Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONTRIBUSI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN PERADABAN DUNIA

DI SUSUN OLEH : SULAIMAN

DOSEN PENGAMPUH: Dr.IDIJANGCIK,M.Kom

MATA KULIAH : ALJABAR LINEAR

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PAGARALAM(ITPA)

KOTA PAGARALAM

TAHUN AJARAN 2022/2023


1. Kata Pengantar
2. Assalamu'alaikum wr. wb Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, peneliti panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah
pendidikan agama islam tentang kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga dapat
memperbaiki makalah ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah ini dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu'alaikum wr. wb Jakarta, 14 Maret 2020 Penulis
3. 3. iii Daftar Isi Kata
Pengantar.......................................................................................................... ii Daftar
Isi.................................................................................................................. iii BAB
I........................................................................................................................1
Pendahuluan...............................................................................................................1 A. Latar
Belakang...................................................................................................1 B. Rumusan
Masalah...............................................................................................3 C.
Tujuan ...............................................................................................................3 BAB
II.......................................................................................................................4
Pembahasan................................................................................................................4 2.1
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Peradaban Islam..................................4 2.2 Faktor
– faktor Penyebab Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam................7 1. Faktor yang
pertama.....................................................................................7 2. Faktor yang
kedua........................................................................................7 3. Faktor yang
ketiga........................................................................................7 4. Faktor yang
keempat....................................................................................7 1. Faktor yang
pertama.....................................................................................8 2. Faktor yang
kedua........................................................................................8 2.3 Sumber – sumber
Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Dunia......................8 1. Menggali Sumber
Historis ............................................................................8 2. Menggali Sumber
Sosiologis.........................................................................9 3. Menelusuri Sumber Filosofis dan
Teologis ....................................................9 2.4 Bentuk Kontribusi Islam Bagi Peradaban Dunia
................................................10 2.5 Bentuk Kontribusi Islam Bagi Pemecahan Masalah –
Masalah Kontemporer Pada Saat
Ini.................................................................................................................10 1. Pencegahan
Korupsi...................................................................................10 2. Penghormatan Terhadap
Hak Asasi Manusia................................................10 3. Kontribusi Islam dalam Membangun
Kesetaraan Gender..............................11 4. Kontribusi Islam dalam Membangun Kerukunan
Beragama..........................11
4. 4. iv 5. Kontribusi Islam dalam Membangun Lingkungan Hidup Secara Berkelanjutan 12 6.
Kontribusi Islam dalam Menghentikan Berbagai Bentuk Dekadensi Moral ....12 BAB
III....................................................................................................................14
Penutup....................................................................................................................14 3.1
Kesimpulan.....................................................................................................14 Daftar
Pustaka..........................................................................................................15
5. 5. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Munculnya pemikiran Islam sebagai cikal bakal
kelahiran peradaban Islam pada dasarnya sudah ada pada awal pertumbuhan Islam, yakni
sejak pertengahan abad ke-7 M, ketika masyarakat Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidin. 1
Kemudian mulai berkembang pada masa Dinasti Umayyah, dan mencapai puncak
kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah. Ketinggian peradaban Islam pada masa Dinasti
Abbasiyah merupakan dampak positif dari aktifitas “kebebasan berpikir” umat Islam kala itu
yang tumbuh subur ibarat cendawan di musim hujan. Setelah jatuhnya Dinasti Abbasiyah
pada tahun 1258 M, peradaban Islam mulai mundur. Hal ini terjadi akibat dari merosotnya
aktifitas pemikiran umat Islam yang cenderung kepada ke-jumud-an (stagnan). Setelah
berabadabad umat Islam terlena dalam “tidur panjangnya”, maka pada abad ke-18 M mereka
mulai tersadar dan bangkit dari stagnasi pemikiran untuk mengejar ketertinggalannya dari
dunia luar (Barat/Eropa). Perkembangan pemikiran dan peradaban Islam ini karena didukung
oleh para khalifah yang cinta ilmu pengetahuan dengan fasilitas dan dana secara maksimal,
stabilitas politik dan ekonomi yang mapan. Hal ini seiring dengan tingginya semangat para
ulama dan intelektual muslim dalam melaksanakan pengembangan ilmu pengetahuan
agama, humaniora dan eksakta melalui gerakan penelitian, penerjemahan dan penulisan
karya ilmiah di berbagai bidang keilmuan. Kemudian gerakan karya nyata mereka di bidang
peradaban artefak. Melalui gerakan pemikiran Islam, berkembang disiplin ilmu-ilmu agama
atau ilmu-ilmu keislaman, seperti ilmu al-Qur’an, ilmu qira’at, ilmu Hadits, ilmu
kalam/teologi, ilmu fiqh, ilmu tarikh, ilmu bahasa dan sastra. Di samping itu berkembang
juga ilmu-ilmu sosial dan eksakta, seperti filsafat, logika, metafisika, bahasa, sejarah,
matematika, ilmu alam, geografi, aljabar, aritmatika, mekanika, astronomi, musik, kedokteran
dan kimia. Ilmu-ilmu eksakta melahirkan teknologi yang sangat dibutuhkan dalam
menunjang peradaban umat Islam. Hasil dari perkembangan pemikiran yang sudah dirintis
dari periode klasik awal adalah kemajuan peradaban Islam yang mencapai puncak
kejayaannya
6. 6. 2 terutama pada masa dua khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu Khalifah Harun al- Rasyid
(786-809 M) dan anaknya al-Makmun (813-833 M). Ketika keduanya memerintah, negara
dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin, walaupun ada juga
pemberontakan tapi tidak terlalu mempengaruhi stabilitas politik negara, dan luas wilayah
kekuasaan Dinasti Abbasiyah ini mulai dari Afrika Utara sampai ke India ( Samsul Munir Amin,
2010: 144). Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat
manusia. Dan sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, sehingga Islam
mampu berdiri tegak pada setiap masa dan kurun waktu. Realitas spiritual dan
metahistorikal yang mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari beragam manusia di
dalam situasi temporal maupun ruang yang berbeda. Dan secara historis, sosiologis,
fisolosofis dan teologis Islam telah memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan
beberapa aspek pada peradaban dunia.
7. 7. 3 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan peradaban
islam ? 2. Apa faktor penyebab kemajuan dan kemunduran peradaban islam ? 3. Apa sumber
– sumber kontribusi islam terhadap perkembangan dunia? 4. Apa saja bentuk kontribusi
islam terhadap perkembangan peradaban dunia ? 5. Apa bentuk kontribusi islam bagi
pemecahan masalah – masalah kontemporer pada saat ini ? C. Tujuan 1. Mengetahui sejarah
pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam 2. Mengetahui faktor – faktor penyebab
kemajuan dan kemunduran peradaban islam 3. Mengetahui sumber – sumber kontribusi
islam terhadap perkembangan dunia 4. Mengetahui bentuk kontribusi islam terhadap
perkembangan peradaban dunia 5. Mengetahui bentuk kontribusi islam bagi pemecahan
masalah – masalah kontemporer pada saat ini
8. 8. 4 BAB II Pembahasan 2.1 SejarahPertumbuhan dan PerkembanganPeradabanIslam Dalam
sejarah perkembangan pemikiran Islam, pada mulanya tumbuh dan berkembang pemikiran
rasional, namun kemudian berkembang pula pola pemikiran tradisional, yaitu pola
pemahaman yang mengandalkan pemahaman para ulama masa lalu untuk menghadapi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada masanya. Pola pemikiran rasional
berkembang pada zaman klasik Islam, terutama pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.
Sedangkan pola pemikiran tradisional berkembang pada zaman pertengahan Islam, yaitu
setelah habisnya masa Dinasti Abbasiyah hingga abad 18 M. Pola pemikiran rasional
berkembang dipengaruhi oleh persepsi tentang tingginya kedudukan akal manusia di
kalangan umat Islam pada saat itu. Persepsi ini sejalan dengan persepsi yang sama dalam
peradaban Yunani yang ada di daerah-daerah Islam zaman klasik. Daerah-daerah tersebut
antara lain kota Aleksandria di Mesir, Yundisyapur di Irak, Anthakia di Syiria dan Bactra di
Persia. Di kota-kota tersebut memang telah berkembang pola pemikiran rasional dari
peradaban Yunani (Saiful Muzani (ed), 1995: 7). Menurut Muhammad al-Bahi, seorang
pemikir Islam dari Mesir, bahwa aktifitas pemikiran ini belum kelihatan dalam sejarah
permulaan Islam pada zaman Rasulullah Saw dan Khulfa’ al-Rasyidin, kerana pada saat itu
umat Islam memfokuskan perhatiannya untuk berdakwah menyeru penduduk Makkah dan
sekitarnya agar menganut Islam, menyemaikan akidah, menanamkan unsur-unsur iman dan
akhlak yang mulia di kalangan mereka berdasarkan bimbingan dan petunjuk langsung dari
Rasulullah Saw. Pada zaman Rasulullah Saw masih hidup dan wahyu masih diturunkan, umat
Islam mengembalikan semua persoalan kepada wahyu dan mendapatkan penjelesan
langsung dari Rasulullah Saw. Karenanya umat Islam belum memerlukan ijtihad pemikiran
dari mereka sendiri, terlebih lagi dalam masalah akidah dan persoalanpersoalan agama
lainnya. Ditambah lagi Rasulullah Saw melarang semua perbedaan dalam persoalan akidah
dan tidak membiasakan perdebatan di kalangan orang-orang Islam. Setelah Rasulullah Saw
wafat, memang ada sedikit kekacauan pada awalnya tetapi dapat diselesaikan dengan baik
oleh Abu Bakar setelah ia dilantik
9. 9. 5 menjadi khalifah. Pada era dua khalifah pertama, Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin
Khaththab, tidak banyak masalah. Namun pada masa khalifah ketiga, Usman bin Affan mulai
timbul bibit-bibit pertikaian dalam bidang politik yang kemudian menjalar pada isu-isu
akidah. Setelah Usman wafat dan Ali bin Abi Thalib dilantik sebagai khalifah, keadaan
menjadi semakin serius dan bahkan terjadi perang saudara antara sesama muslim, seperti
terjadinya perang Jamal antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan pasukan Zubair, Thalhah
dan Aisyah dari Mekkah serta perang Shiffin antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan
pasukan Muawiyah bin Abi Shufyan dari Damaskus. Ini titik awal berkembangnya perbedaan
pandangan khilafiyah dan politik lalu membawa kepada munculnya aliran akidah. Sejarah
mencatat bahawa keadaan seperti ini terjadi pada paruh akhir abad pertama Hijrah atau
abad ketujuh Masehi. Dari masa inilah dimulainya perkembangan pemikiran Islam secara
drastis yang hampir merambah dalam semua bidang. Kondisi ini berlangsung pada masa
Dinasti Umayyah dan mencapai kemajuannya pada masa Dinasti Abbasiyyah. Aktifitas
pemikiran Islam pada masa Dinasti Abbasiyah mencapai kemajuan peradaban pada masa
tujuh khalifah, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775-786 M), Harun al-Rasyid (786-809
M), al-Makmun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842 M), al-Watsiq (842-847 M), dan
alMutawakkil (847-861 M). Popularitas dinasti ini mencapai puncaknya pada zaman Khalifah
Harun al-Rasyid dan puteranya al-Makmun. Kekayaan negara banyak dimanfaatkan Harun al-
Rasyid untuk membiayai gerakan intelektual, berupa penerjemahan, penelitian, penulisan,
pendirian lembaga pendidikan dan perpustakaan. Selain itu, kekayaan negara juga digunakan
untuk keperluan sosial, seperti mendirikan rumah sakit, membangun tempat pemandian
umum, lembaga pendidikan dokter dan farmasi. Pada masanya sudah terdapat sekitar 800
orang dokter. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesusasteraan
dan kebudayaan berada pada zaman keemasan. Pada masa ini negara Islam menempatkan
dirinya sebagai negara terkuat di dunia Al-Makmun, pengganti Harun al-Rasyid, adalah
khalifah yang sangat mencintai ilmu filsafat. Pada masanya, gerakan intelektual berkembang
pesat, penerjemahan buku-buku asing digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani,
ia menggaji para penerjemah dari penganut agama lain yang ahli. Dia juga banyak
mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya adalah pembangunan Bait al-Hikmah atau
alMaktabah al-Shultaniyah, (Ahmad Syafii Maarif, dalam M.Abdul Karim, 2009: 8) pusat
penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.
Bait al- Hikmah ini merupakan salah satu warisan bangsa Persia yang tetap dipelihara.
Selama pemerintahan Dinasti
10. 10. 6 Sasaniyah (Kerajaan Persia), Bait al-Hikmah dipandang sebagai arsip negara (Ali Akbar
Velayati, 2010: 83). Pada masa al-Makmun, Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan. Menurut M.Abdul Karim (2009: 172), kemajuan peradaban dan kultur
pada masa Dinasti Abbasiyah bukan hanya identik dengan masa keemasan Islam, namun juga
merupakan masa kegemilangan kemajuan peradaban dunia (M.Abdul Karim, 2009: 172).
Salah satu indikator kemajuan peradaban adalah adanya capaian tingkat ilmu pengetahuan
yang sangat tinggi. Di antara pusat-pusat ilmu pengetahuan dan filsafat yang terkenal adalah
Damaskus, Alexandria, Qayrawan, Fustat, Kairo, alMada’in, Jundeshahpur dan lainnya.
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa puncak gerakan pemikiran Islam terjadi pada masa
pemerintahan Abbasiyah. Namun tidak berarti seluruhnya berawal dari kreativitas penguasa
Abbasiyah sendiri. Sebagian di antaranya sudah dimulai sejak awal berdirinya Islam.
Misalnya, perkembangan lembaga pendidikan pada awal Islam terdiri dari dua tingkat:
Tingkat pertama, yaitu maktab/Kuttab dan masjid, yaitu lembaga pendidikan terendah,
tempat anak-anak mengenal dasar-dasar baca, tulis dan hitung, dan tempat para remaja
belajar dasar- dasar ilmu agama, seperti tafsir, hadits, fiqh dan bahasa. Tingkat kedua, yaitu
pendalaman, di mana para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi ke luar daerah
menuntut ilmu kepada para ahli dalam bidangnya masing-masing, umumnya ilmu agama.
Pengajarannya berlangsung di masjid-masjid atau di rumah-rumah ulama bersangkutan atau
di istana bagi anak-anak penguasa dengan memanggil ulama ahlinya ke istana. Lembaga-
lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Abbasiyah, dengan berdirinya
perpustakaan dan akademi. Perpustakaan juga berfungsi sebagai universitas, karena di
samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab,
baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun
sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Gerakan penerjemahan berlangsung dalam tiga fase. Fase
pertama, pada masa Khalifah al-Manshur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini banyak
diterjemahkan karya dalam bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua, pada masa Khalifah
al-Makmun hingga tahun 300 H. Penerjemahannya lebih banyak dalam bidang filsafat dan
kedokteran. Fase ketiga, berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya
pembuatan kertas. Bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.
11. 11. 7 Setelah meredupnya gerakan pemikiran Islam pada abad pertengahan, gerakan
tersebut muncul kembali setelah terjadinya kebangkitan umat Islam di bidang pemikiran dan
gerakan pembebasan umat Islam dari penjajahan kolonial Barat pada awal abad modern. 2.2
Faktor– faktorPenyebab Kemajuan dan Kemunduran PeradabanIslam Faktor yang mendorong
kemajuan peradaban Islam : 1. Faktor yang pertama adalah ketika khalifah pertama Dinasti
Umayyah yaitu Mu’awiyah ibn Abu Sufyan (setelah para khalifah Rashidun: Abu Bakr, Umar,
Utsman, Ali’) melakukan invasi ke daerah Transjordania dan Syiria sampai dia menemukan
banyak banget manuskrip-manuskrip kuno di Kota Damaskus yang diwariskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi (Sokrates, Plato, Aristoteles, Galen,
Euclid, dan sebagainya). Berdasarkan penemuannya itu, Mu’awiyah terinspirasi buat bikin
pondasi peradaban Islam yang berdasarkan ilmu pengetahuan. 2. Faktor yang kedua adalah
karena pada saat yang bersamaan kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi
penulisan naskah di atas kertas yang awalnya berkembang di Tiongkok. Dengan
perkembangan teknologi penulisan itu, Mu’awiyah juga menyewa tenaga ilmuwan-ilmuwan
dari Yunani dan Romawi untuk melakukan terjemahan terhadap naskah-naskah kuno
tersebut ke dalam bahasa Arab. 3. Faktor yang ketiga adalah ketika dinasti Ummayah beralih
menjadi dinasti Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus ke
Baghdad di Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat pemerintahan itu, yang dulunya
(waktu di Damaskus) peradaban Islam dapet pengaruh kebudayaan dan ilmu pengetahuan
dari Yunani dan Romawi, nah pas di Baghdad dapet tambahan pengaruh lagi dari
kebudayaan Persia dan India. Komplitlah sudah! Seluruh sumber ilmu pengetahuan
terlengkap yang dimiliki umat manusia (Yunani, Romawi, Persia, India) pada saat itu akhirnya
bisa ngumpul di satu titik lokasi. 4. Faktor yang keempat adalah pengaruh 2 orang khalifah
besar, yaitu Harun Al Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun yang punya cita-cita mulia untuk
membangun peradaban Islam yang menjunjung tinggi perkembangan sains, logika,
rasionalitas, serta menjaga kemajuan ilmu pengetahuan serta meneruskan perkembangan
ilmu yang telah diraih oleh Bangsa India, Persia, dan
12. 12. 8 Byzantium. Tanpa adanya peran mereka berdua yang menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan, Zaman Keemasan Islam kemungkinan ga bakal pernah muncul pada masa itu.
Faktor - faktor penyebab kemunduran peradaban islam : 1. Faktor yang pertama adalah kritik
dari Al Ghazali yang menentang pengaruh dari filsafat Yunani yang mejunjung tinggi logika
dalam penalaran ilmu dalam peradaban dunia Islam. Kendati Ibn Rushd bersikeras bahwa
tidak ada kontradiksi antara filsafat Avicenna dan Al Farabi dengan ajaran agama, Al Ghazali
tetap menyatakan “perang” terhadap pengaruh filsafat Yunani dan menginginkan pemurnian
ajaran agama Islam. Sejak perubahan filosofi pemurnian itulah, Zaman Keemasan Islam
mengalami kemunduran drastis, sehingga jarang sekali menghasilkan ilmuwan-ilmuwan
besar seperti pada abad 9-11 silam. 2. Faktor yang kedua faktor lain yang turut mendorong
runtuhnya era emas ini adalah serbuan dari bangsa Mongol yang akhirnya meluluhlantakkan
Baghdad bersama dengan perpustakaan sekaligus pusat ilmu pengetahuan paling lengkap
saat itu, Bayt Al Hikmah. Penghancuran ini sering dianggap sebagai titik balik penurunan
dunia Islam di bidang pengetahuan. Untungnya, ratusan ribu manuskrip dari Bayt Al Hikmah
sempat diselamatkan oleh Al-Tusi ke Observatorium Maragheh, Azerbaijan yang kemudian
menjadi sumber referensi dan inspirasi para ilmuwan Eropa pada zaman Renaissance dan
Enlightenment. 2.3 Sumber – sumber Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Dunia 1.
Menggali Sumber Historis Peradaban Islam tumbuh berkembang dan dapat tersebar dengan
cepat dikarenakan peradaban Islam memiliki kekuatan spiritualitas. Aspek spiritual
memainkan peran sentral dalam mempertahankan eksistensi peradaban Islam. Para khalifah
dari Bani Umayyah seperti Abu Hasyim Khalid ibn Yazid merintis penerjemahan karya-karya
Yunani di Syria. Juga ketika masa Bani Abbasiyah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kegiatan intelektual yang menjadikan proses tranformasi intelektual bergerak cepat. Khalifah
Al-Ma mun mendirikan pusat riset dan ‟ penerjemahan di Baghdad, yang ia beri nama Bait
al-Hikmah pada tahun 830 M. Banyak penerjemah handal yang ahli menerjemahkan dan
banyak dari mereka adalah non-muslim, seperti Tsabit ibn Qurrah Al-Harrani
13. 13. 9 yang berasal dari Sabean di Harran. Menurut Margaret Smith adanya kepercayaan
(agama) yang berbeda ternyata tidak menghalangi mereka untuk bekerja sama, karena para
penguasa Islam memiliki visi yang maju ke depan dan lebih mengutamakan profesionalisme.
2. Menggali Sumber Sosiologis Dari peradaban Islam yang ada di Spanyol, Islam mampu
memberikan pengaruh besar kepada dunia Barat yang turut serta mempelajari ilmu
pengetahuan yang ada di dunia Islam. Islam juga berkembang melalui karyakarya ilmuwan
Islam seperti Al-Farabi dengan karyanya astrolabe di bidang astronomi. Di bidang kedokteran
muncul, seperti, Ar-Razi dan Ibnu Sina, yang salah satu karyanya berjudul Al-Qānūn fī al-
Thibb. Melalui berbagai tokoh Islam lain, yang juga dikenal di dunia Barat dan Timur, muncul
seperti Ibnu Rusyd, AlGhazali dan Ibnu Zuhr yang juga merupakan filsuf Islam. Terdapat dua
pendapat mengenai sumbangan peradaban Islam terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan,
yang terus berkembang hingga saat ini. Pendapat pertama mengatakan, “Bahwa orang Eropa
belajar filsafat dari filsuf Yunani seperti Aristoteles, melalui kitabkitab yang disalin oleh St.
Agustine (354 – 430 M), yang kemudian diteruskan oleh Anicius Manlius Boethius (480 – 524
M) dan John Scotus.” Pendapat kedua menyatakan, ”Bahwa orang Eropa belajar filsafat
orang-orang Yunani dari buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab oleh filsuf Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi.” 3. Menelusuri Sumber Filosofis dan
Teologis Semangat para filsuf dan ilmuwan Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
tidak lepas dari semangat ajaran Islam, yang menganjurkan para pemeluknya belajar segala
hal, sebagaimana perintah Allah Swt. dalam AlQuran dan hadis Nabi Muhammad. Ini menjadi
dasar teologis yakni dengan melakukan pengkajian yang lebih sistematis akan sumber-
sumber ajaran agama dan penghargaan yang lebih baik, namun tetap kritis kepada warisan
kultural umat, dan pemahaman yang lebih tepat akan tuntutan zaman yang semakin
berkembang secara cepat. Secara filosofis, Islam memiliki semangat membangun peradaban
yang oleh Nabi Muhammad diterjemahkan dalam bentuk “Masyarakat Madani” atau
“Masyarakat Medinah” sebagai civil society kala rasul hidup dan terus membangun
kerjasama dengan masyarakat Medinah yang majemuk, dan berhasil membentuk “common
platform” atau kalimat pemersatu (kalimatun sawā`).
14. 14. 10 2.4 Bentuk Kontribusi Islam BagiPeradabanDunia Kontribusi umat Islam bagi
peradaban dunia dapat dilakukan dengan mengenali potensi dirinya sendiri. Optimalisasi
potensi akal merupakan salah satu kata kunci yang memungkinkan Islam memberikan
kontribusinya bagi peradaban dunia. Tuhan telah menganugerahi manusia dengan potensi
akal dan hati/kalbu. Kedua potensi itu bisa dimiliki oleh seseorang dalam kadar yang
seimbang, namun dapat pula salah satu potensi lebih berkembang daripada lainnya. Orang
yang sangat berkembang potensi akalnya, sangat senang menggunakan akalnya itu untuk
memecahkan sesuatu. Orang demikian berbakat menjadi pemikir atau filosof. Sementara itu
orang yang sangat berkembang potensi hati atau kalbunya, sangat senang mengeksplorasi
perasaannya untuk memecahkan suatu masalah. Orang demikian berbakat menjadi seniman
atau ahli tasawuf. 2.5 Bentuk Kontribusi Islam BagiPemecahanMasalah – Masalah
Kontemporer Pada SaatIni 1. Pencegahan Korupsi Berbicara tentang agama, setidaknya ada
dua hal yang patut diperhatikan, yaitu: pertama adalah mengenai nilai-nilai moralitas yang
terkandung dalam ajaran-ajaran yang disampaikan agama. Kedua, mengenai institusi sosial
keagamaan sebagai penyokong berjalannya kehidupan beragama. Dalam konteks perlawanan
terhadap tindakan korupsi yang makin akut di Indonesia, peranan institusi sosial keagamaan
menjadi sangat penting sebagai pendorong. Dari segi ini, institusi sosial keagamaan mestinya
dapat dipertimbangkan sebagai salah satu garda depan dalam upaya pemberantasan korupsi,
bergandengan tangan dengan gerakan anti korupsi dari kalangan masyarakat lainnya. Oleh
karena itu, perlu adanya kerja sama strategis sesuai dengan perannya masing-masing dalam
upaya pemberantasan korupsi. Dari sini, institusi sosial kegamaan dengan agamawan perlu
mendapatkan penekanan mengingat posisi strategisnya di dalam kehidupan masyarakat. 2.
Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia Bahwa sejak awal Islam telah mengakui
eksistensi hak asasi manusia (HAM), karena Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah
di atas bumi ini dan menganugerahinya dengan martabat yang tinggi di atas mahluk-mahluk
lain. Islam pun memerintahkan kepada umatnya untuk menghormati dan melindungi harkat
dan martabat manusia itu. Para ulama
15. 15. 11 kemudian merumuskannya dengan konsep maqâshid al-syarî’ah (tujuan syari’ah),
yakni untuk mewujudkan kemaslahatan manusia yang meliputi keniscayaan (dharûriyyât)
dan kebutuhan (hâjiyyât) manusia yang eksistensinya harus diwujudkan dan dilindungi. 3.
Kontribusi Islam dalam Membangun Kesetaraan Gender Pada zaman pra Islam dalam budaya
masyarakat Arab Jahiliyyah, perempuan mendapat perlakuan yang tidak baik, dianggap
sebagai sosok yang tidak berdaya, tidak dihargai, tidak setara dengan laki-laki, ditindas dan
dianggap tidak berguna bahkan aib keluarga. Tidak menunjukkan adanya kesetaraan gender.
Setelah Islam datang, kedudukan perempuan diangkat, dihargai, dilindungi, dan disetarakan
dengan kaum laki-laki. Pada periode klasik, zaman nabi, utamanya perempuan termasuk
istriistri nabi memiliki peran penting dalam kehidupan pada masa itu, dalam bidang
periwayatan hadis, perang, bisnis, dll bahkan perempuan mampu menjadi pemimpin dalam
perang seperti yang pernah dilakukan oleh istri Nabi Aisyah. Pada periode pertengahan,
zaman dinasti-dinasti islam, perempuan juga memiliki peran penting dalam kehidupan politik
bahkan mampu bersaing dalam perlombaan syair yahng kala itu menjadi trend dan bergengsi
walaupun pada akhirnya mengalami kemunduran. Pada periode modern, masa
kemerdekaan, di Indonesia peran perempuan sudah telihat dalam berbagai sector
kehidupan. Salah satu organisasi yang mendukung perempuan adalah NU yang
membolehkan perempuan untuk menjadi kepala desa bahkan menjadi kepala Negara. Di
Indonesia pernah mempunyai Kepala Negara seorang perempuan yakni Megawati
Soekarnoputri. 4. Kontribusi Islam dalam Membangun Kerukunan Beragama Islam memilki
ajaran tentang kerukunan yang merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari doktrin Islam
tentang tasamuh (toleransi). Sehubungan Kerukunan Hidup Umat Beragama merupakan
salah satu bentuk dari sikap toleransi/tasamuh yang diajarkan Islam, maka harus diwujudkan
dalam kehidupan bermasayarakat. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang plural, baik
suku, budaya, maupun agama, maka prinsip dan sikap hidup saling menghormati, saling
memahami dan mengerti, kerjasama, keadilan, kejujuran, akuntabilitas (memiliki tanggung
jawab dan kesediaan menerima akibat perbuatannya), integritas (ketulusan moral dan
tingkah laku etis), serta kebenaran bahwa manusia sebagai makhluk beragama yang masing-
masing orang berhak untuk memiliki keyakinan berbeda, menjadi modal dasar dalam
membangun masyarakat yang bersatu, rukun, dan beradab. Toleransi dan kerukunan dalam
Islam, maka nilai-nilai kerukunan itu dapat dikelompokkan pada 3 (tiga) aspek, yaitu
kesadaran adanya Allah, persaudaraan, dan sikap hidup yang mencerminkan kerukunan.
Kesadaran adanya Allah menunjukkan pada ketauhidan yang harus menjadi dasar dalam
pengembangan kerukunan
16. 16. 12 hidup umat beragama; aspek persaudaraan menunjukkan bahwa Islam sangat
mengedepankan kemanusiaan yang bernilai universal; sedangkan sikap hidup rukun
merupakan nilai praktis dan penjabaran dari dua aspek sebelumnya. 5. Kontribusi Islam
dalam Membangun Lingkungan Hidup Secara Berkelanjutan sesungguhnya agama (Islam)
dan lingkungan hidup satu tidak terpisahkan. Karena di dalam konsep Islam, lingkungan
hidup diperkenalkan oleh Alquran dengan beragam macam. Di antaranya adalah al-bi’ah
(menempati wilayah, ruang kehidupan dan lingkungan) yaitu lingkungan sebagai ruang
kehidupan khususnya bagi spesies manusia. Islam menempatkan ekosistem hutan sebagai
wilayah bebas (al-mubahat) dengan status bumi mati (al-mawat) dalam hutanhutan liar, serta
berstatus bumi pinggiran (marafiq al-balad) dalam hutan yang secara geografis berada di
sekitar wilayah pemukiman. Bahkan menurut Yusuf al- Qardhawi, terdapat beberapa term
dalam agama Islam yang dapat dikaitkan dengan pemeliharaan lingkungan hidup diantaranya
adalah: 1)teori al-istishlah (kemaslahatan), 2)Pendekatan lima tujuan dasar Islam (maqashid
al-syari’ah) dan 3) Sunnah dari Rasullullah Saw. Al-istishlah adalah memberikan perawatan
terhadap lingkungan, termasuk manusia namun mencakup pula kemaslahatan spesies-
spesies yang ada di bumi. Menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ri’ayah al-Bi’ah fi Syari’ah
al- Islam (2001) , menjelaskan bahawa terdapat hubungan yang signifikan antara agama dan
lingkungan hidup. Agama secara signifikan dapat memberikan kontribusi terhadap menjaga
kualitas lingkungan alam sekitar. Beliau menjelaskan bahwa memelihara lingkungan sama
halnya dengan menjaga lima tujuan dasar Islam (maqashid al-syari’ah). Karena itu,
memelihara lingkungan sama hukumnya dengan maqashid al-syari’ah. Dalam kaidah Ushul
Fiqh disebutkan, ma la yatimmu al-wajib illa bihi fawuha wajibun (sesuatu yang membawa
kepada kewajiban, maka sesuatu itu hukumnya wajib). Menurut Yusuf Qardhawi, larangan
penebangan pohon telah ada sejak zaman Rasullah berawal dari larangan penebangan
pohon sidrah yang merupakan pohon yang terkenal dengan sebutan al-sidr. Pohon ini
tumbuh di padang pasir, tahan terhadap panas dan tidak memerlukan air. Pohon tersebut
digunakan sebagai tempat berteduh oleh para musafir, orang yang mencari makanan ternak,
tempat pengembalaan. Ancaman neraka bagi orang yang memotong pohon sidrah
menunjukkan perlunya menjaga kelestarian lingkungan hidup 6. Kontribusi Islam dalam
Menghentikan Berbagai Bentuk Dekadensi Moral Degradasi moral ataupun kadang disebut
sebagai kenakalan remaja (juvenile delinquency), bukanlah murni kesalahan remaja secara
sendiri. Mereka membangun dirinya dalam konteks lingkungan masing-masing yang bisa saja
menstimuli menguatkan, bahkan mendorongnya dalam
17. 17. 13 mencapai jati dirinya. Ada yang berhasil namun juga tidak jarang ada yang gagal.
Berbeda dengan moralitas sosial yang mengalami pergeseran karena paham materialisme
dan kapitalisme, aturan pokok moralitas pendidikan Islam tidak akan mengalami pergeseran
walaupun zaman globalisasi teknologi terus berkembang. Aturan dan dalil- nya tetap, dengan
prinsip bahwa Islam akan tegak dengan dibangunnya lima hal dalam rangka menghargai dan
melindungi kehidupan manusia16 yaitu syahadat, salat, zakat, puasa bulan ramadan dan haji.
Suatu yang haram juga tetap yaitu musyrik, zina, minum-minuman keras dengan segala
bentuknya, mencuri, membunuh dan kafir/murtad dengan segala bentuknya. Suatu yang
sudah tidak bisa ditawar lagi. Yang boleh berubah hanyalah metode menyampaikannya
dengan menggunakan teknologi ataupun dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran
yang terbaru misalnya pembelajaran aktif ataupun kontekstual. Isi pesan Islam sebagai ruh
spiritualitas tidak boleh redup apalagi berubah. Namun disini lebih tepat untuk mengemas
pendidikan Islam dengan suatu strategi17 pembelajaran yang diajarkan pada remaja di era
global ini dengan istiah integral progresif dan fungsional.
18. 18. 14 BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah
Ta’ala ingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para
Nabi, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa
kebahagiaan yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar.
Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau
memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau
memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Islam juga
memberikan kontribusi kepada peradaban dunia mulai dari munculnya para tokoh ilmuan
islam dan para filsuf islam yang mengubah cara pandang dunia terhadap ilmu pengetahuan
pada masa keemasan islam walaupun pernah mengalami masa kemunduran. Islam juga
memberikan kontribusi terhadap berbagai macam permasalahan kontemporer yang ada
pada masa sekarang yang didasarkan kepada Al – Qur’an dan Hadist sehingga manusia dapat
menyelesaikan berbagai macam permasalahan kontemporer sehingga dapat hidup dengan
sejahtera.
19. 19. 15 Daftar Pustaka  https://id.scribd.com/doc/306570343/Makalah-Peran-Agama-Dan-
Perilaku-Korupsi-Bab-1-2-3  https://id.scribd.com/presentation/344467413/Kontribusi-
Islam- dalam-Peradaban-Dunia  http://digilib.uin- suka.ac.id/347/1/KONTRIBUSI%20ISLAM
%20ATAS%20PERK EMBANGAN%20PERADABAN.pdf 
https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-peradaban-islam-ilmu- pengetahuan 
https://media.neliti.com/media/publications/98384-ID- perkembangan-pemikiran-dan-
peradaban-isl.pdf  https://lmsspada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/18446/mod_resour
ce/content/4/Bagaimana%20Kontribusi%20Islam%20pada%20Pen gembangan
%20Peradaban%20Dunia%3F.pdf  https://media.neliti.com/media/publications/154011-ID-
islam-dan- hak-asasi-manusia-penegakan-da.pdf 
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/download/6 39/578 
https://media.neliti.com/media/publications/57393-ID-teologi- kerukunan-beragama-dalam-
islam-s.pdf  https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/4918/3240 
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/download/5 65/512  E – book buku
pendidikan agama islam

Anda mungkin juga menyukai