PRINSIP-PRINSIP STRATEGI
DAKWAH DAN PERKEMBANGAN
ISLAM DI INDONESIA
Nama Kelompok :
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak guru dan teman-teman yang telah
memberikan saran dan bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) .Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak sekali
kekurangan- kekurangannya, dan kami sangat berbesar hati dan berlapang dada
sekali apabila Ibu Guru, teman-teman serta para pembaca untuk memberikan saran
dan kritiknya.
1. Latar Belakang
Perubahan sosial di Indonesia terus berlangsung sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi, bersamaan dengan hal tersebut agama-agama dan idiologi lain mulai menampakkan
kegiatannya dengan memberkan pelayanan yang konkrit kepada masyarakat, sehingga masalah
yang dihadapi da'wah Islam semakin komplek bertan dengan berbagai permasalahan sosial,
politik, ekonomi, pendidikan, science dan teknologi.
Dengan munculnya kenyataan sosio kultural tersebut, harus menimbulkan kesadaran baru
di kalangan pemeluk Islam untuk lebih mensistematiskan dakwahnya dalam berbagai bidang
kehidupan, agar dakwah Islam dapat berkembang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
zaman. Dampak perubahan sosio kultural yang terjadi menyentuh angsung lembaga atau
organisasi dakwah yang ditandai dengan ketidakmampuannya melihat masalah secara jelas, tema
dakwah yang itu-itu saja sudah mulai kehilangan relevansinya, sedangkan model dakwah yang
ada sudah tak dapat digunakan untuk meihat dan memecahkan masalah yang semakin rumit.
Permasalahn fundamental yang dihadapi oleh dakwah Islam di Indonesia adalah tidak adanya
perencanaan kerangka dakwah yang disusun secara sistematis dan utuh untuk merealisasikan
Islam dalam semua datarn kehidupan, dimana dakwah Islam yang dilakukan oleh lembaga
apapun masih bersifat sampingandan sambil lalu. Dalam rangka merealisir fungsi kekahlifahan
maka upaya dakwah yang merupakan preoses aktualisasi iman memerlukan upaya yang
sungguh-sungguh dan terorganisir secara rapi. Proses ini merupakan suatu peruabahan dari
sistem merasa, berfikir, bersikap dan bertindak individu dan masyarakat menuju pembangunan
dan penciptaan realitas sistem baru yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,
kebenaran, perdamaian, keindahan, kebaikan dan lain sebagaiya yang disebut sebagai realitas
islami. Para insan dakwah harus hadir sebagai pewaris nabi untuk memperbaiki dan mengubah
kenyataan sistem kehidupan yan dzalim, dimna masyrajat telah membisu untuk menytakan
kebenaran.Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan
seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indoesia. Bahkan
pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan
Budha.
2. Rumusan Masalah
- Apa saja prinsip-prinsip strategi dakwah ?
- Bagaimana cara Islam datang ke Indonesia ?
- Bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia ?
- Apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang ?
3. Tujuan
- Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
- Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik
- Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN DAKWAH
Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para pakar tentang dakwah antara lain:
a. Menurut KH. M. Isa Anshori dalam bukunya "Mujahid Dakwa", dakwah iskamiyah
berarti menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil ummat manusia agar
menerima dan mmepercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.
b. Menurut Amrullah Achmad dalam bukunya "dakwah Idlam dan Perubahan Sosial",
dakwah merupakan aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu
sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kenasyarakatan yang dilaksanakan
secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap bertindak manusia
pada datarn kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara
tertentu.
Dari kedua definisi di atas dapat difahami bahwa eksistensi dakwah Isla senantiasa
bersentuhan dan bergelut dengan realitas yang mengitariny apalagi dalam suatu kondisi dimana
masyarakat dan negara berada pada suatu masa transisi yang sangat sulit unuk memasuki
persaiang ketat era globalisasi yang siap melindas siapapun yang tidak siap. Dakwah yang berarti
tabligh/ penyaiaran atau penerangan agama mengandung penegertian yang sempit dan marginal.
Dakwah yang sebenarnya adalah semua usaha untuk merelaisir ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan manusia. Dalam kerangka berfikir ini maak kegiatan tabligh adalah merupakan bagian
dari dakwah Islam. Jika dakwah diartikan hanya sebagai tabligh saja, maka dapat dipastiakn
Islam Hnaya akan memasuki wilayah pinggiran saja dari sistem kepribadian dan sosial, sebab
budaya dakwah oral (verbal) tidak mampu memberikan jawaban konkrit atas permaslahan yang
dihadapi ummat manusia.
B. KEWAJIBAN DAKWAH
Ketika perubahan sosial kultural semakin kompleks yang berarti maslah kemanusiaan
semakin meluas, dakwah Islam dihadapkan dengan keharusan memberikan jawaban yang jelas
menyangkut kepentingan manusia dalam berbagai segi kehidupan, oleh ebab itu perintah dakwah
ditujukan kepada siapapunyang menjadi bagian dari ummat Islam, sebagaiamana tersebut dalam
surat Ali Imran ayat 104 yan berbunyi
( 104)
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.) Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
Selain itu dalam Al qur'an banyak ayat-ayat yang mewajibkan berdakwah bagi laki-laki
muslim dan wanita-wanita muslimah diantaranya disebutkan dalam surat At Taubah ayat 71
yang berbunyi :
( 71)
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong
bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mung-kar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Ra-sul-Nya.
Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaper-kasa, Mahabijaksana.
Pesan-pesan senada dapat dijumpai pula dalam surat Ali-Imran ayat 104, 110, An-Nahal ayat
125 dan At-taubah ayat 112.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah dalam arti yang luas adalah
kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah. Tidak boleh seorang muslim
dan muslimah menghindar darinya karena dakwah amar makruf dan nahi munkar merupakan
syarat mutlak dari keselamatan dan kesempurnaan masyarakat, karena uitu dakwah bukan
monopoli tugas dari para ulama atau cendikiawan saja tapi merupkan kewajiban seluruh insan
yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana hadist Rasul yang
berbunyi:
Sampaikanlah apa-apa yang dariku walaupun hanya satu ayat."
" Sesungguhnya sebesar besarnya jihad ialah memperkatakan suatu kalimat yang adil kepada
pemerintah yang dholim".
2.Dakwah dengan Harta/ekonomi
Para orang mukminin berkewajiban untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk
menunjang perjuangan. Dakwah dengan harta dipergunakan untuk menghidupkan sistem
ekonomi Islam semacam bank muamalat, koperasi syariah, BMT dan mendirikan lembaga baitul
maal yang dapat memberi pertolongan kepada siapa saja masyarakat muslim yang
membutuhkannya agar tidak terjebak kepada kekafiran.
F. Strategi Dakwah
ketika perubahan sosio kultural semakin kompleks maka dakwah Islam dihadapkan deg
ngan keharusan memberikan jawaban yang jelas. untuk itu keseluruhan sistem dan strategi dakwah
ahrus ditinjau kembali baik efektivitas, efesiensi maupun jangkauan penanganan masalah yang
dihadapi. Menurut Muhammad Al Ghozali ada tiga tahapan dakwah yaitu:
1. Menyadarkan pikiran; yang berarti pembersihan kerangka filosofi yang paling dasar
dari sistem sosial dan kepercayaan yang musyrik.
2. Menumbuhkan keyakinan yang berarti menjadikan aqidah sebagai landasan filosofi
masyarakat.
3. Membangun sistem organisasi yang berarti membangun sistem kehidupan yang
berlandaskan Islam.
Sedangkan menurut Amrullah Achmad da'wah harus memiliki beberpa fungsi antara lain:
a. Mengubah lingkungan ; dengan meletakkan dasar filsafat eksistensi masyarakat.
b. Menanamkan nilai; keadilan, persamaan, persatuan, perdamaian, kebenaran, kebaikan,
dan keindahan.
c. Membebaskan individu dan masyarakat dari sistem kehidupan yang dzolim, menuju
kehidupan yang adil.
d. Memberi kritik sosial atas penyimpangan yang berlaku
e. Meletakkan Islam sebagai inti penggerak jalannya sejarah.
f. Memberi orientasi keislaman kegiatan ilmiah dan teknologi
g. Merealisir sistem budaya yang berakar pada dimensi spiritual.
h. Menyadarkan masyarakat untuk menegakkan hukum.
i. Mengintegrasikan kelompok-kelompok kecil menjadi satu kesatuan ummat.
j. Merealisir keadilan dalam bidang ekonomi.
k. Memberi kerangka dasar keselarasan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
G. Sasaran Dakwah
pada dasarnya seluruh organ masyarakat menjadi sasaran dakwah Islam dengan
penekanan yang berbeda-beda misalnya baik dari kalangan santri birokrat, teknokrat dan lain-
lain. Menurut Drs. Djanalis Djanaid, ada kelompok masyarakat ditinjau dari segi keagamaan
yaitu:
1. Kelompok Santri
2. Kelompok Sempalan
3. Golongan non Islam abangan
4. Golongan non Islam
Semua mereka ini dapat menjadi sasaran dakwah dengan memperhatikan kecendrungan
masing-masing kelompok.
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 256).
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan
kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke
Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari
keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga
dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.
Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa
sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti
jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para dai dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu sbb :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di
Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan
pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai
mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang
marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M. Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para
mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama),
Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah
diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun
1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah
sebagai Sultan.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak.
Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden
Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai
mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden
Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena
wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah
sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para dai yang berdatangan dari berbagai
daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang
menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke
Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga
dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada
tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja
Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Jafar Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550
M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun
masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah
lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
Kesimpulan
Sesungguhnya allah swt menciptakan manusai untuk barpasang- pasangan menjadikan
umat bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di indonesia perlu waktu berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan suwenang-wenang antar sesama manusia.
Daftar Pustaka
http:/www.saufudin.info/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html?m=1
Haludi, Khuslan dan abdirrohim. 2007. Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan
Agama Islam. Solo: Tiga Serangkai.