Anda di halaman 1dari 22

MAKALAHTENTANG : KETELADANAN DAN KESABARAN NABI

DOSEN PENGAMPUH :

TAUFAN A.Ma. SQ, S.PdI, M.Pd


DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : XI ( SEBELAS )
NAMA : FITRIANI
RAHAYU
ASTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAHYA BIMA
TAHUN PELAJARAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kita semua dalam keadaan yang sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas
sehari-hari. Kami juga panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena hanya dengan keridhohanya
makalah dengan judul “KETELADANAN DAN KESABARAN NABI ”. Dapat terselesaikan.

Kami menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami Tentang


Lembaga penegak hukum yang ada di indonesia, menjadikan keterbatasan kami pula untuk
memberikan penjabaran yang lebih tentang masalah ini. oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua, setidaknya untuk
membuka cara berpikir kita tentang kerajinan tangan, untuk menumbuhkan daya nalar, kreatif
tangan, dan pola pikir kami sajikan aktifitas yang menurut peran aktif dalam melakukan
kegiatan.

Woha, Novemver 2021

Kelompok XI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………...

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……………………..……………………………..….…………


B. RUMUS MASALAH ……………………………………………………..…………….
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN ……………………………………...………
D. METODE DAN TEKNIK PENULISAN ........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH HIJRAH RASULULLAH SAW DARI MEKAH KE MADINAH ……..…


B. PROFIL DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH …………..........................
C. SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH....
D. MENELADANI DAN KESABARAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH DI
MADINAH ........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………….
B. SARAN…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
            Setelah beriman kepada Allah SWT maka beriman kepada Rasulullah SAW adalah
sebagai pondasi yang utama. Sebab, seluruh pondasi yang lainnya dibangun diatas keimanan
kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW. Sehingga orang yang tidak beriman kepada
Rasulullah SAW dan hanya beriman kepada Allah SWT saja, itu tidaklah cukup dan merupakan
suatu hal yang batal (imannya tidak sah).
            Banyak sekali keteladanan yang dapat kita ambil dari perilaku Nabi Muhammad SAW,
dan salahsatunya yaitu keteladanan beliau ketika membina umat di Medinah. Banyak sekali
tantangan yang beliau hadapi, namun dengan ketekunannya beliau dapat melaksanakan tugasnya
dengan sangat baik.

I.2. Rumusan Masalah/ Identifikasi Masalah

1. Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah SAW di Medinah?


2.  Bagaimana profil Rasulullah SAW di Medinah?

3. Bagaimana substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Medinah?


4. Bagaimana cara meneladani sikap Rasulullah ketika di Medinah?

I.3. Maksud dan Tujuan Penulisan


Maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi pembahasan “Keteladanan dan kesabaran
Rasulullah SAW dalam membina umat di Medinah”
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai sejarah dakwah Rasulullah SAW di Medinah.
2. Memberikan informasi mengenai profil Rasulullah SAW di Medinah.
3. Memberikan informasi  mengenai substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW.
4. Memberikan informasi mengenai cara meneladani sikap Rasulullah ketika di Medinah

I.4. Metoda dan Teknik Penulisan


            Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan teknik yang dianggap dapat
membantu dalam penulisan. Adapun teknik yang kami gunakan yaitu study pustaka. Dalam hal
ini kami mengumpulkan informasi yang bisa kami jadikan bahan materi dari buku, internet, dll.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH HIJRAH RASULULLAH SAW DARI MEKAH KE MADINAH


            Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah
rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi
melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun datang silih
berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.
Sepeninggal istri dan pamannya ditahun ‘amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena
kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau.
           
Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh
yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy
memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh
abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu
perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.
Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas
pembunuhan Nabi Saw.Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh
kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muth’im. Sehingga Nabi saw dapat
melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.
Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah ke
Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah
dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau
berangkat.

Setelah rasulullah tiba di madinah di sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang
merindukan seorang pemimpin yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang
terlebih dahulu hijrah ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.

Rasulullah s.a.w menata persatuan umat islam  dengan mempersaudarakan dan


mempersatukan setiap orang dari golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari
golongan ansor. Seperti abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah
bin zuhair dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal, umar
bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf dengan sa’ad bin ar-robbi.

Terjalinnya persatuan dan persauadaraan yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah


s.a.w mengambil langkah-langkah berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan
perekonomian masyarakat. Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah.
Kaum ansor penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat
ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :
1.      tempat tinggal / rumah untuk berteduh
2.      keperluan sandang & pangan sehari-hari
3.      lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah
4.      mencarikan & meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta
5.      membagi tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam
6.      memberikan pelatihan cara-cara bercocok tanam
7.      membantu menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian &
peternakan
8.      memberikan & mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga

Terjadinya sikap persaudaraan & kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya
transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi
berbeda. Kaum muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan,
sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian& perkebunan.
Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk membangkitkan ekonomi
kaum muslimin pada waktu itu.
  
            Tingkat persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor
telah terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah & keimanan yang tak
dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”, tolong- menolong & bantu- membantu
dengan tulus & ikhlas.

Tali persaudaraan mereka ini sudah terjalin sangat lama, seperti firman Allah s.w.t :
    
      
      
    
        
      
Artinya :
"dan orang-orang (Ansar) yang menempati (Madinah) dan telah beriman sebelum kedatangan
mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Orang
Muhajirin), dan mereka mengutamakan (Orang Muhajirin) atas dirimereka sendiri, meskipun
mereka juga memerlukannya dan siapa yang dipelihara dirinya dari kekikiran mereka itulah
orang-orang yang beruntung. ;(Q.S Al-Hasyir, 59:9)

Rasulullah s.a.w menganjurkan kaum muslimin tidak menjadi beban bagi yang lainnya.
Kaum muhajirin yang terlalu lama menggantungkan pemberian kaum ansor. Mereka mengambil
sikap dengan lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Misal abdurrahman bin auf, usman bin affan
& suhaib bin sinan memilih menjadi saudagar di pasar, abu bakar sidiq, umar bin kathab & sa’ad
bin abi waqas memilih menjadi petani dan mu’adz bin jabal sebagai warga asli madinah
mengajari mereka cara bercocok tanam. Rasulullah s.a.w memilih menjadi petani dengan
membeli kebun milik para sahabat ansor.

            Ekonomi umat islam mulai bangkit dari berbagai sektor baik perdagangan, pertanian &
jasa. Melihat perkembangan islam yang pesat di madinah, menimbulkan kaum kafir mekkah
selalu melancarkan provokasi & hasutan, berusaha menghancurkan agama islam dan nabi
membawanya  muhammad s.a.w.
            Sejarah perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa kali
peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum yahudi madinah di
antaranya adalah :
a)      perang badar ( 17 ramadhan 2h / 3 januari 623M )
b)      perang uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )
c)      perang kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )
d)      perang bani quraidzah

1. PERANG BADAR
            Perang badar terjadi pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijriyah / 3 januari 623 M.
Bertempat di perigi bernama badar antara mekkah dan madinah. Oleh sebab itu, peprangan
tersebut di beri nama badar. Ketika kafilah perdagangan kaum kafir quraisy yang di pimpin abu
sofyan bin harb melintasi ujung batas negeri madinah, rasulullah s.a.w menyiapkan pasukan
islam sebanyak 313 orang untuk mencegatnya. Bendera perang di serahkan kepada mushab bin
umair. Abu sufyan meminta bantuan abu jahal di mekkah dan di kirimlah kekuatan 1000 orang.
Setelah pasukan kafir quraisy telah menuju desa badar maka pasukan islam menyongsongnya
dan berkemah di dekat sumber air di desa badar.

Sebelum perang massal terjadi, terlebih dahulu pasukan kafir Quraisy menantang perang
tanding satu lawan satu. Dengan semangat jiha yang tinggi, pasukan Islam segera meminta izin
kepada Posulullah SAW agar untuk menjawabnya tantangan pasukan kafir. Rosulullah
mengizinkan dan mengutus tiga orang perwiranya yang gagah perkasa, pemberani dan sangat
kuat imannya, yaitu Hamzah bin Abdul Mutalib, Ali bin Abi Talib dan Ubaid dan Haritsah.
Sedangkan dari pihak kafir Quraisy mengutus perwiranya, yaitu Utba bin Rabia, Syaiba
saudaranya Utba dan Walid Bin Utba (anaknya).

Perang tanding pun dimulai, hanya dalam hitungan detik Hamzah bin abdul mutalib dapat
menebas leher Syaiba hingga tewas. Begitu juga Ali bin Abi Talib juga dapat membunuh Walid
bin Utba dengan sekejab, sedangkan Ubaid bin haritsah tampak saling melukai, namun
menyaksikan saudaranya terdesak, Hamzah bin Abdul Mutalib segera menebaskan pedangnya ke
leher Utba hingga tewas.

Menyaksikan perwiranya pilihannya terbunuh, Abu Sufyan segera menyerukan


komandonya untuk menyerang kaum muslimin. Sedangkan dipihak muslim, Rosulullah SAW
masih tampak khawatir melihat pasukan musuh yang begitu besar jumlahnya. Namun Allah
SWT tidak akan membiarkan utusannya dalam kecemasan, maka segeralah diturunkan wahyu
untuk meyakinkan hati Nabi Muhammad SAW yaitu firman Allah SWT :
    
      
      
     
      
   
Artinya :
”wahai Nabi (Muhammad), korbankanlah semangat para mukimin utnuk berperang. Jika ada 20
orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan 200 oarang musuh. Dan
jika ada 200 orang (yang sabar) diantaramu, niscaya mereka dapat mengalahkan 1000 orang
kafir, karena orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.”“(QS. Al-Anfal : 65)”

Setelah mendapat wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW segeramengobarkan semangat


jihad kepada pasukan Islam yang telah siaga menerima perintah dari beliau. Tidak ada sedikit
pun perasaan takut dan bimbang dalam pasukan muslim, sebaliknya jiwa mereka dipenuhi
dengan semangat jihad membela agama Allah dan Rosul-nya. Nabi segera memberikan komando
perang dengan mengucapkan kalimat “Ahad, Ahad, Ahad.”

Mendengar komando Rouslullah SAW pasuka Islam segera berhamburan kemedan


perang dengan gagah perkasa. Puluhan musuh terbubuh dengan sabetan pedang Hamzah bi
Abdul Mutalib (Paman Nabi), puluhan lainnya tewas di tangan Ali bin Abi Talib , pemuda
muslim yang gagah dan pemberani, ahli strategi perang tanding. Sa’ad bin Abi Waqas sahabat
senior, ahli pembidik panah m,endengar seruan Nabi ; “Bidikan anak panahmu hai Sa’ad, ibu
Bapakmu menjadi jaminan bagimu.” Sa’ad teringat do’a Nabi kepadanya pada saat baru masuk
Islam. “ Ya Allah, Tepatkanlah bidikan panahnya, dan kabulkanlah do’anya.” Maka
menggelerolah semangat juang Sa’ad seketika, hampir tidak ada anak panah yang dilepasnya
tanpa menewaskan musuh yang menjadi sasarannya.

            Nabi sendiri tidak hanya mengomando di belakang, beliau maju kedepan sambil
menaburkan debu ke arah musuh, seraya berkata:”Hitamlah wajahmu”, kemudian memberi
komando,”serbu...! pasukan islam terus berjuang dengan penuh semangat untuk membela dan
mempertahankan agam islam. Rasulullah SAW juga terus menyemangati pasukannya dengan
berulang-ulang membacakan ayat al-qur’an berikut:
     
     
      
    
      

Artinya: “...kelak akan aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka
pukullah atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS. Al-Anfal:12)
           
Mendengar seruan rasulullah SAW itu, para sahabat berjuang dengan gigih dan
pemberani, sehingga kemenangan dapat di raih dan korban dari pihak muslim dapat di tekan.
P[asukan kafir yang sudah terdesak berlari kocar-kacir meninggalkan segala perbekalan yang
dibawanya. M,ereka menderita kekalahan yang cukup parah, dan jumlah korbannya yang
terbunuh cukup banyak, yakni 70 orang tewas termasuk Abu jahal dan 70 orang lainnya tertawan
oleh pasukan islam, belum lagi korban luka yang jumlahnya ratusan. Sedangkan dari pihak
muslim, 15 orang gugur sebagai syahid dan beberapa orang luka.
           
 Kemenangan perang badar itu, sebagai bukti keteguhan dan kekuatan iman kaum
muslimindalam memperjuangkan agama Allah SWT yang pada gilirannya dapat mengharumkan
nama umat islam dan kebesaran agama islam.

2. PERANG UHUD
            Perang uhud terjadi pada pertengahan bulan sya’ban tahun 3 hijriyah/bulan januari 625 M
bertempat di kaki bukit uhud yang terletak di sebelah utara kota madinah.
           
Kekalahan perang badar, membuat pasukan kafir quraisy dendam kesumat. Mereka
menyiapkan 3000 orang pasukan. Abbas bin abdul muthalib (paman nabi) yang waktu itu belum
masuk islam khawatir akan keselamtan keponakannya (nabi muhammad SAW), kemudian
mengutus kurir memberitahukan kepada nabi bahwa umat islam akan diserang.

            Nabi muhammad SAW bermusyawarah dengan para sahabat dan memutuskan untuk
menghadapi pasukan kafir quraisy di luar kota madinah. Kaum muslimin dengan kekuatan 1000
orang di berangkatkan menuju bukit uhud. Namun sekitar 300 orang membelot menolak perang
karena hasutan oleh seorang munafik abdullah bin ubay, sehingga tinggal 700 orang yang maju
perang. Rasulullah SAW mengatur strategi dan taktik, dimana 50 orang ahli panah yang di pilih
oleh abdullah ibu jarir di tempatkan di atas bukit dan berpesan agarb tidak meninggalkan bukit
dalam kedaaan apapun sampai ada komando berikutnya. Pasukan berkuda di tempatkan di bawah
bukit dengan siaga penuh.

            Seperti biasa, perang di mulai dengan duel satu lawan satu. Pihak musuh menampilkan
empat bersaudara, yaitu talhah bin abi talhah, usman bin abi talhah, as’ad bin abi talhah, dan
musami bin abi talhah. Sedangkan dari pihak muslimin hanya menampilkan dua perwira perkasa,
yaitu ali bin abi talib dan hamzah bin abdul muthalib. Namun keempat musuh dari pihak kafir itu
dapat di tumpas dengan mudah. Talhah dan as’ad terbunuh oleh hamzah, sedangkan usman dan
musami tewas di tangan ali.

            Perang massal pun segera berkobar, pasukan muslim berjuang dengan gagah berani,
banyak musuh yang terkapar oleh pedang kaum muslimin. Bahkan hanya dalam hitungan jam,
pasukan muslimin merasa telah mendapat kemenangan dan mereka ingin segeramendapatkan
harta rampasan yang ditinggalkan musuh, sehingga merreka lupa akan pesan rasulullah SAW
agar tidak meninggalkan posko sebelum ada komando. Pasukan pemanah berhamburan turun
kebawah turut mengumpulkan harta rampasan, sedangkan pada saat yang bersamaan, pasukan
pemanah kafir yang di pimpin oleh khalid bin walid segera mengisi tempat yang ditinggalkan
pasukan muslimin.
            Maka dalam waktu sekejap, pasukan kafir yang telah berada di posisi strategis dapat
menghancurkan kaum muslimin yang sedang berebut harta ghanimah. Pasukan islam terjepit dan
banyak syuhada yang berguguran.

            Di tengah hiruk pikuk peperangan, terdengar suara bahwa rasulullah SAW terbunuh yang
dikumandangkan oleh pihak musuh, dengan maksud melemahkan mental pasukan islam.
Rasulullah SAW sendiri memang sedang turut berkecamuk di kancah peperangan, beliau
terdesak oleh musuh sehingga terjerembab ke dalam lubang. Nmaun pasukan islam yang
bertugas melindungi keselamatan jiwa nabi seperti ali bin abi tholib. Abu dujanah, saad bin abi
waqash dan umu umarah (pahlawan wanita yang setia membela nabi) segera sigap menolong
beliau. Rasul pun dapat terselamatkan dan segera diserukan kepada kaum muslimin bahwa
rasulullah SAW masih hidup.

            Perang terus berlangsung datanglah ubay bin khalaf sambil menghunus pedang hendak
mencoba membunuh rasulullah SAW namun beliau segera sigap mengambil tindakan
mempertahankan diri dengan menghujamkan pedangnya ke tubuh ubay bin khalaf hingga tewas.
Itulah kali pertama dan terakhir musuh tewas di tengah beliau. Akibat perang yang tak
terkendalikan, rasulullah SAW mendapat luka yang cukup parah di kening dan anggota tubuh
lainnya, gigi gerahamnya patah dan banyak mengeluarkan darah.

             Peperangan di menangkan oleh pasukan kafir quraisy, kaum muslimin mangalami
kekalahan yang cukup parah. Lebih dari 70 orang gugur sebagai syuhada dan puluhan lainnya
mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan pasukan kafir segera menarik diri dan beranjak
menuju kampung halaman mereka di mekkah.

             Setelah peperangan mereda, kaum muslimin segera mengumpulkan jenazah para
syuhada, satu persatu merreka di kenali identitasnya, kemudian di baringkan secara rapi dan
berjejer. Rasulullah SAW segera memeriksa jenazah para sahabatnya yang gugur sebagai
syuhada tersebut. Satu persatu di kenali wajahnya dan semuanya dalam kondisi mengenasakan,
mereka dianiaya setelah tak berdaya, bahkan ada yang di rusak anggota tubuhnya setelah mereka
mati. Hal itu terbukti dari pemeriksaan rasulullah SAW, ternyata ada jenazah kaum muslimin
yang telah hilang telinganya, ada yang ususnya terburai, matanya di cukil dengan ujung pedang
dan kekejian –kekejian lainnya.

            Lebih parah lagi ketika beliau menyaksikan jenazah pamannya, hamzah bin abi mutholib
jenazah paman tercinta rasul itu sangat mengenasakan, usunya terburai jantung dan limpanya
hilang di makan oleh hindun binti jahsyin istri abu sufyan, telinganya hancur, dan matanya
dicungki pedang. Rasulullah SAW menangis meneteskan air mata, seraya bersabda:”seumur
hidupku belum pernah bersedih dan semarah ini. Demi sekiranya nanti Allah memberi
kemenangan kepaada kita, mereka akan kuperlakukan menurut cara yang belum pernah di
perbuat oleh bangsa arab”.

            Kesedihan rasulullah SAW terhadap meninggalnya hamzah bin abdul muthalib adalah
wajar,mengingat betapa besar keimanan dan kesetiaan hamzah membela agam Allah dan
melindungi beliau. Semasa hidupnya, hamzah di kenal sebagai seorang yang gagah dan
pemberani dalam membela kebenaran, sehingga rasulullah amat terkesan atas jasa baiknya. Kini
orang yang di berinya julukan : singa Allah dan rasul-Nya, singa padang pasir, pembela kaumnya
dan pedang agamanya itu telah tiada dan gugur dan sebagai syahid.

            Bagi rasulullah SAW hamzah adalah orang yang paling di hormatidan di cintainya.
Sehingga kepergiannya ke alam baka sangat memukau jiwa beliau, jika tidak ada keimanan yang
mendalam di lubuk hatinya, niscaya beliau tidak terima paman kesayangannya itu di bunuh
secara sadis dan tidak berperikemanusiaan. Dalam hati beliau ingin rasanya membalaskan
dendam terhadap orang-orang kafir biadab itu. Namun Allah SWT Maha Pengasih dan
Penyayang terhadap hamba-Nya, segeralah turun wahyu surat An-Nahl: 126-127 berikut:
     
      
       
        
       

Artinya:
“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang di
timpakan kepadamu. Tapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi
orangyang sabar. Dan sabarlah (muhammad) dan kesabaranmu itu semata –mata dengan
pertolongan allah, dan janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran mereka dan jangan
pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka  rencanakan.” (QS. An-Nahl: 126-127)

            Setelah menerima wahyu tersebut, semangat rasulullah SAW kembali bangkit dan
keesokan harinya segera menyiapkan satu pasuakan yang langsung di bawah komando beliau.
Rasulullah SAW dan kaum muslimin segera bangkit mengejar pasukan kafir yang di perkirakan
masih ada di tengah perjalanan. Memang demikian adanya. Pasukan kafir mendapat laporan
bahwa pasukan islam di bawah komando muhammad tengah mengadakan pengejaran. Abu
sufyan merasa was-was dan ketakutan. Menhadapi pasukan muhammad takut kalah, langsung
pulang ke mekkah takut di perolok dan di lecehkan kaumnya. Akhirnya abu sufyan sebagai
pemimpin kafir membuat siasat tipu muslihat. Pasukan islam di suruhnya menunggu di suatu
tempat karena akan di serang oleh pasukan kafir, maka berhentilah pasukan muslimin menunggu
serangan, sedangkan pasukan kafir tetpa meneruskan perjalanan pulang ke mekkah. Dengan
demikian berakhirlah perang uhud dengan kemenangan pihak kafir.

3.PERANG KHANDAK
            Perang khandak terjadi pada bulan syawal tahun ke-5 hijriyah/maret 627 M bertempat di
sebelah utara kota madinah. Sebab rasa dendam kaum yahudi dari suku bani nadzir yang terusir
oleh pasukan islam dari madinah tidak pernah padam, mereka berusaha menghasut kafir quraisy
mekkah agar mau bersekutu dengan mereka untuk memerangi umat islam di madinah.
            Abu sufyan menyiapkan pasukan sebanyak 10.000 orang, yang merupakan gabungan
beberapa suku, antara lain suku quraisy dan para sekutunya. Karena pasukan gabungan antara
suku-suku yang memusuhi islam, maka perang khandak juga di sebut dengan perang ahzab.

            Sanak family rasulullah SAW yang masih tinggal di mekkah segera melaporkan kesiapan
pasukan kafir tersebut kepada beliau, maka musyawarah pun di gelar dengan para sahabat
muhajirin dan ansar. Masing-masing sahabat mengajukan usul yang brilian tentang teknik dan
strategi perang kali ini, namun banyak di setujui forum adalah pendapatnya salman al farisi, yaitu
dengan cara bertahan di dalam kota, namun hendaknya di dalam kota di pagari dengan parit-parit
yang lebar dan dalam. Oleh sebab itu perang ini di namai perang khandak.

            Selesai musyawarah, rasulullah segera memimpin penggalian, beliau yang pertama kali
menggali dan memecahkan batu untuk di angkat ke permukaan. Para sahabat segera mengikuti
jejak beliau dengan penuh semangat. Kaum muslimin pada waktu itu sedang di timpa kesukaran
di bidang ekonomi akibat perang yang berkepanjangan, para petani belum sempat bertani, para
pedagang tidak sempat berjualan, para peternak juga kehabisan modal untuk membeli ternak
baru, sebab ternak mereka habis di gunakan untuk keperluan jihad. Namun rasulullah SAW
adalah seorang pemimpin yang luar biasa, beliau tahu kalau umatnya kelaparan dan kekurangan
pangan, maka setiap seruan tidak hanya perintah tapi juga turut mengerjakan perbuatan tersebut.
Begitu pula dalam pembuatan parit di perbatasan kota madinah.
            Akhirnya tidak lebih dari satu minggu, terbujurlah parit dari arah barat ke timur di
kawasa kota madinah, sedangkan arah lain terdapat perkampungan penduduk dan kebun-kebun
kurma, sehingga  kota madinah seolah-olah telah di bentengi. Pasukan islam telah di siagakan di
kawasan barat dan timur kota madinah. Zaid bin haritsah membawa bendera muhajirin dan sa’ad
bin ubadah membawa bendera ansar.

            Pasukan kafir telah sampai di lereng bukit uhud, mereka mengira bahwa pasukan islam
akan menghadang mereka di tempat itu lagi, sebagaimana pada waktu perang uhud. Namun
setelah lama dan bosan menunggu, akhirnya mereka bergerak menuju madinah.

            Sesampainya di gerbang kota madinah, mereka tercengang dengan taktik perang yang
dilakukan kaum muslimin. Kota madinah telah di kelilingi oleh parit yang dalam dan lebar, lebar
parit sepanjang empat meter dan dalamnya enam meter, sehingga menyulitkan mereka memasuki
kota madinah. Untuk menunggu serangan dari pasukan islam, mereka mendirikan kemah di
sekitar parit.

            Beberapa perwira kafir quraisy mencoba menerobos parit, namun ali bin abi tolib dengan
sigap membantai mereka hingga tewas sebagian lari menyelamatkan diri. Perang tidak terjadi
secara masal, melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan tombak.

            Pasa saat-saat mencekam dan genting seperti itu, kaum yahudi dari bani quraidzah
sengaja mengambil kesempatan dengan melanggar perjanjian, mereka bersekutu dengan kafir
quraisy untuk membasmi kaum muslimin. Untung salah seorang tokoh Yahudi bernama Nu’aim
bin Mas’ud telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi, sehingga tidak diketahui oleh
kaumnya. Nu’aim segra menghada Rosulullah mengizinkannya dan ia pun segera melaksanakn
tugasnya itu.

            Mula-mula Nu’aim bin Mas’ud menghadap kepala suku Bani Quraidzah dengan segala
taktiknya, kemudian menghadap pembesar kafir Quraisy dan menyampaikan pendapat kepala
suku Bani Quraidzah. Maka dengan bangga Abu Sufyan segera merencanakan penyerangan kota
Madinah secara serentak pada hari sabtu, namun Bani Quraidzah menolak dengan alasan hari
sabtu bagi mereka adalah hari terlarang utnk perang. Abu Sufyan mengancam akan menyerang
balik Bani Quraidzah jika tidak mau bersekutu, namun kepala suku Bani Quraidzah tetap pada
pendiriannya. Penyerangan atas kota Madinah pada waktu itu sangat dingin dan tidak bersahabat.
Selama menunggu di sebrang parit, banyak  pasukan nkafir yang mati dan terkena penyakit
malaria, sampai tiba “Waktunya Allah menurunkan Azab bagi mereka”.

            Angin berhembus kencang berupa angin puting beliung yang cukup besar, sehingga
memporak porandakan perkemahan mereka, suasana terasa mencekam dan mengerikan, sampai
akhirnya Abu Sufyan memutuskan untuk kembali pulang ke Mekah utnuk menyelamatkan diri
sambil berkata “ini kutukan Muhammad”.

            Dengan pulang kampungnya pasukan kafir Quraisy, berarti perang Khandak telah selesai.
Nabi dan para sahabat merasa dapat mengahdang musuh tanpa harus berpwerang, kesuksesan
perang Khandak dilukiskan dalam Al-Quran sebagai berikut :
    
     
     
       
   
Artinya :
 “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan
kepadamu, ketika bala tentara yang tidak pernah terlihat olehmu”. (Q.S Al Ahzab:9)

4. PERANG BANI QURAIDZAH


            Seperti tak pernah mengenal lelah, nabi dan para sahabat segera mengambil langkah-
langkah penting untuk menegakkan agama Allah. Musuh yang jauh telah diruntuhkan,
sedangkan musuh yang dekat lebih gawat dan berbahaya. Maka setelah perang Khandak usai,
Nabi dan para sahabat segera melakukan perhitungan terhadap kaum Yahudi Bani Quraidzah
yang melanggar perjanjian dengan kaum Muslimin.

            Nabi dan pasukan Muslim segera berangkat menuju perkampungan Bani Quraidzah,
untuk mengepung kampung Yahudi tersebut sebagai balasan atas pelanggaran yang
dilaksanakannya. Ali bin Abi talib diperintahkan untuk berangkat lebih dulu melakukan
pengintaian. Sesampainya di kampung, Ali melihat tokoh penghasut dan penghianat yahudi
bernama Huyal bin Akhtab sedang berbincang dengan tokoh lainnya. Merasa diperhatikan oleh
Ali, mereka mengeraskan suaranyayang intinya menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW. Ali
merasa geram dan datang ke kampung tersebut. Maka kampung Yahudi Quraidzah dikepung .
selam bebrapa hari mereka tidak bisa kontak dengan masyarakat luar, dan suasana kehidupan
mereka menjadi gawat. Akhirnya mereka melakukan negoisasi dengan pasukan Islam. Berbagai
usulkan mereka ditolak Nabi, kecuali usulan yang terakhir, yaitu mengangkat hakim dari suku
Aus yang dipilih oleh mereka sendiri.

Maka disetujuilah Sa’ad Mu’adz seorang pemuka Aus yang dulu pernah diutus oleh nabi agar
dinasehati kaum Yahudi Bani Quraidzah untuk tidak melanggar perjanjian dan mereka menolak
dan mereka bahkan menjelek-jelkan Nabi dengan perkataan yang kotor dan nista. Kini Sa’ad itu
pulalah yang mereka tunjuk sebagai pengambil keputusan terhadap mereka.
Mula-mula sa’ad meminta semua pihak dapat mentaati keputusannya, semua pasukan
menyetujui dan menyatakan siap. Sa’ad mulai mengambil langkah-langkah, yaitu :
Pertama : semua pasukan Yahudi berkumpul ditengah kedua pasukan yang berhadapan dan
meletakkan senjata. Pasukan Yahudi pun segera mentaati putusan Sa’ad, mereka berbondong-
bondong menuju tengah lapangan dab meletakkan senjatanya. Setelah semua senjata terkumpul,
Sa’ad mengeluarkan putusan berikutnya.
Kedua : semua pasukan laki-laki dewasa dihukum bunuh sedangkan perempuan dan anak-anak
menjadi tawanan.
Meskipun keputusan Sa’ad terasa pahit oleh kaum Yahudi, namun mereka menyadari
betapa besar kesalahan yang telah mereka lakukan terhadap Nabi dan Umat Islam. Sehingga
mereka rela menjalani hukuman tanpa perlawanan.

Sedangkan Rosulullah SAW sendiri merasa bangga dengan keputusan Sa’ad, seraya
beliau berkata “ Demi yang menguasai diriku, Allah dan orang-orang yang beriman menerima
keputusan itu pula aku perintahkan”.

Demikian sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam rangka
menegakkan Agama Islam, kebenaran, keadilan dan keimanan. Mereka tidak merasa gentar
menghadapi musuh sekuat apapun, karena didalam hati mereka terdapat keimanan dan keyakinan
yang kuat terhadap Allah SWT. Demi tegaknya Agama Islam, mereka rela berkorban pikiran,
tenaga, harta benda bahkan jiwa dan raga.

B. PROFIL DAKWAH ROSULULLAH SAW DI MADINAH.


Setelah hijrah ke Madinah, Rosulullah SAW segera mengubah arah dan strategi
dakwahnya. Sebab profil masyarakat Madinah dan sekitarnya berbeda dengan masyarakat
Mekah yang dihadapi sebelumnya. Perubahan arah dan strategi dakwah beliau tersebut, menjadi
profil tersendiri bagi perjalanan dakwahnya di Madinah.

Selam lebih kurang 10 th, Rosulullah SAW berdakwah di Madinah dan berjalan dengan
sukses, sehingga Agam Islam dapat kita terima seperti sekarang ini. Kesuksesan beliau itu dapat
kiat kenali dari profil dakwah yang dibawakannya selama di Madinah, yaitu antara lain :
1. menjadikan setiap kaum muslim bersaudara sesama muslim, tanp[a membedakan asal
suku, bangsa, bahasa, budaya maupun lainnya. Seperti hal nya yang dilakukan beliau terhadap
kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
2. bersikap tegas terhadap musuh dan berkasih sayang kepada sesamanya.
3. bersikap toleran terhadap kaum Kafir yang tidak mengganggu dan mengancam
keselamatn kaum muslimin, seperti halnya yang dilakukan beliau terhadap pemeluk agama
Yahudi di Madinah.
4. menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk keutuhan bangsa dan negara.Hal itu
dilakukan beliau dengan membuat piagam Madinah yang isinya adalah peraturan perundang-
undangan ketertiban warga Madinah.
5. bersikap adil dan bijaksana klepada semua orang, baik kawan maupun lawan, sehingga
pribadinya disegani dan dihormati oleh semua orang.

C.SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW DI MADINAH.


Di atas di kemukakan bahwa setibanya di Madinah, Rosulullah SAW segera mengambil
langkah-langkah strategis untuk melakukan dakwah Islam di wilayah itu. Langkah-langkah
strategis beliau ntara lain :
1. membenahi persatuan umat Islam
2. membenahi bidang politik dan pemerintahan
3. membenahi persatuan bangsa Madinah
4. membenahi sosial ekonomi umat Islam

Langkah-langkah itu menghantarkan dakwah Islam menjadi sukses, sehingga agama Islam
sampai kepada kita, meskipun melalui proses waktu yang sangat lama. Kegigihan dan kejeniusan
Roulullah SAW dan para sahabtnya sangat mendukung bagi9 keberhasilan dakwah Islam pada
waktu itu. Betapa mereka harus berjuang secara total dengan segala harta dan jiwa raga, namun
mereka tetap tabah dan tidak pernah menyerah. Sampai akhirnya agama Islam mendapat tempat
di kalangan masyarakat luas, bahkan dapat melintasi berbagai benua.

Strategi dakwah Rosulullah SAW di Madinah mengacu pada satu fokus, yaitu
menyebarluaskan syi’ar agama Islam ke berbagai penjuru dunia. Maka dakwah diarahkan kepada
perluasan wilayah untuk penyebaran gama Islam. Sesungguhnya, kaum muslimin pada waktu itu,
bukanlah prajurit perang, melainkan para mubaligh dan da’i yang di periuntah Allah dan Rosul-
Nya untuk menyebarkan agama Islam di muka Bumi. Hanya saja, tidak sedikit diantara manusia
yang menentang dan melawan seruan dakwah mereka. Sehingga mereka harus mempertahankan
diri dan sekaligus memberikan pelajaran atas kesombongan dan kedzaliman yang mereka
lakukan di muka bumi.

Dengan demikian, substansi dakwah rosulullah SAW selama periode Madinah adalah
perluasan wilayah dakwah, bukan wilayah kekuasaan. Sebab Rosulullah SAW tidak diutus untuk
menjadi penguasa atau raja, melainkan sebagai Nabi dan Rosul-Nya.
D. MENELADANI DAN KESABARAN STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH
SAW DI MADINAH
Setelah kamu memahami strategi dakwah Rosulullah SAW periode madinah, hendaknya
dapat meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari :

Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
adalah:
1)      Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini
kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah  itu
harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2)      Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl,
16: 12.
Yang Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl, 16: 125).
3)      Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan petunjuk
Allah SWT dalam Surah Ali Imran, 3: 104.  
Yang Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran, 3: 104).
4)      Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan untuk
memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.Umat Islam dalam melaksanakan
tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi
dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani strategi Rasulullah SAW dalam
membentuk masyarakat Islam tau masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam
pada seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun
tayyibatun wa rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan
makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.

Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti tersebut adalah:
a. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah Masjid Quba, yang
berjarak ± 5 km, sebelah barata daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul
Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau mengunjungi
Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid Nabawi
di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan Ansar, yang
peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan peletakan batu kedua,
ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni: Abu Bakar r.a.,
Umar bin Khatab r.a., Utsman bin Affan r.a. dan Ali bin Abu Thalib k.w.
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
1.      Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan akhlak
2.      Masjid merupakan saran ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jumat, salat Tarawih, salat
Idul Fitri, dan Idul Adha.
3.      Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam yang bersumber kepada
Al-Qur;an dan Hadis
4.      Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama Muslim
(ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan
5.      Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat penampungan zakat,
infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, terutama para fakir
miskin dan anak-anak yatim terlantar.
6.      Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tmpat pengobatan para penderita
sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita luka akibat perang melawan orang-orang
kafir. Sejarah mencata adanya seorang perawat wanita terkenal pada masa Rasulullah SAW yang
bernama “Rafidah”        Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah
dengan para sahabatnya. Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain: usaha-usaha
untuk memajukan Islam, dan strategi peperangan melawan musuh-musuh Islam agar
memperoleh kemenangan.

b.  Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar


Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang berhijrah ke
Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli Madinah yang memberikan
pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khatab tentang
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan yang tangguh.
Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajrin mencari dan mengangkat seorang
dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab (seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah
SWT. Demikian juga sebaliknya orang Ansar.

Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengajak Ali bin Abu Thalib sebagai
saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh seluruh sahabat
misalnya:
  Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW, pahlawan Islam yang pemberani
bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya, yang kemudian dijadikan anak
angkat Rasulullah SAW
  Abu Bakar ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid
  Umar bin Khattab bersaudara denga Itban bin Malik al-Khazraji (Ansar)
  Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar)

 Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Ansar, termasuk Muhajirin
setelah hijrahnya Rasulullah SAW, dipersaudarakan secara sepasang- sepasang, layaknya seperti
saudara senasab.
Persaudaraan secara sepasang–sepasang seperti tersebut, ternyata membuahkan hasil sesama
Muhajirin dan Ansar terjalin hubungan persaudaraan yang lebih baik. Mereka saling mencintai,
saling menyayangi, hormay-menghormati, dan tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin berupa tempat
tinggal, sandang-pangan, dan lain-lain yang diperlukan. Namun kaum Muhajirin tidak diam
berpangku tangan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencari nafkah agar dapat hidup
mandiri. Misalnya, Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, Abu Bakar, Umar bin Khattab dan
Ali bin Abu Thalib menjadi petani kurma.

Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian oleh
Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap yang disebut Suffa dan
mereka dinamakan Ahlus Suffa (penghuni Suffa). Kebutuhan-kebutuhan mereka dicukupi oleh
kaum Muhajirin dan kaum Ansar secara bergotong-royong. Kegiatan Ahlus Suffa itu anatara lain
mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dan Hadis, kemudian diajarkannya kepada yang lain.
Sedangkan apabila terjadi perang anatara kaum Muslimin dengan kaum kafir, mereka ikut
berperang.

c.    Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam


Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga
golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah) dan
orang-orang Arab yang belum masuk Islam.
Piagam ini mengandungi 32 fasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk
akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya
juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak
mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi
kaum bukan Islam, mereka mestilah berkelakuan baik bagi melayakkan mereka dilindungi oleh
kerajaan Islam Madinah serta membayar cukai.
Piagam ini mestilah dipatuhi oleh semua penduduk Madinah sama ada Islam atau bukan
Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil,
membangun serta digeruni oleh musuh-musuh Islam.
Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan tertuang
dalam Piagam Madinah. Piagam Madinah itu antara lain:
1)      Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi, keagamaan dan
politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk Madinah berhak menjatuhkan
hukuman kepada orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang yang
mematuhi peraturan
2)      Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebasan beragama
3)      Veluruh penduduk kota Madinah yang terdiri dari kaum Muslimin, kaum Yahudi dan orang-
orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya saling membantu dalam bidang
moril dan materiil. Apabila Madinah diserang musuh, maka seluruh penduduk Madinah harus
bantu-membantu dalam mempertahankan kota Madinah
4)      Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara dan perselisihan
besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah SAW untuk diadili sebagaimana
mestinya

d. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yang Islami demi Terwujudnya
    Masyarakat Madani
Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan juga
bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya berumber pada Al-Qur’an dan Hadis.
Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah beragam Islam, sehingga
masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya pemerintahan Islam merupakan keharusan.
Rasulullah SAW selain sebagai seorang nabi dan rasul, juga tampil sebagai seorang kepala
negara (khalifah).
Sebagai kepala negara, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bagi setiap sistem politik
Islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah, umat Islam dapat mengangkat wakil-wakil
rakyat dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
seluruh rakyatnya. Dengan syarat, peraturan-peraturan itu tidak menyimpang dari tuntutan Al-
Qur’an dan Hadis.
Firman Allah SWT: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa, : 59).
Dalam bidang ekonomi Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bahwa sistem ekonomi
Islam itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial.Dalam bidang sosial
kemasyarakatan, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar antara lain adanya persamaan derajat
di anatar semua individu, semua golongan, dan semua bangsa. Sesuatau yang memebdakan
derajat manusia ialah amal salehnya atau hidupnya yang bermanfaat.
Firman Allah SWT: Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. “(Q.S. Al-Hujurat, 49: 13)
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
            Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah
rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi
melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun datang silih
berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.
Sepeninggal istri dan pamannya ditahun ‘amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena
kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau.
Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh
yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy
memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh
abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu
perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.
Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas
pembunuhan Nabi Saw.Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh
kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muth’im. Sehingga Nabi saw dapat
melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.
Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah ke
Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah
dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau
berangkat.

Setelah rasulullah tiba di madinah di sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang
merindukan seorang pemimpin yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang
terlebih dahulu hijrah ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.

Rasulullah s.a.w menata persatuan umat islam  dengan mempersaudarakan dan


mempersatukan setiap orang dari golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari
golongan ansor. Seperti abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah
bin zuhair dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal, umar
bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf dengan sa’ad bin ar-robbi.

Terjalinnya persatuan dan persauadaraan yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah


s.a.w mengambil langkah-langkah berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan
perekonomian masyarakat. Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah.
Kaum ansor penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat
ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :
1.      tempat tinggal / rumah untuk berteduh
2.      keperluan sandang & pangan sehari-hari
3.      lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah
4.      mencarikan & meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta
5.      membagi tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam
6.      memberikan pelatihan cara-cara bercocok tanam
7.      membantu menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian &
peternakan
8.      memberikan & mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga

Terjadinya sikap persaudaraan & kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya
transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi
berbeda. Kaum muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan,
sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian& perkebunan.
Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk membangkitkan ekonomi
kaum muslimin pada waktu itu.
  
            Tingkat persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor
telah terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah & keimanan yang tak
dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”, tolong- menolong & bantu- membantu
dengan tulus & ikhlas.
         
   Sejarah perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa kali
peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum yahudi madinah di
antaranya adalah :
a)      perang badar ( 17 ramadhan 2h / 3 januari 623M )
b)      perang uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )
c)      perang kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )
d)      perang bani quraidzah

III.2. Saran
                  Setelah kita mengetahui sejarah dan keteladanan Rasulullah SAW di Madinah, semoga
kita dapat mengamalkan pengetahuan baru kita tersebut dengan meneladani sikaf Nabi
Muhammad SAW. Hal tersebut dapat kita capai dari kegiatan-kegiatan kecil yang bersifat fositif
serta kita harus senantiasa ingat kepada Allah SWT dean Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA

         rezagilangdestiana.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai