Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
i
Daftar Isi
ii
b. Menemukan titik temu............................................................................ 45
c. Dalam Lintas Perseberangan .................................................................. 49
BAB III ................................................................................................................. 51
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 51
A. Kesimpulan ............................................................................................. 51
B. Saran ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1
5. Bagaimana sejarah terbentuknya ISDV?
6. Siapa pendiri dari ISDV?
7. Apa itu PKI?
8. Bagaimana awal terbentuknya PKI?
9. Siapakah pendiri PKI?
10. Apa hubungan SI, ISDV, dan PKI?
Adapun dari rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan-tujuan dari
penulisan makalah adalah sebagai berikut :
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat membantu dalam
mengupas serta mengetahui, dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana
hubungan dan sejarah antara Syarikat Islam (SI), ISDV, dan PKI yang ada di
Indonesia.
2
BAB II
ISI
Syarikat Islam (SI), atau Sarekat Islam, dahulu bernama Sarekat Dagang
Islam (SDI) didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi. SDI
merupakan organisasi yang pertama kali lahir di Indonesia, pada awalnya
Organisasi yang dibentuk oleh Haji Samanhudi dan kawan-kawan ini adalah
perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang menentang politik Belanda memberi
keleluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat
pada masa itu.
Pada kongres pertama SDI di Solo tahun 1906, namanya ditukar menjadi
Sarikat Islam. Pada tanggal 10 September 1912 berkat keadaan politik dan sosial
pada masa tersebut HOS Tjokroaminoto menghadap notaris B. ter Kuile di Solo
untuk membuat Sarikat Islam sebagai Badan Hukum dengan Anggaran Dasar SI
yang baru, kemudian mendapatkan pengakuan dan disahkan oleh Pemerintah
Belanda pada tanggal 14 September 1912.
3
keputusan tertinggi organisasi tersebut, Syarikat Islam kembali ke khittahnya
sebagai gerakan dakwah ekonomi.
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, maka pada tahun 1911
didirikanlah perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang awalnya diberinama
Sarekat Dagang Islam (SDI) di kota Solo oleh Haji Samanhudi. Haji Samanhudi
sendiri adalah seorang pengusaha batik di Kampung Lawean yang mempunyai
banyak pekerja. Perkumpulan ini semakin berkembang pesat ketika
Tjokroaminoto memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama perkumpulan
itu menjadi Sarekat Islam. Kata ―Dagang‖ dalam Serikat Dagang Islam
dihilangkan dengan maksud agar ruang geraknya lebih luas tidak dalam bidang
dagang saja.
b. Latar belakang
4
Faktor ekonomi, yaitu untuk memperkuat diri menghadapi Cina yang
mempermainkan penjualan bahan baku batik
Faktor agama, yaitu untuk memajukan agama Islam.
c. Tujuan dibentuknya SI
5
Adapun faktor-faktor perkembangannya, yaitu :
6
ini diambil ketika ia akan mengakhiri masa jabatannya.Sementara itu, Idenburg
digantikan oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum (1916-1921). Jenderal
Van Limburg baru bersikap agak simpatik terhadap Sarekat Islam.
Namun sebelum Kongres Sarekat Islam Kedua tahun 1917 yang diadakan
di Jakarta. Muncul aliran revolusioner sosialistis (bercorak demokratis) yang
selalu siap berjuang dipimpin oleh Semaun dan Darsono yang merupakan pelopor
penggunaan senjata dalam berjuang melawan imperialisme yaitu teori perjuangan
Marx. Pada saat itu Semaun menduduki jabatan ketua pada SI lokal Semarang.
Timbulah pertentangan antara pendukung paham Islam dan paham Marx sehingga
terjadilah perdebatan antara H.Agus Salim-Abdul Muis dengan pihak Semaun.
Dalam Kongres itu diputuskan pula tentang keikutsertaan partai dalam Voklsraad
(Dewan Rakyat). Dengan HOS Tjokroaminoto (anggota yang diangkat) dan
Abdul Muis (anggota yang dipilih) mewakili Sarekat Islam dalam Volksraad
tersebut.
7
PSI yang merupakan anggota federasi PPPKI,lambat laun tidak senang
terhadap badan federatif itu.Dalam kongres PPPKI akhir bulan Desember 1929 di
Solo, Mohammad Husni Thamrin menyatakan bahwa ia sangat keberatan terhadap
sikap PSI cabang Batavia yang tidak ikut serta dalam rapat-rapat protes PPPKI
terhadap poenale sanctie (sanksi hukuman yang diberikan bila para kuli
melanggar kontrak/melarikan diri) yang diadakan bulan september sebelumnya
(tahun 1929). Menanggapi kritik itu, maka PSI mengancam akan keluar dari
PPPKI.Kemudian salah satu keputusan kongres PSI tahun 1930 adalah mengubah
nama PSI menjadi PSII(Partai Sarekat Islam Indonesia). Perubahan itu dilakukan
untuk menunjukkan bahwasanya PSII sangat berbakti terhadap pembentukan
Negara Kesatuan Indonesia.
e. Kemunduran PSII
Bulan Juli dan Agustus 1930 hubungan PSII dengan golongan nasionalis
non agama memburuk dikarenakan terdapat serangkaian tulisan di surat kabar
Soeara Oemoem yang ditulis oleh banyak anggota PPPKI.Tulisan-tulisan tersebut
ditafsirkan sebagai penghinaan terhadap keyakinan PSII.Hal tersebut
menyebabkan tanggal 28 Desember 1929(tidak menunggu kongres) PSII
mengumumkan keluar dari PPPKI.Alasannya yaitu karena Pasal 1 Anggaran
Dasar PPPKI berlawanan dengan anggaran dasar PSII yang memperbolehkan
keanggotaan bagi semua orang islam apa pun kebangsaannya.Juga alasan lainnya
karena kelompok studi umum di Surabaya kurang menghormati agama
Islam;perkumpulan-perkumpulan lain anggota PPPKI selalu bertengkar karena
perkumpulan-perkumpulan itu menentang poligami sehingga PSII pecah menjadi
beberapa partai kecil dan PSII selanjutnya menjalin hubungan yang lebih erat
dengan organisasi islam lainnya.
