Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW.


DI MADINAH

Disusun oleh :

1. Siti Nurmelasari

2. Hanifah Putri Fauziah

3. Indah Yulianti

4. Melisa Tri Amelia

5. Listia Cahyani

Adi Wijaya

Ari Susanto

10 MIPA 3

SMA NEGERI 1 BEBER

tahun ajaran 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji suykur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis
ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah
ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif
senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

cirebon, februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1

C. Tujuan ................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2

A. Silsilah Nabi Muhammad ........................................................................................................ 2

B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah ................................................................ 2

C. Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah) .................................................... 5

D. Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode madinah ........................................ 5

E. Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah ................................................... 7

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dikota mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala upaya akan melumpuhkan
gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan pemboikotan yang dilakukan mereka kepada Bani
Hasyim dan Bani Mutahlib. Di antara pemboikotan tersebut adalah:

· Memutuskan hubungan perkawinan

· memutuskan hubungan jual beli

· memutuskan hubungan ziarah dan menziarah dan lain-lain

Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di gantungkan di kakbah dan
tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw. Menghentikan gerakannya.

Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat dakwah Islam beliau bersama
zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di
soraki dan dikejar-kejar sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Belia tetap sabar
dan berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.

Saat menghadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan oleh Allah SWT untuk
mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di palestina, kemudian naik kelangit hingga ke sidratul
muntaha.

Kejadian isra dan mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di
tempuh dalam waktu satu malam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Silsilah Nabi Muhammad

2. Bagaimana Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

3. Apa Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)

4. Bagaimana Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode madinah.

5. Bagaimana Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode mekkah, sejarah, silsilah, faktor
penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat Madinah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Silsilah Nabi Muhammad

Muḥammad (bahasa Arab: ‫)محم د‬, selengkapnya Muḥammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin
Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah
seorang nabi dan rasul bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat
manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap
Muhammad sebagai pendiri Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan
ajaran tauhid untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya sejak dari
Nabi Nuh. Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.

Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di
bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Ia
kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk merenung dan
berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu
pertama dari Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang telah Allah
utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad mulai berdakwah secara terbuka,
menyatakan keesaan Allah dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar.
Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad
diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.

Muhammad bersama pengikut awal mendapati berbagai bentuk perlawanan dan penyiksaan dari
beberapa suku Mekkah. Seiring penganiayaan yang terus berlanjut, Muhammad membenarkan
beberapa pengikutnya hijrah ke Habsyah, sebelum Muhammad memulai misi hijrah ke Madinah pada
tahun 622. Peristiwa hijrah menandai awal penanggalan Kalender Hijriah dalam Islam. Di Madinah,
Muhammad menyatukan suku-suku di bawah Piagam Madinah. Setelah delapan tahun bertahan atas
serangan suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung Mekkah.
Serangan tidak mendapat perlawanan berarti dan Muhammad mengambil alih kota dengan sedikit
pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada tahun 632, beberapa bulan setelah kembali
ke Madinah usai menjalani Haji Wada, Muhammad jatuh sakit dan wafat. Muhammad meninggalkan
Semenanjung Arab yang telah bersatu dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian besar telah
menerima Islam.

B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak
tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13
Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.

2
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang
terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm
25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya
ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.

Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk
Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum
Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak
termasuk bangsa Arab.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat
manusia di dunia, Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)

Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam)
bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang
diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya
melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk
masyarakat madani di Madinah.

Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka
bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya,
sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di
dunia serta sejahtera di akhirat.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat
manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri.
namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha
menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya
dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan
sekutu-sekutu mereka.

Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39
dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk
menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi

Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka
telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Q.S. Al-Hajj,
22:39)

3
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S.
Al-Baqarah, 2:190)

Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah
bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan ternak, tetapi bertujuan untuk:

· Membela diri, kehormatan, dan harta.

· Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.

· Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.

Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara yang merdeka dan
berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan memashyurkan agama Islam,
bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia, tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa
Romawi dan Persia menjadi cemas dan khawatir kekuatan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu,
bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan
agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para
pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi,
yaitu :

1. Perang Mut’ah

Peperangan Mu’tah terjadi sebelah utara jazirah Arab. Pasukan Islam mendapat kesulitan menghadapi
tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari Romawi. Beberapa pahlawan gugur melawan pasukan
berkekuatan ratusan ribu orang itu. Melihat kenyataan yang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang
sudah masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri dan
kembali ke Madinah.

Selama dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam sudah menjangkau seluruh Jazirah
Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir seluruh Jazirah Arab, termasuk suku-suku yang
paling selatan, menggabungkan diri dalam Islam.

Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian Hudaibiyah ternyata menjadi senjata
bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya. Oleh karena itu, secara sepihak orang-orang kafir Quraisy
membatalkan perjanjian tersebut.

2. Perang Tabuk

Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab, Syria, yang merupakan
daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.

Untuk menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri siap berperang
bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam yang besar pula. Melihat besarnya pasukan disini

4
beliau membuat beberapa perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan
itu dapat dirangkul ke dalam barisan Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti
Rasulullah SAW.

Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:

1. Perang Badar

2. Perang Uhud

3. Perang Khandaq

C. Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)

Faktor yang mendorong hijrahnya Nabi saw

1. Ada tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena: pada tahun 621 M telah dating
13 orang penduduk Yatsrib menemuiNabi saw di bukit Akabah. pada tahun berikutnya, 622 M datang
lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj

2. Rencana pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang hasil kesepakatannya sbb:Mereka sangat
khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib.

Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.

3. Rencana pembunuhan Nabi saw: Setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemudah tangguh.
Mengepung rumah Nabi saw dan akan membunuhnya saat fajar.

D. Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode madinah.

Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut dijadikan pusat jamaah kaum muslimin, dan selanjutnya
menjadi ibukota Negara islam yang segera didirikan oleh Nabi, dengan dirubah namanya Madinah, yang
semula bernama Yastrib.

A. Pembinaan Masjid

Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah SAW. setibanya baginda di
Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta
manusia sesama manusia. Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka
kepada Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan yang
dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk diletakkan batu-batu
sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu
kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.

B. Mengukuhkan Persaudaraan

5
Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini diasaskan kepada kesatuan
cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan
kaum muslimin melalui pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat,
bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan
Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib
dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin
Malik. Begitu seterusnya sehingga tiap – tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum
Muhajirin.

C. Pembentukan Piagam Madinah

Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi daripada pelbagai
bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga kepentingan semua pihak.
Rasulullah SAW. telah menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah untuk
membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam.

Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk akidah, akhlak,
kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek
khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong
sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti berkelakuan
baik kepada kaum islam di Madinah.

Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah
menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-
musuh Islam.

D. Strategi Ketenteraan

Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan perjuangan Islam ke
seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak
musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan
ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku
dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib,
Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang.

Rasulullah SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan hati musuh serta
menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud:

“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi
adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang
untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan
memusnahkan orang-orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7)

6
Rasulullah SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam menyusun strategi peperangan.
Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan
Parsi berkenaan pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam
semua peperangan dengan pihak musuh.

E. Hubungan Luar

Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap dakwah. Ini terbukti melalui
tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan
baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina.
Sejarah turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600
hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini. para sahabat yang pernah menjadi duta
Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja
Parsi, Jaafar bin Abu Talib kepada Raja Habsyah.

Memelihara dan mempertahankan masyarakat islam dalam upaya menciptakan suasana tentram dan
aman agar masyarakat muslim yang di bina itu dapat terpelihara dan bertahan.

Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di
kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi
perjanjiannya sebagai berikut :

a) Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang
penuh terhadap anggits golongannya.

b) Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu untuk
melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari
luar

c) Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian
itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah
SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).

d) Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh
Nabi Muhammad SAW.

E. Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah

Sejak Nabi Muhammad saw. tinggal menetap di Madinah, beliau terus berusaha menyebarkan ajaran
Islam kepada semua penduduk di kota tersebut, termasuk kepada penduduk Yahudi, Nasrani, dan
penyembah berhala. Hal ini dilakukan Nabi Muhammad saw. selain karena kewajiban yang harus

7
dilaksanakannya, juga karena ia melihat mayoritas masyarakat Madinah menyambut dengan baik saat
beliau dan umat Islam tiba di kota tersebut.

Setiap saat beliau selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan tidak
mengenal takut, apalagi putus asa. Dakwah yang dilakukannya itu mendapat sambutan beragam, ada
yang menerima dan kemudian masuk Islam dan ada pula yang menolak secara diam-diam, misalnya
orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. dan orang Islam.
Penolakan ini mereka lakukan secara diam-diam karena tidak berani berterus terang untuk menentang
Nabi dan umat Islam yang mayoritas tersebut.

Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah, terutama kabilah
Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan
bersedia membantu beliau dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat
dilihat dari perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran Islam,
kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka bersama-sama
Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban
nyawa dan harta demi syiar Islam.

Sementara kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang sudah kurang peduli dengan
kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam, karena mereka menduga posisi mereka akan
tergeser. Pada awalnya orang Yahudi menerima apa yang terjadi karena untuk alasan keamanan dan
politik. Namun sekutu mereka, yaitu Aus dan Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak
membutuhkan lagi bantuan masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan pimpinan yang ideal buat
mereka, yaitu Muhammad saw. Dari sinilah muncul benih-benih permusuhan antara umat Islam dan
Yahudi di Madinah. Mereka mulai membujuk orang-orang Arab Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam
untuk kembali ke agama lama mereka dan mereka kembali bersatu untuk menyerang ajaran-ajaran
Islam dengan maksud menghalangi penyebaran Islam ke masyarakat lain.

Dalam suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa bernama Husein bin Sallam, masuk
Islam. Secara diam-diam ia datang menemui Nabi Muhammad saw. dan menyatakan ikrarnya untuk
masuk Islam. Kemudian Nabi Muhammad saw. memberi nama baru untuk dirinya, yaitu Abdullah.
Karena ia adalah seorang rabbi terkemuka dan berpengaruh di sukunya maka Nabi menyembunyikan
rabbi tersebut di rumah Nabi Muhammad saw. Hal ini dilakukan untuk melindungi dirinya dari serangan
kaumnya.

Untuk mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi Muhammad saw. mengutus
orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya, ia adalah benar-benar seorang rabbi yang disegani
dan dihormati. Setelah mereka menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi,
barulah Husein bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan kitab Taurat yang mereka yakini. Ia
menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga telah menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw.
Namun, permintaan sang rabbi itu ditolak.

8
Setelah kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi Muhammad saw. dengan para
pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya menyerang Nabi Muhammad saw., tetapi juga para
sahabat, baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar. Mereka mulai menyusun kekuatan untuk
melemahkan umat Islam.

9
BAB III

KESIMPULAN

Muḥammad (bahasa Arab: ‫)محم د‬, selengkapnya Muḥammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin
Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah
seorang nabi dan rasul bagi umat Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat
manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya menganggap
Muhammad sebagai pendiri Islam, dalam pandangan Muslim, Muhammad sama-sama menegakkan
ajaran tauhid untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya sejak dari
Nabi Nuh. Umat Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad diperdengarkan.

Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di
bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Ia
kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk merenung dan
berdoa; diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu
pertama dari Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah, sebagaimana nabi-nabi yang telah Allah
utus sebelumnya. Tiga tahun setelah wahyu pertama, Muhammad mulai berdakwah secara terbuka,
menyatakan keesaan Allah dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar.
Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan Muhammad
diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.

Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah, terutama kabilah
Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan
bersedia membantu beliau dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat
dilihat dari perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran Islam,
kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka bersama-sama
Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban
nyawa dan harta demi syiar Islam.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad

http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-terhadap.html

http://diasdiari.blogspot.com/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-madinah.html

11

Anda mungkin juga menyukai