Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET SEJARAH PERADABAN ISLAM

KONDISI ISLAM ERA MODERN

(Dosen Pengampuh : May Sakinah, M. Sos)

Disusun

Oleh :

Zulkarnain Hidayat
(NIM : 0701193198)

Ilmu Komputer - 4/ Sem III

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini.
Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Ibu May Sakinah, M. Sos selaku dosen Sejarah
Peradaban Islam.
Penulis sangat berharap tugas mini riset ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam melihat keadaan dan kondisi umat islam yang terjadi
saat ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 3

A. Kajian Teori ................................................................................................................. 3

BAB III METODELOGI PENELITIAN............................................................................. 6

A. Metode Penelitian ........................................................................................................ 6


B. Subjek Penelitian ......................................................................................................... 6
C. Metode Analisis Data ................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7

A. Tantangan Islam Global ............................................................................................... 7


B. Kondisi Umat Islam ..................................................................................................... 9
C. Pengaruhnya di Level Nasional dan Lokal ................................................................ 11
D. Solusi Strategis........................................................................................................... 12
E. Harapan akhir ............................................................................................................. 14
F. Peranan Mahasiswa .................................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam yang dibawa diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW mempunyai peran strategis
untuk menaburkan rahmat di seluruh alam ini (Q.S. al-Anbiya’/21:107). Peran strategis Islam
itu dibarengi dengan titah-Nya kepada kelompok orang beriman untuk menjadi pihak yang
memimpin dan memakmurkan dunia (Q.S. al-Baqarah/2:30) sekaligus sebagai umat terbaik
(Q.S. Ali Imran/3: 110). Umat terbaik saja tidak cukup untuk membuat Islam berperan sentral
dalam kehidupan dunia ini, maka Allah juga memerintahkan kepada umat terbaik itu untuk
senantiasa berjuang tiada henti menancapkan pilar-pilar kebenaran Islam yang berlaku
universal (Q.S. al-Baqarah/2: 218; Ali Imran/3:142; al-Maidah/5:35; al-Anfal/8: 72; at-
Taubah/9: 41, 86; al-Hajj/22: 78).

Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif historis umat Islam, sungguh sangat
memprihatinkan. Jumlah pemeluk yang cukup besar, tidak dibarengai dengan peran yang
signifikan dalam menentukan arah peradaban dunia. Bandingkan dengan jumlah Yahudi yang
konon hanya sekitar 50 juta-an di seluruh muka bumi ini, tetapi kemajuan ekonomi, politik,
dan ilmu pengetahuan tidak ada bandingannya dengan negeri Muslim di manapun.

Untuk itu makalah ini diharapkan dapat menggugah kesadaran sejarah umat Islam untuk
menyadari kekeliruannya selama ini dan bangkit untuk kembali memainkan peran-peran
strategis dalam mengatur dan memimpin kehidupan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Bagaimana kondisi umat islam saat ini?


2. Apa saja problematika yang terjadi?
3. Bagaimana solusi dari permasalahan tersebut?
4. Bagaimana peran mahasiswa terhadap kondisi umat?

1
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menumbuhkan kesadaran bahwa memperhatikan masalah-masalah kaum muslimin adalah


bahagian dari sifat seorang muslim
2. Untuk mengetahui kondisi dan realita ummat Islam.
3. Untuk mengetahui sebab terjadinya problema ummat dan solusi/jalan keluar untuk keluar
dari masalah tersebut.
4. Menumbuhkan kesadaran untuk terlibat aktif dalam mengatasi masalah-masalah yang
dialami ummat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Dewasa ini, tidak dapat kita pungkiri bahwa terdapat berbagai banyak masalah yang
dihadapi ummat jaman sekarang khususnya umat Islam. Berbagai macam pendapat yang telah
terlontarkan oleh para pakar peneliti dan ilmuan tentang masalah atau gejala sosial yang terjadi
ditengah-tengah ummat Islam sehingga tak jarang ditemukan ada yang mengatakan bahwa
masalah inilah yang menyebabkam keterpurukan ummat Islam dimasa kini. Menurut
Hudzaifah, tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam
kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangannya. Kondisi umat
Islam saat ini penuh dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan
kapasitas intelektual dan problematika moral. Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al
Jahlu). Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:

1. Dho'fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan). Kelemahan dalam aspek pendidikan formal
dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan
juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir
dalam nadhatul umat(kebangkitan umat).

