Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SEJARAH DAN MAKNA AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :.

HG-2

Aurel Hewy Sabita (1806186300)

Fauzan Ananda P (1806198370)

Ghina Suci Ramadhanti (1806137330)

Muhammad Fauzan Akmal H (1806197494)

Muhammad Rafi Burhani (1806137412)

Muhammad Syahmi Zikri (1806198370)

Pasya Damadyakta (1806198484)

Reynaldi (1806195980)

Rizky Fatullah (1806195980)

MPK AGAMA 22

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami
pada akhirnya bisa menyelesaikan Makalah MPK Agama tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen kami, Bapak Sardi Mustaupa,
M.M yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah
Agama ini dapat disusun dengan baik.

Terimakasih juga kepada teman teman seperjuangan kami, kelas MPK Agama 22
semoga kita semua dapat menjalani perkuliahan MPK agama dengan baik serta
mendapat nilai yang memuaskan.

Semoga makalah MPK Agama tentang sejarah dan makna islam yang telah kami
susun ini turut memperkaya khazanah ilmu biologi serta bisa menambah
pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Depok, 6 Maret 2019

i
Penulis
,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ........................................................................ 1


2. Tujuan Makalah ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

1. Sejarah dan Perkembangan Agama Islam .................................... 2


1.1. Sejarah Turun dan Perkembangan Agama Islam Pada Masa
Nabi Muhammad saw. ............................................................. 2
1.1.1. Geografis dan Sejarah Masyarakat Arab ..................... 2
1.1.2. Latar Belakang dan Tujuan Turunnya Agama Islam
Kepada Nabi Muhammad saw ..................................... 3
1.1.3. Proses Turunnya Agama Islam Kepada Nabi
Muhammad saw ........................................................... 3
1.1.4. Hubungan Agama Islam Dengan Agama Para Nabi
Sebelumnya ................................................................. 4
1.1.5. Metode Dakwah Nabi Muhammad saw ...................... 5
1.1.6. Nabi Muhammad saw. Diutus Untuk Seluruh Umat
Manusia ....................................................................... 7
1.2. Sejarah Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Indonesia 7
1.2.1. Asal Mula Islam Masuk ke Indonesia .......................... 7
1.2.2. Kegiatan Dakwah di Indonesia ..................................... 8
1.2.3. Dakwah Islam di Indonesia dari Zaman Kerajaan
Sampai Zaman Penjajahan ............................................ 8
1.2.4. Dakwah di Era Kemerdekaan ....................................... 9

ii
2. Makna Agama Islam bagi Kehidupan .......................................... 15
2.1.......................................................................................................
Pengertian Agama Islam ........................................................ 15
2.2.......................................................................................................
Fungsi Agama Islam .............................................................. 15
2.3.......................................................................................................
Karakteristik Ajaran Agama Islam ........................................ 16
2.4.......................................................................................................
Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam .................................... 17
2.5.......................................................................................................
Sumber Ajaran Agama Islam ................................................ 17
3. Manusia Beragama Islam ............................................................. 17
3.1. Karakteristik Manusia Beragama Islam ................................ 17
3.1.1. Penyebutan Manusia Dalam Al-Qur’an ..................... 17
3.1.2. Tujuan Penciptaan Manusia ........................................ 18
3.1.3. Proses Penciptaan Manusia ........................................ 18
3.1.4. Alam Kehidupan Manusia .......................................... 18
3.1.5. Kedudukan Manusia ................................................... 18
3.1.6. Potensi Manusia .......................................................... 19
3.1.7. Karakter Manusia ....................................................... 19
3.1.8. Martabat Manusia ....................................................... 19
3.1.9. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Islam ............. 19
3.2. Tanggung Jawab Manusia Beragama Islam .......................... 20
3.2.1. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah ...... 20
3.2.2. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah .... 20

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 22

1. Kesimpulan .................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah dan perkembangan agama Islam?
2) Apa makna agama Islam bagi kehidupan?
3) Bagaimana manusia yang beragama Islam itu?
2. Tujuan Makalah
1) Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan agama Islam.
2) Untuk mengetahui makna agama Islam bagi kehidupan.
3) Untuk mengetahui bagaimana manusia yang beragama Islam itu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah dan Perkembangan Agama Islam


1.1. Sejarah Turun dan Perkembangan Agama Islam Pada Masa Nabi
Muhammad saw.
1.1.1. Geografis dan Sejarah Masyarakat Arab
Jazirah arab dibentuk oleh empat persegi panjang yang
amat luas, meliputi kurang lebih seperempat juta mil persegi.
Disebelah utara dibatasi oleh mata rantai daerah daerah yang
terkenal dalam sebutan daerah bulan sabit yang subur, yaitu dareah
Mesopotania, Syiria dan Palestina dengan tanah perbatasan yang
berpadang pasir. Padang pasir negeri arab ini berjenis-jenis dan
yang paling penting disebut nufud, yaitu lautan aneka ragam bukit
pasir yang selalu bergeser, sehingga merupakan pemandangan alam
dengan lingkungan yang selalu berubah.

Sejak zaman dahulu, negeri Arab telah tumbuh menjadi


daerah transit antara negeri-negeri di Laut Merah dan Timur Jauh,
dan sejarahnya berkembang semakin meluas disebabkan kesibukan
lalu-lintas antara Timur dan Barat. Komunikasi ke dalam dan ke
luar Jazirah Arab didukung oleh bentuk geografisnya, melewati
jalur-jalur tertentu yang terjaga dengan baik. Jalur pertama ialah
jalan raya Hijaz, mulai dari pelabuhan-pelabuhan Laut Merah dan
pos-pos Perbatasan Palestina dan Transyordania, menelusur bagian
tengah pantai-pantai Laut Merah terus menuju ke Yaman. Jalur
kedua, melewati Wadi’d Dawasir, mulai dari penghujung timur laut
Yaman ke pusat ke negeri Arab, yang menghubungkannya dengan
jalur-jalur lain, yaitu Wadi’s Rumma ke selatan Mesopotamia.
Diantara suku-suku yang hidup dan berpengaruh di Jazirah Arab
adalah suku Quraisy yang kemudian terbelah menjadi beberapa

2
kabilah diantaranya yang terkenal adalah; Jumh, Sham, Ady, Taim,
Zuhroh, Makhzum, dan juga marga-marga Qushay bim Kilab.

Ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arab sebagai berikut:

a) Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-


orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi.
b) Arab Musta’ribah (bangsa Arab yang masih lestari) sebagian
besar penduduknya tersebar dari dusun hingga ke kota-kota
Arab.
1.1.2. Latar Belakang dan Tujuan Turunnya Agama Islam Kepada
Nabi Muhammad saw
Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad shalallahu’alaihi
wasalam lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal yang bertepatan
dengan 22 April 571 M lahir di tengah-tengah Bani Hasyim di
Makkah. Kemudian beliau wafat pada 13 Rabi’ul Awal atau
bertepatan dengan 8 Juni 632 M di Madinah. Nabi Muhammad
shalallahu’alaihi wasalam adalah seorang anggota Bani Hasyim
sebuah suku atau kaum yang paling mulia dalam suku Quraisy.
Pada zaman Jahiliah atau zaman kebodohan, kebebasan dan
dekadensi moral telah melampau batass kemanusiaan. Ketika
zaman tersebut Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasalam diutus
menjadi Rasulullah. Abdullah adalah nama ayah dari Nabi
Muhammad, yang merupakan putra dari Abdul Muttalib yang
merupakan seorang Kepala Suku Quraisy yang sangat berpengaruh.
Aminah adalah seorang ibu dari Nabi Muhammad shalallahu’alaihi
wasalam.
1.1.3. Proses Turunnya Agama Islam Kepada Nabi Muhammad saw.
Pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-40 dari usianya (tahun
gajah)/ 6 agustus 661 M, ia melihat ahaya terang benderang
memenuhi gua Hira’. Tiba-tiba suatu makhluk unik ebrada di
depannya lalu memerintah “Iqra!”, Muhammad menjawab serupa,
lalu Muhammad menjawab “saya tak pandai membaca” setelah 3

3
kali mengulang dan Muhammad menjawab serupa. Kemudian,
makhluk yang disebut dengan jibril itu memeluk Muhammad SAW
dengan erat lalu menyampaikan wahyu sebagaimana tertera dalam
QS. Al-Alaq 1-5

Artinya: “bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang


menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan
manusia dengan perantaraan qalam. Dan yang mengajarkan
kepada manusia apa yang belum diketahuinya”
Dengan turunnya wahyu pertama ini di gua Hira resmilah
Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul. Beberapa minggu
kemudian jibril datang kembali dan menyampaikan wahyu
sebgaimana tertera dalam al-qalam ayat 1-7.
Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua
periode, yaitu:
a) Periode mekkah, cirinya dalah pembinaan dan tauhid.
b) Periode Madinah, cirinya adalah pendidikan dan politik.
1.1.4. Hubungan Agama Islam Dengan Agama Para Nabi
Sebelumnya
Para Nabi dan Rasul sepanajng sejarah kehidupan manusia
dari manusia pertama, Adam as sampai ke nabi terakhir,
Muhammad saw, cukup banyak. Jumlah Nabi dan Rasul tidak
diketahui secara pasti. Dalam QS. 35 (Fathir) : 24 Allah berfirman:

4
Artinya:“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada
padanya seorang pemberi peringatan.” (QS. 35:24).
Pada dasarnya manusia telah memiliki hidayah yang menyertai
kelahirannya, yaitu insting (naluri) dan akal untuk
memepertahankan hidupnya dan dan memahami yang baik dan
yang buruk.
Dalam QS. 17 (Al-Isra’) : 15 Allah berfirman:

Artinya:“
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka
sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi
(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum
Kami mengutus seorang rasul.” (QS 17:15)

1.1.5. Metode Dakwah Nabi Muhammad saw

Wahyu-wahyu pertama sampai turun dengan tema-tema sesuai


dengan masa pemantapan, yaitu perintah:

1. Membaca, iqra´ (sebagai sarana yang paling penting dalam


menuntut ilmu)
2. Dalam menuntut ilmu hendaknya atas dasar iman kepada
Pencipta, sehingga segala ilmu yang diperoleh senantiasa
berorientasi untuk mengabdi kepada-Nya, dan untuk menggapai
keridhaan-Nya.

5
3. Pentingnya alat (sarana) mencari dan menyebarkan ilmu
pengetahuan : Iqra´ (membaca), perlunya menulis dan alat tulis
(állama bil-qalam) dan Nun (tinta).
4. Sebelum adanya kewajiban salat 5 waktu, telah ada perintah
kepada Nabi shalat malam (tahajud).
5. Kesinambungan antara memperbanyak ibadah ( di waktu
malam) dan bekerja keras (di siang hari) untuk kehidupan dan
perjuangan di jalan Allah.

Wahyu ke empat adalah QS. 74 (Al-Muddatsir) : 1-7 yang


memerintah Nabi untuk bangkit menyampaikan dakwah:

Artinya:
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah
peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu
bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah
kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”
QS. Al-Mudatstsir, 74 : 1-7)

Dengan turunnya wahyu tersebut, mulailah Rasullulah saw


berdakwah. Pertama-tama, ia melakukannya secara diam-diam di
lingkungan rumah dan keluarganya sendiri serta dikalangan rekan-
rekannya. Dakwah ini terjadi pada periode mekah selama tiga tahun
pertama. Setelah beberapa lama Nabi saw menjalakan dakwah
secara diam-diam, turunlah perintah dakwah secara terang terangan
dalam QS. Al-Hijr : 94

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw mengalami


tantangan dari kaum Quraisy. Hal tersebut timbul dikarenakan
beberapa faktor:

6
1. Mereka tidak dapat membedakan antar kenabian dan dan
kekuasaan.
2. Nabi Muhammad saw meyerukan persamaan hak antara
bangsawan dan hamba sahaya.
3. Para pimpinan Quraisy mengingkari ajaran tentang kebangkitan
kembali dan pembalasan akhirat.
4. Taklid kepada nenek moyang.
5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai
penghalang rezeki (Amin: 2010: 66).
1.1.6. Nabi Muhammad saw. Diutus Untuk Seluruh Umat Manusia
Setelah Rasulullah telah berhasil hijrah ke Madinah, beliau
memperluas dakwahnya untuk seluruh manusia.
Kerasulullan Nabi Muhammad saw adalah kenabian dan kerasulan
penutup karena Allah telah menyempurnakan agama Islam sebagai
agama bagi seluruh manusia sampai akhir masa. Dalam QS. 33 (Al-
Ahzab) : 40 Allah berfirman :

Artinya:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki
di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-
nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

1.2. Sejarah Masuk dan Perkembangan Agama Islam di Indonesia


1.2.1. Asal Mula Islam Masuk ke Indonesia

Catatan Marco Polo menyebutkan, seorang penjelajah yang


sedsng dalam perjalanan dari Cina menuju Persia melalui Selat
Malaka, menyatakan bahwa ia singgah di Aceh pada tahun 1292 M.
Saat itu, banyak pedangang dari Gujarat India yang sedang
berdagang dan menyebarkan Indonesia. Di samping itu para
pedagang Gujarat, masuk kedalam agama islam lewat perantara
pedagang Arab dan Mesir.

7
Terkait dengan polemik kapan masuknya Islam ke Indonesia untuk
pertama kalinya, berdasarkan historiografi;

1. Islam dibawa langsung dari Arab.


2. Islam diperkenalkan oleh para guru dan juru dakwah
professional.
3. Penduduk yang mula-mula masuk Islam berasal dari kalangan
penguasa.
4. Mayoritas para juru dakwah professional dating pada abad ke-12
dan 13.
1.2.2. Kegiatan Dakwah di Indonesia
Selain dakwah, Al-Qur’an juga menyebutkan kata yang
memiliki pengertian yang hampir sama dengan dakwah.
Metode yang dilakukan oleh para ulama di Indonesia sangat
memperhatikan kondisi sosial budaya, oleh karena itu metode yang
dipakai adalah:
a) Keteladanan
b) Ceramah
c) Perkawinan
d) Kesenian
e) Tasawuf
1.2.3. Dakwah Islam di Indonesia dari Zaman Kerajaan Sampai
Zaman Penjajahan

Dalam waktu yang sangat relatif cepat, ternyata agama


Islam dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar masyarakt
Indonesia, mulai dari rakyat jelata hingga raja-raja. Sehingga
penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H (abad ke- 12 M), dan
tahun-tahun selanjutnya, berhasil menjadi suatu kekuatan muslim
Indonesia yang ditakuti dan diperhitungkan. Ada beberapa hal
yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di Indonesia
(Amin: 2010: 316-317). Menurut Dr. Adil Muhyiddin Al- Allusi,
seorang penulis sejarah Islam dari Timur Tengah, dalam bukunya
Al- Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia al-Hindu wa

8
Indonesia (Al-Allusi: 1988) menyatakan bahwa ada tiga faktor
yang menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia, yaitu
faktor agama, politik, dan ekonomis.

Kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri di Indonesia dan


mempunyai peran besar dalam meletakkan dasar agama islam di
Indonesia dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia ada
banyak mulai dari Kerajaan Perlak (sebelum Kerajaan Samudra
Pasai pada saat 9 Masehi) hingga Kesultanan Bima (abad ke-17).

1.2.4. Dakwah di Era Kemerdekaan


Awalnya, Kerajaan Jepang berjanji akan membantu
Indonesia bebas dari penjajahanBelanda. Akan tetapi, yang terjadi
kemudian adalah eksploitasi Indonesia untuk kepentingan industri
Jepang dan Perang Dunia II dimana Jepang terlibat di dalamnya.
Setelah Jepang mengalami kemunduran dalam PD II, mereka
menjanjikan kemerdekaan Indonesia dan mewadahinya dengan
membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan) dan Dokuritsu Zyunbi Inkai (Panitia
Persiapan Kemerdekaan). Badan tersebut menghasilkan Konstitusi
(UUD) yang di dalamnya ada peraturan tentang “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Peraturan ini disepakati, termasuk golongan Kristen
yang diwakili Mr. Maramis, tanggal 22 Juni 1945 dan dikenal
dengan Piagam Jakarta. Dalam perkembangan berikutnya pada
tanggal 18 Agustus 1945, peraturan tersebut ada sedikit perubahan
dengan menghapus Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan
Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, diganti dengan
Ketuhanan yang Maha Esa. Perubahan ini dilakukan untuk
menghindari perpecahan dikalangan masyarakat Indonesia, yang
baru merdeka. Perubahan ini dalam rangka mengantisipasi
beberapa usul yang disampaikan dari wilayah Indonesia bagian
Timur. Perubahan tersebut diatas disetujui juga oleh wakil ummat
Islam seperti Wahid Hayim dan Abdul Kahar Mudzakkir. Menurut

9
Ki Bagus Hadikusumo, orang terakhir yang dibujuk mengubah
Piagam Jakarta, yang dimaksud Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Tauhid; dan Tuhan yang dimaksud adalah Allah seperti tertera di
alinea pertama Pembukaan UUD 1945.

Betapapun ada perbedaan antara kaum tradisional dengan modernis


dalam masalah pemahaman keagamaan, namun sikap mereka
terhadap kolonialisme Belanda sama. Hal ini terbukti setelah
proklamasi kemerdekaan 1945, mereka bahu-membahu berjihad
mempertahankan kemerdekaan. Tokoh dan pendiri NU, KH.
Hasyim Asy‘ari, bahkan mengeluarkan fatwa yang menyatakan
wajib hukumnya memerangi tentara sekutu termasuk Belanda
dengan mengeluarkan Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober 1945.
Resolusi itu mewajibkan umat Islam membela tanah air Indonesia,
dan apabila meninggal menjadi syahid. Resolusi Jihad itu (22 Okt
1945) sekarang ditetapkan menjadi Hari Santri Nasional.
Sementara itu, Sudirman, salah seorang anggota Muhammadiyah
dan mantan komandan Pembela Tanah Air (PETA) semacam milisi
bentukan Jepang untuk melawan sekutu di Jawa Tengah, diangkat
menjadi panglima angkatan bersenjata Indonesia. Keterlibatan
kaum muslimin dalam mengelola pemerintahan Indonesia merdeka
sebenarnya telah dimulai sejak terbentuknya berbagai organisasi
seperti, Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), NU
(Nahdlatul Ulama), PSII, dan PERTI. Tokoh-tokoh Islam tersebut
pada revolusi fisik telah turut dalam pemerintahan seperti M. Natsir
yang menjabat Menteri Penerangan dan Moh. Roem yang terlibat
perundingan dengan Belanda (yang terkenal dengan perundingan
Roem-Royen). M. Natsir berperan penting dalam mengembalikan
bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi negara
kesatuan dengan mosi integralnya. Peran itulah yang kemudian
menjadi sebab dipercayanya M. Natsir oleh Presiden Sukarno
untuk membentuk kabinet dan menjadi Perdana Menteri pada tahun

10
1950; kabinet pertama yang dipercayakan kepada tokoh dari partai
politik Islam. Peran Kabinet Natsir (1950-1951) yang penting
adalah menjadikan Indonesia sebagai anggota PBByang ke-60.
Tokoh-tokoh NU dan Partai Islam lain juga berperan, misalnya:
Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama, demikian juga tokoh-tokoh
yang berasal dari kalangan Muhammadiyah. Kabinet berikutnya
yang dipimpin tokoh Masyumi adalah Burhanudin Harahap (1955-
1956). Dalam kabinet ini juga terdapat unsur dari NU, yaitu
Muahmmad Ilyas sebagai Menteri Agama dan R Sunarjo sebagai
menteri dalam negeri. Dari kalangan PSII Harsono Cokroaminoto
dan demikian juga tokoh Muhammadiyah. Burhanudin berhenti
menjadi Perdana Menteri bukan karena mendapatkan mosi tidak
percaya dari anggota parlemen ataupun karena kesalahan dalam
keputusan politik, justru karena sukses menjalankan program utama
kabinet yaitu Pemilihan Umum 1955, dalam pemilu pertama itu
yang dilaksanakan mentri dalam negeri oleh R Sunarjo sebagai
kabinet Burhanudin harahap, partai politik Islam memperoleh
pendukung sekitar 40 %. Ada empat partai yang memperoleh suara
dukungan terbesar yaitu: partai PNI mendapat 57 kursi, Masyumi
57 kursi, NU 45 kursi, PKI 39 kursi. Pemilu itu dinilai paling
berkualitas sepanjang abad ke 20. Pada masa ini pula muncul
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra
Barat, yang dikenal umum sebagai pemberontakan dan sering
dikaitkan dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di
Sulawesi Utara. PRRI adalah sebuah gerakan yang timbul karena
kekecewaan sejumlah tokoh politik terhadap pemerintahan
Presiden Sukarno. Sejumlah tokoh partai Masyumi terlibat dalam
kasus tersebut, seperti M. Natsir dan Syafrudin Prawiranegara.
“Pemberontakan” PRRI akhirnya ditumpas Sukarno dan tokoh-
tokohnya dipenjarakan.
Era Demokrasi Terpimpin dimulai pada tanggal 5 Juli
1959, yaitu sesaat setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden yang

11
membubarkan parlemen. Karena parlemen setelah berkali-kali
sidang tidak dapat memutuskan dasar negara RI, karena masing-
masing kelompok tidak bisa memenuhi persyaratan. Zaman ini
diwarnai dengan pembubaran partai politik yang menentang
kebijakan Presiden Sukarno, termasuk di dalamnya partai
Masyumi. Partai Islam yang bertahan di masa ini dan ikut terlibat
dalam pemerintahan Sukarno adalah Nahdhatul Ulama. Setelah
bubarnya Masyumi, partai NU menjadi wakil umat Islam di kancah
pemerintahan untuk melanjutkan persaingan dengan PKI.
Selanjutnya setelah PKI terlibat dalam gerakan 30 September 1965
maka partai NU-lah yang pertama kali mengusulkan pembubaran
PKI pada 5 Oktober 1965. Dimasa pemerintahan Bung Karno
selain dikalangan NU juga ada beberapa tokoh yang masuk kabinet
dari kalangan Ormas Islam lain. Sebagai contoh KH. Idham Kholid
(menkokesra) dari NU, M. Dahlan (Menag)dariNU, dan dari Ormas
Islam yang lain adalah Mulyadi Joyomartono, dan Said Sukanto
Cokroatmojo dari Muhammadiyah dan Sarikat Islam. Presiden
Sukarno akhirnya harus turun dari kursi kekuasaan dan kemudian
digantikan Suharto. Pertama karena Sukarno memberikan mandat
politis kepada Suharto dalam bentuk Supersemar (Surat Perintah
Sebelas Maret) tahun 1966 M. Kedua karena Suharto dianggap
sebagai pemimpin yang berhasil menumpas gerakan Komunis.
Pada mulanya, perubahan rezim kekuasaan dari Sukarno ke
Suharto dianggap sebagai peluang untuk berperannya kembali
Islam dalam panggung politik. Hal ini dibuktikan dengan
dibebaskannya tokoh-tokoh penentang Sukarno dari penjara seperti
M. Natsir, Hamka, KH. Imron Rosyadi dsb. Kebijakan Suharto
setelah resmi diangkat sebagai Presiden tahun 1967, adalah
mengorbitkan Golongan Karya (Golkar) sebagai mesin politiknya.
Pada pemilu pertama zaman Orde Baru tahun 1971, terdapat
sepuluh partai yang bersaing berebut kursi parlemen; diantaranya
yaitu: GOLKAR 236 kursi, NU 58 Kursi, Parmusi 24 kursi, PNI 20

12
Kursi, PSII 10 kursi, Parkindo 10 kursi, katolik 3 kursi, perti 2
kursi, IPKI 0, MURBA 0. Dari 10 partai tersebut 4 adalah Partai
Islam, yaitu NU, Parmusi, PSII, dan Perti. Akan tetapi pada pemilu
berikutnya tahun 1977, terjadi penggabungan Partai sehingga hanya
ada tiga partai yang bersaing, yaitu: 1. PPP, yang dianggap
mewakili Islam 2. Golkar, partainya pemerintah yang berkuasa dan
3.PDI, yang dianggap mewakili Nasionalis. Pada pemilu 1987,
tidak ada lagi partai Islam. PPP telahmengubah simbol partai dari
Ka’bah menjadi Bintang dan mengganti asasnya dari Islam menjadi
Pancasila. Dekade 1980-an terjadi fenomena deislamisasi politik
dan kampanye negatif terhadap Islam yang dilakukan besar-besaran
oleh pemerintah. Tahun 1982, Pancasila ditetapkan sebagai satu-
satunya azas (atau dikenal juga dengan azas tunggal) yang
dianggap sebagian tokoh Muslim sebagai kampanye anti Islam.
Meskipun demikian ternyata dakwah Islam terus berkembang tidak
melalui jalur politik, tetapi melalui jalur pendidikan,
pengembangan pesantren, birokrasi, dakwah di sekolah-sekolah
umum, dan di perguruan
tinggi. Dengan demikian Islam tetap menjadi pedoman bagi bangsa
Indonesia.
Di Era Reformasi muncul kembali peran Islam, terutama di
lapangan politik. Masa reformasi bermula dari kebijkan depolitisasi
Islam pada zaman Suharto. Ketika Islam dilarang dijadikan label
politik tahun 1980-an, sebagaimana air yang dibendung, ia mencari
format dan bentuk baru sebagai manifestasinya. Oleh karena itu,
pada tahun 1990-an muncul gerakan mengartikulasikan Islam
dalam kehidupan sehari-hari yang lebih personal seperti: semangat
mengkaji Islam dalam bentuk grup-grup halaqoh, penerjemahan
dan penerbitan buku-buku dan majalah-majalah yang lebih
komprehensif dan mendetil dalam membahas Islam, fenomena
semakin banyaknya wanita yang menggunakan jilbab, dsb.
Disamping itu, gerakan Islam tahun 1990-an mempunyai perhatian

13
dan keterkaitan dengan perkembangan isu-isu Islam Internasional
seperti Palestina, Afghanistan dan Irak. Krisis moneter yang terjadi
tahun 1997, menyebabkan dasar-dasar ekonomi yang menjadi
legitimasi orde baru menjadi rapuh. Ketika krisis moneter itu
berkembang menjadi krisis ekonomi yang menyebabkan inflasi
hingga 150%, dan kemudian berkembang lagi menjadi krisis multi
dimensi, maka pemerintahan Suharto tidak dapat dipertahankan
lagi. Peristiwa Trisakti tahun 1998, yang menyebabkan tewasnya 4
mahasiswa akibat peluru yang dilepaskan aparat keamanan menjadi
pemicu kerusuhan yang timbul di mana-mana. Demonstrasi besar-
besaran yang dilakukan mahasiswa dengan mengepung dan
menduduki gedung parlemen untuk menuntut adanya reformasi,
yang artinya menuntut mundurnya Suharto dari kursi kekuasaan.
Organisasi kepemudaan yang terlibat dalam peristiwa itu antara
lain BEM, HMI, PMII, IMM, KAMMI; saat ini beberapa tokohnya
duduk di parlemen. Pada akhirnya gerakan reformasi mencapai
puncaknya tanggal 20 Mei 1998. Pada tanggal tersebut, Suharto
menyatakan mundur sebagai Presiden RI di Istana Negara dan
posisinya digantikan oleh BJ. Habibie. Dalam masa
pemerintahannya yang singkat, Habibie (yang juga pendiri dan
ketua ICMI [Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia] pertama)
berhasil menurunkan inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah
dari Rp 16.000 per 1 dolar AS menjadi Rp 12.000. Pada masa
pemerintahanya muncul banyak Partai Politik baru berbasis Islam
seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan (PK).
Pemilu yang diadakan oleh Presiden Habibie tahun 1999 dianggap
lebih berkualitas dibandingkan dengan pemilu di zaman Orde Baru.
Dari 550 kursi parlemen, sekitar 40%nya diduduki oleh Partai
berbasis Islam.
Islam di Indonesia menjadi agama yang memberikan
inspirasi pembebasan, persatuan dan keutuhan nusantara lebih dari

14
8 abad. Dalam uraian terdahulu telah tergambarkan bagaimana
Islam menjadi inspirasi perlawanan terhadap muncul dan
berkembangnya kezaliman dan ketidakadilan. Kolonisasi dan
eksploitasi yang dilakukan bangsa Barat (Portugis, Inggris dan
Belanda) mendapatkan perlawanan sengit dari kerajaan-kerajaan
Islam di nusantara. Bahkan pada abad ke 19, perlawanan semakin
meluas dan tidak hanya dilakukan oleh elit kerajaan tetapi juga
dilakukan oleh rakyat jelata di pelosok pedesaan. Jutaan Gulden
dan ribuan nyawa telah diderita Belanda sebagai dampak
perlawanan Muslim Indonesia. Pada abad ke 20, perlawanan
bangsa Indonesia tidak hanya dalam bentuk perlawanan militer,
tetapi meluas ke dalam hampir semua bidang kehidupan seperti
politik, ekonomi dan sosial. Padamasa ini muncul sejumlah
organisasi Islam modern yang menerapkan prinsip pengetahuan
rasional dan memanfaatkan perkembangan teknologi. Berdirinya
negara Indonesia bukan akhir dari dakwah Islam di Indonesia,
walaupun. sebagian ulama ada yang membuat pernyataan bahwa
negara Indonesia adalah final atau akhir dari perjuangan. Masih
banyak hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan sehingga
mendekati model Islam yang ideal sebagaimana yang terwujud
dalam generasi para sahabat Nabi.
2. Makna Agama Islam Bagi Kehidupan
b.1. Pengertian Agama Islam
Secara etimologi, kata Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari
derivasi kata dasar salima-yaslamu-salamatan wasalaman, yang artinya
“selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, menyerahkan diri, rela, puas,
menerima, sejahtera dan tidak cacat” (Al-Munawir, 1984 : 669).
Pengertian Islam secara terminologis atau istilah adalah agama atau
peraturan-peraturan Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya
sebagai petunjuk bagi umat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. (Zakky Mubarak Syamrakh, 2010 : 51)
b.2. Fungsi Agama Islam

15
Fungsi utama agama Islam dalam kehidupan umat manusia secara
umum adalah:

a. Sebagai hidayah, yaitu petunjuk kebenaran sehingga manusia


mengetahui jalan kehidupan yang benar, yang mengantarkannya pada
kehidupan yang damai, yang menjaga keselamatan agar tidak tersesat
pada kehidupan yang menyengsarakannya.
b. Sebagai aturan atau jalan kehidupan yang menjaga manusia dari
kesesatan.
c. Sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit hati, seperti
pemarah, dengki, kikir, malas, dsb.
d. Sebagai penolong manusia untuk memperoleh kemudahan dakam
menghadapi berbagai permasalahan yang sulit.
e. Sebagai motivator agar manusia tetap tabah menghadapi berbagai
cobaan dan kesulitan hidup, perlakuan tidak dari penguasa yang
dhalim, sehingga manusia tidak putus asa.
b.3. Karakteristik Ajaran Agama Islam
Islam merupakan agama yang memiliki karakteristik berikut:
a. Agama Tauhid, artinya Islam adalah satu-satunya agama yang
mengajarkan ke-Esaan Allah secara murni, bahkan dalam agama Islam,
Tauhid merupakan ajaran yang mendasari semua ajaran Islam.
b. Agama sempurna, artinya agama Islam mengandung ajaran yang
memberi petunjuk pada seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan
kesempurnaan ajaran agama Islam tersebut, orang Islam memiliki
landasan dasar dalam berbuat, sehingga apabila perbuatannya sesuai
dengan ajaran Islam, akan memperoleh nilai ibadah, dan diberikan
balasan pahala oleh Allah.
c. Agama Fitrah, artinya agama Islam itu sesuai dengan fitrah kehidupan
manusia. Karena itu ajaran agama Islam tidak menimbulkan efek
negatif dalam kehidupan manusia.
d. Agama universal, artinya agama yang berlaku untuk seluruh umat
manusia sampai akhir masa. Nabi Muhammad saw adalah nabi yang
terakhir, nabi penutup, sehingga agama Islam yang diterimanya dari

16
Allah merupakan agama yang berlaku terus-menerus sampai akhir
masa.
e. Agama yang mengandung kebenaran mutlak, artinya kebenaran ajaran
Islam tidak bergantung pada dukungan pembenaran unsur lain, karena
agama Islam berupa firman-firman Allah, dan Allah adalah Yang
Maha Benar Mutlak.
f. Agama mudah dan fleksibel, artinya pelaksanaan ajaran agama Islam
sangat mudah dan memberikan kemudahan kepada umat Islam untuk
mengamalkannya sesuasi dengan kemampuannya.
g. Agama yang adil, artinya agama yang menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Keadilan dalam agama Islam meliputi berbagai aspek
kehidupan, keadilan dalam berbagai hubungan antara manusia dengan
dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
h. Agama yang menebarkan kemaslahatan, artinya Allah dalam
menetapkan hukum selalu mempertimbangkan kemaslahatan
(kebaikan) hidup manusia.
b.4. Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam

Agama Islam mengandung tiga ajaran pokok, yaitu

(1) akidah atau iman

(2) syari’ah atau Islam; dan

(3) akhlak atau ihsan.

Pembagian ruang lingkup ajaran agama Islam pada ketiga ajaran tersebut
didasarkan pada aspek hubungan antara fungsi ajaran agama Islam dengan
potensi kehidupan manusia yang menerima amanah sebagai khalifah Allah
di bumi untuk menunaikannya sehingga agama Islam sebagai “rohmatan
lil ‘alamin” di dalam kehidupan ini terealisasi.

b.5. Sumber Ajaran Agama Islam

Dalam riwayat Rasulullah saw berpesan yang artinya:


“Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian tidak akan
sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-

17
Qur’an) dan (Sunnah) Rasul-Nya.” Dari pesan Nabi Muhammad saw
tersebut, para sahabat dan para ulama sesudahnya berpendapat bahwa
sumber ajaran Islam ada 2, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah atau Hadis.
Sedangkan menurut Hadis Muadz, sebagian ulama mengatakan bahwa
sumber ajaran Islam ada 3, yaitu Al-Qur’an, Sunnah atau Hadis dan Rakyu
atau Ijtihad. Al-Qur’an tidak bisa berdiri sendiri tanpa Sunnah.

c) Manusia Beragama Islam


c.1. Karakteristik Manusia Beragama Islam
c.1.1. Penyebutan Manusia Dalam Al-Qur’an
Konsep manusia di dalam Al-Qur’an dipahami dengan
memperhatikan kata-kata yang saling menunjuk pada makna
manusia, yaitu basyar, insan, an-nas, bani Adam, dan abdun.
Basyar selalu di hubungkan dengan sifat sifat biologis
manusia, seperti asalnya dari tanah liat atau lempung kering. Insan
selalu dihubungkan dengan sifat psikologis manusia sebagai
makhluk yang berilmu, berpikir dan memikul amanah. Kata bani
adam menunjuk pada aspek historis, bahwa semua umat manusia
berasal dari nabi adam.
c.1.2. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada
penciptanya, yaitu Allah. Nilai peribadahan dari aktivitas
kehidupan manusia dengan mentaati hukum Allah diperlukan
persyaratan sebagai berikut:
a. Niat ikhlas karena Allah;
b. Bentuk aktivitas kehidupannya mengikuti hukum atau aturan
Allah;
c. Tujuan akhir aktivitasnya hanya mengharapkan ridha Allah.
c.1.3. Proses Penciptaan Manusia
Pada QS. 23 (Al-Mukminun) : 12 -14 dan QS. 15 (Al-
Hijr) : 28-29 menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari dua
unsur, yaitu:
 unsur materi tanah; dan

18
 unsur non materi ruh dari Allah.
c.1.4. Alam Kehidupan Manusia
Kehidupan manusia berlangsung dalam empat tahapan
kehidupan, yaitu:
a. Alam Rahim, yaitu alam kehidupan sejak terjadi konsepsi
sampai lahir;
b. Alam dunia, yaitu alam kehidupan sejak kelahiran sampai
meninggal dunia;
c. Alam barzah, yaitu alam kehidupan sejak kematian sampai
kiamat;
d. Alam akhirat, yaitu alam kehidupan di surga atau neraka
sebagai balasan terhadap perbuatan manusia selama hidup di
dunia.
c.1.5. Kedudukan Manusia
Sejak sebelum manusia diciptakan, Allah telah
menyampaikan irodahnya kepada para malaikat bahwa manusia
akan diciptakan sebagai khalifah-Nya di bumi, untuk menegakkan
aturan Allah di bumi ini sehingga tercipta kehidupan yang
harmonis dan adil.
c.1.6. Potensi Manusia
Manusia memiliki potensi, yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki
manusia dapat dikelompokkan pada dua aspek, yaitu potensi fisik
dan ruhaniah. Potensi fisik berkaitan dengan fisik manusia tersebut,
sedangkan potensi ruhaniah diantaranya adalah akal, qalb, dan
emosi atau perasaan.
c.1.7. Karakter Manusia
Pada diri manusia terdapat perpaduan karakter yang
berlawanan. Oleh karena itu, manusia memiliki karakter baik yang
mencerminkan sifat Tuhan dan karakter buruk yang mencerminkan
sifat buruk nafsu yang mengutamakan kepuasan pada materi.
c.1.8. Martabat Manusia

19
Manusia telah Allah ciptakan dalam bentuk yang terbaik
dan dimuliakan disbanding makhluk lainnya, namun martabat
manusia ditentukan oleh nilai perbuatan dalam kehidupannya.
Martabat manusia tersebut adalah :
1. Muttaqun, orang yang bertaqwa.
2. Mukmin, orang yang beriman.
3. Muslim, orang yang berserah diri kepada Allah (beragama
islam).
4. Muhsin, orang yang berbuat baik.
5. Mukhlish, orang yang ikhlas.
6. Mushlih, orang yang menciptakan kebaikan.
7. Kafir, orang yang mengingkari atau menolak ada-Nya Allah.
8. Fasik, orang yang keluar dari kebenaran (berbuat dosa).
9. Munafik, orang yang berpura-pura beragama islam.
10. Musyrik, orang yang menyekutukan Allah.
11. Murtad, orang yang keluar dari agama Allah (islam).
c.1.9. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Islam
Sekalipun manusia telah Allah ciptakan sebagai makhluk
terbaik dan Allah karuniakan potensi yang terlengkap dibandingkan
dengan potensi makhluk lainnya, tetapi manusia relative, artinya
memiliki keterbatasan. Relatif manusia tersebut mengakibatkan
manusia tidak mampu mencapai kepastian yang mengandung
kebenaran mutlak. Karena itu sejak manusia diciptakan, Allah
selalu memberikan petunjuk kepada manusia untuk membimbing
relativitas potensinya agar manusia tidak tersesat, atau mengalami
kesulitan. Kebutuhan manusia terhadap Agama Islam melebihi
kebutuhan makan dan waktu istirahatnya.
c.2. Tanggung Jawab Manusia Beragama Islam
c.2.1. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah
Semua manusia adalah ciptaan Allah, hal ini menjadikan
kita manusia sebagai hamba Allah. Karena kita adalah hamba Allah
maka kita memiliki kewajiban yang perlu kita taati yaitu, kita harus

20
menyembah Allah dan hanya Allah saja yang harus kita sembah,
kita tidak boleh menyembah hal lain, entah apapun itu. Kita harus
takwa kepada Allah, itulah tugas kita sebagai hamba allah. Kita
harus menjalani perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
Tanggung jawab manusia kepada Allah untuk mengabdi di dalam
Al-Qur’an di sebut juga dengan Hablun min Allah.
c.2.2. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
Khalifah adalah pemimpin atau orang yang memegang
amanah dari Allah untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi
ini. Kekuasaan yang Allah berikan kepada manusia bersifat kreatif,
artinya manusia bisa memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
muka bumi ini untuk kepentingan yang baik. Tetapi Khalifah juga
memiliki batasan-batasan di dalam kepemimpinannya yaitu hukum-
hukum Allah. Walaupun Khalifah merupakan pemimpin yang di
amanatkan oleh Allah tetapi, tetap tidak boleh melanggar larangan
Allah. Aturan-aturan tersebut adalah yang tercantum di dalam Al-
Qur’an, Sunnah Rasulullah Saw, dan ayat Kauniyah. Hal ini juga
tersirat dalam (QS.3 (Ali Imran) :112).

21
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Sebagai muslim yang baik, kita seharusnya tau sejarah dan pengembangan
agama islam agar mengetahui bahwa sejarah peradaban islam sangat
panjang. Ada kiranya peradaban tersebut dijadikannya sebuah motivasi
dan refeksi untuk membangkitkan semangat untuk menjalani kehidupan
bagi muslim yang baik. Seorang muslim diharapkan mampu untuk bisa
mengetahui dan memahami sejarah dan makna agama Islam yang terlukis
sejak zaman dahulu hingga kini. Di samping itu, dengan adanya makna
dari agama Islam itu sendiri menjadikan manusia memahami hakikat
kehidupan yang sebenarnya yang dihadapinya. Sudah sepatutnya seorang
muslim menyandarkan hidupnya kepada syariat agama Islam yang
mengatur seluruh kehidupan manusia di bumi Allah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Mujilan, dkk. 2018. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama
Islam (Membangun Pribadi Muslim Moderat). Jakarta: Midada Rahma Press.

23

Anda mungkin juga menyukai