Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA ISLAM

PRINSIP-PRINSIP STRATEGI
DAKWAH DAN PERKEMBANGAN
ISLAM DI INDONESIA

Nama Kelompok :

Fathur Rahman Umarella


Magista Rizky Nabilah Putri
Nikmawati Anggraeni Narahaubun
XII MIA 3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah alrabbi alalamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang


telah memberikan nikmatnya kepada kami dan atas seizin-Nyalah sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak guru dan teman-teman yang telah
memberikan saran dan bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) .Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak sekali
kekurangan- kekurangannya, dan kami sangat berbesar hati dan berlapang dada
sekali apabila Ibu Guru, teman-teman serta para pembaca untuk memberikan saran
dan kritiknya.

Ambon, Oktober 2017


Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar isi . 2

BAB I PENDAHULUAN ............ 3


1. Latar belakang ................... 3
2. Permasalahan ........................ 3
3. Tujuan ................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............. 4


1. Prinsip-prinsip dakwah................................................................................................................ 4
2. Awal Masuknya Islam di Indonesia ....................... 4
3. Cara masuknya islam di Indonesia........................................................................................... 5
3. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara ...................... 6
4. Peranan Umat Islam dalam Mengusir Penjajah ........................ 8

BAB III PENUTUP ..


17
1. Kesimpulan
17
2. Saran dan kritik ..
17

DAFTAR PUSTAKA ...


18
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perubahan sosial di Indonesia terus berlangsung sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi, bersamaan dengan hal tersebut agama-agama dan idiologi lain mulai menampakkan
kegiatannya dengan memberkan pelayanan yang konkrit kepada masyarakat, sehingga masalah
yang dihadapi da'wah Islam semakin komplek bertan dengan berbagai permasalahan sosial,
politik, ekonomi, pendidikan, science dan teknologi.
Dengan munculnya kenyataan sosio kultural tersebut, harus menimbulkan kesadaran baru
di kalangan pemeluk Islam untuk lebih mensistematiskan dakwahnya dalam berbagai bidang
kehidupan, agar dakwah Islam dapat berkembang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
zaman. Dampak perubahan sosio kultural yang terjadi menyentuh angsung lembaga atau
organisasi dakwah yang ditandai dengan ketidakmampuannya melihat masalah secara jelas, tema
dakwah yang itu-itu saja sudah mulai kehilangan relevansinya, sedangkan model dakwah yang
ada sudah tak dapat digunakan untuk meihat dan memecahkan masalah yang semakin rumit.
Permasalahn fundamental yang dihadapi oleh dakwah Islam di Indonesia adalah tidak adanya
perencanaan kerangka dakwah yang disusun secara sistematis dan utuh untuk merealisasikan
Islam dalam semua datarn kehidupan, dimana dakwah Islam yang dilakukan oleh lembaga
apapun masih bersifat sampingandan sambil lalu. Dalam rangka merealisir fungsi kekahlifahan
maka upaya dakwah yang merupakan preoses aktualisasi iman memerlukan upaya yang
sungguh-sungguh dan terorganisir secara rapi. Proses ini merupakan suatu peruabahan dari
sistem merasa, berfikir, bersikap dan bertindak individu dan masyarakat menuju pembangunan
dan penciptaan realitas sistem baru yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,
kebenaran, perdamaian, keindahan, kebaikan dan lain sebagaiya yang disebut sebagai realitas
islami. Para insan dakwah harus hadir sebagai pewaris nabi untuk memperbaiki dan mengubah
kenyataan sistem kehidupan yan dzalim, dimna masyrajat telah membisu untuk menytakan
kebenaran.Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan
seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indoesia. Bahkan
pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan
Budha.
2. Rumusan Masalah
- Apa saja prinsip-prinsip strategi dakwah ?
- Bagaimana cara Islam datang ke Indonesia ?
- Bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia ?
- Apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang ?
3. Tujuan
- Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
- Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik
- Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu
BAB II
PEMBAHASAN

1.Prinsip-prinsip dan strategi dakwah

A.PENGERTIAN DAKWAH

Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para pakar tentang dakwah antara lain:

a. Menurut KH. M. Isa Anshori dalam bukunya "Mujahid Dakwa", dakwah iskamiyah
berarti menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil ummat manusia agar
menerima dan mmepercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.
b. Menurut Amrullah Achmad dalam bukunya "dakwah Idlam dan Perubahan Sosial",
dakwah merupakan aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu
sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kenasyarakatan yang dilaksanakan
secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap bertindak manusia
pada datarn kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara
tertentu.