2. Dho'fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan). Dewasa ini sedang sangat pesat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila
dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit
dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan
umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.

3. Dho'fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan). Umat Islam sekarang ini tidak
memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut
disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak
memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.

4. Dho'fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian). Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan


yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid
sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akan di atas

3
angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali
ra "Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi
dengan baik"

5. Dho'ful Amniyah (lemah dalam keamanan). Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga
keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang
kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan
Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan
serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.

6. Dho'fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri). Umat Islam dewasa ini
tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak
mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu
akan muncul kuatut tanfidzyaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam
lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.

Lebih jelas lagi Huzaifah menuturkan gejala yang terjadi dalam ummat Islam mengenai
kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs). Kelemahan-kelemahan dalam
problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:

1. Adamus Saja'ah (hilangnya keberanian). Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip
laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian
seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal
pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut
dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah
maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah
maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT

2. Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian). Umat Islam mulai memperlihatkan
mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena
disebabkan oleh :
1) Termakan oleh rayuan-rayuan.
2) Terserang oleh intimidasi atau teror-teror.

Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum
muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh

4
Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim
kondisinya tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya

3. Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)


Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam
dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka sendiri sebagai Al
Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 "Dan janganlah
kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa
kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik".

4. Adamus Sabr (hilangnya kesabaran). Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang
paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 "Hai orang-
orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar".

Kesabaran meliputi:
1) Ashabru bitha'at (sabar dalam ketaatan).
2) Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah).
3) Ashabru anil ma'siat (sabar ketika menghadapi maksiat).
4) Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.

5. Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas). Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya
melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada
perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja
jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah suatu kewajiban
perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya

6. Adamul Iltizam (hilangnya komitmen). Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak
istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus
menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme
yang lain.

5
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode deskriptif
dengan teknik studi kepustakaan atau literatur yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari buku referensi, penunjang, dan media lainnya yang beredar seputar tema yang dibahas,
dan juga mengambil sumber penunjang dari internet.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mayoritas umat islam masa kini abad 21 baik muslim di Indonesia
maupun muslim dunia kemudian bagaimana kondisi keadaan umat saat ini dan problematika
apa saja yang dialami demi mencari solusi dan pelajaran.

C. Metode Analisis Data

Analisis faktor merupakan teknik analisis yang berdasarkan dari data analisis regresi.
Metode ini digunakan untuk menemukan struktur pokok dari kumpulan variabel-variabel.

Metode ini berjalan dengan mencari faktor independen dari variabel yang dapat
mendeskripsikan pola dan metode dari variabel dependen orisinil.

Analisis faktor menjadi metode yang dapat memberikan penjelasan mengenai faktor apa
saja yang berhubungan dengan kemajuan dan kemunduran suatu umat.

6
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Tantangan Islam Global

1. Neo-Imperialisme

Pada era 1950-an, bangsa Muslim di muka bumi telah mengakhiri penjajahan
(imperialisme) fisik dari bangsa Barat. Pertanyaan yang diajukan oleh Guru Besar Cairo
University, Prof. Hasan Hanafi, dalam kitabnya Muqaddimah fi al-‘Ilmi al-Istighrab, cukup
membuat umat Islam terhenyak: “Mengapa gerakan pembebasan tanah air berhasil
melepaskan diri dari penjajahan militer tetapi gagal mempertahankan kemerdekaaan
ekonomi, politik, kebudayaan dan peradaban?”.

