PENGEMBANGAN ISLAM
PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
Oleh:
ADHITYA
NIM 2214120140
RISCA LESMANA
NIM 2214120010
KASUWA RINA
NIM 2214120079
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 2
D. Metode Penulisan................................................................................... 2
BAB II PERKEMBANGAN ISLAM PADA PERIODE MAKKAH
A. Arab Sebelum Islam.............................................................................. 3
B. Riwayat hidup nabi Muhammad SAW.................................................. 4
C. Metode dakwah Nabi Muhammad SAW............................................... 5
D. Perang Badar.......................................................................................... 6
E. Perang Uhud.......................................................................................... 7
BAB III PERKEMBANGAN ISLAM PADA PERIODE MADINAH
A. Arti hijrah Nabi Muhammad SAW Ke Madinah..................................
...............................................................................................................
10
B. Dasar berpolitik Negri Madinah...........................................................
...............................................................................................................
11
C. Fathu Mekah.........................................................................................
...............................................................................................................
12
D. Masa terakhir Nabi Muhammad SAW.................................................
...............................................................................................................
12
BAB IV PENUTUP
ii
A. Kesimpulan ..........................................................................................
...............................................................................................................
14
B. Saran.....................................................................................................
...............................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ribuan tahun lalu dimana kehidupan manusia sangatlah buruk, perselisihan
dimana mana, tidak adanya aturan, hingga tahun-tahun itu disebut dengan zaman
jahiliyah yaitu zaman kebodohan . Kemudian lahirlah utusan Allah yang tugasnya
dibumi untuk memperbaiki akhlak manusia. Utusan Allah yang menyatukan umat
manusia di bumi dalam suatu agama bernama Islam.
Diriwayatkan bahwa Ibu Rasulullah SAW menceritakan, beliau didatangi
seseorang (Malaikat) ketika mengandung Rasulullah, kemudian dikatakan
kepadanya: “Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Ketika dia
lahir ke dunia, ucapkanlah: “Aku memohon perlindungan untuknya pada Yang
Maha Esa dari keburukan setiap orang-orang yang hasud, kemudian namai dia
dengan nama Muhammad”
Karena itulah, sebagai kajian pembuka bagi pembahasan pembahasan
selanjutnya, Makalah ini berusaha untuk mengungkapkan beberapa dimensi
kehidupan yang berkaitan tentang kota Mekah pada periode Rasulullah SAW. Di
mana pembahasannya di mulai dengan pemaparan mengenai kondisi Arabiah Pra-
Islam, lalu dilanjutkan pada pembahasan ke Periode kota Madinah Pra-Islam dan
terakhir tinjaun berbagai aspek setelah keberadaan Rasulullah SAW dan
penyebaran dakwahnya untuk menyeru kepada manusia kepada ketauhidan Allah
SWT.
B. Rumusan Masalah
Untuk menguraikan beberapa hal terkait Pengembangan Islam pada
Masa Nabi Muhammad Saw, rumusan masalah yang digunakan untuk
pembahasan makalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan islam pada periode Mekah?
a. Bagaimanakah Arab sebelum Islam?
b. Bagaimanakah Riwayat hidup nabi Muhammad SAW?
1
c. Apa saja Metode dakwah Nabi Muhammad SAW?
d. Seperti apakah Jenis perperangan pada masa Nabi Muhammad
SAW : Perang Badar, Perang Uhud?
2. Bagaimanakah perkembangan islam pada periode Madinah?
a. Apa Arti hijrah Nabi Muhammad SAW Ke Madinah?
b. Apa Dasar berpolitik Negri Madinah?
c. Apa itu peristiwa Fathu Mekah?
d. Bagaimanakah Masa terakhir Nabi Muhammad SAW?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan islam pada periode Mekah?
a. Untuk mengetahui Arab sebelum Islam?
b. Untuk mengetahui Riwayat hidup nabi Muhammad SAW?
c. Untuk mengetahui Metode dakwah Nabi Muhammad SAW?
d. Untuk mengetahui Jenis perperangan pada masa Nabi Muhammad
SAW : Perang Badar, Perang Uhud?
2. Untuk mengetahui perkembangan islam pada periode Madinah?
a. Untuk mengetahui Arti hijrah Nabi Muhammad SAW Ke
Madinah?
b. Untuk mengetahui Dasar berpolitik Negri Madinah?
c. Untuk mengetahui Fathu Mekah?
d. Untuk mengetahui Masa terakhir Nabi Muhammad SAW?
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode literatur kajian pustaka
(library research) terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema
makalah yang dibuat, dan juga bersumber dari beberapa artikel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
orang kaya, maka akan menggunakan mudah mereka mendapatkan seruan Nabi.
karena faktor-faktor itulah sehingga masyarakat Quraisy sulit menerima dakwah
Rasulullah SAW.
4
berangkat ke Syria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang
telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh
laba yang besar. Khadijah kemudian melamarnya.
Lamaran itu diterima dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu
Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Dalam perkembangan
selanjutnya, Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak
membantu membantu Nabi dalam perjuangan menyebarkan Islam. Perkawinan
bahagia dan saling mencintai itu dikaruniai enak orang anak; dua putera dan
empat puteri: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum, dan Fatimah.
Kedua puteranya meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak kawin lagi
sampai Khadijah meninggal ketika Muhammad berusia 50 tahun. Peristiwa
penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada saat usianya
35 tahun. Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat. Perbaikan Ka’bah dilakukan
secara gotong royong. Para penduduk Mekah membantu pekerjaan itu dengan
suka rela.
5
setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan secara individual
turunlah perintah supaya Nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula ia
mengundang dan menyeru kerabat karibnya asal Bani Abdul Muthalib.
Kubawakan kepadamu dunia serta akhirat yang terbaik. tuhan memerintahkan aku
mengajak kalian semua. Siapakah di antara kalian yang mau mendukung aku
dalam hal ini?”.11 Mereka seluruh menolak kecuali Ali.
Langkah dakwah seterusnya yang diambil Muhammad adalah menyeru warga
umum . Nabi mulai menyeru segenap lapisan warga pada Islam menggunakan
terperinci-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Mula-mula
ia menyeru penduduk Mekah, lalu penduduk negeri-negeri lain. Disamping itu, ia
pula menyeru orang-orang yang tiba ke Mekah, berasal berbagai negeri buat
mengerjakan haji. aktivitas dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah. dengan
usahanya yang gigih, hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi
yang tadinya hanya belasan orang, makin hari makin bertambah. Mereka terutama
terdiri dari kaum perempuan , budak, pekerja, serta orang-orang yg tidak punya.
Meskipun kebanyakan mereka merupakan orang-orang yang lemah, namun
semangat mereka benar-benar membaja.
D. Perang Badar
Perang Badar terjadi pada 17 Maret 642 Masehi atau 17 Ramadan tahun ke 2
Hijriah. Perang Badar melibatkan 314 pasukan umat Islam yg melawan lebih asal
1.000 orang dari kaum Quraisy. Perang badar ialah perang pertama yang dijalani
umat Islam semenjak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW pada 622
Masehi. di dalam Al-Quran, perang badar dijelaskan dalam beberapa ayat di Surat
Ali- Imran salah satunya. QS 3:123 : “Sesungguhnya Allah telah menolongmu
dalam peperangan Badar. Padahal, kamu artinya (waktu itu) orang-orang yg
lemah. sang sebab itu, bertakwalah pada Allah agar kamu mensyukuri-Nya.”
Secara historis, istilah “badar” asal berasal nama sumber mata air yg terletak di
antara Makkah serta Madinah. oleh karena itu, perang akbar pada bulan suci
Ramadan itu dinamakan perang badar. pada mulanya, tersiar informasi di Kota
Madinah bahwa ada kafilah besar dari kaum Quraisy yg meninggalkan Syam buat
balik ke Makkah.
6
Kafilah tadi membawa barang-barang perniagaan yang nilainya sangat akbar
berupa 1.000 ekor unta bersama barang-barang berharga lainnya. Umat Islam
lantas menghadang kafilah dagang Abu Sufyan yg membawa barang dagangan
Quraisy berasal Syam. Alasan penghadangan tersebut merupakan keinginan umat
Islam buat merogoh hak-hak mereka yang dulu pernah dirampas sang kaum
Quraisy.
sementara, pada kalangan kaum Quraisy tumbuh rasa cemburu dampak
perkembangan Kota Madinah pada bawah kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW. tetapi demikian, perang badar sesungguhnya terjadi sebab umat Islam ingin
mempertahankan keberadaan agama Islam. Selain itu, Nabi Muhammad SAW
berperang melawan kaum Quraisy pula bukan buat meraih kekuasaan, kekayaan,
kesenangan pribadi atau golongan semata. Lebih asal itu, Nabi Muhammad SAW
ingin menegakkan kepercayaan Islam pada muka bumi.
E. Perang Uhud
Pertempuran Uhud artinya pertempuran yang pecah antara kaum muslimin
dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M (7 Syawal tiga H).
Pertempuran ini terjadi lebih kurang setahun lebih seminggu selesainya
Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir
berjumlah tiga.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung sang Rasulullah
sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. diklaim Pertempuran Uhud
sebab terjadi di dekat bukit Uhud yg terletak 4 mil dari Masjid Nabawi serta
mempunyai ketinggian 1000 kaki asal bagian atas tanah menggunakan panjang
lima mil. Sebelum peperangan, pasukan muslimin telah menguasai seluruh jalur
perdagangan yg menghubungkan Makkah menggunakan Syam dan Irak.
Mereka melakukan pencegahan atas suku Quraisy sehingga tidak dapat
melewati kedua jalur tadi. Jalur perdagangan yg tersisa bagi suku Quraisy ialah
jalur perdagangan berasal Makkah ke Habasyah. di waktu ini, pasukan muslimin
juga menjadikan madinah menjadi basis safety buat aktivitas dakwah dan
pangkalan militer. pada sisi lain, pasukan musyrikin asal suku Quraisy
mengumpulkan untung akibat perdagangan untuk digunakan membeli perbekalan
7
dan senjata dan menyewa pasukan. Pengelolaannya diserahkan kepada Abu
Sufyan bin Harb.
Sedangkan kaum musyrikin di Madinah serta sekelilingnya sebagian besar
mengadakan perjanjian tenang menggunakan pasukan muslimin pada Madinah.
Mereka tak ikut pada peperangan serta memilih untuk menetap di pemukiman
mereka. pada Madinah juga tidak terdapat lagi penduduk yang dari asal kaum
Yahudi. Ini terjadi selesainya eksodus Bani Qaynuqa akibat melanggar perjanjian
tenang. Kaum Yahudi di sekeliling kota Madinah menentukan mengadakan
perjanjian hening dengan pasukan muslimin. sesudah genap setahun, persiapan
mereka benar-benar telah matang. tidak kurang dari 3 ribu prajurit Quraisy
manunggal menggunakan sekutu-sekutu mereka dan kabilah-kabilah mungil.
Para pemimpin Quraisy berpikir buat membawa dan para wanita. karena hal ini
diklaim bisa memompa semangat mereka.
Adapun jumlah wanita yg diikutsertakan ada 5 belas orang. hewan
pengangkut dalam pasukan Makkah ini sejumlah tiga ribu unta. Penuggang
kudanya sebesar dua ratus, yg disebar pada sepanjang jalan yg dilaluinya. Pasukan
yg dilengkapi menggunakan baju besi ialah tujuh ratus orang. Komando tertinggi
dipegang sang Abu Sufyan bin Harits, kornandan pasukan penunggang kuda
dipimpin sang Khalid bin Al-Walid, menggunakan Ikrimah bin Abu Jahal menjadi
asistennya. Bendera perang sendiri diserahkan kepada Bani Abdud Dar. sesudah
persiapan dirasa cukup pasukan Mekkah berkiprah menujll Madinah Hati mereka
bergolak sebab dendam kesumat dan kebencian yang ditahan sekian usang, siap
diledakkan. Al-Abbas bin Abdul Muththalib yg masih menetap pada Mekkah
terus memata-mataisetiap gerak-gerik orang Quraisy serta persiapan militer
mereka. sesudah pasukan berangkat, Al-Abbas mengirim surat kilat kepada Nabi
yg berisi berita secara rinci tentang pasukan Quraisy. Utusan Al-Abbas segera
pulang buat menyampaikan surat tersebut serta bisa menempuh perjaıanan
Mekkah serta Madinah hanya pada waktu tiga hari. beliau menyerahkan surat itil
ketika Rasulullah SAW, waktu beliau sedang berada di Masjid Quba'. dia
menyuruh Ubay bin Ka'ab buat membacakan surat itu dan memerintahkan supaya
8
dirahasiakan. Sejurus lalu, dia kembali ke Madinah, lalu memusyawarahkan
permasalahannya dengan para pemuka Muhajirin serta Anshar.
Madinah pada keadaan siaga satu. tidak seseorang pun lepas dari senjatanya.
Sekalipun sedang shalat, mereka tetap dalam keadaan siaga buat menghadapi
segala kemungkinan yang bakal terjadi. Sejumlah orang Anshar, mirip Sa'ad bin
Mu'adz, Usaid bin Hudhair, serta Sa'ad bin Ubadah senantiasa menjaga Rasulullah
Mereka selalu berada di dekat Pintu tempat tinggal dia. Setiap Pintu gerbang
Madinah pasti dijaga sang sejumlah orang sebab dikhawatirkan musuh akan
menyerang secara mendadak. Sejumlah orang muslim Iainnya bertugas memata-
matai setiap gerakan musuh.
Mereka berkeliling di setiap jalur yg bisa dilalui orang-orang musyrik untuk
menyerang kaum Muslimin. Pasukan Mekkah meneruskan perjalanan
menggunakan mengambil jalur primer ke arah barat menuju Madinah. ketika
mereka datang di Abwa', Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan mengusulkan buat
menggali kuburan bagi Rasulullah g. tetapi, para komandan pasukan Quraisy
menolak usulan tersebut. Kali ini, mereka sangat hati-hati terhadap dampak yang
harus dihadapi Bila mereka berbuat seperti itu. Pasukan melanjutkan perjalanan
sampai mendekati Madinah. Mereka melewati Wadi Al-Aqiq, lalu membelok ke
arah kanan sampai tiba pada dekat bukit Uhud, tepatnya di lokasi yg disebut
Ainainy di sebelah utara Madinah. Pasukan Quraisy mengambil daerah pada sana
pada Jumat, 6 Syawwal 3 H.
Pasukan muslimin berjumlah 700 orang yg terbagi menjadi pasukan infanteri
dan pasukan kavaleri. Jumlah pasukan infanteri sebesar 650 orang. Jumlah
pasukan kavaleri sebesar 50 orang. Sedangkan pasukan musyrikin berjumlah
tiga.000 orang. sebesar dua.900 orang asal dari suku Quraisy serta para sekutunya.
Sedangkan 100 orang lainnya asal asal Bani Tsaqif. sebanyak 700 orang memakai
baju besi. Pasukan musyrikin dilengkapi dengan 200 ekor kuda dan 3.000 ekor
unta. Pemimpinny artinya Abu Sufyan bin Harb. Para istri asal pemuka suku
Quraisy turut serta pada pasukan ini. Pasukan musyrikin berkumpul pada
perkampungan Ash-Shamghah yg berada dekat menggunakan kota Madinah.
9
Pasukan ini melepaskan unta dan kuda buat memakan rumput pada ladang yanng
dimiliki kaum Anshar.
Setelahnya, bepergian mereka dilanjutkan ke Al-Aqiq. Mereka lalu singgah di
bagian bawah asal gunung Uhud. Jaraknya hanya 5 mil berasal kota Madinah.
Pasukan musyrikin dibagi sebagai pasukan sayap kanan serta sayap kiri. Pasukan
sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan pasukan sayap kiri
dipimpin sang Ikrimah bin Abu Jahal. sementara panji perang dibawa oleh
Thalhan bin Abi Thalhah dari Bani Abdul Dar. Susunan pasukan dari pasukan
musyrikin merupakan barisan. Keamanan barisan dilakukan sang kavaleri dari
pasukan sayap kiri dan sayap kanan.
10
Rabiulawwal 13 Kenabian (24 September 622 M) di perkampungan Bani Salim,
setelah melaksanakan shalat Jum’at Rasulullah melanjutkan perjalananya ke
Yatsrib dan di sambut oleh Bani Najjar.3
Para penduduk Yatsrib sangat menunggu kedatangan Rasulullah. Saat
Rasulullah tiba di Yatsrib, Rasulullah melepaskan tali untanya dan membiarkanya
berjalan bebas. Kemudian unta tersebut berhenti di suatu kebun korma yang
dimiliki oleh 2 anak yatim piatu yaitu Sahl dan Suhail yang telah di asuh oleh Abu
Ayyub. Dijual lah kebun tersebut dan didirikan masjid di atasnya dengan perintah
Rasulullah. Sejak itu nama kota Yatsrib telah di ubah menjadi “Madinatun Nabi”
yang lama kelamaan menjadi “Madinah”. Berbeda dengan periode Makkah yang
di mana umat Islam merupakan kelompok minor dan Rasulullah hanya menjadi
rasul sedangkan pada periode Madinah umat islam menjadi mayoritas dan
Rasulullah tidak cuman menjadi Rasul saja tetapi menjadi sosok Pemimpin di
suatu Negara.
3
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam, J. 2. (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve), h. 110.
11
baru, berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan kesukuan, di
zaman jahiliah.
H. Fathu Mekah
Dua tahun selesainya Perjanjian Hudaibiyah, ternyata dilanggar oleh kaum
Quraisy. Pada tahun 8 Hijrah mereka membantu sekutunya Bani Bakr yang
berperang bersama dengan Bani Khuza’ah sekutu umat Islam. Nabi menegur Abu
Sofyan tentang bantuan yang mereka berikan kepada Bani Bakr. Dijawab Abu
Sofyan bahwa perjanjian Hudaibiyah telahmmereka batalkan. Oleh karena mereka
telah membatalkan perjanjian Hudaibiyah secara sepihak. Maka Rasulullah
bersama 10.000 pasukan bertolak ke Makkah untuk melawan mereka.
Mendekati Mekah, tentara Islam berkemah di pinggiran Mekah. Abu Sofyan,
pemimpin Quraisy dan putranya Muawiyah dan juga paman Nabi, Abbas datang
kepada Nabi untuk menyatakan dirinya masuk Islam. Dengan demikian para
pemimpin Quraisy telah semua masuk Islam sebelum penaklukan kota Mekah,
pasukan Islam memasuki kota Mekah tanpa perlawanan sama sekali.
Berhala-berhala yang selama ini terdapat pada Ka’bah berjumlah 360 mereka
hancurkan. Setelah itu, Nabi berkhutbah menjanjikan ampunan Tuhan yang kuasa
terhadap kafir Quraisy. Kemudian mereka tiba bebondong-bondong memeluk
agama Islam. Dengan takluknya kota Makkah, maka telah patahlah perlawanan
orang Quraisy terhadap orang Islam sebagaimana firman Allah pada surat al-
Nashr.
12
‘Imran ayat 144, dan berpidato: “wahai manusia, barang siapa memuja Nabi
Muhammad, maka Nabi Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa memuja
Allah Swt. maka Allah Swt. Hidup selama-lamanya.
Dari perjalanan sejarah Rasulullah di atas, dapat disimpulkan bahwa Nabi
Muhammad s.a.w. di Makkah hanya sebagai seorang Rasul. Sedang di Madinah
selain sebagai Rasul pemimpin agama, Nabi juga seorang Kepala Negara,
komandan perang, pemimpin politik dan adminstrator yang cakap, sehingga
dalam waktu 10 tahun beliau berhasil mewujudkan penduduk sahara itu ke dalam
kekuasaannya. Wa Allah A’lam.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Fase Makkah kebijakan dakwa Rasulullah adalah dengan menonjolkan
kepemimpinan dengan menonjolkan aspek-aspek keteladanannya. Dakwah yang
dilakukan oleh Nabi pada Fase ini terbagi menjadi dua yaitu secara sembunyi-
sembunyi dan secara terang-terangan.
Pada Fase Madinah ada beberapa bidang yang dikembangkan sebagai wujud
dari upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam diantaranya yaitu pembentukan
sistem sosial kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber
pendapatan Negara. Pada fase ini Islam menjadi agama yang sangat berkembang
dengan visi dan misi yang satu yaitu menjadi negara Islamiah dengan pedoman
Al-qur'an dan Sunnah Nabi. Dan Nabilah yang memperkenalkan pertama kali
konsep Negara Demokrasi yang sekarang banyak di anut oleh negara-negara
modern Islam maupun non Islam.
B. Saran
Terutama para pendidik, tertuju juga kepada para teoritisi dan praktisi
pendidikan Islam, memahami sejarah adalah sebuah keniscayaan. Sejarah adalah
cermin, alat untuk berkaca bagi hari ini dan masa depan. Ia menjadi tolok ukur
bagi perkembangan peradaban. Sejauh mana capaian-capaian saat ini dibanding
beberapa abad ke belakang. Pendidikan meniscayakan sebuah proses yang
progress, tidak stagnan. Maka sudah selayaknyalah setiap kita mulai dari diri
sendiri untuk memacu bagi perubahan dan peningkatan pendidikan Islam yang
lebih baik. Dengan bercermin dari ukiran sejarah yang telah membuktikan
kecemerlangannya. Di masa Rasulullah.
14
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Siti Maryam dkk., Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga
Modern c. 3. (Yogyakarta: LESFI, 2009), h. 29-30.
B. Website
15