Dari kedua definisi di atas dapat difahami bahwa eksistensi dakwah Isla senantiasa
bersentuhan dan bergelut dengan realitas yang mengitariny apalagi dalam suatu kondisi dimana
masyarakat dan negara berada pada suatu masa transisi yang sangat sulit unuk memasuki
persaiang ketat era globalisasi yang siap melindas siapapun yang tidak siap. Dakwah yang berarti
tabligh/ penyaiaran atau penerangan agama mengandung penegertian yang sempit dan marginal.
Dakwah yang sebenarnya adalah semua usaha untuk merelaisir ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan manusia. Dalam kerangka berfikir ini maak kegiatan tabligh adalah merupakan bagian
dari dakwah Islam. Jika dakwah diartikan hanya sebagai tabligh saja, maka dapat dipastiakn
Islam Hnaya akan memasuki wilayah pinggiran saja dari sistem kepribadian dan sosial, sebab
budaya dakwah oral (verbal) tidak mampu memberikan jawaban konkrit atas permaslahan yang
dihadapi ummat manusia.

B. KEWAJIBAN DAKWAH

Ketika perubahan sosial kultural semakin kompleks yang berarti maslah kemanusiaan
semakin meluas, dakwah Islam dihadapkan dengan keharusan memberikan jawaban yang jelas
menyangkut kepentingan manusia dalam berbagai segi kehidupan, oleh ebab itu perintah dakwah
ditujukan kepada siapapunyang menjadi bagian dari ummat Islam, sebagaiamana tersebut dalam
surat Ali Imran ayat 104 yan berbunyi

( 104)

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.) Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.

Selain itu dalam Al qur'an banyak ayat-ayat yang mewajibkan berdakwah bagi laki-laki
muslim dan wanita-wanita muslimah diantaranya disebutkan dalam surat At Taubah ayat 71
yang berbunyi :





( 71)

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong
bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mung-kar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Ra-sul-Nya.
Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaper-kasa, Mahabijaksana.

Pesan-pesan senada dapat dijumpai pula dalam surat Ali-Imran ayat 104, 110, An-Nahal ayat
125 dan At-taubah ayat 112.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah dalam arti yang luas adalah
kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah. Tidak boleh seorang muslim
dan muslimah menghindar darinya karena dakwah amar makruf dan nahi munkar merupakan
syarat mutlak dari keselamatan dan kesempurnaan masyarakat, karena uitu dakwah bukan
monopoli tugas dari para ulama atau cendikiawan saja tapi merupkan kewajiban seluruh insan
yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana hadist Rasul yang
berbunyi:
Sampaikanlah apa-apa yang dariku walaupun hanya satu ayat."

C. MACAM MACAM DAKWAH


Menghadapi tantangan yang demikian besar , maka para insan dakwah harus bersungguh
sungguh untuk merealisasikan pesan pesan alqur'an dibumi ini dengan bebagai jalan dan sisi sisi
kehidupan . Bentuk bentuk dakwah yang dikenal selama ini adalah sebagai berikut:
1. dakwah siyasah/politik
anggapan sebagian masyarakat bahwa islam tidak mengajarkan sistem politik adalah
kesalahan besar , jika kita melihat sejarah Rasulullah , setelah hijrah maka hal yang mula mula
dilakukan oleh Rasulullah adalah mendirikan " madinatul Munawwarah" dimana beliau langsung
menjadi kepala Negaranya.Dengan demikian islam sangat berkepentingan untuk membangun,
membentuk dan mendukung pemerintahan yang islami yang komitment pada kebenaran dan
keadilan sehingga terbentuk suatu sistem kekuasaan Ketuhanan yang berfihak kepada rakyat
kecil , keadilan dan kesejahteraan masyarakat , selain itu juga selalu mengontrol dan meluruskan
pemerintahanserta mengadakan reformasi pada semua unit unit kekuasaan dan birokrasi agar
ercapai pemerintahan yang adil , yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
hadist Rasulullah SAW:

" Sesungguhnya sebesar besarnya jihad ialah memperkatakan suatu kalimat yang adil kepada
pemerintah yang dholim".
2.Dakwah dengan Harta/ekonomi
Para orang mukminin berkewajiban untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk
menunjang perjuangan. Dakwah dengan harta dipergunakan untuk menghidupkan sistem
ekonomi Islam semacam bank muamalat, koperasi syariah, BMT dan mendirikan lembaga baitul
maal yang dapat memberi pertolongan kepada siapa saja masyarakat muslim yang
membutuhkannya agar tidak terjebak kepada kekafiran.

3. Dakwah dengan lisan dan tulisan


Dakwah dengan lisan, tulisan, melalui media cetak maupun media elektronik merupakan
hal yang sangat penting sebab dalam era globalisasi saat ini siapa yang menguasai informasi
itulah yang menguasai dunia.

4. Dakwah dengan pendidikan dan pengajaran


penyebaran ilmu merupakan hal yang paling penting dalam Islam. sampai-sampai rasul
menyuruh untuk belajar ke negeri Cina. Suatu simbol negara maju pada waktu itu. perubahan
pola pikir, peradaban dan budaya hanya dapat dilakukan dengan pendidikan dan pengajaran yang
terstruktur baik berupa pesantren, sekolah, perguruan tinggi dan sebagainya. segala sesuatu
aktivitas pendidikan yang mengandung unsur-unsur dakwah di dalamnya.

5. Dakwah dengan kekuasaan


setiap orang mukmin wajib mempergunakan kekuasaan yang berada di tangannya untuk
mengadakan perubahan-perubahan kearah kebaikan dan tidak membiarkan penyelewengan
merajalela di daerah kekuasaannya. sesuai dengan hadist Rasul:

"siapa diantara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya


(kekuasaannya) maka jika dia tidak mampu hendaklah dengan lidahnya dan jika tidak mampu
hendaklah dengan hatinya (dia) dan ini adalah selemah-lemahnya iman.

F. Strategi Dakwah
ketika perubahan sosio kultural semakin kompleks maka dakwah Islam dihadapkan deg
ngan keharusan memberikan jawaban yang jelas. untuk itu keseluruhan sistem dan strategi dakwah
ahrus ditinjau kembali baik efektivitas, efesiensi maupun jangkauan penanganan masalah yang
dihadapi. Menurut Muhammad Al Ghozali ada tiga tahapan dakwah yaitu:
1. Menyadarkan pikiran; yang berarti pembersihan kerangka filosofi yang paling dasar
dari sistem sosial dan kepercayaan yang musyrik.
2. Menumbuhkan keyakinan yang berarti menjadikan aqidah sebagai landasan filosofi
masyarakat.
3. Membangun sistem organisasi yang berarti membangun sistem kehidupan yang
berlandaskan Islam.
Sedangkan menurut Amrullah Achmad da'wah harus memiliki beberpa fungsi antara lain:
a. Mengubah lingkungan ; dengan meletakkan dasar filsafat eksistensi masyarakat.
b. Menanamkan nilai; keadilan, persamaan, persatuan, perdamaian, kebenaran, kebaikan,
dan keindahan.
c. Membebaskan individu dan masyarakat dari sistem kehidupan yang dzolim, menuju
kehidupan yang adil.
d. Memberi kritik sosial atas penyimpangan yang berlaku
e. Meletakkan Islam sebagai inti penggerak jalannya sejarah.
f. Memberi orientasi keislaman kegiatan ilmiah dan teknologi
g. Merealisir sistem budaya yang berakar pada dimensi spiritual.
h. Menyadarkan masyarakat untuk menegakkan hukum.
i. Mengintegrasikan kelompok-kelompok kecil menjadi satu kesatuan ummat.
j. Merealisir keadilan dalam bidang ekonomi.
k. Memberi kerangka dasar keselarasan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.

G. Sasaran Dakwah
pada dasarnya seluruh organ masyarakat menjadi sasaran dakwah Islam dengan
penekanan yang berbeda-beda misalnya baik dari kalangan santri birokrat, teknokrat dan lain-
lain. Menurut Drs. Djanalis Djanaid, ada kelompok masyarakat ditinjau dari segi keagamaan
yaitu:
1. Kelompok Santri
2. Kelompok Sempalan
3. Golongan non Islam abangan
4. Golongan non Islam
Semua mereka ini dapat menjadi sasaran dakwah dengan memperhatikan kecendrungan
masing-masing kelompok.

H. Karakter Insan Dakwah


Abul A'la Almaududi memberikan beberapa syarat bagi para pendakwah jika ingin
berhasil yaitu:
a. Mempunyai kefahaman Islam yang benar
b. memiliki keimanan yangteguh terhadap Islam
c. memiliki kepribadian yang baik
d. Mengambil Islam sebagai Tujuan hidup
Al Qur'an juga memberikan petunjuk bagi para juru dakwah sebagaimana tercantum
dalam Surat Al Muddatsir ayat 1-7 :
1. Hai orang yang berselimut,
2. bangulah, lalu berilah peringatan!,
3. dan Tuhanmu agungkanlah!,
4. dan pakaianmu bersihkanlah!,
5. dan perbuatan dosa jauhilah!,
6. dan janganlah kam memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak,
7. dan untuk memenuhi perintah tuhanmu bersabarlah

2. Awal Masuknya Islam di Indonesia


Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa
wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.
Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan
Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat
diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian,
persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat
dan tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar
masuknya Islam di Indonesia pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain
menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur
Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

3. Cara Masuknya Islam di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam


berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan
para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 256).
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan
kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke
Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari
keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga
dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.
Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa
sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti
jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para dai dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

4. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara


1. Di Sumatra
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara
yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang
terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan
Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah
Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi
Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa
jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para
dai yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur
hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.

Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu sbb :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di
Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan
pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai
mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang
marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M. Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para
mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama),
Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah
diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun
1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah
sebagai Sultan.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak.
Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden
Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai
mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden
Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena
wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah
sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para dai yang berdatangan dari berbagai
daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang
menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke
Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga
dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada
tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja
Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Jafar Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550
M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun
masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah
lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.

Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :


a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya
dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.

5. Peranan Umat Islam dalam Mengusir Penjajah.


Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa Indonesia,
bahkan saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak dan
lain-lain. Jauh sebelum mereka datang, umat Islam Indonesia sudah memiliki identitas bendera
dan warnanya adalah merah putih. Ini terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang juga
berwarna merah dan putih. Rasulullah saw pernah bersabda : Allah telah menundukkan pada
dunia, timur dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar dan Al-
Abyadl, merah dan putih . Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Tidak akan bangsa ini
mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama menjadikan bahasa ini bahasa pasar, lalu
menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa jurnalistik
Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah air dan
membasmi kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan semangat melawan
penjajah. Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh pergerakan, termasuk yang berlabel
nasionalis radikal sekalipun sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam.
Sebagai bukti misalnya Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal dari
Sarekat Islam (SI); Soekarno sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah dan pernah nyantri
dibawah bimbingan Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo yang kelak dicap sebagai
pemberontak DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya bukanlah seorang yang hanya
memperjuangkan emansipasi wanita. Ia seorang pejuang Islam yang sedang dalam perjalanan
menuju Islam yang kaaffah. Ketika sedang mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih dari
kegelapan (jahiliyah) kepada cahaya terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap
terbitlah terang). Patimura seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani sebenarnya
dia adalah seorang Islam yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy hanyalah omong kosong.
Tokoh Thomas Mattulessy yang ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau Mat Lussy, seorang
muslim yang memimpin perjuangan rakyat Maluku melawan penjajah. Demikian pula
Sisingamangaraja XII menurut fakta sejarah adalah seorang muslim.
Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika para
penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia yang mayoritas sudah
beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang berbeda dengan ketika Islam datang dan
diterima oleh mereka, bahwa Islam tersebar dan dianut oleh mereka dengan jalan damai dan
persuasif yakni lewat jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahkan wali sanga
menyebarkannya lewat seni dan budaya. Para dai Islam sangat paham dan menyadari akan
kewajiban menyebarkan Islam kepada orang lain, tapi juga mereka sangat paham bahwa
tugasnya hanya sekedar menyampaikan.
Di bawah ini hanya sebagian kecil contoh atau bukti sejarah perjuangan umat Islam
Indonesia dalam mengusir penjajah.
1. Penjajah Portugis
Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan semboyan Gold
(tambang emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani).
Untuk menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua cara. Apalagi
saat itu mereka masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam) setelah usai
Perang Salib.
2. Penjajah Belanda
Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 berlabuh di Banten dibawah pimpinan
Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jakarta pada tanggal 30
Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta menjadi Batavia. Tujuannya sama dengan penjajah
Portugis, yaitu untuk memonopoli perdagangan dan menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-
kerajaan di wilayah Nusantara. Jika Portugis menyebarkan agama Katolik maka Belanda
menyebarkan agama Protestan. Betapa berat penderitaan kaum muslimin semasa penjajahan
Belanda selama kurang lebih 3,5 abad. Penindasan, adu domba (Devide et Impera), pengerukan
kekayaan alam sebanyak-banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia dalam keadaan miskin
dan terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu. Maka wajarlah jika seluruh umat Islam
Indonesia bangkit dibawah pimpinan para ulama dan santri di berbagai pelosok tanah air, dengan
persenjataan yang sederhana: bambu runjing, tombak dan golok. Namun mereka bertempur
habis-habisan melawan orang-orang kafir Belanda dengan niat yang sama, yaitu berjihad fi sabi
lillah. Hanya satu pilihan mereka : Hidup mulia atau mati Syahid. Maka pantaslah almarhum Dr.
Setia Budi (1879-1952) mengungkapkan dalam salah satu ceramahnya di Jogya menjelang akhir
hayatnya antara lain mengatakan : Jika tidak karena pengaruh dan didikan agama Islam, maka
patriotisme bangsa Indonesia tidak akan sehebat seperti apa yang diperlihatkan oleh sejarahnya
sampai kemerdekaannya.
Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam Indonesia dalam melawan Belanda
yang sebagian besar adalah para Ulama atau para kyai antara lain :
Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai Tapa dan Bagus Buang dari kesultanan
Banten, Sultan Agung dari Mataram dan Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta memimpin perang
Diponegoro dari tahun 1825-1830 bersama panglima lainnya seperti Basah Marto Negoro, Kyai
Imam Misbah, Kyai Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas Rajab. Konon dalam perang
Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit Diponegoro yang syahid, dari pihak musuh
tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000 orang serdadu bangsa Pribumi.
Dari Jawa Barat misalnya Apan Ba Saamah dan Muhammad Idris (memimpin
perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di daerah Ciomas)
Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusi
(Memimpin perang Padri tahun 1833-1837), Dari kesultanan Aceh misalnya Teuku Syeikh
Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Panglima Ibrahim,
Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan,
Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-lain.
3. Penjajahan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada tanggal 10 januari 1942.
Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang dan Bali.
Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5 Maret 1942.
Untuk sementara penjajah Belanda hengkang dari bumi Indonesia, diganti oleh penjajah
Jepang. Ibarat pepatah Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut buaya, yang ternyata penjajah
Jepang lebih kejam dari penjajah manapun yang pernah menduduki Indonesia. Seluruh kekayaan
alam dikuras habis dibawa ke negerinya. Bangsa Indonesia dikerja paksakan (Romusa) dengan
ancaman siksaan yang mengerikan seperti dicambuk, dicabuti kukunya dengan tang, dimasukkan
kedalam sumur, para wanita diculik dan dijadikan pemuas nafsu sex tentara Jepang (Geisha).
Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan mengklaim dirinya sebagai
saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan 3 A yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung
Asia dan Nippon Pemimpin Asia). Mereka juga paham bahwa bangsa Indonesia kebanyakan
beragama Islam. Karena itu pada tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba menghidupkan kembali
Majlis Islam Ala Indonesia (MIAI) yang telah terbentuk pada pemerintahan Belanda
(September 1937). Tapi upaya Jepang tidak banyak ditanggapi oleh tokoh-tokoh Islam. Banyak
tokoh-tokoh Islam tidak mau kooperatif dengan pemerintah penjajah Jepang bahkan melakukan
gerakan bawah tanah misalnya dibawah pimpinan Sutan Syahrir dan Amir Syarifuddin.
3. Sekutu dan NICA
Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia baru saja diproklamirkan, tanggal 15
september 1945 datang lagi persoalan baru, yaitu datangnya tentara sekutu yang diboncengi
NICA (Nederland Indies Civil Administration). Mereka datang dengan penuh kecongkakan
seolah-olah paling berhak atas tanah Indonesia sebagai bekas jajahannya. Kedatangan mereka
tentu saja mendapat reaksi dari seluruh bangsa Indonesia. Seluruh umat Islam bergerak kembali
dengan kekuatan senjata seadanya melawan tentara sekutu dan NICA yang bersenjatakan
lengkap dan modern. Perlawanan terhadap sekutu dan NICA antara lain: Dengan taktik perang
gerilya, pertempuran arek-arek Surabaya, Bandung lautan Api, pertempuran di Ambarawa dan
lain-lain.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sesungguhnya allah swt menciptakan manusai untuk barpasang- pasangan menjadikan
umat bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di indonesia perlu waktu berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan suwenang-wenang antar sesama manusia.
Daftar Pustaka

http:/www.saufudin.info/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html?m=1
Haludi, Khuslan dan abdirrohim. 2007. Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan
Agama Islam. Solo: Tiga Serangkai.

Anda mungkin juga menyukai