Inilah penjajahan di alam modern yang dialami oleh bangsa Muslim pasca penajahan fisik
yang di kenal dengan neo-imperaialisme. Penjajahan model ini jauh lebih dahsyat dampak
negatifnya bagi bangsa-bangsa Muslim ketimbang penjajahan pada era kolonialisme fisik abad
18-19 M. Kedaulatan ekonomi dan politik menjadi ketergantungan ekonomi dan politik
terhadap Barat yang berbasis pada kapitalisme dan liberalisme. Tidak hanya itu, dampak lebih
luas dari neo-imperalisme adalah terkikisnya nilai-nilai luhur kebudayaan lokal, identitas
bangsa yang semuanya berbasis ajaran agama. Dengan kata lain, ajaran Islam dalam kehidupan
Mulim telah digeser oleh nilai-nilai universal Barat semisal demokrasi, Hak Asasi Manusia,
liberalisasi, civil sosiety dan sebagainya.

Neo-Imperialisme mengusung agenda yang sebagian besar umat Islam menerimanya


secara wajar, tanpa sedikitpun mencurigai bahwa di dalamnya tersimpan agenda dan ideologi
tersembunyi yang akan membunuh ideologi Islam. Agenda noe-imperialisme itu antara lain
adalah kapitalisasi, liberalisasi, dan globalisasi.

2. Clash of Civilization (Benturan Peradaban)

Tokoh yang pertama mencetuskan teori clash of civilization adalah Samuel P. Huntington.
Dalam tulisan kontroversialnya The Clash of Civilization yang dimuat jurnal Foreign Affair
(Summer, 1993), guru besar studi-studi strategis pada Harvard University AS itu

7
memprediksikan makin parahnya ketegangan antara peradaban Barat dan peradaban Islam.
Tesis Huntington sebenarnya bagian dari rekomendasi bagi pemerintahan Amerika Serikat
untuk membuat peta tata dunia baru di planet bumi. Huntington dalam hal ini ingin
mengingatkan pemerintah AS untuk waspada terhadap ancaman baru pasca perang dingin dan
runtuhnya negara Uni Soviet.

Clash of civilization adalah tindak lanjut Perang Salib yang terjadi di abad 11-12 M. Barat
(terutama AS) memposisikan Islam sebagai musuh utama yang harus dilumpuhkan dengan
berbagai cara. Kepentingan global Barat dalam Clash of civilization sesungguhnya adalah
dominasi ekonomi dan politik atas seluruh negara non-Barat. Untuk melancarkan
kepentinganya itu, Barat memakai banyak cara, dari yang paling halus sampai yang paling
berdarah-darah. Cara halus Barat mengukuhkan hegemoninya diantaranya melalui rezim
pengetahuan. Rezim pengetahuan yang diciptakan Barat tidak memberi ruang yang bebas
kepada pengetahuan lain untuk berkembang. Generasi terdidik di negara berkembang
diarahkan sedemikian rupa menjadi agen dan penjaga sistem pengetahuan Barat. Dan bukan
hanya cara berfikir saja yang diarahkan, tetapi gaya hidupnya pun dikendalikan.

Hegemoni pengetahuan Barat terlihat jelas ketika kaum terdidik di negara berkembang
dengan setia dan tidak sadar menyebarkan dan membela nilai-nilai dan institusi Barat seperti
demokrasi, civil society, hak asasi manusia. Semua yang datang dari Barat diterima sebagai
nilai-nilai universal yang merupakan produk peradaban terbaik yang harus diikuti.

3. Isu Terorisme

Aktualiasi paling kontemporer dari clash of civilization adalah isu terorisme yang sedang
gencar-gencarnya dipropagandakan Barat untuk menyudutkan dan mendiskreditkan Islam.
Dipicu oleh serangan 11 September atas World Trade Cantre (WTC), AS dan sekutunya seakan
mempunyai mandat penuh untuk menyerang kelompok-kelompok Islam yang dinilai radikal
dengan dalih memberantas terorisme. Agresi AS di Afganistan dan Irak adalah bagian dari
perang melawan terorisme yang dilakukan AS dan Barat.