8
Wiryosanjoyo dan Suryopranoto dipecat dari PSII. Pertengahan bulan Mei 1933
berdiri partai baru di Yogyakarta bernama Partai Islam Indonesia (Parii). Partai ini
bertujuan ke arah harmonis dari nusa bangsa atas dasar agama islam dan pada
waktu itu Parii dipimpin oleh dr. Sukiman namun partai ini berumur
pendek.Tahun 1935 Cokroaminoto meninggal dunia, dan muncul suara-suara
bahwa Parii mau bergabung lagi dengan PSII. Namun, untuk bergabung kembali
masih ada halangan karena H. Agus Salim menjadi ketua PSII menggantikan
Cokroaminoto. Perselisihan dalam partai terus bertambah. H. Agus Salim
menghendaki agar PSII bekerjasama dengan pemerintah yang sebelumnya PSII
bersikap nonkooperasi yang menyebabkan PSII dibatasi geraknya.Sehingga
tanggal 7 Maret 1935 H.Agus Salim mengusulkan agar PSII membuang sikap
nonkooperasi. Hal tersebut mengakibatkan perpecahan dalam pimpinan PSII.
9
Selanjutnya kongres ke 23 di Bandung yang diadakan tanggal 19-25 Juli
1937 antara lain memutuskan mencabut pemecatan atas anggota yang telah
dikeluarkan dari PSII.Mereka diberi kesempatan untuk kembali ke PSII. Maka,
pada 17 September 1937 PSII bersatu kembali dengan partai asal. Mereka yang
kembali bergabung ke PSII yaitu Dr.Sukiman, Wali Al-Fatah dan lainnya.
jika PSII mau melepaskan asas hijrah, asas itu tidak boleh dijadikan asas
perjuangan melainkan hanya taktik perjuangan;
semata mata hanya mengerjakan aksi politik sedang pekerjaan sosial
ekonomi harus diserahkan kepada perkumpulan lain;
secepatnya mencabut disiplin partai terhadap Muhammadiyah.Namun,PSII
menolak permintaan itu.
10
Pada kongres PSII di Palembang tahun1940 diputuskan menyetujui
pemecatan atas S.M.Kartosuwiryo. Setelah dipecat,permulaan tahun 1940
Kartosuwiryo mendirikan Komite Pertahanan Kebenaran PSII yang mana tanggal
24 Maret 1940 mengadakan rapat umum di Malangbong, Garut. Dalam rapat
itu,diterangkan bahwa akan dijalankan ―politik hijrah‖ juga disiarkan keputusan
untuk mengadakan suatu ―suffah‖ yaitu suatu badan yang mendidik menjadi
pemimpin-pemimpin yang ahli. Sehingga berdirilah PSII kedua, dalam hal ini
bendera dan nama PSII dipakai dengan menggunakan asas dan anggaran dasar
yang sama.Dalam kelompok ini sudah nampak cita-cita teokratis islam yang
nantinya akan menjadi dasar perjuangan Darul Islam Kartosuwiryo. Namun,
kesempatan untuk berkembang lenih lanjut lagi terhambat karena keadaan perang.
Maka tanggal 10 Mei 1940 karena keadaan darurat habislah riwayat kedua partai
tersebut dibidang politik.
11
pemikiran masyarakat muslim bumiputera yang sebelumnya telah memluk agama
Islam.
12
yang saat itu diberlakukan oleh Gubernur Jenderal Idenburg tahun 1909.
Diberlakukanya Kristenisasi di Indonesia adalah sebagai upaya untuk menekan
laju perkembangan Islam di Indonesia.
Sebagai upaya untuk menekan laju kristenisasi, para kyai, haji, dan ulama
membentuk perkumpulan sebagai wadah persatuan umat Islam bumiputera.
Seperti halnya H. Samanhudi, H.O.S Tjokroaminoto, H. Agus Salim serta
berbagai tokoh lainnya melalui organisasi Sarekat Islam (SI), mereka bergerak
bersama bumiputera lainnya melawan bentuk-bentuk kolonialisme serta
Kristenisasi yang dilakukan oleh Belanda. SI dalam perjuangannya juga dibantu
oleh para tokoh beserta organ Islam lainnya seperti H. Achmad Dahlan dengan
Muhammadiyah; K.H Wahab Hasbullah dan K.H Hasyim Asy‘ari dengan Tswiful
Anwar dan Nahdlatul Ulama (NU), serta berbagai tokoh dan organ Islam lain
yang juga mendukung arah perjuangan SI. Selain itu jumlah haji yang bergabung
dalam SI mencapai 10% dari keseluruhan anggotanya saat itu
b. SI di Berbagai Daerah
13
Pengesahan terhadap SI beserta syarat-syarat kelembagaannya diterima
oleh Tjokroaminoto sebagai Hoofdbestuur SI. Melihat kenyataan yang dapat
mengganggu stabilitas SI, Tjokroaminoto mengamil keputusan untuk
melaksanakan Kongres Nasional SI pertama di Bandung tanggal 17-24 Juni 1916.
Kongres tersebut bertujuan untuk membentuk Central Serikat Islam (CSI). CSI
dibentuk sebagai federasi dari berbagai SI lokal yang tersebar di seluruh
nusantara. CSI secara struktural dipegang oleh Tjokroaminoto dengan berbagai
variasi kepengurusan dalam setiap tahun pergantiannya.
14
seluruh Nusantara. Tjokroaminoto memandang sudah saatnya bumiputera untuk
menentukan pemerintahannya sendiri seperti yang dicita-citakan, diungkapkannya
dalam pidatonya dalam bahasa Belanda:
Wij hebben ons ras lief en met de kracht van de leer van onzen godsdienst (Islam)
doen wij ons best om allen of het grootste gedeelte van onze bangsa een te maken,
wij hebben lief het land, dat ons geboren zag en wij hebben lief het gouvernement,
dat ons beschermt. Daarom zijn wij niet beschrood om op alles, wat eij denken
goed te zijn, de aandacht te vestigen, en te vragen het geen wij denken dat ons
ras, onzen geboortegrond en ons gouvernement zal kunnen verbeteren.
Kita mencintai bangsa kita dan dengan ajaran agama kita (Islam), kita
berusaha sepenuhnya untuk mempersatukan seluruh atau sebagian besar bangsa
kita. Kita mencintai negeri yang telah menyaksikan kelahiran kita, dan kita
mencintai pemerintah yang melindungi kita. Maka dari itu kita pun tidaklah
segan-segan untuk meminta perhatiaannya terhadap apa yang kita anggap baik,
dan meminta segala sesuatu yang kita anggap dapat memperbaiki bangsa kita,
tanah air kita, dan pemerintahan kita.
15
upaya agar bumiputera tetap mendukung kebijakan Belanda. Sebagai upaya untuk
merealisasikan kompromi Belanda terhadap bumiputera di masa perang tersebut,
Van Limburg Stirum sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1916-1920)
memulai usaha pembentukan Volksraad.
16
perkebunan tebu dikonversi kepada persawahan padi. Tuntutan ini diusulkan
dalam sidang Volksraad tanggal 20 Februari 1919. Meskipun tuntutan dikurangi,
tetapi usulan tetap ditolak. Ditolaknya usulan Tjokoroaminoto terkait dengan
situasi bumiputera, akhirnya mengundang reaksi dari anggota SI lainnya. Salah
yang menuntut agar perwakilan SI ditarik dari Volksraad.
Tahun 1916 menjadi awal perpecahan SI, friksi tersebut dimulai ketika
wacana keterlibatan SI dalam Volksraad digulirkan dan mendapat reaksi beragam
dari internal SI. Pentolan SI Semarang, Semaoen, Darsono, Baars, dan kawan-
kawan, melakukan aksi pengecaman terhadap kebijakan SI yang masuk ke dalam
Volksraad. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Semaoen:
17
terhadap buruh. Upaya perjuangan melalui buruh juga sangat berdasar, pasalnya
karena kapitalisasi industri Belanda menyeret bumiputera dalam keterpurukan
ekonomi, sosial, dan politik.
18
Demokratie Vereenigging (ISDV). Ketika melihat perkembangan Komunisme di
Semarang berkembang, ia memutuskan pindah ke Semarang.
Gagasan utama yang menjadi dasar ideologi Sosialisme adalah ajaran Karl
Marx. Gagasan dasr Marxisme meliputi dua hal. Pertama, Teori Sosial, Marxis
melihat bahwa susunan masyarakat pada zaman mana pun secara fundamental
ditentukan oleh metode-metode produksi dan distribusi kekayaan. Berbagai
lembaga serta gagasan yang ada dalam masyarakat pada dasarnya berfungsi untuk
mempertahankan kepentingan kelas yang memiliki dan mengontrol alat-alat
produksi atau bentuk utama kekayaan. Dengan demikian, kelompok atau kelas
pemodal inilah yang menguasai struktur sosial untuk kepentingannya. Kedua,
Filsafat Sejarah Marxis melihat bahwa perubahan masyarakat pada dasarnya
bukan ditentukan oleh konflik gagasan seperti halnya pemikiran Friedrich Hegel,
akan tetapi akan tetapi, peruabahan masyarakat ditentukan oleh konflik ekonomi,
anatara kepentingan ekonomi kelas yang memerintah dengan kelas yang
diperintah, pertarungan kelas sosial. Sederhananya, Komunisme menghendaki
kepemilikan negara dalam hal semua kekayaan, termasuk di dalamnya, baik
barang produksi maupun barang-barang konsumsi. Untuk mencapai perubahan
tersebut, Komunisme menghendaki perubahan secara radikal dan revolusioner.
Gagasan Marxis sesuai dengan kondisi rakyat Nusantara saat itu yang
sedang mengalami penindasan kelas oleh Pemerintah Kolonial Belanda, sehingga
banyak aktivis SI yang terpengaruh konsep dan pola gerakan Komunisme, di
antaranya Semaoen, Darsono, dan Tan Malaka dan lain-lain. Realitas sosial ini
memunculkan berbagai kajian tentang Marxis sehingga pola gerakan SI –terutama
SI Semarang- berubah lebih revolusioner. Gerakan revolusioner SI terwujud
dalam bentuk aksi pendampingan dan pembentukan serikat buruh di berbagai
industri.
19
berbagai daerah. ISDV dan VSTP menjadi penyokong perjuangan Semaoen
tersebut. Pergerakan buruh yang dilakukan menjadi garda terdepan menentang
semua kebijakan Pemerintah Hindia Belanda, gerakan ekstra parlementer yang
dilakukan SI Semarang berlangsung selama tahun 1917-1918. Pada masa ini
terjadi krisis ekonomi, yang disebabkan meningkatnya laju inflasi sebagai dampak
dari Perang Dunia I. Inflasi ini menyebabkan penurunan nominal upah buruh dan
meningkatnya harga barang.
Pemogokan adalah aksi yang dipilih oleh gerakan buruh yang dimotori SI
Semarang untuk menekan para pemilik modal agar segera meningkatkan upah.
Beberapa rangkaian pemogokan dilakukan, di antaranya pemogokan buruh pabrik
perabotan, buruh cetak, buruh pabrik mesin jahit Singer, buruh bengkel mobil,
buruh transportasi uap dan perahu. Masing-masing rangkaian pemogokan yang
dipelopori SI Semarang meluas ke berbagai daerah, Batavia, Bandung, Surabaya,
dan sebagainya.
20
Keputusan kongres-3 akhirnya dipertegas dalam Kongres ke-4 tahun 1919,
yaitu menghasilkan keputusan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,
dam ketika Indonesia merdeka, federasi buruh akan berperan sebagai kamar
pertama, sedangkan partai-partai politik berperan sebagai kamar kedua. Selain itu
dalam kongres ini juga disepakati dilakukannya restrukturisasi dan pembentukan
Perkumpulan Pergerakan Kaum Buruh (selanjutnya disebut PPKB) sebagai
federasi dari organ buruh di Indonesia dengan diketuai oleh Semaoen, wakil ketua
Suryopranoto, dan sekretaris H. Agus Salim.
Suryopranoto sebagai wakil ketua PPKB yang juga terpilih sebagai wakil
ketua CSI dalam Kongres ke-4 mendampingi Tjokroaminoto mengusulkan agar
Jogjakarta dijadikan sebagai pusat kedudukan gerakan PPKB. Usulan tersebut
ditolak oleh Semaoen yang menganggap bahwa wacana itu berindikasi untuk
menarik kantong-kantong pergerakan buruh di bawah kendali Tjokroaminoto Cs.
Karena itu kemudian Semaoen menarik kedudukan PPKB ke Semarang dengan
dalih, bahwa ketua memiliki wewenang untuk menentukan kedudukan pusat dari
pergerakan buruh tesebut.
Yang kita inginkan adalah: sama rasa, terlepas dari semua perbedaan
agama. CSI ingin mengangkat persamaan semua ras di Hindia sedemikian rupa
sehingga mencapai (tahap) pemerintahan sendiri. CSI menentang kapitalisme, CSI
tidak akan mentolerir dominasi manusia terhadap manusia lainnya. CSI akan
bekerja sama dengan siapa saja yang mau bekerja demi kepentingan ini. CSI
menginginkan pendidikan sehingga orang dapat bersuara dan menyumbang pada
kesejahteraan Hindia. Pemerintahan sendiri yang suatu saat harus ada di Hindia,
harus melibatkan partisipasi yang sama seperti pemerintahan sendiri di negeri
Eropa. Tidak boleh ada komedi.
21
Diplomasi Tjokroaminoto pada prinsipnya ingin menarik simpati anggota
SI untuk mendukung perjuangan di dalam Volksraad. Bagaimanapun juga, ajakan
kepada semua anggota SI itu terganjal oleh meningkatnya eksistensi Semaoen
dalam mengorganisir para buruh melawan Kapitalisme Belanda. Sebagai upaya
untuk menarik simpati tersebut, Tjokroaminoto juga menyerukan tuntutan yang
sama seperti yang diinginkan oleh pengikut Komunisme serta kembali
menghimbau dukungan para anggota SI dalam perjuangan di Volksraad.
22
Setelah pembentukan Komite Derma di Yogyakarta, akhirnya
Tjokroaminoto Cs mengamankan dan menarik berbagai organ buruh yang berada
di bawah kendalinya. Sementara Semaoen menarik ISDV dan VSTP serta
berbagai organ buruh pengikutnya dari PPKB, berkonsentrasi di Semarang.
Akhirnya Tjokroaminoto sebagai Hoofdbestuur CSI membubarkan sepihak
PPKB.
Terlepas dari friksi yang terjadi di internal SI. Aksi-aksi progressif yang
dilakukan oleh SI dan sayap buruhnya PPKB, mendapatkan perhatian khusus dari
Pemerintah Hindia Belanda. Dalam industri gula, para sindikat gula (Suiker
Syindicat) merasa tersinggung dengan usulan Tjokroaminoto terhadap
pengurangan 50%-80% tanah perkebunan tebu. Kekhawatiran para sindikat gula
dikarenakan Tjokroaminoto memiliki massa yang tidak dapat diremehkan.
Ditambah dengan pemogokan diberbagai daerah yang dimotori oleh PPKB.
Sebagai upaya untuk menekan aksi SI, sindikat gula yang juga tergabung
dalam Personil Economics Bond (PEB), memulai operasi untuk melemahkan SI
dengan mempelopori pembentukan berbagai organ gerakan rakyat dalam
menandingi keberadaan dan pengaruh SI dalam masyarakat. PEB membentuk
organ dari berbagai corak masyarakat bumiputera, seperti Sarekat Hedjo yang
bercorak kejawean, Pamitran di Bandung, Sarekat Pompa di Cimahi, Tolak Bahla
Towil Umur di Tasikmalaya dan Garut, serta organ yang bercorak Islam yaitu
Jamiatul Hasanah, Jamiatul Mutiin, dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Sistem
perekrutan para anggotanya, dilakukan dengan cara memberikan gaji bagi
23
siapapun yang bergabung, dan setelah ditelusuri sumber pendanaan organ-organ
tersebut berasal dari PEB.
Pergerakan SI Semarang yang berpijak pada dua kaki, tidak dapat diterima
baik oleh kalangan SI di bawah kontrol Tjokroaminoto yang pada saat itu terpusat
di Yogyakarta. SI Semarang yang mengusung dasar ideologi Komunisme,
semakin memperlihatkan adanya sifat sekularitas dalam hal agama dan politik.
24
Dengan demikian, terdapat perbedaan pandangan di kedua pihak tentang
penempatan agama dan politik dalam mewujudkan cita-cita perjuangan.
Disiplin partai menjadi keputusan yang tidak dapat ditolak dan harus
dilakukan, karena telah menjadi keputusan kongres. Yang dimaksud dengan
disiplin partai adalah memberikan kesempatan untuk memilih salah satu lembaga
bagi anggota SI yang sebelumnya memiliki keanggotaan ganda dengan PKI.
25
Kudus, Ambarawa, dan Sukabumi yang sebelumnya masuk dalam kelembagaan
ISDV. Penerapan disiplin partai tersebut, secara tegas memisahkan ideologi Islam
dengan ideologi Komunis yang juga memisahkan pusat organ pergerakan masing-
masing ke Yogyakarta dan Semarang.
26
nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV Belanda boleh masuk
Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan Insulinde dan Sarekat Islam
bersifat kelas menengah, tetapi senang dan bersyukur menerima bantuan dari
ISDV, dan hanya kaum sosialis siap membantu pada saat itu.
Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan
Trem (VSTP). Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh yang
pribumi, dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur organisasinya
dengan menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang baik, juga
27
konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu
singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi.
Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan memungkinkan
Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang terpenting di
antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan kereta api yang pada
tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam di Semarang,
dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI.
Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama, kelihatannya
pasif kalau ditindas, petani pada waktu itu pandangannya terbatas oleh
kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan menunjang
program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya bisa
memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani
sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun
dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap, selaras
dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang heterogen, produsen
kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh karena itu kaum
petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin memihak demagogi
28
kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang menawarkan pemecahan
segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi.
Faktor lain yang penting di Indonesia, sebagaimana juga hal ini terjadi di
dunia kolonial secara umum, ialah kelas menengah yang berpendidikan dan
berharta milik – meskipun kecil, mereka ini adalah kekuatan yang signifikan.
Kelas menengah juga sulit memihak program kaum buruh karena hanya bergerak
di bidang politik untuk menahan kepentingan sendiri kepentingan borjuis,
meskipun bertentangan dengan imperialism. Perjuangan bersama mungkin
dilakukan antara kelas buruh dan kelas menengah hanya karena keduanya
menghadapi musuh imperialisme, tetapi tujuan fundamenatal dan metode kelas
menengah berbeda dengan tujuan dan metode kelas buruh. Kelas menengah, atau
bagian-bagian darinya, dapat meninggalkan pemikiran bersifat utopis dan dan
program reaksioner mereka hanya sebab mereka akhirnya mulai insaf bahwa tidak
ada pilihan lain yang praktis, namun kemungkinan ini akan lama prosesnya serta
sangat kontradiktif dengan kelas menengah sendiri.
29
sebagian menurut ISDV, dan bagian lain memihak pimpinan nasional SI. Sesudah
berberapa tahun kontrol pimpinan SI yang kurang cakap mengalami perpecahan,
kecuali di berberapa serikat pegawai (pekerja kerah putih).
b. Henk Sneevliet
Sneevliet juga aktif dalam serikat buruh Belanda, NV dan pada 1911 ia
menjadi ketuanya. Dalam serikat buruh itu, Sneevliet adalah salah seorang
pemimpin yang radikal. Ketika terjadi pemogokan pelaut internasional pada 1911,
beberapa dari serikat buruh Belanda yang lebih radikal ikut serta, namun
kebanyakan dari gerakan itu, maupun mayoritas dari SDAP sendiri,
menentangnya. Bagi Sneevliet, hal ini mengakibatkan ia terasing dari keduanya
dan memperkuat keputusannya untuk meninggalkan Belanda dan pergi ke Hindia
Belanda (sekarang Indonesia).
30
Tak lama setelah beroleh pekerjaan, Sneevliet mendirikan Perhimpunan
Sosial-Demokratik Hindia, ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereniging)
pada tahun 1914. Mula-mula ISDV berintikan 85 orang yang berasal dari dua
partai sosialis di Negeri Belanda, SDAP dan SDP, yang menetap di Indonesia.
Mereka mengintrodusir idea-idea Marxis kepada kaum terpelajar bumiputera yang
sedang mencari jalan untuk melawan kekuasaan penjajah.
31
Pada tahun 1919, ISDV beranggotakan sekitar 400 orang. Dari jumlah
tersebut, ada 25 orang yang berkebangsaan Belanda dan beberapa orang
Tionghoa. Selebihnya adalah kader-kader bumiputera. Pengusiran yang dilakukan
Pemerintah Kolonial terhadap pemimpin-pemimpin dan kader-kader
berkebangsaan Belanda di satu sisi dan kaderisasi terhadap kaum muda
bumiputera di sisi lain, telah membuat ISDV menjelma sebagai organisasi
perjuangan kaum bumiputera Hindia Belanda. Ibu Pertiwi sedang hamil tua. Ia
akan segera melahirkan jabang bayi berbedung kain merah!
Dalam pada itu, Sneeviet terus bergerak. Pada 1920 ia mewakili ISDV
dalam Kongres Kedua Komintern di Moskow. Selanjutnya pada 1921-1923 ia
menjadi perwakilan Komintern di Tiongkok. Kembali ke Negeri Belanda, ia
menjadi ketua Sekretariat Nasional Buruh. Pada 1929, ia mendirikan Partai
Sosialis Revolusioner dan terpilih sebagai ketuanya. Ketika partai itu berubah
nama menjadi Partai Buruh Sosialis Revolusioner, Sneevliet menjadi sekretaris
pertama. Kemudian ia menjadi ketua sampai 1940. Sneevliet juga sempat menjadi
anggota parlemen Negeri Belanda, 1933-1937. Dalam Perang Dunia II, ia
memimpin kelompok perlawanan yang bernama Front Marx-Lenin-Luxemburg.
Kaum fasis Nazi menangkap dan mengeksekusinya pada 1942.
PKI yang juga disebut Partai Komunis Indonesia merupakan sebuah partai
politik yang saat ini sudah bubar. Partai ini adalah partai komunis yang terbesar di
dunia setelah Rusia dan Tiongkok. Dan pada tahun 1965, partai ini dinyatakan
sebagai partai yang terlarang.
Banyak orang yang mengenal PKI karena kejadian tahun 1965 dan bahkan
memberi pengaruh besar terhadap Indonesia. Setidaknya ada sekitar 3 juta rakyat
Indonesia bergabung dengan PKI setelah kemerdekaan.
32
a. Sejarah terbentuknya PKI
Kebesaran PKI tidak hanya terdengar di dalam negeri saja. Nama besarnya
menempati urutan partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah partai komunis
di Uni Soviet dan Cina. Partai ini bukan merupakan partai milik pemerintah.
Namun ia berhasil menggalang sekira 3 juta rakyat Indonesia pasca kemerdekaan
untuk bergabung di bawah sayap-sayapnya.
PKI terkenal akan bendera palu aritnya yang membawa dominasi warna
merah sebagai lambang kekuasaan yang berani. PKI sendiri berafiliasi dengan
komunis internasional yang ketika itu mengusung ideologi Marxisme, Leninisme,
dan Komunisme hingga tahun 1943. Di mana ketika itu sejarah runtuhnya Uni
Soviet belum terbayangkan sama sekali karena saking kuatnya ketahanan komunis
internasional yang sempat berhasil menggentarkan kubu Amerika Serikat.
33
Komunis sendiri bahkan sempat menyusup ke tubuh kementerian Presiden
Soekarno yang mengakibatkan TNI angkatan darat merasa Presiden pertama RI
tersebut terkontaminasi paham komunis. Sebagai buktinya, PKI pernah menjadi
salah satu partai politik non pemerintah yang dipercaya menyelenggarakan
percaturan politik di Indonesia bersama sejarah partai Masyumi, Nahdlatul
Oelama, dan sejarah Partai Nasional Indonesia (PNI).
Awal Berdiri
34
kalangan agamis hingga nasionalis. Mereka tidak langsung menuntut
kemerdekaan Indonesia.
Karena terjadi reformasi di tubuh ISDV, lahirlah sebuah partai baru hasil
pemisahan diri dari ISDV bernama Partai Demokrat Sosial Hindia di tahun 1917.
Jika sebelumnya ISDV berbicara lewat surat kabar berbahasa Belanda yang
berlabel Het Vrije Woord (kata yang merdeka), setelah menjadi Partai Demokrat
Sosial Hindia, Sneevliet mendirikan surat kabar sendiri yang diberinya nama
Soeara Merdeka. Pecahan ISDV ini memutuskan hubungan dengan ISDV dan
pemerintah Hindia-Belanda yang kolonial.
35
Tentu saja diakibatkan pemberontakan kepada pemerintah, para boss
PDSH berurusan dengan polisi Belanda. Tidak hanya dijebloskan ke penjara,
Sneevliet bersama beberapa sahabatnya dibuang ke negeri Belanda. Sementara
orang-orang militer Belanda yang terlibat dalam pemberontakan dipenjarakan
selama 40 tahun kehidupannya.
Semaun dan Darsono merupakan 2 tokoh Sarekat Islam yang datang dari
Solo. Mereka sangat tertarik dengan Sneevliet. Selanjutnya, Sarekat Islam
menjadi rekan PDSH dalam bergerak. Mereka terus berjalan meskipun beberapa
pemimpinnya sudah dibuang ke Belanda. Di tahun 1919, Sarekat Islam dengan
PSDH telah beranggotakan sekira 400, di antaranya adalah 25 orang Belanda.
36
Salim yang menjabat sebagai Sekretaris Sarekat Islam merasa harus mengeluarkan
tindakan tegas terhadap anggota SI yang menjadi anggota ganda karena juga
bergabung dengan PDH milik Semaun.
Sarekat Islam menjadi pecah karena setiap anggotanya harus memilih satu
keanggotaan saja. Mengikuti Sarekat Islam yang memilih memperhatikan agama
atau memperjuangkan kemerdekaan dengan cara nasionalis bersama Semaun dan
partainya. Karena sudah tidak terikat dengan Sarekat Islam, Semaun mempertegas
organisasinya dalam bentuk mengubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI) di tahun 1924.
Pemberontakan pertama atas nama PKI ini dilaksanakan di Jawa Barat dan
Sumatra Barat. Sayangnya, pemerintah Belanda menanggapi terlalu emosional.
Boven Digul di Papua menampung para pemberontak yang dibuang. Beberapa
orang yang dianggap berpotensi membahayakan dibunuh oleh pemerintah dan
sisanya dipenjara secara tidak manusiawi.
37
untuk mempersiapkan kebangkitan PKI. Ia menggerakkan kader PKI agar
menyusup ke organisasi pergerakan lainnya dan ikut menciptakan sejarah bersama
mereka. Misalkan sejarah Perhimpunan Indonesia, sejarah Gerindo, sejarah
Partindo, dan sejarah Parindra.
Aksi yang dilaksanakan oleh kolaborasi FDR bersama PKI adalah teror,
pemogokan, propaganda anti pemerintah, adu domba antar anggota dan pejabat
militer. Semua aksi yang dilakukan bertujuan memperburuk kondisi politik agar
merugikan Presiden Soekarno. Gabungan ini menginginkan hancurnya NKRI
yang susah payah memproklamasikan kemerdekaan sendiri agar terlepas dari
masa penjajahan Jepang di Indonesia.
Setelah berperang melawan PKI dengan keras, TNI dan polisi berhasil
menghilangkan nyawa Muso sebagai tokoh utama yang mendalangi peristiwa
38
Madiun. Sementara Amir Syarifudin dan beberapa pejabat FDR-PKI dibunuh
melalui hukuman mati.
Tahun 1950
Setelah vakum dari dunia perpolitikan Indonesia, PKI bangkit lagi dengan
wajah baru. Mereka hadir lewat surat kabar Harian Rakyat dan Bintang Merah.
Mereka pun mendukung kebijakan-kebijakan Presiden Soekarno yang menentang
keras kolonialisme dan beberapa kebijakan negara Eropa.
PKI 1950 tampil dengan pemimpin baru, Dipa Nusantara Aidit yang
membelokkan PKI menjadi partai nasionalis lagi. Para pemuda seperti D.N Aidit
memimpin PKI dengan semangat membara hingga berhasil meraup simpati rakyat
sampai ratusan ribu. PKI pun mulai berani melakukan pemogokan dan aksi-aksi
sepihak lainnya. Akibatnya, nama PKI kembali redup.
Tahun 1960
39
Berlanjut atas ketidakpuasan PKI atas beberapa kebijakan Presiden
Soekarno, mereka merencanakan suatu pengkhianatan besar. Di tahun 1965
tanggal 30 September dini hari, PKI di bawah pimpinan D.N Aidit dan Syam
Kamaruzzaman melakukan pembunuhan berencana terhadap 7 dewan jenderal
yang menjadi pahlawan revolusi Indonesia.
b. Semaun
Masa kecil
Politik
40
Kemunculannya di panggung politik pergerakan dimulai di usia belia, 14
tahun. Saat itu, tahun 1914, ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) afdeeling
Surabaya. Setahun kemudian, 1915, bertemu dengan Sneevliet dan diajak masuk
ke Indische Sociaal-Democratische Vereeniging, organisasi sosial demokrat
Hindia Belanda (ISDV) afdeeling Surabaya yang didirikan Sneevliet dan
Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel, serikat buruh kereta api dan trem
(VSTP) afdeeling Surabaya. Pekerjaan di Staatsspoor akhirnya ditinggalkannya
pada tahun 1916 sejalan dengan kepindahannya ke Semarang karena diangkat
menjadi propagandis VSTP yang digaji. Penguasaan bahasa Belanda yang baik,
terutama dalam membaca dan mendengarkan, minatnya untuk terus memperluas
pengetahuan dengan belajar sendiri, hubungan yang cukup dekat dengan
Sneevliet, merupakan faktor-faktor penting mengapa Semaoen dapat menempati
posisi penting di kedua organisasi Belanda itu.
Pada tahun 1918 dia juga menjadi anggota dewan pimpinan di Sarekat
Islam (SI). Sebagai Ketua SI Semarang, Semaoen banyak terlibat dengan
pemogokan buruh. Pemogokan terbesar dan sangat berhasil di awal tahun 1918
dilancarkan 300 pekerja industri furnitur. Pada tahun 1920, terjadi lagi
pemogokan besar-besaran di kalangan buruh industri cetak yang melibatkan SI
Semarang. Pemogokan ini berhasil memaksa majikan untuk menaikkan upah
buruh sebesar 20 persen dan uang makan 10 persen.
41
ISDV menjadi Partai Komunis Hindia. Tujuh bulan kemudian, namanya diubah
menjadi Partai Komunis Indonesia dan Semaoen sebagai ketuanya.
Pada bulan Mei 1921, ketika Partai Komunis Indonesia didirikan setelah
pendiri ISDV dideportasi, Semaun menjadi ketua pertama. PKI pada awalnya
adalah bagian dari Sarekat Islam, tetapi akibat perbedaan paham akhirnya
membuat kedua kekuatan besar di SI ini berpisah pada bulan Oktober 1921. Pada
akhir tahun itu juga dia meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Moskow, dan Tan
Malaka menggantikannya sebagai Ketua Umum. Setelah kembali ke Indonesia
pada bulan Mei 1922, dia mendapatkan kembali posisi Ketua Umum dan mencoba
untuk meraih pengaruhnya kembali di SI tetapi kurang berhasil.
Pengasingan
42
Iwa Kusumasumantri. Semaoen, Iwa, dan Sekjen Partai Komunis Iran menikahi
tiga putri kakak-adik yang saat itu bekerja dalam Comintern.
Saat kembali ke Indonesia dalam usia setengah abad lebih, Semaoen telah
terputus dari PKI, partai yang ia dirikan. Dari tahun 1959 sampai dengan tahun
1961 dia bekerja sebagai pegawai pemerintah. Dia juga mengajar mata kuliah
ekonomi di Universitas Padjadjaran, Bandung.
43
E. Hubungan SI, ISDV, dan PKI
a. Kehadiran Sosialisme
Sebagai sebuah antitesa dari sistem kapitalisme ini, maka beberapa tokoh
seperti Engels dan Marx mengkritik praktek-praktek kapitalisme dan mencetuskan
gagasan, dimana tidak boleh ada seorang pribadi yang menumpu kekayaan yang
besar, menghindari sifat-sifat individualistik dan hidup dengan mengedepankan
persamaan (sama rata sama rasa) atau terangkum dalam sebuah kata bernama
―Sosialisme‖. Hal ini kemudian dipraktekkan dalam pemerintahan Rusia dibawah
pimpinan Lenin menjadi komunisme.
44
berkedudukan di Semarang. Pergerakan kaum sosialis dan kaum buruh ini,
ternyata sangat menarik simpati para anggota SI, sehingga beberapa anggota SI
turut serta menjadi anggota ISDV dan VSTP. Masuknya para anggota SI dalam
kedua organisasi ini, semakin memperkuat posisi pergerakan kaum sosialis serta
organ pergerakan buruh. Sosialis menjadi wacana baru—selain Pan Islam – bagi
para anggota SI dan lebih luas kepada seluruh rakyat yang turut terlibat dalam
periode pergerakan ini. Dengan demikian, paham sosialis yang terwujudkan dalam
dua organisasi ISDV dan VSTP, selain menarik simpati juga memiliki visi dan
mampu memainkan peran yang cukup baik dalam proses pergerakan nasional
melawan Pemerintah Hindia Belanda, yang dianggap sebagai penghisap atau
kapitalis. Meskipun pada akhirnya, sosialisme berkembang kearah komunisme
dengan berkaca pada revolusi Rusia yang diperjuangkan oleh kaum Bholsevik.
Akhirnya pada 1920, ISDV resmi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) guna
mempertegas ideologi pergerakannya. Dari sini kita dapat melihat bahwa
Sosialisme telah menjadi jembatan menuju tercapainya gerakan Komunisme di
Indonesia, sekaligus menjadi musuh bagi kaum Kapitalis Belanda.
45
sebab yang menimbulkan kemiskinan. Bahkan kemudian Islam dan Sosialisme
diramu sedemikian rupa, sehingga menjadi ideologi yang ‘sempurna‘ dan akrab
disebut Sosialisme Islam. Dimana Islam ditetapkan sebagai sebuah dasar ideologi
Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan Sosialisme ditetapkan sebagai dasar
perjuangan untuk mencapai cita-cita persatuan dan kesejahteraan bagi seluruh
umat Islam dan Bumiputera di Indonesia. Pandangan besar inilah yang kemudian
menuntun arah perjuangan PSII dalam melawan kolonialisme Belanda, untuk
mencapai Indonesia Merdeka.
46
nilai kemanusiaan untuk keberlangsungan hidup didunia sebagai sesama makhluk
sosial serta makhluk Allah.
Dalam tataran prinsip, tujuan dan maksud, pergerakan kaum Islam dan
Sosialisme menemukan kesamaan titik. Pertama, dalam pandangan keduanya,
baik Islam maupun Sosialisme, sama-sama memperjuangkan pembebasan dari
praktek-praktek penindasan dan penghisapan Kapitalis, yang kala itu tercermin
dalam Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Sehingga kalau boleh dikata, kedua
ideologi inilah yang pada akhirnya menjadi air terjun besar yang melahirkankan
benih-benih dan cita-cita menuju kemerdekaan. Kedua, dalam pemahaman di dua
kutub ini, nilai-nilai persamaan (sama rasa sama rata), keadilan dan saling
membantu, adalah hal dasar yang dijiwai dan menjadi asas dalam ideologi
keduanya. Yang pada akhirnya melahirkan persatuan dan gerakan-gerakan dengan
skala komunal dengan jumlah luar biasa, hingga kala itu mampu menghimpun
ribuan buruh untuk melakukan aksi-aksi pemogokan dan penentangan terhadap
Pemerintah Hindia Belanda. Ketiga, meskipun Islam dan Sosialisme adalah sama-
sama ideologi impor, namun keduanya dengan mudah diterima oleh pribumi
dalam waktu singkat dan mendapat dukungan masyarakat yang melimpah. Hal ini
dapat dimaklumi karena dengan meyakini salah satu dari kedua ideologi ini,
mereka menemukan kenyataan bahwa; mereka sedang ditindas dan dibodohi.
47
pergerakannya yang radikal pada akhirnya membuat Tjokroaminoto terpengaruh,
hal ini diwujudkan dengan memasukan gerakan serikat buruh sebagai salah satu
bidang dalam aktivitas utama CSI. Pada titik ini, kita akan menemui masa dimana
gerakan buruh begitu terorganisir dibawah naungan SI dan ISDV dan
menimbulkan kegelisahan luar biasa bagi Pemerintah Hindia Belanda, karena
sewaktu-waktu dibawah mandat kedua organisasi ini, ribuan buruh akan siap
melakukan pemogokan, kapanpun mereka mau, terutama ketika tuntutannya tidak
dituruti.
Setelah berhasil menghimpun masa dan basis kekuatan besar, baik Islam
maupun Sosialisme menjadi ancaman berarti bagi Belanda kala itu, yang pada
akhirnya berujung pada penangkapan tokoh-tokoh SI (Tjokroaminoto) dan juga
tokoh Sosialis, dimana pada akhirnya Sneevliet dikirim kembali ke Belanda dan
para pemimpin lain ISDV di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara.
Hal ini adalah wujud reaksioner pemerintah Hindia Belanda yang geram
dengan berbagai aksi pemogokan yang dilakukan oleh para buruh dan pribumi,
yang jeals merugikan Pemerintah kolonial saat itu. Akibat penangkapan-
penangkapan ini suasana di SI dan ISDV agak goyah. Hingga pada akhirnya
tahun 1920, guna kembali membangun dan menetapkan ideologi pergerakannya,
ISDV yang telah ditinggalkan Sneevliet—dan dibawah pengarahan Semaun,
mengubah nama organisasi ini menjadi Partai Komunis Hindia Belanda (PKH)
dan kemudian berlanjut sampai PKI. Sedangkan disisi SI, kekecewaan setelah
terjadi penangkapan pemimpin mereka, diwujudkan dengan aksi wacana
48
penarikan diri dari keanggotaan volkstraad (dewan perwakilan rakyat pribumi
dalam pemerintahan Hindia Belanda).
49
pemotongan tunjangan lainnya, menuntut buruh untuk mendesak pemimpin
serikat buruh bertindak mengadakan aksi. Dan semakin mempertajam sentimen
diantara SI dan PKI.
50
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari materi makalah yang telah saya jabarkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa :
51
f. Maka dari itu secara tidak langsung ISDV dan SI merupakan organisasi
yang melahirkan PKI.
B. Saran
Dari kejadian-kejadian yang telah saya jabarkan diatas pun kita juga
hendaknya dapat belajar sehingga kedepannya kita sebagai bangsa Indonesia
dapat menjadi bangsa yang lebih baik lagi, terlepas dari masalah-masalah yang
telah bangsa kita lalui pada masa yang lampau.
Hendaknya makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain, dan dapat
dijadikan renungan serta pembelajaran tentang bagaimana perjuangan para tokoh-
tokoh membentuk NKRI menjadi negara yang lebih baik lagi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta:Ar-Ruzz
Media, 2007).
Kartosudjono, T, dkk. Sejarah Nasional dan Umum 2.Balai Pustaka, Jakarta, 2004
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam
http://wartasejarah.com/2013/12/sejarah-sarekat-islam.html
https://kasmankhasra.co.id/2014/10/organisasi-sarekat-dagang.html?m=1
53