Disusun oleh :
KELOMPOK :
ANGGOTA :
1. FATHIN AULIA WIJAYANTI
2. MIFTAKUL JANNAH
KELAS : VIII C
Panggul, ……………………..2020
Penyusun
...........................................
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan,
Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat indonesia yang menginginkan adanya
perubahan dari masyarakat indonesia yang selama ini dijajah dan ditindas oleh bangsa lain.
Kebagkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo.
Sedangkan kebangkitan pemuda Indonesia ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah
Pemuda. Kedua peristiwa itu merupakan bagian dari peristiwa yang menjadi tonggak sejarah
kemerdekaan negara Indonesia. Beberapa faktor yang mendorong kebangkitan indonesia
yaitu diantaranya:
1. Semakin banyaknya/makin tingginya kesadaran ingin bersatu.
2. Semakin mengingkatnya semangat bangsa Indonesia ingin merdeka.
3. .Semakin banyaknya orang pintar dan terpelajar di Indonesia.
Dan Faktor yang datang dari luar negeri adalah kemenangan Jepang atas Rusia tahun
1905, adalah salah satu pendorong yang menimbulkan semangat bahwa bangsa kulit kuning,
bangsa Asia dapat mengalahkan bangsa kulit putih (Eropa). setelah berdirinya Budi Utomo
maka bermunculanlah perkumpulan-perkumpulan dan pergerakan yang bersifat luas antara
lain, Serikat Dagang Islam tahun 1909, Indische Party tahun 1913. Muhammadiyah tahun
1912, Nahdatul Ulama tahun 1926, dan berdiri perkumpulan pemuda diluar Jawa pada tahun
1918 dan menamakan diri Young Java,Young Sumatra,Young Ambon,Young
Pasundan,Young Batak,Pemuda Betawa dll. Para pemuda inilah yang mengadakan kongres
pemuda pertama tahun 1926 yang menghasilkan perlunya mencanangkan suatu organisasi
pemuda tingkat Nasional. Dan atas usul perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI)
sebagai organisasi kemahasiswaan pertama pada tanggal 26-28 Oktober 1928 diadakan
kongres pemuda ke dua. Setelah mereka mengadakan pembahasan, mereka sampai pada satu
kesimpulan, bahwa jika bangsa Indonesia ingin merdeka, bangsa Indonesia harus bersatu.
Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal dengan nama SUMPAH PEMUDA yang
diikrarkan pada akhir kongres yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928.
Kedua peristiwa ini memang sangat mempengaruhi kebangkitan nasional di indonesia
sehingga sangat bagus jika kita mengetahui latar belakang kejadian ini dan lebih memahami
lagi makna dari kebangkitan nasional itu sendiri
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai masalah :
1. kebangkitan nasional “ Budi Utomo ’’
2. kebangkitan nasional “ Sumpah Pemuda”
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dengan terselesaikanya makalah ini adalah agar kita mampu
memahami makna Kebangkitan Nasional dan mampu memberikan tanggapan – tanggapan
positif mengenai kebangkitan nasional iti sendiri. Selain itu diharapkan kita juga mampu
memahami makna dari Sumpah Pemuda dan dapat menggunakan pengetahuan yang didapat
dari pembuatan makalah ini menjadi hal positif bagi kebangkitan pemuda Indonesia di masa
yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Dr. Sutomo
Dokter Sutomo yang semula bernama Subroto kemudian berganti nama menjadi
Sutomo lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, pada tangggal 30 Juli 1888. Pada waktu
belajar di Stovia (Sekolah Dokter) ia sering bertukar pikiran dengan pelajar-pelajar
laintentang penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda. Terkesan oleh saran dr.
Wahidin untuk memajukan pendidikan sebagai jalan untuk membebaskan bangsa dari
penjajahan, pada tanggal 20 Mei 1908 para pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo,
organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Sutomo diangkat menjadi ketuanya.
Tujuan organisasi itu ialah memajukan pengajaran dan kebudayaan.
Setelah lulus dari Stovia tahun 1911, Sutomo bertugas sebagai dokter, mula-mula
di Semarang, sesudah itu ia dipindahkan ke Tuban. Dari Tuban dipindahkan ke Lubuk
Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya ke Malang. Waktu bertugas di Malang, ia
membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan. Sering berpindah tempat itu
ternyata membawa manfaat. Ia semakin banyak mengetahui kesengsaraan rakyat dan
secara langsung dapat membantu mereka. Sebagai dokter, Sutomo tidak menetapkan
tarif. Adakalanya si pasien dibebaskan dari pembayaran.
Kesempatan memperdalam pengetahuan di negeri Belanda diperoleh dr. Sutomo
pada tahun 1919. Setibanya kembali di tanah air, ia melihat kelemahan yang ada pada
Budi Utomo. Waktu itu sudah banyak berdiri partai politik. Karena itu, diusahakannya
agar Budi Utomo bergerak dibidang politik dan keanggotaannya terbuka buat seluruh
rakyat.
Pada tahun 1924 Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang
merupakan wadah bagi kaum terpelajar Indonesia. ISC berhasil mendirikan sekolah
tenun, bank kredit, koperasi, dan sebagainya. Pada tahun 1931 ISC berganti nama
menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Di bawah pimpinan Sutomo PBI cepat
berkembang. Sementara itu, tekanan-tekanan dari pemerintah Belanda terhadap
pergerakan nasional semakin keras. Karena itu, pada bulan Desember 1935 Budi Utomo
dan PBI digabungkan menjadi satu dengan nama Partai Indonesia Raya (Parindra).
Sutomo diangkat menjadi ketua. Parindra berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.
Selain bergerak di bidang politik dan kedokteran, dr. Sutomo giat pula di bidang
kewartawanan dan memimpin beberapa buah surat kabar. Ia meninggal dunia di
Surabaya pada tanggal 30 Mei 1938 dan dimakamkan disana. Berdasarkan Surat
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 657 Tahun 1961, tanggal 27 Desember
1961, ia diangkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
5. Douwes Dekker
A. Kesimpulan
Seakan-akan, nasionalisme menjadi harga mati. Jika tidak nasionalis, maka pasti akan
diidentikkan dengan konotasi yang buruk. Padahal kita perlu menelusuri, dalam tataran
prakteknya, seringkali orang-orang yang mempropagandakan nasionalisme itu kurang atau
tidak nasionalis. Sebagai contoh : berperilaku hedonis dan ke-barat-baratan, menjual aset-
aset sumber daya alam khususnya sumber energi dan pangan yang strategis kepada pihak
asing namun justru sibuk-sibuk mencari sumber daya alternatif ketika sumber daya alam
tersebut sudah dirampok. Lagipula, sistem nasionalisme dan nation-state dianggap dunia
Barat sudah tidak terlalu relevan lagi terbukti dengan adanya Uni Eropa yang berbentuk
region-state.
Pahit getirnya perjuangan bangsa Indonesia jauh sebelum 1908 mencatat begitu banyak
kenangan berharga dan begitu banyak kenangan yang mengharukan, semua ini
membangkitkan kebanggaan pada kita semua selaku generasi penerus dan tempat kita
bercermin, tentang apa yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
B. Saran
Dari pembahasan mengenai kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan Indonesia,
kita semua selaku generasi penerus, hal ini dapat membuat kita bercermin tentang apa yang
akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
Sebaiknya kita semua meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia
demi kemajuan bangsa, cintai produk Indonesia, dan menjadi pelajar berprestasi.
REFERENSI