Perang melawan terorisme hanyalah sekadar dalih dari ambisi AS dan Barat untuk
menguasai negara-negara Muslim yang selama ini potensial untuk melakukan perlawanan
terhadap Barat. Dan yang lebih menyedihkan, agenda perang melawan terorisme itu diterima
oleh mayoritas negara-negara Muslim sebagai agenda bersama. Bahkan pemerintah RI

8
langsung meresponnya dengan mengeluarkan UU anti-terorisme yang menimbulkan
kontroversi itu serta tidakan-tindakan lain yang menyudutkan umat Islam seperti rencana
membuat sidik jari santri dan lain-lain.

Dampak isu terorisme yang dialami oleh umat Islam yang tinggal di Barat sungguh besar.
Gerakan mereka selalu dicurigai dan yang lebih menyakitkan adalah stigma sebagai kelompok
teroris yang berpengaruh terhadap relasi sosial mereka.

B. Kondisi Umat Islam

1. Terpecah belah dan diskonsolidasi

Adanya hadis yang menyebut bahwa umat Islam akan terbagi menjadi tujuh puluh tiga
golongan dan yang selamat hanya satu, seolah menjadi alasan normatif bagi umat umat Islam
untuk tidak bersatu. Realitas umat yang majemuk, terdiri dari beragai aliran pemikiran dan
golongan serta berbagai kelompok gerakan tidak disikapi secara bijak oleh umat Islam sebagai
sebuah keniscayaan sejarah, tetapi malah dijadikan alasan untuk mengutuk, menyesatkan,
menafikan dan menyerang kelompok lain.

Suasana tidak harmonis antar umat Islam tidak saja terjadi di level bawah, tetapi pada level
antar negara Islam. Arab Saudi, misalnya, tampak tidak begitu simpati apalagi tergerak secara
kongret untuk melakukan pembelaan terhadap Hizbulloh yang diserang Israel, gara-gara
Hizbulloh berpaham Syi’ah.

Belum lagi “pertarungan” antara kelompok konservatif salafi dengan gerakan-gerakan


Islam modernis internasional, seperti Ikhwan al-Muslimin dan Hizb at-Tahrir, antara kelompok
Islam pro pemerintah dengan kelompok Islam radikal di Mesir, Aljazair, Sudan, Somalia,
Pakistan dan sebagainya. Aneka konfilk itu sangat jelas melemahkan kekuatan Islam dan
menguntungkan kelompok Barat yang selama ini sedang giat-giatnya membuat Islam lemah
melalui politik adu domba.

Di level nasional Indonesia, dapat disaksikan betapa umat Islam tidak mempunyai satu
ritme gerakan untuk melaksanakan agenda umat melawan musuh bersama Islam. Atau jangan-
jangan musuh bersama (common enemy) itu tidak pernah terpikirkan oleh umat Islam sehingga
justru yang menjadi musuh adalah kelompok Islam lain. Sinergitas antar gerakan Islam tidak

9
tampak dan yang muncul adalah egoisme kelompok, seolah hanya dengan kelompoknya sendiri
seluruh persoalan umat Islam dapat dipecahkan.

2. Terpenjara oleh kesadaran magic (tahayul)

Salah satu akibat yang dimunculkan oleh kesadaran macam ini adalah mejadikan umat
Islam anti terhadap ilmu pengetahuan. Padahal, kemajuan yang dicapai Barat dan yang lantas
digunakannya untuk menyerang Islam adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia
Islam terlena dengan kesadaran magic, dan menganggap seolah-olah semua persoalan umat
dapat diselesaikan dengan perilaku yang bersumber dari kasadaran macam itu.

Ketika Allah mengingatkan bahwa setan adalah musuh yang nyata, maka banyangan umat
tentang sosok setan adalah makhluk halus yang suka membuat orang kesurupan atau hantu di
malam hari semata. Umat tidak sadar bahwa manusia pun bisa menjadi setan yang tingkah
polahnya bisa jauh lebih dahyat efeknya bagi kehidupan. Amerika dan Barat, yang sewenang-
wenang terhadap Islam apa bukan setan namanya? Majikan yang suka memeras buruhnya, apa
tidak bisa digolongkan menjadi kelompok setan? Penguasa yang dzalim dan korup apa bukan
kelompok setan? Jika mereka adalah sosok setan, lantas apa bisa melawannya hanya dengan
kekuatan-kekuatan magic? Kalau umat Islam mau meniru Iran, dengan bekal ilmu pengetahuan
dan teknologinya, mengantarkan Iran menjadi satu-satunya kekuatan Islam yang paling
ditakuti Barat. Bahkan konon, Iran termasuk salah satu dari tiga negara di muka bumi ini yang
bebas dari intervensi Amerika.

3. Stategi gerakan yang lemah

Di samping gerakan Islam lemah dalam konsolidasi, mereka juga lemah dalam menyusun
strategi gerakan sehingga tidak efektif dalam mengusung agenda Islam. Gerakan Islam lebih
tertarik dengan membuat program yang bisa memperbesar anggota ketimbang program yang
langsung menyentuh persoalan umat. Sehingga program pemberdayaan masyarakat, advokasi
terhadap mereka yang tertindas atau membangun kekuatan ekonomi serta politik umat Islam
menjadi terlupakan.

Pola-pola gerakan yang dilakukan umat Islam masih bertahan dalam pola konvensional
yang tradisionalis dan anti kemajuan. Sarana-sarana modern belum dimanfaatkan secara

10
maksimal oleh gerakan Islam, kecuali hanya beberapa saja. Kondisi ini yang membuat umat
Islam sering gamang dalam menghadapi musuh-musuh Islam yang pola gerakannya demikian
canggih.

Gerakan Islam juga lebih cenderung hanya bisa membuat gerombolan dan kerumunan
ketimbang gerakan efektif yang langsung bisa menembak sasaran dengan tepat. Akibatnya,
beberapa agenda gerakan Islam itu hanya efektif di tingkat isu tetapi tidak terasa di tingkat
aplikasi kongkretnya. Gerakan anti pornografi dan pornoaksi di Indonesia misalnya, bisa
dijadikan cermin tentang hal ini.

C. Pengaruhnya di Level Nasional dan Lokal

1. Mayoritas jumlah tetapi miskin peran

Kalau boleh bertanya jujur, siapa yang mengendalikan negeri ini? Umat Islamkah, atau
umat Islam hanya menjadi sekadar komoditi untuk diperjual belikan. Dalam bidang politik,
siapa yang berkuasa? Mereka memang beragama Islam, tetapi apakah mereka dengan serius
melaksanakan agenda gerakan Islam? Dalam bidang ekonomi sudah jelas yang berkuasa adalah
kelompok kapitalis. Mereka memang kemudian ramai-ramai melakukan Islamisasi ekonomi
dengan membuka fasilitas ekonomi syari’ah, tetapi upaya ini bisa ditebak hanya
menguntungkan kelompok mereka dan umat Islam hanya menjadi komoditi.

Dalam bidang pendidikan, sekolah mana, atau perguruan tinggi mana yang lebih unggul?
Padalah ini adalah bidang strategis untuk mempersiapkan generasi masa depan Islam yang siap
bersaing dengan mereka.

2. Gamang dalam menghadapi deislamisasi

Proses deislamisasi khususnya di kalangan generasi umat Islam terasa kian gencar. Tidak
hanya Kristenisasi, tetapi demoralisasi juga sedang dilancarkan dengan dahsyat ke dalam tubuh
umat Islam. Dan sayangnya, kondisi semacam ini dihadapi oleh umat Islam dengan tidak serius
dan tidak efektif. Kristenisasi yang demikian canggih dan multi approach (dengan berbagai
cara dan pendekatan) lebih banyak dihadapi umat Islam dengan mengeluh dan mengutuk.

11
Gelombang liberalisasi moral ditengah-tengah generasi muda Islam juga sering dihadapi
secara fregmented (terpilah-pilah) dan tidak komprehensif (menyeluruh). Akibatnya, generasi
muda Islam kian hari kian menjauh dari ajaran Islam. Ini adalah problem budaya yang harus
dihadapi dengan counter hegemonic culture (melawan budaya dominan), dan tidak semata-
mata persoalan split personality (ketidak shalihan individu).

3. Berkubang dalam konflik

Akibat dari politik pecah belah yang dilakukan Barat, terasa sampai di tingkat lokal dan
akar rumput (grassroot). Umat Islam menjadi saling curiga antara satu kelompok dengan
kelompok lain bahkan sampai terjadi konflik yang berdarah-darah.

Saking curiganya dengan kelompok lain, hal-hal yang semestinya bukan ajang konflik
menjadi media efektif untuk menyulut konflik. Perbedaan furuiyah, manhaj gerakan, manhaj
dahwah dan tarbiyah menjadi lahan subur untuk saling menafikan bahkan mengkafirkan.

Apalagi jika sudah memasuki wilayah politik, sungguh sangat sulit untuk tidak terjadi
konflik. Kerusuhan yang terjadi di Madura beberapa tahun silam diakibatkan oleh berbedaan
aspirasi politik walaupun mereka sama-sama Islam dan sama-sama NU. NU dan
Muhammadiyah juga pernah hampir terjadi kerusuhan besar hanya saat berbeda dalam sikap
politik.

D. Solusi Strategis

1. Rekonsolidasi

Konsolidasi perlu dilakukan kembali umat Islam agar kondisinya tidak semakin parah.
Konsolidasi ini meliputi konsolidasi pemahaman dan konsolidasi gerakan. Konsolidasi
pemahaman artinya diupayakan adanya pemahaman yang sama diantara umat Islam atas
persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi umat. Dan konsolidasi gerakan maksudnya
adalah adanya sinergitas anta gerakan Islam walaupun masing-masing bergerak dengan cara
dan strateginya sendiri.

Konsolidasi pemahaman dilakukan melalui cara-cara silatururahmi dialogis yang intensif


antar gerakan Islam yang membahas tentang topik persoalan umat bukan membahas perbedaan

12
khilafiyah antar mereka. Dari konsolidasi ini muncul rumusan tentang common enemy (musuh
bersama) umat Islam yang harus dihadapi dengan terencana, sistemik dan sinergis antar
gerakan Islam. Dari konsolidasi ini pula akan terkikis saling curiga dan yang muncul adalah
saling percaya dan saling mendukung.

Konsolidasi gerakan perlu dilakukan untuk menghadapi secara bersama common enemy
umat Islam. Bersama itu tidak musti harus dalam satu tenda gerakan, tetapi bisa dilakukan
dengan berbagai gerakan dari masing-masing gerakan Islam yang saling bersinergi dan
menyempurnakan. Muhammadiyah dan NU telah merintis gerakan anti korupsi secara
bersama-sama, ini tentu langkah maju dilihat dari sejarah Nu dan Muhammadiyah yang selalu
curiga dalam gerakan dan selalu konflik dalam persoalan furuiyah.

2. Membangun keadilan sosial dan ekonomi umat

Upaya ini penting untuk mengangkat derajat kesejahteraan umat sehingga umat lebih
terberdaya dalam konteks kehidupan kekinian yang persoalannya kian komplek. Kristenisasi
sukses karena umat Islam sebagian masih miskin dan bodoh. Kemiskinan dan kebodohan
akibat mereka tidak mempunyai akses yang cukup terhadap peningkatan tarap ekonomi dan
pendidikan. Umat Islam mudah dipecah belah juga akibat kebodohan dan kemiskinan yang
menimpa meraka. Akibat miskin dan bodoh ini pula, umat Islam hanya menjadi komuditas
politik dan ekonomi.

Membangun keadilan sosial dan ekonomi umat dimulai dengan melaksanakan rukun Islam
Islam keempat yaitu zakat. Tetapi zakat disini harus benar-benar difungsionalisasi untuk
pemberdayaan masyarakat, tidak hanya sekedar ritual mensucikan harta. Ekonomi Islam juga
perlu digerakkan agar umat bebas dari dampak kapitalisme yang sarat riba dan penuh nuansa
perjudian. Dampak kapitalisme ini pula yang menyebabkan jurang cukup dalam antara
kelompok kaya dan kelompok miskin.

3. Membangun mobilitas sosial

Kekuatan umat Islam harus mampu dimobilisasi untuk mengisi ruang-ruang kehidupan
masyarakat. Umat Islam dalam hal ini harus menyiapkan generasi yang melek pengetahuan
dan teknologi, sehingga segenap bidang kehidupan bangsa dan masyarakat ini diisi oleh

13
generasi Islam yang siap menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Umat Islam dalam
memperjuangankan Islam jangan hanya terkonsentrasi di mimbar-mimbar masjid, tetapi harus
menyebar di bidang ekonomi, politik, hukum, sain dan teknologi, pemerintahan da sebagainya.
Tetapi harus ada komitmen diantara meraka, bahwa keberadaan mereka di segep lini kehidupan
itu adalah dalam rangka menggerakan agenda Islam sebagai agama rahmat.

Membangun mobilitas sosial harus dimulai dari bagaimana membangun sistem pendidikan
umat. Sistem pendidikan sekuler yang anti spiritualitas harus dibenahi dengan sistem
pendidikan terpadu antara ilmu agama dan ilmu umum. Keberadaan masjid dalam hal ini dapat
dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan spiritual generasi muda Islam saat mereka terlibat
intens dengan ilmu-ilmu sekuler.

E. Harapan akhir

Dari segenap upaya-upaya memperbaiki kondisi umat Islam, terbersit harapan untuk
bagaimana umat islam ini menjadi:

a. Umat yang satu, tidak tercerai berai, walaupun berada dalam berbagai kelompok gerakan.
b. Umat yang maju, tidak terkungkung oleh alam pikiran tahayul, tetapi semangat untuk
mendalami ilmu pengetahuan sebagai bekal melawan hegemoni pengetahuan Barat yang
sekuler dan liberal.
c. Umat yang dermawan, umat yang gemar untuk membantu sesama saudaranya yang
membutuhkan, sehingga masing-masing umat mendapat kesempatan untuk mengakses
pendidikan sebagai bekal memberantas kebodohan umat dan dapat hidup layak.
d. Umat yang sederajat, tidak ada lagi umat yang merasa lebih unggul dari yang lain, yang
masing-masing dapat bersinergi dalam memperjuangkan Islam.

F. Peranan Mahasiswa

1. Mahasiswa memiliki peran sebagai intelektual akademisi. Ini memang tugas mahasiswa
yang seharusnya dimiliki. Seorang mahasiswa intelektual akademisi selayaknya tidak
hanya memiliki kecerdasan intelektual saja, tapi juga kecerdasan spiritual. Sebagaimana
kita tahu Indonesia banyak memiliki orang-orang pintar tapi sedikit memiliki orang-orang
pintar bermoral. Akibatnya kerusakan terjadi dimana-mana karena segala sesuatu tidak
diseimbangkan antara fikiran logika rasional dan spiritual kepada Allah SWT.
Kinilah saatnya mahasiswa menjadi motor penggerak dan pelopor perubahan. Dimulai
dengan serius menimba ilmu, mengentalkan islam dalam hati, dan buktikan dengan amalan

14
terbaik. Jangan hanya sibuk mengkritik orang tapi kritik lah diri sendiri apakah sudah baik
diri ini mengemban amanah sebagai mahasiswa. Jangan sibuk menjelek-jelekan orang tapi
lihat diri adakah keburukan yang hendaknya tidak ada pada diri kita sebagai pemuda
harapan bangsa. InsyaAllah mahasiswa muslim intelektual akan menjadi solusi dari
persoalan umat islam saat ini.
2. Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan (agent of change). Mahasiswa yang
berpendidikan akan menjadi faktor peubah dalam masyarakat kedepan. Apa yang dilakukan
mahasiswa saat ini akan menjadi cerminan bangsa di masa yang akan datang. Jika saat ini
mahasiswa berleha-leha, malas, dan urung belajar maka hasilnya akan berakibat buruk pada
masa depan bangsa. Sebaliknya jika mahasiswa rajin, terus belajar, tiada henti berjuang
membela keadilan dan kebenaran maka dapat ditebak kemudian, bangsa ini akan menjadi
bangsa yang jaya. Semua itu sekali lagi bermula dari diri kita masing-masing. Maukah kita
menjadi agent of change menuju kebaikan ummat? Tentu tidaklah mudah menjadi agen
perubahan di tengah gejolak multidimensi seperti saat ini. Tapi inilah perjuangannya.
Semakin sulit cobaan yang Allah beri maka surga adalah jaminannya. Allah tidak akan
memberikan cobaan melebihi kemampuan ummatnya.
3. Mahasiswa berperan sebagai calon pemimpin masa depan. Demi waktu yang terus-menerus
menerjang tanpa ada yang mampu menghentikannya, maka regenerasi merupakan
keniscayaan kehidupan. Demikian pula dengan kelangsungan kehidupan bangsa dan
negara. Bangsa ini membutuhkan regenerasi, mengganti generasi terdahulu dengan
generasi baru dengan semangat baru (arruhul jadiid). Disinilah mahasiswa disiapkan untuk
menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Mahasiswa harus siap dengan segala tuntutan
yang harus dimiliki untuk mengemban amanah sebagai calon pemimpin masa depan.
Pemimpin bertakwa, berwawasan luas, dan memiliki kemampuan memimpin yang baik
merupakan pemimpin harapan bangsa dan agama.
4. Sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada
pada suatu kaum. Sebagai mahasiwa dakwah, Aksi turun ke jalan sebagai fungsi
pengabdian dari tridarma perguruan tinggi bukanlah hal yang efektif. Kita mempunyai
tugas yang yang lebih dari sekedar aksi. Terminologi yang kita punya adalah Tabligh, tidak
sekedar Dakwah billisan saja. Media massa merupakan sarana yang efektif untuk
melakukan tugas tabligh kita. Tabligh dalam artian amar ma’ruf, belum sempurna apabila
tidak kita barengi dengan nahi munkar. Dalam nahi munkar inilah kedudukan mahasiswa
dakwah sebagai pemantau media.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikianlah, bahwa dengan kondisi yang terjadi denganumat Islam saat ini,
permasalahannya yang kompleks tidak boleh menjadikan umat berputus asa, malah hal ini
menjadi tantangan besar bagi umat, khususnya intelektual muslim untuk mengupayakan
tercipanya kesadaran bersama dan usaha-usaha berbaikan yang sinergi antar seluruh elemen
muslim. Dan hanya dengan bersungguh-sungguh sajalah langkah-langkah menuju
terbentuknya peradaban Islam dan pengembalian kejayaan Islam itu dapat terwujud.

B. Saran

Berpegang teguhlah kepada kitab Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Jadilah orang
yang punya akan prinsip sehingga pengaruh apapun darimanapun tidak akan mempengaruhi
diri kita sendiri. Boleh mengikuti perkembangan zaman namun harus tahu batasan-batasannya
sampai sejauh mana sehingga bisa mentrigger diri kita untuk tetap menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Isma’il Raji al Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, Pustaka, Bandung, 1995


Prof. Abdul Rahman H Habanakah. 1995. Metode Merusak Akhlak dari Barat. Jakarta : GIP
Garaudy, R. 1997. Zionis Sebuah Gerakan Agama dan Politik. Jakarta : GIP.
Yakan, Fathi. [1993]. Globalisasi Telaah dan Peran Islam Terhadap Tatanan Dunia Baru.
http://hermawaneriadi.com/problematika-umat-islam-dan-alternatif-solusinya.html.%5B05-
Mei-2014
http://syaifhullah.blogspot.com/2013/05/problematika-ummat.html [05-Mei-2014]
https://www.kompasiana.com/1999/5aa518e3cbe52351245c43b2/keadaan-umat-muslim-saat-
ini
https://jasamakalahrahmat17.wordpress.com/2014/12/31/makalah-problematika-umat/
https://sites.google.com/site/makalahpai/tantangan-umat-islam-kontemporer-dan-solusinya
http://afnidwiulfa.blogspot.com/2015/10/makalah-problematika-ummat-islam.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai