Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI TIMUR, BARAT DAN

INDONESIA

Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini manusia tidak dapat lepas dari sejarah/
pengalaman hidup. Sejarah merupakan kunci untuk kita dapat memperbaiki kehidupsn
kita di masa depan, oleh karena itu mengetahui sejarah atau memahami sejarah
merupakan cara untuk kita mengetahui apa yang harus kita lakukan pada masa yang akan
datang. Dalam hal ini kami akan mengangkat sebuah pembahasan tentang sejarah
perkembangan studi islam di timur, barat, dan indonesia. Da beberapa hal yang harus kita
ketahui berama dalam memahami pembahasan tersebut yang pertama yaitu mengetahui
pola pembelajaran yang ada pada konteks terdahulu sampai sekarang baik di timur, barat
maupun indonesia.yang kedua adalah dampak positif dan negatif yang terdapat dalam
studi islam yang di laksanakan pada masa terdahulu hingga sekarang baik di timur, barat,
dan indonesia. Dan yangterakhir inti dari pembahasan ini merupakan pemahaman tentang
sudi studi islam pada masa terdahulu hingga sekarang dan selanjutnya memmenerapkan
hal hal yang di anggap tepat ntuk sekarang dan diharapkan juga ddapat menemukan
inspirasi baru untuk memajukan studi studi islam pada era saat ini baik di timur, barat, dan
indonesia.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim hal ini yang
seharusnya di amati perjalanan sejarahstudi islam, baik dari masa awal masuknya islam
hingga saat ini. Jika di lihat dari awal masuknya islam hingga sekarang, Perkembangan
studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga/ sistem pendidikan
Islam di Indonesia memiliki tahapan-tahapan sebagai seperti,Sistem langgar, Sistem kelas
dan perguruan tinggi.

A. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Timur


Perkembangan agama Islam tdak lepas dari perembangan ilmu pengetahuan dunia/
umum. Tepatnya pada akhir periode madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan
islam masih di masjid-masjid dan rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah
diperkenalkan logika matematika, ilmu alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan
geografi. Selama abad ke-5 H, selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar, bukan lagi masjid, dan
mulai yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir abad 11 M, justru menjadi titik
balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah
menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh Kerajaan
Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini diajarkan kimia, kedokteran, filsafat, diganti
hanya mempelajari tafsir, kalam fiqih dan bahasa. Matematika hilang dari kurikulum Al-
Azhar tahun 1748 M. Memang pada masa kekhalifahan Abbasyiah Al-Ma’mun (198-218
H/813-833 M), sebelum hancurnya aliran Mu’tazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak
dari nalar dan kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah.
Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu agama
dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian islam di zamannya, yaitu
Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di
dunia muslim, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova
(bagian barat) dan (4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-
masing pusat studi islam di gambarkan sebagai berikut:

Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini


1. Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun 445 H/1063
M.1 Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di
baghdad, yakni Bait Al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M),
salah seorang ulama besar yang pernah mengajar di sana, adalah ahli pikir islam terbesar,
Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M), yang kemudian terkenal dengan sebutan Imam
Ghazali.2
Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni (1) seorang mudarris (guru besar) yang
bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri’ (ahli Al-Qur’an)
yang mengajar Al-Qur’an di masjid, muhaddis (ahli hadis) yang mengajar hadis lembaga
pendidikan, dan seorang pustakawan (Bait Al-Maktub) yang bertanggung jawab terhadap
perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-hal yang terkait.
Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup hampir dua abad. Yang
akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan
pada tahun 1258 M.

2. Al-Azhar di Kairo Mesir


Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan
Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa
pemerintahan Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam dari Daulat
Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi
Perguruan Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama Bait Al-Hikmah (Balai ilmu pengetahuan),
seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di tumbangkan oleh Sultan Salahuddin
Al-Ayyubi yang mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk
kembali kepada Daulat Abbasyiah di Baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggi Al-Azhar
lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syi’ah kepada aliran Sunni. Ternyata
perguruan tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10
M sampai abad ke-20 M dan tampaknya akan tetap selama hidupnya.3
Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode : pertama, periode sebelum
tahun 1961 dan kedua, periode setelah 1961, dimana fakultas-fakultasnya sama seperti
yang ada di IAIN sekarang, dan periode setelah tahun 1961, dimana fakultas-fakultas dan
ilmu-ilmu yang dikaji telah meliputi seluruh cabang ilmu pengetahuan umum dan agama.
Kalau peride pertama kita sebut periode Qadim (lama), dan kedua sebagai periode Jadid
(baru), maka yang dicontoh IAIN selama ini ialah Al-Azhar periode Qadim.

3. Perguruan Tinggi Cordova


Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa di tangan Daulat
Ummayah, semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya terpandang daerah
minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan
pembangunan bendungan-bendungan irigasi di sana sini menuruti contoh lembah Nil dan
lembah Ephrate. Bahkan pada masa berikutnya, Cordova menjadi pusat ilmu dan
kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang zaman tengah. The Historians’ History of the
World menulis tentang peri keadaan pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I (756-
788 M) itu, sebagai berikut, demikian tulis buku sejarah terbesar tersebut tentang
perikeadaan Andalusia waktu itu, yang merupakan pusat intelektual di eropa dan dikagumi

1 Joesoef sou’yb, Orientalisme dan Islam (Jakarta : bulan bintang, 1985), hlm. 37-38.
2 Andi darmawan, M.Ag dkk, Pengantar Studi Islam, (Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2005),
hlm. 37
3 Joesoef sou’yb, Op.Cit. , hlm. 38-39
Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini
kemakmurannya. Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris)
belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dituntunnya adalah geometri,
algebra (aljabar), matematik. Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti halnya
Aelhoud ke Cordova. Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.

4. Kairawan Nizam al-Muluk di Maroko


Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan tinggi ini
bermula dibangun pada tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez,
yang berasal dari Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini
diserahkan kepada pemerintah dan sejak saat itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang
perluasan dan perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi Kairawan masih tetap
hidup sampai sekarang. Di antara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis
muslim terkenal, diantaranya adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka, yang berhasil
mencapai kemerdekaan Maroko dari penjajahan Perancis sehabis perang Dunia kedua, lalu
pejabat PM Maroko di bawah Sultan Muhammad V. Sedangkan ilmuan termasyhur yang
pernah menjadi maha gurunya antara lain Ibnu Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd
(1126-1198 M), pada masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama Avenbacer (Abu
bakar Ibnu Thufail) dan Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avempas (Ibnu Bajah) dan Alhazem
(Imnu Hazmi) dan lainnya, amat populer dan harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir, dan perguruan tinggi
Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan tinggi
Oxford (1163 M) dan perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan perguruan
tinggi Sorbonne (1253 M) di Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman, dan
perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
Penyebab utama kemunduruan dunia muslim, khususnya di bidang ilmu pengetahuan
adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian
dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib. Akhirnya,
Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan tahun
1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu Khan.
Dapat di simpulkan dari berbagai perguruan tinggi yang telah muncul di dunia timur
tersebut itu membuktikan bahwasannya dunia islam pernah menguasai dunia ilmu
pengetahuan khususnya di dunia timur.dan ini juga membuktikan bahwa ajaran agama
islam merupakan ajaran yang sempurna baik dari segi ilmu ketuhanan maupun ilmu yang
berkaitan dengan dunia.

B. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat


Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang
mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat
mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai
sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa
pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi
Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial,
maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Salah satu contoh yang kami ambil
adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan
kebebasan berfikir.
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk
belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di
Andalusia, seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga,
Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini
Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif
menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu
berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan
Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada
tahun 1231 Masehi.4
Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam
di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah
untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya
ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
Gerakan ini pada akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri,
yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber
cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam
selama hampir tiga abad.

1. Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia Barat.
Setelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai
tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif
maupun negatif.
a. Dampak Positif
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi
kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari
ilmu pengetahuan yang dibawah oleh islam. Al hasil, maka banyaklah orang barat yang
menguasai ilmu pengetahuan dari islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang
(minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya. Sedangkan dibidang
teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri yang
dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan
sebuah alat perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah berhasil
membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan
yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat
memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun 1780 M
terjadi revolusi industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oleh James Watt
pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan
Inggris menjadi negara industri maju.5
b. Dampak Negatif
Diatas telah kami jelaskan, bagaimana dampak positif dari perkembangan studi
Islam di dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga
dampak negatif yang ditimbulkannya.Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami
uraikan sebagai berikut :
1) Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi
dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam
kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-
lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan
muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil
industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya, banyak negara-negara

4 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang,
2003). hlm. 65
5 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang,
2003). hlm. 149
Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini
Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar-besaran dalam bidang
social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi suatu massa kolonial
dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan
terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana seperti itu menyebabkan
dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil
kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.6
2) Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya. Saya
kira istilah ini memang pantas ditunjukkan pada orang barat, karena kenapa ?
mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah
dari islam, akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan
mereka mengaku ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban
islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang Barat
itu menderita Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang
memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain.
Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari
Yunani dan Romawi.

2. Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat


Dalam perkembangan studi islam di Negara-Negara Barat, dalam bagian tertentu dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa.
Diantara pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann Jokab Reiske
(1716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di Eropa sejak
permulaan abad ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini adalah seorang
sarjana Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838).
b. Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid
tentang bahasa Arab dan bahasa islam yang lain, seperti bahasa Persia, Turki,
Urdu dan melayu-termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah kesustraan.
Dengan demikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat
dalam kajian-kajian tekstual.
c. Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat dalam kajian
sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para sejarawan muslim.
Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat lebih bisa dipahami
dengan latar belakang perkembangan histories. Sejarah Studi Islam merupakan
sebuah kajian tersendiri; dalam kesempatan ini barangkali cukup untuk mengacu
pada sebuah monograf yang berkaitan dengan persoalan tersebut, serta sebuah
kajian yang memfokuskan pada lima islamolog terkemuka pada 100 tahun
pertama studi Islam.7
Dari tiga penjelasan tersebut dapat kami simpulkan bahwa dalam mengkaji studi
islam dapat melalui kajian intensif dalam bahasa, teks, dan yang terakhir dari sudut
pandang historis yang pada akirnya studi islam itu sendiri dapat di pahami dan di
kembangkan di dunia barat.

C. PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI INDONESIA


Indonesia adalah sebuah negeri agraris sekaligus maritim yang memiliki berbagai
bentuk masyarakat, kebuadayaan, watak, dan kehidupan sosial yang berbeda-beda. Agama
Islam sebagai agama yang memiliki rahmat bagi seluruh alam memiliki otoritas dalam

6 Ibid., hlm. 150


7 Azim Nanji, Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka
Baru, 2003). hlm. 3-5
Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini
upaya menyatukan cara berfikir yang kemudian berimplikasi pada perbuatan yang nyata,
khususnya pada masyarakat Indonesia itu sendiri.
Dalam upayanya, Islam yang dibawa oleh saudagar-saudagar dari Timur Tengah
(Arab, India, Gujarat dll.) pada awalnya masih memiliki keterbatasan pada sistem dan
kurikulimnya. Namun, ada hal yang menarik dalam memahami dinamika-dinamika
perkembangan Studi Islam di Indonesia.
Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa
lembaga/ sistem pendidikan Islam di Indonesia memiliki tahapan-tahapan seperti: a.
Sistem langgar, b. Sistem pesantren, c. Sistem kelas, d. Perguruan Tinggi
1. Sistem langgar
Yang dimaksud pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang
dijalankan di langgar, surau, masjid, atau di rumah guru. Kurikulumnyapun bersifat
elementer, yakni mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh
‘alim, mudin. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus
menjadi tukang baca do’a. 8 di masjid atau dilanggar mereka; guru dan murid-murid
duduk bersila atau tanpa bangku.

2. Sistem Pesantren
Umumnya kurikulum sistem pesantren adalah pada tingkat awal hanya
untuk mengenal huruf abjad Arab. Kemudian pada tingkat selanjutnya diajarakan
lagu-lagu qasidah; berzanji, tajwid.
Pengajaran dengan sistem Pesantren ini dilakukan dengan dua cara:.
a. Dengan cara sorogan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan
guru, dan bersifat perorangan.
b. Dengan cara halaqah, yakni guru dikelilingi oleh murid-murid
Adapun system pendidikan dengan pesantren atau dapat diidentikan dengan
huttab, dimana seorang kiyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai
tempat pengajaran/pendidikan, dan didukung oleh pondok sebagai tempat
tinggal santri.
Hanya saja sorogan di pesantren biasanya dengan cara si santri yang
membaca kitab, sementara kiyai mendengar, sekaligus mengoreksi kalau ada
kesalahan.

3. Sistem kelas.
Setelah sistem kerajaan kemudian mulai akhir abad ke 19, perkembangan
pendidikan Islam di Indonesia, mulai lahir sekolah model Belanda; sekolah Eropa,
sekolah Vernahuler. Sekolah Eropa khusus bagi ningrat Belanda. Di samping itu ada
sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah taman siswa(adalah nama sekolah yang didirikan
oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman
berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid).Pada waktu
pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs
Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan beliau bersama-sama
dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang
berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta,
dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia

8 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan (Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada, 1995), hlm. 21-22
Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini
Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20 muncul madrsah dan sekolah-sekolah
model Belanda oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama,
Jama’at al-Khair, dan lain-lain.
Kemudian pada tahun 1916, Nahdatul Ulama membuka madrasah salafiyah di
Tebuireng, yang dalam kurikulumnya memasukkan pelajaran baca tulis huruf latin.
Pada tahun 1923 ada empat sekolah Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta, dan di
Jakarta berdiri sekolah HIS (Hollands Inlands School).

4. Perguruan tinggi
Kemudian pada level perguruan tinggi dapat digambarkan, bahwa berdirinya
perguruan tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam
Indonesia untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak colonial. Untuk
mewujudkan keinginan tersebut, pada bulan April 1945 ulama cendekianwan.
Dalam pertemuan itu dibentuklah panitia Perencana Sekolah Tinggi Islam yang
diketauai oleh Drs. Moh. Hatta dengan anggota-anggota antara lain: K.H. Mas
Mansur, K.H.A. Muzakkir, K.H R.F Kafrawi dan lain-lain. Setelah persiapan cukup,
pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H, bertepatan dengan hari Isra’
dan Mi’raj diadakan upacara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di
Jakarta.
Setelah proklamasi dan ibu kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, STI
juga hijrah ke kota tersebut dan berubah namanya menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII) dengan empat fakultas, yaitu: Agama, Hukum, Ekonomi, dan
Pendidikan. Fakultas Agama UII ini kemudian dinegerikan dan menjelma menjadi
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah No. 34 Tahun 1950 dan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan
Bersama Mentri Agama dan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.
K/I/14641 Tahun 1951 (Agama) dan No. 28665/Kab. Tahun 1951 (Pendidikan)
tanggal 1-9-1951.
PTAIN membuka tiga jurusan, yaitu Jurusan Qadla, Tarbiyah dan Dakwah.
Setelah PTAIN berjalan kira-kira sembilan tahun-waktu itu Ketua Fakultasnya
adalah Prof. Muhtar Yahya dirasakan tidak mungkin mempertahankan hanya satu
fakultas. Dengan alasan, karena demikian luasnya ilmu pengetahuan keagamaan
Islam,. Maka pada tahun 1960 PTAIN dilebur dan digabungkan dengan Akademi
Dinas Ilmu Agama (ADAI) milik Departemen Agama yang didirikan di Jakarta
dengan Penetapan Menteri Agama No. 1 Tahun 1957. Pengabungan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) dengan Peraturan Presiden RI Nomor 11 tahun 1960 dan
Penetapan Menteri Agama No. 43 tahun 1960 tetang peyelengaraan IAIN. Maka IAIN
al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah diresmikan berdirinya oleh Menteri Agama RI
pada tanggal 2 Rabi’ul Awwal 1380 H bertepatan dengan tanggal 28 Agustus 1960
berdasarkan PP. No. 11 tahun 1960 tanggal 9 Mei 1960. IAIN di Yogyakarta dan
ADIA di Jakarta.
Melihat perkembangan IAIN yang pesat yang ditandainya dengan banyaknya
berdiri fakultas-fakultas cabang di daerah-daerah menunjukkan minat masuk IAIN.
Kondisi ini melatarbelakangi lahirnya PP No. 27 Tahun 1963, yang memungkinkan
didirikanya IAIN yang terpisah dari pusat. Dari sisi waktu berdirinya IAIN dapat
digambarkan berikut:
1. IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tanggal 5 Oktober 1963.
2. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 5 Desember 1963.
3. IAIN Raden Fatah Palembang tanggal 22 Oktober 1964.
4. IAIN Antasari Kalimantan Selatan tanggal 22 Nopember 1964.
Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini
5. IAIN Sunan Ampel Surabaya tanggal 6 Juli 1965.
6. IAIN Alauddin Ujung Pandang tanggal 28 Oktober 1965.
7. IAIN Imam Bonjol Padang tanggal 21 Nopember 1966.
8. IAIN Sultasn Taha Saefuddin Jambi tahun 1967.
Dengan adanya perguruan tinggi tersebut itu membuktikan bahwa studi islam
di indonesia cukup baik dalam mengawal zaman yang semakin modern.
Kesimpulannya baik dari segi ulama, pemerintah dan masyarakat yang ada di
indonesia sebenarnya saling mendukung sehingga terciptalah studi studi islam yang
dapat memfasilitasi umat islam dalam bersaing di dunia pengetahuan dengan umat
umat yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Darmawan , Andi dkk. 2005. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga.
Hasbullah. 1995. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Joesoef sou’yb. 1985. Orientalisme dan Islam. Jakarta : bulan bintang.
Murodi. 2003.Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga. Jakarta: Karya Toha
Putra.
Nanji,Azim. 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru

Pengantar Studi Islam Pendidikan Islam Anak Usia dini

Anda mungkin juga menyukai