menerima wahyu.
1. Muhammad SAW Mengembala Kambing.
Ketika Muhammad menginjak usia remaja dan telah tumbuh
menjadi seorang pemuda belia, iapun ingin berkarir serta ingin hidup dari
jerih payahnya sendiri maka mulailah dia bekerja menggembalakan
kambing kerabat-kerabatnya dan menerima upah dari pekerjaannya itu.
Profesi menggembalakan kambing ini dilakoni oleh Muhammad SAW

6
sebagai salah satu profesi yang diwarisinya dari nabi-nabi besar
pendahulunya, di mana profesi unik ini umumnya dijalani oleh bangsa-
bangsa Arab terdahulu di tengah padang pasir nan luas, di bawah langit
yang bersih, dan bintang-bintang yang gemerlapan pada malam hari, serta
sinar matahari yang menerpa pada pagi hari.
Fenomena-fenomena yang dahsyat pada pergerakan alam semesta
ini, kesemuanya itu secara seksama kiranya telah memberikan warning
yang fantastis pada diri Muhammad SAW, maka dia-pun terpesona,
termenung dan memikirkan serta merenungkan fenomena keajaiban alam
semesta karya sang maha pencipta.
2. Muhammad SAW Mengelola Bisnis (Perdagangan):
Pemuda Muhammad kemudian menekuni profesi baru yang lebih
menantang sejalan dengan perkembangan usianya yaitu terjun ke dunia
wirausaha, Muhammad diusianya masih sangat beliau sekitar 9 atau 10
tahun ia mendampingi pamannya Abu Thalib dalam perjalanan bisnis
international ke negeri Syam (sekarang Damaskus – Syria). Dan di dalam
perjalanan membawa berbagai produk perdagangan tersebut, mereka
dicegat oleh seorang pendeta masehi disebut Pendeta Bahira yang melihat
tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad, lalu sang pendeta
menyarankan kepada paman nabi agar segera membanya pulang ke
Makkah karena khawatir akan ketahuan sama bangsa Rum dan
membunuhnya.
Perjalanan bisnis yang berkesan ini telah memberikan nilai dan
pelajaran yang sangat besar kepada pribadi Muhammad, dia telah belajar
arti kesabaran, menanggung kesusahan dan tanggung jawab, dan mulai
membuka matanya terhadap bangsa dan masyarakat-masyarakat lain yang
sangat jauh berbeda dari bangsa dan masyarakatnya. Dan dalam perjalanan
pergi - pulang mereka melewati reruntuhan kota-kota kuno yang
belakangan diketahui bahwa itu adalah reruntuhan kota-kota dari bangsa
Tsamud, Madyan, dan Wadil Quraa yang telah ia didengarkan berita-berita
mereka.

7
Sepulang dari perdagangan jauh di Syam, nabi Muhammad tidak
pernah meninggalkan aktifitas bisnis lagi. Beliau menggelar perdagangan
di pasar-pasar Makkah dan yang terjangkau disekitarnya, seperti Pasar
Okaz, Majenah, dan Pasar zil-Majaz, tetapi nabi tidak memberikan
perhatian sepenuhnya kepada urusan bisnis tersebut, ia cukupkan sekedar
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja. Muhammad setiap bertambah
usianya semakin berkembang pemikiran dan nalarnya, maka Beliau pun
mempergunakan sebagian besar waktu-waktunya untuk merenungkan
keagungan alam semesta ini.
3. Muhammad SAW Berkarir Militer
Muhammad bergabung bersama dengan tentara Makkah membela
negerinya yang tercinta di Perang Fujjar, yaitu peperangan antara bangsa
Quraisy dan Hawazan yang berlangsung selama 4 tahun. Awal sengketa
bersenjata itu terjadi ketika an-Nu’man bin al-Mundzir mengadakan
pemilihan umum untuk jabatan ketua delegasi misi perdagangan dari al-
Hira ke Pasar Okaz, maka muncullah dua calon kuat yang saling
berkompetisi terdiri dari: Al-Barradh al-Kattani (Quraisy) dan Orwah al-
Hawani (Hawazan).
Lalu an-Nu’man menetapkan atas kemenangan Orwah, namun al-
Barradh tidak bisa menerima kekalahannya dan membunuh Orwah, maka
terjadilah pertumpahan darah di antara kedua kubu yang bertikai tersebut,
dan kejadiannya pada bulan-bulan haram maka bangsa Quraisy
menghentikan serangannya dan berjanji menyerangnya kembali tahun
depan. Dan peperangan itu berlansung selama empat tahun di Okaz,
kemudian berhenti dengan perjajian damai di antara kedua kubu bertikai
dengan resolusi bahwa bangsa Quraisy harus membayar “diat” atas semua
kerugian jiwa bagi pihak Hawazan, yang melebihi kerugian jiwa yang
diderita bangsa Quraisy, yaitu sebanyak 20 jiwa. Perang tersebut
dinamakan “Fujjar” karena peristiwanya terjadi pada bulan-bulan haram
dan merupakan petaka keempat yang pernah terjadi dalam sejarah kota
Makkah.

8
4. Muhammad SAW Mengikuti KTT Quraisy (Perjanjian Fudhul)
Pemuda Muhammad disamping aktif membela bangsanya di
medang perang, dia juga berpartisipasi dalam mengusahakan keamanan
dan perdamaian di dalam negerinya. Maka ia pun berpartisfasi dalam
Perjanjian Fudhul (Solidaritas) yang digelar oleh bangsa Quraisy, karena
keperihatinan atas kondisi menimpa bangsanya yang semakin waktu kian
terpuruk, lemah, dan kacau balau yang membuat kabilah-kabilah Arab lain
mudah menguasai dan menyerangnya kapan saja termasuk di bulan-bulan
haram.
Padahal sebelumnya mereka adalah bangsa yang sangat besar,
kuat, disegani, dan berkuasa. Maka az-Zubair bin Abdul Mutthalib
mengambil inisiatif menggelar Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Bangsa
Quraisy, yaitu mengundang tokoh-tokoh penting Quraisy untuk konsoliasi
national sehingga menghasilkan suatu resolusi “Perjanjian Fudhul”
(Solidaritas); yang intinya menjaga ketenteraman bangsa Quraisy dari
berbagai gangguan baik intern maupun ancaman dari luar;
mempertahankan kehormatan bangsa Quraisy dari musuh-musuhnya, dan
dalam kondisi apapun.

2.4 Tujuan Mempelajari Sirah Nabawiyah


Tujuan mengkaji sirah nabawiyah bukan sekedar untuk mengetahui
peristiwa-peristiwa sejarah yang mengungkapkan kisah-kisah dan kasus
yang menarik. Tujuan mengkaji sirah nabawiyah adalah agar setiap
muslim memperoleh gambaran tentang hakekat islam secara paripurna,
yang tercermin di dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Sesudah ia
dipahami secara konseptional sebagai prinsip, kaidah dan hukum. Kajian
sirah nabawiyah hanya merupakan upaya aplikatif yang bertujuan
memperjelas hakekat islam secara utuh dalam keteladanannya yang tinggi.
Berikut tujuan dari mempelajari sirah nabawiyah yaitu:
1. Mengetahui asbab Nuzul kebanyakan ayat dan asbab wurud hadits

9
Nabi, dimana hal ini dapat membantu memahami makna ayat dan
hadits serta menyimpulkan hukum dari keduanya.
2. Bekal bagi para du’at dan pejuang Islam. Dengan belajar sirah
mereka akan memiliki tekad dan motivasi yang kuat,karena mereka
memiliki teladan dan pendahulu yang telah mempersembahkan
juhud (pengorbanan) yang besar berupa tetesan darah untuk
menjayakan Islam. Dengan belajar sirah pula para da’i makin tahu
betapa mahalnya hidayah pada Agama ini dan betapa mulianya
orang-orang berdawah dan berjihad memperjuangkannya.
3. Sirah nabawiyah sendiri merupakan salah satu mu’jizat dan tanda
kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibn
Hazmrahimahullah berkata, “Bagi yang mengkaji dengan seksama
Sirah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung ini
akan membenarkan dan mempersaksikan bahwa beliau adalah
benar-benar Rasul Allah. Andaikan beliau tidak memiliki mu’jizat
selain sirahnya, maka sudah cukup. (Al-Fashlu fil Milal wan
Nihal).
4. Mengetahui jalan ideal menjayakan Islam seperti yang ditempuh
oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diutus pada saat
manusia berada dalam kondisi kehidupan yang paling buruk.
Bahkan lebih buruk dibanding kondisi ummat-ummat para Nabi
selain beliau. Dengan belajar sirah kita mengetahui bgaimana
beliau memulai da’wah, bgaimana berpindah dari satu marhalah
(fase) ke marhalah berikutnya. Hingga Allah sempurnakan Dien
ini, dan Allah sempurnakan nikmat-Nya kepada kaum Muslimin.
5. Mengenali faktor-faktor yang menjadikan para sahabat
radhiyallahu ‘anhum layak dan pantas memimpin ummat manusia.
Dengan belajar sirah kita dapat mengetahui pula bagaimana
mereka ditarbiyah (dibina dan dikader) oleh nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini dapat menumbuhkan
kecintaan terhadap mereka, menumbuhkan semangat mengikuti

10
metode mereka,dan menapaktilasi jalan mereka.
6. Belajar sirah dapat menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan
kepada Nabi dan para sahabat. Karena seolah-olah mereka hadir di
tengah-tengah kita, dan kita berada di tengah-tengah mereka. Kita
bahagia dengan kebahagiaan bersama bahagia mereka, menangis
bersama tangisan mereka, dan bahagia atas kemenangan mereka.
Karena tidak dapat dipungkiri, kebersamaan yang lama suka dan
duka termasuk faktor penguat ikatan cinta dan persaudaraan. Inilah
berkahnya belajar sirah nabawiyah yang mulia. Ia termasuk salah
satu simpul iman. Dimana tidak akan sempurna iman seorang
hamba dia mencintai Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam
melebihi cintanya pada orang tuanya, anaknya, dan seluruh
manusia.
7. Belajar Sirah Nabawiyah merupakan kenikmatan ruhiyah dan gizi
bagi hati yang suci.
8. Belajar sirah membantu setiap Muslim untuk mengetahui
kebanyakan hukum-hukum fiqih, nilai-nilai pendidikan (durus
tarbawiyah), siyasah syar’iyyah, dan sebagainya. Seorang
pemimpin sangat butuh belajar dari sirah tentang bagaimana Nabi
memimpin. Demikian pula dengan seorang prajurit,dari sirah dapat
belajar menjadi prajurit yang benar. Apa lagi para da’i dan
murabbi.Mereka sangat butuh belajar dari sirah bagaimana da’wah
dan tarbiyah dijalankan.
9. Mengenali kemuliaan (syaraf) nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan bagaimana beliau dijaga oleh Allah ‘Azza Wa Jalla
dari gangguan manusia. Bagaimana Malaikat turun berperang
bersama beliau pada perang Badar, Ahzab (Khandaq), dan Hunain.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sirah nabawiyah berasal dari bahasa arab saara-yasiiru yang
berarti perjalanan, dan kata nabawiyah yang berarti nabi. Sirah nabawiyah
berarti sejarah perjalanan Rasulillah SAW. Baik sebelum diangkat menjadi
rasul maupun setelah diangkat menjadi rasul, serta suatu kondisi yang
melingkupinya.
Macam-macam sirah nabawiyah: Pertama, Kisah Anbiya’ yakni
kisah yang mengandung dakwah mereka kepada kaummnya, mukjizat-
mukjizat yang memperkuat dakwahnya. Kedua, Kisah yang berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang
yang tidak dipastikan kenabiannya.Ketiga, kisah yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa rasulullah.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam
pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari substansi materi maupun
contoh dari setiap materi yang dibahas. Dalam penulisan makalah ini juga
masih terdapat kekurangan lain, oleh karena itu saran dan kritik sangat
penulis butuhkan dalam memperbaiki makalah berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tongkronganislami.net/nasab-kelahiran-dan-pekerjaan-nabi-
muhammad-saw/Diakses pada hari minggu, 29 maret 2020 pukul 15.30

http://alhikmah.ac.id/2011/kedudukan-rasul-saw/Diakses pada hari minggu, 29


maret 2020 pukul 15.30

http://www.sirahnabawiyah.com/faedah-atau-manfaat-belajar-sirah-
nabawiyah/Diakses pada hari minggu, 29 maret 2020 pukul 15.45

http://id.m.wikipedia.org/wiki/sirahDiakses pada hari minggu, 29 maret 2020


pukul 15.50

http://lbh3.wordpress.com/sirah-nabawiyah/pentingnya-sirah-nabawiyah-untuk-
memahami-islam/Diakses pada hari minggu, 29 maret 2020 pukul 16.00

13

Anda mungkin juga menyukai