KELOMPOK 6 :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "DAKWAH
BIL HAL MELALUI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS" dengan
tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Sahir selaku
dosen mata kuliah AIK IV yang telah memberikan penulis wawasan dalam
mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
TABLE OF CONTENTS
SAMPUL...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
BAB III............................................................................................................................. 11
1
1
PENUTUP........................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dakwah islam adalah suatu istilah yang dipahami sebagai aktivitas penyampaian
pesan ilahiah kepada umat manusia, karena dalam dakwah islam terjadi sebuah proses
penyampaian ajaran agama, baik yang bersipat larangan maupun bersipat perintah dan
anjuran dari sang pencipta.
Masuknya berbagai ajaran atau pemahaman yang tidak relevan dengan nilai-nilai
agama, yang cennderung membuat agama menjadi tidak berdaya dan yang lebih lagi
ketika agama tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup dalam berbagai bidang. Tentu
saja keadaan seperti ini dapat berpengaruh apabila pemeluk agama gagal untuk
memberikan suatu peradaban alternatif yang benar dan dituntut oleh setiap perubahan
Melihat penomena di atas kita khususnya umat islam dilanda keperhatian yang dapat
merusak moral keimanan sehingga mau tidak mau kita harus mencari solusi yang terbaik
dan dikehendaki oleh islam yaitu melaksanakan dakwah secara efektif dan efisien. Karena
islam adalah agama dakwah yang selalu mendorong umatnya untuk senantiasa aktif
melakukan kegiatan dakwah. Maka maju mundurnya umat islam sangat tergantung dan
berkaitan erat dengan kegiatan dakwah, oleh sebab itu para da’i harus mempunyai
pemahaman yang mendalam bukan hanya menganggap bahwa dakwah dalam bingkai ”
Amar Ma’ruf Nahi Munkar “.
1.2 Rumusan Masalah
3. Menjelaskan bagaimana penerapan dakwah bil hal pada masa kini.
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS2
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi Dakwah bil Hal merupakan gabungan dari kata dua kata yaitu kata
dakwah dan al-Haal. Kata dakwah artinya menyeru, memanggil. Sedangkan kata al-Haal
berarti keadaan. Jika dua kata tadi dihubungkan maka dakwah bil hal mengandung arti
perbuatan nyata”.
Dengan demikian dakwah bil hal adalah: memanggil, menyeru manusia kejalan Alllah
SWT untuk kebahagian dunia akhirat dengan menggunakan keadaan manusia yang
didakwahi atau memanggil ke jalan Allah untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat
dengan perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan manusia.
Dakwah bil al-hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata seperti yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW, terbukti bahwa pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan adalah
pembangunan Masjid Quba, mempersatukan kaum Anshor dan Muhajirin dalam ikatan
ukhuwah islamiyah dan seterusnya.
Menurut E. Hasim dalam kamus, istilah Islam memberikan pengertian bahwa yang
dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata,
karena merupakan tindakan nyata maka dakwah ini lebih mengarah pada tindakan
“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang
yang menyerah diri?”. (An-Fushilat: 33)
Usaha pengembangan masyarakat islam memiliki bidang garapan yang luas. Meliputi
Adapun hadis-hadis yang menjelaskan tentang anjuran dakwah bil hal yaitu sebagai
berikut:
ب وأص ن اح أ ن ية ق ي أ ع ي
“Tidaklah seorang nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku, kecuali dari
umatnya terdapat orang-orang hawariyun (para pembela dan pengikut) yang
melaksanakan sunnahnya serta melaksanakan perintah-perintahnya. Kemudian, datang
generasi setelah mereka; mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan dan
mereka mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan. Oleh karena itu, siapa yang
berjihad terhadap mereka dengan tangannya, maka ia adalah orang mukmin, siapa yang
berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka ia adalah orang mukmin. Dan siapa
yang berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah orang mukmin.
sedangkan di bawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi (H.
R. Muslim)”.
Sejak agama Islam masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke VIII agama Islam telah
mengalami pasang surut. Perkembangan Islam di Nusantara diawali dengan munculnya
kerajaan-kerajaan Islam, seperti: kerajaan Samudera Pasai dan Perlak. Selanjutnya Islam
melebarkan sayapnya ke berbagai penjuru Nusantara.
Selanjutnya Islam mengalami kemunduran pada saat Indonesia dijajah oleh Belanda
dimana aktivitas umat Islam terpasung. Politik Belanda terhadap Islam dilandasi dengan
rasa curiga dan takut sehingga dengan cermat mereka mengawasi segala sesuatu yang
berbau Islam. Kolonialisme tersebut meninggalkan jejak negatif yang panjang dalam
dalam mengurus pemerintahan di masa lalu menjadi faktor dominan yang mendorong
keterbelakangan umat.
Secara realitas menunjukkan bahwa kualitas ummat islam indonesia belum
membanggakan dari berbagai segi kehidupan, permasalahan-permasalahan ummat islam
semakin kompleks baik permasalahan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan
3. Lemahnya etos kerja ummat islam. Etos kerja ini menyangkut penerapan disiplin,
Melihat persoalan ummat islam diatas, maka dakwah islam harus dilakukan
upaya yang serius dan butuh adanya kerja nyata yang mampu menimbulkan perubahan-
perubahan sosial kemasyarakatan dan mampu memberikan solusi bagi permasalahan
umat.
Dalam bidang ekonomi, menurut catatan resmi tahun 1993 jumlah penduduk
yang hidup dibawah garis kemiskinan berjumlah 27 juta jiwa. Dan setelahnya, tahun
2002 terjadi krisis ekonomi yang diikuti dengan berbagai krisis dibidang lain. Ironisnya
ummat islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia merekalah yang terbanyak berada
dibawah garis kemiskinan tersebut. Kelemahan-kelemahan ummat islam di bidang
ekonomi kiranya tak lepas dari kebijakansanaan pemerintah dalam ekonomi yang lebih
berorientasi pada kalangan atas, misalnya: kredit bank bagi pengusaha kecil hanya
diberikan kepada mereka yang beraset 20 juta. Memasuki pecaturan ekonomi pada
dasawarsa 1980-an suasana berubah. Para pengusaha mulai menghadapi kesulitan karena
sistem ekonomi modern yang tidak terpisahkan dari perbankan dan manajemen modern
yang tidak mereka kuasai dengan baik. Selain kemampuan manajemen yang tidak
kompetitif, keraguan ummat islam terhadap status hukum bunga bank dan kuatnya
mental tradisional dikalangan ulama dan ummat islam turut menghambat kemampuan
mereka.
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS 6
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS5
Dalam bidang pendidikan setelah meraih kemerdekaan bangsa indonesia mulai
Lemahnya etos kerja ummat islam hampir melingkupi sebagian besar ummat
islam. Hal ini kemungkinan disebabkan orientasi keakhiratan yang lebih mendominasi
pemikiran ummat islam, sehingga gairah untuk kerja (urusan keduniaan berkurang)
padahal Al Qur’an telah menjelaskan bahwa antara akhirat dan dunia harus seimbang.
bil hal. Kerja dakwah yang telah dilakukan juga sudah cukup beragam, seperti
munculnya: perbankan- perbankan syari’ah, dompet dhu’afa’ dan pundi amal yang
dilakukan oleh stasiun TV dalam rangka mengumpulkan dana untuk kepentingan ummat,
munculnya majalah-majalah bernuansa islam, acara-acara islami di TV dan sebagainya.
Meskipun berbagai persoalan telah ditangani nampaknya persoalan umat yang
begitu banyak masih menuntut kerja ekstra umat Islam. Sekarang kita patut bergembira
karena telah banyak muncul organisasi-organisasi ke-Islaman yang bekerja untuk
dakwah juga pribadi-pribadi yang secara individual melaksanakan dakwah bil hal. Yang
mana dakwah ini telah banyak bekerja misalnya: munculnya perbankkan-perbankkan
Syari’ah, dompet Dhua’fah, dan pundi amal ynag dilakukan oleh stasiun TV dalam
rangka mengumpulkan dana untuk kepentingan umat, munculnya majalah-majalah
bernuansa Islam, dan lain sebagainya.
bentuk kerja sama antar berbagai organisasi keagamaan atau pribadi-pribadi yang
berkecimpung dalam bidang dakwah sehingga akan ada perkembangan kerja antara
masing-masing yang dimaksudkan agar lahan dakwah tergarap secara merata.
Kemajuan IPTEK pada era globalisasi ini pasti akan mewarnai pembangunan yang
membawa fenomena. Batas-batas system nasional disemua Negara hampir hilang dan
orang diseluruh dunia saling mempengaruhi meskipun tidak bertemu muka. Globalisasi
merupakan hasil dari kemajuan IPTEK sebagai kelanjutan dari revolusi industri.,
memang telah banyak memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
manusia. Namun disisi lain manusia semakin tidak tenteram dan tidak ada kedamaian
dalam kehidupannya akibat dari perasaan cemas dari dampak negative yang ditimbulkan
oleh globalisasi. Dimana bencana dan bahaya setiap saat dapat mengancam kehidupan
mereka.
Dari sekian gejala social yang ditimbulkan oleh globalisasi diatas, ada fenomena
umum yang dapat dirasakan atau dilihat dewasa ini apabila dikaitkan dengan dakwah,
maka hal tersebut merupakan tantangan dan juga “pekerjaan rumah” bagi para da’i (juru
dakwah). Artinya para da’i harus tampil dengan jurus-jurus jitu dalam menyampaikan
bahasa agama pada kehidupan masyarakat yang sudah terkontaminasi dengan era
globalisasi itu. Bila para da’i masih tampil dengan gaya lama, sementara kondisi
kekinian tampil dengan problema globalisasi yang serba menantang, maka mau tidak
mau, suka tidak suka pasti gaya lama akan “tergusur”. Akibatnya upaya-upaya untuk
membumikan ajaran islam ditengah-tengah masyarakat, baik masyarakat kota maupun
masyarakat pedesaan pasti mengalamai hambatan.
Bila kita amatai dikawasan industri dan masyarakat perkotaan misalnya, berdomisili
banyak ilmuan dari berbagai disiplin ilmu serta para usahawan yang sukses. Namun
mereka haus ketenangan batin atau kertenangan jiwa. IPTEK yang dimilikinya tidak
mampu memberikan kepuasan batin dan ketenangan jiwa, sehingga mereka berusaha
diyakininya , sehingga agama terasa dan terbukti semakin rasional dan menyentuh. Oleh
karena itu dibutuhkanlah dakwah al bil-hal ini.
“Kita adalah da’i sebelum menjadi apapun”. Dari kalimat tersebut dapat kita simpulkan
bahwa pada dasarnya, kita adalah seorang da’i sebelum kita menjabat suatu profesi apapun.
Perkataan Hassan Al-Banna tersebut dapat menjadi cerminan, bahwa pada hakikatnya,
seorang muslim adalah pendakwah. Ketika seseorang menuntut ilmu dan memiliki
pengetahuan, saat itu pula ia memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan ilmu yang
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS8
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS7
dimilikinya tersebut. Ketika seseorang sadar bahwa ia telah memiliki bekal untuk
mengamalkan sunnah, saat itu pula ia berkewajiban menyeru orang lain kepada Islam.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengaktualisasikan amanah dalam kita menjadi
seorang da’i, salah satunya adalah menjadi seorang murobby.
Murobby merupakan sumber atau penyalur ilmu dari sumber untuk disampaikan dan
dipahamkan kepada mad’u atau sang murobby. Sebab itulah peranan murobby sangat
mempengaruhi keberlangsungan serta output dari kegiatan tarbiyah. Sebagai simpul dakwah
terhadap jama’ah, seorang murobby dituntut memikirkan kegiatan dakwah dengan segenap
perhatiannya. Untuk menjadi seorang murobby idaman, kita hendaknya memperhatikan
beberapa hal, seperti ruhiyah. Ruhiyah adalah dasar keberhasilan dakwah. Jika ruhiyah
terabaikan, sebagus apapun retorika dakwah kita dan pemahaman kita terhadap kondisi
mad’u semuanya akan sia-sia.
Seorang murobby harus memiliki niat yang ikhlas. Ikhlas karena Allah Ta’ala semata,
membuang jauh-jauh tendensi untuk mencari popularitas atau pujian apalagi niatnya adalah
untuk mencari pengikut yang banyak. Niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala bermakna
seorang murobby melakukan tarbiyah untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah
subuhanahu wa ta’ala, memperbaiki hamba-Nya dan mengeluarkan mereka dari kegelapan
kebodohan dan kemaksiatan menuju cahaya ilmu ketaatan. Niat yang ikhlas juga akan
menggiring seorang murobby melahirkan dakwahnya dari dasar kecintaan kepada Allah dan
untuk agama- Nya, serta kecintaan kepada kebaikan untuk semua manusia. Allah Ta’ala
berfirman yang artinya:
neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan?” (QS. Hud: 15-16)
“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah daripada yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Usaha berdakwah di tempat kerja ini janganlah disalahartikan dengan pengertian yang
sempit. Dakwah bukan bermaksud untuk mengajak manusia melupakan tanggungjawab
bekerja dan melaksanakan amal ibadah yang spesifik semata-mata. Bekerja itu sendiri
merupakan satu amal ibadah apa lagi jika ianya diniatkan kerana Allah subhanahu wa ta’ala
dan dilaksanakan dengan penuh amanah, fokus dan ikhlas. Usaha dakwah juga jangan
ditafsirkan sebagai ‘hendak tunjuk alim’ atau ‘hendak tunjuk pandai’. Jika begitu, semua
orang akan takut untuk berdakwah kerana seorang Da’i yang memberikan dakwah tidak mau
dipandang sebagai penyibuk manakala yang menerima dakwah pula berasa tidak selaras dan
menganggap konteks dakwah itu sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat.
Adapun ganjaran usaha dakwah. Firman-Nya dalam surah Ali-Imran ayat 104 :
ر ٱ ع نو روف ب رونو رٱ خ ى نع ة أ م و ت
ن ن ٱ هم وأو ئك
Artinya “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
Sebagai da’i di dalam konteks dunia pekerjaan, seseorang itu perlulah terlebih dahulu
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
muslim harus giat agar berada pada garis depan dalam penguasaan iptek. Sejarah masa
keemasan Islam di Timur Tengah membuktikan bahwa ilmuwan muslim mampu berada
di garis depan dalam penguasaan iptek; Oleh sebab itu tiada kendala bagi ilmuwan
muslim masa kini untuk mengulang kembali sukses masa lalu tersebut.
Konsep pengembangan masyarakat islam dapat diserupakan dengan pengembangan
kalbu.
Kata peranan menurut kajian sosiologis, berarti aspek dinamis dari status, dan status
adalah kedudukan seseorang atau kelompok yang diakui dalam masyarakatnya. Penting
peranan penyuluh agama dalam pengembangan masyarakat secara konseptual, maka
perlu menempatkan mereka dalam konteks atau serba kelembagaan dalam bidang
dakwah, sosial, ekonomi, budaya, politik dan pemerintahan. Mendukung penyuluh
agama sehingga dapat berperan dalam pengembangan masyarakat Islam. Adanya status
penyuluh agama yang jelas sebagai pegawai negeri maupun tenaga honorer, adanya sikap
keterbukaan, kerjasama dan toleransi, mendapat penghasilan, memiliki kompetensi yang
Dalam era teknologi saat ini sudah selayaknya masyarakat Islam menunjukkan
eksistensinya dimata dunia. Perkembangan masyarakat Islam dituntut dalam segala
bidang dan tetap berpegang teguh pada cita-cita dan perjuangan Rasulullah dalam
dakwah Islam. Untuk membuktikan perkembangan masyarakat Islam tersebut bukan saja
dengan jalan dakwah bil-lisan tetapi lebih ditunjukkan dengan dakwah bil-hal.
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS12
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS11
DAFTAR PUSTAKA
http://gembullranran.blogspot.co.id/2014/05/
Di akses pada tanggal 5 Juni pukul 14.00
http://elmuqorrobin.blogspot.co.id/2014/12/dakwah-bil-hal.html
Di akses pada tanggal 5 Juni pukul 14.05
http://inafauzia95.blogspot.co.id/2015/05/dakwah-bil-hal-melalui-pengembangan-dan.html
Di akses pada tanggal 5 Juni pukul 14.10
AIK III - Dakwah Bil Hal melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS13