Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENELADANI SIKAP DAKWAH


RASULULLAH SAW DI MEKAH

Disusun Oleh:

Dian Dwi Novita

Fayruuz Nur Rahman

Siti Salamah

Sy. Claudia Ghazza Al Shahab

Syafna Putri Ayu

Zakaria Saputra

SMAN DHARMA PENDIDIKAN


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“MENELADANI SIKAP DAKWAH RASULLAH SAW"
Kami mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam mempelajari agama Islam terutama pada bidang studi pendidikan agama
Islam. Dan kami selaku penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada
pada makalah kami ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
khususnya pada Guru Bidang Studi ini. Demi kesempurnaan dalam membuat
makalah pada waktu yang akan datang. Untuk itu kami selaku penulis
mengucapkan terima kasih.

Kempas, 16 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2

A. Memahami Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW............................... 2

1. Hijrah Rasulullah di Madinah............................................................ 2

2. Titik Awal Hijrah Rasulullah SAW di Madinah................................ 2

B. Sikap Rasulullah SAW yang Hendak diteladani................................... 3

1. Memiliki Sikap Tangguh................................................................... 3

2. Memiliki Jiwa Rela Berkorban.......................................................... 4

C. Hikmah Meneladani Rasulullah SAW.................................................. 5

BAB III PENUTUP........................................................................................... 6

A. Kesimpulan.......................................................................................... 6
B. Saran.................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan
garis aqidah, syari'at dan akhlaq islam. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad
SAW ini bertepatan pada 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijriyah dan
bertepatan pada tanggal 28 Juni 621 Masehi. Hijrah adalah sebuah peristiwa
pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah atas perintah
Allah SWT untuk perluasan wilayah penyebaran Islam dan kemajuan Islam itu
sendiri. Sebagai seorang muslim kita mesti tau bagaimana sejarah nabi
Muhammad SAW ketika beliau dalam berdakwah karena itu kami mencoba
untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk selalu
kita teladan dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui
bersama bahwa umat islam pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal
figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya
mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW di Madinah?
2. Apa saja sikap Rasulullah SAW dalam berdakwah yang hendaknya diteladani?
3. Apa saja Hikmah meneladani Rasulullah SAW?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
 Mengetahui bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW.
 Mengetahui apa saja sikap dakwah yang harus diteladani pada Rasulullah
SAW.
 Dan membantu memberikan informasi kepada khalayak ramai mengenai
sikap dakwah Rasulullah SAW.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Memahami Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW


1. Hijrah Rasulullah SAW di Madinah
Wafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib, yang
selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kafir Quraisy, beban Rasulullah
SAW dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi lain,
kesediaan penduduk Madinah (Yașrib) memikul tanggung jawab bagi
keselamatan Rasulullah SAW merupakan tanda yang jelas bagi kelanjutan dakwah
Rasulullah SAW. Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah antara lain sebagai berikut.
Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui
Rasulullah SAW di bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam.
Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari
Madinah ke Mekah yang terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya
mereka datang untuk melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai
Rasulullah SAW dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji
akan membela dan mempertahankan Rasulullah SAW dan pengikutnya serta
melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri mereka.
Faktor lain yang mendorong Rasulullah SAW untuk hijrah dari Kota
Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah
SAW dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mutolib). Pemboikotan yang
dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup hal-hal berikut.
a. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi
Muhammad SAW.
b. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang
muslim.
c. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
d. Musuh Nabi Muhammad SAW harus didukung dalam keadaan bagaimana
pun.

2. Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di Madinah


Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas sahifah atau plakat yang
digantungkan di dinding Ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Nabi
Muhammad SAW menghentikan dakwahnya. Teks perjanjian tersebut disahkan
oleh semua pemuka Quraisy dan diberlakukan dengan sangat ketat. Blokade
tersebut berlangsung selama tiga tahun dan sangat dirasakan dampaknya oleh
kaum Muslimin. Kaum Muslimin merasakan derita dan kepedihan atas blokade
ekonomi tersebut. Namun, semua itu tidak menyurutkan kaum muslimin untuk
tetap bertahan dan membela Rasulullah SAW.
Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari
Allah SWT. untuk berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah SAW dan
seluruh kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah Rasulullah
SAW dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan perencanaan yang sangat matang.
Kaum muslimin diperintahkan terlebih dahulu untuk menuju Madinah tanpa
membawa harta benda yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara
Rasulullah SAW dan beberapa sahabat merupakan orang terakhir yang hijrah ke
Madinah. Hal itu dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan
kaum kafir Quraisy.

B. Sikap Rasulullah SAW yang hendaknya diteladani.


Perilaku yang dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah saw.
Pada periode Mekah di antaranya adalah seperti berikut.
1. Memiliki Sikap Tangguh
Dalam upaya meraih kesuksesan, diperlukan sikap tangguh dan pantang
menyerah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika ia berjuang
memberantas kemusyrikan.
Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan dan tidak ada pula kesuksesan
tanpa kerja keras dan tangguh pantang menyerah.
Ketangguhan tidak datang dengan sendirinya. Ia memerlukan
pembelajaran dan latihan (riyadhah) secara terus-menerus. Ketangguhan juga
harus didukung oleh kesehatan fisik dan pemahaman yang benar.
Kedua-duanya harus berjalan beriringan dan saling mendukung. Kekuatan
fisik dibarengi dengan pemahaman yang benar akan melahirkan manfaat yang
besar, demikian pula sebaliknya.
Berikut merupakan contoh sikap tangguh dalam kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat di antaranya seperti
berikut.
a. Menggunakan waktu untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar
mendapatkan prestasi yang tinggi.
b. Secara terus-menerus mencoba sesuatu yang belum dapat
dikerjakan sampai ditemukan solusi untuk mengatasinya.
c. Melaksanakan segala peraturan di sekolah sebagai bentuk
pengamalan sikap disiplin dan tanggung jawab.
d. Menjalankan segala perintah agama dan menjauhi larangannya
dengan penuh keikhlasan.
e. Tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih suatu
keinginan. Jadikanlah kegagalan sebagai cambuk agar tidak
mengalaminya lagi di kemudian hari.

2. Memiliki Jiwa Rela Berkorban


Perhatikan bagaimana para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan
bangsa ini! Selain mereka berjuang dengan tangguh dan pantang menyerah,
merela rela mengorbankan apa saja untuk kemerdekaan bangsa ini.
Pengorbanan mereka tidak hanya berupa harta, keluarga yang
ditinggalkan, bahkan mereka rela meregang nyawa untuk memperjuangkan
kemerdekaan beragama dan berbangsa. Oleh karena itu, janganlah pernah merasa
pernah berjuang tanpa memberikan pengorbanan yang berarti.
Contoh perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan
sehari-hari seperti berikut.
1. Menyisihkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang bermanfaat. Hal
ini penting mengingat waktu yang kita miliki sangatlah terbatas. Jika
waktu yang kita gunakan lebih banyak untuk kegiatan yang percuma, siap-
siaplah untuk menyesal karena waktu yang telah lewat tidak akan kembali
lagi.
2. Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
Kepentingan bersama di atas segala-galanya. Itulah kalimat yang sering
diungkapkan oleh kebanyakan manusia. Akan tetapi, kenyataannya belum
tentu demikian.
Kebanyakan manusia lebih mengutamakan kepentingan pribadinya
daripada kepentingan orang banyak. Sebagai orang yang beriman, tentu kita tidak
boleh termasuk ke dalam golongan orang yang demikian.
Rasulullah saw. mencontohkan, bagaimana ketika ia hendak berbuka
puasa dengan sepotong roti, sementara ada orang yang datang untuk meminta roti
tersebut karena sangat kelaparan, dan Rasul memberikan roti tersebut kepada
orang itu.
Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku yang dapat kita lakukan dalam hal
ini misalkan antre saat berada di tempat umum, seperti: di bank, loket
pembayaran, berkendara di lampu lalu lintas ketika warna merah menyala, dan
lain sebagainya.

3. Menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yang


membutuhkan. Dalam harta kita terdapat sebagian hak orang lain yang
membutuhkannya.
Islam mengajarkan bahwa bersedekah itu tidak akan mengurangi
harta sedikit pun, bahkan ia akan mendatangkan harta yang lebih banyak
lagi.

C. Hikmah Meneladani Rasulullah SAW

Hikmah yang dapat diambil dari sejarah dakwah Rasulullah SAW. periode
Mekah, antara lain sebagai berikut :
a. Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah lembut dan tidak
merusak dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar pasti akan
mendapatkan pertolongan Allah SWT.
b. Menyadari dan memahami bahwa seorang rasul hanyalah bertugas
menyampaikan risalah dari Allah SWT. Seorang rasul tidak bisa
memberi petunjuk (hidayah) bahkan kepada keluarga dan orang yang
dicintai sekalipun. ( QS. Al-Qasas : 56 )
c. Memahami bahwa Allah SWT pasti akan menguji seseorang yang
akan terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya. Oleh karena itu sangat
wajar bila seseorang ingin menjadi pemimpin atau menduduki jabatan
tertentu terlebih dahulu harus diuji.
d.  Dapat mengambil contoh cara-cara berdakwah yang dilakukan nabi
SAW., bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang berharga,
dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan. Seperti
yang digambarkan dalam Surat An-Nahl : 125 sebagai berikut :
َ ‫و َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬M
‫ َّل عَن‬M‫ض‬ َ Mُ‫نُ ِإ َّن َربَّكَ ه‬M‫الَّتِي ِه َي َأحْ َس‬Mِ‫ ا ِد ْلهُم ب‬M‫نَ ِة َو َج‬M‫ ِة ْال َح َس‬Mَ‫ ِة َو ْال َموْ ِعظ‬M‫يل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم‬ ِ ِ‫ع ِإلِى َسب‬ ُ ‫اُ ْد‬
﴾١٢٥﴿ ‫ين‬ Mَ ‫َسبِيلِ ِه َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran  yang baik,  dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125)
e.  Dapat meneladani Nabi SAW sebagai Uswatun Khasanah, artinya
sikap dan amal perbuatan beliau sehari-hari adalah teladan yang baik,
terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya, Firman
Allah SWT :
﴾٢١﴿ ً‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرا‬
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al-
Ahzab : 21 )

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketika Nabi Muhammad SAW. menerima wahyu pertama, yaitu ayat
1-5 surah al-‘Alaq pada tanggal 17 Ramadhan, sejak itu ia diangkat menjadi
nabi. Ketika ia menerima ayat 1-7 surah al-Muddașșir, ia pun diangkat
menjadi rasul. Setelah itu, wahyu terputus. Nabi Muhammad SAW. merasa
gelisah dan bertanya-tanya, apa yang harus disampaikan, bagaimana
menyampaikannya, dan kepada siapa disampaikan? Dalam kegelisahannya,
turunlah surah ad-Duĥā.
Pada awalnya Nabi SAW. berdakwah secara rahasia dan hanya
mengajak orang-orang terdekat saja. Orang pertama yang menerima dakwah
Nabi adalah Khadijah, istrinya, kemudian Ali bin Abi Ţalib, sepupunya, dan
Zaid bin Haritsah, bekas budaknya. Sementara itu, laki-laki dewasa yang
pertama memeluk Islam adalah Abu Bakar bin Quhafah. Melalui ajakan Abu
Bakar, beberapa orang menerima ajakannya, yaitu Usman bin ‘Affan, Abdur
Rahman bin ‘Auf, Ţalhah bin ‘Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin
‘Awwam. Setelah itu, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah dan beberapa penduduk
Mekah turut pula menyatakan keislamannya dan menerima ajaran yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kegiatan dakwah secara rahasia ini
berlangsung selama tiga tahun.
Setelah perintah Allah Swt. turun melalui Surah asy-Syu’arā/26:214-
216 dan Surah al-Ĥijr/15:94, Nabi Muhammad SAW. pun melakukan dakwah
secara terang-terangan (terbuka). Nabi Muhammad SAW. mengumpulkan
keluarganya di rumahnya. Setelah selesai makan, ia pun menyampaikan
maksudnya. Tiba-tiba Abu Jahal menghentikan pembicaraan Nabi dan
mengajak orang-orang untuk meninggalkan tempat. Keesokan harinya, Nabi
kembali mengundang keluarganya. Setelah makan, Nabi pun menyampaikan
maksudnya dan kembali Abu Jahal mengacaukan suasana dan mereka yang
hadir pun tertawa. Dalam keadaan riuh itu, Ali bin Abi Ţalib bangkit dan
berkata, “Wahai Rasulullah! Saya akan membantu Anda, saya adalah lawan
bagi siapa saja yang menentangmu.”
Dakwah Nabi mendapatkan tantangan dan perlawanan dari Quraisy.
Nabi dan sahabat-sahabatnya diejek, dicaci, dan disiksa. Tidak cukup sampai
di situ, mereka juga membujuk Nabi dan menawarkan kekayaan, kehormatan,
dan jabatan. Setelah ejekan, siksaan, dan ancaman tidak dapat mencegah
dakwah Nabi, orang-orang Quraisy memboikot Nabi dan sahabat-sahabatnya.
Untuk menghindari siksaan, Nabi memerintahkan sahabatnya hijrah ke
Abisinia.
Setelah orang-orang Quraisy tidak mau menerima dakwah Nabi, ia pun
mengalihkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab di luar Quraisy. Nabi
mencoba mengajak orang-orang Țaif, namun ia ditolak, bahkan diejek, diusir,
dan dilempari. Nabi tidak berputus asa. Ia terus menyampaikan dakwahnya
kepada kabilah-kabilah Arab yang datang berziarah ke Mekah setiap
tahunnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan dari orang-orang Madinah dan
Nabi pun mengadakan Perjanjian Aqabah (pertama dan kedua). Setelah
Perjanjian Aqabah kedua, Nabi pun berhijrah ke Madinah.
Dakwah Nabi di Mekah berlangsung selama 13 tahun. Selama itu Nabi
menanamkan nilai-nilai tauhid dan mengajarkan akhlak mulia. Nilai-nilai
ketauhidan ini membuat Nabi dan sahabat-sahabatnya tangguh menghadapi
berbagai kesulitan dan rintangan serta tetap bersemangat menyampaikan
kebenaran.

B. Saran
Kita harus dapat mencontoh Rasulullah SAW dalam upaya meraih
kesuksesan, diperlukan sikap tangguh dan pantang menyerah sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. ketika ia berjuang memberantas.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI. 2011. Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Kementerian


Agama RI.

Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta: Kementerian


Agama RI.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan


Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai