Anda di halaman 1dari 23

MODUL NO.

13
KEBUDAYAAN ISLAM

DISUSUN OLEH:
Dhea Rahmanda Putri (2010412043)
Dea Oktaviana (2010731021)
Syifa Alevia Febrina (2010731013)
Farhan Al Faruq (2010521044)

UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya
Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam
penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam ini. Meskipun banyak hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam. Makalah ini juga menguraikan beberapa materi
mengenai Kebudayaan Islam juga untuk mempermudah pemahaman kepada kita
semua, khususnya mahasiswa Universitas Andalas.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyampaikan terimakasih
kepada yang turut serta membantu dalam penyelasaian makalah ini. Kepada para
orangtua dari kami yangtelah memberi support dan motivasi untuk pembuatan
makalah ini. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah membantu dan membimbing kami, kepada teman-teman mahasiswa
yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai
pihak yangtelah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kami berharap semoga makalah yang kami buat ini bisa menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku penulis makalah ini
menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan, maka dari itu kritik dan saran
sangat kami butuhkan untuk perbaikan makalah ini.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah.................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................4
C. Tujuan ...........................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN
A. Permulaan Islam pada Abad ke-7..................................6
B. Perkembangan Peradaban Islam di Masa Umayyah.....7
C. Kemajuan Peradaban Islam dan Perekonomian
Masa Bani Umayyah.....................................................8
D. Awal Berdirinya Dinasti Abbasiyah.............................13
E. Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah...............................14
F. Awal Mula Kemunduran
.......................................................................................
16
G. Faktor yang Mempengaaruhi Kemunduran
pada Abad Pertengahan
.......................................................................................
17
H. Faktor yang Mempengaruhi
.......................................................................................
19
I. Kemerdekaan Negara Islam dan Pengaruhnya
.......................................................................................
19
J. Masa Pembaharuan Islam
.......................................................................................
20

3
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan....................................................................21
B. Saran..............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kali kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu bisa dijadikan
jas merah. Sebenarnya maksud dari kata jas merah adalah “Jangan sampai
melupakan sejarah”. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita perlu untuk
menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi.
Khususnya mengenai peradaban-peradaban islam masa lalu.
Kata kebudayaan dan peradaban merupakan dua kata yang
pengartiannya senantiasa menjadi pembicaraan para ahli, karena semakin
manusia itu berkembang dan maju cara berpikirnya, maka akan berdampak
pula kepada pengertian kedua kata tersebut. Menurut Al-Kroeber dan Clyde
Kluckhohn dalam Mudji Sutrisno bahwa untuk kata kebudayaan tidak
kurang dari 160 defenisi.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar pemikiran diatas, pada artikel ini penulis mencoba


menemukan beberapa pengertian kebudayaan dan peradaban Islam. Adapun
yang menjadi fokus pembahsan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana masa permulaan Islam pada abad ke-7 ?
2. Bagaimana peradaban dan kebudayaan Islam di masa Daulah Umayyah ?
4
3. Bagaimana peradaban dan kebudayaan Islam di masa Daulah
Abasyiyah ?
4. Bagaimana kemunduran peradaban dan kebudayaan Islam ?
5. Bagaimana kebangkitan peradaban dan kebudayaan Islam ?

C. Tujuan
Setelah mendiskusikan tema ini, kita dapat memperoleh tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui permulaan Islam pada abad ke-7.
2. Mengetahui bagaimana perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam
pada masa Daulah Umayyah.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam
pada masa Daulah Abasyiyah.
4. Mengetahui bagaimana kemunduran peradaban dan kebudayaan Islam.
5. Mengetahui kebangkitan peradaban dan kebudayaan Islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN
BANI UMAYYAH
A. Permulaan Islam pada Abad ke-7

Sebagai fenomena sosial, agama Islam pertama kali muncul di Jazirah


Arab pada abad ke-7 Masehi. Nabi Muhammad adalah sosok yang mula-
mula memperkenalkan agama Islam kepada Mekah. Hanya dalam kurun
waktu dua dekade dari awal dakwahnya, Nabi Muhammad telah berhasil
menjadikan umat Islam menyebar begitu pesat sehingga sampai ke luar
Jazirah Arab. Jika dilihat pada peta modern penyebaran Islam di seluruh
dunia, maka kawasan Asia dan Afrika adalah wilayah yang paling dominan.
Islam tumbuh berkembang tidak hanya menjadi sistem kepercayaan yang
dianut masyarakat dunia, tetapi juga menjadi sebuah peradaban dengan
banyak imperium. Sejarah mencatat keberadaan Kerajaan Umayyah (muncul
di pertengahan abad ke-7), Abbasiyah (muncul di pertengahan abad ke-8)
atau sering disebut periode awal.
Di era keemasan sejarah Islam, perjalanan dan perluasan pengaruh
Islam di dunia ini bukan saja telah menorehkan kemajuan perkembangan
Ilmu pengetahuan. Islam juga berhasil mengguratkan peradaban yang
bernafaskan nilai-nilai Islam. Saat periode keemasan itu berlangsung, bisa

6
dikatakan peradaban Barat justru tengah berada di titik nadir zaman
kegelapan.
Tapi perluasan agama Islam tak semuanya serta-merta berjalan
dengan jalan penundukan atau kekerasaan. Wilayah Asia Tenggara, yang
sering disebut-sebut oleh banyak peneliti sejarah, Islam diyakini masuk ke
wilayah ini dengan jalan damai. Ataupun sekiranya ada aspek penundukan
atau kekerasaan, kasus ini diyakini hanyalah kasus minor dan bukanlah
sejarah arus utama. Mekanisme jalan dakwah, perdagangan dan penyebaran
Sufisme Islam, disinyalir merupakan katalisator utama tersebarnya Islam
secara meluas di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, melalui jalan damai.
Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar
di dunia. Banyak sejarawan berpendapat Islam masuk ke Asia Tenggara
melalui suatu proses damai. Prosesnya juga nisbi berlangsung selama
berabad-abad dan berjalan secara gradual, serta tidak berlangsung secara
bersamaan di wilayah kepulauan tersebut. Penyebaran Islam di kawasan ini
hampir terjadi tanpa pergolakan politik atau bukan melalui ekspansi
pembebasan yang melibatkan kekuatan militer, atau juga tidak melalui
pemaksaan struktur kekuasaan dan norma-norma masyarakat dari luar
terhadap masyarakat setempat. Islam masuk di Asia Tenggara melalui jalur
perdagangan, perkawinan, dakwah, dan pembauran masyarakat Muslim
Arab, Persia, dan India dengan masyarakat pribumi.

B. Perkembangan Peradaban Islam di Masa Umayyah


Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan
pada tahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun
132H/750 M. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin ‘Abd
asy – Syams, kakek buyut dari khalifah pertama bani umayyah yaitu
Muawiyah I. Pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi
Monarchiheridatis (kerajaan turun temurun). Ia bermaksud mencontoh
monarchi di Persia dan Bizantium.Dia memang tetap menggunakan istilah
Khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk
mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya ”Khalifah Allah” dalam

7
pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah. Ibu kota negara
dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa
sebagai gubernur sebelumnya. Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang
lebih 90 tahun.
Suksensi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika
Muawiyah bin Abu Sufyan Radhiallahu ‘anhu mewajibkan seluruh
rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya. Sejumlah tokoh
terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Kemudian
Yazid mengirim surat ke Gubernur Madianh, memintanya untuk memaksa
penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua
orang terpaksa tunduk kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair.
Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husein bin Ali. Khalifah
berpindah ke tangan Bani Umayyah dengan Khalifah pertama adalah
Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad
bin Marwan bin Hakam.
Dari segi cara hidup, para khalifah Dinasti Umayyah telah
meninggalkan pola dan cara hidup Nabi Muhammad SAW dan al-Khulafa
ar-Rasyidun. Hingga masa Ali, pemimpin negara berlaku sebagai seorang
biasa tinggal di rumah sederhana, menjadi imam masjid, dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, seperti kebanyakan orang Muslim lainnya.Namun,
pada masa Dinasti Umayyah, yang mengadopsi tradisi sistem kerajaan pra-
lslam di Timur Tengah, mereka menjaga jarak dengan masyarakat karena
tinggal di istana yang dikelilingi oleh para pengawal.Mereka juga hidup
dengan bergelimang kemewahan dan memiliki kekuasaan mutlak.

C. Kemajuan Peradaban Islam dan Perekonomian Masa Bani Umayyah


1. Politik
Di antara kebijakan politik pada masa Bani Umayyah adalah terjadi
pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (spiritual power)
dengan kekuasaan politik. Amirul Mu’minin hanya bertugas sebagai
khalifah dalam bidang politik. Sedangkan urusan agama di urus oleh
paara ulama.
2. Pemerintahan

8
a) Perubahan Sistem Pemerintahan
Bentuk pemerintahan Muawiyah berubah dari Demokrasi Menjadi
Monarchi (kerajaan/dinasti) sejak ia mengangkat anaknya Yazid
sebagai putera Mahkota. Kebijakan ini di pengaruhi oleh tradisi
yang terdapat di bekas wilayah kerajaan Bizantium.
b) Administrasi Pemerintahan
Setidaknya ada empat diwan (departemen/kementrian) yang berdiri
pada Daulah Bani Umayyah, yaitu:
1) Diwan Rasail (urusan administrasi dan surat)
Departemen ini mengurus surat-surat negara kepada gubernur
dan pegawai di berbagai wilayah.
2) Diwan Kharraj (urusan keuangan)
Departemen ini mengurus tentang perpajakan. Di kepalai oleh
Shahibul Kharraj yang bertanggung jawab langsung kepada
Khalifah.
3) Diwan Jund (urusan kemiliteran)
Departemen ini mengurus tentang kententaraan negara. Ada
juga yang menyebut dengan departemen peperangan.
4) Diwan Khatam (urusan dokumentasi)
Departemen ini disebut juga departemen pencatat. Setiap
peraturan yang dikeluarkan disalin pada sebuah register
kemudian disegel dan dikirim keberbagai wilayah.
5) Diwan Qadli
Lembaga kehakiman di kepalai ketua hakim (Qathil Qudhah).
Seorang hakim (Qadli) memutuskan perkara dengan ijtihad
(sungguh sungguh) dan dasar hokum bedasarkan Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi.
3. Lambang Negara
Muawiyah menetapkan bendara merah sebagai lambang negara
dimana sebelumnya pada masa Khulafa Rassiyidin belum ada.
Bendera ini menjadi ciri khas Daulah Bani Umayyah.
4. Bahsa Resmi Administrasi Pemerintah
Pada masa pemerintahan Abd Malik, Bahsa Arab dijadikan Bahasa
resmi administrasi pemerintahan.
5. Militer
9
a) Undang undang Wajib Militer
Daulah Bani Umayyah memaksa orang untuk masuk tantara
dengan membuat undang undang wajib militer (Nizham Tajnid
Ijbary). Mayoritasnya berasal dari orang Arab.
b) Futuhat/Ekspansi (Perluasan Daerah)
Perluasan daerah ke Asia kecil dilakukan Muawiyah dengan
ekspansi ke imperium Bizantium dengan menaklukan pulau
Rhodes dan Kreta pada tahun 54 H. setelah 7 tahun. Yazid berhasil
menaklukan kota Konstatinopel. Perluasan ke Asia Timur,
Muawitah menaklukan daerah Khurasan-Oxus dan Afganistan-
Kabul pada tahun 674 M. pada zaman Abd Malik, daerahn Balkh,
Bukhara, Khawarizan, Ferghana, Samarkand dan sebagian India
(Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan). Perluasan ke Afrika
Utara, dikuasainya daerah Tripolim Fazzan, Sudan, Mesir (670 M).
Perluasan kebarat pada zaman Walid mampu ,menaklukan Jazair
dan Maroko (89 H). Thariq bin Ziyad (92 H) sampai di Giblaltar
(Jabal Thariq). Tahun 95 H Spayol dikuasai, Cordova terpilih
menjadi ibu kota provinsi wilayah Islam di Spanyol.
6. Ekonomi
a) Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah
Sumber uang masuk pada zaman Daulah Bani Umayyah
sebagiannya diambil dari Dharaib (kewajiban yang harus dibayar
oleh warga negara). Di samping itu, bagi daerah daerah yang baru
ditaklukan, terutama yang belum masuk islam, ditetapkan pajak
istimewa. Namun pada masa Umar Bin Abdul Aziz, pajak untuk
non muslim dikurangi, sedangkan Jizyah bagi muslim dihentikan.
Kebijakan ini mendorong non muslim memeluk agama islam.
b) Dalam bidang pertanian Umayyah telah memberi tumpuan
terhadap pemmbangunan sector pertanian, beliau telah
memperkenalkan sistem pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil
pertanian.
c) Setelah Bani Umayyah berhasil menaklukan bebagai wilayah, jalur
perdagangan jadi semakin lancar. Ibu kota Basrah di Telu Persi
pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur begitu
pula kota Eden.
10
Adapun pengeluaran pemerintah dari uang masuk tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Gaji pegawai tantara dan biaya tata usaha negara.
b. Pembangunan pertanian termasuk irigasi.
c. Biaya orang hukuman dan tawanan perang.
d. Perlengkapan perang.
e. Hadiah dari sastrawan dan ulama.
7. Mata Uang
Pada masa Abd Malik, mata uang kaum muslim dicetak secara teratur.
Pembayaran diatur menggunakan mata uang ini. Meskipun pada masa
Umar Bin Khattab sudah ada mata uang, namun belum begitu teratur.
8. Sosial Kemasyarakatan
a) Panti Sosial penyandang Cacat
Ketika Walid naik tahta, ia menyediakan pelayana khusus. Orang
cacat diberi gaji, orang buta diberi penuntun, orang lumpuh
disediakan perawat, ia juga mendirikan bangunan khusus untuk
pengidap penyakit kusta agar mereka dirawat sesuai dengan
persyaratan standar kesehatan.
b) Arab dan Mawali
Muslim Arab menganggap bahwa mereka lebih baik dan lebih
pantas memegang kekuasaan daripada muslim non Arab yang
biasa disebut Mawali. Awalnya Mawali adalah budak tawanan
perang yang dimerdekakan.
9. Pendidikan
Daulah Bani Umayyah tidak terlalu memerhatikan bidang Pendidikan
karena mereka focus dalam bidang politik. Meski demikian Bani
Umayyah memberikan kebebasan pada pengembangan ilmu agama
Islam, sastra dan filsafat. Daulah menyediakan tempat tempat
Pendidikan antara lain:
a) Khuttab
Tempat anak anak belajar menulis, membaca, menghafal Al
Qur’an serta belajar pokok ajaran Islam.
b) Masjid

11
Merupakan lanjutan dari Khuttab, Pendidikan di Mesjid di bagi
dua. Pertama dididik oleh guru formal dan kedua, dididik oleh
ulama dama bidangnya.
c) Arabisasi
Gerakan penerjemah kedalam bahasa Arab. Pada masa Marwan
sangat dilakaukan, ia memerintah untuk menerjemahkan buku
buku yang berbahasa Yunani, Syiria, Sanskerta, dan bahasa
lainnya ke dalam bahasa Arab.
d) Baitul Hikmah
Baitul Hikmah merupakan gedung pusat kajian dan perpustakaan.
10. Kesenian
a) Majelis Sastra
Majelis sastra adalah tempat atau balai pertemuan untuk membahas
kesusterasaan dan juga tempat berdiskusikan mengenai urusan
politik. Majelis ini hanya ditunjukan bagi sastrawan dan ulama
terkemuka.

b) Arsitektur
Pada masa Walid dibangun sebuah Masjid Agung yang terkenal
dengan sebutan Masjid Damaskus. Kubah As-Sakhra di
Yerussalem dibangun oelh Abdul Malik (691 M) merupakan
bangunan Masjid pertama yang ditutup dengan kubah. Pada abad
VII Walid Bin Abdul Malik juga membangun Masjid Agung di
Syiria bedasarkan nama penguasa Dinasti Umayyah.

BANI ABBASIYAH
Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan
kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, Irak. Pada masanya kekhalifahan
Abbasiyah berkembang pesat dan menjadikan Islam sebagai pusat pengetahuan
dunia.
Kekuasaannya dimulai setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan
menaklukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah merujuk

12
kepada keturunan paman termuda Nabi Muhammad seperti yang diceritakan
dalam sejarah peristiwa isra miraj, Abbas bin Abdul Muthalib (566 – 652) dan itu
sebabnya juga masih termasuk kepada Bani Hasyim. Anggota dari bani Umayyah
yang selamat melarikan diri dari Damaskus dan menuju Spanyol dengan
menyeberangi Laut Tengah lalu mendirikan Kekhalifahan Umayyah. Keturunan
bani Umayyah yang selamat memerintah Spanyol untuk waktu yang lama.
Bani Abbasiyah menjadi dinasti kekhalifahan terlama sepanjang sejarah
berdirinya agama Islam yang berkuasa mulai tahun 750 M – 1258 M (132 H – 656
H), dan ibukota pemerintahan dipindahkan ke Baghdad dari Damaskus pada 762
M. Dalam sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah, mereka memerintah seluruh Asia
Barat dan Afrika Utara. Bani Abbasiyah lebih fokus kepada dataran Irak dan Iran
daripada wilayah pesisir seperti Israel, Suriah, Lebanon dan Mesir. Baghdad
dengan cepat berkembang menjadi kota besar dan maju dihuni oleh sekitar hampir
setengah juta orang pada tahun 800-an masehi.Banyak kelompok bangsa berbeda
yang tinggal di Baghdad seperti Arab, Persia, Yahudi dan Yunani, dengan bahasa
Arab, Aram dan Persia. Selain Islam yang menjadi agama mayoritas, ada juga
penganut agama lain seperti Kristen, Yahudi dan Zoroaster.
Pemerintahan Abbasiyah berkembang selama tiga abad dan mulai meredup
setelah bangsa Turki yang sebelumnya menjadi bagian dari tentara kekhalifahan
bernama Mamluk mulai naik daun. Hingga sekarang, keturunan dari Bani
Abbasiyah termasuk suku al – Abbasi banyak tinggal di timur laut Tikrit, Irak.

D. Awal Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah berdiri setelah mereka berhasil menaklukkan Dinasti


Umayyah. Keturunan Al-Abbas menjadi pendiri dinasti Abbasiyah, yaitu
Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas.

Kelompok Abbasiyah merasa lebih layak memegang tonggak kekuasaan


daripada Bani Umayyah karena mereka berasal dari Bani Hasyim yang lebih

13
dekat garis keturunannya dengan Nabi Muhammad. Saat itulah sejarah
runtuhnya bani Umayyah.

Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah tidak dapat dilepaskan dari


peperangan yang berdarah dan bergejolak. Pada awalnya, cicit dari Abbas
bernama Muhammad bin Ali berkampanye untuk mengembalikan kekuasaan
pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim di Parsi ketika Umar bin Abdul
Aziz masih memerintah. Pertentangan semakin memuncak pada masa
pemerintahan khalifah Marwan II.

Menjelang berakhirnya dinasti Umayyah, ada kelompok dari Bani


Hasyim yang teraniaya sehingga melakukan perlawanan. Kelompok Bani
Hasyim keturunan Ali dipimpin oleh Abu Salamah dan keturunan Abbas
dipimpin oleh Ibrahim Al- Iman.

Selain itu juga ikut kelompok keturunan bangsa Persia, pimpinan Abu
Musli al-Khurasany bekerja sama menaklukkan dinasti Umayyah. Pada
akhirnya kaum Abbasiyah berhasil menaklukkan pemimpin terakhir
Umayyah, yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas al-Saffah berhasil
meruntuhkan Bani Umayyah dan diangkat sebagai khalifah.

Selama tiga abad bani Abbasiyah memegang kekuasaan kekhalifahan,


mengusung kepemimpinan gaya Islam dan menyuburkan kembali ilmu
pengetahuan dan pengembangan budaya di Timur Tengah.

E. Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah

Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah memasuki masa kejayaannya


dengan menerapkan pola pemerintahan yang berbeda – beda sesuai dengan
perubahan politik, sosial dan budaya. Pusat pemerintahan saat itu terletak di
Kuffah. Kepemimpinan kemudian digantikan oleh Abu Jafar al-Mansur
mulai 750 – 775 M, saudara dari Abu Abbas.

14
Ia membangun kota baru yang diberi nama Baghdad, dimana terdapat
istana bernama Madinat as-Salam. Pada periode awal sekitar 750 – 847 M,
kegiatan perluasan wilayah masih diutamakan dinasti Abbasiyah dan
membuat pondasi sistem pemerintahan yang akan menjadi panduan bagi
kepemimpinan selanjutnya.

Setelah Abu Jafar, Abbasiyah dipimpin oleh Harun al-Rasyid mulai 789
– 809 M. Ia mendirikan perpustakaan terbesar pada zamannya bernama
Baitul Hikmah, sehingga orang – orang terpelajar dari kalangan Barat dan
Muslim datang ke Baghdad untuk mendalami ilmu pengetahuan.

Setelah itu Abbasiyah dipimpin oleh al-Amin dan al-Makmun al-Rasyid,


putra Harun al-Rasyid. Al Makmun memimpin sejak 813 – 833 M dan
memperluas Baitul Hikmah menjadi akademi ilmu pengetahuan pertama di
dunia.

Ia juga mendirikan Majalis al-Munazharah yang mengadakan pengajian


di rumah, masjid dan istana khalifah, dan menjadi tanda akan bangkitnya
kekuatan penuh dari Timur dengan Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan
puncak keemasan Islam.

Pada masa ini juga banyak diterjemahkan buku – buku karya kuno dari
Yunani dan Syria kuno ke dalam bahasa Arab. Paham Muktazilah dianut al-
Makmun sebagai mazhab negara, yaitu menggunakan akal sebagai dasar
untuk memahami dan menyelesaikan persoalan teologi, yang merintis
pembahasan teologi Islam secara detil dan filosofis sehingga muncul filsafat
Islam.

Selanjutnya dalam sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah dipimpin oleh


Khalifah al-Mutawakkil mulai 847 – 861 M. Ia berbeda dengan khalifah
sebelumnya karena lebih cenderung ke cara berpikir ahlun sunnah.

Dalam sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah, ia hidup pada satu zaman


dengan para tokoh besar Islam seperti Abdul Malik bin Habib (imam
Mazhab Maliki), Abdul Azis bin Yahya al-Ghul(murid Imam Syafi’i), Abu
Utsman bin Manzini (pakar ilmu nahwu) dan Ibnu Kullab, seorang tokoh
dalam bidang ilmu kalam.
15
Terjadi perselisihan mengenai penerus kekhalifahan setelah al-
Mutawakkil karena sebelum dirinya wafat, ia hendak menurunkan mandat
kepada anak – anaknya yaitu al-Muntashir, al-Mu’taz dan al-Muayyad.
Tetapi ia kemudian mengubah susunan penerusnya menjadi al-Mu’taz lebih
dulu , namun al- Muntashir tidak menerimanya.

Akibatnya posisi al-Muntashir langsung diturunkan dengan paksa,


bersamaan dengan berlangsungnya ketidak senangan orang – orang Turki
kepada al-Mutawakkil karena beberapa sebab. Al-Muntashir dan orang –
orang Turki kemudian sepakat untuk membunuh al-Mutawakkil. Setelah
ayahnya dibunuh, al-Muntashir menjadi pemimpin khalifah namun hanya
selama enam bulan karena ia justru berbalik menjelekkan orang Turki dan
dibunuh oleh mereka.

Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah kemudian mengalami kemunduran


sejak saat itu. Banyak pula faktor lain yang mempengaruhinya karena
kurangnya perhatian pada persoalan politik, seperti pemisahan diri Afrika
Utara untuk membentuk pemerintahan merdeka bernama Kekhalifahan
Fathimiyah.

Para gubernur di berbagai propinsi seperti dinasti Samaniyah mulai


bertindak lebih bebas, dan para jenderal Turki di pasukan Abbasiyah juga
semakin lama semakin sulit dikendalikan oleh para khalifah.

Kesulitan komunikasi antara pusat pemerintahan sulit dilakukan pada


masa itu karena wilayah kekuasaan yang sangat luas, bahkan tingkat
kepercayaan antara penguasa dan para pelaksana pemerintahan sangat
rendah.

Begitu juga keuangan negara yang sulit karena negara perlu


mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk angkatan bersenjata.
Pemisahan – pemisahan wilayah pun mulai terjadi, sebagian besar karena
perbedaan cara mengelola daerah kekuasaan yang berbeda dengan Bani
Umayyah.

Pada masa Bani Umayyah, wilayah kekuasaannya tetap sejajar dengan


batas – batas wilayah kekuasaan Islam. Namun pada masa pemerintahan
16
Abbasiyah, kekuasaan mereka tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh
Afrika Utara kecuali sebagian kecil Mesir.

Dalam kenyataannya banyak wilayah berada dalam kekuasaan khalifah


hanya dalam bentuk pengiriman upeti pajak dari gubernurnya masing –
masing. Pada saat kekhalifahan Abbasiyah mulai menunjukkan kemunduran,
propinsi – propinsi tersebut mulai melepaskan diri dan tidak lagi membayar
pajak, bahkan berusaha menguasai kekhalifahan itu sendiri.

Sejarah perang uhud juga terjadi setelah kekhalifahan abbasiyah selesai,


dan menjadikan kekuasaan bercampur tangan serta menimpulkan berbagai
perang seperti dalam sejarah perang badar.

MASA KEMUNDURAN PERADABAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM

F. Awal Mula Kemunduran

Periode ini dimulai dari abad 10-11 M / 310 H, sejak berakhirnya


kekuasaan bani Abbas sampai abad ke 19. Periode ini , ditandai dengan
menyebarkan pusat pusat kekuasaan islam di beberapa wilayah , sehingga
umat islam sendiri dapat dikatakan dalam kondisi yang lemah dan berada
dalam kegetiran. Dalam kondisi tersebut , jika keadaan
negara (daulah) lemah, maka akan muncul banyak fitnah dan mihnah ,
sehingga hilanglah persaudaraan dan persatuan dikalangan umat islam dan
sebaliknya menjadi permusuhan.
Pada masa ini , hukum islam mulai mengalami stagnasi (jumud) .
hukum islam tidak digali dari sumber utamanya (alqur’an dan sunnah) , para
ulama masa kini lebih banyak sekedar mengikuti dan mempelajari pikiran
dan pendapat  dalam mazhab yang sudah ada (taqlid). Dari sini terlihat
mulai ada kecenderungan mazhab lain, seolah olah kebenaran merupakan
hak prerogative mazhab yang dianutnya , sehingga tak salah jika masa ini
merupakan fase pergeseran orientasi dari Alquran dan sunnah menjadi
orientasi kepada pendapat ulama. Sebagaimana diketahui , pada masa abad
ke IV telah terbentuk mazhab-mazhab fikih. Namun kecenderungan yang
tidak begitu baik segar dalam perkembangan fikih yakni munculnya
17
ketergantungan kepada mazhab dan tumbuhnya perasaan berkecukupan
secara meluas dan mendalam. Para ulama berupaya menjaga pendapat
mazhab fikihnya dengan mengembangkan pemikiran mazhabnya secara
internal melalui pembuatan ringkasan ringkasan (mukhtasyar) terhadap kitab
kitab fikih yang terlalu tebal. Selain itu ulama ulama pada fase ini
melakukan ulasan ulasan dan penjelasan penjelasan (syarah) serta
penjelasan dari kitab yang sudah dibuat penjelasannya (khassiyyah) terhadap
kitab kitab fikihyang ringkas atau kurang luas, sehingga dalam proses belajar
fikih menjadi berat, yakni harus menguasai , menghafal, dan menjaga
seluruh isi kitab fikih dan menjaga cara – cara (istinbath ahkam) yang
ditempuh. Selain itu aktifitas ulama juga terfokus pada pentarjihan terhadap
pendapat pendapat yang berbeda – beda dalam suatu mazhab, baik itu dari
segi riwayah maupun dirayah.

G. Faktor yang Mempengaruhi Kemunduran Islam pada Abad Pertengahan


Setelah peradaban islam mencapai puncaknya, kemudian dengan
cepat bagai rembulan yang telah menjadi purnama maka malam-malam
berikutnya menurun dan berkurang. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kemunduran islam periode pertengahan :
1. Faktor Internal
a) Matinya Tradisi Keilmuan
Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh umat islam dirasa sudah cukup,
demikianlah ilmu pengetahuan berhenti, disebabkan kejemuan dan
permusuhan mereka pada pekerjaan pikir memikir. Umat islam
merasa telah puas menikmati hasil prestasi atau pemikiran yang telah
dicapai, dan mereka merasa tidak perlu lagi menciptakan,merintis
yang baru, berjihad, dan berijtihad.
b) Hancurnya Ketahanan Moril Umat Islam
Ketahanan  moril umat islam semakin melemah karena dihinggapi
rasa hubbu dunya, Umat islam dilanda sikap hidup berfoya-foya, dan
lebih mementingkan kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat.
Karena kemewahan dan hubbu dunya itulah, maka umat islam sering
berselisih bahkan sering terjadi perang antar sesama saudara
c) Keutuhan Umat Islam dalam Bidang Politik Mulai Pecah

18
Faktor politik sangat berpengaruh besar terhadap peradaban umat
islam. Yang mana kekuasaan khalifah menurun, kehidupan umat
terpecah belah dan saling bermusuhan. Masyarakat islam berubah,
kerajaan islam telah mewariskan kota-kota dan kerajaan yang telah
bertikai selama berabad-abad dalam sekejap mata sejarah
kemanusiaan telah dirobek oleh kelemahan strategi politik.
2. Faktor Eksternal
a) Adanya Perang Salib
Adanya peristiwa perang salib di bawah arahan gereja katolik
roma, dan serbuan tentara bar-bar di bawah kepemimpinan hulagu
khan dari tar-tar merupakan faktor eksternal penyebab kemunduran
umat islam. Pada waktu itu kota Baghdad dirampas dan dihancurkan
pada tahun 1258 M. Tentara salib ingin menguasai Baitul Maqdis,
untuk menyebarkan pengaruh agama Kristen  dan mengajak bersatu
dalam keyakinan. Dalam penyerangan ini tentara salib di bantu oleh
bangsa tar-tar.
b) Serangan Bangsa Tar-Tar
Faktor eksternal yang merobohkan peradaban islam yang memang
sudah rapuh yaitu berupa serangan dari bangsa tar-tar.Umat islam
harus berhadapan dengan penjajah barat yang sedang naik daun,
memimpin perdaban dunia penjajah barat bersikap intoleran terhadap
umat islam, akibatnya umat islam menjadi terbelakang, miskin, dan
tertinggal jauh dalam setiap segi kehidupan.

MASA KEBANGKITAN PERADABAN DAN KEBUDAYAAN ISLAM


Pada abad ke-18 dan 19, era modern diwarnai oleh kemerdekaan negara-
negara Islam. Dalam tahun-tahun terakhir ini banyak Negara muslim yang telah
merdeka khususnya di Asia dan Afrika, bersamaan dengan itu muncul pula
organisasi-organisasi dan partai-partai nasional yang mendasarkan bentuk-bentuk
pemerintahan pada prinsip-prinsip syari'at Islam.

H. Faktor yang Mempengaruhi


Kemerdekaan Negara Islam tentunya melalui proses yang cukup
panjang dalam memperoleh kemerdekaannya kembali, oleh karena itu

19
adanya faktor-faktor yang mendorong masyarakat di Negara muslim sangat
memungkinkan, di antaranya adalah:
1. Benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat
Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Turki Usmani
adalah yang pertama merasakan itu sehingga memaksa penguasa dan
pejuang Turki untuk belajar di Eropa.
2. Dorongan gagasan dua factor yang saling mendukung dalam gerakan
pembaharuan Is;am, pertama, pemurnian ajaran Islam dari unsure-unsur
asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam. Kedua,
gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat, seperti
gerakan Wahabiyah dan Sanusiyah di Saudi Arabia dan Afrika Utara. 
3. Bangkitnya gagasan Nasionalisme di dunia Islam yang diikuti dengan
berdirinya partai-partai politik merupakan modal umat Islam dalam
perjuangannya untuk mewujudkan Negara nerdeka yang lepas dari
pengaruh Barat. 

I. Kemerdekaan Negara Islam dan Pengaruhnya


1. Pakistan, merdeka pada tahun 15 Agustus 1947, kemerdekaan Pakistan
diperoleh dari penjajahan Inggris yang menyerahkan kedaulatannya di
India kepada dewan konstitusi, satu untuk India dan Pakistan, adapun
presiden pertamanya adalah Ali Jinnah. 
2. Mesir, negara ini merdeka secara resmi dri penjajahan Inggris pada tahun
1922 tetapi pengaruh Inggris masih besar melalui Raja Faruk, kemudian
setelah tergulingnya Raja Faruk Mesir merasa benar-benar sudah
merdeka dibawah pemerintahan Jamal Abd al Naser pada tahun 1958. 
3. Irak, memperoleh kemerdekaan secara formal pada tahun 1932, tapi
rakyatnya baru merasakan benar-benar merdeka pada tahun 1958. 
4. Syiria, Yordania, dan Lebanon. Negara-negara sekitar Irak ini
memproklamirkan kemerdekaannya sekitar tahun 1946. 
5. Negara-negara Afrika, Libya merdeka sekitar tahun 1951, sudan dan
Maroko pada tahun 1956, sedangkan al Jazair memperoleh kemerdekaan
pada thun 1962. semuanya membebaskan diri dari penjajahan Perancis,
perlu diingat dalam kurun waktu hampir bersamaan ada Negara yang
juga memperoleh kemerdekaan, yaitu Yaman Utara, dan Yaman Selatan,
serta Emirat Arab. 

20
6. Negara-negara Asia Tenggara, Malaysia pada tahun 1957 dan Brunei
Darussalam pada tahun 1984 juga menyatakan kemerdekaannya dari
Inggris. 

J. Masa Pembaharuan Islam


Periode ini merupakan kebangkitan Zaman Kebangkitan Islam.
Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801, membuka mata
dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan
umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka-
pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan
balance of power, yang telah pincang dan membahayakan Islam. Kontak
Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan
Barat di periode klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik dan Barat
sedang dalam kegelapan. Sekarang, sebaliknya sedang dalam kegelapan dan
Barat sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari Barat. Oleh karena
itu, timbullah pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam
umat Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran
umat Islam yang membuat Islam maju. Usaha-usaha ke arah itupun mulai
dijalankan dalam kalangan umat Islam. Tetapi dalam pada itu, Barat juga
bertambah maju.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebudayaan tidak diperoleh manusia sebagai warisan atau generatif
(biologis), namun hanya mungkin diperoleh dengan belajar dari masyarakat.
Tanpa masyarakat manusia akan mengalami kesulitan dalam membentuk
budaya. Sebaliknya, tanpa budaya manusia tidak dapat mempertahankan
kehidupannya. Justru dengan adanya kebudayaan dapat digunakan untuk
membedakan manusia dengan hewan.
Hasil perkembangan kebudayaan dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan
yang disebut dengan kebudayaan Islam, di mana fungsi agama akan

21
berperan semakin jelas. Kebudayaan tersebut berkembang menjadi sebuah
peradaban islam sampai sekarang.

B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk
dapat lebih mengembangkan Sistem Kebudayaan Islam di Indonesia
dan dapat pula mengerti dan paham tentang konsep kebudayaan islam di
indonesia.
2. Penulisan makalah ini tidak lepas dari yang namanya konsep dan sebuah
rujukan yang dijadikan bahan penulisan makalah. Untuk itu kami mohon
kepada Bapak pembimbing mata kuliyah pendidikan agama islam (PAI)
agar mengajarkan kepada para pelajar khususnya bagi mahasiswa agar
tidak melanggar dari norma-norma agama yang sudah ditetapkan, karena
selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

https://sejarahlengkap.com/agama/islam/sejarah-berdirinya-dinasti-abbasiyah-
dalam-islam

http://pengantar-studi-islam.blogspot.com/2014/10/islam-abad-pertengahan.html

https://www.academia.edu/37791014/Makalah_Pendidikan_Agama_Islam_KEBU
DAYAAN_ISLAM

https://indonesia.go.id/ragam/budaya/sosial/islam-yang-mendunia

http://wawai.id/syiar/islam-masa-dinasti-bani-umayah/#:~:text=Di%20ujung
%20masa%20pemerintahan%20Ali,Syiah%2C%20Muawiyah%2C%20dan
%20Khawarij.&text=Perjanjian%20tersebut%20dapat%20mempersatukan
%20umat,kepemimpinan%20Muawiyah%20bin%20Abi%20Sufyan

22
http://pkuulilalbab-uika.blogspot.com/2013/03/pemikiran-pendidikan-
profdrhabuddin.html?m=1

https://media.neliti.com/media/publications/184353-none-5fd53235.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/pendidikan/PAI+Kebudayaan+Islam+-
+Diskusi+Mahasiswa.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/25554/3/11.%20Badrudin%20-%20ANTARA
%20ISLAM%20DAN%20KEBUDAYAAN.pdf

http://eprints.ums.ac.id/27537/3/BAB_I.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai